Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PENGEMBANGAN DAYA TARIK WISATA

KAWASAN DANAU SENTARUM KABUPATEN KAPUAS HULU

A. Pendahuluan

Pariwisata merupakan salah satu hal yang lebih penting bagi suatu

negara. Dengan adanya pariwisata ini, maka suatu negara atau lebih khusus

lagi pemerintah daerah tempat objek wisata itu berada, akan mendapatkan

pemasukan dari pendapatan setiap objek wisata. Pariwisata juga merupakan

komoditas yang dibutuhkan oleh setiap individu. Alasannya, karena aktivitas

berwisata bagi seorang individu dapat meningkatkandaya kreatif,

menghilangkan kejenuhan kerja, relaksasi, berbelanja, bisnis, mengetahui

peninggalan sejarah dan budaya suatu etnik tertentu, kesehatan dan pariwisata

spiritualisme.

Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak

manfaat bagi masyarakat, yakni secara ekonomis, sosial dan budaya. Namun,

jika pengembangannya tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru

akan menimbulkan berbagai permasalahan yang menyulitkan atau bahkan

merugikan masyarakat. Untuk menjamin supaya pariwisata dapat

berkembang secara baik dan berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi

manusia dan meminimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul, maka

pengembangan pariwisata perlu didahului dengan kajian yang mendalam,

yakni dengan melakukan penelitian terhadap semua sumber daya

pendukungnya.
Dari sudut sosial, kegiatan pariwisata akan memperluas kesempatan

tenaga kerja baik dari kegiatan pembangunan sarana dan prasarana maupun

dari berbagai sektor usaha yang langsung maupun yang tidak langsung

berkaitan dengan kepariwisataan. Pariwisata akan dapat menumbuhkan dan

meningkatkan pengenalan dan cinta terhadap tanah airnya, sehingga dapat

memotivasi sikap toleransi dalam pergaulan yang merupakan kekuatan dalam

pembangunan bangsa, selain itu juga pariwisata mampu memperluas

cakrawala pandangan pribadi terhadap nilai-nilai kehidupan.

Dari sudut ekonomi bahwa kegiatan pariwisata dapat memberikan

sumbangan terhadap penerimaan daerah bersumber dari pajak, retribusi parkir

dan karcis atau dapat mendatangkan devisa dari para wisatawan mancanegara

yang berkunjung. Adanya pariwisata juga akan menumbuhkan usaha-usaha

ekonomi yang saling merangkai dan menunjang kegiatannya sehingga dapat

meningkatkan pendapatan masyarakat.

Kabupaten Kapuas Hulu memiliki berbagai macam objek wisata

diantaranya wisata alam, wisata buatan, dan wisata sejarah yang apabila

dikelola dan dikembangkan dengan baik dan tepat makan akan menjadi

daerah tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi. Selain itu, dengan

meningkatnya wisatawan yang berkunjung maka secara langsung akan

menambah pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan masyarakat sekitar

objek wisata.

1
Kabupaten Kapuas Hulu khususnya sektor pariwisata merupakan salah

satu sektor yang strategis dan potensial untuk dikelola, dikembangkan dan

dipasarkan. Secara keseluruhan, Kabupaten Kapuas Hulu kaya akan potensi

dan daya tarik wisata yang beragam. Sebagian diantaranya sudah menjadi

objek wisata, bahkan beberapa telah ditetapkan menjadi destinasi

unggulan/prioritas, dan sebagian besar lagi masih menjadi potensi wisata.

Salah satunya adalah kawasan Taman Nasional Danau Sentarum.

Taman Nasional Danau Sentarum merupakan kawasan danau yang

melintasi tujuh kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu Kecamatan

Batang Lupar, Badau, Selimbau, Suhaid, Jongkong, Empanang, dan Embaloh

Hilir. Taman Nasional Danau Sentarum merupakan objek wisata favorit yang

mempunyai daya tarik tinggi dengan suasana dan pemandangannya yang

masih asri, dimana karakteristik utama kawasan tersebut adalah wisata alam,

wisata budaya, wisata petualangan, dan wisata minat khusus.

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Kapuas Hulu

Tahun
Wisatawan
2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Wisatawan Mancanegara 91 162 116 325 470

Wisatawan Nusantara 50 87 77 1 261 4 153

Jumlah Total 141 249 193 1 586 4 623


Sumber: Disbudpar Kabupaten Kapuas Hulu

2
Pada tabel 1 terlihat bahwa pada tahun 2011 jumlah kunjungan

wisatawan hanya mencapai 141 orang dan ini merupakan posisi dengan

jumlah pengunjung paling rendah dalam kurun 5 tahun terakhir. Namun pada

tahun 2012 jumlah pengunjung naik menjadi 249 orang. Tahun 2013

pengunjung mengalami penurunan sebesar 22,49 persen yaitu sebanyak 193

orang dan pada tahun 2014 pengunjung mengalami kenaikan menjadi 1.586

orang. Pada tahun 2015 jumlah pengunjung mengalami peningkatan yang

signifikan sebesar 191,49 persen dari tahun sebelumnya sebanyak 4.623

orang.

Potensi yang dimiliki objek wisata di Kabupaten Kapuas Hulu belum

dikelola secara optimal sehingga keberadaan aset wisata belum mendapat

respon positif wisatawan dalam bentuk kunjungan wisatanya. Salah satu tolok

ukur perkembangan pariwisata adalah pertumbuhan jumlah kunjungan

wisatawan karena dengan peningkatan jumlah wisatawan yang datang secara

langsung akan diikuti oleh perkembangan sarana dan prasarana pendukung

pariwisata, pembangunan wilayah yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan

bagi wisatawan.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas, seharusnya pariwisata menjadi perhatian

utama bagi pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu. Untuk itu, maka berbagai

perubahan yang terjadi harus disikapi dan diantisipasi secara dini oleh

pemerintah daerah dengan menerapkan strategi yang efektif guna

memanfaatkan kekuatan internal yang dimiliki dan mempertimbangkan

3
pengaruh eksternalnya. Atas dasar inilah perlu adanya kajian mengenai

strategi yang tepat untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Kapuas

Hulu. Paper ini untuk mencari alternatif strategi pengembangan pariwisata di

Kabupaten Kapuas Hulu, khususnya kawasan Danau Sentarum.

C. Pembahasan

1. Gambaran Umum Kabupaten Kapuas Hulu

Kabupaten Kapuas Hulu merupakan salah satu dari 13 kabupaten/kota di

Kalimantan Barat, terletak di antara 0,50Lintang Utara sampai 1,40Lintang

Selatan dan 111,400sampai 114,100BujurTimurdenganibukotaPutussibau.

Batas wilayah administrasi Kabupaten Kapuas Hulu adalah:

a. Sebelah Utara: Serawak (Malaysia Timur)

b. Sebelah Selatan: Kabupaten Sintang dan Melawi

c. Sebelah Barat: Kabupaten Sintang dan Melawi

d. Sebelah Timur: Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah

Kabupaten Kapuas Hulu memanjang dari arah Barat ke Timur, dengan

jarak kurang lebih 240 km dan melebar dari Utara ke Selatan dengan jarak

kurang lebih 126,70 km. Kabupaten Kapuas Hulu terletak di ujung paling

timur Provinsi Kalimantan Barat, dengan jarak kurang lebih 657 km melalui

jalan darat, dan 842 km melalui Sungai Kapuas. Waktu tempuh ke Pontianak

kurang lebih 45 menit penerbangan menggunakan pesawat udara jenis ATR

42 atau kurang lebih 16 jam dengan kendaraan darat.

Secara administrasi Kabupaten Kapuas Hulu terdiri dari 23 kecamatan,

278 desa, 4 kelurahan, dan 574 dusun. Kabupaten Kapuas Luas merupakan

4
kabupaten terluas di Kalimantan Barat dengan luas wilayah keseluruhan

adaah sekitar 29.842 km2, setara dengan 20,33 persen dari luas Kalimantan

Barat. Kabupaten Kapuas Hulu merupakan kabupaten konservasi di Indonesia

dengan luas kawasan konservasi mencapai 56,51 persen.

2. Kawasan Danau Sentarum

Taman NasionalDanauSentarum(TNDS) berada di wilayahKabupaten

Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat.

Secaraadministrasikawasaninimeliputi 7 (tujuh)

KecamatanyaituKecamatanBatangLupar, Badau, Embau, BunutHilir, Suhaid,

SelimbaudanSemitau.TopografiDanauSentarumumumnyaberbentukcekungan

datar/lebaklebung yang merupakandaerahhamparanbanjir yang

dikelilingiolehjajaranpegunungan, yaituPegununganLanjak di sebelahutara,

Pegunungan Muller di timur, DataranTinggiMadi di

selatandanPegununganKelingkang di sebelahbarat.

Letaknya yang berada di tengah-

tengahjajaranpegununganmenjadikankawasaninisebagaidaerahtangkapan air.

Padamusimpenghujandanau-danau di

kawasanDanauSentaruminiakantergenang, akibataliran air yang

berasaldaribukit-bukit di sekitarnyadandariluapan Sungai Kapuas yang

masukkekawasan. Sekitar 9 -10 bulandalamsetahunkondisikawasan yang

sebagianbesarmerupakandataranrendahberupacekunganakanterendamdengank

edalamanantara 6 – 14 m.

5
Sedangkanpadamusimkemaraupanjangsebagianbesardanaukering,

berupaalursungaidanhanyadanaupermanen yang masihterisi air.

TNDS memiliki luas area sekitar 132.000 hektar merupakan perwakilan

ekosistem lahan basah danau, hutan rawa air tawar dan hutan hujan tropik di

Kalimantan. Di kawasan ini terdapat berbagai objek wisata yang unik,

menarik, dan menantang, seperti wisata hutan, wisata pendidikan, wisata

danau, wisata desa, wisata budaya, dan lain sebagainya.

3. Faktor Pendorong dan Penghambat Pengembangan Objek Wisata TNDS

3.1 Faktor Pendorong Pengembangan Objek Wisata TNDS

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menjadi pendorong bagi

pengembangan objek wisata TNDS, diantaranya adalah:

1. TNDS memiliki kekayaan hayati danau yang melimpah.. Kekayaan jenis

flora yang terdapat di kawasan Taman Nasional Danau Sentarum yang

tercatat hingga saat ini berjumlah 675 jenis, tergolong dalam 97 familia.

Dari jumlah tersebut, 33 jenis merupakan jenis endemik dan 10 jenis

merupakan jenis baru. Sementara untuk jenis fauna, Mamalia (mamal) 147

jenis (hampir 2/3 atau 64 persen mamalia Kalimantan terdapat di sini),

Reptilia (reptil) 31 jenis, Aves (burung) 310 jenis, dan Pisces (ikan) 266

jenis. Sekitar 78 persen jenis ikan Kalimantan dapat ditemukan di sini.

Selain itu, di kawasan ini memiliki potensi lebah madu liar yang dikelola

oleh masyarakat setempat dan telah mendapatkan sertifikat madu hutan

organik dari BIOcert (certified organic).

6
2. TNDS menyimpan berbagai nilai sejarah. Di dalamkawasan Taman

NasionalDanauSentarumterdapatlebihdari 45 dusunpermanendan 10

dusunmusiman yang letaknyatersebar di dalamkawasan. Dari

penggaliansejarah, dusun-dusun yang

beradadalamkawasanadasejaksebelumabad 18 atausekitarlebihdariduaabad

yang lalu. Yang

berartisangatjauhjarakwaktunyadenganpenetapankawasaninisebagaikawas

ankonservasi. Menurutbatas-bataskawasan yang

adasaatinimencakupbagiantidakkurangdari 5 kerajaan yang

terbentuksaatini, yaituKerajaanSelimbau, Suhaid, Jongkong,

BunutdanPiasadenganadat-istiadat yang berbeda-beda. Saat ini batas-batas

tersebut telah menjadi kecamatan sehingga batas asli kerajaan sudah tidak

jelas lagi, yang ada saat ini adalah batas-batas wilayah kerja nelayan.

3. Sarana dan prasarana yang cukup mendukung bagi pengembangan objek

wisata TNDS. Di kawasan TNDS terdapat beberapa fasilitas yang dapat

dinikmati oleh wisatawan, seperti pemandu wisata, kantor suaka marga

satwa, pusat penelitian, laboratorium, persewaan perahu untuk

mengelilingi Danau Sentarum, shelter, dan warung. Nelayan di kawasan

tersebut juga menjual aneka jenis ikan segar yang dapat dinikmati

langsung di pinggir danau dengan cara dibakar atau digoreng. Bagi

wisatawan yang ingin bermalam, dapat menginap di rumah-rumah

penduduk di sekitar taman nasional atau di penginapan kelas melati yang

terdapat di Lanjak, Semitau, dan Selimbau. Bagi wisatawan yang ingin

7
merasakan suasana yang berbeda, dapat menginap di rumah terapung

(lanting) yang banyak ditemui di Semitau atau di atas perahu motor

(bandung) yang ada di sekitar Danau Sentarum.

3.2 Faktor Penghambat Pengembangan Objek Wisata TNDS

Berikut ini merupakan faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi

pengembangan objek wisata TNDS, diantaranya adalah:

1. Promosi objek wisata masih kurang efektif. Promosi pariwisata di

Kabupaten Kapuas Hulu masih tergolong kurang efektif. Hal ini terlihat

dafi belum adanya peningkatan arus kunjungan wisatawan di Kabupaten

Kapuas Hulu yang signifikan. Sistem promosi yang dijalankan pada

kepariwisataan Kabupaten Kapuas Hulu masih terbatas pada pemanfaaan

website dinas kebudayaan dan pariwisata. Informasi yang diberikan

melalui situs internet saat ini masih banyak keterbatasan informasi yang

diberikan untuk mempromosikan dan mengenalkan pariwisata Kabupaten

Kapuas Hulu khususnya TNDS.

2. Program pengembangan objek wisata masih sederhana. Program

pengembangan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan kualitas

objek wisata dan jumlah kunjungan pada objek wisata. Namun,

pengembangan pada objek wisata TNDS yang ada masih belum mampu

untuk meningkatkan kedua hal tersebut. Program pengembangan masih

dilakukan secara parsial, dan belum terintegrasi dengan program

pengembangan pembangunan lainnya.

8
3. Minimnya anggaran. Anggaran merupakan salah satu hal yang penting

dalam pengembangan objek wisata di suatu daerah. Apabila anggaran

tersedia, maka pengembangan dapat berjalan dengan baik. Namun

sebaliknya, maka pengembangan akan mengalami hambatan. Keterbatasan

anggaran membuat pengembangan objek wisata TNDS masih terhambat.

Selain itu, belum adanya keterlibatan pihak swasta yang berinvestasi

dalam pengembangan objek wisata turut memengaruhi kemajuan objek

wisata TNDS.

4. Transportasi menuju TNDS kurang memadai.Mobilitasmasyarakat di

sekitardanaucukuptinggi.

KawasanDanauSentarumadalahjalurpintasantaraSemitau/

Selimbau/SuhaiddengandaerahutaramisalnyaLanjak/

Guntul/KapardanEmpaikmenujuBadauatausebaliknya. MendekatiHari

Raya IdulFitridan Natal, jaluriniramaidilaluiolehspeedboat danmotor

bandungyang membawamasyarakat yang pulangkampungbaikdariluarke

Kapuas Hulu maupunsebaliknya. Termasuk para TKI yang

pulangkampungdari Malaysia melaluiBadauatauLanjak,

kemudianmenggunakantransportasi air hinggaSintang,

dalamseharibisamencapaisekitar 200 orang. Jikadibendung,

jalurpintasiniakantertutupdanmasyarakatmestimemutarmelaluijalandarat.

Artinya, adakerugiandarisegiwaktutempuhdanbiaya, termasukmenginap di

perjalanankarenawaktutempuh yang lama

danmelelahkankarenakondisijalan yang rusakparah.

9
Bendunganjugaakanmenyebabkanpertumbuhangulmamisalnyaencenggond

okdengankecepatan yang luarbiasa.

Pertumbuhangulmaakanmenyulitkandanmembahayakantransportasikarena

seringmenyangkut di baling-baling speedboat dan motor tempel.

5. Kurangnya SDM dalam pengelolaan objek wisata. Manajerial merupakan

komponen yang dibutuhkan untuk semua kegiatan usaha. Manajemen yang

baik dalam promosi, perencanaan, pemasaran maupun pengembangan

objek wisata sangat memengaruhi keberhasilan upaya peningkatan tingkat

kunjungan. Namun, pengelolaan objek wisata TNDS yang dilakukan oleh

pemerintah kabupaten Kapuas Hulu masih terlihat kurang profesional. Hal

ini mungkin disebabkan karena kurangnya kuantitas maupun kualitas dari

tenaga kerja yang ada, sehingga mereka kurang menguasai permasalahan.

4. Strategi Pengembangan Objek Wisata Kawasan Danau Sentarum


Untuk mengembangkan strategi pengembangan objek wisata di kawasan

TNDS, maka dilakukan analisis SWOT. Analisis SWOT

merupakanidentifikasiberbagaifaktorsecarasistematisuntukmerumuskansuatus

trategiperusahaan, menurut Freddy Rangkuti2006 : 19. SWOT

adalahsingkatandarilingkungan internal strengths (kekuatan) danWeaknesses

(kelemahan) sertalingkunganeksternalopportunities (peluang) danThreats

(ancaman) yang dihadapi di duniabisnis. Analisisdidasarkanpadalogika yang

dapatmemaksimalkankekuatan (strengths) danpeluang (opportunities),

namunsecarabersamaandapatmeminimalkankelemahan (weaknesses)

danancaman (threats).

10
Proses

pengambilankeputusanstrategisselaluberkaitandenganpengembangan, misi,

tujuan, strategi, dankebijakanperusahaan.

Dengandemikianperencanaanstrategis (strategic planner)

harusmenganalisisfaktor-faktorstrategisperusahaan (kekuatan, kelemahan,

peluangdanancaman) dalamkondisi yang adasaatini.

DalampenyusunanstrategipengembanganObyekWisata TNDS Indah

penelitimelakukananalisis SWOT

denganterlebihdahulumengidentifikasifaktorkekuatan, kelemahan,

peluangdanancaman.

Tabel 2. Matriks Faktor Internal dan Faktor Eksternal


Objek Wisata Taman Nasional Danau Sentarum

Faktor Internal Faktor Eksternal


1. Kekuatan 3. Peluang
a. TNDS memiliki kekayaan hayati danau a. Otonomi daerah memeri keleluasaan
yang melimpah untuk mengembangkan potensi wisata
b. TNDS menyimpan berbagai nilai sejarah b. Tingkat aksebilitas yang mudah
c. Sarana dan prasarana yang cukup c. Peningkatan produk dan atraksi wisata
mendukung bagi pengembangan objek dengan memanfaatkan potensi-potensi
wisata TNDS yang ada

2. Kelemahan 4. Ancaman
a. Promosi objek wisata masih kurang a. Berkembangnya objek wisata lain yang
efektif meningkatkan persaingan
b. Program pengembangan objek wisata b. Kesadaran wisatawan untuk menjaga
masih sederhana objek wisata
c. Keterbatasan anggaran c. Pencemaran perairan , seperti
menurunnya populasi endemik
d. Transportasi menuju TNDS kurang d. Meningkatnya peraturan pemerintah
memadai
e. Kurangnya SDM dalam pengelolaan
objek wisata

11
Pembangunan dan pengembangan objek wisata TNDS pada dasarnya

adalah menjadikan objek wisata TNDS sebagai objek unggulan di Kabupaten

Kapuas Hulu dan sebagai salah satu andalan peningkatan PAD di sektor

pariwisata serta mendorong pelestarian dan konservasi lingkungan fisik alam

melalui pengolahan dan pengembangan yang terkontrol. Berikut ini

merupakan strategi yang dapat dikembangkan untuk objek wisata TNDS,

yaitu:

1. Mengelola potensi objek wisata yang dimiliki (panorama yang indah, sejuk

dan masih asri, dan kekayaan flora dan fauna yang dimiliki) dengan

otonomi daerah yang memberikan kewenangan pemerintah daerah untuk

mengelola potensi daerahnya masing-masing.

2. Meningkatkan keamanan objek wisata TNDS guna menjaga kenyamanan

dan menarik pengunjung.

3. Peningkatan produk dan permainan wisata dalam pengembangannya

sehinga mampu menarik investor.

4. Dengan otonomi daerah diharapkan dapat memberikan keluasan

pemerintah daerah untuk mempromosikan potensi yang dimiliki objek

wisata TNDS.

5. Aksebilitas yang mudah menuju objek wisata TNDS dapat dicapai dengan

memperbaiki jalan yang rusak dan pelebaran jalan sehingga meningkatkan

jumlah pengunjung.

12
6. Sumber-sumber daya yang dikembangkan secara hati-hati dan diupayakan

tidak merusak lingkungan sehingga kelestarian dan habitat asli dari

kawasan danau dapat terjaga

7. Meningkatkan promosi dan memperbaiki program pengembangan lebih

bagus untuk menarik pengunjung sehingga siap untuk menghadapi

persaingan antar objek wisata.

8. Peningkatan kualitas tenaga kerja profesional dalam pengelolaan objek

wisata sehingga mengurangi kerusakan lingkungan akibat pengembangan

yang seenaknya.

Kebijakan pengembangan pariwisata objek wisata Taman Nasional

Danau Sentarum adalah:

1. Meningkatkan promosi mengenai Obyek Wisata TNDS melalui berbagai

media baik media cetak maupun elektronik, pameran-pameran wisata yang

dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

2. Meningkatkan sarana dan prasarana serta infrastruktur yang menunjang

seperti membangun wahana permainan air, area outbond, kereta wisata dan

fasilitas-fasilitas penunjang lain sehingga menarik dan kenyamanan bagi

pengunjung. Disamping itu perbaikan jalan yang rusak dan pelebaran jalan

menuju obyek wisata TNDS dapat memudahkan akses bagi pengunjung.

3. Pengembangan Obyek Wisata TNDS memang perlu ditingkatkan apalagi

semakin bertambahnya obyek-obyek wisata lain dan bertambahnya

persaingan antar obyek wisata maka Obyek Wisata TNDS memerlukan

inovasi baru untuk berkembang yang labih baik. Pemerintah daerah dalam

13
mengembangkan Obyek Wisata TNDS terkendala oleh dana maka perlu

bantuan dari investor swasta.

4. Dalam mengembangkan Obyek Wisata Taman Nasional Danau Sentarum

perlu segera dilaksanakan pengembangan dan pembangunan terhadap

potensi yang terdapat di Obyek Wisata TNDS secara bertahap sesuai

prioritas dengan memperhatikan nilai keunggulan saing dan keunggulan

banding, kekhasan obyek, kebijaksanaan pengembangan serta ketersediaan

dana dan tenaga.

5. Memanfaatkan potensi yang dimiliki Obyek Wisata Taman Nasional

Danau Sentarum yaitu kekayaan hayati danau yang melimpah sekaligus

mengembangkan peluang yang dapat dijual dan dapat menarik

pengunjung.

D. Simpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, maka beberapa hal yang dapat

disimpulkan adalah sebagai berikut:

1. Faktor pendorong bagi pengembangan objek wisata TNDS adalah

kekayaan hayati danau yang cukup melimpah, nilai sejarah yang ada,

sarana dan prasarana yang memadai, serta panorama yang indah

memberikan kenyamanan bagi pengunjung objek wisata. Sedangkan faktor

penghambat adalah promosi objek wisata kurang efektif, minimnya

14
anggaran, kurangnya tenaga profesional, program pengembangan

pariwisata masih sederhana, dan lokasi jalan yang belum baik.

2. Dengan berbagai kelebihan yang dimiliki oleh objek wisata TNDS, maka

pemerintah harus meningkatkan sarana dan prasarana serta infrastruktur

yang menunjang seperti membangun permainan air, outbond, kereta wisata

dan fasilitas penunjang lainnya sehingga menarik dan memberi

kenyamanan bagi pengunjung.

3. Kontribusi objek wisata Taman Nasional Danau Sentarum pada khususnya

dan objek wisata lainnya di kabupaten Kapuas Hulu pada umumnya masih

belum memberikan kontribusi yang signifikan bagi PAD Kabupaten

Kapuas Hulu. Hal ini dikarenakan jumlah pengunjung yang masih sedikit.

Semakin besar jumlah pengunjung objek wisata, maka pendapatan

retribusi dari objek wisata tersebut juga akan ikut naik.

DAFTAR PUSTAKA

Pradikta, Angga. 2013. Strategi Pengembangan Objek Wisata Waduk


Gunungrowo Indah dalam Upaya Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Pati [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang: Semarang.

Unga, Kartini La Ode. 2011. Strategi Pengembangan Kawasan Wisata


Kepulauan Banda [Tesis]. Universitas Hasanudin: Makasar.

www.disbudpar.kapuashulukab.go.id

kapuashulukab.bps.go.id/

15

Anda mungkin juga menyukai