Anda di halaman 1dari 33

Materi 4a

Pengukuran Sungai

Yusron Saadi, ST., MSc., PhD.


Program Studi Teknik Sipil Universitas Mataram
PARAMETER ALIRAN SUNGAI

• Parameter aliran sungai antara lain dapat berupa debit aliran,


kecepatan aliran, luas tampang basah, kemiringan dasar,
tinggi aliran, dan kekasaran saluran
DATA DAN ANALISIS (1)
Dalam perencanaan pengelolaan sungai
membutuhkan serangkaian data sebagai berikut :
• Geometri alur sungai yang meliputi planform
(denah), kemiringan dasar, penampang
melintang dan memanjang
• Elevasi muka air sungai
• Material pembentuk tebing dan dasar sungai
• Debit sungai
• Angkutan sedimen
• Kualitas air
• Data geoteknik
Untuk mendapatkan data-data tersebut umumnya
dilakukan dengan cara pengukuran, pemetaan dan
foto udara ; pemeriksaan laboratorium ; dan analisa
hidrologi
DATA DAN ANALISIS (2)
Pengukuran, pemetaan dan foto udara meliputi :
• Gambar penampang melintang dan memanjang
diperoleh dengaan pengukuran dan pemetaan
• Skala gambar yang dipakai tergantung jenis
pekerjaan
• Gambar peta situasi dibuat dengan skala 1 :
1000 s/d 1 : 5000
• Kontur digambar tiap 0.25 s/d 1.0 m
• Detail tata letak pada peta situasi dengan skala
1 : 100 s/d 1 : 200
• Peta situasi harus juga mencantumkan semua
bangunan yang ada termasuk land use
DATA DAN ANALISIS (3)

• Penampang melintang sungai diukur setiap 500


s/d 1000 m untuk studi kelayakan dan setiap 25
s/d 100 m untuk perencanaan detail maupun
pekerjaan pelaksanaan
• Monumen yang berupa bench mark maupun
control point harus dipasang pada jarak tertentu
dan dalam satu sistem sungai harus
menggunakan referensi ketinggian yang sama
• Foto udara digunakan untuk melihat kondisi alur
sungai dan dataran banjir, disamping juga untuk
mempelajari perubahan dan pergeseran yang
terjadi, misalnya pada bagian sungai yang
bermeander (skala yang digunakan 1 : 10000 s/d
1 : 5000)
DATA DAN ANALISIS (4)

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk
memperoleh data sifat batuan dan endapan :
• stabilitas tebing
• informasi ketersediaan material bahan bangunan
• informasi lokasi yang cocok
untuk bangunan sungai
• selain pemeriksaan geoteknik,
pemeriksaan laboratorium
yang sering dibutuhkan adalah
pemeriksaan kualitas air
DATA DAN ANALISIS (5)

Analisis Hidrologi
• Data yang menyangkut debit sungai, elevasi muka
air, dan angkutan sedimen akan lebih akurat jika
dikumpulkan dari pengukuran langsung
• Bila tidak ada data hasil pengukuran langsung,
maka dapat diperoleh melalui analisis hidrologi
dengan cara-cara yang sudah lazim
KECEPATAN ALIRAN (1)
Pengukuran kecepatan aliran di sungai dilakukan dengan
memperhitungkan bentuk tampang melintang sungai

Berbagai bentuk tampang melintang sungai


KECEPATAN ALIRAN (2)

Pengukuran kecepatan aliran di sungai dapat dilakukan dengan


beberapa cara, yaitu :
• Pengukuran langsung : menggunakan pelampung atau
alat

Acoustic Doppler Velocimeter


(ADV)

Current Meter (Flow Meter)


KECEPATAN ALIRAN (3)

• Pengukuran tidak langsung :

Untuk sungai dengan tampang melintang majemuk,


dibagi dalam beberapa pias agar hasil perhitungan lebih
teliti

Samping A4, n4
A3, n3
Bagian utama
A1, n1 A5, n5
A2, n2
KECEPATAN ALIRAN (4)
• Pengukuran kecepatan menggunakan alat
dilakukan dengan metode integrasi kedalaman

Titik pengukuran,
diukur dari permukaan air

Metode integrasi kedalaman


KECEPATAN ALIRAN (5)
• Pengukuran kecepatan menggunakan alat

1. Metode 1 Titik

dimana :
V = kecepatan aliran rata-rata pada suatu penampang vertikal
V0.6 = kecepatan aliran pada kedalaman 0.6 d dari permukaan air
KECEPATAN ALIRAN (6)
• Pengukuran kecepatan menggunakan alat

2. Metode 2 Titik

dimana :
V = kecepatan aliran rata-rata pada suatu penampang vertikal
V0.2 = kecepatan aliran pada kedalaman 0.2 d dari permukaan air
V0.8 = kecepatan aliran pada kedalaman 0.8 d dari permukaan air
KECEPATAN ALIRAN (7)
• Pengukuran kecepatan menggunakan alat
3. Metode 3 Titik

dimana :
V = kecepatan aliran rata-rata pada suatu penampang vertikal
V0.2 = kecepatan aliran pada kedalaman 0.2 d dari permukaan air
V0.6 = kecepatan aliran pada kedalaman 0.6 d dari permukaan air
V0.8 = kecepatan aliran pada kedalaman 0.8 d dari permukaan air
PENGUKURAN LUAS TAMPANG (1)

• Pengukuran luas tampang melintang sungai dilakukan


dengan memperhatikan bentuk tampang melintang

Untuk tampang melintang majemuk, dibagi menjadi


beberapa pias agar menghasilkan pengukuran yang
teliti

Pengukuran secara manual


ini disebut juga dengan
penjajakan air
PENGUKURAN LUAS TAMPANG (2)

Semakin banyak pias maka semakin teliti hasil perhitungan

m
bagian samping 1 h
bagian utama

Dangkal Palung Dangkal


Pembagian tampang melintang sungai untuk pengukuran kecepatan aliran
PENGUKURAN LUAS TAMPANG (3)

Lebar setiap pias dapat diukur dengan menggunakan


meteran (roll meter) sedangkan kedalaman per pias
dapat diukur dengan tangkai pengukur (stick)

Pengukuran lebar dan kedalaman pias


TINGGI MUKA AIR (1)

• Tinggi muka air atau kedalaman aliran dapat pula diperoleh


dari hasil pencatatan menggunakan papan duga (manual
staff gauges) dan alat pencatat muka air otomatis
(Automatic Water Level Recorder, AWLR)
• Untuk cara manual staff gauges, tinggi muka air biasanya
dicatat 2-3 kali sehari sesuai variasi aliran, ketersediaan
tenaga dan maksud penggunaan data
• Manual staff gauges merupakan metode yang relatif murah
bila dibandingkan dengan pemasangan AWLR
• Kelemahan cara manual staff gauges adalah pengukuran
yang terbatas (2-3 kali sehari) sehingga informasi yang
diperoleh kurang lengkap, dan juga ketelitian yang kurang
(tergantung ketelitian pengamat yang melakukan
pembacaan)
TINGGI MUKA AIR (2)

• Hal yg perlu diperhatikan dalam pemasangan manual staff


gauges adalah sbb :
• Papan diberi skala yang mudah terbaca
• Dipasang pada penyangga yang kokoh
• Dapat dibaca pada
semua ketinggian
aliran
• Diikat dengan BM
atau CP yang aman
dari gangguan

Pemasangan manual gauges


TINGGI MUKA AIR (3)

• AWLR mencatat tinggi muka air terus-menerus secara


otomatis
• Terdapat dua macam AWLR, yaitu pencatat pneumatik
(pneumatic recorder) dan pencatat dengan pelampung
(float recorder)
• Pencatat pneumatic (pneumatic recorder) :
- relatif mudah dalam pemasangan
- memiliki ketelitian kurang
- prinsip kerja didasarkan pada perubahan tekanan
akibat perubahan tinggi air
• Pencatat dengan pengapung (float recorder) :
- relatif banyak digunakan
- memiliki ketelitian besar
- prinsip kerja didasarkan pada perubahan tinggi muka
air sehingga pelampung bergerak vertikal
TINGGI MUKA AIR (4)

• Untuk mengurangi pengaruh


gelombang, pelampung AWLR
ditempatkan dalam sumur
penenang (stilling well)

• Sebagai pengontrol perlu


dipasang papan duga didekat
AWLR
TINGGI MUKA AIR (5)

• AWLR mencatat tinggi muka air secara terus-menerus pada


titik tertentu dimana alat ditempatkan sehingga untuk titik
sembarang pengukuran harus dilakukan secara manual
(penjajakan air)

Alat pencatat muka air otomatis (AWLR)


KEMIRINGAN DASAR (1)

• Kemiringan dasar sungai (S


atau I) dilakukan dengan
mengukur jarak (L) dan
beda tinggi (ߡh) antara 2
titik yang ditinjau
KEMIRINGAN DASAR (2)
• Kemiringan dasar sungai (S atau I) dapat dilakukan
dengan menggunakan meteran dan selang air untuk
jarak dan beda elevasi yang tidak terlalu besar
• Untuk jarak dan beda tinggi yang besar, pengukuran
dapat dilakukan dengan menggunakan alat berupa
theodolit atau waterpass

Pengukuran beda tinggi dan jarak antara 2 titik atau lebih


KEMIRINGAN DASAR (3)

ߡh

2
L
L

dengan :
S = I = Kemiringan dasar sungai
El. 1 dan El. 2 = Elevasi Titik 1 dan elevasi Titik 2
ߡh = beda tinggi antara 2 titik yang ditinjau
L = jarak antara Titik 1 dan Titik 2
5.500
IP - A
Kab. Gow
Kec. Para a
ngloe

EL. 106.00 m

IP-L
356.70
15 350
15

300
15

250

EC-P
15

200
15

516.000
150
15

100
15

IP-P
050
15

000
15

950
14

900
14

BC-P
850
14

800
14

Lanna
750
14

Lanna
700
14

516.500
650
14
1 429.69

600 1 400
14

And Association with


550 1 350
14

EP
-01
500 1 300
14

450 250
14 1

400
14 1 200

350
14 1 150

300
14 1 100

250

BP
14 050
1

-01
200
14
1 000

517.000
150
14
0 950

100
14
0 900

050
14
0 850

000
14
0 800
13+964.22
PT =
950
13
0 750
PT = 0+734.48
900
13
0 700

850
13
0 650

800
13

0 600

750
13

0 550

700
13

0 500
650
13

9.419.000 517.000
0 450

9.418.500
600
13

Kab. Gow
400

Kec. Manua
0
550

ju
13

350
0

9.418.000
500
13

300
0
450
13

250
0
400
13

200 47
0
350 = 0+171.
13 PC

150
0
300

yang lain
13
98

1.75
= 0+089.
100

BP-
0 PT

0+06
=
250

02
13

PC
.83

050
= 13+207

0
35
PC

PT PURI FAJAR MANDIRI, PT WIRANTA BHUANA RAYA


200

000
101.
100
13

0
11
050
150
13

0.301
518.000

000

1+04
1

=
100

PT
13
950
0
050
13 900

CTI Engineering International Co., Ltd.


0

000
13
850
0

AS DAM
1
950
12
0 800
PC = 0+796.14
900
12
0 750

Y=941863
Z= 122.541

PT INDRA KARYA, PT INDAH KARYA, PT CONNUSA ENERGINDO


850
12 PT = 0+712.39

SP-1
.677
X=5180380.176
0 700

SAND
800
12
650
0
750
12

POCKET
600

1
0

40.8
700

0+5
=
EP-
12 550

PC
03
0
650

500
12

0
450
.26 600

0
518.500
= 12+607 12
PT

400
0
550
12

350
0

6
300
500
12 6

PT

650

BP-
600

=
250

03
700

6+67
0
450

6
12

0.79
550

200
6

750
6
0
.28
400

150
12

800
= 6+524 500
PT

6
0
6

850
100

6
0
12 350
450
6

900
050

6
0

950
12 300

000

7
6 400

000
7
12
250 350
6

050
77
100
12

103.
PC 200

31
= 12+171.7 6 300
1

12
150
6 250

12
100
6

519.000
200

12
050
6 150

12
000
6
100

11
950
6
050

11
900
6

BP
000

-04
11
850 5
950

11 5
800
900

11 5
750 850

Y=941839
5

PC
=
11 800

Z= 137.5160

SAND
700

5+7

.0480
48.3
5
4

X=5193750.6410
750
11
650

POCKET
SP-2 2
PT
5

AS DAM
=

2
650

5+6
69.8
4
519.500

EP
-04
TTG.56
X=519769
Y=941906
Z= 143.9700
.1922
8.8377

9.419.000 520.000

9.418.500

9.417.500
520.500
.44
= 4+371
PC

350
0.38 4
= 10+28
PC
300
250 4
10
250
4
200
10
200
150 4
10
150
4
100
10
100
050 4
10
050
4

521.000
000
10

Kab. Gow
Kec. Para a
000

EP
950 4
9

-05
950

ngloe
900 3
9

900
850 3
9

850
800 3
9

800
750 3
9

750
700 3
9

700

BP
3
650
9

-05
.43
.78 650
600 3
= 3+657
9 PT

.91 600
3
550
= 9+566 9
PT

550
3
500
9

3 500
450
9

3 450
9 400

3 400

SAND
9 350

SP-3
3 350
9 300

POCKET
3
3 300
9 250

3 250
9 200

3 200
9 150

3 150

BP-06
9 100

EP-06
9 100
050

3
9 050
000

3
8 000
950

2
8 950
900

2
8 900
850

2 850
8 800

2
8 800
750

2
750

Tombongi
8
700

2 700
8
650

2
8 650
600

2
8 600
550

2 550
8 500

2
8 500
450

EP-07
2
8 450
400

2 400
8
350

2
350
8

9.418.000
300

2
8 300
250

9.417.500
8 250
200

2 200
8
150

2
8 150
100

2
8 100
050

2 050
8
000

2 000
7
950

1
7 950
900

1
7 900
850

1
7 850
800

1
7 800
750

1
7 750
700

1
7 700
650

1
7 650

BP-08
600

1
7 600
550

1
7 550
500

1 500
7 450

EP-08
1 450
7 400

1
7 400
350

1 350
7
300

1 300
7
250

1
7 250
200

1 200
7
150

1
150

Z = 250.6200
7
100

Y = 9417623.8
14
X = 523679.40 288
1
7 100
050

1
7 050
000

TTG.57
1
6 000
950

0
6 950
900

0
6 900
850

0
6 850
800

0 800
6 750

0 750
6 700

0
6 700
650

0
6 650
600

0 600
6
550

0
6 550
500

524.000
6 500
450

0
450

BP-09
6 400

0
6 400
350

PT =
0+361.36
EP-09

0
6 350
300

0 300
6
250

0 250
6
200

6 0 200
150

Z = 207.1410
memperhitungkan bahan pembentuk dinding

Y = 9416632.2
20
6 0 150
100

X = 524455.31 140

Gantaang
6 0 100
050
PC = 0+070.62

000 0 050

AS DAM
6

pange
SP-4

950
Z =

524.500
5 0 000

SAND
2 827.63

900 2 800
5
Y = 9417352.5

POCKET
284.39

Malalang

4
X = 524842.3607
19

850 2 750
5

800 700
5 2

750 650
5 2
JBIC LOAN IP-524

700
5 2 600

650
5 550
2

600
5 500
2
9.417.000

550
5 450
2

500
5
2 400
9.416.500

450
5
350
2
7
= 5+417.4 400
PT 5
2+302.23
2 300
PT =

9.416.000
350
5
2 250

5 300

2 200

5 250

2 150

5 200

2 100

5 150

2 050
BP-10
EP-10

5 100

2 000

5 050
PC = 1+949.55
1 950

5 000
1 900
PC = 4+963.65

4 950
1 850

4 900
1 800

4 850
1 750

4 800
1 700

4 750
1
(KOMPONEN YANG SANGAT MENDESAK)

650

4 700
1 600

4 650
1 550

4 600
1 500

4 550
1 450

4 500
1 400

4 450
1 350
Penentuan angka kekasaran sungai dilakukan dengan

4 400

Je1 300
4 350
ne
Be
1 250 ran
g
4 300
1 200
PT = 4+259.39
4 PT = 1+169.03
250
1 150

4 200

1 100

4 150

1 050

4 100

1 000

4 050

0 950

000 PC = 0+917.81
4
PC = 3+978 900
0

3 950

0 850

3 900
PT = 0+811.49 800
0
PT = 3+871.57
0

3 850

0 750

3 800
Kab. Gow

0 700
Kec. Manua
ju

3 750

0 650

3 700
Kunyi

0 600
EP-11

3 650
0 550

3
PC = 3+586.16 600
PC = 0+495.17
0 500

3 550
BP-11
Untuk sungai dengan tampang melintang majemuk, angka

0 450

3 500
0 400
PT = 3+460.18
3 PT = 0+369.36
450

0 350

3 400
ANGKA KEKASARAN SUNGAI (1)

0 300

3 350
250
0

300 3.06
3 0.78
200 = 0+18
0 PC = 0+17
PT
250
150

3
0

1.05
100

3+19
050

PC = 0+070.92
000

200=
0

3 PC
0
0

150
3

100
3
PROYEK MENDESAK PENGENDALIAN SEDIMEN DARI GUNUNG BAWAKARAENG

050
3
9.417.000

000
3

950
2
9.416.500

900
2

850
4.032
kekasaran dapat bervariasi antara pias yang satu dengan pias

2+85
=
PT
800
2

2 750
TTG.58

2 700

2
650
PC

2
600
= 2+55
2
0.37
Z = 287.6530
Y = 9417069.3
70

2
550
X = 527743.84 971

500

2
450

2
400

2
350

2
300

250

2
PT
200

2
= 2+21
2.47

150

SKALA :
100

2
050

2
000

1
Selo

950

1
900
Beng
o

1
850

1
800
EP-12

1
750

1
700

1
650

1 600
Lebong

PC = 1+556.09
1 550

1 500

1 450

1 400

1 350

1 300

1 250

1 200

1 150
PT = 1+127.44

1 100

1 050

1 000

0 950

0 900

0 850

0 800
2.5 km

0 750

0 700

0 650

= 0+592.80
600
0 PC

0 550
Salo

0 500
Mali
no

0 450

0 400

0 350

0 300

0 250

0 200

0 150

0 100

0 050
Batebate

0 000
ANGKA KEKASARAN SUNGAI (2)
Angka kekasaran dapat berbeda antara dinding dan dasar
sungai dan antar pias tergantung material pembentuknya

Untuk memudahkan, diperhitungkan semua harga n (n1,


n2, n3 dstnya) dan diambil nilai rata-rata (komposit)

Samping A4, n4
A3, n3
Bagian utama
A1, n1 A5, n5
A2, n2
ANGKA KEKASARAN SUNGAI (3)

Sebagai pendekatan, angka kekasaran sungai dapat


ditentukan berdasarkan tabel nilai n untuk setiap bahan
pembentuk dinding

Sumber : Chow, 1997


DEBIT ALIRAN (1)

Area-velocity Method
DEBIT ALIRAN (2)

Debit aliran dapat pula diketahui secara langsung


dengan memanfaatkan data tinggi atau kedalaman air
yang tercatat oleh AWLR

Debit ini adalah debit aliran melalui lokasi AWLR,


dimana titik penempatan alat biasanya pada tebing
sungai yang stabil dan tidak berubah-ubah (tahan
erosi) sehingga luas tampang basahnya tetap tidak
berubah sepanjang waktu

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dibuat kurva


hubungan antara kedalaman aliran dan debit (stage-
discharge rating curve)
LATIHAN SOAL (1)

Sebuah sungai dengan tampang melintang seperti


tergambar. Bagilah tampang melintang dalam berbagai
pias berdasarkan bentuk tampang sebanyak mungkin.
Dengan menggunakan notasi yang lazim dipakai buatlah
persamaan debit aliran pada sungai tersebut.

m
bagian samping 1 h
bagian utama

Dangkal Palung Dangkal


LATIHAN SOAL (2)

Langkah penyelesaian adalah sbb :


1. Bagilah tampang melintang dengan jumlah pias sebanyak
mungkin
2. Asumsikan bahwa palung sungai memiliki jari-jari sebesar r
3. Tentukan nilai kekasaran (n) untuk setiap pias kemudian
rumuskan nilai kekasaran kompositnya
4. Tentukan keliling basah (P), luas tampang basah (A) dengan
menggunakan nilai kemiringan tebing (m) untuk setiap pias
yang terkait kemudian rumuskan persamaan jari-jari hidrolis
(R)
5. Asumsikan nilai kemiringan dasar sungai (I) untuk
menentukan persamaan kecepatan (V)
6. Tentukan persamaan debit aliran (Q) berdasarkan parameter
yang sudah diperoleh
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai