Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR


“ Metode Persediaan Air Irigasi Padi di Sawah - Sawah “

Disusun oleh :

Nama : Charina Dwi Putri Toripa

Stambuk : F11120073

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL ( S-1 )

UNIVERSITAS TADULAKO

Palu – Sulawesi Tengah

2021/2022
1. Kata Pengantar
Sumber daya air adalah salah satu sumber daya alam yang berguna atau
potensial bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari di berbagai sektor
kehidupan. Sumber daya air termasuk sumber daya alam yang tidak hidup (abiotik)
namun dapat diperbaharui (renewable resources). Secara garis besar, potensi sumber
daya air yang dimiliki oleh bumi adalah sebagai berikut air di seluruh dunia terdiri
dari 97% air laut dan 3% air tawar. Menurut Wolman (1962), dari 3% air tawar yang
ada tersebut, terbagi lagi dalam komposisi 75% sebagai es dan glacier; 24% air bawah
tanah; 0,3% air danau; 0,06% sebagai soil moisture; 0,35% air di atmosfer; dan 0,03%
air di sungai-sungai dan lain-lainnya.

Berdasarkan penjelasan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang


Sumber Daya Air yang telah diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2019, sumber daya  air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan
manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam segala
bidang. Sejalan dengan pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, undang-undang ini menyatakan bahwa sumber daya air
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
secara adil. Atas penguasaan sumber daya air oleh negara dimaksud, negara menjamin
hak setiap orang untuk mendapatkan air  bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-
hari dan melakukan pengaturan hak atas air. Penguasaan negara atas sumber daya air
tersebut diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan tetap
mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-
hak tradisionalnya, seperti hak ulayat masyarakat hukum adat setempat dan hak-hak
yang serupa dengan itu, sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aset sumber daya air
berupa infrastruktur yang terdapat di Indonesia antara lain jaringan irigasi,
bendungan, waduk, pintu air, tanggul laut/tanggul sungai, dan tebing jalan. Aset
sumber daya air ini seharusnya dapat dijaga keamanan dan kelestariannya agar dapat
digunakan terus menerus hingga generasi selanjutnya.

2. Rumusan Masalah
Bagaimana cara yang dapat dilakukan agar asset asset sumber daya air dapat terjaga
keamanan dan kelestariannya ?
3. Isi

Konservasi Sumber Daya Air adalah upaya memelihara keberadaan serta

keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi Sumber Daya Air agar senantiasa tersedia

dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan manusia dan

makhluk hidup lainnya, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

Salah satu kegiatan konservasi sumber daya air yang dapat dilakukan adalah

perlindungan dan pelestarian sumber air. Kegiatan tersebut bertujuan untuk

melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungannya terhadap kerusakan

dan gangguan yang disebabkan baik daya alam maupun aktifitas manusia.

Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk perlindungan dan pelestarian

sumber air antara lain sebagai berikut:

1. Metode Vegetatif

Metode ini menggunakan tanaman, tumbuhan ataupun sisa tanaman sedemikian rupa

sehingga dapat mengurangi laju erosi. Pelestarian dengan cara ini melalui:

a. Pengurangan daya rusak butiran air hujan yang jatuh, karena intersepsi oleh daun atau

tajuk tanaman.

b. Air permukaan dapat berkurang karena meningkatnya kapasitas infiltrasi oleh akar

tanaman.

c. Memperlambat aliran air permukaan karena meningkatnya panjang lintasan aliran

permukaan oleh tanaman.

d. Daya rusak aliran air lebih rendah dikarenakan kecepatan aliran yang melambat

karena kekasaran permukaan.


Gambar 1. Perlindungan terhadap sumber mata air

2. Metode Mekanis

Prinsip metode ini adalah mengurangi banyaknya butiran tanah yang hilang karena

erosi serta memanfaatkan air hujan yang jatuh seefisien mungkin, mengendalikan

kelebihan air saat musim hujan kemudian menyediakannya saat musim kemarau.

Fungsi dari metode ini antara lain:

a. Memperlambat aliran air.

b. Menampung dan mengalirkan aliran air permukaan, sehingga tidak merusak.

c. Memperbesar kapasitas infiltrasi air ke dalam tanah.

d. Penyediaan air bagi tanaman.

Metode ini dapat dilakukan antara lain dengan pengolahan tanah menurut garis

kontur, pembuatan terasering, pembuatan saluran air, pembuatan dam pengendali,

pembuatan embung maupun waduk.


Gambar 2. Embung sebagai upaya konservasi sumber daya air

3. Metode Kimiawi

Metode ini pada prinsipnya adalah memperkuat struktur permukaan tanah dengan

mencampur bahan kimiawi atau pemantap tanah sehingga tidak mudah tererosi oleh

butiran atau aliran air hujan. Penggunaan bahan kimiawi tetap harus memperhatikan

sifat-sifat berikut ini:

a. Bersifat adhesif dan dapat bercampur dengan tanah secara merata.

b. Dapat merubah sifat hidropobik tanah.

c. Meningkatkan kemampuan tanah dalam menahan air.

d. Daya tahan yang baik.

e. Tidak beracun.

Berbagai jenis bahan pemantap tanah yang sering dipakai antara lain polylinyl acetate,

polyvinyl pyrrolidone, aspalt, latex, dan sebagainya. (f-sda).

Sumber:

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya

Air

2. Modul Konservasi SDA, Pusdiklat SDA dan Konstruksi, BPSDM, Kementerian

PUPR

Anda mungkin juga menyukai