Anda di halaman 1dari 281

Indonesia Nomor 4725) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang


Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 245);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059) sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
lndonesia Nomor 6757);
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5601) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);;
6. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 Tentang Cipta
Kerja (Lembar Negara Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tamabahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6042);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang
Partisipasi masyarakat dalam Penyelenggaraan
Pemerintahan daerah (Lembaran Negara Republik

-2-
Indonesia Taun 2014 Nomor 225, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6133);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Taun 2021 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6633);
10. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020-2024 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 10);
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penyusunan, Peninjauan Kembali, Revisi dan
Penertiban Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, Kabupaten, Kota, dan Rencana Detail
Tata Ruang (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 329);
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 13 Tahun 2021 tentang
Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
dan Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 330);
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 2021 tentang
Pedoman Penyusunan Basis Data dan Penyajian Peta
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, Kabupaten, dan
Kota, serta Peta Rencana Detail Tata Ruang
Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 326);
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2021 tentang
Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 327);
15. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 9
Tahun 2015 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2015 Nomor 05); dan
16. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 6 Tahun
2021 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Banjarmasin Tahun 2021–2041 (Lembaran Daerah Kota
Banjarmasin Tahun 2021 Nomor 65).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALI KOTA TENTANG RENCANA DETAIL TATA


RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI MANTUIL
DAN SEKITARNYA TAHUN 2022-2042.

-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Wali Kota ini. yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kota Banjarmasin.
2. Kepala Daerah yang selanjutnya disebut Wali Kota adalah Wali Kota
Banjarmasin.
3. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah otonom.
4. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
5. Kecamatan atau yang disebut dengan nama lain adalah bagian wilayah
dari kabupaten/ kota yang dipimpin oleh camat..
6. Kelurahan adalah wilayah dari Kecamatan sebagai perangkat Kecamatan.
7. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut dan ruang
udara, termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan dan
memelihara kelangsungan hidupnya.
8. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.
9. Penataan Ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
10. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan
struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan
rencana tata ruang.
11. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan
pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
12. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah adalah upaya mewujudkan
tertib tata ruang agar sesuai dengan rencana tata ruang, yang
dilaksanakan melalui pengaturan zonasi, mekanisme perizinan,
pemberian insentif dan disinsentif, dan pengenaan sanksi.
13. Rencana Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RTR adalah hasil
perencanaan tata ruang.
14. Rencana Tata Ruang Wilayah yang selanjutnya disingkat RTRW, adalah
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarmasin.
15. Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah
rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kota yang dilengkapi
dengan peraturan zonasi yang merupakan penjabaran dari Rencana Tata
Ruang Wilayah dengan peta skala 1:5.000.
16. Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat WP adalah bagian dari
kabupaten/kota dan/atau kawasan strategis kabupaten/kota yang akan
atau perlu disusun RDTR-nya, sesuai arahan atau yang ditetapkan di
dalam RTRW kabupaten/kota yang bersangkutan.
17. Sub Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat SWP I.Adalah
bagian dari WP yang dibatasi dengan batasan fisik dan terdiri atas
beberapa blok.

-4-
18. Blok adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh
batasan fisik yang nyata (spt jaringan jalan, sungai, selokan, saluran,
irigasi, saluran udara tegangan (ekstra) tinggi, dan pantai) atau yang
belum nyata (rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain
yang sejenis sesuai dengan rencana kota).
19. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional.
20. Pusat Pelayanan Kota/Kawasan Perkotaan adalah pusat pelayanan
ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang melayani seluruh wilayah
kota dan/atau regional.
21. Sub Pusat Pelayanan Kota/Kawasan Perkotaan adalah pusat pelayanan
ekonomi, sosial, dan/atau administrasi yang melayani sub wilayah kota.
22. Pusat Pelayanan Lingkungan adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial,
budaya dan/atau administrasi lingkungan permukiman.
23. Pusat lingkungan kecamatan adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial,
budaya dan/atau administrasi lingkungan permukiman kecamatan.
24. Pusat lingkungan kelurahan adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial,
dan/atau administrasi pada lingkungan permukiman kelurahan/desa.
25. Pusat rukun warga adalah pusat pelayanan ekonomi, sosial, dan/atau
administrasi pada lingkungan permukiman rukun warga.
26. Saluran Udara Tegangan Tinggi yang selanjutnya disingkat SUTT adalah
saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (konduktor) di
udara bertegangan nominal di atas 35 kV (tiga puluh lima kilo volt) sampai
dengan 230 kV (dua ratus tiga puluh kilo volt).
27. Saluran Udara Tegangan Menengah yang selanjutnya disingkat SUTM,
adalah saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang
(konduktor) di udara bertegangan nominal lebih dari 1 kV (satu kilo volt)
sampai dengan 35 kV (tiga puluh lima kilo volt).
28. Saluran Udara Tegangan Rendah yang selanjutnya disingkat SUTR adalah
saluran tenaga listrik yang menggunakan kawat telanjang (konduktor) di
udara bertegangan nominal di atas 100 V (seratus volt) sampai dengan
setinggi-tingginya 1000 V (seribu volt) atau 1500 V (seribu lima ratus volt).
29. Base Transceiver Station yang selanjutnya disingkat BTS adalah sebuah
infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel
antara piranti komunikasi dan jaringan operator.
30. Jaringan Sumber Daya Air adalah jaringan air, mata air, dan daya air yang
terkandung di dalamnya.
31. Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa
jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai
muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan.
32. Air minum adalah air yang melalui pengolahan atau tanpa pengolahan
yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.
33. Jaringan Air Baku adalah jaringan air yang dipergunakan sebagai bahan
pokok untuk diolah menjadi air minum.

-5-
34. Air Limbah yaitu semua jenis air buangan yang mengandung kotoran dari
rumah tangga, binatang atau tumbuh-tumbuhan, termasuk buangan
industri dan kimia.
35. Instalasi Pengolahan Air Limbah yang selanjutnya disingkat IPAL adalah
sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan
kimiawi dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan
pada aktivitas yang lain.
36. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang selanjutnya disingkat IPLT
adalah pengolahan air limbah yang dirancang hanya menerima dan
mengolah lumpur tinja yang berasal dari sistem setempat yang diangkut
melalui sarana pengangkut lumpur tinja.
37. Tempat Pengolahan Sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle)
yang selanjutnya disebut TPS-3R, adalah tempat dilaksanakan kegiatan
pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang skala
Kawasan.
38. Drainase yaitu prasarana yang berfungsi mengalirkan limpasan air
permukaan ke badan air penerima atau ke bangunan resapan batuan.
39. Jaringan drainase primer adalah jaringan sungai dan saluran yang
berfungsi sebagai sistem primer untuk menampung dan mengalirkan air
lebih dari saluran drainase sekunder dan menyalurkan ke badan air
penerima.
40. Jaringan drainase sekunder adalah jaringan untuk menampung air dari
saluran drainase tersier dan membuang air tersebut ke jaringan drainase
primer.
41. Jaringan drainase tersier adalah jaringan yang terletak di jalan lingkungan
primer, jalan lingkungan sekunder dan saluran pembagi atau gorong-
gorong antar blok kavling dan pertemuan antar jalan untuk menerima air
dari saluran penangkap dan menyalurkannya ke jaringan drainase
sekunder.
42. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi adanya risiko
bencana.
43. Evakuasi adalah suatu tindakan memindahkan manusia secara langsung
dan cepat dari satu lokasi ke lokasi yang aman agar menjauh dari
ancaman atau kejadian yang dianggap berbahaya atau berpotensi
mengancam nyawa manusia atau mahluk hidup lainnya.
44. Tempat evakuasi bencana adalah area yang disediakan untuk
menampung masyarakat yang terkena bencana dalam kondisi darurat,
sesuai dengan kebutuhan antisipasi bencana karena memiliki kelenturan
dan kemudahan modifikasi sesuai kondisi dan bentuk lahan di setiap
lokasi.
45. Pola Ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang
untuk fungsi budi daya.
46. Zona adalah kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik
spesifik.
47. Subzona adalah suatu bagian dari zona yang memiliki fungsi dan
karakteristik tertentu yang merupakan pendetailan dari fungsi dan
karakteristik pada zona yang bersangkutan.

-6-
48. Zona Lindung adalah zona yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya
alam dan sumber daya buatan.
49. Zona Budi Daya adalah zona yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber
daya manusia, dan sumber daya buatan.
50. Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
51. Zona badan air dengan kode BA adalah kumpulan air yang besarnya,
antara lain, bergantung pada relief permukaan bumi, kesarangan batuan
pembendungnya, curah hujan, suhu dan sebagainya, misalnya sungai,
rawa, danau, laut dan samudra.
52. Zona perlindungan setempat dengan kode PS adalah kawasan yang
diperuntukkan bagi kegiatan pemanfaatan lahan yang dapat menjaga
kelestarian jumlah, kualitas dan penyediaan tata air dan kelancaran serta
ketertiban pengaturan dan pemanfaatan air dari sumber-sumber air.
53. Zona ruang terbuka hijau yang selanjutnya disingkat RTH adalah area
memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam.
54. Rimba Kota dengan kode RTH-1 adalah suatu hamparan lahan yang
bertumbuhan pohon-pohon yang ompak dan rapat di dalam wilayah
perkotaan baik pada tanah Negara maupun tanah hak, yang ditetapkan
sebagai Rimba Kota oleh pejabat yang berwenang.
55. Taman Kota dengan kode RTH-2 adalah lahan terbuka yang berfungsi
sosial dan estetik sebagai sarana kegiatan rekreatif, edukasi atau kegiatan
lain yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota atau bagian
wilayah kota.
56. Taman Kelurahan dengan kode RTH-4 adalah taman yang ditujukan
untuk melayani penduduk satu kelurahan.
57. Taman RT dengan kode RTH-6 adalah taman yang ditujukan untuk
melayani penduduk dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk
melayani kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut.
58. Pemakaman dengan kode RTH-7 adalah penyediaan ruang terbuka hijau
yang berfungsi utama sebagai tempat penguburan jenazah. Selain itu juga
dapat berfungsi sebagai daerah resapan air, tempat pertumbuhan
berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro serta tempat hidup burung
serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti beristirahat dan sebagai
sumber pendapatan.
59. Cagar budaya adalah peruntukan ruang dengan batas-batas keruangan
dari warisan budaya yang bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya,
bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan
kawasan cagar budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan
keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu
pengetahuan, pendidikan, agama dan/atau kebudayaan melalui proses
penetapan atau pemberian status dan register sesuai kebutuhan untuk

-7-
kepentingan perlindungan dalam upaya pelestariannya dalam pengertian
yang luas.
60. Zona badan jalan dengan kode BJ adalah bagian jalan yang berada di
antara kisi-kisi jalan dan merupakan lajur utama.
61. Zona pertanian dengan kode P adalah peruntukan ruang yang
dikembangkan untuk menampung kegiatan yang berhubungan dengan
pengusahaan mengusahakan tanaman tertentu, pemberian makanan,
pengkandangan, dan pemeliharaan hewan untuk pribadi atau tujuan
komersial.
62. Tanaman Pangan dengan kode P-1 adalah peruntukan ruang lahan basah
beririgasi, rawa pasang surut dan lebak dan lahan basah tidak beririgasi
serta lahan kering potensial untuk pemanfaatan dan pengembangan
tanaman pangan.
63. Zona perikanan dengan kode IK adalah peruntukan ruang yang terbagi
menjadi perikanan tangkap dan perikanan budi daya.
64. Perikanan tangkap dengan kode IK-1 adalah Peruntukan ruang perikanan
yang berbasis pada kegiatan penangkapan ikan dan/atau kegiatan
pengangkutan ikan.
65. Zona pertambangan dengan kode T adalah peruntukan ruang yang terbagi
menjadi bagian-bagian wilayah pertambangan yang telah memiliki
ketersediaan data, potensi, dan/atau informasi geologi terdapat komoditas
seperti pertambangan mineral radioaktif, pertambangan mineral logam,
pertambangan mineral bukan logam, peruntukan pertambangan batuan,
pertambangan batubara, pertambangan minyak dan gas bumi, atau panas
bumi.
66. Zona pariwisata dengan kode W adalah peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk
mengembangkan kegiatan pariwisata baik alam, buatan, maupun budaya.
67. Zona pembangkitan tenaga listrik dengan kode PTL adalah peruntukan
ruang yang mendukung kegiatan memproduksi tenaga listrik.
68. Zona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI adalah bentangan
lahan yang diperuntukkan bagi kegiatan industri berdasarkan rencana
tata ruang wilayah yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
69. Zona perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari
pemukiman, baik perkotaan maupun pedesaan, yang dilengkapi dengan
prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan
rumah yang layak huni.
70. Zona sarana pelayanan umum dengan kode SPU adalah peruntukan
ruang yang dikembangkan untuk menampung fungsi kegiatan yang
berupa pendidikan, kesehatan, peribadatan, sosial budaya, olahraga dan
rekreasi, dan pelayanan umum lainnya dengan fasilitasnya dengan skala
pelayanan kota, kecamatan, hingga kelurahan.
71. Zona campuran dengan kode C adalah peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan budi daya yang dikembangkan untuk
menampung beberapa peruntukan fungsi dan/atau bersifat terpadu,
seperti perumahan dan perdagangan/jasa; perumahan dan perkantoran;
perkantoran dan perdagangan/jasa.

-8-
72. Zona perdagangan dan jasa dengan kode K adalah peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan budi daya difungsikan untuk
pengembangan kegiatan usaha yang bersifat komersial, tempat bekerja,
tempat berusaha, tempat hiburan dan rekreasi, dan fasilitas umum/sosial
pendukungnya.
73. Zona perkantoran dengan kode KT adalah peruntukan ruang yang
merupakan bagian dari kawasan budi daya yang difungsikan untuk
pengembangan kegiatan pelayanan pemerintahan, pelayanan publik dan
perkantoran swasta sebagai tempat bekerja, tempat berusaha, dan
dilengkapi dengan fasilitas umum dan sosial pendukungnya.
74. Zona instalasi pengolahan air minum yang selanjutnya disebut IPAM
dengan kode PL-3 adalah peruntukan ruang yang memiliki fasilitas/unit
yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan atau biologi
tertentu sehingga menghasilkan air minum yang memenuhi baku mutu
yang berlaku.
75. Zona pengelolaan persampahan dengan kode PP adalah peruntukan ruang
di daratan dengan batasbatas tertentu yang digunakan sebagai tempat
untuk mengumpulkan dan mengelola persampahan.
76. Zona transportasi dengan kode TR adalah peruntukan ruang yang
dikembangkan untuk kegiatan dan kepentingan transportasi dan
perhubungan darat, laut, dan udara pada skala pelayanan nasional dan
provinsi dan jasa pelayanan transportasi yang mendukung.
77. Zona pertahanan dan keamanan dengan kode HK adalah peruntukan
tanah yang merupakan bagian dari kawasan budi daya yang
dikembangkan untuk menjamin kegiatan dan pengembangan bidang
pertahanan dan keamanan seperti kantor, instalasi pertahanan dan
keamanan, termasuk tempat Latihan baik pada tingkat nasional, Kodam,
Korem, Kodim, Koramil, Lantamal, Lanal, Lanud, Pangkalan
Militer/Kesatrian, Daerah Militer, dan sebagainya.
78. Wilayah Kerja dan Pengoperasian Pelabuhan Perikanan yang selanjutnya
disingkat WKOP adalah Wilayah Kerja dan Pengoperasian Pelabuhan
Perikanan.
79. Wilayah Kerja Daratan yang selanjutnya disebut WKD adalah Wilayah
Kerja Daratan.
80. Wilayah Kerja Perairan yang selanjutnya disebut WKP adalah Wilayah
Kerja Perairan.
81. Wilayah Pengoperasian Perairan yang selanjutnya disebut WOD adalah
Wilayah Pengoperasian Perairan.
82. Wilayah Pengoperasian Perairan yang selanjutnya disebut WOP adalah
Wilayah Pengoperasian Perairan.
83. Kawasan Rawan Bencana atau di singkat KRB adalah kawasan lindung
atau kawasan budi daya yang meliputi zona-zona yang berpotensi
mengalami bencana.
84. Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas
umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan
perkotaan atau Kawasan perdesaan.

-9-
85. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian yang
memenuhi standar tertentu untuk kebutuhan bertempat tinggal yang
layak, sehat, aman, dan nyaman.
86. Peraturan Zonasi yang selanjutnya disingkat PZ adalah ketentuan yang
mengatur tentang persyaratan pemanfaatan ruang dan ketentuan
pengendaliannya dan disusun untuk setiap blok/zona peruntukan yang
penetapan zonanya dalam rencana detail tata ruang.
87. Koefisien Dasar Bangunan yang selanjutnya disingkat KDB adalah
koefisien perbandingan antara luas lantai dasar bangunan gedung dan
luas persil atau kaveling atau blok peruntukan.
88. Koefisien Lantai Bangunan yang selanjutnya disingkat KLB adalah
koefisien perbandingan antara luas keseluruhan lantai bangunan gedung
dan luas persil atau kaveling atau blok peruntukan.
89. Koefisien Dasar Hijau yang selanjutnya disingkat KDH adalah angka
persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar
bangunan gedung yang diperuntukan bagi pertamanan atau penghijauan
dan luas tanah perpetakan atau daerah perencanaan yang dikuasai sesuai
dengan rencana tata bangunan dan lingkungan.
90. Koefisien Tapak Basement yang selanjutnya disingkat KTB adalah angka
persentase antara luas lantai basement atau ruang bawah tanah dengan
luas lahan.
91. Koefisien Wilayah Terbangun yang selanjutnya disingkat KWT adalah
perbangdingan antara luas wilayah terbangun dengan luas seluruh
wilayah.
92. Garis Sempadan Bangunan yang selanjutnya disingkat GSB adalah
sempadan yang membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan,
dihitung dari batas terluar saluran air kotor sampai batas terluar muka
bangunan, berfungsi sebagai pembatas ruang atau jarak bebas minimum
dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang dikuasai,
batas tepi sungai atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau
rencana saluran, jaringan tegangan listrik, jaringan pipa gas dan
sebagainya.
93. Tinggi Bangunan yang selanjutnya disingkat TB adalah jarak tegak lurus
yang diukur dari rata-rata permukaan tanah asal di mana bangunan
didirikan sampai kepada garis pertemuan antara tembok luar atau tiang
struktur bangunan dengan atap.
94. Jarak Bebas Bangunan Samping yang selanjutnya disingkat JBBS adalah
jarak minimum yang membatasi antara struktur bangunan terluar dengan
tembok penyengker/pagar samping pada persil yang dikuasai.
95. Jarak Bebas Bangunan Belakang yang selanjutnya disingkat JBBB adalah
jarak minimum yang membatasi antara struktur bangunan terluar dengan
tembok penyengker/pagar belakang pada persil yang dikuasai.
96. Garis Sempadan Jalan yang selanjutnya disingkat GSJ adalah garis
rencana jalan yang ditetapkan dalam rencana kota.
97. Garis Sempadan Sungai yang selanjutnya disingkat GSS adalah garis
maya di kiri dan kanan palung sungai yang ditetapkan sebagai batas
perlindungan sungai.

-10-
98. Teknik Pengaturan Zonasi adalah berbagai varian dari zoning
konvensional yang dikembangkan untuk memberikan keluwesan
penerapan aturan Zonasi.
99. Setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi, baik berbadan
hukum maupun tidak berbadan hukum.
100. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang termasuk
masyarakat hukum adat, korporasi, dan/atau pemangku kepentingan
nonpemerintah lain dalam penyelenggaran penataan ruang.
101. Pemangku Kepentingan adalah orang atau pihak yang memiliki
kepentingan dalam penyelanggraan penataan ruang yang meliputi
pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah
kabupaten/kota, dan masyarakat.
102. Kelembagaan adalah suatu badan koordinasi penataan ruang yang dapat
memfasilitasi dan memediasi kepentingan pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang secara terpadu
dengan tetap memperhatikan kaidah dan kriteria penataan ruang secara
konsisten dan berkesinambungan.
103. Forum penataan ruang adalah wadah ditingkat pusat dan daerah yang
bertugas untuk membantu Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dengan memberikan pertimbangan dalam penyelenggaraan penataan
ruang.
104. Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang yang selanjutnya disingkat
KKPR adalah kesesuaian antara rencana kegiatan Pemanfaatan Ruang
dengan RTR.

Pasal 2
(1) Maksud penataan wilayah perencanaan Peraturan Wali Kota ini sebagai
pedoman dalam perencanaan detail tata ruang Kawasan Pengembangan
Ekonomi Mantuil dan Sekitarnya Tahun 2022-2042.
(2) Tujuan penataan wilayah perencanaan Kawasan Pengembangan
Ekonomi Mantuil dan Sekitarnya yaitu mewujudkan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Mantuil dan Sekitarnya sebagai Pusat
Pertumbuhan Ekonomi Nasional berbasis kawasan industri yang didukung
oleh pelabuhan utama, industri pengolahan kayu dan perkapalan,
pergudangan serta penyediaan energi dengan menjaga daya dukung
lingkungan sebagai area pasang surut, terintegratif, komprehensif dan
berkelanjutan.

Pasal 3
Ruang lingkup pengaturan Peraturan Wali Kota ini meliputi:
a. tujuan penataan wilayah perencanaan;
b. rencana struktur ruang;
c. rencana pola ruang;
d. ketentuan pemanfaatan ruang; dan
e. peraturan zonasi.

-11-
BAB II
WILAYAH PERENCANAAN

Pasal 4
(1) Kota Banjarmasin dikembangkan menjadi 2 (dua) Wilayah
Perencanaan.
(2) Wilayah Perencanaan di Kota Banjarmasin sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), terdiri dari:
a. Kawasan Pengembangan Ekonomi Mantuil dan Sekitarnya sebagai
Wilayah Perencanaan (WP) I Kota Banjarmasin; dan
b. Kawasan Perkotaan Metropolitan Banjarmasin sebagai Wilayah
Perencanaan (WP) II Kota Banjarmasin.
(3) Lingkup wilayah perencanaan Kawasan Pengembangan Ekonomi
Mantuil dan Sekitarnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
berdasarkan aspek administrasi dan fungsional dengan luas 2.549,47
(dua ribu empat ratus empat puluh sembilan koma empat tujuh)
hektar, beserta ruang udara di atasnya, ruang perairan dan ruang di
dalam bumi menurut peraturan perundang-undangan.
(4) Batas-batas Kawasan Pengembangan Ekonomi Mantuil dan Sekitarnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), secara administratif terdiri atas:
a. sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Banjarmasin Utara
Kota Banjarmasin;
b. sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banjar;
c. sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Banjarmasin Barat
dan Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin; dan
d. sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Barito Kuala.
(5) Kawasan Pengembangan Ekonomi Mantuil dan Sekitarnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), secara administratif terdiri atas:
a. Kecamatan Banjarmasin Barat meliputi sebagian sebagian
Kelurahan Kuin Cerucuk, sebagian Kelurahan Pelambuan,
sebagian Kelurahan Telaga Biru dan sebagian Kelurahan Basirih;
dan
b. Kecamatan Banjarmasin Selatan meliputi Kelurahan Mantuil,
sebagian Kelurahan Basirih Selatan dan sebagian Kelurahan
Kelayan Timur.
(6) Kawasan Pengembangan Ekonomi Mantuil dan Sekitarnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dibagi menjadi 2 (dua) Sub
Wilayah Perencanaan yang selanjutnya disingkat SWP dan 9 (sembilan)
blok sebagai berkikut:
a. SWP I.A mencakup Kecamatan Banjarmasin Selatan direncanakan
dengan luas 2.005,55 (dua ribu lima koma lima lima) hektar, meliputi:
1. Blok I.A.1 direncanakan dengan luas 588,59 (lima ratus delapan
puluh delapan koma lima sembilan) hektar;
2. Blok I.A.2 direncanakan dengan luas 214,62 (dua ratus empat
belas koma enam dua) hektar;
3. Blok I.A.3 direncanakan dengan luas 92,31 (sembilan puluh dua
koma tiga satu) hektar;
4. Blok I.A.4 direncanakan dengan luas 290,11 (dua ratus sembilan

-12-
puluh koma satu satu) hektar;
5. Blok I.A.5 direncanakan dengan luas 257,08 (dua ratus lima puluh
tujuh koma nol delapan) hektar; dan
6. Blok I.A.6 direncanakan dengan luas 562,83 (lima ratus enam
puluh dua koma delapan tiga) hektar.
b. SWP I.B mencakup Kecamatan Banjarmasin Barat direncanakan
dengan luas 543,93 (lima ratus empat puluh tiga koma sembilan tiga)
hektar, meliputi:
1. Blok I.B.1 direncanakan dengan luas 166,59 (seratus enam puluh
enam koma lima sembilan) hektar;
2. Blok I.B.2 direncanakan dengan luas 190,38 (seratus sembilan
puluh koma tiga delapan) hektar; dan
3. Blok I.B.3 direncanakan dengan luas 186,96 (seratus delapan
puluh enam koma sembilan enam) hektar.
(7) Lingkup wilayah perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota
ini.
(8) Pembagian SWP dan Blok sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota
ini.

BAB III
RENCANA STRUKTUR RUANG

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 5
(1) Rencana struktur ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf
b, terdiri atas rencana pengembangan berupa:
a. rencana pengembangan pusat pelayanan;
b. rencana jaringan transportasi; dan
c. rencana jaringan prasarana.
(2) Rencana struktur ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran III,
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota
ini.

Bagian Kedua
Rencana Pengembangan Pusat Pelayanan

Pasal 6
(1) Rencana pengembangan pusat pelayanan sebagaimana dimaksud

-13-
dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan; dan
b. pusat pelayanan lingkungan.
(2) Sub pusat pelayanan kota/kawasan perkotaan, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah SPPK P.M. Noor terdapat di
SWP I.B pada Blok I.B.2 dengan cakupan Kecamatan Banjarmasin
Barat.
(3) Pusat pelayanan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, meliputi:
a. pusat lingkungan kecamatan;
b. pusat lingkungan kelurahan/desa; dan
c. pusat rukun warga.
(4) Pusat lingkungan kecamatan, sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a, meliputi:
a. PL Mantuil terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.1 dengan cakupan
Kelurahan Mantuil; dan
b. PL Cempaka Raya terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.3 dengan
cakupan Kelurahan Telaga Biru dan Kelurahan Basirih.
(5) Pusat lingkungan kelurahan/desa, sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b, meliputi:
a. PL Tatah Bangkal terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.6 dengan
cakupan Kelurahan Kelayan Timur dan Kelurahan Basirih Selatan;
dan
b. PL Basirih terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.3 dengan cakupan
Kelurahan Basirih.
(6) Pusat rukun warga, sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c,
meliputi:
a. PL Kuin Kacil terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.1 dengan cakupan
sebagian Kelurahan Mantuil;
b. PL Wengga Jaya terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.4 dengan
cakupan sebagian Kelurahan Mantuil; dan
c. PL Keramat Basirih terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.3 dengan
cakupan sebagian Kelurahan Basirih.
(7) Rencana pengembangan pusat pelayanan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan
ketelitian detail informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IV, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Wali Kota ini.

Bagian Ketiga
Rencana Jaringan Transportasi

Paragraf 1
Umum

Pasal 7
(1) Rencana jaringan transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (1) huruf b, meliputi:

-14-
a. jaringan jalan;
b. jembatan;
c. terminal;
d. halte;
e. jaringan kereta api;
f. pelabuhan; dan
g. alur pelayaran dan lintas penyeberangan.
(2) Rencana jaringan transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran V,
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.

Paragraf 2
Jaringan Jalan

Pasal 8
(1) Jaringan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a,
terdiri atas:
a. jalan arteri primer;
b. jalan kolektor primer;
c. jalan kolektor sekunder;
d. jalan lokal sekunder;
e. jalan lingkungan primer;
f. jalan lingkungan sekunder;
g. jalan khusus;
h. jalan masuk dan keluar terminal barang dan penumpang;
i. jalan menuju moda transportasi umum; dan
j. jalan masuk dan keluar parkir.
(2) Jalan arteri primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
dengan status jalan nasional, terdiri atas:
a. ruas Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang;
b. ruas Jalan Yos Sudarso dari km 0,71 (nol koma tujuh puluh satu)
sampai dengan km 0,79 (nol koma tujuh puluh sembilan); dan
c. ruas Jalan Duyung Raya.
(3) Jalan kolektor primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
terdiri atas:
a. jalan kolektor primer dengan status kewenangan jalan provinsi,
meliputi:
1. ruas Jalan Yos Sudarso dari km 0,79 (nol koma tujuh puluh
sembilan) sampai dengan km 0,90 (nol koma sembilan);
2. ruas Jalan P.M. Noor atau Pasir Mas;
3. ruas Jalan Lingkar Dalam Selatan;
4. ruas Jalan Belitung; dan
5. rencana Jalan Pelabuhan Metropolitan Banjarmasin yang
menghubungkan Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Trisakti-Liang Anggang menuju Terminal Metropolitan

-15-
Banjarmasin di Mantuil yang berfungsi sebagai jalan akses
kawasan industri terpadu Mantuil, akses kawasan Terminal
Metropolitan Banjarmasin, dan kawasan pertahanan keamanan
pangkalan LANAL Tipe B TNI-AL.
b. jalan kolektor primer dengan status kewenangan jalan kota
meliputi :
1. ruas Jalan Pelabuhan Rakyat/Jalan Teluk Mendung sebagai
jalan akses Pelabuhan Banjarmasin Terminal Basirih; dan
2. ruas rencana jalan yang menghubungkan Jalan Pelabuhan
Rakyat/Jalan Teluk Mendung ke jalan akses Terminal
Metropolitan Banjarmasin yang berfungsi sebagai akses
kawasan pelabuhan terminal Basirih ke Terminal Metropolitan
Banjarmasin di Mantuil.
(4) Jalan kolektor sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
dengan status jalan kota, terdiri atas:
a. ruas Jalan Mantuil;
b. ruas Jalan Tatah Bangkal; dan
c. ruas rencana jalan lingkar Kawasan Industri di Mantuil.
(5) Jalan lokal sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
dengan status jalan kota, terdiri atas:
a. ruas Jalan Kuin Selatan;
b. ruas Jalan Barito Hulu;
c. ruas Jalan Intan Sari Komp;
d. ruas Jalan Purna Sakti Jalur 9 Komp;
e. ruas Jalan Tembus Kuin Kecil;
f. ruas Jalan Rajawali;
g. ruas Jalan Cempaka Raya;
h. ruas Jalan Banyiur Luar;
i. ruas Jalan Keramat Basirih;
j. ruas Jalan Basirih Dalam;
k. rencana Jalan Basirih Dalam menuju Jalan Tatah Bangkal TPA
Basirih/ Jalan Basirih Dalam menuju Jalan Tatah Bangkal TPA
Basirih/ Jalan Handil Palung;
l. ruas Jalan Tatah Bangkal TPA Basirih/ ruas Jalan Basirih Dalam
menuju Jalan Tatah Bangkal TPA Basirih/ Jalan Handil Palung;
m. ruas Jalan Karya Bakti;
n. ruas Rencana Jalan Tembus Simpang Jelai atau Jalan Akses/
Tembus dari Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-
Liang Anggang menuju Mantuil ke Jalan Simpang Jelai;
o. ruas Rencana Jalan Tembus Kuin Kecil ke Simpang Jelai;dan
p. ruas Rencana Jalan Tembus Basirih Dalam;
q. ruas jalan akses jembatan basirih utara 1;
r. ruas jalan akses jembatan basirih utara 2;
s. ruas jalan akses jembatan basirih selatan 1;dan
t. ruas jalan akses jembatan basirih selatan 2.
(6) Jalan lingkungan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
e, dengan status jalan lingkungan meliputi jalan-jalan antar persil,
terdiri atas:

-16-
a. ruas Jalan Komplek Suaka Permata Indah;
b. ruas Jalan Komplek Aldi Citra Persada I;
c. ruas Jalan Komplek Aldi Citra Persada II;
d. ruas Jalan Komplek Wengga Jaya/ Jalan Mangga Besar;
e. ruas Jalan Komplek Mantuil Raya/ Jalan Ketapang;
f. ruas Jalan Komplek Berkat Rahmat;
g. ruas Jalan Mansurin/ Komplek Warga Indah 7;
h. ruas Jalan Wisma Barito; dan
i. ruas Jalan Akses Jembatan Pulau Bromo;
j. ruas Jalan Tepian Barito 1;
k. ruas Jalan Tepian Barito 2; dan
l. ruas Jalan Kuin Cerucuk.
(7) Jalan lingkungan sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf f, dengan status jalan lingkungan antar persil terdapat di SWP
I.A dan SWP I.B.
(8) Jalan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, terdapat
di:
a. ruas Jalan khusus pada kawasan peruntukan industri;
b. ruas Jalan khusus pada subzona pergudangan;
c. ruas Jalan khusus pada subzona pertambangan minyak dan gas
bumi di Depo Bahan Bakar Minyak dan Gas;
d. ruas Jalan khusus pada subzona Transportasi
e. ruas Jalan khusus pada subzona pengelolaan persampahan di TPA
Basirih; dan
f. ruas Jalan khusus pada subzona Perdagangan dan Jasa di
sepanjang Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-
Liang Anggang.
(9) Jalan masuk dan keluar terminal barang dan penumpang,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h, terdapat di Pelabuhan
Banjarmasin meliputi Terminal Trisakti, Terminal Martapura Baru,
dan Terminal Basirih.
(10) Jalan menuju moda transportasi umum, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf i, terdapat di Pelabuhan Sungai dan Danau Pengumpan
Mantuil dan Pelabuhan Sungai dan Danau Pengumpan Banjar Raya.
(11) Jalan masuk dan keluar parkir, sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf j, terdapat di subzona pergudangan.
(12) Perubahan sistem, fungsi dan kelas jalan umum berpedoman sesuai
peraturan perundang-undangan.
(13) Panjang jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(14) Jaringan jalan selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikembangkan lebih lanjut sesuai kebutuhan dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 3
Jembatan

-17-
Pasal 9
(1) Jembatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b,
terdiri atas:
a. pembangunan jembatan baru; dan
b. peningkatan dan pengembangan jembatan eksisting.
(2) Pembangunan jembatan baru sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
a. rencana pembangunan jembatan baru yang berkaitan dengan
rencana jalan baru di SWP I.A pada Blok I.A.1. Blok I.A.4, Blok
I.A.5, dan Blok I.A.6, meliputi:
1. jembatan baru pada rencana Jalan Akses Mantuil-Jalan Gubernur
Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang (Jalan
Pelabuhan Metropolitan), yaitu Jalan Pelabuhan Metropolitan
Banjarmasin yang menghubungkan Jalan Gubernur
Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang menuju
Terminal Metropolitan Banjarmasin di Mantuil yang berfungsi
sebagai jalan akses kawasan industri terpadu Mantuil, akses
kawasan Terminal Metropolitan Banjarmasin, dan kawasan
pertahanan keamanan pangkalan LANAL Tipe B TNI-AL;
2. jembatan baru pada rencana Jalan yang menghubungkan Jalan
Pelabuhan Rakyat/Jalan Teluk Mendung ke jalan akses
Terminal Metropolitan Banjarmasin yang berfungsi sebagai
akses kawasan pelabuhan terminal Basirih ke Terminal
Metropolitan Banjarmasin di Mantuil;
3. jembatan baru pada rencana Jalan Lingkar Kawasan Industri di
Mantuil;
4. jembatan baru pada Rencana Jalan Tembus Simpang Jelai atau
Jalan Akses/ Tembus dari Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan
Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang menuju Mantuil ke Jalan
Simpang Jelai;
5. jembatan baru pada Rencana Jalan Tembus Kuin Kacil ke
Simpang Jelai;
6. jembatan baru pada Rencana Jalan Tembus Basirih Dalam; dan
7. jembatan baru pada Rencana Jalan Basirih Dalam menuju Jalan
Tatah Bangkal TPA Basirih/ Jalan Handil Palung.
b. rencana jembatan barito 2 di Sungai Barito yang menghubungkan
Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Barito Kuala di SWP I.B pada
Blok I.B.2.
(3) Peningkatan dan pengembangan jembatan eksisting sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b dalam rangka penggantian konstruksi
jembatan yang mengalami kerusakan, penggantian konstruksi jembatan
kayu menjadi jembatan beton, dan juga dimaksudkan agar pada bagian
bawah jembatan dapat dilalui transportasi sungai; serta pemeliharaan
rutin dan berkala pada jembatan-jembatan yang memiliki fungsi strategis
didalam sistem transportasi darat, terdiri atas:
a. peningkatan dan pengembangan jembatan eksisting di SWP I.A pada
Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok
I.A.6; dan

-18-
b. peningkatan dan pengembangan jembatan eksisting di SWP I.B pada
Blok I.B.1, Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
(4) Jembatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan
lebih lanjut sesuai kebutuhan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan.

Paragraf 4
Terminal

Pasal 10
(1) Terminal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf c, terdiri
atas:
a. terminal barang; dan
b. terminal penumpang tipe C.
(2) Terminal barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri
atas:
a. terminal barang di Terminal Trisakti Pelabuhan Banjarmasin
Kelurahan Telaga Biru Kecamatan Banjarmasin Barat terdapat di
SWP I.B pada Blok I.B.1;
b. terminal barang di sekitar Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan
Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang terdapat di SWP I.A pada Blok
I.A.6; dan
c. terminal barang di rencana Terminal Metropolitan Pelabuhan
Banjarmasin dan/atau di Kawasan Industri Terpadu Mantuil
terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.1.
(3) Terminal penumpang tipe C sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, adalah terminal integrasi Trisakti terdapat di SWP I.B pada
Blok I.B.1 di Kelurahan Telaga Biru Kecamatan Banjarmasin Barat.
(4) Terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan
lebih lanjut sesuai kebutuhan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan.

Paragraf 5
Halte

Pasal 11
(1) Halte sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf d, terdiri
atas :
a. Halte untuk melayani transportasi sungai yang selanjutnya disebut
sebagai shelter air di Sungai Barito, Sungai Martapura, Sungai
Antasan Bondan, Sungai Saka Mangkuk, Sungai Simpang Jelai,
Sungai Handil Bujur, Sungai Kuin Kacil, Sungai Tatah Bangkal,
Sungai Pelambuan, Sungai Kuin, Sungai Duyung Belitung, Sungai
Parigi, dan sungai lainnya sesuai rencana pengembangan
transportasi sungai Kota Banjarmasin, terdapat di:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
b. Halte untuk melayani transportasi darat, terdapat di:

-19-
1. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
(2) Halte sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan lebih
lanjut sesuai kebutuhan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan.

Paragraf 6
Jaringan Kereta Api

Pasal 12
(1) Jaringan kereta api sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
huruf e, terdiri atas:
a. jaringan jalur kereta api antarkota; dan
b. stasiun kereta api.
(2) Jaringan jalur kereta api antarkota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, merupakan bagian dari rencana pengembangan jaringan
kereta api jalur Kota Banjarmasin–Kabupaten Banjar, terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B pada Blok I.B.1 dan Blok I.B.3.
(3) Stasiun kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
adalah Stasiun Trisakti, terdiri atas:
a. stasiun penumpang sedang; dan
b. stasiun barang.
(4) Stasiun penumpang sedang sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
huruf a, terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.1 di Kecamatan
Banjarmasin Barat.
(5) Stasiun barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, terdapat
di SWP I.B pada Blok I.B.1 di Kecamatan Banjarmasin Barat.
(6) Jaringan kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dikembangkan lebih lanjut sesuai kebutuhan dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan.

Paragraf 7
Pelabuhan

Pasal 13
(1) Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf f,
terdiri atas:
a. pelabuhan utama;
b. terminal umum;
c. terminal khusus;
d. pelabuhan sungai dan danau; dan
e. pelabuhan perikanan.
(2) Pelabuhan utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
adalah Pelabuhan Banjarmasin meliputi 4 (empat) terminal umum.
(3) Terminal umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan ayat
(2), merupakan bagian dari Pelabuhan Utama Banjarmasin, terdiri
atas:

-20-
a. terminal Trisakti di Kelurahan Telaga Biru dan Kelurahan Basirih
Kecamatan Banjarmasin Barat terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.1;
b. terminal Martapura Baru di Kelurahan Basirih Kecamatan
Banjarmasin Barat terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.1;
c. terminal Basirih di Kelurahan Mantuil Kecamatan Banjarmasin
Selatan terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.3; dan
d. rencana pembangunan baru Terminal Metropolitan Banjarmasin di
Kelurahan Mantuil Kecamatan Banjarmasin Selatan terdapat di
SWP I.A pada Blok I.A.1.
(4) Terminal khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, yaitu
Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banjarmasin terdapat di SWP I.A
pada Blok I.A.1.
(5) Pelabuhan sungai dan danau sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, terdiri atas:
a. pelabuhan sungai dan danau pengumpan Mantuil terdapat di SWP
I.A pada Blok I.A.1 di Kelurahan Mantuil Kecamatan Banjarmasin
Selatan; dan
b. pelabuhan sungai dan danau pengumpan Banjar Raya terdapat di
SWP I.B pada Blok I.B.2 di Kelurahan Pelambuan Kecamatan
Banjarmasin Barat.
(6) Pelabuhan perikanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
adalah Pangkalan Pendaratan Ikan Banjarmasin terdapat di SWP I.B
pada Blok I.B.2 di Kelurahan Pelambuan Kecamatan Banjarmasin
Barat.
(7) Pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan
lebih lanjut sesuai kebutuhan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan.

Paragraf 8
Alur Pelayaran dan Lintas Penyeberangan

Pasal 14
(1) Alur pelayaran dan lintas penyeberangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (1) huruf g, terdiri atas:
a. alur-pelayaran kelas I;
b. lintas penyeberangan antarprovinsi; dan
c. lintas penyeberangan antarkabupaten/kota dalam provinsi.
(2) Alur-pelayaran kelas I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
terdapat di Sungai Barito.
(3) Lintas penyeberangan antarprovinsi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, terdiri atas:
a. lintas penyeberangan Kota Banjarmasin–Kabupaten Katingan
Provinsi Kalimantan Tengah (Sungai Martapura, Sungai Barito);
b. lintas penyeberangan Kota Banjarmasin–Kabupaten Barito Selatan
Provinsi Kalimantan Tengah;
c. lintas penyeberangan Kota Banjarmasin–Kabupaten Barito Utara
Provinsi Kalimantan Tengah;
d. lintas penyeberangan Kota Banjarmasin–Kabupaten Murung Raya

-21-
Provinsi Kalimantan Tengah; dan
e. lintas penyeberangan Kota Banjarmasin–Kabupaten Kapuas
Provinsi Kalimantan Tengah;
(4) Lintas penyeberangan antarkabupaten/kota dalam provinsi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. lintas penyeberangan Kota Banjarmasin–Kabupaten Barito Kuala;
b. lintas penyeberangan Kota Banjarmasin–Kabupaten Hulu Sungai
Utara;
c. lintas penyeberangan Kota Banjarmasin–Kabupaten Hulu Sungai
Selatan; dan
d. lintas penyeberangan Kota Banjarmasin–Kabupaten Tapin.
(5) Alur pelayaran dan lintas penyeberangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai kebutuhan dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat
Rencana Jaringan Prasarana

Paragraf 1
Umum

Pasal 15
Rencana jaringan prasarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) huruf c, meliputi:
a. rencana jaringan energi;
b. rencana jaringan telekomunikasi;
c. rencana jaringan sumber daya air;
d. rencana jaringan air minum;
e. rencana pengelolaan air limbah dan pengelolaan limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3);
f. rencana jaringan persampahan;
g. rencana jaringan drainase; dan
h. rencana jaringan prasarana lainnya.

Paragraf 2
Rencana Jaringan Energi

Pasal 16
(1) Rencana jaringan energi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 huruf
a, terdiri atas:
a. infrastruktur minyak dan gas bumi;
b. jaringan yang menyalurkan minyak dan gas bumi dari fasilitas
produksi-tempat penyimpanan;
c. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU);
d. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT);
e. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM);
f. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR); dan
g. gardu listrik.

-22-
(2) Infrastruktur minyak dan gas bumi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, adalah sarana penyimpanan bahan bakar, berupa depo
bahan bakar minyak PT. Pertamina terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.2
di Kelurahan Kuin Cerucuk Kecamatan Banjarmasin Barat.
(3) Jaringan yang menyalurkan minyak dan gas bumi dari bumi dari
fasilitas produksi-tempat penyimpanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, adalah jaringan yang menyalurkan gas bumi dari
fasilitas produksi-tempat penyimpanan, berupa jaringan pipa gas bumi
yang menghubungkan Terminal Trisakti di Pelabuhan Banjarmasin
dengan Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang dan Kecamatan Liang Anggang Kota Banjarbaru terdapat di
SWP I.A dan SWP I.B.
(4) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c, dilaksanakan oleh swasta dan/atau untuk
kepentingan individu dengan tegangan 45 MW terdapat di SWP I.B
pada Blok I.B.1.
(5) Pembangkit listrik lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
d, berupa PLTBio/Pusat Listrik Tenaga Biomasa Mantuil dengan
tegangan 10 MW terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.5.
(6) Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d, terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.4 dan Blok I.A.5; dan
b. SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
(7) Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d, terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok
I.A.5, Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(8) Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e, terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok
I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(9) Gardu listrik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h, terdiri atas:
a. rencana pembangunan gardu induk untuk menunjang Kawasan
Industri Terpadu Mantuil dan Terminal Metropolitan Pelabuhan
Banjarmasin terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.1 di Kelurahan
Mantuil Kecamatan Banjarmasin Selatan;
b. gardu distribusi, terdapat di:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok
I.A.5, Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(10) Rencana jaringan energi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran VI
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota
ini.

-23-
Paragraf 3
Rencana Jaringan Telekomunikasi

Pasal 17
(1) Rencana jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 huruf b, meliputi:
a. jaringan tetap; dan
b. jaringan bergerak seluler.
(2) Jaringan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri atas:
a. jaringan serat optik, terdapat di:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6;
dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
b. telepon fixed line, terdapat di:
1. SWP I.A pada Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1 dan Blok I.B.3.
(3) Jaringan bergerak seluler sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
berupa menara Base Transceiver Station (BTS) terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok
I.A.6; dan
b. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, Blok I.B.3.
(4) Rencana jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota
ini.

Paragraf 4
Rencana Jaringan Sumber Daya Air

Pasal 18
(1) Rencana jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 huruf c, terdiri atas:
a. sistem pengendalian banjir; dan
b. bangunan sumber daya air.
(2) Sistem pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
dimaksudkan untuk mengendalikan limpasan banjir dari hulu pada debit
hilir dan pengelolaan luapan pasang laut (banjir rob) terdiri atas:
a. jaringan pengendalian banjir; dan
b. bangunan pengendalian banjir.
(3) Jaringan pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
a, terdiri atas:
a. normalisasi, pengerukan dan peningkatan kapasitas jaringan sungai
dan saluran dengan maksud mengembalikam fungsi anak sungai
martapura untuk mempercepat aliran ke hilir dan menambah
kapasitas tampung alur, terdapat di:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.

-24-
b. pembangunan baru untuk menghubungkan jaringan sungai dan
saluran yang terputus untuk pengembangan alur terkoneksi sebagai
tambahan kapasitas tampungan, terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.1,
Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
c. pembangunan baru jaringan sungai dan saluran yang berfungsi
sebagai banjir kanal/sudetan ke Sungai Barito yang terdapat di SWP
I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6 untuk Sistem Jaringan
Sungai Basirih–Sungai Handil Bujur, Sistem Jaringan Sungai Tatah
Bangkal, dan Sistem Jaringan Saluran Baru yang terhubung ke Sungai
Kuin Kecil.
(4) Bangunan pengendalian banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b, terdiri atas:
a. bangunan pengendalian banjir berupa tampungan air yang dapat
berupa embung atau polder dan/atau kolam detensi untuk
menampung sementara debit banjir sebelum mengalir masuk ke
badan air, terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.5, dan Blok
I.A.6; dan
b. bangunan pengendalian banjir berupa patok elevasi atau BM elevasi
muka air banjir dan BM elevasi penurunan muka tanah (land
subsidence), terdapat di:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.4, dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
(5) Bangunan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
adalah pintu air terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.4 dan Blok I.A.5; dan
b. SWP I.B pada Blok I.B.3.
(6) Rencana jaringan sumber daya air sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian
detail informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
VIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.

Paragraf 5
Rencana Jaringan Air Minum

Pasal 19
(1) Rencana jaringan air minum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf d, terdiri atas:
a. unit produksi;
b. unit distribusi;
c. unit pelayanan; dan
d. jaringan air minum bukan jaringan perpipaan.
(2) Unit produksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. bangunan penampung air, terdiri atas:
1. reservoar dan booster di Kelurahan Basirih Kecamatan
Banjarmasin Barat terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.3;
2. bangunan tandon di Kelurahan Mantuil Kecamatan Banjarmasin
Selatan terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.4; dan

-25-
3. bangunan tandon di Pulau Bromo Kelurahan Mantuil Kecamatan
Banjarmasin Selatan terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.2.
b. jaringan transmisi air minum, terdapat di Blok I.A., Blok I.A.3, Blok
I.A.4, Blok I.A.5, Blok I.A.6, Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(3) Unit distribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, adalah
jaringan distribusi pembagi, terdapat di seluruh blok di di SWP I.A dan
SWP I.B.
(4) Unit pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri atas:
a. hidran umum, terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.2; dan
b. hidran kebakaran, terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.2.
(5) Rencana jaringan air minum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota
ini.

Paragraf 6
Rencana Pengelolaan Air Limbah dan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)

Pasal 20
(1) Rencana pengelolaan air limbah dan pengelolaan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf e, meliputi:
a. sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat; dan
b. sistem pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
(2) Sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, adalah IPAL skala kawasan tertentu/permukiman
terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.4, dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B pada Blok I.B.3.
(3) Sistem pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok
I.A.6.
b. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(4) Rencana Pengelolaan Air Limbah dan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran X
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota
ini.

Paragraf 7
Rencana Jaringan Persampahan

Pasal 21
(1) Rencana jaringan persampahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

-26-
15 huruf f, terdiri dari:
a. Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R);
b. Tempat Penampungan Sementara (TPS);
c. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA); dan
d. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
(2) Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, Recycle (TPS3R)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, direncanakan
dibeberapa kawasan di SWP I.A pada Blok I.A.4 dan Blok I.A.5.
(3) Tempat Penampungan Sementara (TPS) sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, direncanakan dibeberapa kawasan berikut:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.5; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.1 dan I.B.2.
(4) Tempat Penampungan Akhir (TPA) sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, yaitu TPA Basirih terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.5.
(5) Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d, terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.1; dan
b. SWP I.B pada Blok I.B.1.
(6) Rencana jaringan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota
ini.

Paragraf 8
Rencana Jaringan Drainase

Pasal 22
(1) Rencana jaringan drainase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf g, terdiri atas:
a. jaringan drainase primer;
b. jaringan drainase sekunder;
c. jaringan drainase tersier;
d. jaringan drainase lokal;
e. bangunan pelengkap drainase.
(2) Jaringan drainase primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a, terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok
I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(3) Jaringan drainase sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok
I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B pada Blok I.B.3.
(4) Jaringan drainase tersier sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c, terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(5) Jaringan drainase lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,

-27-
terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6;
(6) Bangunan pelengkap drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf f, terdiri atas:
a. gorong-gorong atau saluran pembagi, terdapat di
1. SWP I.A pada Blok I.A.4, Blok I.A.5 dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
b. rumah pompa, terdapat di:
1. SWP I.A pada Blok I.A.4 dan Blok I.A.5; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.3.
(7) Rencana jaringan drainase sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran XII
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota
ini.

Paragraf 9
Rencana Jaringan Prasarana Lainnya

Pasal 23
(1) Jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
huruf h, meliputi:
a. tempat evakuasi;
b. jalur evakuasi bencana;
c. jalur sepeda; dan
d. jaringan pejalan kaki.
(2) Tempat evakuasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, terdiri
atas:
a. titik kumpul;
b. tempat evakuasi sementara; dan
c. tempat evakuasi akhir.
(3) Titik kumpul sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, berupa
area terbuka, ruang terbuka hijau, ruang terbuka non hijau, lapangan
olah raga dan area parkir terdapat di:
a. Masjid Babbus Salam berada di SWP I.A pada Blok I.A.1;
b. Masjid Nur Ibadah berada di SWP I.A pada Blok I.A.1;
c. Pondok Pesantren Abnaul Amin di SWP I.A pada Blok I.A.1;
d. SDN Mantuil 01 berada di SWP I.A pada Blok I.A.1;
e. SD Gunung Meranti berada di SWP I.A pada Blok I.A.1;
f. Areal sekitar Oprit Jembatan Pulau Bromo berada di SWP I.A pada
Blok I.A.2;
g. SMP Negeri 20 Banjarmasin berada di SWP I.A pada Blok I.A.4;
h. Masjid Hidayat Nur Rahmin berada di SWP I.A pada Blok I.A.4;
i. Musholla Al-Amanah berada di SWP I.A pada Blok I.A.4;
j. Musholla Darrul Fallah berada di SWP I.A pada Blok I.A.4;
k. Musholla Perumahan Aldi Citra Persada I berada di SWP I.A pada
Blok I.A.4;
l. Musholla Al-Hijrah berada di SWP I.A pada Blok I.A.6;
m. Masjid Khusnul Khatimah berada di SWP I.A pada Blok I.A.6;

-28-
n. Polsek KPL berada di SWP I.B pada Blok I.B.1;
o. Perkantoran Pelabuhan Trisakti berada di SWP I.B pada Blok I.B.1;
p. Masjid Baitur Rahman berada di SWP I.B pada Blok I.B.2;
q. Kantor Dinas Perhubungan Banjarmasin berada di SWP I.B pada
Blok I.B.2;
r. Pelabuhan Perikanan Banjarmasin berada di SWP I.B pada Blok
I.B.2;
s. Masjid Nuruddin Pelambuan berada di SWP I.B pada Blok I.B.2;
t. Masjid Al Muhlisun berada di SWP I.B pada Blok I.B.3;
u. Makam Kubah Basirih berada di SWP I.B pada Blok I.B.3;
v. SD Negeri 3 Basirih Banjarmasin berada di SWP I.B pada Blok
I.B.3;
w. SMP Negeri 25 Banjarmasin berada di SWP I.B pada Blok I.B.3;
dan
x. Sarana Bekang TNI AD Banjarmasin berada di SWP I.B pada Blok
I.B.3.
(4) Tempat evakuasi sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b, berupa sarana pelayanan umum dan perkantoran
pemerintah, terdapat di:
a. Puskesmas Mantuil berada di SWP I.A pada Blok I.A.1;
b. Kantor Pelabuhan Terminal Basirih berada di SWP I.A pada Blok
I.A.3;
c. Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam berada di SWP I.B pada Blok
I.B.2;
d. Puskesmas Pelambuan berada di SWP I.B pada Blok I.B.2;
e. Pos Kesehatan Kelurahan Basirih Baru berada di SWP I.B pada
Blok I.B.3; dan
f. Kantor Kelurahan Basirih berada di SWP I.B pada Blok I.B.3.
(5) Tempat evakuasi akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c,
berada di Rumah Singgah Baiman terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.5.
(6) Jalur evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
berupa jalur evakuasi darat jaringan jalan dan jaur evakuasi air alur
sungai, yang terdapat di SWP I.A dan SWP I.B, meliputi:
a. ruas Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang, Jalan Yos Sudarso, Jalan PM Noor, Jalan lingkar dalam
selatan, Jalan Pelabuhan Rakyat/Jalan Teluk Mendung sebagai
jalan akses Pelabuhan Basirih, Rencana Jalan Akses Pelabuhan
Metropolitan Banjarmasin dari Jalan Gubernur Soebarjo (jalan
pelabuhan metropolitan banjarmasin), Rencana Jalan Tembus
Jalan Pelabuhan Rakyat/Jalan Teluk Mendung dari Rencana
Jalan Akses Pelabuhan Metropolitan Banjarmasin dari Jalan
Gubernur Soebarjo (jalan pelabuhan metropolitan banjarmasin),
Jalan Mantuil, Jalan Tembus Mantuil, Jalan Duyung Raya, Jalan
Tatah Bangkal, dan Rencana Jalan Kawasan Peruntukan Industri
di Blok I.A.1 Mantuil; dan
b. Sungai Barito, Sungai Martapura, Sungai Antasan Bondan, Sungai
Kuin Kacil, Sungai Basirih, Sungai Tatah Bangkal, Sungai
Simpang Jelai, Sungai Simpang Jelai Kiri , Sungai Bagau, Sungai

-29-
Bagau Kanan, Sungai Teluk Dalam/Kanal Soetoyo, Sungai
Pelambuan, Anjir Mulawarman, Sungai Duyung/Saluran Belitung,
Sungai Kuin, Sungai Banyiur, Sungau Buaya, Sungai Handil
Bamban, Sungai Handil Bujur, Sungai Handil Bujur Kiri, Saka
Harang, Saka Bangun, Saka Mangkuk, Saka Mangkuk Kiri, Sungai
Halinau dan Sungai Parigi.
(7) Jalur sepeda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdapat di
ruas Jalan Gubernur Soebarjo, Jalan Yos Sudarso, Jalan PM Noor,
Jalan lingkar dalam selatan, Jalan Pelabuhan Rakyat/Jalan Teluk
Mendung sebagai jalan akses Pelabuhan Basirih, Rencana Jalan Akses
Pelabuhan Metropolitan Banjarmasin dari Jalan Gubernur Soebarjo
(jalan pelabuhan metropolitan banjarmasin), Rencana Jalan Tembus
Jalan Pelabuhan Rakyat/Jalan Teluk Mendung dari Rencana Jalan
Akses Pelabuhan Metropolitan Banjarmasin dari Jalan Gubernur
Soebarjo (jalan pelabuhan metropolitan banjarmasin), Jalan Mantuil,
Jalan Tembus Mantuil, Jalan Duyung Raya , Jalan Tatah Bangkal, dan
Rencana Jalan Kawasan Peruntukan Industri di Blok I.A.1 Mantuil.
(8) Jaringan pejalan kaki sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
terdapat di sisi kanan dan kiri di ruas Jalan Gubernur Soebarjo, Jalan
Yos Sudarso, Jalan PM Noor, Jalan lingkar dalam selatan, Jalan
Pelabuhan Rakyat/Jalan Teluk Mendung sebagai jalan akses
Pelabuhan Basirih, Rencana Jalan Akses Pelabuhan Metropolitan
Banjarmasin dari Jalan Gubernur Soebarjo (jalan pelabuhan
metropolitan banjarmasin), Rencana Jalan Tembus Jalan Pelabuhan
Rakyat/Jalan Teluk Mendung dari Rencana Jalan Akses Pelabuhan
Metropolitan Banjarmasin dari Jalan Gubernur Soebarjo (jalan
pelabuhan metropolitan banjarmasin), Jalan Mantuil, Jalan Tembus
Mantuil, Jalan Duyung Raya , Jalan Tatah Bangkal, dan Rencana
Jalan Kawasan Peruntukan Industri di Blok I.A.1 Mantuil.
(9) Rencana jaringan prasarana lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan ketelitian
detail informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran
XIII yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.

BAB IV
RENCANA POLA RUANG

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 24
(1) Rencana pola ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c,
dilaksanakan pada ruang darat, ruang udara dan ruang bawah tanah
dalam satu kesatuan penataan ruang.
(2) Rencana Pola Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diterjemahkan dalam klasifikasi zona yang terdiri dari:
a. zona lindung; dan

-30-
b. zona budi daya.
(3) Ketentuan mengenai Rencana Pola Ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), digambarkan dalam peta dengan ketelitian geometri dan
ketelitian detail informasi skala 1:5.000 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran XIV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Wali Kota ini.

Bagian Kedua
Zona Lindung

Paragraf 1
Umum

Pasal 25
Zona lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2) huruf a,
meliputi:
a. zona badan air dengan kode BA;
b. zona perlindungan setempat dengan kode PS; dan
c. zona ruang terbuka hijau dengan kode RTH.

Paragraf 2
Zona Badan Air

Pasal 26
Zona badan air dengan kode BA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
huruf a, berupa sungai dan saluran dengan luas 540,02 (lima ratus empat
puluh koma nol dua) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok I.A.5,
Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.

Paragraf 3
Zona Perlindungan Setempat

Pasal 27
(1) Zona perlindungan setempat dengan kode PS sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 huruf b, direncanakan dengan luas 120,48 (seratus
dua puluh koma empat delapan) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi di Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok I.A.4,
Blok I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B meliputi di Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(2) Zona perlindungan setempat pada SWP I.B di Blok I.B.2 terdapat WKOPP,
yaitu WKD seluas 0,15 (nol koma satu lima) hektar.

Paragraf 4
Zona Ruang Terbuka Hijau

-31-
Pasal 28
(1) Zona ruang terbuka hijau dengan kode RTH sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 huruf c, direncanakan dengan luas 95,53 (sembilan
puluh lima koma lima tiga) hektar, terdiri atas:
a. subzona rimba kota dengan kode RTH-1;
b. subzona taman kota dengan kode RTH-2;
c. subzona taman kelurahan dengan kode RTH-4;
d. subzona taman RT dengan kode RTH-6;
e. subzona pemakaman dengan kode RTH-7; dan
f. subzona jalur hijau dengan kode RTH-8.
(2) Subzona rimba kota dengan kode RTH-1 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, direncanakan dengan luas 87,72 (delapan puluh tujuh
koma tujuh dua) hektar, terdapat di SWP I.A meliputi Blok I.A.2.
(3) Subzona taman kota dengan kode RTH-2 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, direncanakan dengan luas 1,08 (satu koma nol
delapan) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, dan Blok I.A.4;
dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.1, Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
(4) Subzona taman kelurahan dengan kode RTH-4 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, direncanakan dengan luas 0,12 (nol koma satu
dua) hektar, terdapat di :
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.3.
(5) Subzona taman RT dengan kode RTH-6 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d, direncanakan dengan luas 0,09 (nol koma nol
sembilan) hektar, terdapat di SWP I.A meliputi Blok I.A.4 dan I.A.6;
(6) Subzona pemakaman dengan kode RTH-7 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e, direncanakan dengan luas 1,39 (satu koma tiga
sembilan) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.4 dan Blok I.A.5; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.3.
(7) Subzona jalur hijau dengan kode RTH-8 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf f, direncanakan dengan luas 5,12 (lima koma nol satu
dua) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.5 dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.1 dan Blok I.B.3.

Bagian Ketiga
Zona Budi Daya

Paragraf 1
Umum

Pasal 29
Zona fungsi budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (2)
huruf b, meliputi:
a. zona badan jalan dengan kode BJ;

-32-
b. zona pertanian dengan kode P;
c. zona perikanan dengan kode IK;
d. zona pariwisata dengan kode W;
e. zona pertambangan dengan kode T;
f. zona pembangkitan tenaga listrik dengan kode PTL;
g. zona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI;
h. zona perumahan dengan kode R;
i. zona sarana pelayanan umum dengan kode SPU;
j. zona pengelolaan persampahan dengan kode PP;
k. zona campuran dengan kode C;
l. zona perdagangan dan jasa dengan kode K;
m. zona perkantoran dengan kode KT;
n. zona peruntukan lainnya dengan kode PL;
o. zona transportasi dengan kode TR; dan
p. zona pertahanan dan keamanan dengan kode HK.

Paragraf 2
Zona Badan Jalan

Pasal 30
(1). Zona badan jalan dengan kode BJ sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29 huruf a, direncanakan dengan luas 88,82 (delapan puluh delapan
koma delapan dua) hektar, terdapat di Blok :
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok
I.A.5, Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.1, Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
(2). Zona badan jalan pada SWP I.B di Blok I.B.2 terdapat WKOPP, yaitu WOD
seluas 0,22 (nol koma dua dua) hektar.

Paragraf 3
Zona Pertanian

Pasal 31
Zona pertanian dengan kode P sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
huruf b, terdiri atas subzona tanaman pangan dengan kode P-1
direncanakan dengan luas 347,79 (tiga ratus empat puluh tujuh koma
tujuh sembilan) hektar, terdapat di SWP I.A meliputi Blok I.A.1, Blok I.A.3,
Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6.

Paragraf 4
Zona Perikanan

Pasal 32
(1) Zona perikanan dengan kode IK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
huruf c adalah subzona perikanan tangkap dengan kode IK-2
direncanakan dengan luas 1,21 (satu koma dua satu) hektar.
(2) Subzona perikanan tangkap pada SWP I.B di Blok I.B.2 terdapat
WKOPP, yaitu:

-33-
a. WKP seluas 0,50 (nol koma lima nol) hektar; dan
b. WOP seluas 0,71 (nol koma tujuh satu) hektar.

Paragraf 5
Zona Pariwisata

Pasal 33
Zona pariwisata dengan kode W sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
huruf d, direncanakan dengan luas 0,43 (nol koma empat tiga) hektar,
terdapat di SWP I.B meliputi Blok I.B.3.

Paragraf 6
Zona Pertambangan

Pasal 34
Zona pertambangan dengan kode T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
huruf e, terdiri atas subzona peruntukan pertambangan minyak dan gas
bumi dengan kode MG direncanakan dengan luas 5,47 (lima koma empat
tujuh) hektar, terdapat di SWP I.B meliputi Blok I.B.2.

Paragraf 7
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik

Pasal 35
Zona pembangkitan tenaga listrik dengan kode PTL sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 huruf f, direncanakan dengan luas 1,81 (satu
koma delapan satu) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A pada Blok I.A.1; dan
b. SWP I.B pada Blok I.B.3.

Paragraf 8
Zona Kawasan Peruntukan Industri

Pasal 36
Zona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 huruf g, direncanakan dengan luas 502,51
(lima ratus dua koma lima satu) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1, Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B melipti Blok I.B.1, Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.

Paragraf 9
Zona Perumahan

Pasal 37
(1) Zona perumahan dengan kode R sebagaimana dimaksud dalam Pasal
29 huruf h, direncanakan dengan luas 407,12 (empat ratus tujuh
koma satu dua) hektar, terdiri atas:
a. subzona perumahan kepadatan tinggi dengan kode R-2;

-34-
b. subzona perumahan kepadatan sedang dengan kode R-3; dan
c. subzona perumahan kepadatan rendah dengan kode R-4.
(2) Subzona perumahan kepadatan tinggi dengan kode R-2 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, direncanakan dengan luas 9,84
(sembilan koma delapan empat) hektar, terdapat di SWP I.B meliputi
Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
(3) Subzona perumahan kepadatan sedang dengan kode R-3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, direncanakan dengan luas 303,12 (tiga
ratus tiga koma satu dua) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan
Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(4) Subzona perumahan kepadatan rendah dengan kode R-4 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, direncanakan dengan luas 94,16
(sembilan puluh empat koma satu enam) hektar, terdapat di SWP I.A
meliputi Blok I.A.1 dan Blok I.A.6.

Paragraf 10
Zona Sarana Pelayanan Umum

Pasal 38
(1) Zona sarana pelayanan umum dengan kode SPU sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 huruf i, direncanakan dengan luas 10,50
(sepuluh koma lima nol) hektar, terdiri atas:
a. subzona SPU skala kota dengan kode SPU-1;
b. subzona SPU skala kecamatan dengan kode SPU-2;
c. subzona SPU skala kelurahan dengan kode SPU-3; dan
d. subzona SPU skala RW dengan kode SPU-4.
(2) Subzona SPU skala kota dengan kode SPU-1 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, direncanakan dengan luas 1,15 (satu koma satu
lima) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.5; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.2.
(3) Subzona SPU skala kecamatan dengan kode SPU-2 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, direncanakan dengan luas 2,78 (dua
koma tujuh delapan) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1, Blok I.A.4, dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
(4) Subzona SPU skala kelurahan dengan kode SPU-3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, direncanakan dengan luas 4,65 (empat
koma enam puluh lima) hektar terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.4, Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.1, Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
(5) Subzona SPU skala RW dengan kode SPU-4 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d, direncanakan dengan luas 1,91 (satu koma
sembilan satu) hektar terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan
Blok I.A.6; dan

-35-
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.

Paragraf 11
Zona Pengelolaan Persampahan

Pasal 39
Zona Pengelolaan Persampahan dengan kode PP sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 huruf j, direncanakan dengan luas 30,06 (tiga puluh koma
nol enam) hektar, terdapat di SWP I.A meliputi Blok I.A.5 dan Blok I.A.6.

Paragraf 12
Zona Campuran

Pasal 40
Zona campuran dengan kode C sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
huruf k, terdiri atas subzona campuran intensitas menengah/sedang
dengan kode C-2 direncanakan dengan luas 3,88 (tiga koma delapan
delapan) hektar, terdapat di SWP I.B meliputi Blok I.B.2.

Paragraf 13
Zona Perdagangan dan Jasa

Pasal 41
(1) Zona perdagangan dan jasa dengan kode K sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 huruf l, direncanakan dengan luas 68,79 (enam puluh
delapan koma tujuh sembilan) hektar, terdiri atas:
a. subzona perdagangan dan jasa skala kota dengan kode K-1;
b. subzona perdagangan dan jasa skala WP dengan kode K-2; dan
c. subzona perdagangan dan jasa skala SWP dengan kode K-3.
(2) Subzona perdagangan dan jasa skala kota dengan kode K-1
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, direncanakan dengan
luas 8,66 (delapan koma enam enam) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.5 dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.2.
(3) Subzona perdagangan dan jasa skala WP dengan kode K-2
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, direncanakan dengan
luas 57,94 (lima puluh tujuh koma sembilan empat) hektar, terdapat
di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.1 dan Blok I.B.2.
(4) Subzona perdagangan dan jasa skala SWP dengan kode K-3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, direncanakan dengan
luas 2,19 (dua koma satu sembilan) hektar terdapat di SWP I.B
meliputi Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(5) Subzona perdagangan dan jasa skala kota pada SWP I.B di Blok I.B.2
sebagaimana dimaksud pada ayata (2) huruf b, terdapat WKOPP, terdiri
atas WKD seluas 0,99 (nol koma sembilan sembilan) hektar.

-36-
Paragraf 14
Zona Perkantoran

Pasal 42
Zona perkantoran dengan kode KT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
huruf m, direncanakan dengan luas 3,54 (tiga koma lima empat) hektar,
terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1, Blok I.A.3, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.

Paragraf 15
Zona Peruntukan Lainnya

Pasal 43
(1) Zona peruntukan lainnya dengan kode PL sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29 huruf n, direncanakan dengan luas 206,81 (dua ratus enam
koma delapan satu) hektar, terdiri atas:
a. subzona Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) dengan kode PL-3;
dan
b. subzona pergudangan dengan kode PL-6.
(2) Subzona Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) dengan kode PL-3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, direncanakan dengan luas
0,09 (nol koma nol sembilan) hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.4; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.3.
(3) Subzona pergudangan dengan kode PL-6 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, direncanakan dengan luas 206,72 (dua ratus enam
koma tujuh dua) hektar yaitu terdapat di SWP I.A meliputi Blok I.A.4 dan
Blok I.A.5.

Paragraf 16
Zona Transportasi

Pasal 44
Zona transportasi dengan kode TR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
huruf o, direncanakan dengan luas 102,80 (seratus dua koma delapan nol)
hektar, terdapat di:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1 dan Blok I.A.3; dan
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.1, Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.

Paragraf 17
Zona Pertahanan dan Keamanan

Pasal 45
Zona pertahanan dan keamanan dengan kode HK sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 29 huruf p, direncanakan dengan luas 11,91 (sebelas koma
sembilan satu) hektar, meliputi beberapa kawasan berikut:
a. SWP I.A meliputi Blok I.A.1 dan Blok I.A.2; dan

-37-
b. SWP I.B meliputi Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.

BAB V
KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG

Pasal 46
(1) Ketentuan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
huruf d, merupakan acuan dalam mewujudkan rencana pola ruang dan
rencana jaringan struktur ruang sesuai dengan RDTR.
(2) Ketentuan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terdiri atas:
a. KKPR; dan
b. Program prioritas pemanfaatan ruang.
(3) Ketentuan pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dijabarkan dalam tabel indikasi program utama yang tercantum dalam
Lampiran XV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Wali Kota ini.

Pasal 47
(1) Pelaksanaan KKPR Kawasan Pengembangan Ekonomi Mantuil dan
Sekitarnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) huruf a,
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
(2) KKPR sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi pertimbangan
merevisi RDTR.

Pasal 48
(1) Program prioritas pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 45 ayat (2) huruf b, diselenggarakan dengan pengembangan
program utama jangka menengah 5 (lima) tahunan yang terdiri atas:
a. program pemanfaatan ruang;
b. lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu dan tahapan pelaksanaan.
(2) Program pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, meliputi:
a. program perwujudan rencana struktur ruang; dan
b. program perwujudan rencana pola ruang.
(3) Sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN);
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi;
c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota;
d. Investasi swasta (private investment); dan
e. Sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
(4) Instansi pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

-38-
huruf d, dilaksanakan oleh:
a. Satuan kerja perangkat daerah (SKPD);
b. Badan usaha; dan/atau
c. Masyarakat.
(5) Instansi pelaksana kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
melakukan kegiatan koordinasi dengan kementerian/lembaga.
(6) Waktu dan tahap pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e, dibagai dalam 5 (lima) tahapan pelaksanaan, meliputi:
a. periode I pada tahun 2022 sampai 2026;
b. periode II pada tahun 2027 sampai 2031;
c. periode III pada tahun 2032 sampai 2036;
d. periode IV pada tahun 2037 sampai 2041; dan
e. periode V pada tahun 2042.

BAB VI
PERATURAN ZONASI

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 49
(1) Peraturan zonasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e, berfungsi
sebagai:
a. perangkat operasional pengendalian pemanfaatan ruang;
b. acuan dalam pemberian KKPR termasuk di dalamnya pemanfaatan
ruang udara dan pemanfaatan ruang di bawah tanah;
c. acuan dalam pemberian insentif dan disinsentif;
d. acuan dalam pengenaan sanksi;
e. rujukan teknis dalam pengembangan atau pemanfaatan lahan; dan
f. penetapan lokasi investasi.
(2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d mengikuti
tata cara pengenaan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundangan-
undangan dibidang penataan ruang yang berlaku.
(3) Manfaat peraturan zonasi pada Peraturan Wali Kota ini. adalah:
a. menjamin dan menjaga kualitas ruang WP minimal yang ditetapkan;
b. menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan meminimalkan
penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan karakteristik zona; dan
c. meminimalkan gangguan atau dampak negatif terhadap zona.
(4) Muatan peraturan zonasi meliputi:
a. aturan dasar; dan
b. teknik pengaturan zonasi.

Bagian Kedua
Aturan Dasar

Paragraf 1
Umum

-39-
Pasal 50
(1) Aturan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (4) huruf a
meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan;
b. ketentuan intensitas pemanfaatan ruang;
c. ketentuan tata bangunan;
d. ketentuan prasarana dan sarana minimal;
e. ketentuan khusus; dan
f. ketentuan pelaksanaan.
(2) Aturan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. aturan dasar zona lindung; dan
b. aturan dasar zona budi daya.
(3) Aturan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan:
a. peta zonasi; dan
b. teks zonasi.
(4) Teks zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b, adalah teks
yang berisi ketentuan aturan dasar setiap zona dan/atau subzona
sebagaimana diatur di dalam Peraturan Wali Kota ini.

Pasal 51
(1) Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 50 ayat (1) huruf a, memuat ketentuan kegiatan dan penggunaan
lahan pada suatu zona atau subzona meliputi:
a. kategori kegiatan dan penggunaan lahan; dan
b. ketentuan teknis zonasi.
(2) Kategori kegiatan dan penggunaan lahan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf a, diklasifikasikan sebagai berikut:
a. ruang terbuka hijau;
b. ruang terbuka lainnya;
c. pertanian, kehutanan, perikanan;
d. perumahan;
e. fasilitas umum dan sosial, teridiri atas:
1. pendidikan;
2. kesehatan;
3. olahraga;
4. peribadatan; dan
5. sosial budaya.
f. perdagangan dan jasa, teridiri atas:
1. jasa perbengkelan;
2. akomodasi;
3. perdagangan
4. perdagangan tidak menetap dan pusat perbelanjaan;
5. kuliner/amusement; dan
6. jasa perkotaan.
g. campuran;
h. rekreasi/hobi;
i. perkantoran;

-40-
j. industri dan pergudangan;
k. transportasi;
l. ekspedisi barang / penunjang angkutan; dan
m. utilitas.
(3) Ketentuan teknis zonasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
dikelompokkan ke dalam 4 (empat) klasifikasi dengan kode sebagai
berikut:
a. kegiatan diperbolehkan dengan kode I;
b. kegiatan diizinkan terbatas dengan kode T;
c. kegiatan diizinkan bersyarat dengan kode B; dan
d. kegiatan tidak diizinkan dengan kode X.
(4) Klasifikasi I sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a, merupakan
kategori kegiatan dan penggunaan lahan pada suatu zona atau subzona
yang sesuai dengan rencana peruntukan ruang.
(5) Klasifikasi T sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b merupakan
kategori kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan atau di
izinkan secara terbatas dengan ketentuan sebagai berikut:
a. tidak menimbulkan dampak negatif, permasalahan, gangguan
lingkungan dan kerugian terhadap kepentingan publik atau umum,
atau dalam jumlah atau intensitas kecil dan dapat diabaikan hingga
dapat dikelola dengan teknologi, rekayasa dan ketentuan yang
disertakan, dampak yang dimaksud meliputi:
1. dampak lalu lintas dengan tingkatann tidak ada, sangat sedikit
atau sedikit dan dapat diabaikan;
2. dampak fisik lingkungan dengan tingkatann tidak ada, sangat
sedikit atau sedikit dan dapat diabaikan;
3. dampak sosial dengan tingkatann tidak ada, sangat sedikit atau
sedikit dan dapat diabaikan; dan
4. dampak ekonomi dengan tingkatann tidak ada, sangat sedikit
dan/atau sedikit dan dapat diabaikan;
b. klasifikasi T1 berupa pembatasan pengeoperasian kegiatan untuk
kegiatan tertentu yang di usulkan, dapat berupa:
1. waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
2. pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
3. pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau usaha
lebih lanjut tidak diperkenankan;
4. pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
5. pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
c. klasifikasi T2 berupa pembatasan intensitas ruang atau luas, baik
dalam bentuk pembatasan luas maksimum suatu kegiatan di dalam
subzona maupun di dalam kavling tanah, dengan tujuan untuk
mengurangi dominasi pemanfatan ruang di sekitarnya, dapat berupa:

-41-
1. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
2. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan sebesar
minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
3. koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l minimal
5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua puluh
persen);
4. koefisien tapak basement (KTB) maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
5. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20%
(dua puluh persen);
6. kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
7. pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
d. klasifikasi T3 berupa pembatasan jumlah pemanfaatan, jika
pemanfaatan yang diusulkan telah ada mampu melayani kebutuhan,
dan belum memerlukan tambahan, maka pemanfaatan tersebut tidak
boleh dizinkan atau diizinkan terbatas dengan pertimbangan-
pertimbangan khusus yang meliputi:
1. jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang lebih
kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan atau yang
dilayaninya;
2. jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil yang
disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah daerah;
dan
3. kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
(6) Klasifikasi B sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, merupakan
kategori kegiatan dan penggunaan lahan yang diperbolehkan atau
diizinkan secara bersyarat atau memiliki persyaratan yang harus dipenuhi
dapat berupa persyaratan umum dan persyaratan khusus bertujuan
untuk mengurangi tingat risiko dampak yang besar terhadap lingkungan
sekitarnya melalui pengelolaan, inovasi atau rekayasa dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. klasifikasi B1 untuk kegiatan yang wajib melakukan kajian dan
persetujuan lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam peraturan

-42-
perundang-undangan yang berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat
berupa standar teknis, rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin)
serta rekomendasi institusi/ forum yang berkaitan sesuai dengan
peraturan perundangan;
b. klasifikasi B2 kesesuaian wajib terhadap peraturan daerah yang
mengatur tentang bangunan, konstruksi, kesehatan dan pengelolaan
lingkungan, pengamanan dan kebencanaan, keadilan sosial, dan
pengembangan ekonomi;
c. klasifikasi B3 untuk kegiatan yang dikenakan disinsentif berupa biaya
dampak pembangunan, dapat berupa:
1. biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
2. biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi lingkungan
untuk pemulihan dan penanggulangan dampak, dan lainnya
sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
3. penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
d. klasifikasi B4 untuk kegiatan yang tetap menjaga dan berkaitan
dengan persyaratan terkait estetika bangunan dan lingkungan.
(7) Klasifikasi X sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf d, merupakan
kategori kegiatan dan penggunaan lahan yang memiliki sifat tidak sesuai
dengan rencana peruntukan ruang yang direncanakan dan dapat
menimbulkan dampak yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.
(8) Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dimuat dalam matriks kegiatan dan penggunaan lahan yang
dirinci berdasarkan jenis-jenisnya pada masing-masing zona atau sub
zona, tercantum pada Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini.

Pasal 52
(1) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 50 ayat (1) huruf b, merupakan ketentuan mengenai besaran
pembangunan yang diizinkan pada suatu zona atau subzona, terdiri atas:
a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal;
b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimal;
c. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimal;
d. Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) maksimal; dan
e. luas kavling minimum.
(2) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), diatur dalam pasal aturan dasar setiap zona dan subzona pada
Peraturan Wali Kota ini.
(3) Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), secara lebih lengkapnya disajikan dalam tabel intensitas dan tata
bangunan sebagaimana tercantum pada Lampiran XVII, yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini.

-43-
Pasal 53
(1) Ketentuan tata bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1)
huruf c, merupakan ketentuan yang mengatur bentuk, besaran,
peletakan, dan tampilan bangunan pada suatu zona atau subzona, yang
meliputi:
a. Garis Sempadan Bangunan (GSB);
b. Jarak Bebas Antar Bangunan Samping (JBBS);
c. Jarak Bebas Antar Bangunan Belakang (JBBB); dan
d. tinggi peil lantai (dasar) bangunan.
(2) Ketentuan tata bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur
dalam pasal aturan dasar setiap zona dan subzona pada pada Peraturan
Wali Kota ini.
(3) Ketentuan tata bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara
lebih lengkapnya disajikan dalam tabel intensitas dan tata bangunan
sebagaimana tercantum pada Lampiran XVIII, yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini.

Pasal 54
(1) Ketentuan prasarana dan sarana minimum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 50 ayat (1) huruf d, merupakan ketentuan tersedianya prasarana
dan sarana yang harus tersedia dalam suatu zona dan atau subzona.
(2) Ketentuan prasarana dan sarana minimum sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1), diatur dalam pasal aturan dasar setiap zona dan subzona pada
Peraturan Wali Kota ini. terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki;
b. jalur sepeda;
c. perparkiran;
d. prasarana drainase;
e. prasarana air limbah;
f. jaringan listrik;
g. jaringan telekomunikasi;
h. pengelolaan sampah;
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia;
j. proteksi kebakaran; dan
k. sarana prasarana transportasi air.
(3) Ketentuan prasarana dan sarana minimum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), secara lebih lengkapnya disajikan dalam tabel prasarana dan
sarana minimum sebagaimana tercantum pada Lampiran XIX, yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota ini.

Pasal 55
(1) Ketentuan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) huruf
e, merupakan ketentuan yang mengatur pemanfaatan kegiatan dan
penggunaan lahan pada zona dan atau subzona yang memiliki fungsi
khusus dan terjadi pertampalan atau overlay dengan fungsi zona dan atau
subzona lainnya, terdiri atas:
a. Lahan Pertanian Pangan Bekelanjutan (LP2B);

-44-
b. Kawasan Berorientasi Transit (TOD);
c. Tempat Evakuasi Bencana yang meliputi Tempat Evakuasi Akhir
(TEA) dan Tempat Evakuasi Sementara (TES);
d. Kawasan Sempadan; dan
e. Kawasan Rawan Bencana (KRB).
(2) Lahan pertanian pangan berkelanjutan (LP2B) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, dengan ketentuan arahan pemanfaatan ruang terdiri
dari:
a. lahan pertanian tanaman pangan yang ditetapkan merupakan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang dilarang
dialihfungsikan;
b. alih fungsi hanya dapat dilakukan oleh pemerintah atau pemerintah
daerah dalam rangka pengadaan tanah untuk Proyek Strategis
Nasional (PSN), kepentingan umum dan/atau bencana alam;
c. setiap orang yang melakukan alih fungsi pada Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan di luar ketentuan yang berlaku wajib
mengembalikan keadaan tanah Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan seperti keadaan semula;
d. alih fungsi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang dilakukan
dalam rangka pengadaan tanah untuk kepentingan umum terbatas
pada kepentingan umum dengan jenis kegiatan yang diatur dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
e. dalam hal alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan
dilakukan karena terjadi bencana, lahan pengganti wajib disediakan
oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah; dan
f. pemilik lahan dan penggarap yang mempertahankan lahannya diberi
insentif oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah melalui skema
program usaha pertanian modern.
(3) Kawasan Berorientasi Transit (TOD) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, dengan ketentuan arahan pemanfaatan ruang yang terdiri dari:
a. kawasan berorientasi transit memiliki radius pelayanan optimum 500
(lima ratus) meter hingga 800 (delapan ratus) meter atau pergerakan
berjalan kaki diatas jalur pejalan kaki yang aman dan nyaman dari 4
(empat) menit hingga 7 (tujuh) menit;
b. rencana pola ruang yang bertampalan (overlay) dengan kawasan yang
memiliki beberapa fungsi, yaitu transportasi, campuran, perdagangan
jasa atau komersial, perkantoran dan pelayanan publik, dan hunian
dengan intensitas tinggi;
c. kawasan yang terintegrasi dengan sistem transportasi massal berupa
pelabuhan laut, stasiun kereta api dan sistem transit atau peralihan
antar moda sebagai pengumpan serta dimungkinkan moda
transportasi air berupa dermaga speed boat;
d. kawasan yang memiliki kriteria keamanan, keselamatan,
kenyamanan, kesehatan terhadap pergerakan manusia dan
penumpang antar moda saat melakukan pergerakan, dari berjalan
kaki, menggunakan sepeda, dan angkutan umum; dan
e. kawasan yang dilengkapi dengan kelengkapan pendukung peralihan
antar moda, diantaranya halte, area naik dan turun penumpang, jalur

-45-
pejalan kaki dan fasilitas pelengkapnya, jalur sepeda dan fasilitas
pelengkapnya, dan sarana kelengkapan keselamatan jalan lainnya.
(4) Tempat evakuasi bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
dengan ketentuan arahan pemanfaatan ruang yang terdiri dari:
a. Tempat Evakuasi Sementara (TES) merupakan ruang penyelamatan
diri (escape building) dan berfungsi sebagai tempat berkumpul
(assembly point) penduduk yang akan melanjutkan mobilisasi ke
Tempat Evakuasi Akhir (TEA), meliputi:
1. waktu tempuh lokasi TES maksimal 10 (sepuluh) menit;
2. jarak tempuh ke lokasi TES sekitar 400 – 600 m (empat ratus
hingga enam ratus meter) dari pusat permukiman atau aktivitas
masyarakat;
3. terletak pada jaringan jalan yang mudah dicapai dari segala arah
dengan berlari atau berjalan kaki (aksesibilitas tinggi); dan
4. memiliki sarana dan prasarana penunjang yang lengkap.
b. Tempat Evakuasi Akhir (TEA) merupakan tempat penampungan
penduduk di kawasan aman dari bencana dan dapat ditempati untuk
jangka waktu tertentu, meliputi:
1. lokasi berada di luar wilayah rawan bencana;
2. terdapat fasilitas jalan dari permukiman ke tempat penampungan
untuk memudahkan evakuasi;
3. ketersediaan sarana air bersih, MCK, penerangan, dll yang
mencukupi;
4. ketersediaan pos kesehatan untuk pelayanan kesehatan
pengungsi; dan
5. ketersediaan pos komunikasi dengan sarana yang lebih lengkap
(radio komunikasi, telepon, satelit).
c. fasilitas dan logistik pendukung tempat evakuasi bencana pada ruang
yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf a dan
huruf b dipersiapkan oleh Pemerintah Daerah.
(5) Kawasan sempadan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
merupakan sempadan sungai dengan ketentuan arahan pemanfaatan
ruang yang terdiri dari:
a. ketentuan sempadan sungai di Kota Banjarmasin, terdiri atas:
1. ketentuan lebar sempadan di kawasan Daerah Aliran Sungai Barito
yaitu Sungai Barito dan Sungai Martapura mengikuti ketentuan
peraturan perundang-undangan, terdiri atas:
a) sungai bertanggul di dalam kawasan perkotaan ditentukan
paling sedikit berjarak 3 (tiga) meter dari tepi luar kaki tanggul
sepanjang alur sungai; dan
b) lebar sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan
perkotaan ditentukan paling sedikit berjarak 15 (lima belas)
meter dari tepi kiri dan kanan palung sungai sepanjang alur
sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih dari 3 (tiga) meter
sampai dengan 20 (dua puluh) meter.
2. menyediakan akses publik menuju sungai; dan
3. menyediakan sistem evakuasi bencana termasuk ruang untuk
jalur evakuasi agar dapat dijangkau oleh petugas evakuasi.

-46-
b. ketentuan sempadan jaringan infrastruktur ketenagalistrikan berupa
ruang bebas minimum menara/tiang pada SUTT sebesar 10 (sepuluh)
meter dari sumbu vertikal menara;
c. kegiatan penggunaan lahan yang sudah terbangun (keterlanjuran)
diarahkan untuk tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup dan
ekosistem alami; dan
d. pembatasan pertumbuhan dan pengembangan bangunan pada
kawasan sempadan.
(6) Kawasan Rawan Bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
merupakan dataran banjir Kota Banjarmasin yang memiliki risiko sedang
hingga tinggi, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. ketentuan dataran banjir ini bertujuan untuk mengurangi kerugian
dan menurunkan dampak akibat banjir di kota banjarmasin yang
memiliki risiko bencana banjir sedang dan tinggi dari pasang laut
(banjir rob), curah hujan setempat atau lokal, dan debit banjir dari
hulu;
b. membatasi dan mengurangi kegiatan penimbunan atau urugan pada
lahan rawa melalui penyediaan ruang air pada setiap kavling, persil
dan tapak per satuan wilayah penanganan genangan atau satuan
wilayah penanganan drainase dengan ketentuan koefisien ruang air
minimal;
c. koefisien ruang air minimal ditetapkan dengan mempertimbangkan
faktor berikut:
1. keseimbangan dan kelestarian untuk melindungi dan
mengamankan fungsi dan manfaat rawa;
2. pengendalian pemanfaatan daerah rawa untuk kawasan terbangun
perkotaan;
3. penyediaan resapan dan tampungan air dan debit banjir;
4. mendukung sistem pengendalian banjir perkotaan di daerah rawa
rawa pasang surut.
5. tata dan pola pengaliran air;
6. terintegrasi degan sistem jaringan sumberdaya air dan jaring
drainasi;
7. dapat dikembangkan sebagai perwujudan kerangka hijau biru
yang berkelanjutan;
8. mendukung pengelolaan dataran banjir dan ketentuan kawasan
rawan bencana banjir; dan
9. mendukung dan memperkuat kebijakan regulasi bangunan
panggung.
d. penyediaan ruang air sebagaimana dimaksud pada huruf b, diluar
badan air sungai dilakukan sebagai berikut:
1. penyediaan ruang air pada lahan atau tanah yang dapat di akses
publik atau umum, melalui ketentuan;
a) penyediaan ruang air publik minimal 30% (tiga puluh persen)
per satuan wilayah penanganan genangan (SWPG) atau per
satuan wilayah penanganan drainase (SWPD);
b) penyediaan ruang air publik sebagaimana dimaksud pada
huruf a dilakukan melalui kajian kebutuhan ruang air sebagai

-47-
resapan, tampungan air pasang, limpasan air permukaan, air
hujan dan/atau debit banjir dan/atau melalui rencana induk
sumberdaya air dan drainase;
c) penyediaan ruang air publik sebagaimana dimaksud pada
huruf a dapat berupa area rawa yang tidak di urug atau tidak
dilakukan penimbunan, pemanfaatan atau peruntukan dengan
dataran yang rendah atau direncanakan untuk digenangi air
atau debit banjir, dan/atau dengan penggalian kolam dengan
fungsi retensi detensi dengan fungsi utama sebagai area
resapan dan tampungan;
d) penyediaan ruang air publik sebagaimana dimaksud pada
huruf c, dapat dilaksanakan pada zona sempadan sungai, zona
ruang terbuka hijau, zona pertanian, zona perkantoran, zona
sarana pelayanan umum, zona transportasi, zona pertahanan
keamanan, zona kawasan peruntukan industri, dan subzona
pergudangan;
e) penyediaan ruang air publik sebagaimana dimaksud pada
huruf d dilakukan melalui penyediaan lahan, pengadaan tanah,
pemanfaatan tanah milik (aset) pemerintah dan/atau
perolehan tanah lainnya;
f) penyediaan ruang air publik sebagaimana dimaksud pada
huruf a dapat diintegrasikan dan di manfaatkan sebagai ruang
terbuka hijau fungsi ekologi dan hidrologi; dan
g) penyediaan ruang air publik sebagaimana dimaksud pada
huruf a terhubung dengan sistem jaringan sumberdaya air dan
saluran drainase.
2. penyediaan ruang air privat, pada kavling atau persil atau bidang
tanah yang di manfaatkan untuk perumahan atau rumah tinggal
melalui ketentuan:
a) penyediaan ruang air privat minimal 40% (empat puluh persen)
sampai dengan 90% (sembilan puluh persen) pada tapak atau
kavling dengan luasan sampai dengan 200 (dua ratus) meter
persegi, sesuai ketentuan dan arahan teknis dari instansi yang
membidangi sumberdaya air dan drainase;
b) ketentuan dan arahan teknis dari dinas yang membidangi
sumberdaya air dan drainase sebagaimana dimaksud pada
huruf a mempertimbangkan kegiatan, lokasi setempat dan
sekitarnya, kondisi saat itu atau eksisting atau rumah tinggal
baru;
c) penyediaan ruang air privat sebagaimana dimaksud pada huruf
a dapat berupa area rawa yang tidak di urug atau tidak
dilakukan penimbunan, pemanfaatan atau peruntukan dengan
dataran yang rendah atau direncanakan untuk digenangi air
atau debit banjir, dan/atau kolam retensi detensi dengan
fungsi utama sebagai area resapan dan tampungan;
d) pada kawasan permukiman atau kawasan perumahan wajib
tersedia tata pengaliran ruang air dalam kavling dan
lingkungan yang terhubung, dengan saluran inlet ke bagian

-48-
bawah bangunan panggung atau rawa di bagian bawah (kolong)
bangunan rumah, dan saluran pembagi atau gorong-gorong
antar blok;
e) penyediaan ruang air privat sebagaimana dimaksud pada huruf
a terhubung dengan sistem jaringan sumberdaya air dan
saluran drainase; dan
f) peraturan daerah tentang bangunan dan konstruksi panggung
tetap berlaku, kebutuhan lainnya tetap dipenuhi dengan
konstruksi panggung atau urugan/penimbunan elevasi rendah
yang digenangi air saat debit pasang dan/atau debit banjir.
3. penyediaan ruang air privat, pada kavling atau persil atau bidang
tanah yang di manfaatkan untuk non perumahan atau selain
rumah tinggal melalui ketentuan:
a) zona kawasan peruntukan industri, subzona pergudangan,
zona perdagangan jasa, zona campuran, zona transportasi,
zona sarana pelayanan umum;
b) penyediaan ruang air privat pada tapak atau kavling dengan
luasan kurang dari atau sampai dengan 200 (dua ratus) meter
persegi mengiikuti ketentuan penyediaan ruang air privat, pada
kavling atau persil atau bidang tanah yang di manfaatkan
untuk perumahan atau rumah tinggal;
c) penyediaan ruang air privat minimal 10% (sepuluh persen)
sampai dengan 40% (empat puluh persen) pada kawasan
peruntukan sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu)
dengan luasan lebih dari 200 (dua ratus) meter persegi, sesuai
ketentuan dan arahan teknis dari dinas yang membidang
sumberdaya air dan drainase;
d) ketentuan dan arahan teknis dari dinas yang membidangi
sumberdaya air dan drainase mempertimbangkan jenis
kegiatan, lokasi setempat dan sekitarnya, kondisi saat itu atau
eksisting dan pembangunan baru, kebutuhan penyediaan
sarana prasarana parkir, bongkar muat, peletakan barang dan
peralatan industri beban tertentu, halaman pelataran, jalan
atau akses kendaraan, tertentu lainnya untuk fungsi utama
kegiatan, dan biaya investasi;
e) penyediaan ruang air privat dapat berupa area rawa yang tidak
di urug atau tidak dilakukan penimbunan, pemanfaatan atau
peruntukan dengan dataran yang rendah atau direncanakan
untuk digenangi air atau debit banjir, dan/atau penggalian
kolam retensi detensi dengan fungsi utama sebagai area
resapan dan tampungan untuk mendapatkan volume
tampungan maksimal;
f) pada zona sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib tersedia
tata pengaliran ruang air dalam kavling dan lingkungan yang
terhubung, dengan saluran inlet ke bagian bawah bangunan
panggung atau rawa di bawah bangunan, dan saluran pembagi
atau gorong-gorong antar tapak;

-49-
g) penyediaan ruang air privat sebagaimana dimaksud pada huruf
b dan huruf c terhubung dengan sistem jaringan sumberdaya
air dan saluran drainase;
h) peraturan daerah tentang bangunan dan konstruksi panggung
tetap berlaku, kebutuhan lainnya tetap dipenuhi dengan
konstruksi panggung atau urugan/penimbunan elevasi
rendah yang digenangi air saat debit pasang dan/atau debit
banjir;
i) ketentuan dan arahan teknis sebagaimana dimaksud pada
huruf d dilengkapi dengan kajian teknis dampak pembangunan
terhadap lingkungan dan dampak genangan atau peningkatan
air permukaan disekitarnya sesuai arahan dari dinas yang
membidang sumberdaya air dan drainase; dan
j) penyediaan ruang air privat sebagaimana dimaksud pada
huruf b dan huruf c penyediaannya dapat digantikan atau di
alihkan dari luar kavling atau dari luar tapak pembangunan,
ke lokasi atau ke tempat lain disekitarnya dalam satu satuan
wilayah penanganan genangan (SWPG) atau satu satuan
wilayah penanganan drainase (SWPD) yang sama atau sesuai
sesuai kajian teknis dampak pembangunan terhadap
lingkungan dan dampak genangan atau peningkatan air
permukaan.
(7) Ketentuan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dalam
pasal aturan dasar setiap zona dan subzona pada Peraturan Wali Kota ini.
(8) Ketentuan khusus pada ayat (1) digambarkan dalam peta dengan
ketelitian geometri dan ketelitian detail informasi skala 1:5.000
sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIV.1 sampai dengan Lampiran
XIV.5, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali Kota
ini.

Pasal 56
(1) Ketentuan pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1)
huruf f, terdiri atas:
a. ketentuan variansi pemanfaatan ruang;
b. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif;
c. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
(non-conforming situation) dengan peraturan zonasi; dan
d. aturan peralihan yang mengatur status pemanfaatan ruang yang
berbeda dengan fungsi ruang zona peruntukannya.
(2) Ketentuan variansi pemanfaatan ruang sebgaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, terdiri atas:
a. ketentuan yang memberikan kelonggaran untuk menyesuaikan
dengan kondisi tertentu dengan tetap mengikuti ketentuan massa
ruang yang ditetapkan dalam peraturan zonasi; dan
b. ketentuan untuk menampung dinamika pemanfaatan ruang mikro
dan sebagai dasar dalam peralihan hak membangun “transfer of
development rights” (TDR) dan membangun pada ketinggian tertentu
pada ruang udara diatas ruang publik “air right development”.

-50-
(3) Ketentuan pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, terdiri atas:
a. ketentuan pemberian insentif bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang
sejalan dengan rencana tata ruang dan memberikan dampak positif
bagi masyarakat;
b. insentif dapat berbentuk kemudahan perizinan, keringanan pajak,
kompensasi, imbalan, subsidi prasarana, pengalihan hak
membangun, dan ketentuan teknis lainnya yang telah diatur dalam
peraturan daerah tentang RTRW Kota Banjarmasin;
c. ketentuan pemberian disinsentif bagi kegiatan pemanfaatan ruang
yang tidak sejalan dengan rencana tata ruang dan memberikan
dampak negatif bagi masyarakat;
d. disinsentif dapat berbentuk antara lain pengetatan persyaratan,
pengenaan pajak dan retribusi yang tinggi, pengenaan denda,
pembatasan penyediaan prasarana dan sarana, atau kewajiban untuk
penyediaan prasarana dan sarana kawasan yang telah diatur dalam
peraturan daerah tentang RTRW Kota Banjarmasin.
(4) Ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
(non-conforming situation) dengan peraturan zonasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. kegiatan dan penggunaan lahan tidak sesuai dengan peraturan Wali
Kota yang berlaku ini dan oleh karena itu, melanggar peraturan
peraturan Wali Kota ini.
b. ketentuan ini berlaku untuk pemanfaatan ruang yang izinnya di
terbitkan sebelum penetapan RDTR dan peraturan zonasi, dan dapat
dibuktikan bahwa izin tersebut diperoleh sesuai dengan prosedur dan
tata cara yang benar;
c. ketentuan ini mengatur tentang kegiatan dan penggunaan lahan yang
sudah memiliki izin, baik sudah terbangun atau belum terbangun,
baik sudah beroperasi atau belum beroperasi sebelum Peraturan Wali
Kota ini. ditetapkan namun tidak sesuai dengan peraturan zonasi;
d. penggunaan yang tidak sesuai adalah penggunaan yang secara sah
ada sebelum tanggal berlakunya Peraturan Wali Kota ini, tetapi tidak
lagi diizinkan;
e. penggunaan yang tidak sesuai dinyatakan oleh peraturan ini tidak
sesuai dengan penggunaan yang diizinkan di zona yang terlibat; dan
f. keberlanjutan penggunaan yang tidak sesuai hukum tunduk pada
hal-hal berikut:
1. penggunaan yang tidak sesuai tidak boleh ditingkatkan intensitas
pemanfaatan ruangnya, tidak boleh diubah, dan tidak boleh
dipindahkan ke bagian lain dari persil, kavling atau tapak kecuali
disetujui oleh izin penggunaan bersyarat, meliputi:
a) ekstensi adalah penggunaan bangunan yang tidak sesuai dapat
diperluas ke seluruh bangunan tersebut asalkan tidak ada
perubahan struktural yang dibuat di dalamnya kecuali
sebagaimana disyaratkan oleh peraturan atau peraturan lain;
b) relokasi adalah penggunaan yang tidak sesuai tidak boleh
dipindahkan ke bagian lain dari sebidang tanah yang di atasnya

-51-
hal itu dilakukan pada saat pengesahan peraturan yang
menjadikannya tidak sesuai;
c) pelepasan adalah penggunaan bangunan atau bidang tanah
yang tidak sesuai yang telah dihentikan untuk jangka waktu
satu tahun tidak boleh dilakukan kembali dan penggunaan di
masa depan harus sesuai dengan peraturan lampiran ini; dan
d) perubahan adalah penggunaan yang tidak sesuai dari suatu
bangunan atau bidang tanah dapat diubah menjadi
penggunaan yang tidak sesuai yang serupa.
2. apabila penggunaan yang tidak sesuai dari suatu bangunan atau
bidang tanah telah diubah menjadi penggunaan yang sesuai,
setelah itu tidak boleh diubah menjadi penggunaan yang tidak
sesuai;
3. jika penggunaan yang tidak sesuai dihentikan untuk jangka waktu
180 hari atau lebih, penggunaan tersebut akan kehilangan status
hukumnya yang tidak sesuai; dan
4. secara terus-menerus selama 12 bulan sejak sebelum peraturan
zonasi suatu keadaan di mana penggunaan lahan, properti atau
bangunan saat ini tidak sesuai dengan peraturan zonasi, tetapi
telah digunakan berlaku, dapat memenuhi syarat sebagai
penggunaan yang tidak sesuai hukum.
(5) Aturan peralihan yang mengatur status pemanfaatan ruang yang berbeda
dengan fungsi ruang zona peruntukannya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d, terdiri atas:
a. untuk pemanfaatan ruang tertentu yang memenuhi persyaratan
dapat mengajukan persetujuan “legal non-conforming use” atau
persetujuan “conditional use”;
b. untuk pemanfaatan ruang yang berbeda dapat diberikan tenggang
waktu selama 36 (tiga puluh enam) bulan untuk menyesuaikan
terhadap fungsi zona peruntukannya atau pindah atau dialihkan ke
zona yang sesuai; dan
c. ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan insentif dan
disinsentif diatur dengan Peraturan Wali Kota.

Paragraf 2
Aturan Dasar Zona Lindung

Pasal 57
(1) Aturan dasar zona lindung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat
(2) huruf a, terdiri atas:
a. aturan dasar zona badan air dengan kode BA;
b. aturan dasar zona perlindungan setempat dengan kode PS;
c. aturan dasar zona ruang terbuka hijau dengan kode RTH; dan
(2) Aturan dasar zona badan air dengan kode BA sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, terdiri atas subzona badan air dengan kode BA .
(3) Aturan dasar zona perlindungan setempat dengan kode PS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas subzona perlindungan
setempat dengan kode PS.

-52-
(4) Aturan dasar zona ruang terbuka hijau dengan kode RTH, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c, terdiri atas:
a. aturan dasar subzona rimba kota dengan kode RTH-1;
b. aturan dasar subzona taman kota dengan kode RTH-2;
c. aturan dasar subzona taman kelurahan dengan kode RTH-4;
d. aturan dasar subzona taman RT dengan kode RTH-6;
e. aturan dasar subzona pemakaman dengan kode RTH-7; dan
f. aturan dasar subzona jalur hijau dengan kode RTH-8.

Pasal 58
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
badan air dengan kode BA sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat
(2), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan

-53-
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B2 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
kesesuaian wajib terhadap peraturan daerah yang mengatur
tentang bangunan, konstruksi, kesehatan dan pengelolaan
lingkungan, pengamanan dan kebencanaan, keadilan sosial, dan
pengembangan ekonomi;
3. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.

-54-
4. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada zona badan
air dengan kode BA untuk bangunan terapung atau bangunan di
permukaan air berupa pengaturan luas bangunan, ketingguian bangunan
dan jumlah lantai maksimal bangunan berdasarkan rekomendasi dari
instansi teknis yang menangani pemanfaatan dan perlindungan badan air.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada zona badan air dengan kode
BA untuk bangunan terapung atau bangunan di permukaan air diatur
tentang jarak terhadap batas aman alur pelayaran dan jarak antar
bangunan berdasarkan rekomendasi dari instansi teknis yang menangani
pemanfaatan dan perlindungan badan air.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimal pada zona badan
air dengan kode BA bertujuan untuk menjaga keamanan, keselamatan,
dan kualitas perairan dan pencemaran sampah dan limbah, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. barrier jalur hijau (disarankan).
b. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (disarankan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (disarankan);
3. penampungan air limbah (black water dan grey water) dan
membuang ke IPAL Terpadu (disarankan); dan
4. pengolahan air limbah dengan MCK Plus/Sanimas (disarankan).
c. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/bersama) (diwajibkan).
d. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan).
e. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada zona badan air dengan kode BA,
yaitu kawasan berorientasi transit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1.
(6) Aturan dasar ketentuan pelaksanaan pada zona badan air dengan kode
BA, meliputi ketentuan kegiataan dan pemanfaatan perairan yang sudah
ada sebelum berlakunya Peraturan Wali Kota ini. dan berada pada zona
BA dinyatakan dalam status quo dan secara bertahap harus ditertibkan
untuk mengembalikan fungsi sesuai rencana pola ruangnya, terdiri atas:
a. ketentuan variansi pemanfaatan ruang, meliputi:

-55-
1. kegiatan penimbunan atau melakukan urugan pada bagian tepi
badan air dibatasi hanya untuk pembangunan tanggul sungai,
prasarana sarana sumberdaya air, bangunan transportasi air dan
kegiatan lainnya yang telah mendapatkan rekomendasi dari dinas
teknis yang membidangi;
2. dapat dimanfaatkan secara terbatas untuk budidaya perikanan,
pemanfaatan wisata berbasis sungai, rekreasi dan olahraga air,
ruang terbuka publik, serta sarana pendidikan dan penelitian
tentang sungai dengan batasan luas pemanfaatan dan jarak bebas
terhadap alur pelayaran atau transportasi air, memiliki konstruksi
bangunan air yang adaptif dan menyediakan jalur, rambu dan
ruang evakuasi banjir;
3. dilarang melakukan pembangunan baru untuk menurunkan risiko
pemanfaatan ruang air, kecuali bangunan prasarana sumber daya
air, fasilitas jembatan dan dermaga, jalur pipa gas dan air minum,
jaringan telekomunikasi, jaringan ketenagalistrikan dan kegiatan
lainnya yang telah mendapatkan rekomendasi dari dinas teknis
yang membidangi dengan tetap menyediakan mitigasi bencana;
dan
4. pembangunan pada ketinggian tertentu pada ruang udara diatas
ruang perairan sungai sebagai ruang “air right development” dapat
dilaksanakan secara terbatas dan bersyarat sesuai ketentuan dan
peraturan.
b. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, meliputi:
1. kegiatan dan pemanfaatan yang berkaitan dengan transportasi air
atau transportasi sungai baik angkutan penumpang dan angkutan
barang dalam rangka untuk mengurangi beban angkutan darat
dan lalu lintas jalan raya, serta mendukung Banjarmasin sebagai
Kota Seribu Sungai berhak dan dapat mengajukan insentif; dan
2. kegiatan dan pemanfaatan yang tidak berkaitan dengan
transportasi air atau transportasi sungai, dan memiliki risiko dan
dampak negatif pada tingkatan rendah hingga sedang yang
merupakan kegiatan dengan ketentuan terbatas dan/atau
bersyarat apabila tidak melakukan pembatasan dan
melaksanakan syarat yang ditentukan akan dikenakan disinsentif.
c. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
(non-conforming situation) dengan peraturan zonasi, meliputi:
1. semua kegiatan wajib memiliki izin dari instansi yang berwenang
dengan memperhatikan fungsi utama sungai agar tidak terganggu
oleh aktivitas yang berkembang di dalamnya;
2. bagi kegiatan dan pemanfaatan yang telah memiliki izin
pemanfaatan ruang air yang sudah ada diwajibkan untuk
mengajukan evaluasi izin pemanfaatan ruang air, dan terhadap
pengajuannya mendapatkan rekomendasi teknis dari dinas teknis
yang membidangi untuk pembatasan, prasarana sarana minimal,
spesifikasi atau ketentuan lainnya;
3. bagi kegiatan dan pemanfaatan yang tidak memiliki izin
pemanfaatan ruang air maka diwajibkan untuk mengajukan izin

-56-
pemanfaatan, dan terhadap pengajuannya mendapatkan
rekomendasi dari dinas teknis yang membidangi untuk
pemanfaatannya, pembatasan dan atau pelarangan dan
penghentian pemanfaatan hingga pembongkaran bangunan air
yang sudah ada; dan
4. kegiatan yang tidak diperbolehkan atau dilarang yang memiliki
risiko dan dampak negatif besar atau tinggi ditetapkan untuk
dilakukan penertiban dan pengembalian fungsi ruang.
d. aturan peralihan yang mengatur status pemanfaatan ruang yang
berbeda dengan fungsi ruang zona peruntukannya, adalah kegiatan
pemanfaatan ruang yang dapat mengajukan persetujuan “legal non-
conforming use” atau persetujuan “conditional use”, meliputi:
1. wisata atau rekreasi berbasis sungai dan olahraga air;
2. perikanan budidaya dan perikanan tangkap;
3. sarana pendidikan dan penelitian tentang sungai dan perairan;
dan
4. kegiatan lainnya yang telah mendapatkan rekomendasi dari dinas
teknis yang membidangi dengan tetap menyediakan mitigasi
bencana.

Pasal 59
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada zona
perlindungan setempat dengan kode PS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 57 ayat (3), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);

-57-
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,

-58-
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
perlindungan setempat dengan kode PS , meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 20% (dua puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 0,2 (nol koma dua);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 80% (delapan puluh persen)
dari luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 20% (dua puluh persen)
dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada zona perlindungan setempat
dengan kode PS, terdiri atas:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 5 (lima) meter untuk Jalan
Mantuil;
2. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Tembus Mantuil, Jalan Kuin Kacil, Jalan Basirih Dalam menuju
Jalan Tatah Bangkal TPA Basirih/ Jalan Handil Palung, Jalan
Basirih Dalam,Jalan Keramat Basirih, Jalan Banyiur Luar; dan
3. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 3
(tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimal pada subzona
perlindungan setempat dengan kode PS, terdiri atas;
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. barrier jalur hijau (diwajibkan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (disarankan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (disarankan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (diwajibkan).

-59-
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (disarankan);
3. penampungan air limbah (black water dan grey water) dan
membuang ke IPAL Terpadu (disarankan); dan
4. pengolahan air limbah dengan MCK Plus/Sanimas (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan Tempat sampah individual/Bak Sampah
(diwajibkan).
h. aksesibilitas penyandang cacat dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (disarankan).
i. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan).
j. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga terapung (disarankan);
2. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan); dan
3. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada zona perlindungan setempat
dengan kode PS, terdiri atas:
a. kawasan berorientasi transit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1;
b. kawasan sempadan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (5),
berupa sempadan sungai yang meliputi:
1. SWP I.A meliputi Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok
I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B meliputi Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(6) Aturan dasar ketentuan pelaksanaan pada zona perlindungan setempat
dengan kode PS, meliputi ketentuan berlaku bagi kegiatan dan
penggunaan lahan yang sudah terlanjur terbangun sebelum berlakunya
Peraturan Wali Kota ini. dan berada pada subzona PS.
a. ketentuan variansi pemanfaatan ruang, meliputi:
1. kegiatan terbatas, kegiatan terbatas bersyarat dan bersyarat
dilakukan pembatasan dan pelaksanaan yang dipersyaratkan
sesuai ketentuan; dan
2. kegiatan penimbunan atau melakukan urugan pada bagian tepi
badan air dibatasi hanya untuk pembangunan tanggul sungai,
prasarana sarana sumberdaya air, bangunan transportasi air dan
kegiatan lainnya yang telah mendapatkan rekomendasi dari dinas
teknis yang membidangi.
b. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, meliputi:
1. kegiatan yang diizinkan secara terbatas dan/atau terbatas
bersyarat yang mendukung transportasi air atau transportasi

-60-
sungai baik angkutan penumpang dan angkutan barang,
pariwisata berbasis sungai berhak mendapatkan insentif; dan
2. kegiatan yang tidak diperbolehkan atau dilarang dikenakan
disinsentif.
c. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
dengan peraturan zonasi, meliputi:
1. kegiatan yang tidak diperbolehkan atau di larang yang memiliki
risiko dan dampak negatif besar atau tinggi ditetapkan untuk
dilakukan penertiban dan pengembalian fungsi ruang; dan
2. kegiatan dan penggunaan yang tidak sesuai dapat disesuaikan
dengan ketentuan dialihkan keluar dari zona perlindungan
setempat sesuai kavling bidang tanah yang dikuasai dan telah
mendapatkan rekomendasi atau persetujuan dari dinas teknis.
d. aturan peralihan yang mengatur status pemanfaatan ruang yang
berbeda dengan fungsi ruang zona peruntukannya, adalah kegiatan
pemanfaatan ruang yang dapat mengajukan persetujuan “legal non-
conforming use” atau persetujuan “conditional use”, yaitu wisata atau
rekreasi berbasis sungai dan olahraga air.
e. kegiatan lainnya yang telah mendapatkan rekomendasi dari dinas
teknis yang membidangi dengan tetap menyediakan mitigasi
bencana.

Pasal 60
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
rimba kota dengan kode RTH-1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57
ayat (4) huruf a, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);

-61-
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;

-62-
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
rimba kota dengan kode RTH-1, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 30% (tiga puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 0,6 (nol koma enam);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 70% (tujuh puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 30% (tiga puluh persen)
dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona rimba kota dengan
kode RTH-1, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu GSB di jalan
lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan lingkungan
lainnya di SWP I.A.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 3
(tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimal pada subzona
rimba kota dengan kode RTH-1, meliputi:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (disarankan); dan
2. barrier jalur hijau (disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (disarankan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (disarankan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (diwajibkan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (diwajibkan); dan
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah dengan MCK Plus/Sanimas (disarankan).

-63-
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan).
h. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (disarankan).
i. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan).
j. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (disarankan).
(5) Aturan dasar ketentuan pelaksanaan pada sub zona rimba kota dengan
kode RTH-1, meliputi ketentuan berlaku bagi kegiatan dan penggunaan
lahan yang sudah terlanjur terbangun sebelum berlakunya Peraturan Wali
Kota ini dan berada pada subzona RTH-1, meliputi:
a. ketentuan variansi pemanfaatan ruang, meliputi:
1. kegiatan terbatas, kegiatan terbatas bersyarat dan bersyarat
dilakukan pembatasan dan pelaksanaan yang dipersyaratkan
sesuai ketentuan;
2. ketentuan untuk menampung dinamika pemanfaatan ruang mikro
dan sebagai dasar dalam peralihan hak membangun “transfer of
development rights” (TDR) dan membangun pada ketinggian
tertentu pada ruang udara diatas ruang publik “air right
development”; dan
3. kegiatan penimbunan atau melakukan urugan pada bagian tepi
badan air dibatasi hanya untuk pembangunan tanggul sungai,
prasarana sarana sumberdaya air, bangunan transportasi air dan
kegiatan lainnya yang telah mendapatkan rekomendasi dari dinas
teknis yang membidangi.
b. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, meliputi:
1. kegiatan yang diizinkan secara terbatas dan/atau terbatas
bersyarat yang mendukung transportasi air atau transportasi
sungai baik angkutan penumpang dan angkutan barang,
pariwisata berbasis sungai berhak mendapatkan insentif; dan
2. kegiatan yang diizinkan secara terbatas dan/atau terbatas
bersyarat kegiatan pariwisata berkelanjutan dan yang mendukung
pengembangan kawasan pulau bromo melalui pengembangan
pariwisata alam dan bwisata budaya yang berkelanjutan dengan
konsep ”eko tourism”; dan
3. kegiatan yang tidak diperbolehkan atau di larang di kenakan
disinsentif.

-64-
c. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
dengan peraturan zonasi, meliputi:
1. kegiatan yang tidak diperbolehkan atau di larang yang memiliki
risiko dan dampak negatif besar atau tinggi ditetapkan untuk
dilakukan penertiban dan pengembalian fungsi ruang; dan
2. kegiatan dan penggunaan yang tidak sesuai dapat disesuaikan
dengan ketentuan dialihkan keluar dari sub zona rimba kota sesuai
kavling bidang tanah yang dikuasai dan telah mendapatkan
rekomendasi atau persetujuan dari dinas teknis.
3. keberlanjutan penggunaan yang tidak sesuai hukum tunduk pada
hal-hal berikut:
a) penggunaan yang tidak sesuai tidak boleh ditingkatkan
intensitas pemanfaatan ruangnya, tidak boleh diubah, dan
tidak boleh dipindahkan ke bagian lain dari persil, kavling atau
tapak kecuali disetujui oleh izin penggunaan bersyarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56.
b) apabila penggunaan yang tidak sesuai dari suatu bangunan
atau bidang tanah telah diubah menjadi penggunaan yang
sesuai, setelah itu tidak boleh diubah menjadi penggunaan
yang tidak sesuai;
c) jika penggunaan yang tidak sesuai dihentikan untuk jangka
waktu 180 (seratus delapan puluh) hari atau lebih, penggunaan
tersebut akan kehilangan status hukumnya yang tidak sesuai;
dan
d) secara terus-menerus selama 12 (dua belas) bulan sejak
sebelum peraturan zonasi suatu keadaan di mana penggunaan
lahan, properti atau bangunan saat ini tidak sesuai dengan
peraturan zonasi, tetapi telah digunakan berlaku, dapat
memenuhi syarat sebagai penggunaan yang tidak sesuai
hukum.
d. aturan peralihan yang mengatur status pemanfaatan ruang yang
berbeda dengan fungsi ruang zona peruntukannya, adalah kegiatan
pemanfaatan ruang yang dapat mengajukan persetujuan “legal non-
conforming use” atau persetujuan “conditional use” yaitu wisata atau
rekreasi berbasis sungai dan olahraga air.
e. kegiatan lainnya yang telah mendapatkan rekomendasi dari dinas
teknis yang membidangi dengan tetap menyediakan mitigasi bencana.

Pasal 61
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
taman kota dengan kode RTH-2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57
ayat (4) huruf b, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:

-65-
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:

-66-
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
taman kota dengan kode RTH-2, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 30% (tiga puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 0,6 (nol koma enam);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 70% (tujuh puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 30% (tiga puluh persen)
dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona taman kota dengan
kode RTH-2, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk
Jalan P.M. Noor atau Pasir Mas, dan minimal sebesar 10 (sepuluh)
meter untuk Jalan Pelabuhan Rakyat/Jalan Teluk Mendung; dan
2. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 3
(tiga) meter; dan

-67-
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimal pada subzona
taman kota dengan kode RTH-2, meliputi:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. barrier jalur hijau (disarankan);
3. penghalang kendaraan bermotor (disarankan);
4. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (diwajibkan); dan
5. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan);
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (disarankan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan); dan
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (diwajibkan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (disarankan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (disarankan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (disarankan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
2. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan); dan
3. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan).

-68-
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (disarankan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona taman kota dengan kode
RTH-2, yaitu kawasan berorientasi transit sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1.

Pasal 62
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
taman kelurahan dengan kode RTH-4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
57 ayat (4) huruf c, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);

-69-
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan; dan
2. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
taman kelurahan dengan kode RTH-4, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 20% (dua puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 0,2 (nol koma dua);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 70% (tujuh puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 20% (dua puluh persen)
dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona taman kelurahan
dengan kode RTH-4, meliputi:

-70-
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu GSB di jalan
lingkungan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk Jalan Komplek
Perumahan Suaka Permata Indah, dan jalan lingkungan lainnya
sesuai lampiran yang tidak terpisahkan dalam peraturan ini, serta
minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan lingkungan lainnya di SWP
I.A dan SWP I.B;
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 3
(tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimal pada subzona
taman kelurahan dengan kode RTH-4, meliputi:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. barrier jalur hijau (disarankan);
3. penghalang kendaraan bermotor (disarankan); dan
4. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan).
5. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan); dan
2. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan); dan
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (disarankan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (disarankan);
3. area parkir khusus (disarankan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (disarankan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (disarankan).

-71-
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
2. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan); dan
3. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (disarankan).

Pasal 63
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
taman RT dengan kode RTH-6 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57 ayat
(4) huruf d, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);

-72-
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan; dan
2. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
taman RT dengan kode RTH-6, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 20% (dua puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 0,2 (nol koma enam);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 70% (tujuh puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 20% (dua puluh persen)

-73-
dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona taman RT dengan
kode RTH-6, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu GSB di jalan
lingkungan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk Jalan Komplek
Perumahan Suaka Permata Indah, dan jalan lingkungan lainnya
sesuai lampiran yang tidak terpisahkan dalam peraturan ini, serta
minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan lingkungan lainnya di SWP
I.A dan SWP I.B;
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 3
(tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimal pada subzona
taman RT dengan kode RTH-6, meliputi:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. barrier jalur hijau (disarankan);
3. penghalang kendaraan bermotor (disarankan);
4. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan);
5. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan);
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan); dan
2. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan); dan
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan);
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (disarankan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (disarankan);
3. area parkir khusus (disarankan);

-74-
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (disarankan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (disarankan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
2. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan); dan
3. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (disarankan).

Pasal 64
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
pemakaman dengan kode RTH-7 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57
ayat (4) huruf e, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);

-75-
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan; dan
2. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
pemakaman dengan kode RTH-7, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 20% (dua puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 0,2 (nol koma dua);

-76-
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 70% (tujuh puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 30% (tiga puluh persen)
dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona pemakaman dengan
kode RTH-7, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu GSB di jalan
lingkungan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk Jalan Perumahan
Wengga Mantuil dan jalan lingkungan lainnya sesuai lampiran yang
tidak terpisahkan dalam peraturan ini, serta minimal sebesar 2 (dua)
meter untuk jalan lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B;
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 3
(tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimal pada subzona
pemakaman dengan kode RTH-7, meliputi:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (disarankan); dan
2. barrier jalur hijau (disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (diwajibkan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (diwajibkan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (disarankan); dan
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (disarankan); dan
2. pengolahan air limbah dengan MCK Plus/Sanimas (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan).
h. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (disarankan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (disarankan);
3. area parkir khusus (disarankan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (disarankan); dan

-77-
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (disarankan).
i. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan);
2. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan); dan
3. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(disarankan).
j. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (disarankan).

Pasal 65
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
jalur hijau dengan kode RTH-8 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 57
ayat (4) huruf f, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);

-78-
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan; dan
2. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona jalur
hijau dengan kode RTH-8, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 20% (dua puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 0,2 (nol koma dua);

-79-
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 70% (tujuh puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 30% (tigapuluh persen)
dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona jalur hijau dengan
kode RTH-8, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu yaitu GSB di jalan
lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan lingkungan
lainnya di SWP I.A dan SWP I.B;
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 3
(tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimal pada subzona
jalur hijau dengan kode RTH-8, meliputi:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (disarankan);
2. barrier jalur hijau (diwajibkan);
3. penghalang kendaraan bermotor (disarankan);
4. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan); dan
5. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (diwajibkan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (diwajibkan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (disarankan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (disarankan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (disarankan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (disarankan); dan
2. pengolahan air limbah dengan MCK Plus/Sanimas (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (disarankan); dan

-80-
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (disarankan).
h. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (diwajibkan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (diwajibkan).
i. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
2. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan); dan
3. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(disarankan).
j. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (disarankan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona jalur hijau dengan kode
RTH-8, yaitu kawasan berorientasi transit sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1 dan Blok I.B.3.

Paragraf 3
Aturan Dasar Zona Budidaya

Pasal 66
(1) Aturan dasar zona budidaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 ayat
(2) huruf b, terdiri atas:
a. aturan dasar zona badan jalan dengan kode BJ;
b. aturan dasar zona pertanian dengan kode P;
c. aturan dasar zona Perikanan dengan kode IK;
d. aturan dasar zona pertambangan dengan kode T;
e. aturan dasar zona perumahan dengan kode R;
f. aturan dasar zona sarana pelayanan umum dengan kode SPU;
g. aturan dasar zona campuran dengan kode C;
h. aturan dasar zona perdagangan dan jasa dengan kode K;
i. aturan dasar zona perkantoran dengan kode KT;
j. aturan dasar zona pengelolaan persampahan dengan kode PP;
k. aturan dasar zona pembangkitan tenaga listrik dengan kode PTL;
l. aturan dasar zona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI;
m. aturan dasar zona pariwisata dengan kode W;

-81-
n. aturan dasar zona peruntukan lainnya dengan kode PL;
o. aturan dasar zona transportasi dengan kode TR; dan
p. aturan dasar zona pertahanan dan keamanan dengan kode HK.
(2) Aturan dasar zona badan jalan dengan kode BJ, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, terdiri atas aturan dasar subzona badan jalan
dengan kode BJ.
(3) Aturan dasar zona pertanian dengan kode P, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, terdiri atas aturan dasar subzona tanaman pangan
dengan kode P-1.
(4) Aturan dasar zona perikanan dengan kode IK, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c, terdiri atas aturan dasar subzona perikanan tangkap
dengan kode IK-1.
(5) Aturan dasar zona pertambangan dengan kode T, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf d, terdiri atas aturan dasar subzona peruntukan
pertambangan minyak dan gas bumi dengan kode MG.
(6) Aturan dasar zona perumahan dengan kode R, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf e, terdiri atas:
a. Aturan dasar subzona Perumahan kepadatan tinggi dengan kode R-2;
b. Aturan dasar subzona Perumahan kepadatan sedang dengan kode R-
3; dan
c. Aturan dasar subzona Perumahan kepadatan rendah dengan kode R-
4.
(7) Aturan dasar zona sarana pelayanan umum dengan kode SPU,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, terdiri atas:
a. Aturan dasar subzona SPU skala kota dengan kode SPU-1;
b. Aturan dasar subzona SPU skala kecamatan dengan kode SPU-2;
c. Aturan dasar subzona SPU skala kelurahan dengan kode SPU-3; dan
d. Aturan dasar subzona SPU skala RW dengan kode SPU-4.
(8) Aturan dasar zona campuran dengan kode C, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf g, terdiri atas aturan dasar subzona campuran
intensitas menengah/sedang dengan kode C-2.
(9) Aturan dasar zona perdagangan dan jasa dengan kode K, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf h, terdiri atas:
a. Aturan dasar subzona perdagangan dan jasa skala kota dengan kode
K-1;
b. Aturan dasar subzona perdagangan dan jasa skala WP dengan kode
K-2; dan
c. Aturan dasar subzona perdagangan dan jasa skala SWP dengan kode
K-3.
(10) Aturan dasar zona perkantoran dengan kode KT, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf i, terdiri atas aturan dasar subzona
perkantoran dengan kode KT.
(11) Aturan dasar zona pengelolaan persampahan dengan kode PP,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j, terdiri atas aturan dasar
subzona pengelolaan persampahan dengan kode PP.
(12) Aturan dasar zona pembangkitan tenaga listrik dengan kode PTL,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k, terdiri atas aturan dasar
subzona pembangkitan tenaga listrik dengan kode PTL.

-82-
(13) Aturan dasar zona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l, terdiri atas aturan dasar
subzona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI.
(14) Aturan dasar zona pariwisata dengan kode W, sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf m, terdiri atas aturan dasar subzona pariwisata
dengan kode W.
(15) Aturan dasar zona peruntukan lainnya dengan kode PL, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf n, terdiri atas:
a. Aturan dasar subzona Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) dengan
kode PL-3; dan
b. Aturan dasar subzona pergudangan dengan kode PL-6.
(16) Aturan dasar zona transportasi dengan kode TR, sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf o, terdiri atas aturan dasar subzona
transportasi dengan kode TR.
(17) Aturan dasar zona pertahanan dan keamanan dengan kode HK,
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf p, terdiri atas aturan dasar
subzona pertahanan dan keamanan dengan kode HK.

Pasal 67
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
badan jalan dengan kode BJ sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat
(2), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);

-83-
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B2 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
kesesuaian wajib terhadap peraturan daerah yang mengatur
tentang bangunan, konstruksi, kesehatan dan pengelolaan
lingkungan, pengamanan dan kebencanaan, keadilan sosial, dan
pengembangan ekonomi;
3. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan

-84-
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
d. kegiatan tidak diizinkan, tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
badan jalan dengan kode BJ, adalah koefisien dasar hijau (KDH) minimum
10% (sepuluh persen) dari luas tapak jalan.
(3) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
badan jalan dengan kode BJ, meliputi:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (disarankan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (disarankan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan); dan
5. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (disarankan).
c. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan);
2. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
3. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
d. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water & grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);
2. pengolahan air limbah (black water & grey water) ke IPAL Terpadu
dalam kawasan (diwajibkan);
3. pengolahan air limbah dengan MCK Plus/Sanimas (disarankan).
e. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
(4) Aturan dasar ketentuan pelaksanaan pada subzona badan jalan dengan
kode BJ, meliputi:
a. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
dengan peraturan zonasi, meliputi:
1. kegiatan dan penggunaan lahan tidak terbangun berupa budidaya
pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan,
dan lainnya masih diperbolehkan dan dapat dilakukan dalam

-85-
rangka mengoptimalkan manfaat dan nilai ekonomi dari lahan
atau kavling bidang tanah yang dimilikinya; dan
2. kegiatan dan penggunaan lahan terbangun tidak boleh
ditingkatkan intensitas pemanfaatan ruangnya, tidak boleh
diubah, dan tidak boleh dipindahkan ke bagian lain dari kavling
bidang tanah atau tapak yang masih dalam zona badan jalan, dan
dapat dipindahkan ke bagian lain dari kavling bidang tanah atau
tapak diluar zona badan jalan dengan disetujui oleh izin
penggunaan bersyarat.
b. aturan peralihan yang mengatur status pemanfaatan ruang yang
berbeda dengan fungsi ruang zona peruntukannya, yaitu dengan tetap
memanfaatkan lahan dan tanahnya sesuai ketentuan hingga
mendapatkan penggantian atas tanahnya untuk pembangunan jalan.

Pasal 68
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
tanaman pangan dengan kode P-1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
ayat (3), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);

-86-
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.

-87-
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
tanaman pangan dengan kode P-1, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 20% (dua puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 0,2 (nol koma dua);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 80% (delapan puluh persen)
dari luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 20% (dua puluh persen)
dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona tanaman pangan
dengan kode P-1, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 15 meter (lima belas) meter
untuk Rencana Jalan Akses Mantuil-Jalan Gubernur Soebarjo
(Jalan Pelabuhan Metropolitan);
2. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Mantuil, dan minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan Tatah
Bangkal, Jalan Akses TPA Sampah Basirih, Rencana jalan akses
yang melalui kawasan pertanian di mantuil (Rencana Akses Jalan
Belakang TPA Basirih); dan
3. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 3
(tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
tanaman pangan dengan kode P-1, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (disarankan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (disarankan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan);
e. prasarana air limbah, meliputi:

-88-
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (disarankan); dan
2. pengolahan air limbah dengan MCK Plus/Sanimas (disarankan).
f. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (disarankan).
g. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan); dan
2. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan).
h. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona tanaman pangan dengan
kode P-1, terdiri atas:
a. lahan pertanian pangan berkelanjutan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 55 ayat (2), yang meliputi SWP I.A pada Blok I.A.1; dan
b. kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat
(6), terdiri atas:
1. rawan bencana banjir tingkat tinggi yang meliputi SWP I.A pada
Blok I.A.6; dan
2. rawan bencana banjir tingkat sedang yang meliputi SWP I.A pada
Blok I.A.6.

Pasal 69
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
perikanan tangkap dengan kode IK-1, sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 ayat (4), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan :
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas

-89-
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan Batasan yaitu
koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan :
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan atau
yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil yang
disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah daerah;
dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak, dan
lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali

-90-
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
perikanan tangkap dengan kode IK-1, yaitu koefisien dasar bangunan
(KDB) maksimal 30% (tiga puluh persen) dari luas persil.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona perikanan
tangkap dengan kode IK-1, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang;
2. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 15 meter (lima belas) meter
untuk Rencana Jalan Akses Mantuil-Jalan Gubernur Soebarjo
(Jalan Pelabuhan Metropolitan), dan minimal sebesar 10 (sepuluh)
meter untuk Jalan Duyung Raya, Jalan Yos Sudarso;
3. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Barito Hulu; dan
4. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
perikanan tangkap dengan kode IK-1, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (diwajibkan);
2. barrier jalur hijau (disarankan);
3. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (diwajibkan); dan
4. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(diwajibkan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (disarankan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (disarankan);
2. menggunakan saluran tertutup (disarankan); dan
3. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (disarankan);
3. penampungan air limbah (black water dan grey water) dan
membuang ke IPAL Terpadu (disarankan);

-91-
4. pengolahan limbah B3 secara individual (disarankan); dan
5. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (diwajibkan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (disarankan).
g. jaringan telekomunikasi yaitu menyediakan jaringan internet Wi-Fi
untuk publik (publik internet wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (disarankan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (disarankan); dan
4. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk) (diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (disarankan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (diwajibkan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
3. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
4. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan); dan
5. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(diwajibkan); dan
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan pelaksanaan pada subzona perikanan tangkap
dengan kode IK-1, terdiri atas:
a. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif yaitu kegiatan terbatas,
bersyarat dan yang tidak diperbolehkan atau di larang yang memiliki
risiko dan dampak terhadap kinerja ruang subzona perikanan
tangkap dikenakan disinsentif.
b. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
dengan peraturan zonasi, meliputi:

-92-
1. kegiatan dan penggunaan yang tidak sesuai dan berpotensi
menanggu atau menurunkan kinerja ruang dari subzona
transportasi tidak boleh ditingkatkan intensitas pemanfaatan
ruangnya, tidak boleh diubah, dan tidak boleh dipindahkan ke
bagian lain dari persil, kavling atau tapak kecuali disetujui oleh izin
penggunaan bersyarat; dan
2. kegiatan dan penggunaan yang masuk dalam kategori terbatas dan
bersyarat dan mendapatkan persetujuan yang tidak sesuai dibatasi
intensitas pemanfaatan ruangnya dengan disetujui oleh izin
penggunaan bersyarat.

Pasal 70
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
pertambangan minyak dan gas bumi dengan kode MG sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 ayat (5), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);

-93-
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi dengan kode MG,
meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 60% (enam puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 3,2 (tiga koma dua);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 80% (deapan puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona peruntukan

-94-
pertambangan minyak dan gas bumi dengan kode MG, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Kuin Selatan; dan
2. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk, dan
minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan lingkungan lainnya di
SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 2-4
(dua sampai empat) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,8 (satu koma
delapan) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi dengan kode MG, terdiri
atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (disarankan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (disarankan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (diwajibkan); dan
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (disarankan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (diwajibkan); dan
3. pengolahan limbah B3 secara individual (diwajibkan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (diwajibkan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menggunakan BTS individual/mandiri (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (diwajibkan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (diwajibkan); dan
4. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk)
(diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (disarankan);

-95-
3. area parkir khusus (disarankan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (disarankan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (disarankan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem pipa tegak (diwajibkan);
3. menyediakan sistem springkler otomatik (diwajibkan);
4. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
5. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
6. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
7. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan); dan
8. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(diwajibkan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).

Pasal 71
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
perumahan kepadatan tinggi dengan kode R-2 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (6) huruf a, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas

-96-
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan

-97-
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
Perumahan kepadatan tinggi dengan kode R-2, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 80% (delapan puluh
persen) dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 9,0 (sembilan koma nol);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 10% (sepuluh persen) dari luas
persil;
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 90% (sembilan puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok; dan
e. luas kavling minimum sebesar 72 (tujuh puluh dua) m2.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona Perumahan
kepadatan tinggi dengan kode R-2, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang/Jalan
Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang;
2. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk
Jalan Belitung;
3. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Barito Hulu, Jalan Mantuil, dan minimal sebesar 7 (tujuh) meter
untuk Jalan Banyiur Luar; dan
4. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5-
1,0 (nol koma lima sampai dengan satu) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona

-98-
Perumahan kepadatan tinggi dengan kode R-2, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (disarankan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. penghalang kendaraan bermotor (disarankan);
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan); dan
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (disarankan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (disarankan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (disarankan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (diwajibkan); dan
3. pengolahan air limbah dengan MCK Plus/Sanimas (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (diwajibkan); dan
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (disarankan); dan
2. jalur pemandu, rambu dan marka (disarankan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:

-99-
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan);
3. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan); dan
4. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(disarankan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (disarankan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona perumahan kepadatan
tinggi dengan kode R-2, terdiri atas kawasan sempadan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (5), terdiri atas:
a. sempadan ketenagalistrikan, yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.3;
dan
b. sempadan sungai, yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.2.
(6) Aturan dasar ketentuan pelaksanaan pada subzona Perumahan
kepadatan tinggi dengan kode R-2, terdiri atas:
a. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, meliputi:
1. pembangunan perumahan dan hunian bertingkat termasuk
rumah susun mendapatkan insentif; dan
2. kegiatan yang tidak diperbolehkan atau di larang yang memiliki
risiko dan dampak negatif kecil atau dapat diabaikan dapat
dikenakan disinsentif.
b. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
dengan peraturan zonasi adalah kegiatan yang tidak diperbolehkan
atau di larang yang memiliki risiko dan dampak negatif besar atau
tinggi ditetapkan untuk dilakukan penertiban dan pengembalian
fungsi ruang;
c. aturan peralihan yang mengatur status pemanfaatan ruang yang
berbeda dengan fungsi ruang zona peruntukannya, adalah :
1. kegiatan pemanfaatan ruang yang memiliki risiko dan dampak
negatif yang besar diberikan tenggang waktu maksimal hingga 36
(tiga puluh enam) bulan untuk menyesuaikan terhadap fungsi
zona peruntukannya atau pindah atau dialihkan ke zona yang
sesuai; dan
2. kegiatan pemanfaatan ruang yang memiliki risiko dan dampak
negatif yang kecil atau dapat di abaikan termasuk melalui rekayasa
penangananan dampak hingga dampak negatif nya dapat
diturunkan atau dihilangkan dapat mengajukan persetujuan “legal
non-conforming use” atau persetujuan “conditional use”.

-100-
Pasal 72
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
perumahan kepadatan sedang dengan kode R-3 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (6) huruf b, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang

-101-
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
Perumahan kepadatan sedang dengan kode R-3, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 80% (delapan puluh
persen) dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 3,2 (tiga koma dua);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 10% (sepuluh persen) dari luas
persil;
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 80% (delapan puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok; dan
e. luas kavling minimum sebesar 90 (sembilan puluh) m2.

-102-
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona Perumahan
kepadatan sedang dengan kode R-3, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang;
2. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 15 meter (lima belas) meter
untuk Rencana Jalan Akses Mantuil-Jalan Gubernur Soebarjo
(Jalan Pelabuhan Metropolitan), minimal sebesar 10 (sepuluh)
meter untuk Jalan P.M. Noor, Rencana Jalan Tembus Akses
Pelabuhan, Rencana Jalan yang melingkari KIT Mantuil, dan
minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk Jalan Pelabuhan
Rakyat/Jalan Teluk Mendung;
3. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Tatah Bangkal, Jalan Kuin Kacil, Jalan Basirih Dalam menuju
Jalan Tatah Bangkal TPA Basirih/ Jalan Handil Palung, Jalan
Basirih Dalam, Jalan Keramat Basirih, Jalan Banyiur Luar, Jalan
Cempaka Raya, dan Jalan Purna Sakti Jalur 9 Komp; dan
4. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk
Jalan Komplek Perumahan Suaka Permata Indah, Jalan Komplek
Aldi Citra Persada I, Jalan Komplek Aldi Citra Persada II, Jalan
Komplek Wengga Jaya/ Jalan Mangga Besar, Jalan Komplek
Mantuil Raya/ Jalan Ketapang, Jalan Komplek Berkat Rahmat,
Jalan Mansurin/ Komplek Warga Indah 7, Jalan Wisma Barito,
Jalan Akses Jembatan Pulau Bromo, dan minimal sebesar 2 (dua)
meter untuk jalan lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5-
1,0 (nol koma lima sampai dengan satu) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
Perumahan kepadatan sedang dengan kode R-3, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (disarankan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. penghalang kendaraan bermotor (disarankan);
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan); dan
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (disarankan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (disarankan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (disarankan);
dan

-103-
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (disarankan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (disarankan); dan
3. penampungan air limbah (black water dan grey water) dan
membuang ke IPAL Terpadu (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (diwajibkan); dan
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (diwajibkan).
h. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (disarankan); dan
2. jalur pemandu, rambu dan marka (disarankan).
i. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan);
2. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan); dan
3. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(disarankan).
j. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (disarankan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona perumahan kepadatan
sedang dengan kode R-3, terdiri atas:
a. kawasan berorientasi transit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2 dan Blok
I.B.3
b. kawasan sempadan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (5),

-104-
terdiri atas:
1. sempadan ketenagalistrikan, yang meliputi:
a) SWP I.A pada Blok I.A.4 dan Blok I.A.5; dan
b) SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
2. sempadan sungai, yang meliputi:
a) SWP I.A pada Blok I.A.1; dan
b) SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
c. kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat
(6), terdiri atas:
1. rawan bencana banjir tingkat tinggi yang meliputi SWP I.A pada
Blok I.A.6; dan
2. rawan bencana banjir tingkat sedang yang meliputi SWP I.A pada
Blok Blok I.A.4 dan Blok I.A.6.
(6) Aturan pelaksanaan pada subzona Perumahan kepadatan sedang dengan
kode R-3, terdiri atas:
a. ketentuan variansi pemanfaatan ruang, meliputi:
1. subzona Perumahan kepadatan sedang dengan lokasi pada
Ketentuan Khusus Kawasan Berorientasi Transit (TOD) dapat
melakukan peralihan hak membangun “transfer of development
rights” (TDR) untuk meningkatkan intensitas pemanfaatan
ruangya sesuai ketentuan; dan
2. subzona Perumahan kepadatan sedang dengan lokasi pada
Ketentuan Khusus Kawasan Berorientasi Transit (TOD) dapat
membangun pada ketinggian tertentu pada ruang udara diatas
ruang publik “air right development” sesuai ketentuan.
b. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, meliputi:
1. pembangunan perumahan dan hunian bertingkat termasuk
rumah susun mendapatkan insentif; dan
2. kegiatan yang tidak diperbolehkan atau di larang yang memiliki
risiko dan dampak negatif kecil atau dapat diabaikan dapat
dikenakan disinsentif.
c. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
dengan peraturan zonasi adalah kegiatan yang tidak diperbolehkan
atau di larang yang memiliki risiko dan dampak negatif besar atau
tinggi ditetapkan untuk dilakukan penertiban dan pengembalian
fungsi ruang;
d. aturan peralihan yang mengatur status pemanfaatan ruang yang
berbeda dengan fungsi ruang zona peruntukannya, adalah :
1. kegiatan pemanfaatan ruang yang memiliki risiko dan dampak
negatif yang besar diberikan tenggang waktu maksimal hingga 36
(tiga puluh enam) bulan untuk menyesuaikan terhadap fungsi
zona peruntukannya atau pindah atau dialihkan ke zona yang
sesuai; dan
2. kegiatan pemanfaatan ruang yang memiliki risiko dan dampak
negatif yang kecil atau dapat di abaikan termasuk melalui rekayasa
penangananan dampak hingga dampak negatif nya dapat
diturunkan atau dihilangkan dapat mengajukan persetujuan “legal
non-conforming use” atau persetujuan “conditional use”.

-105-
Pasal 73
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
perumahan kepadatan rendah dengan kode R-4 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (6) huruf c, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah

-106-
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
Perumahan kepadatan rendah dengan kode R-4, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 70% (tujuh pulluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 1,4 (satu koma empat);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 10% (sepuluh persen) dari luas
persil;
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 70% (tujuh puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok; dan

-107-
e. luas kavling minimum sebesar 200 (dua ratus) m2.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona Perumahan
kepadatan rendah dengan kode R-4, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk
Jalan P.M. Noor atau Pasir Mas;
2. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Cempaka Raya; dan
3. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5-
1,0 (nol koma lima sampai dengan satu) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
Perumahan kepadatan rendah dengan kode R-4, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (disarankan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (disarankan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (disarankan); dan
3. penampungan air limbah (black water dan grey water) dan
membuang ke IPAL Terpadu (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
dan

-108-
2. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (diwajibkan).
h. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (disarankan); dan
2. jalur pemandu, rambu dan marka (disarankan).
i. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan);
2. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan); dan
3. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(disarankan).
j. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (disarankan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona perumahan kepadatan
rendah dengan kode R-4, terdiri atas kawasan rawan bencana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (6), terdiri atas:
a. rawan bencana banjir tingkat tinggi yang meliputi SWP I.A pada Blok
I.A.6; dan
b. rawan bencana banjir tingkat sedang yang meliputi SWP I.A pada
Blok Blok I.A.1 dan Blok I.A.6.
(6) Aturan dasar ketentuan pelaksanaan pada subzona Perumahan
kepadatan rendah dengan kode R-4, terdiri atas:
a. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, meliputi:
1. pembangunan perumahan dan hunian bertingkat rumah susun
mendapatkan insentif; dan
2. kegiatan yang tidak diperbolehkan atau di larang yang memiliki
risiko dan dampak negatif kecil atau dapat diabaikan dapat
dikenakan disinsentif.
b. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
dengan peraturan zonasi adalah kegiatan yang tidak diperbolehkan
atau di larang yang memiliki risiko dan dampak negatif besar atau
tinggi ditetapkan untuk dilakukan penertiban dan pengembalian
fungsi ruang;
c. aturan peralihan yang mengatur status pemanfaatan ruang yang
berbeda dengan fungsi ruang zona peruntukannya, adalah :
1. kegiatan pemanfaatan ruang yang memiliki risiko dan dampak
negatif yang besar diberikan tenggang waktu maksimal hingga 36
(tiga puluh enam) bulan untuk menyesuaikan terhadap fungsi
zona peruntukannya atau pindah atau dialihkan ke zona yang
sesuai; dan

-109-
2. kegiatan pemanfaatan ruang yang memiliki risiko dan dampak
negatif yang kecil atau dapat di abaikan termasuk melalui rekayasa
penangananan dampak hingga dampak negatif nya dapat
diturunkan atau dihilangkan dapat mengajukan persetujuan “legal
non-conforming use” atau persetujuan “conditional use”.

Pasal 74
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
SPU skala kota dengan kode SPU-1 sebagaimana dimaksud dalam Pasal
66 ayat (7) huruf a, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan

-110-
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona SPU
skala kota dengan kode SPU-1, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 70% (tujuh puluh persen)

-111-
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 4,9 (empat koma sembilan);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 70% (tujuh puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona SPU skala kota
dengan kode SPU-1, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang; dan
2. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5-
3,0 (nol koma lima sampai dengan tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
SPU skala kota dengan kode SPU-1, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (diwajibkan);
3. barrier jalur hijau (diwajibkan);
4. penghalang kendaraan bermotor (diwajibkan);
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (diwajibkan); dan
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(diwajibkan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan); dan
2. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (disarankan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);

-112-
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (diwajibkan);
3. pengolahan limbah B3 secara individual (disarankan); dan
4. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (diwajibkan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menggunakan BTS individual/mandiri (diwajibkan); dan
2. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (diwajibkan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (diwajibkan); dan
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (diwajibkan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (diwajibkan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem springkler otomatik (disarankan);
3. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan);
4. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
5. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
6. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (disarankan); dan
7. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(disarankan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).

-113-
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona SPU skala kota dengan
kode SPU-1, yaitu tempat evakuasi bencana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 55 ayat (4), berupa Tempat Evakuasi Akhir (TEA) yang
meliputi SWP I.A pada Blok I.A.5.

Pasal 75
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
SPU skala kecamatan dengan kode SPU-2 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 ayat (7) huruf b, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.

-114-
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona SPU
skala kecamatan dengan kode SPU-2, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 65% (enam puluh lima
persen) dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 3,25 (tiga koma dua lima);

-115-
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 65% (enam puluh lima
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona SPU skala
kecamatan dengan kode SPU-2, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 10 (sepuluh)) meter untuk
Rencana Rencana Jalan Lingkar Kawasan Industri di Mantuil dan
minimal sebesar 5 (lima) meter untuk Jalan Mantuil;
2. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Cempaka Raya; dan
3. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk
Jalan Perumahan Wengga Mantuil, dan minimal sebesar 2 (dua)
meter untuk jalan lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5-
3,0 (nol koma lima sampai dengan tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
SPU skala kecamatan dengan kode SPU-2, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (diwajibkan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. penghalang kendaraan bermotor (disarankan);
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan); dan
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan); dan
2. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (disarankan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);

-116-
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (diwajibkan);
3. pengolahan limbah B3 secara individual (disarankan); dan
4. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (diwajibkan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menggunakan BTS individual/mandiri (disarankan); dan
2. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (diwajibkan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (diwajibkan); dan
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (diwajibkan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (diwajibkan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem springkler otomatik (disarankan);
3. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
4. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
5. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (disarankan); dan
6. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(disarankan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (diwajibkan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona SPU skala kecamatan

-117-
dengan kode SPU-2, yaitu tempat evakuasi bencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (4), berupa Tempat Evakuasi Sementara
(TES) yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.2.

Pasal 76
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
SPU skala kelurahan dengan kode SPU-3 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 ayat (7) huruf c, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.

-118-
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona SPU
skala kelurahan dengan kode SPU-3, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 60% (enam puluh.persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 1,8 (satu koma delapan);

-119-
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 60% (enam puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona SPU skala
kelurahan dengan kode SPU-3, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 10 (sepuluh)) meter untuk
Rencana Rencana Jalan Lingkar Kawasan Industri di Mantuil. dan
minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk Jalan Belitung, minimal
sebesar 5 (lima) meter untuk Jalan Mantuil, dan minimal sebesar
5 (lima) meter Jalan Tatah Bangkal;
2. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Kuin Kacil; dan
3. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk
Jalan Komplek Aldi Citra Persada I, Jalan Komplek Aldi Citra
Persada II, dan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5-
3,0 (nol koma lima sampai dengan tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
SPU skala kelurahan dengan kode SPU-3, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (diwajibkan);
3. barrier jalur hijau (disarankan); dan
4. penghalang kendaraan bermotor (disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (disarankan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan); dan
2. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (disarankan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);

-120-
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (diwajibkan);
3. pengolahan limbah B3 secara individual (disarankan); dan
4. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (disarankan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (diwajibkan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (diwajibkan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (diwajibkan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem springkler otomatik (disarankan);
3. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
4. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
5. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (disarankan); dan
6. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(disarankan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (diwajibkan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona SPU skala kelurahan
dengan kode SPU-3, terdiri atas:

-121-
a. kawasan berorientasi transit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok
I.B.3;
b. tempat evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat
(4), berupa Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
c. kawasan sempadan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (5),
berupa sempadan sungai yang meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1 dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.2.

Pasal 77
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
SPU skala RW dengan kode SPU-4 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
ayat (7) huruf d, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);

-122-
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan; dan
2. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona SPU
skala RW dengan kode SPU-4, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 60% (enam puluh.persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 1,2 (satu koma dua);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 60% (enam puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona SPU skala RW
dengan kode SPU-4, meliputi:

-123-
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 5 (lima) meter untuk Jalan
Mantuil dan minimal sebesar 5 (lima) meter Jalan Tatah Bangkal;
2. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Kuin Kacil, Jalan Basirih Dalam menuju Jalan Tatah Bangkal TPA
Basirih/ Jalan Handil Palung, Jalan Basirih Dalam, Jalan
Keramat Basirih, Jalan Banyiur Luar; dan
3. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk
Jalan Flamboyan 1 s/d IV (Komplek Yuka), Jalan Komp. Aldi Citra
Persada, jalan Pondok Kelapa, Jalan Komplek Perumahan Suaka
Permata Indah, dan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5-
3,0 (nol koma lima sampai dengan tiga)) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
SPU skala RW dengan kode SPU-4, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (disarankan); dan
3. barrier jalur hijau (disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (disarankan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan); dan
2. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan);
2. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
3. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan); dan
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (diwajibkan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);

-124-
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (disarankan); dan
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (disarankan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (diwajibkan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (diwajibkan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem springkler otomatik (disarankan);
3. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
4. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
5. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (disarankan); dan
6. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(disarankan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (diwajibkan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona SPU skala RW dengan kode
SPU-4, terdiri atas:
a. kawasan sempadan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (5),
berupa sempadan sungai yang meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1 dan Blok I.A.2; dan
2. SWP I.B pada Blok Blok I.B.3.
b. kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat
(6), berupa rawan bencana banjir tingkat tinggi yang meliputi SWP I.A
pada Blok I.A.6.

Pasal 78
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
campuran intensitas menengah/sedang dengan kode C-2 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 ayat (8), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

-125-
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan

-126-
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
campuran intensitas menengah/sedang dengan kode C-2, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 70% (tujuh puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 14,0 (empat belas koma
nol);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 80% (delapan puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona campuran
intensitas menengah/sedang dengan kode C-2, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk
Jalan P.M. Noor atau Pasir Mas;

-127-
2. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Barito Hulu; dan
3. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5 -
3 (nol koma lima sampai dengan tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
campuran intensitas menengah/sedang dengan kode C-2, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (diwajibkan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. penghalang kendaraan bermotor (disarankan);
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan); dan
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (diwajibkan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan); dan
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);

-128-
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (diwajibkan); dan
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (disarankan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (disarankan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(disarankan);
2. menyediakan sistem springkler otomatik (disarankan);
3. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan);
4. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
5. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
6. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (disarankan); dan
7. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(disarankan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona campuran intensitas
menengah/sedang dengan kode C-2, yaitu kawasan sempadan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (5), berupa sempadan sungai
yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.2.

Pasal 79
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
perdagangan dan jasa skala kota dengan kode K-1 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (9) huruf a, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:

-129-
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:

-130-
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B2 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
kesesuaian wajib terhadap peraturan daerah yang mengatur
tentang bangunan, konstruksi, kesehatan dan pengelolaan
lingkungan, pengamanan dan kebencanaan, keadilan sosial, dan
pengembangan ekonomi;
3. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
4. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
perdagangan dan jasa skala kota dengan kode K-1, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 80% (delapan puluh
persen) dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 16 (enam belas);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 10% (sepuluh persen) dari luas
persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 85% (delapan puluh lima
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona perdagangan dan
jasa skala kota dengan kode K-1, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:

-131-
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang;
2. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 15 meter (lima belas) meter
untuk Rencana Jalan Akses Mantuil-Jalan Gubernur Soebarjo
(Jalan Pelabuhan Metropolitan), minimal sebesar 16 (enam belas)
meter untuk Rencana Jalan Tembus Akses Pelabuhan Basirih;
3. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Basirih Dalam; dan
4. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5 -
3 (nol koma lima sampai dengan tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
perdagangan dan jasa skala kota dengan kode K-1, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (diwajibkan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. penghalang kendaraan bermotor (disarankan);
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (diwajibkan); dan
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(diwajibkan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (disarankan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (diwajibkan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (diwajibkan); dan

-132-
3. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (disarankan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menggunakan BTS individual/mandiri (disarankan); dan
2. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (diwajibkan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (diwajibkan); dan
4. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk)
(disarankan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (diwajibkan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (diwajibkan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem pipa tegak (diwajibkan);
3. menyediakan sistem springkler otomatik (diwajibkan);
4. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
5. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
6. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
7. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan); dan
8. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(diwajibkan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (diwajibkan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).

-133-
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona perdagangan dan jasa
skala kota dengan kode K-1, yaitu kawasan sempadan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (5), berupa sempadan sungai yang meliputi
SWP I.B pada Blok I.B.2.

Pasal 80
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
perdagangan dan jasa skala WP dengan kode K-2 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (9) huruf b, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.

-134-
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B2 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
kesesuaian wajib terhadap peraturan daerah yang mengatur
tentang bangunan, konstruksi, kesehatan dan pengelolaan
lingkungan, pengamanan dan kebencanaan, keadilan sosial, dan
pengembangan ekonomi;
3. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
4. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali

-135-
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
perdagangan dan jasa skala WP dengan kode K-2, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 80% (delapan puluh
persen) dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 6 (enam);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 10% (sepuluh persen) dari luas
persil;dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 80% (delapan puluh lima
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona perdagangan dan
jasa skala WP dengan kode K-2, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang;
2. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk
Jalan P.M. Noor atau Pasir Mas, dan minimal sebesar 10 (sepuluh)
meter untuk Jalan Duyung Raya;
3. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Barito Hulu; dan
4. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5 -
3 (nol koma lima sampai dengan tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
perdagangan dan jasa skala WP dengan kode K-2, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (diwajibkan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. penghalang kendaraan bermotor (diwajibkan);
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (diwajibkan); dan
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(diwajibkan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (disarankan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:

-136-
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (diwajibkan); dan
3. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (disarankan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (disarankan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (disarankan); dan
4. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk)
(disarankan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (diwajibkan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (diwajibkan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem pipa tegak (disarankan);
3. menyediakan sistem springkler otomatik (diwajibkan);
4. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan);
5. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
6. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);

-137-
7. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan); dan
8. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(diwajibkan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (diwajibkan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona perdagangan dan jasa
skala WP dengan kode K-2, terdiri atas:
a. kawasan berorientasi transit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1.
b. kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat
(6), berupa rawan bencana banjir tingkat sedang yang meliputi SWP
I.A pada Blok I.A.4 dan Blok I.A.6.

Pasal 81
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
perdagangan dan jasa skala SWP dengan kode K-3 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (9) huruf c, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);

-138-
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B2 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
kesesuaian wajib terhadap peraturan daerah yang mengatur
tentang bangunan, konstruksi, kesehatan dan pengelolaan
lingkungan, pengamanan dan kebencanaan, keadilan sosial, dan
pengembangan ekonomi;
3. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan

-139-
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
4. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
perdagangan dan jasa skala SWP dengan kode K-3, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 70% (tujuh puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 6,0 (enam koma nol);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 10% (sepuluh persen) dari luas
persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 75% (tujuh puluh lima
lima persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona perdagangan dan
jasa skala SWP dengan kode K-3, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang;
2. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk
Jalan Barito Hulu;
3. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Barito Hulu, dan minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Cempaka Raya; dan
4. GSB di jalan lingkungan sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5 -
3 (nol koma lima sampai dengan tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter. Ee
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
perdagangan dan jasa skala SWP dengan kode K-3, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:

-140-
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (diwajibkan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. penghalang kendaraan bermotor (diwajibkan);
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (diwajibkan); dan
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(diwajibkan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (disarankan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan); dan
2. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (disarankan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (disarankan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (disarankan);
4. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk)
(disarankan); dan
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi.
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);

-141-
3. area parkir khusus (diwajibkan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (disarankan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (disarankan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(disarankan);
2. menyediakan sistem springkler otomatik (disarankan);
3. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan);
4. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
5. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
6. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (disarankan); dan
7. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(disarankan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona perdagangan dan jasa
skala SWP dengan kode K-3, yaitu kawasan berorientasi transit
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (3), yang meliputi SWP I.B
pada Blok I.B.1, Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.

Pasal 82
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada zona
perkantoran dengan kode KT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat
(10), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,

-142-
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;

-143-
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
perkantoran dengan kode KT, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 60% (enam puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 6,0 (enam koma nol);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 60% (enam puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona perkantoran dengan
kode KT, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang;
2. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk
Jalan Duyung Raya, dan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk
Jalan Mantuil;
3. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Rajawali; dan
4. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5 -
3 (nol koma lima sampai dengan tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona

-144-
perkantoran dengan kode KT, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (diwajibkan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. penghalang kendaraan bermotor (disarankan); dan
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan).
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan); dan
2. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (diwajibkan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran tertutup (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (disarankan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan); dan
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (diwajibkan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (disarankan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menggunakan BTS individual/mandiri (diwajibkan); dan
2. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (diwajibkan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (disarankan); dan
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (disarankan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (diwajibkan);

-145-
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (diwajibkan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem pipa tegak (diwajibkan);
3. menyediakan sistem springkler otomatik (diwajibkan);
4. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
5. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
6. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/ portabel
(diwajibkan);
7. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan); dan
8. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(diwajibkan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (diwajibkan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona perkantoran dengan kode
KT, terdiri atas:
a. kawasan berorientasi transit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1;
b. tempat evakuasi bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat
(4), berupa Tempat Evakuasi Sementara (TES) yang meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.3; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.3.
c. kawasan sempadan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (5),
yang meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.

Pasal 83
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
pengelolaan persampahan dengan kode PP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 ayat (11), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:

-146-
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.

-147-
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B2 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
kesesuaian wajib terhadap peraturan daerah yang mengatur
tentang bangunan, konstruksi, kesehatan dan pengelolaan
lingkungan, pengamanan dan kebencanaan, keadilan sosial, dan
pengembangan ekonomi;
3. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
4. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
pengelolaan persampahan dengan kode PP, meliputi:
e. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 60% (enam puluh persen)
dari luas persil;
f. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 1,2 (satu koma dua);
g. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
h. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 60% (enam puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona pengelolaan
persampahan dengan kode PP, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:

-148-
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang;
2. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Akses TPA Sampah Basirih, Rencana jalan akses yang melalui
kawasan pertanian di mantuil (Rencana Akses Jalan Belakang TPA
Basirih); dan
3. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5 -
3 (nol koma lima sampai dengan tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
pengelolaan persampahan dengan kode PP, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan); dan
2. barrier jalur hijau (diwajibkan).
b. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan).
c. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (diwajibkan); dan
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan).
d. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan limbah B3 secara individual (disarankan); dan
2. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (disarankan).
e. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (disarankan).
f. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk)
(diwajibkan).
g. proteksi kebakaran, meliputi:
1. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan);
2. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan);
3. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(disarankan); dan
4. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (disarankan).
h. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);

-149-
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona pengelolaan persampahan
dengan kode PP, yaitu kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 55 ayat (6), berupa rawan bencana banjir tingkat tinggi yang
meliputi SWP I.A pada Blok I.A.6.

Pasal 84
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
pembangkitan tenaga listrik dengan kode PTL sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 65 ayat (4), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan :
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan :
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal

-150-
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan :
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan; dan
2. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
pembangkitan tenaga listrik dengan kode PTL, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 60% (enam puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 1,8 (satu koma delapan);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 60% (enam puluh persen)
dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona pembangkitan
tenaga listrik dengan kode PTL, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Kuin Selatan; dan

-151-
2. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk, dan
minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan lingkungan lainnya di
SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 2-4
(dua sampai dengan empat) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,8 (satu koma
delapan) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
pembangkitan tenaga listrik dengan kode PTL, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki yaitu jalur pedestrian sekeliling
kavling/tepi jalan (diwajibkan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (disarankan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (disarankan).
c. perparkiran yaitu menyediakan area parkir di dalam kavling
(diwajibkan);
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (diwajibkan); dan
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (disarankan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (disarankan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (diwajibkan); dan
3. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (diwajibkan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (diwajibkan).
g. jaringan telekomunikasi yaitu menggunakan BTS individual/mandiri
(disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan).
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (diwajibkan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (diwajibkan); dan
4. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk) (diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (disarankan);
3. area parkir khusus (disarankan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (disarankan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (disarankan).

-152-
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem pipa tegak (diwajibkan);
3. menyediakan sistem springkler otomatik (diwajibkan);
4. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
5. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
6. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
7. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan); dan
8. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(diwajibkan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan pelaksanaan pada subzona pembangkitan tenaga
listrik dengan kode PTL, terdiri atas:
a. ketentuan variansi pemanfaatan ruang, meliputi:
1. perwujudan pembangkitan tenaga listrik pada Sub WP I.A Blok
I.A.1, Blok I.A.5 dan I.A.6 di sesuaikan dengan kebuthan dan
berdasarkan Rencana Induk dan Rencana Teknis Pembangunan
Pembangkitan Tenaga Listrik;dan
2. penyesuaian dengan kebuthan dan berdasarkan Rencana Induk
dan Rencana Teknis Pembangunan sebagaimana dimaksud pada
angka 1 diatas, termasuk pada perubahan lokasi, intensitas, tata
bangunan dan prasarana sarana minimal sesuai ketentuan dan
peraturan perundangan di bidang ketenaga listrikan.
b. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, meliputi:
1. ketentuan insentif dapat di berikan pada badan usaha yang
melaksanakan penyelenggaraan di Sub WP I.A Blok I.A.1 untuk
kepentingan Kawasan Industri Terpadu di Mantul dan di Sub WP
I.A Blok I.A.5 dan I.A.6 untuk pemanfaatan TPA sebagai sumber
energi kelistrikan; dan
2. ketentuan disinsentif di berikan pada badan usaha yang
melaksanakan penyelenggaraan di Sub WP I.A Blok I.A.1 untuk
kepentingan Kawasan Industri Terpadu di Mantul dan di Sub WP
I.A Blok I.A.5 dan I.A.6 untuk pemanfaatan TPA sebagai sumber
energi kelistrikan apabila tidak sesuai ketentuan dan peraturan
perundangan di bidang ketenaga listrikan.
c. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
dengan peraturan zonasi, meliputi:

-153-
1. pemilihan, penetapan lokasi dan pengadaan tanah didasarkan
pada studi kelayakan, kajian lingkungan dan dokumen pengadaan
tanah dengan mempertimbangkan dampak strategis berkelanjutan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. kegiatan dan penggunaan yang tidak sesuai dan berpotensi
mengganggu atau menurunkan kinerja ruang dari subzona
pembangkitan tenaga listrik tidak boleh ditingkatkan intensitas
pemanfaatan ruangnya, dan dapat dilakukan pembebasan lahan
atau pengadaan tanah serta dipindahkan ke bagian lain dari tapak
yang bertujuan memberikan ruang bebas sempadan untuk
mengurangi dampak berdasarkan persetujuan dari penggunaan
bersyarat;dan
3. kegiatan dan penggunaan yang masuk dalam kategori terbatas dan
bersyarat dan mendapatkan persetujuan yang tidak sesuai dibatasi
intensitas pemanfaatan ruangnya dengan disetujui oleh izin
penggunaan bersyarat.

Pasal 85
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
kawasan peruntukan industri dengan kode KPI sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (13) huruf c angka 2, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);

-154-
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat

-155-
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
kawasan peruntukan industri dengan kode KPI, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 60% (enam puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 1,8 (satu koma delapan);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 60% (enam puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona kawasan
peruntukan industri dengan kode KPI, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang;
2. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 15 meter (lima belas) meter
untuk Rencana Jalan Akses Mantuil-Jalan Gubernur Soebarjo
(Jalan Pelabuhan Metropolitan), minimal sebesar 10 (sepuluh)
meter untuk Jalan P.M. Noor, Rencana Jalan yang melingkari KIT
Mantuil, dan minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk Jalan
Belitung;
3. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Barito Hulu, Jalan Mantuil, dan minimal sebesar 7 (tujuh) meter
untuk Jalan Tatah Bangkal, Jalan Kuin Kacil, Jalan Keramat
Basirih, Jalan Banyiur Luar, Jalan Akses TPA Sampah Basirih; dan
4. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk
Jalan Flamboyan 1 s/d IV (Komplek Yuka), dan minimal sebesar 2
(dua) meter untuk jalan lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP
I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 2-4
(dua sampai dengan empat) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,8 (satu koma
delapan) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
kawasan peruntukan industri dengan kode KPI, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (disarankan);

-156-
3. barrier jalur hijau (diwajibkan);
4. penghalang kendaraan bermotor (disarankan);
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan); dan
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (disarankan);
2. fasilitas parkir sepeda (disarankan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan); dan
2. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (disarankan);
2. menggunakan saluran tertutup (disarankan);
3. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan);
4. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
5. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan limbah B3 secara individual (diwajibkan); dan
2. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (diwajibkan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (disarankan).
g. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (disarankan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (disarankan); dan
4. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk)
(diwajibkan).
h. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (disarankan);
3. area parkir khusus (disarankan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (disarankan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (disarankan).
i. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);

-157-
2. menyediakan sistem pipa tegak (diwajibkan);
3. menyediakan sistem springkler otomatik (diwajibkan);
4. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
5. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
6. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan); dan
7. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan).
8. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(diwajibkan);
j. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona kawasan peruntukan
industri dengan kode KPI, terdiri atas:
a. kawasan berorientasi transit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2 dan Blok
I.B.3.
b. kawasan sempadan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (5),
berupa sempadan sungai yang meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
c. kawasan rawan bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat
(6), terdiri atas:
1. rawan bencana banjir tingkat tinggi yang meliputi SWP I.A pada
Blok I.A.6; dan
2. rawan bencana banjir tingkat sedang yang meliputi SWP I.A pada
Blok Blok I.A.1.
(6) Aturan dasar ketentuan pelaksanaan pada subzona kawasan
peruntukan industri dengan kode KPI, terdiri atas:
a. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, meliputi:
1. kegiatan yang mendukung kawasan peruntukan industri
mendapatkan insentif;
2. kegiatan yang tidak mendukung dan mengganggu keberadaan
kawasan peruntukan industri mendapatkan disinsentif;
b. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
dengan peraturan zonasi, meliputi:
1. penggunaan lahan yang tidak sesuai tidak boleh ditingkatkan
intensitas pemanfaatan ruangnya, tidak boleh diubah, dan tidak
boleh dipindahkan ke bagian lain dari persil, kavling atau tapak
kecuali disetujui dengan izin penggunaan bersyarat berkaitan

-158-
dengan waktu perwujudan dan pembangunan kawasan
peruntukan industri; dan
2. terhadap penggunaan lahan yang tidak sesuai dan sudah ada
minimal 5 (lima) tahun tidak terdapat batasan untuk melakukan
penyesuaian dan perubahan, dikarenakan menunggu waktu
perwujudan dan pembangunan kawasan peruntukan industri
tersebut.
c. aturan peralihan yang mengatur status pemanfaatan ruang yang
berbeda dengan fungsi ruang zona peruntukannya, adalah kegiatan
pemanfaatan ruang yang dapat mengajukan persetujuan “legal non-
conforming use” atau persetujuan “conditional use”, meliputi:
1. kegiatan dan penggunaan lahan yang terbatas dan/atau bersyarat
dan bersifat mendukung dan melengkapi dari keberadaan
kawasan peruntukan industri; dan
2. kegiatan dan penggunaan lahan yang tidak memberikan dampak
yang bertentangan terhadap dan menurunkan kinerja ruang dari
subzona kawasan peruntukan industri sebagai fungsi dominan
kawasan atau area yang ditetapkan, dengan maksud untuk
mengurangi dampak terhadap kegiatan dan penggunaan lahan
yang berbeda.

Pasal 86
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
pariwisata dengan kode W sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat
(14), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);

-159-
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,

-160-
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
pariwisata dengan kode W, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 60% (enam puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 2,4 (dua koma empat);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 60% (enam puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona pariwisata dengan
kode W, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Keramat Basirih; dan
2. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5-3
(nol koma lima sampai dengan tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
pariwisata dengan kode W, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. barrier jalur hijau (disarankan);
3. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan); dan
4. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan); dan
2. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:

-161-
1. menggunakan saluran terbuka (disarankan);
2. menggunakan saluran tertutup (disarankan);
3. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan);
4. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
5. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (diwajibkan); dan
3. pengolahan air limbah dengan MCK Plus/Sanimas (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (diwajibkan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (diwajibkan); dan
4. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk)
(diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (disarankan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (disarankan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (disarankan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(disarankan);
2. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan);
3. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan);
4. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan); dan
5. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);

-162-
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).

Pasal 87
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) dengan kode PL-3 sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 ayat (15) huruf a, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan

-163-
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) dengan kode PL-3, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 60% (enam puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 1,2 (satu koma dua);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 60% (enam puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona Instalasi
Pengolahan Air Minum (IPAM) dengan kode PL-3, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang; dan
2. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.

-164-
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 0,5-3
(nol koma lima sampai dengan tiga) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,2 (satu koma
dua) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) dengan kode PL-3, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (disarankan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (disarankan);
3. barrier jalur hijau (diwajibkan);
4. penghalang kendaraan bermotor (disarankan); dan
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (disarankan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (disarankan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (diwajibkan);
2. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan);
3. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
4. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (disarankan);
2. pengolahan limbah B3 secara individual (disarankan); dan
3. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (diwajibkan).
g. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(disarankan);
2. menyediakan sistem pipa tegak (disarankan);
3. menyediakan sistem springkler otomatik (diwajibkan);
4. menyediakan pompa pemadam kebakaran (disarankan);
5. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (disarankan);
6. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
7. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan); dan

-165-
8. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(diwajibkan).
h. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (disarankan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).

Pasal 88
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
pergudangan dengan kode PL-6 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
ayat (15) huruf b, meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);

-166-
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B2 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
kesesuaian wajib terhadap peraturan daerah yang mengatur
tentang bangunan, konstruksi, kesehatan dan pengelolaan
lingkungan, pengamanan dan kebencanaan, keadilan sosial, dan
pengembangan ekonomi;
3. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat

-167-
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
4. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
pergudangan dengan kode PL-6, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 60% (enam puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 1,95 (satu koma sembilan
lima);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 65% (enam puluh lima
puluh persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona pergudangan
dengan kode PL-6, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang;
2. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 15 meter (lima belas) meter
untuk rencana Jalan Akses Mantuil-Jalan Gubernur Soebarjo
(Jalan Pelabuhan Metropolitan), dan minimal sebesar 10 (sepuluh)
meter untuk Jalan Lingkar Dalam Selatan;
3. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Mantuil, dan minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan Keramat
Basirih, Jalan Garuda (Akses Utama Perumahan Bumi Lingkar
Basirih Permai); dan
4. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 5 (lima) meter untuk
Jalan Jalur 9 (Perumahan Basirih), dan minimal sebesar 2 (dua)
meter untuk jalan lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 2-4
(dua sampai dengan empat) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,8 (satu koma
delapan) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
pergudangan dengan kode PL-6, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (diwajibkan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. penghalang kendaraan bermotor (diwajibkan);

-168-
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (diwajibkan); dan
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (disarankan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (diwajibkan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (disarankan);
2. menggunakan saluran tertutup (disarankan);
3. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan);
4. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
5. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (disarankan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (disarankan);
3. penampungan air limbah (black water dan grey water) dan
membuang ke IPAL Terpadu (disarankan);
4. pengolahan limbah B3 secara individual (disarankan); dan
5. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (diwajibkan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (disarankan).
g. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (disarankan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (disarankan); dan
4. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk)
(diwajibkan).
h. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (disarankan);

-169-
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (diwajibkan).
i. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem pipa tegak (diwajibkan);
3. menyediakan sistem springkler otomatik (diwajibkan);
4. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
5. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
6. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
7. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan); dan
8. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(diwajibkan).
j. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona pergudangan dengan kode
PL-6, terdiri atas:
a. kawasan berorientasi transit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
b. kawasan sempadan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (5),
berupa sempadan ketenagalistrikan yang meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.5; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.3.

Pasal 89
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada zona
transportasi dengan kode TR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66
ayat (16), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;

-170-
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang

-171-
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
transportasi dengan kode TR, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 60% (enam puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 2,4 (dua koma empat);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 10% (sepuluh persen) dari luas
persil;
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 60% (enam puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok; dan
e. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 60% (enam puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona transportasi
dengan kode TR, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan arteri minimal sebesar 15 (lima belas) meter untuk
Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang;
2. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 15 meter (lima belas) meter
untuk Rencana Jalan Akses Mantuil-Jalan Gubernur Soebarjo
(Jalan Pelabuhan Metropolitan), dan minimal sebesar 10 (sepuluh)
meter untuk Jalan Duyung Raya, Jalan Yos Sudarso;
3. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Barito Hulu; dan

-172-
4. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 2-4
(dua sampai dengan empat) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,8 (satu koma
delapan).
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
transportasi dengan kode TR, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (diwajibkan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. penghalang kendaraan bermotor (diwajibkan);
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (diwajibkan); dan
6. area naik/turun penumpang/teluk jalan "drop off zone"
(diwajibkan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (diwajibkan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (diwajibkan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (disarankan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (diwajibkan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (disarankan);
2. menggunakan saluran tertutup (disarankan);
3. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan);
4. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
5. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (disarankan);
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (disarankan);
3. penampungan air limbah (black water dan grey water) dan
membuang ke IPAL Terpadu (disarankan);
4. pengolahan limbah B3 secara individual (disarankan); dan
5. menampung limbah B3 dan mengirim ke (pengelolaan limbah
industri B3) PPLIB3 atau incenerator medis (diwajibkan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan

-173-
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (disarankan).
g. jaringan telekomunikasi, meliputi:
1. menyediakan jaringan internet Wi-Fi untuk publik (publik internet
wifi) (disarankan).
h. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (disarankan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (disarankan); dan
4. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk)
(diwajibkan).
i. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (diwajibkan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (diwajibkan);
3. area parkir khusus (disarankan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (diwajibkan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (diwajibkan).
j. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem pipa tegak (diwajibkan);
3. menyediakan sistem springkler otomatik (diwajibkan);
4. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
5. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
6. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
7. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan); dan
8. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(diwajibkan).
k. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona transportasi dengan kode
TR, terdiri atas:
a. kawasan berorientasi transit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1 dan Blok I.B.3.
b. kawasan sempadan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (5),

-174-
berupa sempadan sungai yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1.
(6) Aturan dasar ketentuan pelaksanaan pada subzona transportasi dengan
kode TR, terdiri atas:
a. ketentuan variansi pemanfaatan ruang, meliputi:
1. subzona transportasi dengan lokasi pada Ketentuan Khusus
Kawasan Berorientasi Transit (TOD) dapat melakukan peralihan
hak membangun “transfer of development rights” (TDR) untuk
meningkatkan intensitas pemanfaatan ruangya sesuai ketentuan;
dan
2. subzona transportasi dengan lokasi pada Ketentuan Khusus
Kawasan Berorientasi Transit (TOD) dapat membangun pada
ketinggian tertentu pada ruang udara diatas ruang publik “air right
development” sesuai ketentuan.
b. ketentuan pemberian insentif dan disinsentif, meliputi:
1. kegiatan, penggunaan lahan dan pembangunan pada Ketentuan
Khusus Kawasan Berorientasi Transit (TOD) mendapatkan
insentif; dan
2. kegiatan terbatas, bersyarat dan yang tidak diperbolehkan atau di
larang yang memiliki risiko dan dampak terhadap kinerja ruang
subzona transportasi dikenakan disinsentif.
c. ketentuan untuk penggunaan lahan yang sudah ada dan tidak sesuai
dengan peraturan zonasi, meliputi:
1. kegiatan dan penggunaan yang tidak sesuai dan berpotensi
menanggu atau menurunkan kinerja ruang dari subzona
transportasi tidak boleh ditingkatkan intensitas pemanfaatan
ruangnya, tidak boleh diubah, dan tidak boleh dipindahkan ke
bagian lain dari persil, kavling atau tapak kecuali disetujui oleh
izin penggunaan bersyarat; dan
2. kegiatan dan penggunaan yang masuk dalam kategori terbatas dan
bersyarat dan mendapatkan persetujuan yang tidak sesuai
dibatasi intensitas pemanfaatan ruangnya dengan disetujui oleh
izin penggunaan bersyarat;
d. aturan peralihan yang mengatur status pemanfaatan ruang yang
berbeda dengan fungsi ruang zona peruntukannya, untuk
pemanfaatan ruang tertentu yang memenuhi persyaratan dan
mendapatkan kepastian pembangunan dan perwujudan subzona
transportasi yang di batalkan atau di ubah, maka dapat mengajukan
persetujuan “legal non-conforming use” atau persetujuan “conditional
use”.

Pasal 90
(1) Aturan dasar ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan pada subzona
pertahanan dan keamanan dengan kode HK sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (17), meliputi:
a. Kegiatan diperbolehkan/diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada
Lampiran XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Wali Kota ini.
b. kegiatan diizinkan terbatas terdiri atas:

-175-
1. kegiatan terbatas kategori T1 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) waktu operasi, berupa durasi dan/atau jam operasi kegiatan;
b) pembatasan intensitas kegiatan, berupa jumlah tenaga kerja
dan/atau sarana prasarana yang dipergunakan;
c) pengembangan dan peningkatan kapasitas kegiatan atau
usaha lebih lanjut tidak diperkenankan;
d) pembatasan waktu pemanfaatan lahan; dan
e) pembatasan penggunaan, pemanfaatan dan pelayanan utilitas,
berupa air bersih, air minum, air limbah, persampahan, listrik,
telekomunikasi, dan lainnya, yang harus terukur dan tidak
menimbulkan gangguan terhadap pengguna layanan utilitas
publik lainnya di lingkungan sekitarnya.
2. kegiatan terbatas kategori T2 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) koefisien dasar bangunan (KDB) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
b) koefisien lantai bangunan (KLB) maksimum diturunkan
sebesar minimal minimal 5% (lima persen) sampai dengan
maksimum 20% (dua puluh persen);
c) koefisien dasar hijau (KDH) minimal dinaikkan sebesar l
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen);
d) koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimum diturunkan
sebesar minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum
20% (dua puluh persen);
e) kepadatan bangunan unit maksimum diturunkan sebesar
minimal 5% (lima persen) sampai dengan maksimum 20% (dua
puluh persen); dan
f) pembatasan atau perubahan luasan dan penurunan ketentuan
tata bangunan yang dapat meliputi luasan kavling minimal
menjadi lebih luas atau menjadi lebih kecil, garis sempadan
bangunan atau jarak bebas bangunan dinaikkan atau
ditingkatkan.
3. kegiatan terbatas kategori T3 yang meliputi kegiatan sebagaimana
terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan batasan:
a) jumlah maksimal dengan perbandingan dari masing-masing
kegiatan lahan tersebut dengan jumlah rumah atau jumlah
kegiatan yang dilayaninya di sub blok atau lingkungan yang
lebih kecil tersebut berupa dengan perbandingan pelayanan
atau yang dilayaninya;
b) jumlah maksimal dibatasi hanya 1 (satu) kegiatan atau usaha
untuk setiap sub blok atau satuan unit lingkungan terkecil
yang disetujui bersama masyarakat setempat dan pemerintah
daerah; dan
c) kajian dengan kegiatan lain yang serupa, sejenis, dan sama di
sub blok, atau lingkungan sekitarnya.

-176-
c. kegiatan diizinkan bersyarat terdiri atas:
1. kegiatan bersyarat kategori B1 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
wajib melakukan kajian dan persetujuan lingkungan hidup
sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan/atau izin ANDALALIN (dapat berupa standar teknis,
rekomendasi teknis, dan dokumen andalalin) serta rekomendasi
institusi/forum yang berkaitan sesuai dengan peraturan
perundangan;
2. kegiatan bersyarat kategori B3 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
dikenakan disinsentif berupa biaya dampak pembangunan,
berupa:
a) biaya sosial kesehatan, berupa asuransi jiwa, kesehatan,
kebakaran, kecelakaan dan lainnya sesuai penilaian dan
kebutuhan;
b) biaya lingkungan, berupa biaya jaminan atau garansi
lingkungan untuk pemulihan dan penanggulangan dampak,
dan lainnya sesuai penilaian dan kebutuhan); dan
c) penyediaan prasarana sarana lebih dari yang diwajibkan dan
disarankan untuk mendukung kegiatan sehingga dapat
menghilangkan atau meminimalkan dan mengurangi dampak
negatif menjadi lebih kecil dan dapat diabaikan.
3. kegiatan bersyarat kategori B4 yang meliputi kegiatan
sebagaimana terlampir dalam Lampiran XVI dengan ketentuan
tetap menjaga dan berkaitan dengan persyaratan terkait estetika
bangunan dan lingkungan.
d. Kegiatan tidak diizinkan tercantum dalam tabel ITBX pada Lampiran
XVI yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.
(2) Aturan dasar ketentuan intensitas pemanfaatan ruang pada subzona
pertahanan dan keamanan dengan kode HK, meliputi:
a. koefisien dasar bangunan (KDB) maksimal 70% (tujuh puluh persen)
dari luas persil;
b. koefisien lantai bangunan (KLB) maksimal 2,1 (dua koma satu);
c. koefisien dasar hijau (KDH) minimum 20% (dua puluh persen) dari
luas persil; dan
d. koefisien wilayah terbangun (KWT) maksimal 70% (tujuh puluh
persen) dari luas tapak atau sub blok.
(3) Aturan dasar ketentuan tata bangunan pada subzona pertahanan dan
keamanan dengan kode HK, meliputi:
a. garis sempadan bangunan (GSB) minimal, yaitu:
1. GSB di jalan kolektor minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk
Jalan P.M. Noor, Rencana Jalan yang melingkari KIT Mantuil, dan
minimal sebesar 10 (sepuluh) meter untuk Jalan Duyung Raya;
2. GSB di jalan lokal minimal sebesar 7 (tujuh) meter untuk Jalan
Kuin Kacil, Jalan Cempaka Raya; dan

-177-
3. GSB di jalan lingkungan minimal sebesar 2 (dua) meter untuk jalan
lingkungan lainnya di SWP I.A dan SWP I.B.
b. jarak bebas antar bangunan (JBBS dan JBBB) minimal sebesar 2-4
(dua sampai dengan empat) meter; dan
c. tinggi peil lantai (dasar) bangunan minimal sebesar 1,8 (satu koma
delapan) meter.
(4) Aturan dasar ketentuan prasarana dan sarana minimum pada subzona
pertahanan dan keamanan dengan kode HK, terdiri atas:
a. jalur pedestrian atau pejalan kaki, meliputi:
1. jalur pedestrian sekeliling kavling/tepi jalan (diwajibkan);
2. jalur penghubung dari gedung ke jalur pedestrian/gedung ke
gedung (disarankan);
3. barrier jalur hijau (disarankan);
4. penghalang kendaraan bermotor (disarankan); dan
5. fasilitas penyeberangan pejalan kaki (disarankan).
b. jalur sepeda, meliputi:
1. jalur sepeda (disarankan); dan
2. fasilitas parkir sepeda (disarankan).
c. perparkiran, meliputi:
1. menyediakan area parkir di dalam kavling (diwajibkan);
2. menyediakan area parkir umum dalam lingkungan (disarankan);
dan
3. menyediakan halte (area pemberhentian sementara angkutan
umum/mobil penumpang) (disarankan).
d. prasarana drainase, meliputi:
1. menggunakan saluran terbuka (disarankan);
2. menggunakan saluran tertutup (disarankan);
3. menyediakan kolam tampungan/ "detention pond" parkir air
(retention/ detention pond) (diwajibkan);
4. menyediakan sistem/ saluran pembagi (gorong-gorong antar
persil/blok) (diwajibkan); dan
5. menyediakan saluran dari tepi jalan (inlet saluran) ke kolong
bangunan panggung/rawa/badan air (diwajibkan).
e. prasarana air limbah, meliputi:
1. pengolahan air limbah (black water dan grey water) dalam IPAL
individual (diwajibkan); dan
2. pengolahan air limbah (black water dan grey water) ke IPAL
Terpadu dalam kawasan (disarankan).
f. jaringan listrik, meliputi:
1. menyediakan lampu penerangan jalan/PJU (diwajibkan); dan
2. menyediakan generator listrik/pembangkit kepentingan
sendiri/pembangkit mandiri (disarankan).
g. pengelolaan sampah, meliputi:
1. menyediakan tempat sampah individual/bak sampah (diwajibkan);
2. menyediakan TPS, TPST dan/atau TPST-3R (disarankan);
3. menyediakan alat angkut sampah menuju TPS, TPST dan/atau
TPST-3R (gerobak, motor gerobak, kapal penangkap sampah
sungai) (pengumpulan kolektif/ bersama) (disarankan); dan

-178-
4. menyediakan alat angkut menuju TPA (pick up & truk)
(disarankan).
h. aksesibilitas penyandang disabilitas dan lansia, meliputi:
1. jalur pemandu pada jalur pedestrian (disarankan);
2. jalur pemandu, rambu dan marka (disarankan);
3. area parkir khusus (disarankan);
4. aksesibilitas khusus (penyandang disabilitas dan lansia); seperti
ram, aksesibilitas lift tangga (starway lift) (disarankan); dan
5. sarana dan perabot khusus, seperti toilet khusus dan perabot
khusus lainnya (disarankan).
i. proteksi kebakaran, meliputi:
1. membangun gedung dengan sarana proteksi kebakaran pasif
(diwajibkan);
2. menyediakan sistem pipa tegak (diwajibkan);
3. menyediakan sistem springkler otomatik (diwajibkan);
4. menyediakan pompa pemadam kebakaran (diwajibkan);
5. menyediakan sarana penyediaan air (hidran kebakaran,
penampung/reservoar) (diwajibkan);
6. menyediakan alat pemadam kebakaran ringan (APAR)/portabel
(diwajibkan);
7. menyediakan sistem deteksi dan alarm kebakaran dan sistem
komunikasi (diwajibkan); dan
8. menyediakan ventilasi mekanik dan sistem pengendalian asap
(diwajibkan).
j. sarana prasarana transportasi air, meliputi:
1. dermaga permanen (diwajibkan);
2. dermaga terapung (disarankan);
3. tambatan perahu/tempat parkir kapal/perahu terbuka
(disarankan);
4. tempat parkir kapal/perahu dengan atap/tertutup (disarankan);
dan
5. jembatan tinggi dan pencahayaan jembatan (diwajibkan).
(5) Aturan dasar ketentuan khusus pada subzona pertahanan dan keamanan
dengan kode HK, yaitu kawasan berorientasi transit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (3), yang meliputi SWP I.B pada Blok I.B.1
dan Blok I.B.3.

Bagian Ketiga
Teknik Pengaturan Zonasi

Pasal 91
(1) Teknik pengaturan zonasi dengan kode TPZ sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49 ayat (4) huruf b, merupakan aturan yang disediakan dengan
tujuan memberikan fleksibilitas dalam penerapan Peraturan Zonasi
dengan mempertimbangkan karakteristik zona serta bersifat melengkapi
dan menggantikan ketentuan pada aturan dasar.
(2) Penerapan TPZ sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. transfer development right (TDR) dengan kode a;

-179-
b. zona performa dengan kode d;
c. zona fiskal dengan kode e; dan
d. zona banjir dengan kode i.

Pasal 92
(1) Teknik pengaturan zonasi transfer development right sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 91 ayat (2) huruf a, merupakan ketentuan teknik
pengaturan zonasi yang memungkinkan pemilik tanah untuk menjual
haknya untuk membangun kepada pihak lain, sehingga pembeli dapat
membangun propertinya dengan intensitas lebih tinggi atau kawasan yang
didorong pembangunannya.
(2) Teknik pengaturan zonasi transfer development right sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), digunakan untuk melindungi penggunaan lahan
pertanian atau penggunaan lahan hijau lainnya dari konversi penggunaan
lahan, dimana pemilik lahan pertanian atau lahan hijau lainnya dapat
mempertahankan kegiatan pertaniannya dan memperoleh uang sebagai
ganti rugi atas haknya untuk membangun.
(3) Zona yang perlu untuk dilestarikan atau dilindungi dari pembangunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sebagai zona pengirim/sending
areas, terdiri atas:
a. zona perlindungan setempat dengan kode PS, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok
I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
b. subzona rimba kota dengan kode RTH-1, meliputi SWP I.A pada Blok
I.A.2.
c. subzona taman kota dengan kode RTH-2, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.3, dan Blok I.A.4; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
d. subzona taman kelurahan dengan kode RTH-4, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.3.
e. subzona pemakaman dengan kode RTH-7, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.4 dan Blok I.A.5; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.3.
f. subzona jalur hijau dengan kode RTH-8, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.5 dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1 dan Blok I.B.3.
g. subzona tanaman pangan dengan kode P-1 sebagaimana dimaksud
pada Peta Potensi Ruang Terbuka Hijau sesuai Peraturan Daerah Kota
Banjarmasin Nomor 6 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Banjarmasin Tahu 2021-2041 Lampiran XII, yaitu di
SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok
I.A.6.
h. subzona perumahan kepadatan sedang dengan kode R-3, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.3, Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok
I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.

-180-
i. subzona perumahan kepadatan rendah dengan kode R-4, terdapat di
SWP I.A pada Blok I.A.1 dan Blok I.A.6.
(4) Ketentuan pengaturan transfer development right sebagaimana dimaksud
dalam ayat (3), terdiri atas:
a. pemilik tanah dapat menjual haknya untuk membangun kepada
pihak lain;
b. peralihan hak membangun ini implementasikan pada satu blok
peruntukan yang sama, atau zona penerima mendapat mendapatan
dari zona pengirim pada blok yang sama, bila dilaksanakan pada zona
yang sama namun berbeda blok peruntukan maka harus didahului
dengan analisis daya tampung terkait dengan perubahan intensitas
pemanfaatan ruang pada blok peruntukan yang menerima tambahan
intensitas ruang;
c. lahan atau tanah yang haknya untuk membangun telah dialihkan
atau dijual, dikemudian hari tidak lagi dapat membangun atau
menjual kembali haknya;
d. peralihan hak pada zona pengirim bermaksud untuk melindungi
penggunaan lahan pertanian, penggunaan lahan hijau lainnya, dan
tidak terbangun lainnya, dari konversi penggunaan lahan;
e. pemilik lahan atau pemilik tanah pertanian, lahan hijau dan/atau
lahan tidak terbangun lainnya dapat mempertahankan kegiatan
pertanian dan kegiatan budidaya tidak terbangun lainnya dan
memperoleh kompensasi sebagai pengganti haknya untuk
membangun; dan
f. penilaian nilai intensitas dan peralihan hak membangun yang
dialihkan dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
(5) Zona yang akan dikembangkan dan didorong pembangunannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sebagai zona penerima/receiving
areas, terdiri atas:
a. sub zona sarana pelayanan umun skala kota dengan kode SPU-1,
meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.5;dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.2.
b. sub zona sarana pelayanan umun skala kecamatan dengan kode SPU-
2, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.4, dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3
c. sub zona sarana pelayanan umun skala kelurahan dengan kode SPU-
3, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.4, dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
d. zona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.4, Blok I.A.5 dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
e. zona campuran dengan kode C, terdapat di SWP I.B pada Blok I.B.2.
f. sub zona perdagangan dan jasa skala Kota dengan kode K-1, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.5 dan Blok I.A.6; dan

-181-
2. SWP I.B pada Blok I.B.2.
g. sub zona perdagangan dan jasa skala WP dengan kode K-2, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok I.A.6; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1 dan Blok I.B.2.
h. sub zona perdagangan dan jasa skala SWP dengan kode K-3, terdapat
di SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
i. subzona pergudangan dengan kode PL-6, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.4 dan Blok I.A.5; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.3.
j. zona transportasi dengan kode TR, meliputi:
1. SWP I.A pada Blok I.A.1 dan Blok I.A.3; dan
2. SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2, dan Blok I.B.3.
(6) Ketentuan pengaturan transfer development right sebagaimana dimaksud
dalam ayat (5), terdiri atas:
a. pembeli dapat membangun propertinya atau meningkatkan
bangunannya dengan intensitas lebih tinggi atau kawasan yang
didorong pembangunannya;
b. peralihan hak membangun ini implementasikan pada satu blok
peruntukan yang sama, atau zona penerima mendapat mendapatan
dari zona pengirim pada blok yang sama, bila dilaksanakan pada zona
yang sama namun berbeda blok peruntukan maka harus didahului
dengan analisis daya tampung terkait dengan perubahan intensitas
pemanfaatan ruang pada blok peruntukan yang menerima tambahan
intensitas ruang;
c. lahan atau tanah yang telah ditambahkan dan/atau ditingkatkan
pembangunannya sesuai peralihan hak membangun sesuai intensitas
yang diperolehnya secara maksimal, dikemudian hari tidak lagi dapat
membangun atau menjual kembali haknya;
d. peralihan hak pada zona penerima bermaksud untuk menambah
intensitas pemanfaatan ruang pada kawasan terbangun;
e. pemilik bangunan dapat atau diperkenankan mendapatkan
penambahakan intensitas pemanfaatan ruang dari peralihan hak
membangun berikutnya berdasarkan rekomendasi teknis yang
berkaitan dengan bangunan gedung; dan
f. penilaian nilai intensitas dan peralihan hak membangun yang
dialihkan dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 93
(1) Teknik zona performa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat (2)
huruf b, merupakan ketentuan pengaturan pada satu atau beberapa
zona/sub zona dalam satu blok atau beberapa blok yang aturannya tidak
didasarkan pada aturan prespektif, namun didasarkan pada kualitas
kinerja tertentu yang ditetapkan.
(2) Zona yang ditetapkan sebagai zona performa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), terdiri atas:
a. zona di sisi sepanjang ruas jalan didesain untuk mendukung
kinerja jalan, terdiri atas:

-182-
1. zona dan/atau subzona di sepanjang ruas Jalan Gubernur
Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang didesain untuk
mendukung tingkat pelayanan jalan arteri primer, terdiri atas:
a) subzona perdagangan dan jasa skala kota dengan kode K-1,
pada SWP I.A pada Blok I.A5 dan Blok I.A.6;
b) subzona perdagangan dan jasa skala SWP dengan kode K-
3, pada SWP I.B pada Blok I.B.1 dan Blok I.B.3;
c) subzona sarana pelayanan umum skala kota dengan kode
SPU-1, pada SWP I.A pada pada Blok I.A5; dan
d) subzona perkantoran dengan kode KT, pada SWP I.A pada Blok
I.A.6;
e) subzona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI,
meliputi:
1) SWP I.A pada Blok I.A5 dan Blok I.A.6;
2) SWP I.B pada Blok I.B.1 dan Blok I.B.3.
f) subzona pergudangan dengan kode PL-6, meliputi:
1) SWP I.A pada Blok I.A5; dan
2) SWP I.B pada Blok I.B.3.
g) subzona pengelolaan persampahan dengan kode PP, pada SWP
I.A pada Blok I.A.5; dan
h) subzona transportasi dengan kode TR, pada SWP I.B Blok I.B.1.
2. zona dan/atau subzona di sisi sepanjang ruas Jalan P.M. Noor
atau Pasir Mas didesain mendukung untuk mencapai standar
pelayanan minimal (SPM) jalan untuk jalan umum non tol, terdiri
atas:
a) subzona perumahan kepadatan sedang dengan kode R-3,
pada SWP I.B pada Blok I.B.2;
b) subzona perdagangan dan jasa skala kota dengan kode K-1,
pada SWP I.B pada Blok I.B.2;
c) subzona perdagangan dan jasa skala SWP dengan kode K-3,
pada SWP I.B pada Blok I.B.2;
d) subzona sarana pelayanan umum skala kelurahan dengan
kode SPU-3, pada SWP I.B pada pada Blok I.B.2;
e) subzona sarana pelayanan umum skala rukun warga
dengan kode SPU-4, pada SWP I.B pada pada Blok I.B.2;
f) subzona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI,
pada SWP I.B pada Blok I.B.2;
g) subzona campuran intensitas menengah/sedang dengan
kode C-2, pada SWP I.B pada Blok I.B.2;
h) subzona pergudangan dengan kode PL-6, pada SWP I.B pada
Blok I.B.2;
i) subzona transportasi dengan kode TR, pada SWP I.B Blok
I.B.1; dan
j) subzona pertahanan dan keamanan dengan kode HK, pada
SWP I.B pada Blok I.B.2.
3) zona dan/atau subzona di sisi sepanjang ruas rencana Jalan
Pelabuhan Metropolitan Banjarmasin yang menghubungkan Jalan
Jalan Gubernur Soebarjo ke Terminal Metropolitan Banjarmasin

-183-
yang berfungsi sebagai jalan akses kawasan industri terpadu
Mantuil, akses kawasan Terminal Metropolitan Banjarmasin, dan
kawasan pertahanan keamanan pangkalan LANAL Tipe B TNI-AL
didesain mendukung untuk mencapai standar pelayanan minimal
(SPM) jalan untuk jalan umum non tol, terdiri atas:
a) subzona perdagangan dan jasa skala WP dengan kode K-2,
pada SWP I.A pada Blok I.A.4, dan Blok I.A.6; dan
b) subzona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI,
pada SWP I.A pada Blok I.A.1.
b. zona sarana pelayanan umum (SPU) didesain untuk kinerja
pelayanan fasilitas publik, terdiri atas:
1. subzona SPU skala kota dengan kode SPU-1, meliputi:
a) SWP I.A pada Blok I.A.5; dan
b) SWP I.B pada Blok I.B.2.
2. subzona SPU skala kecamatan dengan kode SPU-2, meliputi:
a) SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.4, Blok I.A.6; dan
b) SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
3. subzona SPU skala kelurahan dengan kode SPU-3, meliputi:
a) SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.4, Blok I.A.6;
dan
b) SWP I.B pada Blok I.B.1, Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
4. subzona SPU skala rukun warga dengan kode SPU-4, meliputi:
a) SWP I.A pada Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.A.4, Blok I.A.5,
dan Blok I.A.6; dan
b) SWP I.B pada Blok I.B.2 dan Blok I.B.3.
(3) Ketentuan pengaturan zona performa sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) huruf a, untuk mendukung kinerja jalan terdiri atas:
a. standar pelayanan minimal jaringan jalan yang di ukur berdasarkan
indikator kinerja aksesibilitas, mobilitas dan keselamatan jalan;
b. standar pelayanan minimal ruas jalan yang diukur berdasarkan
indicator kinerja kondisi jalan dan kecepatan;
c. tingkat pelayanan jalan (Level Of Service/LOS) adalah gambaran
kondisi operasional arus lalu lintas dan persepsi pengendara dalam
terminologi kecepatan, waktu tempuh, kenyamanan, kebebasan
bergerak, keamanan dan keselamatan.
(4) Ketentuan pengaturan zona performa sebagaimana dimaksud dalam ayat
(2) huruf b, untuk mendukung kinerja pelayanan fasilitas publik pada
fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, olah raga, sosial budaya
terdiri atas:
a. sarana dan prasarana keamanan melebihi standar minimal;
b. sarana dan prasarana keselamatan melebihi standar minimal;
c. sarana dan prasarana kenyamanan melebihi standar minimal; dan
d. sarana dan prasarana kesehatan melebihi standar minimal.

Pasal 94
(1) Teknik zona fiskal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat (2) huruf
c, yang ditetapkan pada satu zona atau beberapa zona yang berorientasi
kepada peningkatan pendapatan daerah.

-184-
(2) Zona fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri atas:
a. zona di sisi sepanjang ruas Jalan Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan
Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang, meliputi:
1. zona kawasan peruntukan industri (KPI), meliputi:
a) SWP I.A pada Blok I.A.5 dan Blok I.A.6; dan
b) SWP IB pada Blok I.B.3.
2. subzona pergudangan (PL-6), meliputi:
a) SWP I.A pada Blok I.A.5; dan
b) SWP I.B pada Blok I.B.3.
b. zona kawasan peruntukan industri (KPI) di SWP I.A pada Blok I.A.1.
(3) Ketentuan pengaturan zona fiskal sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
untuk mendukung peningkatan pendapatan daerah, terdiri atas:
a. insentif pajak atau retribusi daerah dalam jangka waktu tertentu
untuk peningkatan nilai investasi baru dan peningkatan
pembangunan dan kapasitas produksi sesuai kriteria insentif daerah
dan peraturan perundang-undangan pada zona sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a; dan
b. insentif pajak atau retribusi daerah dalam jangka waktu tertentu
untuk investasi baru dan pembangunan baru pada zona sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b, sesuai kriteria insentif daerah dan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 95
(1) Zona banjir pada kawasan rawan bencana banjir sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 91 ayat (2) huruf d, merupakan bentuk pengaturan pada zona
atau subzona yang memiliki pertampalan dengan kawasan rawan bencana
banjir tinggi serta bersifat menggantikan ketentuan pada aturan dasar.
(2) Zona banjir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada seluruh wilayah
perencanaan, terdiri atas:
a. subzona tanaman pangan dengan kode P-1, terdapat di SWP I.A
pada Blok I.A.6.
b. subzona perumahan kepadatan sedang dengan kode R-3, terdapat
di SWP I.A pada Blok I.A.6;
c. subzona perumahan kepadatan rendah dengan kode R-4, terdapat
di SWP I.A pada Blok I.A.1, dan Blok I.A.6;
d. subzona perdagangan dan jasa skala WP dengan kode K-2,
terdapat di SWP I.A pada Blok I.A.4 dan Blok I.A.6;
e. subzona SPU skala RW dengan kode SPU-4 terdapat di SWP I.A
pada Blok I.A.6;
f. subzona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI, terdapat
di SWP I.A pada Blok I.A.1, dan Blok I.A.6; dan
g. subzona pengelolaan persampahan dengan kode PP terdapat di
SWP I.A pada Blok I.A.6.
(3) Ketentuan pengaturan zona banjir sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
untuk mengurangi kerugian dan menurunkan dampak akibat banjir di
kota banjarmasin yang memiliki risiko bencana banjir sedang dan tinggi
dari pasang laut (banjir rob), curah hujan setempat atau lokal, dan debit
banjir dari hulu, terdiri atas:

-185-
a. penyediaan ruang air pada lahan rawa alami dan lahan rawa yang
dilakukan rekayasa untuk menampung dan menerima debit banjir
pada setiap sub zona, dengan ketentuan koefisien ruang air (KRA)
minimal, meliputi:
1. subzona perlindungan setempat dengan kode PS, KRA minimal
60-80 (enam puluh sampai dengan delapan puluh) persen;
2. subzona tanaman pangan dengan kode P-1, KRA minimal 30-
70 (tiga puluh sampai dengan tujuh puluh) persen;
3. subzona perumahan kepadatan sedang dengan kode R-3, KRA
minimal 50-80 (lima puluh sampai dengan delapan puluh)
persen;
4. subzona perumahan kepadatan rendah dengan kode R-4, KRA
minimal 60-90 (enam puluh sampai dengan sembilan puluh)
persen;
5. subzona perdagangan dan jasa skala WP dengan kode K-2,
KRA minimal 40-65 (empat puluh sampai dengan enam puluh
lima) persen;
6. subzona SPU skala RW dengan kode SPU-4, KRA minimal 60-
90 (enam puluh sampai dengan sembilan puluh) persen;
7. subzona kawasan peruntukan industri dengan kode KPI, KRA
minimal 30-70 (tiga puluh sampai dengan tujuh puluh) persen;
dan
8. subzona Pengelolaan Persampahan dengan kode PP, KRA
minimal 20-40 (dua puluh sampai dengan empat puluh)
persen.
b. ketentuan penetapan KRA minimal direkomendasikan oleh Dinas
Teknis yang membidangi sumber daya air dan drainase;
c. pembangunan bangunan yang mengikuti ketentuan konstruksi
bangunan panggung dan sesuai arahan ketinggoan elevasi lantai
dasar atau PEIL Lantai Bangunan;
d. penyediaan prasarana sarana drainase sesuai ketentuan prasarana
sarana minimal;
e. ketentuan tata bangunan, yaitu:
1. pembatasan penimbunan dan urugan; dan
2. konstruksi bangunan panggung sesuai atau mengikuti Patok/BM
Elevasi Muka Air Banjir.
f. ketentuan sarana prasarana minimal, terdiri atas:
1. patok/BM Elevasi Muka Air Banjir;
2. patok/BM Elevasi Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence);
3. menyediakan ruang air baik berupa kolam tampungan sesuai
skala pemanfaatan;
4. menyediakan akses publik dari dan menuju ke arah sungai;
dan
5. menyediakan tempat evakuasi bencana dan jalur evakuasi
bencana.

-186-
BAB VII
PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 96
Pengendalian Pemanfaatan ruang dilakukan melalui:
a. penilaian pelaksanaan KKPR dan Pernyataan Mandiri Pelaku UMK;
b. penilaian perwujudan rencana tata ruang;
c. pemberian Insentif dan Disinsentif
d. pengenaan Sanksi Administratif; dan
e. penyelesaian Sengketa Penataan Ruang.

Bagian Kedua
Penilaian pelaksanaan KKPR dan Pernyataan Mandiri Pelaku UMK

Pasal 97
Penilaian pelaksanaan KKPR dan Pernyataan Mandiri Pelaku UMK
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 huruf a dilaksanakan sesuai peraturan
perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Penilaian Perwujudan Rencana Tata Ruang

Pasal 98
Penilaian perwujudan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
96 huruf b dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat
Pemberian Insentif dan Disinsentif

Pasal 99
Pemberian Insentif dan Disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96
huruf c dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

Bagian Kelima
Pengenaan Sanksi Administratif

Pasal 100
(1) Bentuk pelanggaran Pemanfaatan Ruang meliputi:
a. tidak menaati RTR yang telah ditetapkan yang mengakibatkan
Perubahan Fungsi Ruang;
b. tidak mematuhi ketentuan Pemanfaatan Ruang dalam RTR; dan
c. menghalangi akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan
perundang-undangan dinyatakan sebagai milik umum.
(1) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan
Sanksi Administratif.

-187-
(2) Pemeriksaan Perubahan Fungsi Ruang sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan melalui Audit Tata Ruang.
(3) Terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan
huruf c dapat langsung dikenakan Sanksi Administratif tanpa melalui
proses Audit Tata Ruang.

Pasal 101
(1) Perbuatan tidak menaati RTR yang telah ditetapkan yang mengakibatkan
Perubahan Fungsi Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100 ayat
(1) huruf a meliputi:
a. Pemanfaatan Ruang yang tidak memiliki KKPR; dan/atau
b. Pemanfaatan Ruang yang tidak mematuhi ketentuan dalam muatan
KKPR.
(2) Pemanfaatan Ruang yang tidak memiliki KKPR sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. memanfaatkan Ruang tanpa memiliki KKPR di lokasi yang sesuai
peruntukannya; dan/atau
b. memanfaatkan Ruang tanpa memiliki KKPR di lokasi yang tidak sesuai
peruntukannya.
(3) Pemanfaatan Ruang yang tidak mematuhi ketentuan dalam muatan KKPR
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. tidak menindaklanjuti KKPR yang diterbitkan;
b. memanfaatkan Ruang tidak sesuai dengan fungsi Ruang yang
tercantum dalam KKPR;
b. Pemanfaatan Ruang yang tidak sesuai dengan KKPR yang diberikan
oleh pejabat yang berwenang;
c. melanggar batas sempadan yang telah ditentukan;
d. melanggar ketentuan KLB yang telah ditentukan;
e. melanggar ketentuan KDB dan KDH;
f. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi bangunan;
g. melakukan perubahan sebagian atau keseluruhan fungsi lahan;
h. tidak menyediakan fasilitas sosial atau fasilitas umum sesuai dengan
persyaratan dalam KKPR; dan/atau
i. tidak memenuhi ketentuan lainnya yang dipersyaratkan dalam KKPR.

Pasal 102
Ketentuan mengenai perbuatan tidak menaati RTR yang telah ditetapkan yang
mengakibatkan Perubahan Fungsi Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
101 berlaku secara mutatis mutandis terhadap perbuatan tidak mematuhi
ketentuan Pemanfaatan Ruang dalam rencana tata ruang.

Pasal 103
(1) Perbuatan menghalangi akses sebagaimana dimaksud dalam Pasal 100
ayat (1) huruf c berupa penutupan akses secara sementara maupun
permanen.
(2) Menghalangi akses sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. menutup akses ke pesisir pantai, sungai, danau, situ, dan sumber daya
alam serta prasarana publik;
b. menutup akses terhadap sumber air;

-188-
c. menutup akses terhadap taman dan ruang terbuka hijau;
d. menutup akses terhadap fasilitas pejalan kaki;
e. menutup akses terhadap lokasi dan jalur evakuasi bencana; dan/atau
f. menutup akses terhadap jalan umum tanpa izin pejabat yang
berwenang.

Pasal 104
Sanksi Administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. denda administratif;
c. penghentian sementara kegiatan;
d. penghentian sementara pelayanan umum;
e. penutupan lokasi;
f. pencabutan KKPR;
g. pembatalan KKPR;
h. pembongkaran bangunan; dan/atau
i. pemulihan fungsi Ruang.

Pasal 105
Tata cara dan mekanisme pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 96 huruf d dilaksanakan sesuai peraturan perundang-
undangan.

Bagian Keenam
Penyelesaian Sengketa Penataan Ruang

Pasal 106
Penyelesaian Sengketa Penataan Ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal
96 huruf e dilaksanakan sesuai peraturan perundang-undangan.

BAB VIII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 107
(1) Jangka waktu RDTR Kawasan Pengembangan Ekonomi Mantuil dan
Sekitarnya berlaku dalam jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dan dapat
ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
(2) Dalam hal terjadi perubahan lingkungan strategis, peninjauan kembali
RDTR WP Kawasan Pengembangan Ekonomi Mantuil dan Sekitarnya
dapat dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam setiap periode 5 (lima)
tahunan.
(3) Peninjauan kembali RDTR sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
dilakukan lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun apabila terjadi
perubahan lingkungan strategis berupa:
a. bencana alam skala besar yang ditetapkan dengan perundang-
undangan;
b. perubahan batas teritorial negara yang ditetapkan dengan perundang-
undangan;
c. perubahan batas daerah yang ditetapkan dengan perundang-

-189-
undangan; dan
d. perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategis.
(4) Perubahan kebijakan nasional yang bersifat strategis sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf d yang berimplikasi pada Peninjauan
Kembali Peraturan Wali Kota Banjarmasin tentang RDTR Kawasan
Pengembangan Ekonomi Mantuil dan Sekitarnya dapat
direkomendasikan oleh Forum Penataan Ruang.
(5) Peninjauan kembali RDTR sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berdasarkan Rekomendasi Forum Penataan Ruang yang diterbitkan
dengan kriteria:
a. penetapan kebijakan nasional yang bersifat strategis dalam peraturan
perundang-undangan;
b. rencana pembangunan dan pengembangan objek vital nasional;
dan/atau
c. lokasinya berbatasan dengan kabupaten/kota di sekitarnya.
(6) Peraturan Wali Kota Banjarmasin tentang RDTR Kawasan Pengembangan
Ekonomi Mantuil dan Sekitarnya dilengkapi dengan Rencana dan Album
Peta yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Wali
Kota ini.

Pasal 108
Perizinan berusaha untuk kegiatan usaha industri di Kawasan Peruntukan
Industri mengacu pada peraturan perundang-undangan.

Pasal 109
Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Wali Kota ini harus ditetapkan paling
lama 1 (satu) tahun terhitung sejak Peraturan Wali Kota ini diundangkan.

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 110
Dengan berlakunya Peraturan Wali Kota ini, maka:
a. izin pemanfaatan ruang atau konfirmasi KKPR yang telah dikeluarkan dan
telah sesuai dengan ketentuan Peraturan Wali Kota ini tetap berlaku
sesuai dengan masa berlakunya;
b. izin pemanfaatan ruang atau konfirmasi KKPR yang telah dikeluarkan
tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Wali Kota ini berlaku
ketentuan:
1) untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin pemanfaatan
ruang atau persetujuan KKPR disesuaikan dengan fungsi kawasan
berdasarkan Peraturan Wali Kota ini;
2) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, dilakukan
penyesuaian dengan masa transisi berdasarkan ketentuan
perundang-undangan; dan
3) untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya dan tidak
memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi
kawasan berdasarkan Peraturan Wali Kota ini izin pemanfaatan ruang
atau persetujuan KKPR yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan

-190-
LAMPIRAN XV
PERATURAN WALI KOTA BANJARMASIN
NOMOR 77 TAHUN 2022
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN
EKONOMI MANTUIL DAN SEKITARNYA TAHUN 2022-2042

TABEL INDIKASI PROGRAM


RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI MANTUIL DAN SEKITARNYA
TAHUN 2022 – 2042
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
A PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG
1 Sistem Pusat Pelayanan
a. Sub Pusat Pelayanan Kota/Kawasan
Perkotaan
1) Pengadaan Tanah untuk Fasilitas 05 05 2 10 03 SPPK P.M. Noor di Pelambuan SKPD
Umum dan Sosial (Blok I.B.2) Pelaksana
Kawasan/Kecamatan Program,
Disperkim
2) Pengembangan Prasarana Antar 04 08 2 15 02 SPPK P.M. Noor di Pelambuan
Dishub
Moda (Blok I.B.2)
3) Pengembangan Ruang dan Jalur 2 15 02 2.02 SPPK P.M. Noor di Pelambuan
Pejalan Kaki untuk meningkatkan 04 07 1 03 09 (Blok I.B.2)
DPUPR Bjm
kualitas dan jangkauan Pelayanan
SPPK
b. Pusat Pelayanan Lingkungan
1) Program Pengadaan Tanah Untuk 05 05 2 10 03 PPL Skala Kecamatan / Pusat SKPD
Kepentingan Umum Lingkungan Kecamatan di Pelaksana
APBD Kota
(untuk Fasilitas Umum dan Sosial Mantuil (Blok I. A.1) Program,
Lingkungan/Kelurahan) Disperkim
PPL Skala Kecamatan/ Pusat SKPD
Lingkungan Kecamatan di Pelaksana
APBD Kota
Telaga Biru (Blok I. B.1) Program,
Disperkim
PPL Skala Kelurahan/ Pusat SKPD
Lingkungan Kelurahan di Pelaksana
APBD Kota
Tatah Bangkal (Blok I. A.6) Program,
Disperkim
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
PPL Skala Kelurahan/ Pusat SKPD
Lingkungan Kelurahan di Pelaksana
APBD Kota
Basirih (Blok I. B.3) Program,
Disperkim
PPL Skala Rukun Warga/ SKPD
Pusat RW di Kuin Kacil Pelaksana
APBD Kota
Mantuil (Blok I. A.1) Program,
Disperkim
PPL Skala Rukun Warga/ SKPD
Pusat RW di Mantuil (Blok I. Pelaksana
APBD Kota
A.4) Program,
Disperkim
PPL Skala Rukun Warga/ SKPD
Pusat RW di Basirih (Blok I. Pelaksana
APBD Kota
B.3) Program,
Disperkim
2) • Penyediaan Perlengkapan Jalan di • 2 15 02 2.02 di semua PPL / Pusat
Jalan Kabupaten/ Kota Pelayanan Lingkungan
APBD Kota Dishub
• Pembangunan Pelabuhan Sungai • 2 15 03 2.13
dan Danau
3) Penataan Bangunan dan 04 07 1 03 09 di semua PPL / Pusat
APBD Kota DPUPR Bjm
Lingkungan Pelayanan Lingkungan
4) • Pelaksanaan Manajemen dan • 2 15 02 2.06 Kawasan TOD Stasiun KA dan
Rekayasa Lalu Lintas untuk Terminal Trisakti di Telaga
Jaringan Jalan Kabupaten/Kota Biru (Blok I. B.1)
Disperkim/
• Penataan Bangunan dan • 04 07 1 03 09
APBD Kota Dishub/
Lingkungan (Pembangunan
DPUPR Bjm
Kawasan Berorientasi Transit
(Transit Oriented Development/
TOD)
2 Sistem Jaringan Jalan
a. Jaringan Jalan Arteri Primer
1) Pemantapan Kondisi Jalan 1 03 10 2.01 06
a) Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Kecamatan Banjarmasin Barat
Pelabuhan Trisakti-Liang dan Banjarmasin Selatan (Blok Kementerian
APBN
Anggang I.B.1, Blok I.B.3, Blok I.A.5, PUPR (BPJN XI)
Blok I.A.6)
b) Jalan Yos Sudarso Kecamatan Banjarmasin Barat APBN Kementerian
(Blok I.B.1) PUPR (BPJN XI)
c) Jalan Duyung Raya Kecamatan Banjarmasin Barat APBN Kementerian
(Blok I.B.1) PUPR (BPJN XI)
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
b. Jaringan Jalan Kolektor Primer
2) Pembangunan Jalan 1 03 10 1.01 05
1 03 10 2.01 05
a) Pembangunan Jalan Lingkar
Luar Barat yang menghubung
kan Jalan Ir. P.M. Noor atau
Pasir Mas dengan Jalan
HKSN
1. Pembebasan Lahan/Tanah 1 03 10 1.01 05 Kecamatan Banjarmasin Barat
Untuk Penyelenggaraan 1 03 10 2.01 05 (Blok I.B.2) DPUPR Bjm,
APBD Kota
Jalan Disperkim
(7 meter)
2. Pembangunan jalan 1 03 10 1.01 05 Kecamatan Banjarmasin Barat
APBD Kota DPUPR Bjm
1 03 10 2.01 05 (Blok I.B.2)
b) Pembangunan jalan yang Kecamatan Banjarmasin
menghubungkan Jalan Selatan (Blok I.A.4, Blok I.A.6,
Gubernur Soebarjo/Jalan Blok I.A.1)
Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang ke Terminal
Metropolitan Pelabuhan
Banjarmasin dan Kawasan
Pertahanan Keamanan
Pangkalan TNI-AL Tipe B:
(Jalan Pelabuhan
Metropolitan)
1. Pembebasan Lahan/Tanah 1 03 10 1.01 05 Kecamatan Banjarmasin
Untuk Penyelenggaraan 1 03 10 2.01 05 Selatan (Blok I.A.4, Blok I.A.6 , DPUPR Bjm,
APBD Kota
Jalan Blok I.A.1) Disperkim
(7 meter)
2. Pembangunan jalan 1 03 10 1.01 05 Kecamatan Banjarmasin
1 03 10 2.01 05 Selatan (Blok I.A.4, Blok I.A.6 , APBD Prov DPUPR Kalsel
Blok I.A.1)
c) Pembangunan jalan yang Kecamatan Banjarmasin
menghubungkan Jalan Selatan (Blok I.A.4)
Pelabuhan Rakyat/Jalan
Teluk Mendung ke Rencana
Jalan Akses Mantuil-Jalan
Gubernur Soebarjo (Jalan
Pelabuhan Metropolitan):
1. Pembebasan Lahan/Tanah 1 03 10 1.01 05 Kecamatan Banjarmasin
Untuk Penyelenggaraan 1 03 10 2.01 05 Selatan (Blok I.A.4) DPUPR Bjm,
APBD Kota
Jalan Disperkim
(7 meter)
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
2. Pembangunan jalan 1 03 10 1.01 05 Kecamatan Banjarmasin
APBD Prov DPUPR Kalsel
1 03 10 2.01 05 Selatan (Blok I.A.4)
c. Jaringan Jalan Kolektor Sekunder
1). Program Pengadaan Tanah Untuk 05 05 2 10 03
Kepentingan Umum
a) Untuk Pelebaran Ruang Milik Tersebar di seluruh jalan
DPUPR Bjm,
Jalan (minimal 5 m) kolektor sekunder di Kota APBD Kota
Disperkim
Banjarmasin
b) Untuk Pembangunan Jalan Tersebar di seluruh jalan
DPUPR Bjm,
Baru (15 m) kolektor sekunder di Kota APBD Kota
Disperkim
Banjarmasin
2). Pelebaran Jalan Menuju Standar 1 03 10 2.01 06
a) Kecamatan Banjarmasin Barat
Jalan Duyung Raya APBD Kota DPUPR Bjm
(Blok I.B.1)
b) Kecamatan Banjarmasin
Jalan Tatah Bangkal APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.6)
c) Kecamatan Banjarmasin
Jalan Mantuil Selatan (Blok I.A.1) dan (Blok APBD Kota DPUPR Bjm
I.A.4)
d). Kecamatan Banjarmasin
Jalan Tembus Mantuil APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok 1.A.5)
3). Pembangunan Jalan Baru
a) Rencana Jalan Lingkar Kelurahan Mantuil,
Kawasan Industri di Kecamatan Banjarmasin
Mantuil..Pembangunan jalan Selatan (Blok I.A.1)
yang melingkari KIT Mantuil
dan sebagai Sempadan/ Jalur APBN APBD
DPUPR Kalsel
Hijau KIT yang pararel dengan Prov
Jalan Kuin Kacil dan sebagai
akses Kawasan Pertahanan
Keamanan Pangkalan TNI-AL
Tipe B:
1. Pembebasan Lahan/Tanah 1 03 10 2.01 05 Kelurahan Mantuil,
Untuk Penyelenggaraan Kecamatan Banjarmasin DPUPR Bjm,
APBD Kota
Jalan Selatan (Blok I.A.1) Disperkim
(7 meter)
2. pembangunan jalan 1 03 10 2.01 05 Kelurahan Mantuil,
APBN/ APBD BP2JN/ DPUPR
Kecamatan Banjarmasin
Prov Kalsel
Selatan (Blok I.A.1)
d. Jalan Lokal
1). Pelebaran Jalan Menuju Standar 1 03 10 2.01 06
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
a) Jalan Basirih Dalam menuju Kelurahan Mantuil,
Jalan Tatah Bangkal TPA Kecamatan Banjarmasin APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih/ Jalan Handil Palung Selatan (Blok I.A.6)
b) Jalan Basirih Dalam Kelurahan Mantuil,
Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.6) dan (Blok
I.A.4)
c) Jalan Pelabuhan Kecamatan Banjarmasin
Rakyat/Jalan Teluk Selatan (Blok 1.A.3) APBD Kota DPUPR Bjm
Mendung
d) Kecamatan Banjarmasin Barat
Jalan Keramat Basirih APBD Kota DPUPR Bjm
(Blok I.B.3)
e) Kecamatan Banjarmasin Barat
Jalan Banyiur Luar APBD Kota DPUPR Bjm
(Blok I.B.3)
f) Jalan Purna Sakti Jalur 9 Kecamatan Banjarmasin Barat
APBD Kota DPUPR Bjm
Komp (Blok I.B.3)
g) Kecamatan Banjarmasin Barat
Jalan Cempaka Raya APBD Kota DPUPR Bjm
(Blok I.B.1)
h) Jalan Rajawali (Akses Utama Kecamatan Banjarmasin
Perumahan Bumi Lingkar Selatan (Blok 1.A.5) APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih Permai)
i) Jalan Kuin Selatan Kecamatan Banjarmasin Barat
APBD Kota DPUPR Bjm
(Blok 1.B.2)
j) Jalan Intan Sari Komp Kecamatan Banjarmasin Barat
APBD Kota DPUPR Bjm
(Blok 1.B.3)
k) Jalan Purna Sakti Jalur 9 Kecamatan Banjarmasin Barat
APBD Kota DPUPR Bjm
Komp (Blok 1.B.3)
ll) Jalan Akses TPA Sampah Kecamatan Banjarmasin
Basirih Selatan (Blok 1.A.5)
m) Jalan Karya Bakti Kecamatan Banjarmasin Barat
(Blok 1.B.2)
n) Jalan Tembus Kuin Kecil Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok 1.A.1)
2). Pembebasan Lahan/Tanah Untuk 1 03 10 2.01 05 Tersebar sesuai ruas jalan
DPUPR Bjm,
Penyelenggaraan Jalan dibawah ini APBD Kota
Disperkim
(7 meter)
3). Pembangunan Jalan Baru
a) Pembangunan jalan akses 1 03 10 2.01 05 Kelurahan Mantuil,
yang melalui zona pertanian Kecamatan Banjarmasin
tanaman pangan di mantuil: Selatan (Blok I.A.6)
APBD Kota DPUPR Bjm
• Pembebasan
Lahan/Tanah Untuk
Penyelenggaraan Jalan
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
• pembangunan jalan

1. Rencana Jalan Tembus Kelurahan Mantuil,


Simpang Jelai atau Jalan Kecamatan Banjarmasin
Akses/ Tembus dari Jalan Selatan (Blok I.A.6)
Gubernur Soebarjo/Jalan APBD Kota DPUPR Bjm
Pelabuhan Trisakti- Liang
Anggang menuju Mantuil
ke Jalan Simpang Jelai
2. Rencana Jalan Tembus Kelurahan Mantuil,
Kuin Kecil ke Simpang Kecamatan Banjarmasin APBD Kota DPUPR Bjm
Jelai Selatan (Blok I.A.6)
3. Rencana Jalan Tembus Kelurahan Mantuil,
Basirih Dalam Kecamatan Banjarmasin APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.6)
4. Rencana Jalan Basirih Kelurahan Mantuil,
Dalam menuju Jalan Tatah Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Bangkal TPA Basirih/ Selatan (Blok I.A.6)
Jalan Handil Palung
b) Pembangunan jalan akses Kelurahan Mantuil,
antar perumahan dan jalan Kecamatan Banjarmasin
akses ke jalan baru akses Selatan (Blok I.A.6)
Terminal Metropolitan
Pelabuhan Banjarmasin dan APBD Kota DPUPR Bjm
Kawasan Pertahanan
Keamanan Pangkalan TNI-AL
Tipe B (Jalan Pelabuhan
Metropolitan)
1. Pembebasan Lahan/Tanah 1 03 10 2.01 05 Kelurahan Mantuil,
Untuk Penyelenggaraan Kecamatan Banjarmasin APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Selatan (Blok I.A.4)
2. pembangunan jalan 1 03 10 2.01 05 Kelurahan Mantuil,
Kecamatan Banjarmasin APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.4)
c) Pembangunan jalan Kawasan Kelurahan Mantuil,
Industri Terpadu Mantuil Kecamatan Banjarmasin APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.1)
1. Pembebasan Lahan/Tanah 1 03 10 2.01 05 Kelurahan Mantuil,
Untuk Penyelenggaraan Kecamatan Banjarmasin APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Selatan (Blok I.A.1)
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
2. pembangunan jalan 1 03 10 2.01 05 Kelurahan Mantuil,
Kecamatan Banjarmasin APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.1)
d) Pembangunan jalan akses Kelurahan Mantuil,
tembus Kawasan Perumahan Kecamatan Banjarmasin
Bumi Lingkar Basirih ke Jalan Selatan (Blok I.A.5)
APBD Kota DPUPR Bjm
Gubernur Soebarjo/Jalan
Pelabuhan Trisakti-Liang
Anggang
1. Pembebasan Lahan/Tanah 1 03 10 2.01 05 Kelurahan Mantuil,
Untuk Penyelenggaraan Kecamatan Banjarmasin APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Selatan (Blok I.A.5)
2. pembangunan jalan 1 03 10 2.01 05 Kelurahan Mantuil,
Kecamatan Banjarmasin APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.5)
e. Jalan Lingkungan
1). Pelebaran Jalan Menuju Standar 1 03 10 2.01 06
a). Kecamatan Banjarmasin Barat
Jalan Kuin Cerucuk APBD Kota DPUPR Bjm
(Blok I.B.2)
b). Kecamatan Banjarmasin Barat
Jalan Tepian Barito 1 APBD Kota DPUPR Bjm
(Blok I.B.2)
c). Kecamatan Banjarmasin Barat
Jalan Tepian Barito 2 APBD Kota DPUPR Bjm
(Blok I.B.2)
d). Jalan Flamboyan 1 (Komplek Kecamatan Banjarmasin Barat
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka) (Blok I.B.3)
e). Jalan Flamboyan 2 (Komplek Kecamatan Banjarmasin Barat
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka) (Blok I.B.3)
f). Jalan Flamboyan 3 (Komplek Kecamatan Banjarmasin Barat
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka) (Blok I.B.3)
g). Jalan Flamboyan 4 (Komplek Kecamatan Banjarmasin Barat
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka) (Blok I.B.3)
h). Jalan Komplek Perumahan Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Suaka Permata Indah Selatan (Blok I.A.4)
i) Jalan Komplek Aldi Citra Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Persada I Selatan (Blok I.A.4)
j). Jalan Komplek Aldi Citra Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Persada II Selatan (Blok I.A.4)
k). Jalan Komplek Mantuil Raya/ Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Ketapang Selatan (Blok I.A.4)
l). Jalan Komplek Wengga Jaya/ Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Mangga Besar Selatan (Blok I.A.4)
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
m). Kecamatan Banjarmasin
Jalan Komplek Berkat Rahmat APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.4)
n). Jalan Mansurin/ Komplek Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Warga Indah 7 Selatan (Blok I.A.4)
o). Kecamatan Banjarmasin
Jalan Wisma Barito APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.5)
p). Jalan Akses Jembatan Pulau Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Bromo Selatan (Blok I.A.4)
q). Kecamatan Banjarmasin
Jalan Pulau Bromo APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.2)
r). Jalan Komp. Pesona Al - Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Azhar Selatan (Blok I.A.4)
s). Kecamatan Banjarmasin
Jalan Alam Sutra APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.4)
t). Kecamatan Banjarmasin
Jalan Kasturi APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.4)
u). Kecamatan Banjarmasin
Jalan Belimbing APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.4)
v). Kecamatan Banjarmasin
Jalan Pd. Klp APBD Kota DPUPR Bjm
Selatan (Blok I.A.4)
w). Jalan Akses TPA Sampah Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih Selatan (Blok I.A.5)
x). Jalan Akses TPA Sampah Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih Selatan (Blok I.A.5)
2). Pembebasan Lahan/Tanah Untuk 1 03 10 2.01 05 Tersebar sesuai ruas jalan
DPUPR Bjm,
Penyelenggaraan Jalan dibawah ini APBD Kota
Disperkim
(7 meter)
3). pembangunan jalan 1 03 10 2.01 05 Tersebar APBD Kota/
Dana DPUPR Bjm
Kelurahan
f. Rencana Jembatan
1). • Penggantian Jembatan • 1 03 10 2.01 16
• Pelebaran Jembatan • 1 03 10 2.01 17
• Rehabilitasi Jembatan • 1 03 10 2.01 18
• Pemeliharaan Rutin Jembatan • 1 03 10 2.01 19
a). Peningkatan Jembatan di Kecamatan Banjarmasin Barat
APBN BBPJN XI
Sepanjang Jalan PM Noor (Blok I.B.2)
b). Peningkatan Jembatan di Kecamatan Banjarmasin Barat
Sepanjang Jalan Keramat (Blok I.B.3) APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih
c). Peningkatan Jembatan di Kecamatan Banjarmasin Barat
Sepanjang Jalan Banyiur Luar (Blok I.B.3) APBD Kota DPUPR Bjm
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
d). Peningkatan Jembatan di Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Sepanjang Jalan Mantuil Selatan (Blok I.A.1)
e). Peningkatan Jembatan di Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Sepanjang Jalan Kuin Kacil Selatan (Blok I.A.1)
f). Peningkatan Jembatan di Kecamatan Banjarmasin
Kawasan Sekiitar Antasan Selatan (Blok I.A.3) APBD Kota DPUPR Bjm
Bondan
g). Peningkatan Jembatan di Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Sepanjang Jalan Mantuil Selatan (Blok I.A.4)
h). Peningkatan Jembatan Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Kawasan Mantuil Selatan (Blok I.A.4)
i). Peningkatan Jembatan di Kecamatan Banjarmasin
Sepanjang Jalan Basirih Selatan (Blok I.A.6)
Dalam menuju Jalan Tatah
APBD Kota DPUPR Bjm
Bangkal TPA Basirih/ Jalan
Handil Palung dan Jalan
Basirih Dalam
j). Peningkatan Jembatan Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUPR Bjm
Kawasan Mantuil Selatan (Blok I.A.6)
2). Pembangunan Jembatan
(Rencana Pembangunan Jembatan
di Sungai Barito)
a). rencana Jembatan Barito 2 1 03 10 1.01 12 Kelurahan Pelambuan,
(menghubungkan kawasan Kecamatan Banjarmasin Barat
Terminal Trisakti di (Blok I.B.2)
Pelabuhan Banjarmasin
APBN BBPJN XI
dengan kawasan industri
Barito Muara Kabupaten
Barito Kuala pada Sungai
Barito).
3). • Pemeliharaan Rutin Jembatan
• Pemliharaan Berkala Jembatan
(Pemeliharaan Jembatan di Sungai
Martapura)
a) Jembatan Basirih 1 03 10 1.01 19 (Blok I.B.2) dan (Blok I.A.5) APBN/ APBD BBPJN XI /
1 03 10 1.01 20 Prov DPUPR Kalsel
b) Jembatan Pulau Bromo (Blok I.B.2) dan (Blok I.A.5) APBD Kota DPUPR Bjm
g. Penanganan Simpang
1). • Pelebaran Jalan Menuju Standar • 1 03 10 2.01 06
• Pelaksanaan Manajemen dan • 2 15 02 2.06
Rekayasa Lalu Lintas untuk
Jaringan Jalan Kabupaten/Kota
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
a). Simpang Jalan Gubernur Kecamatan Banjarmasin
Soebarjo/Jalan Pelabuhan Selatan (Blok I.A.5)
APBN BBPJN XI
Trisakti-Liang Anggang - Jalan
Lingkar Selatan
b). Simpang Jalan Gubernur Kecamatan Banjarmasin
Soebarjo/Jalan Pelabuhan Selatan (Blok I.A.5)
Trisakti-Liang Anggang - Jalan APBN BBPJN XI
Pelabuhan Metropolitan di
Kawasan Mantuil
c). Simpang Jalan Gubernur Kecamatan Banjarmasin Barat
Soebarjo/Jalan Pelabuhan (Blok I.B.1)
APBN BBPJN XI
Trisakti-Liang Anggang - Jalan
Lumba Lumba
d). Simpang Jalan Gubernur Kecamatan Banjarmasin Barat
Soebarjo/Jalan Pelabuhan (Blok I.B.1)
APBN BBPJN XI
Trisakti-Liang Anggang - Jalan
PM Noor
e). Simpang Jalan Pelabuhan Kecamatan Banjarmasin
Metropolitan - Jalan Tembus Selatan (Blok I.A.4) APBN/ APBD DPUPR Bjm/
Telluk Mendung/ Jalan Prov Dishub
Pelabuhan Basirih
f). Simpang Tembus Telluk Kecamatan Banjarmasin
Mendung/ Jalan Pelabuhan Selatan (Blok I.A.4)
Basirih - Jalan Mantuil - APBN/ APBD DPUPR Bjm/
Jalan Telluk Mendung/ Jalan Prov Dishub
Pelabuhan Basirih

3 Prasarana Sarana Transportasi


a. Pembangunan Gedung Terminal 2 15 03 1.09 02
1). Pembangunan Terminal Tipe C/ Kelurahan Telaga Biru,
Terminal Integrasi Trisakti Kecamatan Banjarmasin Barat APBD Kota Dishub
(Blok I.B.1)
2). Pembangunan Halte/ Pangkalan 04 08 2 15 02 Jalan Mantuil di Kelurahan
Angkutan Umum Antar Moda dalam Mantuil Kecamatan
APBD Kota Dishub
kota Banjarmasin Selatan (Blok
1.A.1)
Jalan Mantuil di Kelurahan
Mantuil Kecamatan
APBD Kota Dishub
Banjarmasin Selatan (Blok
1.A.4)
Jalan PM Noor di Kecamatan
Banjarmasin Barat (Blok APBD Kota Dishub
1.B.2)
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
Jalan PM Noor di Kecamatan
Banjarmasin Barat (Blok APBD Kota Dishub
1.B.3)
Jalan Gubernur
Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Trisakti-Liang Anggang di APBD Kota Dishub
Kecamatan Banjarmasin
Selatan (Blok 1.A.5)
Jalan Gubernur
Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Trisakti-Liang Anggang di APBD Kota Dishub
Kecamatan Banjarmasin
Selatan (Blok 1.A.6)
b. Pembangunan Gedung Terminal 2 15 03 1.09 02
(Terminal Barang)
1). Pembangunan Terminal Barang di Kelurahan Telaga Biru
APBD Kota/
Terminal Trisakti di Pelabuhan Kecamatan Banjarmasin Barat Dishub
Swasta
Banjarmasin (Blok I.B.1)
2). Pembangunan Terminal Barang Kelurahan Kelayan Timur
terminal barang di kawasan Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota/
pergudangan Gubernur Soebarjo Selatan (Blok I.A.6) Dishub
Swasta
dan/atau kawasan pusat distribusi
regional
3). Pembangunan Terminal Barang di Kelurahan Mantuil Kecamatan
Terminal Metropolitan Pelabuhan Banjarmasin Selatan (Blok APBD Kota/
Dishub
Banjarmasin dan/atau Kawasan 1.A.1) Swasta
Industri Terpadu Mantuil
c. Penerbitan Izin Penyelenggaraan dan 2 15 02 2.04
Pembangunan Fasilitas Parkir
(Penataan dan Perwujudan Sentra Parkir)
1). Sentra Parkir Kawasan Mantuil dan Kelurahan Mantuil Kecamatan
APBD Kota/
Kawasan Sekitar Jembatan Pulau Banjarmasin Selatan (Blok Dishub
Swasta
Bromo 1.A.1)
2). Sentra Parkir Gubernur Soebarjo Jalan Gubernur
Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Trisakti-Liang Anggang di APBD Kota/
Dishub
Kecamatan Banjarmasin Swasta
Selatan (Blok 1.A.6) dan (Blok
I.A.5)
3). Sentra Parkir Kawasan Pelabuhan Kelurahan Telaga Biru
APBD Kota/
Trisakti Kecamatan Banjarmasin Barat Dishub
Swasta
(Blok I.B.1)
d. Penyediaan Angkutan Umum untuk 2 15 02 2.09
Jasa Angkutan Orang dan/atau Barang
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
antar Kota dalam 1 (satu) Daerah
Kabupaten/Kota
1). Revitalisasi angkutan umum darat Tersebar APBD Kota/
Dishub
dalam kota Swasta
2). Angkutan Umum Kota Banjarmasin Tersebar Dishub
APBD
Provinsi/
Provinsi/ APBN
Kemenhub
Program Pengelolaan Perkeretaapian 2 15 05
4
(Sistem Jaringan Kereta Api)
a. Pembebasan Lahan/ Pengadaan Tanah 05 05 2 10 03 Kecamatan Banjarmasin
Barat, Kecamatan APBN/PT.KAI Kemenhub
Banjarmasin Selatan
b. Pelaksanaan Pembangunan Jalur Rel Kecamatan Banjarmasin
Kereta Api Barat, Kecamatan APBN/PT.KAI Kemenhub
Banjarmasin Selatan
c. Pelaksanaan Pembangunan Stasiun Kecamatan Banjarmasin Barat
APBN/PT.KAI Kemenhub
Kereta Api
Sistem Jaringan Sungai, Danau, dan 2 15 03 2.13
Penyeberangan
5 • Pembangunan dan Penerbitan Izin
Pembangunan dan Pengoperasian
Pelabuhan Sungai dan Danau
a. Revitalisasi Trayek Transportasi Sungai Barito, dan Sungai
APBD Kota/
Angkutan Sungai (Reguler dan wisata Martapura Dishub
APBN
susur sungai)
b. Revitalisasi Alur Pelayaran Lintas APBD Kota/
Dishub
Penyeberangan APBN
1). Lintas Penyeberangan antar provinsi
a). lintas penyeberangan Kota Sungai Martapura, Sungai
Banjarmasin – Kabupaten Barito APBD Kota/ Dishub Kota,
Katingan Provinsi Kalimantan APBN Kemenhub
Tengah;
b) lintas penyeberangan Kota Sungai Martapura, Sungai
Banjarmasin – Kabupaten Barito APBD Kota/ Dishub Kota,
Barito Selatan Provinsi APBN Kemenhub
Kalimantan Tengah;
c) lintas penyeberangan Kota Sungai Martapura, Sungai
Banjarmasin – Kabupaten Barito APBD Kota/ Dishub Kota,
Barito Utara Provinsi APBN Kemenhub
Kalimantan Tengah;
d) lintas penyeberangan Kota Sungai Martapura, Sungai APBD Kota/ Dishub Kota,
Banjarmasin – Kabupaten Barito APBN Kemenhub
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
Murung Raya Provinsi
Kalimantan Tengah; dan
e) lintas penyeberangan Kota Sungai Martapura, Sungai
Banjarmasin – Kabupaten Barito APBD Kota/ Dishub Kota,
Kapuas Provinsi Kalimantan APBN Kemenhub
Tengah.
2). Lintas penyeberangan antar
kabupaten
a). lintas penyeberangan Kota Sungai Martapura, Sungai
APBD Kota/ Dishub Kota,
Banjarmasin – Kabupaten Barito
APBD Prov Dishub Provinsi
Barito Kuala;
b) lintas penyeberangan Kota Sungai Martapura, Sungai
APBD Kota/ Dishub Kota,
Banjarmasin – Kabupaten Barito
APBD Prov Dishub Provinsi
Hulu Sungai Utara;
c) lintas penyeberangan Kota Sungai Martapura, Sungai
APBD Kota/ Dishub Kota,
Banjarmasin – Kabupaten Barito
APBD Prov Dishub Provinsi
Hulu Sungai Selatan; dan
d) lintas penyeberangan Kota Sungai Martapura, Sungai
APBD Kota/ Dishub Kota,
Banjarmasin – Kabupaten Barito
APBD Prov Dishub Provinsi
Tapin.
c. Pelabuhan Sungai (Dalam Rangka
Menunjang Pengembangan
Transportasi Umum Sungai dan
Penyeberangan)
1) Pengembangan Pelabuhan Sungai 2 15 03 2.13
Pengumpan
a). Pelabuhan Banjar Raya Kelurahan Pelambuan
APBD Kota/ Dishub Kota,
Kecamatan Banjarmasin Barat
APBN Kemenhub
(Blok I. B.2)
b). Pelabuhan Mantuil Kelurahan Mantuil
APBD Kota/ Dishub Kota,
KecamatanBanjarmasin
APBN Kemenhub
Selatan (Blok I.A.1)
2) Pengembangan Pelabuhan Sungai/ 2 15 03 2.13
Dermaga Penyeberangan Kelas II
a). Pembangunan Dermaga Kelurahan Mantuil APBD Kota/ Dishub Kota,
Basirih APBN Kemenhub
3) Pengembangan Dermaga Wisata 3 26 02 2.02 04
a). Pembangunan Dermaga Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok I.
Wisata Mantuil (Kuin Kacil, B.3, Blok I.A.6
APBD Kota/ Dishub Kota,
SDN BASIRIH 10, Pulau
APBN Kemenhub
Bromo) dan Basirih (Kubah
Basirih)
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
d. Dermaga/Halte Sungai
1). Pembangunan/Pemeliharaan A. Kecamatan Banjarmasin
Dermaga/Halte Penumpang Barat;
Angkutan Sungai - Kawasan Terminal Trisakti
Pelabuhan Banjarmasin
di Kelurahan Pelambuan
dan Kelurahan Telaga Biru;
- Kelurahan Kuin Cerucuk;
APBD Kota Dishub
- Pelabuhan Martapura
Lama Kelurahan Telawang;
D. Kecamatan Banjarmasin
Selatan
- Kelurahan Mantuil ;
- Pulau Bromo Kelurahan
Mantuil
2). Pengembangan Dermaga Wisata 3 25 03 1.06 Pembangunan Dermaga
Wisata Mantuil (Kuin Kacil,
APBD Kota/ Dishub/
SDN BASIRIH 10, Pulau
APBN Disbudpar
Bromo) dan Basirih (Kubah
Basirih)
Sistem Jaringan Transportasi Laut
6
• Program Pengelolaan Pelayaran
a. Pelabuhan Utama Banjarmasin 2 15 03 1.09 02
1) Pengembangan Terminal Trisakti Kelurahan Telaga Biru dan
Kelurahan Basirih Kecamatan PT. Pelindo PT. Pelindo
Banjarmasin Barat (Blok I.B.1)
2) Pengembangan Terminal Martapura Kelurahan Basirih Kecamatan
PT. Pelindo PT. Pelindo
Baru Banjarmasin Barat (Blok I.B.1)
3) Pengembangan Terminal Basirih Kelurahan Mantuil Kecamatan
Banjarmasin Selatan (Blok PT. Pelindo PT. Pelindo
I.A.3)
3) Pembangunan Terminal Metropolitan Kelurahan Mantuil Kecamatan
Pelabuhan Banjarmasin Banjarmasin Selatan (Blok PT. Pelindo PT. Pelindo
I.A.1)
b. Pelabuhan Perikanan 3 25 03 1.06
1) Pengembangan Pangkalan Kecamatan Banjarmasin Barat DKP Kalsel/
Pendaratan Ikan Banjarmasin di (Blok I.B.2) APBN/APBD Kementerian
Sungai Barito. Provinsi Kelautan &
Perikanan
7 Sistem Jaringan Telekomunikasi
a. Pengembangan Serat Optik tersebar di seluruh wilayah
BUMN/Swasta PT.Telkom
kota
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
b. Pengembangan Menara Telekomunikasi tersebar di seluruh wilayah
(Base Transcevier Station Tower/BTS) kota BUMN/Swasta Diskominfostat
Bersama
c. Pengembangan Menara Telekomunikasi Kecamatan Banjarmasin
Bersama pada Area Pengembangan Baru Selatan (Blok I.A.1), (Blok BUMN/Swasta Diskominfostat
I.A.6)
d. Pengembangan Kamera Pengawas “CCTV” Tersebar pada jalan primer,
Kota dan Peningkatan Pelayanan Ruang jalan sekunder dan jalan lokal APBD Kota Diskominfostat
Pengendali Informasi Digital sekunder di Kota Banjarmasin
8 Sistem Jaringan Energi
a. jaringan infrastruktur minyak dan gas
bumi
1 infrastruktur minyak dan gas bumi
a) Optimalisasi dan Kelurahan Kuin Cerucuk Kec.
pengembangan depo bahan Banjarmasin Barat (Blok I.B.2) BUMN Pertamina
bakar minyak PT. Pertamina
b) Pembangunan Stasiun BBM Tersebar pada jalan arteri,
BUMN/Swasta Pertamina
(Pom Bensin) Baru kolektor dan lokal
c) Pembangunan Stasiun Bahan Tersebar pada jalan arteri dan
BUMN/Swasta PGN
Bakar Gas (BBG) kolektor
2 jaringan minyak dan gas bumi
a) Pambangunan Jaringan Pipa Kecamatan Banjarmasin
Gas Bumi Pelabuhan Trisakti- Barat, Kecamatan
Jalan Gubernur Banjarmasin Selatan Blok
Soebarjo/Jalan Pelabuhan I.A.1, Blok I.B.3, Blok I.A.5,
PGN/Kementeri
Trisakti-Liang Anggang-Liang Blok I.A.6 BUMN/APBN
an ESDM
Anggang (Dalam Rangka
Pembangunan Pipa Gas Bumi
Kaltim-Kalsel dan Kalsel-
Kaltim)
b) Pembangunan jaringan pipa tersebar
BUMN PGN
gas rumah tangga
b. infrastruktur penyaluran tenaga listrik 3 29 06
1 Pembangkit tenaga listrik
a). Pengembangan PLTS / tersebar PT. PLN/
BUMN/Swasta
Pembangkit Lilstrik Tenaga Kementerian
/APBN
Surya ESDM
b) Pengembangan PLT Bio/ TPA Basirih di Blok I.A.5 PT. PLN/
BUMN/Swasta
Pusat Listrik Tenaga Biomasa Kementerian
/APBN
ESDM
c) Pengembangan PLTU Blok I.B.1 PT. PLN/
BUMN/Swasta
Kementerian
/APBN
ESDM
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
2 jaringan transmisi tenaga listrik
a). Pengembangan Jaringan tersebar
PT. PLN PT. PLN
Transmisi SUTT
3 Jaringan distribusi tenaga listrik 1 04 05 2.01 06
a). Pengembangan Jaringan tersebar
Saluran Udara Tegangan PT. PLN PT. PLN
Tinggi (SUTM)
b). Pengembangan Jaringan tersebar
Saluran Udara Tegangan PT. PLN PT. PLN
Rendah (SUTR)
c). Pengembangan Jaringan Kecamatan Banjarmasin
Kabel Bawah Tanah Barat, Kecamatan
Banjarmasin Selatan Blok PT. PLN PT. PLN
I.A.1, Blok I.B.3, Blok I.A.5,
Blok I.A.6
4 Gardu Listrik
a) Pembangunan Gardu Induk Kelurahan Mantuil Kecamatan
Untuk Menunjang Kawasan Banjarmasin Selatan (Blok
PT. PLN/
Industri Terpadu Mantuil dan I.A.1) PT. PLN
Swasta
Terminal Metropolitan
Pelabuhan Banjarmasin
b) Pembangunan Gardu Hubung tersebar BUMN/Swasta PT. PLN
c) Pembangunan Gardu tersebar
BUMN/Swasta PT. PLN
Distribusi
d) Pengembangan Stasiun tersebar
BUMN/Swasta PT. PLN
Pengisian Tenaga Listrik
9 Sistem Jaringan Sumber Daya Air
a. Jaringan Pengendali Banjir
1) Pengamanan Sungai - Saluran
Buatan/ Kanal
a). Rehabilitasi Tanggul Sungai 1 03 02 2.01 24 Sungai Martapura dan Sungai
DPUPR Prov,
(Perbaikan tanggul dan Siring Barito
APBN/APBD Kementerian
untuk mencegah backwater
Prov PUPR (BWS
dari air Sungai Martapura dan
Kalimantan III)
Barito)
b). Pembangunan Tanggul Sungai 1 03 02 2.01 09 Tanggul/Siring Kawasan DPUPR Prov,
(Pembuatan tanggul dan Sekitar Jembatan Basirih APBN/APBD Kementerian
Siring Sungai Martapura) Prov PUPR (BWS
Kalimantan III)
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
Tanggul/Siring Kawasan DPUPR Prov,
Sekitar Jembatan Pulau APBN/APBD Kementerian
Bromo Prov PUPR (BWS
Kalimantan III)
Tanggul/Siring Kawasan DPUPR Prov,
Sekitar Kubah Basirih APBN/APBD Kementerian
Prov PUPR (BWS
Kalimantan III)
c). Pembanguna Bangunan 1 03 02 2.01 10 Sungai Antasan Bondan DPUPR Prov,
Perkuatan Tebing APBN/APBD DPUPR Bjm
(1). Pemasangan Pengaman Prov/APBD Kementerian
Tepi Sungai Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
(2). Pemasangan Pengaman Tersebar DPUPR Prov,
Tepi Sungai pada Sungai APBN/APBD DPUPR Bjm
Sedang Lainnya Prov/APBD Kementerian
Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
(3). Pemasangan Pengaman Tersebar DPUPR Prov,
Tepi Sungai pada Sungai APBN/APBD DPUPR Bjm
Kecil lainnya Prov/APBD Kementerian
Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
d). Pembangunan Kanal Banjir 1 03 02 2.01 12 Sungai Banyiur - Saluran DPUPR Prov,
(Pembangunan Saluran/ Drainase Jalan Gubernur APBN, APBD DPUPR Bjm
Sudetan dan Revitalisasi/ Soebarjo/Jalan Pelabuhan Prov, APBD Kementerian
Normalisasi untuk Trisakti-Liang Anggang di Blok Kota PUPR (BWS
konektivitas yang I.B.3 Kalimantan III)
menghubungkan 2 sungai) Sungai Parigi - Sungai Halinau
DPUPR Prov,
di Blok I.A.1
APBN, APBD DPUPR Bjm
Prov, APBD Kementerian
Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
Sungai Buaya - Saluran DPUPR Prov,
Drainase Jalan Gubernur APBN, APBD DPUPR Bjm
Soebarjo/Jalan Pelabuhan Prov, APBD Kementerian
Trisakti-Liang Anggang di Blok Kota PUPR (BWS
I.A.5 Kalimantan III)
Sungai Buaya - Saluran APBN, APBD DPUPR Prov,
Drainase Jalan Gubernur Prov, APBD DPUPR Bjm
Soebarjo/Jalan Pelabuhan Kota Kementerian
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
Trisakti-Liang Anggang di Blok PUPR (BWS
I.A.5 Kalimantan III)
Sungai Komplek Perumahan
DPUPR Prov,
Basirih - Saluran Drainase
APBN, APBD DPUPR Bjm
Jalan Gubernur
Prov, APBD Kementerian
Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Kota PUPR (BWS
Trisakti-Liang Anggang di Blok
Kalimantan III)
I.A.5
Sungai Bagau Kanan - Saluran DPUPR Prov,
Drainase Jalan Gubernur APBN, APBD DPUPR Bjm
Soebarjo/Jalan Pelabuhan Prov, APBD Kementerian
Trisakti-Liang Anggang - Kota PUPR (BWS
Sungai Runggun di Blok I.A.5 Kalimantan III)
Sungai Runggun - Sungai DPUPR Prov,
Handil Bujur di Blok I.A.6 APBN, APBD DPUPR Bjm
Prov, APBD Kementerian
Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
Sungai Handil Bujur - Sungai DPUPR Prov,
Saka Mangkuk di Blok I.A.6 APBN, APBD DPUPR Bjm
Prov, APBD Kementerian
Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
Sungai Handil Bamban - DPUPR Prov,
Sungai Saka Mangkuk di Blok APBN, APBD DPUPR Bjm
I.A.6 Prov, APBD Kementerian
Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
Sungai Penggal - Sungai DPUPR Prov,
Runggun di Blok I.A.4 APBN, APBD DPUPR Bjm
Prov, APBD Kementerian
Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
Sungai Runggun - Sungai DPUPR Prov,
Basirih di Blok I.A.4 APBN, APBD DPUPR Bjm
Prov, APBD Kementerian
Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
Sungai Runggun - Sungai DPUPR Prov,
Basirih di Blok I.A.4 APBN, APBD DPUPR Bjm
Prov, APBD Kementerian
Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
Sungai Runggun - Sungai DPUPR Prov,
Handil Bujur Kiri di Blok I.A.4 APBN, APBD DPUPR Bjm
Prov, APBD Kementerian
Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
e). Pembangunan Pintu Air/ 1 03 02 2.01 11 Blok I.A.4, Blok I.A.5, Blok
DPUPR Prov,
Bendung Pengendali Banjir I.B.3
DPUPR Bjm
(Peningkatan saluran primer
APBD Kota Kementerian
dan pintu air otomatis (pasang
PUPR (BWS
surut) untuk saluran-saluran
Kalimantan III)
tersebut)
2) Penataan Kawasan Permukiman 1 04 03 1.02 .02 1. Sungai Martapura
Kumuh dengan Luas di Bawah 10 2. Antasan Bondan,
(Sepuluh) Ha 3. Sungai Banyiur,
(Normalisasi Sungai Melalui 4. Anak Sungai Banyiur,
Relokasi Kegiatan di Tepi Sungai) 5. Sungai Kuin Kecil,
6. Sungai Perigi;

3). Normalisasi/Restorasi/ 1 03 02 2.01 46 1. Antasan Bondan


Pemeliharaan Sungai 2. Sungai Tatah Bangkal DPUPR Prov,
(Pengerukan Sungai) 3. Sungai Peradaban APBN/APBD DPUPR Bjm
4. Sungai Banyiur, Prov/APBD Kementerian
5. Anak Sungai Banyiur, Kota PUPR (BWS
6. Sungai Kuin Kecil, Kalimantan III)
7. Sungai Perigi;
b. Bangunan Pengendali Banjir
1). Pembuatan Polder/Kolam Retensi 1 03 02 2.01 06 Kawasan Basirih-Mantuil
DPUPR Prov,
1 03 02 2.01 14 (Blok I.A.1 dan Blok I.A.4)
APBN/APBD DPUPR Bjm
Prov/APBD Kementerian
Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
2) Pembangunan Flood Forecasting And 1 03 02 2.01 19 Muara Sungai Martapura DPUPR Prov,
Warning System (FFWS) APBN/APBD DPUPR Bjm
(Pembuatan Sistem Peringatan Dini Prov/APBD Kementerian
Bencana Banjir) Kota PUPR (BWS
Kalimantan III)
3) Penyediaan Sarana Sistem Drainase 1 03 06 2.01 08
Perkotaan dan Lingkungan
(1). Investasi peralatan operasi dan APBD Kota DPUPR Bjm
pemeliharaan saluran drainase
dan sungai
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
(2). Pembuatan Patok BM Elevasi Tersebar sesuai Peta Rencana
Muka Air untuk PEIL Minimal BM Elevasi per SWPG/ SWPD APBD Kota DPUPR Bjm
Bangunan
10 Infrastruktur Perkotaan
a. Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
(Pengelolaan dan Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) 06 03 1 03 03
di Daerah Kabupaten/Kota)
1). Unit Air Baku (Dalam rangka
mendukung penyediaan Air Baku
Wilayah Perkotaan Metropolitan
Banjarmasin)
a) Pembangunan Embung untuk Kecamatan Banjarmasin PDAM/APBD PDAM,
Air Baku di Mantuil Selatan Sub WP I.A Kota/APBD Kementerian
Prov PUPR
b) Pembangunan Sumu Bor Kecamatan Banjarmasin PDAM/APBD PDAM,
Dalam untuk Air Baku di Selatan Sub WP I.A Kota/APBD Kementerian
Mantuil Prov PUPR
2). Unit Produksi
a) Pemasangan Pipa Transmisi
Air Bersih
(1). Mantuil - IPA A. Yani Kecamatan Banjarmasin PDAM/APBD PDAM,
(diameter 630 mm) Selatan Sub WP I.A Kota/APBD Kementerian
Prov/APBN PUPR
b) Pembangunan Reservoar dan Kecamatan Banjarmasin
Booster Mantuil Selatan Sub WP I.A PDAM PDAM

3). Unit Distribusi


a) Pengembangan Jaringan Tersebar
Kawasan Yang Belum PDAM PDAM
terlayani
b) Pengembangan Jaringan Kecamatan Banjarmasin
Kawasan Pengembangan Baru Selatan Sub WP I.A PDAM PDAM
(New Development Area)
b. Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) 05 2 1 03 05
(Pengelolaan dan Pengembangan
Sistem Air Limbah Domestik dalam
Daerah Kabupaten/Kota)
1) Pelayanan Sistem Terpusat IPAL
Eksisting (SDPAL D-S Skala Kota)
a) Pembangunan Baru IPAL VIII Kecamatan Banjarmasin PD PAL/APBD
PD.PAL/Kemen
Mantuil Selatan Sub WP I.A (Blok I.A.1, Kota/APBD
terian PUPR
Blok I.A.4, , Blok I.A.6) Prov/APBN
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
b) Peningkatan Cakupan IPAL IV Kecamatan Banjarmasin PD PAL/APBD
PD.PAL/Kemen
Basirih Selatan Sub WP I.A (Blok I.A.5) Kota/APBD
terian PUPR
Prov/APBN
3) Pengembangan Pelayanan IPAL Kecamatan Banjarmasin
Domestik Setempat Selatan Sub WP I.A, PD PAL/APBD
DPUPR Bjm
Kecamatan Banjarmasin Barat Kota
Sub WP I.B
c. Sistem Pengelolaan Limbah Bahan 2 11 05 2.01
Berbahaya dan Beracun (B3) 2 11 05 2.02
(Program Pengendalian Bahan 05 02 2 11 05
Berbahaya Dan Beracun (B3) Dan
Limbah Bahan Berbahaya Dan
Beracun (Limbah B3))
1) Pembangunan Instalasi Pengolahan a. Tempat Pemrosesan Akhir
Limbah Medis/ B3 Skala Kota Basirih di Kelurahan Basirih
Selatan;
b. Kawasan Peruntukan
Industri, Kawasan
Swasta, APBD
Pertambangan dan Energi, DLH, Swasta
Kota, APBN
Kawasan Transportasi.
Di Kecamatan Banjarmasin
Selatan Sub WP I.A,
Kecamatan Banjarmasin Barat
Sub WP I.B
d. Sistem Jaringan Persampahan
1) Penanganan Sampah dengan 2 11 11 2.01 03
Melakukan Pemilahan,
DLH,
Pengumpulan, Pengangkutan, APBD Kota,
Kementerian
Pengolahan, dan Pemrosesan APBN
PUPR
Akhir Sampah di TPA/TPST/SPA
Kabupaten/Kota
a) Pengembangan Tempat Blok I.A.4 dan Blok I.A.5
DLH,
Pengolahan Sampah 3R (TPS 3R), APBD Kota,
Kementerian
atau sesuai perkembangan APBN
PUPR
teknologi pengolahan sampah
b) Pengembangan Tempat Blok I.A.1 dan Blok I.B.1 DLH,
APBD Kota,
Pengolahan Sampah Terpadu Kementerian
APBN
(TPST) PUPR
c) Pengembangan TPS sesuai Blok I.A.5, Blok I.B.1 dan I.B.2
jangkauan dan radius pelayanan DLH,
APBD Kota,
skala kawasan/ lingkungan Kementerian
APBN
untuk melayani Pusat – Pusat PUPR
Pelayanan
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
d) Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) DLH,
Sampah Basirih Kementerian
PUPR
• Pengembangan metode Kelurahan Basirih Selatan
DLH,
pengelolaan TPA yang akan (Blok I.A.5) APBD Kota,
Kementerian
dikembangkan menjadi SPA APBN
PUPR
(Stasiun Peralihan Antara)
• Pengembangan Kawasan - Kelurahan Basirih Selatan
DLH,
Penyangga dan Reduksi - Kelurahan Kelayan Timur APBD Kota,
Kementerian
Dampak & Pengaruh APBN
PUPR
Lingkungan disekitar TPA
2) Peningkatan Peran serta Masyarakat 2 11 11 2.01 04 Blok I.A.1, Blok I.A.2, Blok
DLH,
dalam Pengelolaan Persampahan I.A.3, Blok I.A.4, Blok I.A.6, APBD Kota,
Kementerian
(Sistem Pengelolaan Persampahan Blok I. B.1, Blok I. B.2, Blok I. APBN
PUPR
Berbasis Masyarakat) B.3,
e. Sistem Jaringan Evakuasi Bencana 1 03 10 2.01 21
• Program Penanggulangan Bencana 1 05 03 2.04
• Program Penanggulangan Kebakaran
1) Jalur Evakuasi
Pemasangan Rambu Evakuasi pada 1 05 03 2.01 tersebar sesuai rute lokasi titik
APBD Kota,
Kawasan Rawan Bencana Kebakaran 1 05 03 2.02 evakuasi BPBD
Swasta
dan Banjir Genangan
2) Ruang Evakuasi 1 05 03 2.03
a). Areal Evakuasi pada Ruang tersebar sesuai peta titik
Terbuka Hijau (RTH) Taman & evakuasi APBD Kota,
DLH / BPBD
Hutan Kota, Lapangan Olah Swasta
Raga dan Lapangan Terbuka
b). Areal Evakuasi pada Sarana tersebar sesuai peta titik
Prasarana Umum (Fasilitas evakuasi
Umum dan Sosial) Kesehatan
(Rumah Sakit, Puskesmas,
APBD Kota,
lainnya), Administrasi & BPBD
Swasta
Pelayanan Publik (Kantor
Kecamatan & Kantor
Kelurahan), Peribadatan,
Pendidikan
f. Sistem Drainase
1). Operasional dan Pemeliharaan 1 03 06 2.01 09 Tersebar di semua saluran
Saluran Drainase Drainase
APBD Kota DPUPR Bjm
a) Permbersihan saluran drainase
dari sedimen dan sampah
b) Pembersihan halangan aliran Tersebar di semua saluran
APBD Kota DPUPR Bjm
seperti perencah gorong- Drainase & Gorong gorong
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
gorong/jembatan kayu, pipa-pipa
atau halangan lainnya
c) Pembersihan inlet-inlet jalan, Tersebar di semua jaringan
pembuatan dan perbaikan inlet jalan kota APBD Kota DPUPR Bjm
jalan yang rusak
2). Pembangunan Sistem Drainase 1 03 06 2.01 05
Perkotaan dan Lingkungan
a) Pembangunan saluran drainase Tersebar sesuai Peta Prioritas
di daerah prioritas penanganan Kolam Retensi Detensi APBD Kota DPUPR Bjm
genangan
b) Pembangunan gorong-gorong Tersebar di semua jaringan
untuk pengaliran air di daerah jalan kota APBD Kota DPUPR Bjm
rawa/rumah panggung
c) Pekerjaan Pembangunan tanggul Tersebar APBN/APBD
dan siring Prov/APBD DPUPR Bjm
Kota
d) Pembangunan dan penyediaan Blok I.A.4, Blok I.A.5, dan Blok APBN/APBD
Rumah Pompa I.B.3 Prov/APBD DPUPR Bjm
Kota
e) Pembangunan saluran primer Tersebar APBN/APBD
untuk daerah pengembangan Prov/APBD DPUPR Bjm
Kota
f) Pembangunan Saluran Drainase Jalan Gubernur
APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Prov Prov
Trisakti-Liang Anggang
APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Jalan PM Noor
Prov Prov
APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Jalan Duyung Raya
Prov Prov
Jalan Tatah Bangkal Luar APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Mantuil APBD Kota DPUPR Bjm
APBD Prov/
Jalan Tembus Mantuil DPUPR Bjm
APBD Kota
Jalan Handil Palung APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Handil Bamban APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Teluk Mendung/ Jalan
APBD Kota DPUPR Bjm
Pelabuhan Basirih
Jalan Keramat Basirih APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Banyiur Luar APBD Kota DPUPR Bjm
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
Jalan Jalur 9 (Perumahan
APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih)
Jalan Cempaka Raya
APBD Kota DPUPR Bjm
(Perumahan Basirih)
Jalan Garuda (Akses Utama
Perumahan Bumi Lingkar APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih Permai)
Jalan Intan Sari (Perumahan
APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih)
Jalan Flamboyan 1 (Komplek
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka)
Jalan Flamboyan 2 (Komplek
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka)
Jalan Flamboyan 3 (Komplek
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka)
Jalan Flamboyan 4 (Komplek
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka)
Jalan Mansurin APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Perumahan Berkat
APBD Kota DPUPR Bjm
Mantuil
Jalan Perumahan Wengga
APBD Kota DPUPR Bjm
Mantuil
Jalan Komp. Pesona Al - Azhar APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Komp. Adi Citra Persada APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Alam Sutra APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Mangga Besar APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Kasturi APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Belimbing APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Pd. Klp APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Akses TPA Sampah
APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih
Jalan Komplek Perumahan
APBD Kota DPUPR Bjm
Suaka Permata Indah
jalan akses yang melalui
kawasan pertanian di mantuil
APBD Kota DPUPR Bjm
(Rencana Akses Jalan
Belakang TPA Basirih)
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
jalan yang menghubungkan
Jalan Gubernur
Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Trisakti-Liang Anggang ke
Terminal Metropolitan APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Pelabuhan Banjarmasin dan Prov Prov
Kawasan Pertahanan
Keamanan Pangkalan TNI-AL
Tipe B: (Jalan Pelabuhan
Metropolitan)
jalan yang menghubungkan
Jalan Teluk Mendung ke jalan
akses Terminal Metropolitan
APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Pelabuhan Banjarmasin (akses
Prov Prov
kawasan terminal Basirih ke
terminal Metropolitan di
Mantuil) :
jalan yang melingkari KIT
Mantuil dan sebagai
Sempadan/ Jalur Hijau KIT
yang pararel dengan Jalan APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Kuin Kacil dan sebagai akses Prov Prov
Kawasan Pertahanan
Keamanan Pangkalan TNI-AL
Tipe B:
3) Peningkatan Saluran Drainase 1 03 06 2.01 06
Perkotaan dan Lingkungan
a) Peningkatan Saluran sekunder Tersebar di semua saluran
APBD Kota DPUPR Bjm
dan tersier sekunder dan tersier
b) Peningkatan Saluran Drainase Saluran Drainase Jalan APBN/APBD
yang terintegrasi dengan (Arteri, Kolektor, Lokal primer, Prov/APBD DPUPR Bjm
Pedestrian Lokal Sekunder) Kota
4) Penyusunan Rencana, Kebijakan, 1 03 06 2.01 01
Strategi dan Teknis Sistem Drainase
Perkotaan
a) Penyusunan/Review Rencana SWPG/ SWPD di Kecamatan
Induk Drainase Perkotaan/ Banjarmasin Barat dan
Masterplan Drainase Kota SWPG/ SWPD di Kecamatan APBD Kota DPUPR Bjm
Banjarmaisn Selatan sesuai
Peta SWPG/ SWPD
b) Pembuatan DED Saluran Tersebar sesuai arahan
APBD Kota DPUPR Bjm
Drainase sesuai SWPG/ SWPD Masterplan Drainase Kota
g. Sistem Jaringan Pejalan Kaki
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
1) Penataan Bangunan dan 2 15 02 2.02 Jalan Gubernur
APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Lingkungan 04 07 1 03 09 Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Prov Prov
(Pengembangan Jalur Pejalan Kaki Trisakti-Liang Anggang
Baru) APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Jalan PM Noor
Prov Prov
APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Jalan Duyung Raya
Prov Prov
Jalan Tatah Bangkal Luar APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Mantuil APBD Kota DPUPR Bjm
APBD Prov/
Jalan Tembus Mantuil DPUPR Bjm
APBD Kota
Jalan Handil Palung APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Handil Bamban APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Teluk Mendung/ Jalan
APBD Kota DPUPR Bjm
Pelabuhan Basirih
Jalan Keramat Basirih APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Banyiur Luar APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Jalur 9 (Perumahan
APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih)
Jalan Cempaka Raya
APBD Kota DPUPR Bjm
(Perumahan Basirih)
Jalan Garuda (Akses Utama
Perumahan Bumi Lingkar APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih Permai)
Jalan Intan Sari (Perumahan
APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih)
Jalan Flamboyan 1 (Komplek
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka)
Jalan Flamboyan 2 (Komplek
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka)
Jalan Flamboyan 3 (Komplek
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka)
Jalan Flamboyan 4 (Komplek
APBD Kota DPUPR Bjm
Yuka)
Jalan Mansurin APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Perumahan Berkat
APBD Kota DPUPR Bjm
Mantuil
Jalan Perumahan Wengga
APBD Kota DPUPR Bjm
Mantuil
Jalan Komp. Pesona Al - Azhar APBD Kota DPUPR Bjm
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
Jalan Komp. Adi Citra Persada APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Alam Sutra APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Mangga Besar APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Kasturi APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Belimbing APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Pd. Klp APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Akses TPA Sampah
APBD Kota DPUPR Bjm
Basirih
Jalan Komplek Perumahan
APBD Kota DPUPR Bjm
Suaka Permata Indah
jalan akses yang melalui
kawasan pertanian di mantuil
APBD Kota DPUPR Bjm
(Rencana Akses Jalan
Belakang TPA Basirih)
jalan yang menghubungkan
Jalan Gubernur
Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Trisakti-Liang Anggang ke
Terminal Metropolitan APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Pelabuhan Banjarmasin dan Prov Prov
Kawasan Pertahanan
Keamanan Pangkalan TNI-AL
Tipe B: (Jalan Pelabuhan
Metropolitan)
jalan yang menghubungkan
Jalan Teluk Mendung ke jalan
akses Terminal Metropolitan
APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Pelabuhan Banjarmasin (akses
Prov Prov
kawasan terminal Basirih ke
terminal Metropolitan di
Mantuil) :
jalan yang melingkari KIT
Mantuil dan sebagai
Sempadan/ Jalur Hijau KIT
yang pararel dengan Jalan APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Kuin Kacil dan sebagai akses Prov Prov
Kawasan Pertahanan
Keamanan Pangkalan TNI-AL
Tipe B:
h. Jalur Sepeda
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
1) Penataan Bangunan dan 04 07 1 03 09 Jalan Gubernur
APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Lingkungan Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Prov Prov
(Pengembangan Jalur Sepeda Baru) Trisakti-Liang Anggang
APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Jalan PM Noor
Prov Prov
APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Jalan Duyung Raya
Prov Prov
Jalan Tatah Bangkal Luar APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Mantuil APBD Kota DPUPR Bjm
APBD Prov/
Jalan Tembus Mantuil DPUPR Bjm
APBD Kota
Jalan Teluk Mendung/ Jalan
APBD Kota DPUPR Bjm
Pelabuhan Basirih
Jalan Keramat Basirih APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Banyiur Luar APBD Kota DPUPR Bjm
Jalan Cempaka Raya
APBD Kota DPUPR Bjm
(Perumahan Basirih)
jalan akses yang melalui
kawasan pertanian di mantuil
APBD Kota DPUPR Bjm
(Rencana Akses Jalan
Belakang TPA Basirih)
jalan yang menghubungkan
Jalan Gubernur
Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Trisakti-Liang Anggang ke
Terminal Metropolitan APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Pelabuhan Banjarmasin dan Prov Prov
Kawasan Pertahanan
Keamanan Pangkalan TNI-AL
Tipe B: (Jalan Pelabuhan
Metropolitan)
jalan yang menghubungkan
Jalan Teluk Mendung ke jalan
akses Terminal Metropolitan
APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Pelabuhan Banjarmasin (akses
Prov Prov
kawasan terminal Basirih ke
terminal Metropolitan di
Mantuil) :
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
jalan yang melingkari KIT
Mantuil dan sebagai
Sempadan/ Jalur Hijau KIT
yang pararel dengan Jalan APBN/APBD BP2JN/ DPUPR
Kuin Kacil dan sebagai akses Prov Prov
Kawasan Pertahanan
Keamanan Pangkalan TNI-AL
Tipe B:
B PERWUJUDAN POLA RUANG

1 Perwujudan Zona Lindung


Pemanfaatan Ruang Badan Air 2 15 03
1). Penetapan dan Pengamanan Lebar Sungai Barito APBN/APBD Kemenhub/
Pembuatan Alur Pelayaran pada Prov Dishub/ Prov
masing-masing Ruas Sungai yang Sungai Martapura
ditetapkan untuk Fungsi APBN/APBD Kemenhub/
Transportasi Prov Dishub/ Prov
Sungai Antasan Bondan APBN/APBD Kemenhub/
Prov Dishub/ Prov
Sungai Kuin Kacil APBN/APBD Kemenhub/
Prov Dishub/ Prov
Sungai Basirih APBD Kota Dishub Kota
Sungai Tatah Bangkal APBD Kota Dishub Kota
Sungai Simpang Jelai APBD Kota Dishub Kota
Sungai Bagau APBD Kota Dishub Kota
a.
Sungai Bagau Kanan APBD Kota Dishub Kota
Sungai Teluk Dalam/ Kanal APBN/APBD Kemenhub/
Soetoyo Prov Dishub/ Prov
Sungai Pelambuan APBD Kota Dishub Kota
Anjir Mulawarman APBD Kota Dishub Kota
Sungai Duyung/ Saluran
APBD Kota Dishub Kota
Belitung
Sungai Kuin APBN/APBD Kemenhub/
Prov Dishub/ Prov
2). Identifikasi dan Penetapan Kegiatan Tersebar pada seluruh sungai Dishub, DPUPR
Tambat, Parkir dan Docking APBD Kota
yang dapat dilayari Bjm
3). Identifikasi dan Penetapan Tersebar pada seluruh sungai Dishub, DPUPR
Pengaturan Kegiatan Fungsi Lainnya APBD Kota
yang dapat dilayari Bjm
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
4). Pembuatan Aturan Pengendalian Kota Banjarmasin Dishub, DPUPR
Pemanfaatan Ruang Alur dan Non APBD Kota Bjm, Bag.
Alur Hukum Setda
b. Perwujudan Zona Perlindungan 2 11 03 2.01 01
Setempat 2 11 04 2.01 04
1). Pendataan dan Pemetaan Tersebar di Seluruh Sungai
DPUPR Bjm,
Pengamanan Kawasan Sempadan APBD Kota
DLH
Sungai
2). Penyusunan Rencana Tindak Tersebar di Seluruh Sungai
DPUPR Bjm,
Pengamanan dan Pembebasan APBD Kota
DLH, Bakeuda
Lahan Kawasan Sempadan Sungai
3). Pembebasan Lahan Sempadan Tersebar di Lokasi RTNH
Sungai Untuk Pembangunan Sempadan Sungai
APBD Kota Bakeuda
Infrastruktur, Sarana dan Prasarana
Sebagai Fungsi RTH dan RTNH
4). Pemasangan Papan Infomasi/ Tersebar di Seluruh Sungai
DPUPR Bjm,
Peringatan Ketentuan Kawasan APBD Kota
DLH
Sempadan Sungai
5). Penataan kawasan sempadan sungai Sungai Barito APBN/APBD Kemenhub/
untuk menunjang normalisasi dan Prov Dishub/ Prov
revitalisasi sungai, pengembangan Sungai Martapura
wisata sungai dan penyediaan RTH APBN/APBD Kemenhub/
Prov Dishub/ Prov
Sungai Antasan Bondan APBN/APBD Kemenhub/
Prov Dishub/ Prov
Sungai Kuin Kacil APBN/APBD Kemenhub/
Prov Dishub/ Prov
Sungai Basirih APBD Kota Dishub Kota
Sungai Tatah Bangkal APBD Kota Dishub Kota
Sungai Simpang Jelai APBD Kota Dishub Kota
Sungai Bagau APBD Kota Dishub Kota
Sungai Bagau Kanan APBD Kota Dishub Kota
Sungai Teluk Dalam/ Kanal APBN/APBD Kemenhub/
Soetoyo Prov Dishub/ Prov
Sungai Pelambuan APBD Kota Dishub Kota
Anjir Mulawarman APBD Kota Dishub Kota
Sungai Duyung/ Saluran
APBD Kota Dishub Kota
Belitung
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
Sungai Kuin APBN/APBD Kemenhub/
Prov Dishub/ Prov
c. Perwujudan Zona Ruang Terbuka Hijau
(RTH)
1) Pengadaan Lahan Untuk 05 05 2 10 03 Tersebar sesuai peta RTH dan
DLH,
Pemenuhan Kebutuhan RTH Publik Peta Potensi Pengembangan APBD Kota,
Disperkim,
seluas 347,43 Ha atau 17,29% dari RTH pada Zona Pertanian Swasta,CSR
DPUPR Bjm
daratan wilayah perencanaan (Tanaman Pangan)
2) Perwujudan Zona RTH Publik seluas 05 05 2 10 03 Sesuai Peta Rencana RTH APBN, APBD
95,53 Ha atau 4,75% dari daratan Prov, APBD DLH, DPUPR
wilayah perencanaan Kota, Swasta, Bjm
CSR
3) Perwujudan RTH Taman 2 11 04 2.01 04
a). Pengembangan Rimba Kota / Sesuai Peta Rencana RTH APBN, APBD
Hutan Kota Prov, APBD DLH, DPUPR
Kota, Swasta, Bjm
CSR
b). Identifikasi, Pengukuran dan Tersebar sesuai keberadaan
DLH, DPUPR
Deliniasi Fisik Lokasi serta hutan mangrove APBD Kota
Bjm
Konservasi Hutan Mangrove
c). Pengembangan Hutan Eko Pulau Bromo dan Tersebar APBN, APBD
Wisata dan Mangrove Prov, APBD DLH, DPUPR
Kota, Swasta, Bjm
CSR
d). Penataan Taman Kota DLH, DPUPR
APBD
Bjm
e). Pembuatan Taman Kota baru APBN, APBD
Prov, APBD DLH, DPUPR
Kota, Swasta, Bjm
CSR
f). Pembuatan Ruang Publik Lingkungan DLH, DPUPR
Terpadu Ramah Anak (RPTRA) perumahan/permukiman APBD
Bjm
g). Pembangunan Taman, Lingkungan APBN, APBD
Lapangan Terbuka & Olah perumahan/permukiman Prov, APBD DLH, DPUPR
Raga Skala Kecamatan Kota, Swasta, Bjm, Dispora
CSR
h). Pembuatan Taman Lingkungan
APBN, APBD
Lingkungan Perumahan perumahan/permukiman
Prov, APBD DLH, DPUPR
Dengan Konsep Taman Air
Kota, Swasta, Bjm
Untuk Penyediaan Kolam
CSR
Retensi/Detensi Air
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
i). Pembuatan Aturan Kewajiban
Penyediaan RTH Publik Pada
Kawasan Budidaya DLH, PUPR,
(Perumahan, Industri, Tersebar APBD Kota Bag. Hukum
Pergudangan, Perkantoran, Setda
PSU, Militer, Perdagangan dan
Jasa)
4) Perwujudan RTH Pemakaman Kota 2 11 04 2.01 04
a). Pendataan dan Pengukuran Disperkim,
Tata Batas Pemakaman APBD Kota DLH, DPUPR
Umum dan Privat Bjm
b). Pembuatan Kesepakatan
Disperkim,
Status/Legalitas Pemakaman
Tersebar sesuai peta RTH dan DLH, DPUPR
Privat dengan Ahli Waris APBD Kota
Potensi Pengembangan RTH Bjm, Bag.
untuk Pemanfaatan RTH
Hukum Setda
Publik
c). Penataan dan Pemeliharaan Disperkim,
RTH untuk Fungsi APBD Kota DLH, DPUPR
Pemakaman Bjm
5) Perwujudan RTH Jalur Hijau Jalan 2 11 04 2.01 04 APBD Kota
a). Penataan dan Pengembangan Tersebar dilokasi Jalan
RTH Pulau Jalan, Median DLH, DPUPR
APBD Kota
Jalan, bahu jalan dan Taman Bjm, Dishub
Simpang Jalan
b). Penataan Taman Pasif (Hanya Tersebar dilokasi Jembatan APBN, APBD
Fungsi Estetika & Prov, APBD DLH, DPUPR
Penghijauan) Ruang Bawah Kota, Swasta, Bjm, Dishub
Jembatan dan Jalan Layang CSR
c). Pengembangan Jalur Hijau Tersebar dilokasi Jalan APBN, APBD
Pejalan Kaki Prov, APBD DLH, DPUPR
Kota, Swasta, Bjm, Dishub
CSR
6) Perwujudan RTH Sempadan Sungai 2 11 04 2.01 04 Tersebar di Seluruh Sungai APBN, APBD
seluas 120,48 Ha atau 6% dari Prov, APBD DLH, DPUPR
daratan wilayah perencanaan Kota, Swasta, Bjm
CSR
d. Perwujudan Cagar Budaya 10 11 2 22 02
10 11 2 22 03
10 11 2 22 04
10 11 2 22 05
10 11 2 22 06
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
1) Revitalisasi Kawasan Pusaka Kota Tersebar APBN, APBD
Disbudpar,
Banjarmasin Prov, APBD
DPUPR Bjm
Kota
2) Revitalisasi Kampung Budaya/Adat Tersebar APBN, APBD
Disbudpar,
Prov, APBD
DPUPR Bjm
Kota
3) Revitalisasi Bangunan dan Kawasan Tersebar APBN, APBD
Disbudpar,
Spiritual Prov, APBD
DPUPR Bjm
Kota
4) Pendataan dan Penetapan Bangunan Tersebar Disbudpar,
Tradisional Sebagai Cagar Budaya APBD Kota
DPUPR Bjm
2 Perwujudan Zona Budidaya
a. Perwujudan Zona Pertanian
1) Perwujudan Sub Zona Tanaman 3 27 02
Pangan 3 27 03
3 27 04
3 27 05
3 27 06
3 27 07
a). Penetapan dan Pengelolaan Kelurahan Mantuil Dinas
Lahan Pertanian Pangan Kecamatan Banjarmasin Ketahanan
Berkelanjutan (LP2B) di Kota Selatan DI Sub WP I.A Pangan,
APBD Kota
Banjarmasin Pertanian &
Peternakan
(DKP3)
b). Pemberian Insentif lahan Kelurahan Mantuil
Pertanian Milik Masyarakat Kecamatan Banjarmasin APBD Kota DKP3
Selatan DI Sub WP I.A
c). Peningkatan Sarana Kelurahan Mantuil
Prasarana Pembibitan, Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DKP3
Alsintan dan Saprodi Bagi Selatan DI Sub WP I.A
Petani
b. Perwujudan Zona Pertambangan dan 3 29 06
Energi
1). Penyiapan Lahan, Pengaturan dan Kelurahan Mantuil (Blokk
Pengendalian Pembangunan Baru I.A.1)
PT. PLN
Gardu Induk Kawasan Industri
Terpadu Mantuil
c. Perwujudan Zona Kawasan Peruntukan 3 31 02 2.01
Industri 3 31 03 2.01
3 31 04 2.01
1) Perwujudan Peruntukan Industri
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
a) Penataan dan Pengendalian Sepanjang Sungai Barito
Disdagperin,
Daerah Industri di sepanjang APBD Kota
DLH
Sungai Barito
b) Penataan dan Pengendalian Sepanjang Sungai Martapura
Disdagperin,
Daerah Industri di sepanjang APBD Kota
DLH
Sungai Martapura
2) Pembangunan Kawasan Industri Kelurahan Mantuil (Blokk Swasta, APBN, Disdagperin,
Terpadu (KIT) Mantuil I.A.1) APBD Prov, DPUPR Bjm,
APBD Kota, Investor,
BUMN Pelindo
3) Kawasan Pergudangan

a) Penataan dan Pengendalian Jalan Gubernur


Kawasan Pergudangan Soebarjo/Jalan Pelabuhan Disdagperin,
Trisakti-Liang Anggang (Blokk APBD Kota Satpol PP &
I.A.5), (Blokk I.A.6) dan (Blokk Damkar
I.B.3)
d. Perwujudan & Pengembangan
Pariwisata
1) Pengembangan dan Penataan Wisata 3 26 02 2.01
Buatan 3 26 02 2.02
3 26 02 2.03
a). Taman Rekreasi dan Wisata
Buatan lainnya
(1) Penataan Wisata Sekitar Sekitar Jembatan Pulau APBN, APBD DLH,
Jembatan Bromo (Blok I.A.1) Prov, APBD Disbudpar,
Kota, Swasta, DPUPR Bjm,
CSR Investor
2) Pengembangan dan Penataan Wisata 3 26 02 2.01
Budaya 3 26 02 2.02
3 26 02 2.03
2 22 08 2.06 02
a). Wisata Religius dan Sejarah
(1) Wisata Religus Makam Ulama Makam Habib Basirih. (Blok APBN, APBD Disbudpar,
I.B.3) Prov, APBD DPUPR Bjm,
Kota, CSR Bakesbangpol
b). Wisata Kampung Tematik
(1) Penyusunan Rencana Tindak Disbudpar,
APBN, APBD
Penataan Kampung Tematik Disperkim,
Prov, APBD
DPUPR Bjm,
Kota, CSR
DLH
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
(2) Kampung Basirih. Kelurahan Basirih (Blok I.B.3) Disbudpar,
APBN, APBD
Disperkim,
Prov, APBD
DPUPR Bjm,
Kota, CSR
DLH
(3) Kampung Kuin Kacil. Kelurahan Mantuil (Blok I.A.1) Disbudpar,
APBN, APBD
dan (Blok I.A.6) Disperkim,
Prov, APBD
DPUPR Bjm,
Kota, CSR
DLH
(4) Kampung Tanggui Kuin Kelurahan Kuin Cerucuk Disbudpar,
APBN, APBD
Cerucuk. Disperkim,
Prov, APBD
DPUPR Bjm,
Kota, CSR
DLH
(5) Kampung Sungai Dayung Kuin Kelurahan Kuin Cerucuk Disbudpar,
APBN, APBD
Cerucuk. Disperkim,
Prov, APBD
DPUPR Bjm,
Kota, CSR
DLH
3) Pengembangan dan Penataan Wisata 3 26 02 2.01
Alam 3 26 02 2.02
3 26 02 2.03
a). Wisata Susur Sungai Dengan Tersebar pada sungai yang Diskop,UM
Menggunakan Kelotok dapat dilayari sepanjang APBN, APBD dan Naker
tahun Kota, Swasta Disbudpar,
Investor
b). Ekowisata Kuin Kacil Kelurahan Mantuil (Blok I.A.1) Diskop,UM
dan (Blok I.A.6) APBN, APBD dan Naker
Kota, Swasta Disbudpar,
Investor
c). Ekowisata Pulau Bromo Kelurahan Mantuil (Blok I.A.1) Diskop,UM
APBN, APBD dan Naker
Kota, Swasta Disbudpar,
Investor
d). Rumah Lanting Pulau Bromo Kelurahan Diskop,UM
Mantuil (Blok I.A.1) dan Naker
APBN, APBD
Disbudpar,
Kota, Swasta
Investor,
Disperkim
4) Pembangunan dan Pengembangan 3 26 02 2.01
Sarana Wisata 3 26 02 2.02
3 26 02 2.03
3 25 03 1.06
a). Display/Monitor Informasi Tersebar di darat dan sungai
pariwisata pengembangan destinasi APBD Kota Disbudpar
wisata
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
b). Fasilitas Souvenir Shop, Tersebar di darat dan sungai Diskop,UM
Warung, PJU, dll Kampung pengembangan destinasi APBD Kota,
dan Naker
Hijau wisata Swasta, CSR
Disbudpar
c). Toilet wisata Tersebar di darat dan sungai Disbudpar,
APBD Kota,
pengembangan destinasi DPUPR Bjm,
Swasta, CSR
wisata DLH
d). Pintu Gerbang/Gapura Wisata Tersebar di darat dan sungai
APBD Kota, Disbudpar,
pengembangan destinasi
Swasta, CSR DPUPR Bjm
wisata
e). Dermaga Apung Mini Kawasan Mantuil dan Pulau
APBD Kota, Disbudpar,
Bromo (Blok I.A.1) dan (Blok
Swasta, CSR Dishub
I.A.2)
f). Pembangunan Baru dan 1. Kuin Kacil
Rehabilitasi Dermaga Wisata 2. Pulau Bromo APBD Kota, Disbudpar,
3. SDN Basirih 10 Swasta, CSR Dishub
4. Kubah Basirih

g). Pembangunan dan Tersebar Disbudpar,


Pengembangan Infrastruktur Diskop-UM -
APBD Kota,
Ruang Kreatif yang Naker,
APBN
Direvitalisasi Menparekraf/
Baparekraf
e. Perwujudan Zona Perumahan
1). Perwujudan Zona Perumahan
a). Pembangunan Baru dan 1 04 03 2.01
Pengembangan Perumahan 1 04 05 2.01
(Infill Development)
(1) Pembangunan Baru Rumah Blok I.B.3, Blok I.A.4, Blok
Swasta Pengembang
Umum dan Komersial I.A.6
(2) Pengaturan dan Penataan Blok I. B.1, Blok I.B.2, Blok
Pembangunan Rumah I.B.3, Blok I.A.1, Blok I.A.2, Disperkim,
APBD Kota
Swadaya Blok I.A.3, Blok I. A.4, Blok DPUPR Bjm
I.A.6
(3) Penyediaan PSU Rumah Blok I. B.1, Blok I.B.2, Blok
Disperkim,
Swadaya, Rumah Umum dan I.B.3, Blok I.A.1, Blok I.A.2,
APBD Kota DPUPR Bjm,
Komersial Blok I.A.3, Blok I. A.4, Blok
DLH
I.A.6
(4) Pengendalian Pengembangan Blok I.A.3, Blok I. A.4, Blok Disperkim,
Rumah Swadaya di Kawasan I.A.6 APBD Kota DPUPR Bjm,
Pertanian DKP3
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
(5) Pengembangan Rumah Susun Sesuai rencana pola ruang
Komersial (Apartemen, perumahan kepadatan tinggi
Komodomunium, dll)) dan pola ruang kawasan
Swasta Pengembang
peruntukan industri (sebagai
bagian dari fasilitas rumah
pekerja)
(6) Pendataan dan Pemetaan Tersebar
Disperkim,
Kewajiban Penyediaan Disperkem,
DPUPR Bjm,
Fasum/Fasos dan RTH Bakeuda
DLH
Perumahan Oleh Pengembang
b). Peningkatan Kualitas 1 04 03 2.02
Lingkungan Permukiman 1 04 03 2.03
dan Peremajaan Kawasan 1 04 04 2.01
Permukiman
(1) Pengembangan Rumah Susun Sesuai rencana pola ruang
Sederhana Sewa/Milik (untuk perumahan kepadatan tinggi
APBN, APBD Disperkim,
Pekerja, MBR, PNS, dan pola ruang kawasan
Prov, APBD Kementerian
Mahasiswa, TNI/Polri) peruntukan industri (sebagai
Kota, Swasta PUPR
bagian dari fasilitas rumah
pekerja)
(2) Penataan
Perumahan/Permukiman
Kumuh
- Identifikasi dan Evaluasi Sesuai SK Kumuh dan APBN, APBD Disperkim,
Penanganan Permukiman Identifikasi RTLH Prov, APBD Kementerian
Kumuh Kota, Swasta PUPR
- Peningkatan Kualitas Sesuai SK Kumuh dan
APBN, APBD Disperkim,
Lingkungan Permukiman Identifikasi RTLH
Prov, APBD Kementerian
(Pembangunan PSU dan
Kota, Swasta PUPR
RTLH)
(3) Penataan dan Pengendalian
Perumahan Tepi Sungai
- Penataan dan Pengendalian Sesuai SK Kumuh dan Disperkim,
Jumlah Unit, Luasan dan Identifikasi RTLH APBN, APBD DPUPR Bjm,
Kegiatan Kota Kementerian
PUPR
- Pengembangan Perumahan Tersebar Pada Perumahan Disperkim,
Tepi Sungai Sebagai Destinasi Tepi Sungai yang Disbudpar,
APBN, APBD
Wisata Dipertahankan DPUPR Bjm,
Kota
Kementerian
PUPR
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
- Penyediaan Sanitasi Tersebar di Permukiman Tepi Disperkim,
Lingkungan (IPAL Komunal/ Sungai yang Dipartahankan DLH, DPUPR
APBN, APBD
Terpusat, TS 3R) Bjm, PD. PAL,
Kota
Kementerian
PUPR
- Pembangunan dan Tersebar di Permukiman Tepi Disperkim,
Rehabilitasi Jalan Pembatas Sungai yang Dipartahankan DPUPR Bjm,
APBN, APBD
Perumahan Tepi Sungai dan Disbudpar,
Kota
Penataan Muka Bangunan Kementerian
Menghadap Sungai PUPR
- Relokasi Perumahan Tepi Tersebar di Permukiman Tepi Disperkim,
APBN, APBD
Sungai yang Tidak Sungai yang Tidak DPUPR Bjm,
Kota
Dipertahankan Dipartahankan Bakeuda
(4) Perumahan di Sungai (Rumah
Lanting)
- Penataan dan Pengendalian Tersebar diseluruh Rumah Disperkim,
Rumah Lanting Lanting yang dipertahankan APBN, APBD Disbudpar,
Kota Kementerian
PUPR
- Penyediaan Sanitasi Tersebar diseluruh Rumah Disperkim,
Lingkungan (IPAL Komunal/ Lanting yang dipertahankan Disbudpar,
Terpusat, TS 3R) APBN, APBD DLH, DPUPR
Kota Bjm,
Kementerian
PUPR PD.PAL
(5) Penanganan Rumah Tidak Tersebar diseluruh Rumah
Layak Huni (RTLH) melalui Sesuai Hasil Identifikasi Disperkim,
APBN, APBD
Bantuan Stimulan Perumahan Kementerian
Kota
Swadaya (BSPS) dan Bedah PUPR
Rumah
e. Perwujudan Zona Sarana Pelayanan
Umum
1). Perwujudan Zona Sarana
Pelayanan Umum (SPU)
a). Perwujudan dan Penataan
SPU
(1) SPU Pendidikan
- Peningkatan Kualitas dan 1 01 02 1.01 Tersebar
APBD Prov Disdiknas Prov
Prasarana SMA Sederajat
- Penbangunan Baru SMA 1 01 02 1.01 Kecamatan Banjarmasin
APBD Prov Disdiknas Prov
sederajat Selatan (Sub WP I.A)
- Peningkatan Kualitas dan 1 01 02 2.02 Kecamatan Banjarmasin Disdik, DPUPR
APBD Kota
Prasarana SMP Sederajat Selatan (Sub WP I.A) Bjm
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
- Penbangunan Baru SMP 1 01 02 2.02 Kecamatan Banjarmasin Disdik, DPUPR
APBD Kota
sederajat Selatan (Sub WP I.A) Bjm
- Peningkatan Kualitas dan 1 01 02 2.01 Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota,
Prasarana SD Sederajat dan 1 01 02 2.03 Selatan (Sub WP I.A) Disdik, Investor
Swasta
TK/Kelompok Bermain
- Penbangunan Baru SD 1 01 02 2.01 Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota,
sederajat dan TK/Kelompok 1 01 02 2.03 Selatan (Sub WP I.A) Disdik, Investor
Swasta
Bermain
(2) SPU Transportasi
- Penyiapan Lahan, 2 15 02 2.03 Kelurahan Telaga Biru (Blok
Pengaturan dan Pengendalian I.B.1)
Pembangunan Baru Terminal
APBD Kota Dishub
Tipe C Pelabuhan
Banjarmasin di Terminal
Trisakti
- Penyiapan Lahan, 2 15 02 2.03 Kelurahan Basirih, Kelurahan
Pengaturan dan Pengendalian Telaga Biru
PT. Pelindo,
Pembangunan Baru Terminal APBD Kota,
Dishub,
Barang/Parkir Pelabuhan BUMN, Swasta
Investor
Banjarmasin di Terminal
Trisakti
- Penyiapan Lahan, 2 15 02 2.03 Kelurahan Mantuil, Kelurahan
Pengaturan dan Pengendalian Basirih Selatan
Pembangunan Baru Terminal PT. Pelindo,
APBD Kota,
Barang/Parkir Pergudangan Dishub,
BUMN, Swasta
Jalan Gubernur Investor
Soebarjo/Jalan Pelabuhan
Trisakti-Liang Anggang
- Penataan dan Revitalisasi 04 08 2 15 02 Tersebar
APBD Kota Dishub
Halte atau Dermaga
- Penyiapan Lahan, 04 08 2 15 02 Tersebar
Pengaturan dan Pengendalian
Pembangunan Baru APBD Kota Dishub
Halte/Pangkalan Angkutan
Umum Antar Moda
(3) SPUl Kesehatan
- Peningkatan Pelayanan dan 1 02 02 2.01 Kecamatan Banjarmasin
Revitalisasi SPU l Kesehatan Selatan (Sub WP I.A) APBD Kota Dinkes
Puskesmas
- Peningkatan Pelayanan dan 1 02 02 2.01 Kecamatan Banjarmasin
Revitalisasi Puskesmas Selatan (Sub WP I.A) APBD Kota Dinkes
Pembantu
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
- Pembangunan Baru 1 02 02 2.01 Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota Dinkes
Puskesmas Pembantu Selatan (Sub WP I.A)
(4) SPUl Peribadatan
- Penataan dan Rehabilitasi Kecamatan Banjarmasin
APBD Kota DPUTR
Peribadatan Skala Kota Selatan (Sub WP I.A)
- Penataan dan Rehabilitasi Kecamatan Banjarmasin Bakesbangpol,
Mesjid Skala Kecamatan Selatan (Sub WP I.A) APBD Kota, DPUPR Bjm,
Masyarakat Pengurus
Mesjid
- Pembangunan Baru Mesjid Kecamatan Banjarmasin Bakesbangpol,
Pada Kawasan Perumahan Selatan (Sub WP I.A) APBD Kota, DPUPR Bjm,
Baru Masyarakat Pengurus
Mesjid
- Penataan dan Rehabilitasi Kecamatan Banjarmasin Bakesbangpol,
Mesjid Skala Kelurahan dan Selatan (Sub WP I.A) APBD Kota, DPUPR Bjm,
RW Masyarakat Pengurus
Mesjid
- Pembangunan Baru Mesjid Kecamatan Banjarmasin Bakesbangpol,
Skala Kelurahan dan RW Pada Selatan (Sub WP I.A) APBD Kota, DPUPR Bjm,
Kawasan Perumahan Baru Masyarakat Pengurus
Mesjid
(5) Fasilitas Umum dan Sosial 1 03 08 2.01 02
Budaya
- Penataan dan Rehabilitasi Tersebar APBN, APBD Disdik,
Fasilitas Sosial Budaya Kota Disbudpar
- Pembangunan Perpustakaan Kecamatan Banjarmasin Dinas
Kawasan Selatan (Sub WP I.A) APBD Kota Perpustakaan
dan Arsip
- Pengembangan Fasilitas Kecamatan Banjarmasin
Gedung Pertemuan/Gedung Selatan (Sub WP I.A)
APBN, APBD Disdik,
Serbaguna atau Peningkatan
Kota Disbudpar
dari Fasilitas Perkantoran dan
Bangunan Publik Lainnya
(6) Penataan dan Rehabiitasi 2 19 03
Fasilitas Umum dan Sosial
Olahraga
- Penataan dan Rehabiitasi Tersebar APBD Prov,
Dispora
Olahraga APBD Kota
- Pembangunan Lapangan Kecamatan Banjarmasin
APBD Prov,
Sepakbola dan Pusat Olahraga Selatan (Sub WP I.A) Dispora
APBD Kota
(sport centre)
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
- Peningkatan Fasilitas Olah Kecamatan Banjarmasin
Dispora,
Raga Kecamatan Banjarmasin Selatan (Sub WP I.A) APBD Kota
DPUPR Bjm
Selatan
f. Perwujudan Zona Peruntukan Lainnya
a). Sub Zona Istalasi
Pengolahan Air Limbah
(IPAL)
(1). Penyiapan Lahan, Pengaturan 05 2 1 03 05 Kecamatan Banjarmasin
dan Pengendalian Selatan (Sub WP I.A) PD.PAL
Pembangunan Baru IPAL
(2). Pembangunan Incenerator 3 30 02 2.06 Kecamatan Banjarmasin
Limbah B3/Medis 2 11 05 2.01 Selatan (Sub WP I.A) Dinkes, DLH
2 11 05 2.02
g. Perwujudan Zona Pengelolaan
Persampahan
(1). Penataan dan Revitalisasi TPA 05 01 1 03 04 Kelurahan Basirih Selatan,
Kecamatan Banjarmasin Bakeuda/DLH
Selatan (Sub WP I.A)
(2). Penataan dan Rehabilitasi 2 11 11 2.01 Tersebar di setiap kelurahan
TPST 3R eksisting dan 2 11 11 2.02 sesuai kebutuhan
DLH
Pembangunan Baru TPS 3R 2 11 11 2.03
baru 05 01 2 11 11
h. Perwujudan Zona Campuran 1 03 09 2.01
1) Penataan dan Pengembangan Tersebar sesuai Peta Rencana Disperkim,
Kawasan Campuran Permukiman Pola Ruang, Ketentuan Umum APBD Kota, Disdagperin,
dan Perdagangan Jasa Zonasi dan Rencana Rinci Swasta DPUPR Bjm,
Investor
2) Penataan dan Pengembangan Tersebar sesuai Peta Rencana Disperkim,
Kawasan Campuran Permukiman Pola Ruang dan Ketentuan APBD Kota, Disdagperin,
dengan Perkantoran dan Umum Zonasi Swasta DPUPR Bjm,
Perdagangan Jasa Investor
i. Perwujudan Zona Perdagangan Jasa 1 03 09 2.01
3 30 03 2.01
3 30 03 2.02
1) Penataan dan Pengembangan Pusat Kelurahan Kelayan Timur
Distribusi Regional/pasar induk (Blok I.A.6) APBN Disdagperin
Kalimantan Selatan
Waktu Pelaksanaan
Kode
Perencanaan PJM 1 PJM PJM PJM PJM
(2022-2024) 2 3 4 5 Sumber Dana Instansi
No Program Utama Pembangunan Lokasi
2027 2032 2037 Pelaksana
Dan Keuangan
Daerah 2022 2023 2024 2025 2026 - - - 2042
2031 2036 2041
2) Penataan dan Pengembangan Kawasan di sepanjang Koridor
Pengembang,
Kawasan Perdagangan Jasa pada Jalan Zafri Zam-Zam
DPUPR Bjm,
Sub Pusat Pelayanan Kota (SPPK) Swasta, APBD
Disdagperin,
dan Koridor Jalan Arteri dan Kota
DPMPTSP,
Kolektor
Kecamatan
Kawasan yang memiliki Akses
Pengembang,
ke Sungai Barito dan Akses ke
DPUPR Bjm,
Jalan PM Noor Swasta, APBD
Disdagperin,
Kota
DPMPTSP,
Kecamatan
Kawasan di sepanjang Koridor
Pengembang,
Jalan Gubernur
DPUPR Bjm,
Soebarjo/Jalan Pelabuhan Swasta, APBD
Disdagperin,
Trisakti-Liang Anggang Kota
DPMPTSP,
Kecamatan
Kawasan di sepanjang Koridor
Pengembang,
Jalan Pelabuhan Metropolitan
DPUPR Bjm,
Swasta, APBD
Disdagperin,
Kota
DPMPTSP,
Kecamatan
3) Penataan dan Pengembangan Tersebar di Pusat Pelayanan
Pengembang,
Kawasan Perdagangan Jasa Pusat Lingkungan dan Jalan Lokal
DPUPR Bjm,
Pelayanan Lingkungan dan Jalan Swasta, APBD
Disdagperin,
Lokal Kota
DPMPTSP,
Kecamatan
4) Penataan dan Pengembangan Sektor
Informal
a). Pengaturan dan Pengendalian Tersebar
Pasar Malam di Perumahan
Diskop,UM
(Pasar Tungging), Pasar APBD Kota
dan Naker
Rakyat dan Pasar Mingguan/
Pasar Dadakan
c). Penertiban PKL di Trotoar Tersebar
Diskop,UM
Jalan dengan Penyediaan APBD Kota
dan Naker
Pusat Kuliner/Pusat PKL
j. Perwujudan Zona Transportasi
1) Penataan dan Pengendalian 2 15 03 1.09 02 Kelurahan Telaga Biru dan
BUMN, APBD PT. Pelindo,
Pengembangan Terminal Trisakti Kelurahan Pelambuan (Blok
Kota Dishub
Pelabuhan Banjarmasin I.B.1)
LAMPIRAN XVI
PERATURAN WALI KOTA BANJARMASIN
NOMOR 77 TAHUN 2022
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI MANTUIL
DAN SEKITARNYA TAHUN 2022-2042

KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN


RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI MANTUIL DAN SEKITARNYA TAHUN 2022-2042

Zona Pembangkitan Tenaga Listrik


Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
A. RUANG TERBUKA HIJAU
001 Pemakaman 969 9691 96910 X X X X X X I X X X T2, T3, B4 T2, T3, B4 X X X X X X X X X X X X T3 X X X X X X X

002 Konservasi Alam 910 9103 91031 I I I I I I I I X I I I I I I I I I I I I X X I I I I I I I X I


003 Hutan Kota 910 9103 91038 X I I I I I I I X I I I I I I I I I I I I X X I I I I I I I I I
004 Jalur hijau dan pulau jalan 910 9103 91039 X I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I X I I I I I I I I I I
005 Sempadan/ penyangga 910 9103 91039 X I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I X I I I I I I I I I I

T1, T2,T3,
006 Taman kota 932 9321 93219 X I I I I I I I X I I I I I I I I I I I I X X I I I I B1, B2, I I X I
B3, B4

T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T3, T1, T2,
007 Taman bermain & taman rekreasi 931 9311 93116 T1, T2, T3
B3, B4
T1, T2, B4 I I I I I X I I I
T3, B3, B4 T3, B3, B4 B4
I T3 T3 T3 T3
T3, B3, B4
X X X I I X X X X X I

T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T3, T1, T2,
008 Taman Bermain Anak 932 9321 93219 X
B3, B4 B3, B4
I I I I I X I I I
T3, B3, B4 T3, B3, B4 B4
T2, T3 I I I I
T3, B3, B4
X X X I I T1, T2, T3 X X X X I

B. RUANG TERBUKA LAINNYA


T2, T3,
009 Lapangan 931 9311 93114 X T2, T3
B1, B4
T2, T3, B4 T2, T3, B4 T2, T3, B4 X T2, T3, B4 X I I I I I I I I I I I I X I I T2, T3 I I I I I I I

010 Plasa 931 9311 93115 X T2, T3 T2, T3 T2, T3 T2, T3 T2, T3 T2, T3 T2, T3 X T2, T3 T2, T3 T2, T3 T3 T3 T3 T3 I I I I I X I I T2, T3 I I I I I I I
011 Kolam Retensi/Detensi 429 4291 42914 I I I I I I I I X I I I I I I I I I I I I X I I I I I I I I I I
012 Trotoar 421 X I I I I I I I T2 I I I I I I I I I I I I X I I I I I I I I I I

013 Titian (Jalan Lingkungan di atas air) 421 T3, B2, B4 I I I I I I I X I I I I I I I I I I I I X X I I I I I I I I I

C. PERTANIAN, KEHUTANAN, PERIKANAN


014 Sawah Bukan Padi 011 X I T1, T2, T3 X X X X I X I I I X X X X X X X X X X X X I T1, T2, T3 X X X X X X

015 Sawah Padi 011 0112 X I T1, T2, T3 X X X X I X I I I X X X X X X X X X X X X I T1, T2, T3 X X X X X X

016 Tanaman Buah Semusim 011 0113 X I T1, T2, T3 I I I X I X I I I X X X X X X X X X X X X I T1, T2, T3 X X X X X X

017 Pertanian Sayuran, Buah, dan Umbi 011 0113 X I T1, T2, T3 I I I X I X I I I X X X X X X X X X X X X I T1, T3 X X X X X X

018 Pertanian Tanaman Semusim Lainnya 011 0119 X I T1, T2, T3 I I I X I X I I I X X X X X X X X X X X X I T1, T2, T3 X X X X X X

019 Tanaman Buah Tahunan 012 0122 X I T1, T2, T3 I I I X I X I I I X X X X X X X X X X X X I T1, T3 X X X X X X

020 Kebun Kelapa 012 0126 X I I I I I I I X I I I X X X X X X X X X X X X I T1, T3 X X X X X X


021 Tanaman Tahunan Lainnya 012 0129 X I I I I I I I X I I I X X X X X X X X X X X X I T1, T3 X X X X X X

022 Tanaman Hias 013 0130 01301 X I T1, T2, T3 I I I I I X I I I I I I I I I I I I X X I I I X X I I X I


T1, T2, B1,
023 Gudang Pupuk 521 5210 52101 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I
B3
X X X X B1 X X

024 Gudang Kayu 021 0211 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X B1 X X

025 Penggergajian Kayu (Saw Mill) 021 0211 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X T1, B1, B3 X X

026 Penjualan Hasil Hutan Bukan Kayu 021 0213 02130 X X X X X X X X X T1, B3 T1, B3 T1, B3 I I I X X X X X X X X I T1, T2 X X X X T1 X X

027 Penyediaan Peralatan Perikanan Tangkap 031 0313 03131 X T1, T2 X X X X X X X T1, T2 T1, T2 T1, T2 I I I X X X X X X X X X T1, T2 T1, T2, T3 X X X T1 X T1, T2, T3
T1, T2, T1, T2, T1, T2,
028 Penampungan Produk Perikanan Tangkap 031 0313 03132 X T1, T2 X X X X X X X
B1, B3 B1, B3 B1, B3
T1, T2, B1 T1, T2, B1 T1, T2, B1 X X X X X X X X X T1, T2, B1 X X X X T1, T2, B1 X X

029 Budidaya Perikanan Air Tawar 032 0322 T1, T2, T3 T1, T2 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X T1 T1 T1 X X X X X X X X X X X X T1, T2 T1, T2, T3 X X X X X X

030 Lapangan penggembalaan 016 0162 01629 X T1, T2 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T2 X X X X X X X

031 Pemerahan susu 014 0141 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T2 T1, T2, T3 X X X X X X

1
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
032 Kandang hewan 014 0141 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T2 T1, T2, T3 X X X X X X

T1, T2, T3,


033 Sarang Burung Walet 014 0149 01497 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
B1, B4
X X X X I X X

034 Kolam Ikan 032 0322 03221 X T1, T2 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X T1 T1 T1 T1, T2 T1, T2 T1, T2 T1, T2 T1, T2 T1, T2 T1, T2 T1, T2 T1, T2 X X X I I X X X X X T1, T2

D. PERUMAHAN
T1, T2, T3, T1, T2,
035 Rumah tunggal 410 4101 41011 X X X X X X X X X I I I T1, T2 T1, T2 T1, T2 X X X X X X X X X
B3
T1, T2, T3
T3, B1, B3
X X X X T1, T2, T3

T1, T2,
036 Rumah kopel 410 4101 41011 X X X X X X X X X I I T1, T2, T3 T1, T2 T1, T2 T1, T2 X X X X X X X X X X X
T3, B1, B3
X X X X T1, T2, T3

T1, T2,
037 Rumah deret 410 4101 41011 X X X X X X X X X I I X T1, T2 T1, T2 T1, T2 X X X X X X X X X X X
T3, B1, B3
X X X X T1, T2, T3

038 Rumah sederhana (kav min 72m2) 410 4101 41011 X X X X X X X X X I I I T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T2, T3

039 Rumah menengah (kav min 90m2) 410 4101 41011 X X X X X X X X X I I I T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T2, T3

040 Rumah mewah (kav min 200m2) 410 4101 41011 X X X X X X X X X I I I T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T2, T3

041 Rumah susun sewa (Rusunawa) 410 4101 41011 X X X X X X X X X I I T2, T3 T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3 X T3, B1 X X X T3, B1 X X T3, B1 X X X X X X X B1

042 Rumah susun milik (Rusunami) 410 4101 41011 X X X X X X X X X I T3 T2, T3 T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3 X X X X X T3, B1 X X X X X X X X X X B1

043 Rumah dinas 410 4101 41012 X X X X X X X X X I I I T2, T3 T2, T3 T2, T3 I T2, T3 T2, T3 T2, T3 T2, T3 T3, B1 X T2, T3 T3, B1 X X I T2, T3 T2, T3 T2, T3 T2, T3 T2, T3

044 Townhouse 410 4101 41017 X X X X X X X X X I I T2, T3 I I T2, T3 X X X X X X X X X X T1, T2, T3 X X X X X I

045 Kondominium 410 4101 41017 X X X X X X X X X I I T2, T3 I I T2, T3 X X X X X X X X X X T1, T2, T3 X X X X X I

046 Paviliun 410 4101 41017 X X X X X X X X X I I T2, T3 I I T2, T3 I X X X X X X X X X T1, T2, T3 T3, B1 X X X X I

T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2,
047 Rumah adat 410 4101 41011 X X
T3, B4 T3, B4 T3, B4 T3, B4 T3, B4 T3, B4
X I I I T2, B4 T2, B4 T2, B4 X T2, T3 X X X T2, T3, B4 X X T2, T3, B4 T2, T3 T2, T3 X X X X X X

048 Panti jompo 410 4101 41011 X X X X X X X X X I I I T2, T3 T2, T3 T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X T2, T3
049 Panti asuhan 410 4101 41011 X X X X X X X X X I I I T2, T3 T2, T3 T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X T2, T3

050 Rumah Lanting 522 5222 52229 T1, T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

E. FASILITAS UMUM DAN SOSIAL


E.1. PENDIDIKAN
T1, T2, T1, T2, T1, T2, T3,
051 SD sederajat 851 8511 85111 X X X X X X X X X T1, T2, T3 I I
T3, B1, B3 T3, B1, B3 B1, B3
X T1, T3 T1, T3 T1 T1 X X X X X X T1, T3 X X X X T1, T3

T1, T2, T1, T2, T1, T2, T3,


052 SLTP sederajat 851 8511 85112 X X X X X X X X X T1, T2, T3 I I
T3, B1, B3 T3, B1, B3 B1, B3
X T1, T3 T1 T1 X X X X X X X X X X X X T1, T3

T1, T2, T1, T2, T3,


053 TK/TPA 851 8513 85134 X X X X X X X X X T1, T2, T3 I I X
T3, B1, B3 B1, B3
X T1, T3 T1, T3 T1 T1 X X X X X X T1, T3 X X X X T1, T3

T1, T2, T1, T2, T3,


054 PAUD 851 8513 85134 X X X X X X X X X T1, T2, T3 I I X
T3, B1, B3 B1, B3
X T1, T3 T1, T3 T1 T1 X X X X X X T1, T3 X X X X T1, T3

T1, T2, T1, T2, T1, T2,


055 Perguruan Tinggi 853 X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3
T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X T1 T1, T3 X X X X X X X X X X X X X T1,T2, T3

056 Balai Pelatihan dan Pendidikan Negeri 854 8543 85430 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X T1 T1, T3 X X X X X T1, T3 X X X X X T1, T3 X T1,T2, T3

057 Bimbingan Belajar 854 8549 85495 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X T1 T1 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X T1, T3

058 Lembaga Kursus Pendidikan 854 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X T1 T1 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X T1, T3

059 Perpustakaan/ Taman Baca 910 9101 X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X T1, T3 T1, T3 X X X X T1, T3

060 Museum 910 9102 91021 X X X X X X X X X T2, T3, B3 T2, T3, B3 T2, T3, B3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X T1, T3 T1, T3 X X X X T1,T2, T3

T1, T2, T1, T2, T3,


061 Kelompok Bermain/PAUD 851 8513 85134 X X X X X X X X X I I I X
T3, B1, B3 B1, B3
X T1, T3 T1, T3 T1 T1 X X X X X X T1, T3 X X X X T1, T3

T1, T2, T1, T2, T1, T2,


062 SMA / SMK 852 8521 85210 X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3
T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X T1 T1 T1, T3 X X X X X X X X X X X X T1,T2, T3

2
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
E.2. KESEHATAN
T1, T3, T1, T3,
063 Rumah Sakit Pemerintah 861 8610 86101 X X X X X X X X X X X X T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3 X T3, B1
B1, B3 B1, B3
X T3, B1 X X X X X T3, B1 X X X X T3, B1, B3
T1, T3, T1, T3,
064 Puskesmas/ Puskesmas Pembantu 861 8610 86102 X X X X X X X X X T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 X T3, B1
B1, B3 B1, B3
T3, B1 X X X X X X X X X X X T3, B1
T1, T3, T1, T3, T1, T3, T1, T3,
065 Rumah Sakit Swasta 861 8610 86103 X X X X X X X X X X
B1, B3 B1, B3
T1, B1, B3 T1, B1, B3 X X T3, B1
B1, B3 B1, B3
X T3, B1 X X X X X X X X X X T3, B1, B3

066 Klinik Pemerintah 861 8610 86104 X X X X X X X X X T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 X T3, B1 X X T3, B1 X X T3, B1 X X T3, B1 X T3, B1

067 Aktivitas Praktek Dokter 862 8620 86201 X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 X T3, B1 X X X X X T3, B1 X X X X T3, B1
T1, T3, T1, T3, T1, T3,
068 Laboratorium 869 8690 X X X X X X X X X
B1, B3 B1, B3 B1, B3
T1, B1 T1, B1 T1, B1 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, T3, B1 X T3, B1 X X T3, B1 X X T3, B1 X X T3, B1 T3, B1 T3, B1
T1, T3, T1, T3, T1, T3,
069 Laboratorium kesehatan 869 8690 X X X X X X X X X
B1, B3 B1, B3 B1, B3
T1, B1 T1, B1 T1, B1 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, T3, B1 X T3, B1 X X X X X X X X X X T3, B1

070 Praktek dokter hewan 750 7500 75000 X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 X T1, B1 T1, B1 T1, T3, B1 X X X X X X X X X X X X T3, B1

071 Posyandu 861 8610 86109 X X X X T1 T1 X X X I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X T1 X X X X T1, T2,T3

072 Balai pengobatan 861 8610 86109 X X X X X X X X X T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 X T3, B1 X X T3, B1 X T3, B1 T3, B1 X X T3, B1 X T3, B1

073 Pos kesehatan 861 8610 86109 X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 T3, B1 X T3, B1 T3, B1 X T3, B1 T3, B1 X X T3, B1 T3, B1 T3, B1

074 Tempat Praktek Bersama 861 8610 86109 X X X X X X X X X T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 X T1, B1 T1, B1 T1, B1 X X X X X X X X X X X X T3, B1

075 Bidan 861 8610 86109 X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 X T1, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 X X X X X X X X X X X T3, B1

076 Poliklinik 861 8610 86109 X X X X X X X X X T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 X T3, B1 X T3, B1 T3, B1 X X T3, B1 X X T3, B1 T3, B1 T3, B1

077 Klinik Swasta 861 8610 86105 X X X X X X X X X T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, B1, B3 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 X T3, B1 X X T3, B1 X X X X X T3, B1 X T3, B1

078 Pelayanan Kesehatan Tradisional 869 8690 86902 X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 X X X X X X X X X X X T3, B1

E.3. OLAHRAGA
079 Arena Olah Raga Dalam Ruangan 931 9311 93110 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X I I X X T1, T3 X T1, T3, B1

080 Arena Olah Raga Luar Ruangan 931 9311 93110 T1, T2, T3 T2, T3 T2, T3 T2, T3 T2, T3 T2, T3 X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I T1, T3 T1, T3 X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X T1, T3 X I X X X T1, T3 X T1, T3, B1

081 Tempat Billiard 931 9311 93111 X X X X X X X X X X X X T1 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X I X X X X X T1, T3, B1
082 Kolam Renang 931 9311 93113 X X X X X X X X X X X X I T1, T3 T1, T3 X T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X I I X X X X T1, T3, B1
T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T3,
083 Lapangan Sepak Bola 931 9311 93115 X B3 X X X X X X X
T3, B3 T3, B3
I I
T3, B3 B3
X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X T1, T3 X I I X X T1, T3 X T1, T3, B1

084 Lapangan Tenis 931 9311 93116 X T2, T3 X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X T1, T3 X I I X X T1, T3 X T1, T3, B1
T1, T2, T1, T2, T1, T2,
085 Fitness Center 931 9311 93117 X X X X X X X X X
T3, B3 T3, B3 T3, B3
T1 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1 X X X X X X T1, T3 X I X X X T1, T3 X T1, T3, B1

086 Sport Center 931 9311 93118 X X X X X X X X X X X X T1 T1, T3 T1, T3 X T1 X X X X X X X X I X X X X X T1, T3, B1
T1, T2, T1, T2, T1, T2, T3,
087 Outbond 932 9323 T1, T2, T3 T2, T3 I I I I X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3
T3, B3 T3, B3 B3
X T1 X X X X X X X T1, B3 I I X X X X T1, T3, B1

T1, T2, T1, T2, T1, T2, T3,


088 Gelanggang olahraga 931 9311 93113 X X X X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 B1, B3
X T1, B1 X X X X X X X X T1, B1 X X X X X T1, T3, B1

T1, T2, T1, T2, T1, T2, T3,


089 Stadion 931 9311 93111 X X X X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 B1, B3
X T1, B1 X X X X X X X X T1, B1 X X X X X T1, T3, B1

E.4. PERIBADATAN
090 Gereja 949 9491 94910 X X X X X X X X X T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3 T3 T3 T3 T3, B1 X X T3, B1 X X X X X T3, B1 X T3, B1
091 Kuil 949 9491 94910 X X X X X X X X X T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3 T3 T3 T3 T3, B1 X X T3, B1 X X X X X T3, B1 X T3, B1
092 Mesjid 949 9491 94910 X X X X X X X X X T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3 T3 T3 T3 T3, B1 X X T3, B1 X T3, B1 T3, B1 X X T3, B1 X T3, B1
093 Mushola 949 9491 94910 X X T3 T3 T3 T3 X X X T3 T3 T3 T3 T3 T3 T3 T3 T3 T3 T3 T3 X I T3 X I I I I T3 I T3
094 Vihara/ Klenteng 949 9491 94910 X X X X X X X X X T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3 T3 T3 T3 T3, B1 X X T3, B1 X X X X X T3, B1 X T3, B1
E.5. SOSIAL BUDAYA
095 Panti Sosial 879 8790 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X T1, T3
096 Fasilitas Ruang Pamer 823 8230 82301 X X X X X X X X X X B1,B3 B1,B3 I I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X I X X X X X I
097 Cagar Budaya 910 9102 91023 X X T2, B1 T2, B1 T2, B1 T2, B1 T2, B1 T2, B1 X T2, B1 T2, B1 T2, B1 I I I I T2 T2 T2 T2 X X X X X I X X X X X I
098 Taman Budaya 910 9102 91025 X X X X X X X X X X X X I I I I T2 X X X X X X X X I X X X X X I
T1, T3, T1, T3, T1, T3, T1, T3, T1, T3, T1, T3,
099 Obyek Wisata Budaya 910 9102 91029 T1, T2, T3 X
B1, B4 B1, B4 B1, B4 B1, B4 B1, B4 B1, B4
X I I I I I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X T1, T3 I X X X X X I

3
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
100 Gedung pertemuan lingkungan 410 4101 41019 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 I I I X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X I
101 Gedung pertemuan kota 410 4101 41019 X X X X X X X X X X X X I I I I T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X X X I
102 Gedung serba guna 410 4101 41019 X X X X X X X X X X X X I I I I T1, T3 T1, T3 X X X X X I X T1, T3 T3, B1 X X I X I
103 Balai pertemuan & pameran 410 4101 41019 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 I I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X I
104 Pusat informasi lingkungan 410 4101 41019 X X T1, T3 T1, T3 X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 I I I X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 I X X I X I X X X I X I
105 Lembaga sosial/organisasi kemasyarakatan 949 9499 94990 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 I I I T3, B1 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X I
106 Ruang Pertemuan 823 8230 82301 X X X X X X X X X X X X I I I I T1, T3 X X X T1, T3 X X T1, T3 X T1, T3 X X X T1, T3 X I
T1, T2, T1, T2,
107 Pusat informasi (Terapung) 522 5222 52229 T3, B1 T3, B1
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

F. PERDAGANGAN DAN JASA


F.1. JASA PERBENGKELAN
108 Reparasi Produk Logam 331 3311 X X X X X X X X X X X X T1, T3 X X X X X X X X X X B1 X X X X X B1 X X

T1, T2, T1, T2, T1, T2,


109 Reparasi Mesin 331 3312 X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3
T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X I X X X X X I X X

110 Reparasai Peralatan Elektronik dan Optik 331 3313 X X X X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X I X X X X X I X X

111 Reparasi Peralatan Listrik 331 3314 X X X X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X I X X X X X I X X

Reparasi Alat Angkutan Bukan Kendaraan T1, T2, T1, T2, T1, T2,
112 331 3315 X X X X X X X X X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X I X X X X X I X X
Bermotor
T1, T2, T1, T2, T1, T2,
113 Reparasi Peralatan Lainnya 331 3319 X X X X X X X X X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X I X X X X X I X X

F.2. AKOMODASI
114 Hotel Bintang Lima 551 5511 55111 X X X X X X X X X X X X I T3 T3 X X X X X X X X X X T3, B1 X X X X X T3
115 Hotel Bintang Empat 551 5511 55112 X X X X X X X X X X X X I T3 T3 X X X X X X X X X X T3, B1 X X X X X T3
116 Hotel Bintang Tiga 551 5511 55113 X X X X X X X X X X X X I T3 T3 X X X X X X X X X X T3, B1 X X X X X T3
117 Hotel Bintang Dua 551 5511 55114 X X X X X X X X X X X X I T3 T3 X X X X X X X X X X T3, B1 X X X X X T3
118 Hotel Bintang Satu 551 5511 55115 X X X X X X X X X X X X I T3 T3 X X X X X X X X X X T3, B1 X X X X X T3
119 Hotel Melati/Losmen 551 5512 55120 X X X X X X X X X X X X I T3 T3 X X X X X X X X X X T3, B1 X X X X X T3

T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2,
120 Guest House 551 5513 55130 X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3
I T3 T3
T3, B1, B3 T3, B1, B3
X X X T3, B1 X X X X T3, B1 T3, B1 X X X X T3

121 Apartemen Sewa 551 5519 55195 X X X X X X X X X X X X T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3 X X X X X X X X X X X X X X X X T3, B1, B3

Penyediaan Akomodasi Jangka Pendek T1, T2, T1, T2, T1, T2,
122 551 5519 55199 X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3
I T3 T3 X X X X X X X X X X X X X X X X T3
Lainnya
T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T3,
123 Asrama 559 5590 55900 X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3
T3 T3 T3 X
T3, B1, B3
X X X X X X
B1, B3
X X T3, B1 X X T3, B1 X T3

T1, T2, T1, T2, T1, T2,


124 Rumah Kos 559 5590 55900 X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

125 Rumah Sewa 559 5590 55900 X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X


T1, T3, T1, T3, T1, T3, T1, T3,
126 Rumah Asrama/Mess (bangunan tunggal) 559 5590 55900 X X X X X X X X X
B1, B3 B1, B3 B1, B3
X X X X X X X X X X X
B1, B3
X X T3, B1 X X T3, B1 X X
T1, T3, T1, T3,
127 Penginapan Terapung 522 5222 52229 B1, B4 B1, B4
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

F.3. PERDAGANGAN
128 Dealer Mobil 451 X X X X X X X X X X X X I I T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
T1, T2, T3,
129 Bengkel Mobil 452 4520 45201 X X X X X X X X X X X X B1, B2 B1, B2 B1, B2 X X X X X T1, T2, T3 X X T3 X X X X X T3 X
B1
T1, T2, T3,
130 Jasa Pencucian Mobil 452 4520 45202 X X X X X X X X X X X X B1, B2 B1, B2 B1, B2 X X X X X T1, T2, T3 X X T3 X X X X X T3, B1 X
B1

131 Toko Onderdil dan Asesoris Mobil 453 4530 X X X X X X X X X X X X I I T2, T3 X X X X X T1, T2, T3 X X T3 X X X X X T3 X T1, T,2, T3

T1, T2, T3,


132 Bengkel Sepeda Motor 454 4540 X X X X X X X X X X X X B1, B2 B1, B2 B1, B2 X X X X X T1, T2, T3 X X T3 X X X X X T3, B1 X
B1
133 Dealer Sepeda Motor 454 4540 X X X X X X X X X X X X I I T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
T1, T2, T3,
134 Distributor Hasil Bumi dan Hewan Hidup 462 4620 X X X X X X X X X X X X B1, B2 B1, B2 B1, B2 X X X X X X X X T3 X X X X X T3, B1 X
B1
135 Distributor Makanan dan Minuman 463 4630 X X X X X X X X X X X X I I T2, T3 X X X X X X X X T3 X X X X X T3 X T1, T,2, T3
136 Distributor Barang-barang Rumah Tangga 464 4640 X X X X X X X X X X X X I I T2, T3 X X X X X X X X T3 X X X X X T3 X T1, T,2, T3

4
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

137 Distributor Mesin, Peralatan dan Perlengkapan 465 4650 X X X X X X X X X X X X I I T2, T3 X X X X X X X X T3 X X X X X T3 X T1, T,2, T3

T1, T2, T3,


138 Distributor BBM 466 4661 X X X X X X X X X X X X T2, T3, B1 T2, T3, B1 T2, T3, B1 X X X X X X X X T3 X X X X X T3 X
B1
139 Distributor Bahan Bangunan 466 4663 X X X X X X X X X X X X I I T2, T3 X X X X X X X X T3 X X X X X T3 X T1, T,2, T3
140 Supermarket 471 4711 47112 X X X X X X X X X X X X B1 B1 X X X X X X X X X X X X X X X X X T3, B1
T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T,2, T1, T,2, T1, T,2,
141 Warung/ Kios/ Pedagang Kaki Lima 471 4711 47112 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
X T1, T3 X X
T3
X I
T3
X X
T3
X T1, T,2, T3
T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2,
142 Minimarket/ Toko Modern 471 4711 47112 X X X X X X X X X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
I I T1, T2, B1
T3, B1 T3, B1 T3, B1
X X T1, T2, T3 X X T3 X T1, T2, T3 T3, B1 X X T1, T2, T3 X T1, T2, T3
T1, T2, T3,
143 Toserba (Department Store) 471 4719 47191 X X X X X X X X X X X X I I
B1
X X X X X X X X X X X X X X X X T3, B1

144 Toko Barang Elektronik 471 4719 47192 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

145 Toko Buku dan Alat Tulis Kantor 471 4719 47192 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X T3 X X X X T1, T,2, T3

146 Toko Kelontong 471 4719 47192 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I T1, T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

147 Toko Bahan Makanan dan Buah dan Sayuran 472 4721 47210 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

148 Toko Hasil Pertanian 472 4721 47210 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X T2, T3 X X X X X X T1, T,2, T3

149 Toko Hasil Peternakan 472 4721 47214 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X T2, T3 X X X X X X T1, T,2, T3

150 Toko Hasil Perikanan 472 4721 47215 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X T2, T3 X X X X X X T1, T,2, T3

151 Toko Roti 472 4724 47242 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X X T3 X X X X X T1, T,2, T3
T1, T2, T3,
152 SPBU 473 4730 47301 X X X X X X X X X X X X T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3 X X X X X T3, B1 X X T3, B1 X X X X X T3, B1 X
B1
T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T3,
153 Depot/ Kios BBM 473 4730 47302 X X X X X X X X X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
X T3, B1, B3 T3, B1, B3 X X X X X X X X X X X X X X X X
B1

154 Toko Komputer 474 4741 47411 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

155 Toko Telepon Selular / Konter HP 474 4741 47414 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X T1, T2, T3 X X T3 X T3 T1, T2, T3 X X T3 X T1, T,2, T3

156 Toko Kain 475 4741 47511 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3


157 Toko Peralatan Konveksi 475 4751 47513 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X X
T1, T2, T1, T2,
158 Toko Bahan Bangunan 475 4752 X X X X X X X X X
T3, B1 T3, B1
X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X X

Toko Perabot Rumah Tangga / Furniture


159 475 4759 47591 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X X
Kantor
160 Toko Musik 475 4759 47597 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
Toko Peralatan Kantor Elektronik dan Rumah
161 475 4759 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
Tangga Elektronik
162 Toko Kaset/CD 476 4762 47620 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
163 Toko Peralatan Olah Raga 476 4763 47630 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
164 Toko Mainan Anak 476 4764 47640 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
165 Toko Kertas 476 4765 47650 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

166 Toko Baju dan Sepatu 477 4771 47710 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

Toko Tas, Dompet, Koper, Ransel dan


167 477 4771 47714 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
Sejenisnya
T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T,2, T1, T,2, T1, T,2,
168 Apotik 477 4772 47722 X X X X X X X X X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
I I I X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T,2, T1, T,2, T1, T,2,
169 Toko Obat 477 4772 47723 X X X X X X X X X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
I I I X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T,2, T1, T,2, T1, T,2,
170 Toko Jamu dan Obat Tradisional 477 4772 47724 X X X X X X X X X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
I I I X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

T1, T2, T1, T2, T1, T2,


171 Toko Kosmetik 477 4772 47725 X X X X X X X X X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
T1, T,2, T1, T,2,
172 Toko Alat-alat Kesehatan 477 4772 47726 X X X X X X X X X X X X I I I X
T3, B1 T3, B1
X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

173 Toko Minyak Wangi 477 4772 47727 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

174 Toko Bahan Kimia 477 4772 47729 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X X


175 Toko Peralatan Fotografi 477 4773 47731 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

5
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
T1, T,2, T1, T,2,
176 Toko Kacamata / Optik 477 4773 47733 X X X X X X X X X X X X I I I X
T3, B1 T3, B1
X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

177 Toko Jam 477 4773 47734 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3


178 Toko Emas / Perhiasan 477 4773 47735 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
179 Toko Perlengkapan Kendaraan Bermotor 477 4773 47736 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
180 Toko Plastik 477 4773 47737 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

181 Toko Barang-barang Seken / Bekas 477 4774 47741 X X X X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X X

182 Toko Baju dan Sepatu Bekas 477 4774 47742 X X X X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X X

183 Toko Bahan Bangunan Bekas 477 4774 47745 X X X X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X X

184 Toko Barang-barang Antik 477 4774 47746 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3


Toko Makanan dan Perlengkapan Binatang
185 477 4775 47751 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
Piaraan (Pet Shop)
186 Toko Pakan Ternak/ Hewan 477 4775 47754 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X T2, T3 X X X X X X X

187 Toko Bunga Potong 477 4776 47761 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X T2, T3 T3 X X X X X T1, T,2, T3

188 Toko Bibit Tanaman 477 4776 47762 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X T2, T3 T3 X X X X X T1, T,2, T3

189 Toko Perlengkapan Tanaman Hias 477 4776 47764 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3
T1, T2, T1, T2, T1, T2,
190 Depot Minyak dan Gas Eceran 477 4777 47770 X X X X X X X X X
T3, B1 T3, B1 T3, B1
I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T,2, T3

191 Toko Kerajinan 477 4778 47780 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X X I X X X X X T1, T,2, T3

192 Toko Lukisan 477 4778 47785 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X X I X X X X X T1, T,2, T3

193 Toko Peralatan Teknik 477 4779 47790 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X T1, T2, T3 X X T3 X X X X X T3 X X

T1, T2,
194 Kios Terapung 473 4730 47301 T3, B1, B3
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

T1, T2, T1, T2,


195 SPBU Air 473 4730 47301 T3, B1, B3
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
T3, B1, B3
X X X X X X X X X X

PERDAGANGAN TIDAK MENETAP dan


F.4.
PUSAT PERBELANJAAN
T1, T2,
196 Lapak Perdagangan Hasil Pertanian 478 4781 47810 X X X
T3, B1
X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X
T1, T2,
197 Lapak Perdagangan Bahan Makanan 478 4782 47821 X X X
T3, B1
X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X T1, T3 X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 X T1, T2, T3 X X X X X

T1, T2,
198 Lapak Perdagangan Roti, Kue dan Sejenisnya 478 4782 47822 X X X
T3, B1
X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T3 T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T2, T3

199 Lapak Perdagangan Daging dan Ikan 478 4782 47825 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X

Lapak Perdagangan Produk Tekstil, Pakaian T1, T2,


200 478 4783 47831 X X X
T3, B1
X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X T1, T3 X X X T1, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T3 X X X X X X
dan perlengkapan lainnya
T1, T2,
201 Lapak Perdagangan Produk Alas Kaki 478 4783 47833 X X X
T3, B1
X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X T1, T3 X X X T1, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T3 X X X X X X

Lapak Perdagangan Obat-obatan dan T1, T2,


202 478 4784 47843 X X X
T3, B1
X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T3 T1, T2, T3 X X X X T1, T2, T3
Kosmetik
Lapak Perdagangan Perlengkapan
203 478 4785 47855 X X X X X X X X X X X X I I I X T1, T3 X X X X X X X X X X X X X X X
Pengendara Sepeda Motor
Lapak Perdagangan Barang-barang T1, T2,
204 478 4786 47860 X X X
T3, B1
X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X T1, T3 X X X X X X T1, T2, T3 X T1, T3 X X X X X X
Perlengkapan Rumah Tangga
Lapak Perdagangan ATK, Alat Olah Raga, Alat
205 478 4787 47870 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X X X X
Fotografi, dan Komputer
Lapak Perdagangan Barang-barang Kerajinan T1, T2,
206 478 4788 47880 X X X
T3, B1
X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X X X X T1, T3 X X X X X T1, T2, T3
dan Seni
207 Lapak Perdagangan Barang-barang Bekas 478 4789 47890 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X X

T1, T2, T1, T2, T1, T2,


208 Pasar tradisional 410 4101 41015 X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3
T1, T2, T3 I I X X X X X X X X X X X X X X X X X

Pasar Kawasan/ Kecamatan atau Pasar T1, T2, T1, T2, T1, T2,
209 410 4101 41017 X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3
T1, T2, T3 I I X X X X X X X X X X X X X X X X X
Modern

6
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Pasar Lingkungan/ Kelurahan atau Pasar T1, T2, T1, T2, T1, T2,
210 410 4101 41018 X X X X X X X X X
T3, B1, B3 T3, B1, B3 T3, B1, B3
T1, T2, T3 I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T2, T3
Modern
211 Pasar Induk/ Pasar Besar 410 4101 41019 X X X X X X X X X X X X B1 X X X X X X X X X X B1 X X X X X B1 X X

212 Penyaluran grosir 410 4101 41020 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X T1, T2, T3 X X X X X T1, T3 X X

213 Pusat Perbelanjaan/ Mall 681 6811 68111 X X X X X X X X X X X X B1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X T3, B1

214 Pasar Terapung 522 5222 52229 T1, T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T1, T2, T3, T1, T2, T1, T2,
215 Pasar Tungging/ Mingguan/ Dadakan 479 4799 47999 X X X X X X X X X
T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 T3, B1 B1
X
T3, B1 T3, B1
X X X X X X X X X X X X X X

F.5. KULINER/ AMUSEMENT


216 Restoran 561 5610 56101 X X X X X X X X X X X T1, T2, T3 I I I X X X X X X X X X X T1, T3 X X X X X T1, T2

217 Rumah/ Warung Makan 561 5610 56102 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X T1, T2

Kedai Makanan (non-permanen/ warung T1, T2, T1, T2,


218 561 5610 56103 X X X
T3, B1
X X X X
T3, B1, B3
T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X T1, T2
tenda)
Penyediaan Makanan Keliling/ Tempat Tidak T1, T2,
219 561 5610 56104 X X X
T3, B1
X X X X T1, T2, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 I I I T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X T1, T2
Tetap; gerobak dorong/ keliling
Restoran dan Penyediaan Makanan Keliling T1, T2,
T1, T2,
220 Lainnya; Warung Mobil, Food Court,Food 561 5610 56109 X X X
T3, B1
X X X X T3, B1, T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X T1, T2
Truck, Food Stall, dll B2, B3

Kelab Malam atau Diskotik (yang utamanya T1, T2,


221 563 5630 56302 X X X X X X X X X X X X
T3, B1, B3
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
meyediakan minuman)
222 Rumah Minum/ Kafe/ Coffee Shop 563 5630 56303 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I X T1, T2, T3 X X X T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X T1, T2

Kedai Minuman (non-permanen), Rumah/


T1, T2, T1, T2,
223 Kedai Obat Tradisional, Kedai Jamu, dll (non- 563 5630 X X X
T3, B1
X X X X
T3, B1, B3
T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X T1, T2
permanen)
T1, T2,
224 Klub Malam/ Kegiatan Hiburan Malam 932 9329 93291 X X X X X X X X X X X X
T3, B1, B3
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

T1, T2,
225 Karaoke 932 9329 93292 X X X X X X X X X X X X
T3, B1, B3
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

226 Jasa Boga/ Catering 562 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X T1, T3 X X X X X X

227 Pusat PKL/ Kuliner/ Food Street/ Pujasera 478 4782 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2 T1, T2 X T1, T2, T3 X X X T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X T1, T2

228 Resto/ Warung Terapung 522 5222 52229 T1, T2, T3 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

F.6. JASA PERKOTAAN


Jasa Jual Kembali Jasa Telekomunikasi ;
229 Warnet (Warung Internet/ Jasa Internet); Jasa 619 6199 61994 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X X T1, T3 X T1, T3 X X X X X T1, T3
Telekomunikasi Lainnya
230 Kantor Bank/ Perbankan 641 6412 64120 X X X X X X X X X X X X I I I T1, T3 X X X X T1, T3, B1 X X T1, T3, B1 X X X X X X X T1, T3, B1

231 Koperasi 641 6414 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X X X T1, T3
232 Pergadaian 649 6492 64921 X X X X X X X X X X X X I I I T1, T3 X X X X X X X X X X X X X X X T1, T3
Asuransi, Penjaminan, Dana Pensiun, Bukan
233 651 X X X X X X X X X X X X I I I T1, T3 X X X X X X X X X X X X X X X T1, T3
Jaminan Sosial Wajib
Kantor Lembaga Keuangan Lainnya; Aktivitas
Penunjang Jasa Keuangan, Bursa Efek/
234 661 X X X X X X X X X X X X I I I T1, T3 X X X X T1, T3 X X T1, T3 X X X X X X X T1, T3
Saham, Pasar Uang/ Valuta Asing/ Money
Changer, Investasi dan lainnya
Aktivitas Penyedia Gabungan Jasa Administrasi
235 Kantor, Co-Working Space/ Sewa Ruang Kerja 821 8211 82110 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 X I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X X T1, T3 X X X X X X X T1, T3
dan lainnya
236 Pangkas Rambut 961 9611 96111 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T3

237 Salon Kecantikan 961 9611 96112 X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 B1 B1 B1 X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T3, B1

238 Jasa Binatu / Laundry 962 9620 96200 X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 B1 B1 B1 X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T3, B1

7
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
G. CAMPURAN
239 Superblok 681 6811 68111 X X X X X X X X X X X X T3, B1 T3, B1 X X X X X X X X X X X X X X X X X B1

240 Rumah Kantor 410 4101 41012 X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 T2, B1 X X X X T2, T3, B1 X X T2, T3, B1 X T2, T3, B1 X X X T2, T3, B1 X T3
T1, T2,
241 Jasa pemakaman 969 9691 96910 X X X X X X X X X X X X T3, B1 T3, B1 T3, B1 X
T3, B1
X X X X X X X X X X X X X X X

242 Jasa riset dan pengembangan IPTEK 641 6415 X X X X X X X X X X X X B1, B3 B1, B3 B1, B3 B1, B3 B1, B3 B1, B3 X X X X X X X X X X X X X X

Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji T1,T2, T3, T2, T3, T2, T3, T2, T3, B1,
243 251 2512 X X X X X X X X X X X
B1, B3 B1, B3 B1, B3 B3
X X X X X X X X B1 X X X X X X X X
(SPPBE)
T1,T2, T3, T2, T3, T2, T3, T2, T3, B1,
244 Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) 251 2512 X X X X X X X X X X X
B1, B3 B1, B3 B1, B3 B3
X X X X X X X X B1 X X X X X X X X

T1,T2, T3, T1,T2, T3, T1,T2, T3, T2, T3, T2, T3, T2, T3, B1, T2, T3, T1,T2, T3,
245 Agen Gas LPG/ BBM 251 2512 25120 X X X X X X X X X
B1, B3 B1, B3 B1, B3 B1, B3 B1, B3 B3
X X X X X X X X B1 X X
B1, B3
X X X X
B1, B3

246 Jasa pemasaran properti 412 4120 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T3


247 Jasa perkantoran/ bisnis lainnya 702 7020 70209 X X X X X X X X X X X X B1 B1 B1 B1 X X X X B1 X X X X B1 X X X X X B1

T1,T2, T3, T1,T2, T3, T1,T2, T3,


248 Jasa Sablon/ Jasa Reklame 702 7020 70211 X X X X X X X X X
B1, B3 B1, B3 B1, B3
T2, B1 T2, B1 T2, B1 X X X X X X X X T3, B1 X X X X X T1, T3 X T1, T3

249 Jasa Percetakan/ Photocopy 702 7020 70212 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 I I I I T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X X T1, T3 X X T1, T3 X T1, T3
250 Jasa Penjahitan Pakaian/ Penjahit 702 7020 70213 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 I I I X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T3
T1,T2, T3, T1,T2, T3, T1,T2, T3,
251 Penitipan hewan 969 9699 X X X X X X X X X
B1 B1 B1
T2, B1 T2, B1 T2, B1 X X X X X X X X X X X X X X X X T2, T3, B1

252 Penitipan anak 851 8513 85135 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X T1, T3
253 Rumah Potong Hewan 101 1011 10110 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
H. REKREASI/ HOBI
254 Bioskop 591 5914 59140 X X X X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T3, B1

255 Aktivitas Perekaman Suara; Studio Musik 592 5920 59201 X X X X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 X X X X X X X X X X X X X X X X T1, T3, B1

Aktivitas Seni Pertunjukan; drama, teater,


T1, T2, T1, T2,
256 pergelaran, musik, opera, tari, kesenian, band, 900 9000 90001 T3, B1 T3, B1
T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 X T1, T3 T1, T3 X X X X X X X T1, T3 X X X X X T1, T3
orkestra, dan lainnya
257 Bengkel Seni (Workshop Seni) 900 9000 90002 X X T1, T2, T3 X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X T3 X X X X X T3

258 Galeri Seni / Budaya/ Festival/ Pameran 900 9000 90003 X X T1, T2, T3 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 X T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X T3 X X X X X T3

259 Taman Rekreasi/ Taman Wisata 932 9323 93232 X X X T1, T3 T1, T3 X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X I X X X X X T3
260 Kolam / Jasa Usaha Pemancingan 932 9323 93233 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T3 T3 T3 X X X X X X X X X X I X X X X X T3
261 Wisata Tirta; Waterboom/ waterpark, dll 932 9323 93234 X X X X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X I X X X X X T3
262 Jasa Usaha Perjalanan Wisata 799 7999 79990 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T3 T3 T3 T3 X X X X T3 X X X X I X X X X X T3
263 Jasa Usaha Impresariat (Even Organizer) 823 8230 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T3 X X X X X X X X X I X X X X X T3
Jasa Penyewaan Peralatan dan Perlengkapan
264 702 7021 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X T1, T3 X X X X X T1, T3
Pesta
Aktivitas Pelayanan Kesehatan Tradisional,
265 Pijat/ Urut, Refleksi, Akupresur, Hipnoterapi, 869 8690 86902 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X T1, T3 X X X X X T1, T3
Bekam, Panti Sehat,, dll
Aktivitas Kebugaran; Rumah Pijat, Aktivitas Spa,
266 961 9612 X X X X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X T1, T3 X X X X X T1, T3
dan Kebugaran Lainnya
267 Jasa Pramu Wisata 799 7991 X X X X X X X X X T1, T3 T1, T3 T1, T3 T3 T3 T3 T3 T3 T3 X X T3 X X X X I X X X X X T3

268 Jasa Informasi Wisata 799 7992 X T1, T2, T3 X T1, T2, T3 X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 T3 T3 T3 T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X T1, T2, T3 X X X X I X X X X X T1, T2, T3

269 Jasa Transportasi Wisata 791 X X X X X X X X X X X X T2, T3 T2, T3 T2, T3 X X X X X T2, T3 X X X X I X X X X X T2, T3
Arena Permainan dan ketangkasan; (contoh
270 TimeZone, Kidzzania, dll) X X X X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 X X X X X X X X X X I X X X X X T1, T2, T3
932 9329 93293
Kebun Binatang/ Taman Satwa T1, T3, T1, T3, T1, T3, B1, T1, T3,
271 910 9103 X X
B1, B3 B1, B3
X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
B3 B1, B3
X X X X X X

I. PERKANTORAN
T1, T3, T1, T3, T1, T3,
272 Stasiun Radio Swasta 601 6010 60102 X X X X X X X X X
B1, B3 B1, B3 B1, B3
B1 B1 B1 T3, B1 X X X X X X X T3, B1 X X X X X T3, B1 X T3, B1

273 Kantor Pemerintahan 841 8411 84110 X X X X X X X X X T1, T2, T3 T1, T2, T3 T1, T2, T3 I I I I T1, T3 T1, T3 X X T1, T3 X X T1, T3 X X X X X T1, T3 X T1, T3

274 Instalasi Militer 842 8422 84220 T3, B1 T3, B1 T3, B1 X X X X X X X X X I I I T2, T3 X X X X T2, T3 X X T2, T3 X X I X X T2, T3 X T2, T3

8
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
275 Kantor Kepolisian 842 8423 84231 T3, B1 T3, B1 T3, B1 X X X X X X X X X I I I T2, T3 T2, T3 T2, T3 X X T2, T3 X X T2, T3 X X I X X T2, T3 X T2, T3

276 Instalasi Pemadam Kebakaran 842 8423 84234 T3, B1 T3, B1 T2, T3, B1 T2, T3, B1 T2, T3, B1 T2, T3, B1 X T2, T3, B1 X I I I I I I T3 I I I I I X I I I I I I I I I I

277 Kantor swasta 821 8219 82190 X X X X X X X X X T1 T1 T1 I I I T3 X X X X T3 X X T3 X X X X X T3 X T3


278 Stasiun Telekomunikasi Otomat (STO) 611 6110 X X X X X X X X X X X X I I I X X X X X X X X T3 X X X X X T3 X T3
279 Depo PERTAMINA 410 4101 41019 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T3 X X X X X T3 I X
280 Rumah pompa 281 2813 28130 T3, B1 T3, B1 I I I I X I X I I I I I I I I I I I I T3, B1 I I I I I X I I I I
281 Konsultan manajemen 702 7020 X X X X X X X X X T1 T1 T1 I I I T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X X X X T1
282 Konsultan aktuaria 662 6629 66291 X X X X X X X X X T1 T1 T1 I I I T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X X X X T1
283 Pengacara 691 6910 69101 X X X X X X X X X T1 T1 T1 I I I T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X X X X T1
284 Konsultan Hukum 691 6910 69102 X X X X X X X X X T1 T1 T1 I I I T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X X X X T1
285 Konsultan Teknis 711 7110 X X X X X X X X X T1 T1 T1 I I I T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X X X X T1
286 Sertifikasi Profesi/ Personil 743 X X X X X X X X X T1 T1 T1 I I I T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X X X X T1
287 Jasa Sertifikasi 712 7120 71201 X X X X X X X X X T1 T1 T1 I I I T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X X X X X X X T1
288 Penterjemah 749 7490 74901 X X X X X X X X X T1 T1 T1 I I I T1, T3 T1, T3 X X X X X X X X T1 X X X X X T1

289 jasa penempatan tenaga kerja 781 X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 X X X X X X X X X X X X X X X X X

290 jasa penyediaan tenaga kerja 782 X X X X X X X X X T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 T1, T3, B1 X X X X X X X X X X X X X X X X X

J. INDUSTRI DAN PERGUDANGAN


Kegiatan Rumah Potong/Pengepakan/
291 101 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Pengolahan/Pengawetan Daging
Industri Ikan (Penggaraman/Pengeringan/
T1,T2,B T1,T2,B
292 pengasapan/ pemanggangan/ pengawetan/ 102 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
1 1
pengolahan dll)
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Ikan
293 102 1022 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Dan Biota Air Dalam Kaleng
294 Industri Pengolahan Rumput Laut 102 1029 10298 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Lainnya
295 102 1029 10299 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Untuk Biota Air Lainnya
Industri Pengolahan Buah-Buahan Dan
296 103 1031 10311 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X T1,B1 X X
Sayuran
Industri Pengolahan Dan Pengawetan Buah-
297 103 1032 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Buahan Dan Sayuran Dalam Kaleng
298 Industri Pengolahan Sari Buah Dan Sayuran 103 1033 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X T1,B1 X X
T1,T2,B T1,T2,B
299 Industri Tahu Tempe 103 1039 10391 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X T1,B1 X X
1 1
300 Industri Minyak Dan Lemak Nabati Dan Hewani 104 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Minyak dan Lemak Nabart dan Hewani
301 104 1041 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
(Bukan Kelapa dan Kelapa Sawit)
Industri Minyak Mentah Dan Lemak Hewani T1,T2,B T1,T2,B
302 104 1041 10413 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Selain Ikan 1 1
303 Industri Minyak Ikan 104 1041 10414 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Minyak Goreng Bukan Minyak Kelapa
304 104 1041 10415 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Dan Minyak Kelapa Sawit
Industri Kopra, Minyak Mentah dan Minyak
305 104 1042 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Goreng Kelapa, dan Pelet Kelapa
306 Industri Kopra 104 1042 10421 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
307 Industri Minyak Mentah Kelapa 104 1042 10422 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
308 Industri Minyak Goreng Kelapa 104 1042 10423 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
309 Industri Pelet Kelapa 104 1042 10424 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Minyak Mentah/ Murni Kelapa Sawit
310 (Crude Pal Oil) dan Minyak Goreng Kelapa 104 1043 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Sawit
Industri Pengolahan Susu, Produk dari Susu
311 105 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
dan Es Krim

9
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Industri Pengolahan Produk Dari Susu Lainnya;
312 105 1059 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
mentega, yogurt, keju, laktosa, dll
313 Industri Pengolahan Es Krim 105 1053 10531 X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X

Industri Pengolahan Es Sejenisnya Yang Dapat


314 105 1053 10532 X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Dimakan (Bukan Es Batu Dan Es Balok)

315 Industri Penggilingan dan Tepung 106 1061 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X


316 Industri Pati 106 1062 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
T1,T2,B T1,T2,B
317 Industri Penggilingan Padi Dan Jagung 106 1063 10631 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T2,T3 T1,B1 X X X X X X X
1 1
T1,T2,B T1,T2,B
318 Industri Produk Roti dan Kue 107 1071 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
1 1
T1,T2,B T1,T2,B
319 Industri Sirup 107 1072 10723 X X X T1,B1 X
1 1
320 Industri Pengolahan Gula Lainnya Bukan Sirup 107 1072 10729 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
Industri Makanan Dari Cokelat Dan Kembang
321 107 1073 10732 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
Gula
Industri Manisan Buah-Buahan Dan Sayuran
322 107 1073 10733 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
Kering
323 Industri Kembang Gula Lainnya 107 1073 10739 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X

324 Industri Makaroni, Mie Dan Produk Sejenisnya 107 1074 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X

325 Industri Makanan Dan Masakan Olahan 107 1075 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
T1,T2,B T1,T2,B
326 Industri Pengolahan Herbal (Herb Infusion) 107 1076 10762 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
1 1
327 Industri Kecap 107 1077 10771 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Bumbu Masak Dan Penyedap
328 107 1077 10772 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Masakan
329 Industri Produk Masak Dari Kelapa 107 1077 10773 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
330 Industri Produk Masak Lainnya 107 1077 10779 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
331 Industri Makanan Bayi 107 1079 10791 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
332 Industri Kue Basah 107 1079 10792 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
Industri Makanan Dari Kedele Dan Kacang-
333 Kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe Dan 107 1079 10793 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
Tahu
Industri Kerupuk, Keripik, Peyek Dan
334 107 1079 10794 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
Sejenisnya
335 Industri Produk Makanan Lainnya 107 1079 10799 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
336 Industri Makanan Hewan 108 1080 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
337 Industri Minuman Ringan 110 1104 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
338 Industri Air Minum Dan Air Mineral 110 1105 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
339 Industri Minuman Lainnya 110 1109 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
340 Industri Persiapan Serat Tekstil 131 1311 13111 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
341 Industri Kain Tenun 131 1312 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
342 Industri Kain dan Batik 131 1313 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
343 Industri Kain Rajutan/ Sulaman/ Bordir 139 1391 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
344 Industri Barang Jadi Tekstil 139 1392 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
345 Industri Tali dan Barang Dari Tali 139 1394 13941 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
346 Industri Kain Pita (Narrow Fabric) 139 1399 13991 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Yang Menghasilkan Kain Keperluan
347 139 1399 13992 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri
348 Industri Non Woven (Bukan Tenunan) 139 1399 13993 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
349 Industri Kain Ban 139 1399 13994 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
350 Industri Tekstil Lainnya Ytdl 139 1399 13999 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
T1,T2,B T1,T2,B
351 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) 141 1411 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
1 1

10
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Penjahitan Dan Pembuatan Pakaian Sesuai
352 141 1412 X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 X T1,B1 T1,B1 X X X X X I X X X X X X X X
Pesanan
353 Industri Perlengkapan Pakaian 141 1413 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X

354 Industri Pakaian Jadi Rajutan/Sulaman/ Bordir 143 1430 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X

355 Industri Kulit Dan Kulit Buatan 151 1511 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X


356 Industri Barang Dari Kulit Dan Kulit Buatan 151 1512 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
357 Industri Alas Kaki/Sepatu 152 1520 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Kayu dan Rotan (penggergajian/
358 161 1610 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T2,T3 X X X X X X X X
pengolahan/pengawetan)
359 Industri Kayu Lapis 162 1621 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
360 Industri Barang Bangunan Dari Kayu 162 1622 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
361 Industri Wadah Dari Kayu 162 1623 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
Industri Barang Anyaman Dari Rotan Dan
362 162 1629 16291 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
Bambu
Industri Barang Anyaman Dari Tanaman Bukan T1,T2,B T1,T2,B
363 162 1629 16292 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
Rotan Dan Bambu 1 1
Industri Kerajinan Ukiran Dari Kayu Bukan
364 162 1629 16293 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X I X X X X X X X X
Mebeller
Industri Alat Dapur Dari Kayu, Rotan Dan
365 162 1629 16294 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Bambu
366 Industri Kayu Bakar Dan Pelet Kayu 162 1629 16295 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T2,T3 X X X X X X X X
Industri Barang Dari Kayu, Rotan, Gabus T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B
367 162 1629 16299 X X X X X X X X X X T1,T2,B1 X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Lainnya 1 1 1 1
368 Industri Kertas 170 1701 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Kertas Dan Papan Kertas
369 170 1702 17021 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Bergelombang
Industri Kemasan Dan Kotak Dari Kertas Dan
370 170 1702 17022 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Karton
371 Industri Kertas Tissue 170 1709 17091 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Barang Dari Kertas Dan Papan Kertas
372 170 1709 17099 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Lainnya Ytdl
T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B
373 Industri Pencetakan 181 1811 X X X X X X X X X X T1,T2,B1 X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
1 1 1 1
T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B
374 Kegiatan Jasa Penunjang Pencetakan 181 1812 X X X X X X X X X X T1,T2,B1 X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
1 1 1 1
375 Reproduksi Media Rekaman 182 1820 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
T1,T2,B
376 Industri Briket Batu Bara 192 1929 19292 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3
Industri Kimia Dasar Organik Untuk Bahan
T1,T2,B
377 Baku Zat Warna Dan Pigmen, Zat Warna Dan 201 2011 20116 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3
Pigmen
T1,T2,B
378 Industri Pupuk 201 2012 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3
Industri Damar Buatan (Resin Sintetis) Dan T1,T2,B
379 201 2013 20131 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
Bahan Baku Plastik 1,B3
T1,T2,B
380 Industri Karet Buatan 201 2013 20132 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3
Industri Bahan Baku Pemberantas Hama T1,T2,B
381 202 2021 20211 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
(Bahan Aktif) 1,B3
T1,T2,B
382 Industri Pemberantas Hama (Formulasi) 202 2021 20212 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3
T1,T2,B
383 Industri Zat Pengatur Tumbuh 202 2021 20213 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3
T1,T2,B
384 Industri Bahan Amelioran (Pembenah Tanah) 202 2021 20214 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3
T1,T2,B
385 Industri Cat Dan Tinta Cetak 202 2022 20221 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3

11
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
T1,T2,B
386 Industri Pernis (Termasuk Mastik) 202 2022 20222 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3
387 Industri Lak 202 2022 20223 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Sabun Dan Bahan Pembersih
388 202 2023 20231 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Keperluan Rumah Tangga
389 Industri Kosmetik, Termasuk Pasta Gigi 202 2023 20232 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
390 Industri Perekat/Lem 202 2029 20291 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
391 Industri Tinta 202 2029 20293 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
392 Industri Korek Api 202 2029 20295 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
393 Industri Barang Kimia Lainnya Ytdl 202 2029 20299 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
T1,T2,B
394 Industri Farmasi 210 2101 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3
T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B
395 Industri Obat Tradisional 210 2102 X X X X X X X X X X T1,T2,B1 X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
1 1 1 1 1 1
396 Industri Ban 221 2211 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
397 Industri Karet 221 2212 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T2,T3 X X X X X X X X
398 Industri Barang Dari Karet 221 2219 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X

399 Industri Barang Dari Plastik Untuk Bangunan 222 2221 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X

400 Industri Pipa Plastik Dan Perlengkapannya 222 2223 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X


401 Industri Barang Plastik Lembaran 222 2229 22291 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Perlengkapan Dan Peralatan Rumah
402 222 2229 22292 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Tangga (Tidak Termasuk Furnitur)
Industri Barang Dan Peralatan Teknik/Industri
403 222 2229 22293 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Dari Plastik
404 Industri Barang Plastik Lainnya Ytdl 222 2229 22299 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
405 Industri Kaca 231 2311 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
406 Industri Barang Dari Kaca 231 2312 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Bata, Mortar, Semen, Dan Sejenisnya T1,T2,B
407 239 2391 23911 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
Yang Tahan Api 1,B3
408 Industri Peralatan Saniter Dari Porselen 239 2392 23923 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Alat Laboratorium Dan Alat
409 239 2393 23933 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Listrik/Teknik Dari Porselen
Industri Barang Tanah Liat/ Keramik Dan T1,T2,B
410 239 2393 23939 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
Porselen Lainnya Bukan Bahan Bangunan 1,B3
411 Industri Barang Dari Semen 239 2395 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Barang Dari Batu Untuk Keperluan
412 Rumah Tangga, Pajangan, Dan Bahan 239 2396 23963 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Bangunan
Industri Barang Dari Marmer, Granit Dan Batu
413 239 2396 23969 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Lainnya
Industri Pipa Dan Sambungan Pipa Dari Baja
414 241 2410 24103 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Dan Besi
415 Industri Barang Dari Logam 251 2511 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Tangki, Tandon Air Dan Wadah Dari
416 251 2512 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Logam
Industri Penempaan, Pengepresan,
T1,T2,B
417 Pencetakan Dan Pembentukan Logam; 259 2591 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3
Metalurgi Bubuk
Industri Untuk Berbagai Pengerjaan Khusus
418 259 2592 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Logam Dan Barang Dari Logam
419 Industri Alat Potong Dan Perkakas Tangan 259 2593 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Ember, Kaleng, Drum Dan Wadah
420 259 2594 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Sejenis Dari Logam
421 Industri Barang Dari Kawat 259 2595 25951 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
422 Industri Paku, Mur Dan Baut 259 2595 25952 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Peralatan Kantor dan Rumah Dari
423 259 2599 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Logam

12
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Industri Tabung Elektron Dan Konektor
424 261 2611 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Elektronik
Industri Semi Konduktor Dan Komponen
425 261 2612 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Elektronik Lainnya
426 Industri Komputer Dan Perlengkapannya 262 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X

427 Industri Peralatan Audio Dan Video Elektronik 264 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X

428 Industri Alat Ukur Dan Alat Uji 265 2651 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
429 Industri Alat Ukur Waktu 265 2652 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Peralatan Iradiasi, Elektromedikal Dan
430 266 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Elektroterapi
Industri Peralatan Fotografi Dan Instrumen
431 267 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Optik Bukan Kaca Mata
432 Industri Media Magnetik Dan Media Optik 268 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
433 Industri Motor Listrik 271 2711 27111 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
434 Industri Mesin Pembangkit Listrik 271 2711 27112 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X

Industri Pengubah Tegangan (Transformator),


435 Pengubah Arus (Rectifier) Dan Pengontrol 271 2711 27113 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Tegangan (Voltage Stabilizer)
Industri Peralatan Pengontrol Dan
436 271 2712 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Pendistribusian Listrik
437 Industri Batu Baterai Dan Akumulator Listrik 272 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
438 Industri Kabel Serat Optik 273 2731 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
439 Industri Kabel Listrik Dan Elektronik Lainnya 273 2732 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
440 Industri Peralatan Penerangan 274 2740 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Peralatan Elektrotermal Rumah
441 275 2752 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Tangga
Industri Peralatan Pemanas Dan Masak Bukan
442 275 2753 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Listrik Rumah Tangga
443 Industri Mesin Uap, Turbin Dan Kincir 281 2811 28111 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
444 Industri Motor Pembakaran Dalam 281 2811 28112 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Komponen Dan Suku Cadang Mesin
445 281 2811 28113 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Dan Turbin
T1,T2,B
446 Industri Peralatan Tenaga Zat Cair Dan Gas 281 2812 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1,B3
Industri Pompa Lainnya, Kompresor, Kran Dan
447 281 2813 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Klep/Katup
Industri Bearing, Roda Gigi Dan Elemen
448 281 2814 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Penggerak Mesin
Industri Oven, Perapian Dan Tungku
449 281 2815 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Pembakar Sejenis
450 Industri Alat Pengangkat Dan Pemindustriah 281 2816 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Mesin dan Peralatan Kantor Dan
451 281 2817 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Akuntansi
Industri Perkakas Tangan Yang Digerakkan
452 281 2818 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Tenaga
T1,T2,B
453 Industri Mesin Untuk Keperluan Umum 281 2819 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1
T1,T2,B
454 Industri Mesin Dan Perkakas Mesin 282 2822 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1
T1,T2,B
455 Industri Mesin Metalurgi 282 2823 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1
Industri Mesin Penambangan, Penggalian Dan T1,T2,B
456 282 2824 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
Konstruksi 1
Industri Mesin Pengolahan Makanan, Minuman
457 282 2825 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Dan Tembakau
458 Industri Mesin Jahit, Mesin Cuci dan Tekstil 282 2826 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X

13
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
459 Industri Mesin Percetakan & Pabrik Kertas 282 2829 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Kendaraan Bermotor Roda Empat
460 291 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Atau Lebih
Industri Karoseri Kendaraan Bermotor Roda
461 Empat Atau Lebih Dan Industri Trailer Dan 292 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Semi
Industri Suku Cadang Dan Aksesori Kendaraan
462 293 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Bermotor Roda Empat Atau Lebih
Industri Kapal, Perahu dan Bangunan Lepas T1,T2,B T1,T2,B
463 301 3011 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
Pantai 1,B3 1
Industri Pembuatan Kapal Dan Perahu Untuk T1,T2,B T1,T2,B
464 301 3012 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
Tujuan Wisata Atau Rekreasi Dan Olahraga 1,B3 1

465 Industri Sepeda Motor Roda Dua Dan Tiga 309 3091 30911 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Komponen Dan Perlengkapan Sepeda
466 309 3091 30912 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Motor Roda Dua Dan Tiga
Industri Sepeda Dan Kursi Roda Termasuk
467 309 3092 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Becak
468 Industri Alat Angkutan Lainnya Ytdl 309 3099 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B
469 Industri Furnitur 310 3100 X X X X X X X X X X T1,T2,B1 X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X
1 1 1 1 1,B2
Industri Dari Barang Logam Mulia (Perhiasan &
470 321 3211 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Barang Teknik/Laboratorium)
471 Industri Perhiasan Imitasi Dan Barang Sejenis 321 3212 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X

472 Industri Alat Musik 322 3220 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
473 Industri Alat Olahraga 323 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
474 Industri Alat Permainan 324 3240 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Industri Peralatan dan Perlengkapan
475 325 3250 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Kedokteran Dan Kedokteran Gigi
Industri Alat Tulis Dan Gambar Termasuk
476 329 3290 32901 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Perlengkapannya
477 Industri Pita Mesin Tulis/Gambar 329 3290 32902 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
478 Industri Kerajinan 329 3290 32903 X X X X X X X X X X T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 X X X X X X X X I X X X X X X X X
Industri Peralatan Untuk Pelinduung
479 329 3290 32904 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
Keselamatan
480 Industri Serat Sabut Kelapa 329 3290 32905 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
481 Industri Pengolahan Lainnya 329 3290 32909 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B
482 Pabrik Es 353 3530 35302 X X X X X X X X X X T1,T2,B1 X X X X X X X X X X X X X X X X
1 1 1 1 1
483 Industri PengolahanTembakau 120 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
T1,T2,B T1,T2,B
484 Aktifatas Pengepakan 829 8292 X X X X X X X X X X X X T1,T2,B1 X X X X X X X X I X X X X X I X X
1 1
485 Perdagangan Besar mineral bukan logam 466 4664 46641 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
382/
T1,T2,B
486 Daur ulang 383/ X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X
1,B3
384
487 Kawasan Industri (min 50 ha) 681 6813 68130 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X X X X X X X
T1,T2,B
488 Pergudangan dan Penyimpanan 521 5210 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X
1
K. TRANSPORTASI
T1,B1,B T1,B1,B T1,B1,B
489 Terminal Angkutan Kota 522 5221 52211 X X X X X X X X X X X X T1,B1,B4 X X X X X B1,B4 X X X X X X X X X T1,B1,B4
4 4 4
T1,B1,B T1,B1,B
490 Terminal Barang 522 5221 52211 X X X X X X X X X X X X T1,B1,B4 X X X X X B1,B4 X X B1 X X X X X B1 X X
4 4
491 Terminal Bus 522 5221 52211 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B1,B4 X X X X X X X X X X X
T1,B1,B T1,B1,B T1,B1,B T1,B1,B T1,B1,B T1,B1,B
492 Gedung Parkir 522 5221 52215 X X X X X X X X X X X X T1,B1,B4 X X B1,B4 X X X X X X X T1,B1 X T1,B1,B4
4 4 4 4 4 4

14
Zona Pembangkitan Tenaga Listrik
Zona Zona Zona Zona

Zona Pertahanan dan Keamanan

Zona Pengelolaan Persampahan


Zona Perdagangan dan Zona Sarana Pelayanan Umum Zona Peruntukan

Zona Perlindungan Setempat

Zona Kawasan Peruntukan


Zona Ruang Terbuka Hijau Kota (RTH) Zona Perumahan Perikan Pertanian Pertamban Campura
Jasa (SPU) Lainnya (PL)
an (IK) (P) gan (T) n (,C)

Zona Transportasi
Zona Badan Jalan

Instalasi Pengolahan Air


Perkantoran

SPU Skala Kecamatan


Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Perumahan Kepadatan

Pertambangan Minyak
SPU Skala Kelurahan
Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Perdagangan & Jasa

Pariwisata
Zona

Campuran Intensitas
Perikanan Tangkap

Menengah/Sedang
Industri

Tanaman Pangan
SPU Skala Kota

SPU Skala RW

dan Gas Bumi


Badan

Minum (IPAM)

Pergudangan
Skala SWP
Skala Kota

Skala WP
No ZONA / KEGIATAN Kode KBLI

Rendah
Sedang
Air Rimba Taman Taman Taman Pemaka Jalur

Tinggi
Kota Kota Kel RT man Hijau

BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 TR IK-1 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 MG C-2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

T1, T2,
T1,T2,T T1,T2,T T1,T2,T
493 Pelataran Parkir 522 5221 52215 X X X X X X X X T3, B1, T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 I X T1,T2 T1,T2 X I T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,B1
3 3 3
B2, B3

494 Garasi Bus/ Pool Bus 522 5221 52219 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B1 X X T1,B1 X X X X X T1,B1 X X
495 Garasi / Pool Truk 522 5221 52219 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B1 X X T1,B1 X X X X X T1,B1 X X
T1,B1,B T1,B1,B
496 Dermaga 522 5222 X X X X X X X T2,T3 T2,T3 T2,T3 T2,T3 T2,T3 T2,T3 T2,T3 T2,T3 T2,T3 T2,T3 T2,T3 B1,B4 T2,B1 X T2,T3 X X X X X X X X
4 4
T1,B1,B
497 Pelabuhan Barang 522 5222 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B1,B4 X X T2,B1 X X X X X X X X
4
T1,B1,B T1, T2,
498 Pelabuhan Penumpang 522 5222 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B1,B4 X X X X X X X X X X
4 B1
T1,B1,B
499 Galangan Kapal / Dok 522 5222 52221 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1,B1 X X B1 X X X X X X X X
4
T1,B1,B T2, T3, T2, T3, T2, T3, T1,B1,B T1,B1,B T1,B1,B T1,B1,B
500 Pelabuhan Sungai 522 5222 52222 X X X X X X X X T1,B1,B4 X X X X B1,B4 X X X X X X X X X X
4 B1 B1 B1 4 4 4 4
T1,B1,B T2, T3, T2, T3, T2, T3, T1,B1,B T1,B1,B T1,B1,B T1,B1,B
501 Pelabuhan Penyeberangan 522 5222 52223 X X X X X X X X T1,B1,B4 X X X X B1,B4 X X X X X X X X X X
4 B1 B1 B1 4 4 4 4
T1,B1,B T1,B1,B T1,B1,B
502 Pelabuhan Perikanan 522 5222 52224 X X X X X X X X X X X X X X X X X B1,B4 T2,B1 X X X X X X X X X X
4 4 4
T1,B1,B T1,B1,B T2, T3, T2, T3, T2, T3, T1,B1,B T1,B1,B T1,B1,B
503 Pelayanan Tambat dan Labuh Kapal Perikanan 522 5222 52224 X X X X X X X T1,B1,B4 X X X X X B1,B4 T2,B1 X X X X X X X X X
4 4 B1 B1 B1 4 4 4
T1,B1,B T1,B1,B
504 Halte Angkutan Umum 522 5221 52211 T2 T2 T2 T2 T2 T2 X T2 T2 T2 I I I T2 T2 T2 T2 T2 I X X I T2 I T2 X X I X I
4 4
L. EKSEPEDISI BARANG/ PENUNJANG ANGKUTAN

Penanganan Kargo (Bongkar Muat Barang); T1,T2,T T1,T2,T


505 522 5224 52240 X X X X X X X X X X X X X X X X X X T2,B1 X X T2,B1 X X X X X B1 X X
Lapangan Penimbunan Barang 3,B1,B4 3,B1,B4
Penanganan Kargo (Bongkar Muat Barang);
506 522 5224 52240 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T2,B1 X X T2,B1 X X X X X B1 X X
Lapangan Peti Kemas
Agen Pengiriman Barang / Jasa Ekspedisi T1,T2,T T1,T2,T
507 522 5229 52292 X X X X X X X X X X X X I X X X X X B1 X X B1 X X X X X B1 X X
Darat dan Kereta 3 3
Agen Pengiriman Barang / Jasa Ekspedisi Laut T1,T2,T T1,T2,T
508 522 5229 52293 X X X X X X X X X X X X I X X X X X B1 X X B1 X X X X X B1 X X
dan Kapal 3 3
Agen Pengiriman Barang / Jasa Ekspedisi T1,T2,T
509 522 5229 52294 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X B1 X X B1 X X X X X B1 X T1,T2,T3
Udara/ Pesawat 3
510 Kantor Pos 531 5310 53101 X X X X X X X X X X X X I I I I I I X X T1 X X T1 X X X X X I X I
511 Agen Pos 531 5310 53103 X X X X X X X X X T1 T1 T1 I I I T1 T1 T1 X X T1 X X T1 X X X X X I X I
512 Agen Kurir 532 5320 53202 X X X X X X X X X T1 T1 T1 I I I T1 T1 T1 X X T1 X X T1 X X X X X I X I
M. UTILITAS
Instalasi/Pemasangan Mesin Dan Peralatan
513 332 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X T1, B1 T1, B1 X X X X X X T1, B1 X
Industri
514 Pembangkit Listrik 351 3511 35111 X X X X X X X X X X X X T1, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 T1, B1 X X X X X B1 T1, B1 X X T1, B1 T1, B1 X T1, B1 X X
T1,T2,B
515 Jalur Kabel Listrik 351 3511 35112 B1 B1 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 B1 B1 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2
1
T1,T2,B
516 Gardu Listrik 351 3511 35113 X X T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 X B1 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 T1,T2 X T1,T2 T1,T2 T1,T2
1
T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B
517 Gardu Distribusi Jaringan Pipa Gas 352 3520 35202 B1 B1 X T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 B1 B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1 T1,B1
1 1 1 1 1 1
T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B
518 Instalasi Pengolahan Air Bersih (WTP) 360 3600 36001 X B1 X X X X X T1,T2,B1 X X X X X X T1,T2,B1 X X I X X T1,T2,B1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B
519 Penampungan dan Penyaluran Air Baku 360 3600 36002 X B1 X X X X X T1,T2,B1 X X X X X X T1,T2,B1 X X I X X T1,T2,B1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B
520 Jaringan Pipa Air Bersih 360 3600 36002 B1 B1 X X X X T1,T2,B1 X X X X B1 X T1,T2,B1 X X I X X T1,T2,B1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B1 T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B1, T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B T1,T2,B1
521 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) 370 3702 37021 X X X X X X X X X
1,B4 1,B4 1,B4 1,B4 1,B4 1,B4 1,B4 1,B4 1,B4 ,B4 1,B4 1,B4 1,B4 1,B4 1,B4 1,B4 1,B4 B4 1,B4 1,B4 1,B4 1,B4 ,B4
T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2, T1,T2,
522 TPS3R 382 X X X X X X X X X X X X X X X X X
T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1 T3,B1

15
LAMPIRAN XVIII
PERATURAN WALI KOTA BANJARMASIN
NOMOR ... TAHUN 2022
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN
EKONOMI MANTUIL DAN SEKITARNYA TAHUN 2022-2042

KETENTUAN TATA BANGUNAN


RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI MANTUIL DAN SEKITARNYA
TAHUN 2022 – 2042

A. LEBAR GARIS SEMPADAN BANGUNAN


1. Menurut Fungsi Jalan
Fungsi Lebar Lebar GSB
No Lokasi Jalan
Jalan Rumija Dari Pagar
1 Arteri 60,0 m 15,0 m Jalan Gubernur Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti-Liang Anggang
2 Kolektor 50,0 m 15,0 m 1) Rencana Jalan Akses Mantuil-Jalan Gubernur Soebarjo (Jalan Pelabuhan Metropolitan)
Jalan Pelabuhan Metropolitan Banjarmasin yang menghubungkan Jalan Gubernur
Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti- Liang Anggang menuju Terminal Metropolitan Banjarmasin
di Mantuil yang berfungsi sebagai jalan akses kawasan industri terpadu Mantuil, akses
kawasan Terminal Metropolitan Banjarmasin, dan kawasan pertahanan keamanan pangk alan
LANAL Tipe B TNI-AL.
3 30,0 m 10,0 m 1) Jalan P.M. Noor atau Pasir Mas 3) Rencana Jalan yang menghubungkan Jalan
2) Jalan Lingkar Dalam Selatan Pelabuhan Rakyat/Jalan Teluk Mendung ke
jalan akses Terminal Metropolitan Banjarmasin
yang berfungsi sebagai akses kawasan
pelabuhan terminal Basirih ke Terminal
Metropolitan Banjarmasin di Mantuil
4) Rencana Jalan Lingkar Kawasan Industri di
Mantuil.
4 20,0 m 10,0 m 1) Jalan Duyung Raya 3) Jalan Yos Sudarso
2) Jalan Belitung 4) Jalan Pelabuhan Rakyat/Jalan Teluk
Mendung, sebagai jalan akses Pelabuhan
Banjarmasin Terminal Basirih
5 15,0 m 5,0 m 1) Jalan Mantuil
Fungsi Lebar Lebar GSB
No Lokasi Jalan
Jalan Rumija Dari Pagar
6 10,0 m 5,0 m 1) Jalan Tatah Bangkal
7 Lokal 15,0 m 7,0 m 1) Jalan Barito Hulu 3) Jalan Akses Jembatan Basirih Utara 2
2) Jalan akses Jembatan Basirih Utara 1 4) Jalan Akses Jembatan Basirih Selatan 1
5) Jalan Akses Jembatan Basirih Selatan 2
8 10,0 m 7,0 m 1) Jalan Tembus Mantuil 13) Jalan Rajawali (Akses Utama Perumahan Bumi
2) Jalan Kuin Kacil Lingkar Basirih Permai)
3) Jalan Basirih Dalam menuju Jalan Tatah 14) Jalan Karya Bakti
Bangkal TPA Basirih/ Jalan Handil 15) Rencana Jalan Tembus Simpang Jelai atau
Palung Jalan Akses/ Tembus dari Jalan Gubernur
4) Jalan Basirih Dalam Soebarjo/Jalan Pelabuhan Trisakti- Liang
5) Jalan Keramat Basirih Anggang menuju Mantuil ke Jalan Simpang
6) Jalan Kuin Selatan Jelai
7) Jalan Intan Sari Komp 16) Rencana Jalan Tembus Kuin Kecil ke Simpang
8) Jalan Purna Sakti Jalur 9 Komp Jelai
9) Jalan Tembus Kuin Kecil 17) Rencana Jalan Tembus Basirih Dalam
10) Jalan Banyiur Luar 18) Rencana Jalan Basirih Dalam menuju Jalan
11) Jalan Cempaka Raya Tatah Bangkal TPA Basirih/ Jalan Handil Palung
12) Jalan Akses TPA Sampah Basirih 19) Rencana jalan akses yang melalui kawasan
pertanian di mantuil (Rencana Akses Jalan
Belakang TPA Basirih)
9 Lingkungan 7,0 m 5,0 m 1) Jalan Komplek Perumahan Suaka Permata 6) Jalan Komplek Berkat Rahmat
Indah 7) Jalan Mansurin/ Komplek Warga Indah 7
2) Jalan Komplek Aldi Citra Persada I 8) Jalan Wisma Barito
3) Jalan Komplek Aldi Citra Persada II 9) Jalan Akses Jembatan Pulau Bromo
4) Jalan Komplek Wengga Jaya/ Jalan 10) Jalan Tepian Barito 1
Mangga Besar 11) Jalan Tepian Barito 2
5) Jalan Komplek Mantuil Raya/ Jalan 12) Jalan Kuin Cerucuk
Ketapang
10 3,5 - 6,9 2,0 m semua jalan lingkungan
m
2. Menurut Zona dan Sub Zona
Zona Sub Zona Jalan Jalan Jalan
Jalan
Kode Kode Arteri Kolektor Lokal
Nama Zona Nama Sub Zona Lingkungan
Zona Sub Zona (m) (m) (m)
1. Badan Jalan BJ Badan Jalan BJ - - - -
2. Badan Air BA Badan Air BA - - - -
3. Perlindungan Setempat PS Perlindungan Setempat PS 15 5-15 7,0 2,0–5,0
a. Rimba Kota RTH-1 15 5-15 7,0 2,0–5,0
b. Taman Kota RTH-2 15 5-15 7,0 2,0–5,0
c. Taman Kelurahan RTH-4 15 5-15 7,0 2,0–5,0
4. Ruang Terbuka Hijau RTH
d. Taman RT RTH-6 15 5-15 7,0 2,0–5,0
e. Pemakaman RTH-7 15 5-15 7,0 2,0–5,0
f. Jalur Hijau RTH-8 15 5-15 7,0 2,0–5,0
5. Pertanian P Tanaman Pangan P-1 15 5-15 7,0 2,0–5,0
6. Perikanan IK Perikanan Tangkap IK-1 15 5-15 7,0 2,0–5,0
7. Pariwisata W Pariwisata W 15 5-15 7,0 2,0–5,0
8. Pertambangan T Pertambangan Minyak dan Gas Bumi MG 15 5-15 7,0 2,0–5,0
9. Pembangkitan Tenaga Listrik PTL Pembangkitan Tenaga Listrik PTL 15 5-15 7,0 2,0–5,0
10. Kawasan Peruntukan Industri KPI Kawasan Peruntukan Industri KPI 15 5-15 7,0 2,0–5,0
a. Perumahan Kepadatan Tinggi R-2 15 5-15 7,0 2,0–5,0
11. Perumahan R b. Perumahan Kepadatan Sedang R-3 15 5-15 7,0 2,0–5,0
c. Perumahan Kepadatan Rendah R-4 15 5-15 7,0 2,0–5,0
a. SPU Skala Kota SPU-1 15 5-15 7,0 2,0–5,0
b. SPU Skala Kecamatan SPU-2 15 5-15 7,0 2,0–5,0
12. Sarana Pelayanan Umum SPU
c. SPU Skala Kelurahan SPU-3 15 5-15 7,0 2,0–5,0
d. SPU Skala RW SPU-4 15 5-15 7,0 2,0–5,0
13. Pengelolaan Persampahan PP a. Pengelolaan Persampahan PP 15 5-15 7,0 2,0–5,0
b. Perdagangan dan Jasa Skala Kota K-1 15 5-15 7,0 2,0–5,0
14. Perdagangan dan Jasa K c. Perdagangan dan Jasa Skala WP K-2 15 5-15 7,0 2,0–5,0
d. Perdagangan dan Jasa Skala SWP K-3 15 5-15 7,0 2,0–5,0
15. Perkantoran KT Perkantoran KT 15 5-15 7,0 2,0–5,0
a. Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) PL-3 15 5-15 7,0 2,0–5,0
16. Peruntukan Lainnya PL
b. Pergudangan PL-6 15 5-15 7,0 2,0–5,0
17. Campuran C Campuran Intensitas Menengah/Sedang C-2 15 5-15 7,0 2,0–5,0
18. Transportasi TR Transportasi TR 15 5-15 7,0 2,0–5,0
19. Pertahanan dan Keamanan HK Pertahanan dan Keamanan HK 15 5-15 7,0 2,0–5,0
Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah jarak minimum antara garis pagar terhadap dinding bangunan terdepan. GSB
ditetapkan dengan mempertimbangkan keselamatan, resiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan, dan estetika.

Gambar Ilustrasi Penantuan Garis Sempadan Jalan


(Sumber : PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan, dan Permen PU No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria
Perencanaan Teknis Jalan)
Jarak Bebas Antar Bangunan (JBB) adalah jarak minimum antara 2 massa bangunan yang diukur dari fasade dan dinding
terluar bangunan terhadap fasade dan dinding terluar bangunan di sekitarnya dengan mempertimbangkan keamanan,
keselamatan, resiko kebakaran, kesehatan, kenyamanan, dan estetika.

Jarak Bebas Antar Bangunan (JBB) berlaku apabila diantara bangunan tersebut tidak dibatasi jalan, jalur hijau, sungai atau
saluran dan pembatas fisik lainnya, sehingga Jarak Bebas Antar Bangunan (JBB) menjadi sempadan atau befungsi sebagai
pembatas yang bersifat ruang bebas.

Jarak Bebas Antar Bangunan (JBB) minimal meliputi sebagai berikut :


• Jarak Bebas Antar Bangunan Samping (JBBS) minimal;dan
• Jarak Bebas Antar Bangunan Belakang (JBBB) minimal.
Jarak Bebas Antar Bangunan (JBB), dibedakan atas :
1. Zona Perumahan dan Bangunan Rumah Tinggal.
a. JBBS minimal : 0,5 -1,0 meter antar dinding luar bangunan (0,25 meter – 0,5 meter dari batas tanah persil)
b. JBBB minimal : 0,5 -1,0 meter antar dinding luar bangunan (0,25 meter – 0,5 meter dari batas tanah persil)
2. Zona Perdagangan dan Jasa dan Bangunan Non Perumahan Lainnya.
a. JBBS minimal : 0,5 - 3 meter antar dinding luar bangunan ( 0,25 meter - 1,5 meter dari batas tanah persil)
b. JBBB minimal : 0,5 - 3 meter antar dinding luar bangunan ( 0,25 meter - 1,5 meter dari batas tanah persil)
3. Zona dan Bangunan Industrial dan Pergudangan.
a. JBBS minimal : 2 - 4 meter antar dinding luar bangunan ( 1 meter - 2 meter dari batas tanah persil)
b. JBBB minimal : 2 - 4 meter antar dinding luar bangunan ( 1 meter - 2 meter dari batas tanah persil)

Ruang Bebas Antar Bangunan dapat dimanfaatkan secara terbatas dengan ketentuan tidak dimanfaatkan untuk kegiatan
yang dapat membahayakan dan beresiko, untuk menurunkan keamanan, menurunkan keselamatan, meningkatkan resiko
kebakaran, menurunkan kesehatan, menurunkan kenyamanan, dan menurunkan estetika.
B. Jarak Bebas Antar Bangunan dan Tinggi Peil Lantai Bangunan
Zona Sub Zona
Kode JBBS JBBB PEIL Keterangan
Kode
Nama Zona Nama Sub Zona Sub minimal minimal minimal
Zona
Zona
1. Badan Jalan BJ Badan Jalan BJ - - - -
2. Badan Air BA Badan Air BA - - - -
3. Perlindungan JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
Setempat Perlindungan jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
PS PS 3 3 1,2
Setempat dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
4. Ruang Terbuka JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
Hijau jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
a. Rimba Kota RTH-1 3 3 1,2
dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
b. Taman Kota RTH-2 3 3 1,2
dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
c. Taman jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
RTH-4 3 3 1,2
Kelurahan dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
RTH
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
d. Taman RT RTH-6 3 3 1,2
dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
e. Pemakaman RTH-7 3 3 1,2
dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
f. Jalur Hijau RTH-8 3 3 1,2
dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
Tanaman jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
5. Pertanian P P-1 3 3 1,2
Pangan dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
Zona Sub Zona
Kode JBBS JBBB PEIL Keterangan
Kode
Nama Zona Nama Sub Zona Sub minimal minimal minimal
Zona
Zona
Perikanan
6. Perikanan IK IK-1 - - - -
Tangkap
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
7. Pariwisata W Pariwisata W 0,5-3 0,5-3 1,2
dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
Pertambangan
JBBS dan JBBB, bertambah 1,5 meter setiap
8. Pertambangan T Minyak dan Gas MG 2-4 2-4 1,2
pertambahan jumlah lantai bangunan.
Bumi
9. Pembangkitan Pembangkitan JBBS dan JBBB, bertambah 1,5 meter setiap
PTL PTL 2-4 2-4 1,2
Tenaga Listrik Tenaga Listrik pertambahan jumlah lantai bangunan.
10. Kawasan Kawasan
JBBS dan JBBB, bertambah 1,5 meter setiap
Peruntukan KPI Peruntukan KPI 2-4 2-4 1,2
pertambahan jumlah lantai bangunan.
Industri Industri
a. Perumahan
JBBS dan JBBB, bertambah 0,5 meter setiap
Kepadatan R-2 0,5-1,0 0,5-1,0 1,2
pertambahan jumlah lantai bangunan.
Tinggi
b. Perumahan
JBBS dan JBBB, bertambah 0,5 meter setiap
11. Perumahan R Kepadatan R-3 0,5-1,0 0,5-1,0 1,2
pertambahan jumlah lantai bangunan.
Sedang
c. Perumahan
JBBS dan JBBB, bertambah 0,5 meter setiap
Kepadatan R-4 0,5-1,0 0,5-1,0 1,2
pertambahan jumlah lantai bangunan.
Rendah
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
a. SPU Skala jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
SPU-1 0,5-3,0 0,5-3,0 1,2
Kota dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
b. SPU Skala jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
12. Sarana SPU-2 0,5-3,0 0,5-3,0 1,2
Kecamatan dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
Pelayanan SPU
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
Umum
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
c. SPU Skala jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
SPU-3 0,5-3,0 0,5-3,0 1,2
Kelurahan dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
d. SPU Skala JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
SPU-4 0,5-3,0 0,5-3,0 1,2
RW jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
Zona Sub Zona
Kode JBBS JBBB PEIL Keterangan
Kode
Nama Zona Nama Sub Zona Sub minimal minimal minimal
Zona
Zona
dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
13. Pengelolaan Pengelolaan jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
PP PP 0,5-3,0 0,5-3,0 1,2
Persampahan Persampahan dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
a. Perdagangan
jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
dan Jasa K-1 0,5-3,0 0,5-3,0 1,2
dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
Skala Kota
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
b. Perdagangan
14. Perdagangan jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
K dan Jasa K-2 0,5-3,0 0,5-3,0 1,2
Dan Jasa dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
Skala WP
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
c. Perdagangan
jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
dan Jasa K-3 0,5-3,0 0,5-3,0 1,2
dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
Skala SWP
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
15. Perkantoran KT Perkantoran KT 0,5-3,0 0,5-3,0 1,2
dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
a. Instalasi JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
Pengolahan jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
PL-3 0,5-3,0 0,5-3,0 1,2
16. Peruntukan Air Minum dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
PL
Lainnya (IPAM) tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
JBBS dan JBBB, bertambah 1,5 meter setiap
b. Pergudangan PL-6 2-4 2-4 1,2
pertambahan jumlah lantai bangunan.
17. Campuran Campuran JBBS dan JBBB, bertambah 1 meter setiap pertambahan
Intensitas jumlah lantai bangunan. Ketentuan ini berlaku sampai
C C-2 0,5 - 3 0,5 - 3 1,2
Menengah/ dengan penambahan maksimal hingga 7 lantai, lebih dari
Sedang tersebut pertambahan JBBS dan JBBB tidak lagi berlaku.
18. Transportasi JBBS dan JBBB, bertambah 1,5 meter setiap
TR Transportasi TR 2-4 2-4 1,2
pertambahan jumlah lantai bangunan.
19. Pertahanan dan Pertahanan dan JBBS dan JBBB, bertambah 1,5 meter setiap
HK HK 2-4 2-4 1,2
Keamanan Keamanan pertambahan jumlah lantai bangunan.
LAMPIRAN XIX
PERATURAN WALI KOTA BANJARMASIN
NOMOR ... TAHUN 2022
TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI MANTUIL
DAN SEKITARNYA TAHUN 2022-2042

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMUM


RENCANA DETAIL TATA RUANG KAWASAN PENGEMBANGAN EKONOMI MANTUIL DAN SEKITARNYA TAHUN 2022-2042
Lindung Budidaya
Pemban Kawasan
Pertahanan
Badan Perkan gkitan Peruntuk Pariwis Pengelolaan Peruntukan Transpo Campura Pertamba
Zona Ruang Terbuka Hujau Perumahan Perdagangan dan Jasa Sarana Pelayanan Umum Pertanian dan Keama Perikanan
Jalan toran Tenaga an ata Persampahan Lainnya rtasi n ngan
nan
Listrik Industri
BA PS RTH BJ R K KT SPU PTL KPI P W HK PP PL TR IK C T

Menengah/Sedan
Kepadatan Tinggi
No

Minyak dan Gas


SPU Skala Kota

Pertahanan dan
SPU Skala RW/

Pengolahan Air

Pertambangan
Pembangkitan
Tenaga Listrik

Persampahan

Minum / IPAM

Pergudangan
Perlindungsn

Pengelolaan
Badan Jalan
Pemakaman

Transportasi
Taman Kota

Perkantoran
Rimba Kota

Perumahan

Perumahan

Perumahan

Peruntukan

Keama nan
Kecamatan
Skala SWP
Taman RT

Kepadatan

Kepadatan

Skala Kota

SPU Skala
Jalur Hijau

Campuran
SPUSkala
Kelurahan

Kelurahan

Pariwisata

Perikanan
Tanaman
Badan Air

Skala WP
Setempat

Intensitas
Kawasan

Tangkap
Instalasi
Rendah
Sedang

Pangan
Industri
Taman

Bumi
Sub Zona

g
Jenis
BA PS RTH-1 RTH-2 RTH-4 RTH-6 RTH-7 RTH-8 BJ R-2 R-3 R-4 K-1 K-2 K-3 KT SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-4 PTL KPI P-1 W HK PP PL-3 PL-6 TR IK-1 C-2 MG
Prasarana
W1 S3 W1 S3 W1 S3 S1 W3 S1 S2 W1 S2 W1 S2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 S2 S1 S2 W1 W2 W1 W2 W1 W2
Jalur W1 W2 W1 S2 W1 S3 W1 S2 S3 S2 S3 W5
1 S3 W3 S1 S3 S4 W5 S4 S5 S4 S5 S1 S3 S4 S5 S3 S5 S3 S4 S3 S4 S5 S1 S3 W4 S3 W4 S3 W4 S3 S4 W3 W4 S3 S4 S5 W1 W3 S4 S1 W1 W3 W3 S4 S3 W4 S3 W4 S3 S4 S5 W1
Pedestrian S3 S4 S3 S5 S6 S4 S5 W6
S6 S6 S6 S6 S6 S5 S6 S6 W5 W6 W5 W6 W5 W6 S5 S6 W5 W6 S6 S5 S6 S5 W5 S6 W5 W6 S6
W1 W1 W1 W1 W1
2 Jalur Sepeda - S1 S2 S1 S2 S1 W1 W2 S1 S2 S1 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 S2 W1 S2 W1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 W1 W2 S1 S2 - S1 S2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 S1 S2
W2 W2 W2 W2 W2
W1
W1 S2 W1 W2 W1 S2 W1 S2 W1 S2 W1 S2 W1 S2 W1 S2 W1 S2 W1 S2 W1 W3
3 Perparkiran - S3 W2 W1 S3 W1 S3 W2 - W1 W3 W1 S3 W1 S3 W1 S3 W1 S3 S1 W1 S3 S1 W1 S3 W1 S2 S3 W1 W1 W1 S2 S3 S1
S3 W3 S3 S3 S3 W3 S3 S3 W3 W3 S3
W3
W2 W2 W2 W2 W2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2
Prasarana W2 S2 S3 W2 S3 S1 S3 W1 S3 W2 S3 W2 S3 W2 S3 W2 S1 S2 W3 W1 W3 W2 S3
4 - W1 W1 S3 W2 W3 W2 W3 S1 S3 W4 W3 S4 W3 S4 W3 S4 S3 S4 W1 S3 W3 W4 W1 W3 W3 W4 W1 W3 W3 W4 W3 W4 S1 S2 W5 W1 S3
Drainase W3 S4 S5 S4 S5 W4 W5 W4 W5 W4 W5 W4 W5 W4 W5 W4 W5 W4 W5 W4 W5 W4 W5
W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5
W1 S1 S2 S1 S2
Prasarana Air S1 S2 W1 S2 W1 W2 W1 S2 W1 S2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 S1 W2 W1 W2 S2 S5 W1 S2 S3 S1 W2
5 S4 W1 W1 W1 S1 S4 S1 S4 W2 W1 S6 W1 W2 W1 W2 W5 W6 S1 S4 W1 S2 S5 S6 S3 S5 S3 S5 W1 S2
Limbah S3 S4 S3 S4 S4 S3 S3 S6 S6 S5 S6 S5 S6 S5 S6 W5 S4 S6 S5 W6 W5
S4 W6 W6
6 Jaringan Listrik - W1 W1 W1 W1 W1 W1 W1 W1 W1 W1 W1 W1 S2 W1 S2 W1 S2 W1 S2 W1 W2 W1 W2 W1 S2 W1 W1 W2 W1 S2 - W1 W1 S2 W1 S2 W1 W2 W1 S2 W1 S2 W1 S2 W1 W1 W2
Jaringan
7 - - - W2 S2 S2 - - - S2 - - S1 S2 S2 S2 W1 W2 W1 W2 S1 W2 S2 S2 S1 - - S2 - - - - S2 S2 S2 S1
Telekomunikasi
W1 S2 W1 S2
Pengelolaan W1 S2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 S2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 S2 W1 W2 W1 S2 W1 W2 W1 S2 S3 W1 S2 W1 S2 W1 W2 S3 W1 W2 W1 W2
8 W3 W1 W1 W1 W1 W1 W1 - W1 W3 S3 S3 S2 W4 -
Sampah S3 W3 W3 W3 S4 S3 W3 W3 W3 S3 W3 W4 S3 W4 W3 W4 S4 S3 W4 S3 W4 W4 W3 W3 W4
S4 S4
W1
Aksesibilitas
W1 S1 S2 S1 S2 S1 S2 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 S2 W1 W2 W1 W2 W1 W2
Penyandang W1 S2 S1 S2 S3 W1 W2 S3 W1 W2 W1 S2
9 - S1 S1 W2 S3 S3 S4 S3 S4 S3 S4 W3 - S1 S2 S1 S2 S1 S2 W3 W4 W3 W4 W3 S4 W3 W4 W3 W4 W3 W4 W3 W4 W3 W4 S3 S4 - S3 S4 - - S3 W4 S3 W4
Cacat dan S3 S4 S5 S4 S5 W4 W5 S3 W4 S5 S3 S4 S5
S4 S5 S5 S5 S5 W4 W5 W5 S5 W5 W5 W5 W5 W5 S5 S5 W5 W5
Lansia
W5
W1 W2 W1 S2 S1 S3 W1 W2 W1 S3 W1 W2 W1 W2 S1 S2 W1 W2 W1 W2 W1 W2
W1 S3 W1 S3 W1 S3 S1 S4 W1 W2 W3 W1 W4 S1 S3 S4
Proteksi W4 S5 W4 S5 W4 S5 S4 S5 W4 S5 W1 S4 W3 W4 W3 S4 S4 W5 W3 W4 S4 W5 W3 W4 W3 W4 W3 S4 W3 W4 W3 W4 W3 W4
10 S4 S5 S5 - S4 S5 S6 S4 S5 S6 W5 W6 W5 W6 W5 W6 S4 S5 S5 W6 W4 W5 W6 S4 S5 S6 S7 W5 W6 W5 W6
Kebakaran W6 W6 W6 S6 S6 W5 S6 W5 W6 W5 W6 W6 S7 W5 W6 W6 S7 W5 W6 W5 W6 S5 W6 W5 W6 W5 W6 W5 W6
S7 S8 S7 S8 S7 S8 W7 W7 W8 W7 S7 S8
W7 W8 W7 W8 S8 W7 W8 S8 W7 W8 W7 W8 W7 W8 W7 W8 W7 W8 W7 W8

Sarana S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 S1 S2 W1 W2 W1 W2 S1 S2 W1 W2 W1 S2 W1 W2 W1 W2 W1 W2 W1 S2 W1 S2 S1 S2 S1 S2 W1 S2 W1 S2 W1 S2
S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 S1 S2 S3 W1 S2 S3 S1 S2 S3 S4 W1 S2 W3 S1 S2 S3
11 Prasarana W5 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 - S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4 S3 S4
W5 S4 S5 S4 S5 S4 W5 S4 W5 W5 W4 S4 W5
Transportasi Air S5 S5 S5 S5 S5 S5 S5 W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5 W5

Keterangan : (W) Sarana minimum wajib untuk disediakan


(S) Sarana minimum yang disarankanuntuk disediakan

Anda mungkin juga menyukai