Anda di halaman 1dari 24

PENGUKURAN DEBIT SUNGAI

KALIBOYO UNTUK
PEMBANGUNAN SPAM
REGIONAL PETANGLONG

Mata kuliah Pengembangan Sumber Daya Air


Magister Teknik Sipil

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


SNI 8066:2015

Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang “Tata cara


pengukuran debit aliran sungai dan saluran tebuka
menggunakan alat ukutt arus dan pelampung”.
Merupakan revisi dari tiga SNI berikut :

1. SNI 03-2414-1991. tata cara pengukuran debit


sungai dan saluran terbuka
2. SNI 03-2819-1992, tata cara pengukuran debit
sungai dan saluran terbuka dengan alat ukur
arus tipe baling-baling
3. SNI 03-2820-1992, tata cara pengukuran debit
sungai dan saluran terbuka dengan pelampung
permukaan MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA
RUANG LINGKUP

Tata cara ini menetapkan cara pengukuran debit aliran


sungai dan saluran terbuka menggunakan alat ukur arus
dan pelampung yang tidak berpengaruh oleh pasang surut
atau arus balik

Acuan normatif

SNI 03-2822, tata cara pembuatan lengkung debit dan


tabel sungai/saluran terbuka dengan analisis grafis

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


ISTILAH DAN DEFINISI

Alat ukut arus tipe baling-baling : alat yang dilengkapi baling-baling untuk
mengukur kecepatan arus sungai/saluran terbuka pada suatu titik

Aliran Air : Pergerakan air di alur sungai/saluran terbuka

Alur Sungai : alur tempat mengalirnya aliran sungai

Debit : volume air yang mengalir melalui sautu penampang melintang


sungi/saluran terbuka per satuan waktu

Distribusi Kecepanan Normal : distribusi kecepatan aliran pada sungai/saluran


terbuka yang merata dan lurus

Jalur Vertikal : jalur ke arah vertikal pada suatu penampang melintang

Kedalaman : jarak yang diukur ke arah vertikal dari muka air ke dasar
sungi/saluran terbuka
MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA
ISTILAH DAN DEFINISI

Pelampung Permukaan : bahan yang dapat terapung di permukaan air, tidak


berubah sifat dan bentuknya, dengan ukuran antara 10 cm sampai 100 cm, bagian
yang tenggelam maksimum 25 % dari kedalaman aliran dan bagian yang tidak
tengglam berkisar antara 3 cm sampai dengan 10 cm

Penampang Basah : penampang melintang sungai/saluran terbuka yang dibatasi


oleh dasar sungai/saluran terbuka dan muka air

Pengukuran debit : proses pengukuran dan perhitungan keceparan, kedalaman


dan lebar aliran serta perhitungan luas penampang basah untuk menghitung debis
sungai/saluran terbuka

Pos Duga Air : bangunan pada sungai yang dipilih untuk mengamati tinggi muka
air secara sistematik dan terus menerus yang berfungsi untuk menentukan debit

Rai : jarak antara satu titik awal (startting point) di tepi sungai dengan jalur
vertikal pada sautu penampang melintang sungai/saluran terbuka
MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA
ISTILAH DAN DEFINISI

Sungai : alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air
beserta air didalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan
kiri oleh garis sempadan (PP No.38 tahun 2011)

Tinggi Muka Air Sungai : elevasi muka air pada suatu penampang melintang
sungai/saluran terbuka terhadap suatu titik elevasi tertentu.

Titik Vertikal : sautu titik kedalaman dari permukaan air pada suatu jalur
vertikal

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


PERALATAN DAN SARANA PENUNGJANG

PERLENGKAPAN PENGUKURAN DEBIT

Alat yang bisa digunakan


1. Alat ukur kecepatan arus (current meter) dan pemberat
2. Stop watch
3. Meteren minimal 3 meter dengan ketilitian 1 mm
4. Kalkulator
5. Formulir isian perhitungan debit dan alat tulis lainnya
6. Map lapangan yang tahan terhadap air
7. Alat tulis
8. Peralatan bantu yang mungkin diperlukan

Seperti : papan duga khusus, alat penyipat ruang dan alat penyipat datar, bridge
crane, winch cble, sounding reel, tali tambang, sepatu lapangan, jas hujan,
pakaian ganti, perahu, motor tempel, baju pelampung

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


PERALATAN DAN SARANA PENUNGJANG

PERLENGKAPAN ALAT UKUR TIPE BALING-BALING

Hal yang perlu diperhatikan pada alat ukut arus baling-baling, yaitu

A. Alat ukur arus dengan baling-baling terdiri dari atas dua jenis
1. baling-baling dengan sumbu horizontal
2. baling-baling bentuk canting dengan sumbu vertikal
B. Pada saat digunakan untuk mengukur debit, alt harus dilengkapi dengan:
1. Alat hitung putaran baling-baling
2. Alat ukur kedalaman berupa tongkat baja atau kabel baja yang dilengkapi
dengan pemberat dan petunjuk kedalam, ketelitian 1 cm
3. Alat ukur lebar yang tidak elastis dengan ketelitian 1 cm
4. Alat ukur waktu dengan ketelitian 1 detik
5. Alat penghitung yang dapat menghitung luas penampang basah, kecapatan
arus air dan debit secara langsung

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


PERALATAN DAN SARANA PENUNGJANG

PERLENGKAPAN ALAT UKUR TIPE PELAMPUNG

Pelampung yang digunakan untuk mengukur kecepatan aliran, yaitu

A. Bahan yang dapat terapung di permukaan air yang terbuat dari gabus, kayu
dan lainnya
B. Bahan yang sebagian tenggelam di bawah permukaan air yang terbuat dari
bambu yang diberi pemberat batu pada bagian bawah pelampung

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


PERALATAN DAN SARANA PENUNGJANG

PERLENGKAPAN ALAT UKUR LUAS PENAMPANG BASAH

A. Alat Ukur Lebar


1. Kabel baja dengan diameter 3 mm sampai 5 mm dengan panjang tertentu
dilengkapi dengan tanda pada setiap panjang untuk kelipaatn 0.5 m dan 1 m
2. Alat penunjuk lebar yang dipasang pada kabel melintang sungai
3. Alat penyipat ruang (thedolit) dan alat penyipat datar (waterpass)

B. Alat Ukur Kedalaman


1. Batang pengukur terbuat dari logal yang dilengkapi dengan skala kedalaman
2. Kabel lengkap dengan alat pengfulung dan petunjuk kedalaman yang
digunakan untuk pengukuran dari atas perahu, jembatan aau kereta gantung
3. Alat perum gema (echo sounder)

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


PERALATAN DAN SARANA PENUNGJANG

SARANA PENUNJANG

A. Alat Duga Muka Air


Alat ini digunakan untuk mengetahui elevasi muka air pada saat pengukuran
debit sehingga hasil pengukuran dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan
hubungan antara ketinggian air dan besaran debit. Ada alat duga alir yang lazim
digunakan :
1. Pos duga air biasa (PDAB)
2. Pos Duga Air Otomatis (PDAO)
3. Pos Duga Air lainnya, seperti : Gelembung gas, jenis sensor dan jenis kertas
berlubang atau pendugaan dengan sinar

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


KALIBRASI CURRENT METER

Untuk mendapatkan ketilitian dalam pengukuran debit, peralatan pengukuran


debit terutama current meter harus dikalibrasi

Kalibrasi dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tertera pada kartu/label


kalibrasi kecuali jika telah terjadi hal-hal yang mengakibatkan perubahan pada
alat yang bersangkutan misalnya : jatuh, terbentur benda keras dan tercelup
kedalam cairan asam

Kalibrasi current meter dilakukan dengan menggunakan calibration flume dan


dilaksanakan oleh instansi yang berwenang dan telah terakreditasi

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


PERSYARATAN PENGUKURAN DEBIT

PERSYARATAN TEKNIS

1. Pemilihan lokasi pengukuran debit


Lokasi pengukuran debit dipilih dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti :
a. Tepat pada pos duga muka atau di sekitar pos duga muka air sepanjang tidak
ada perubahan bentuk penampang yang mencolok dan penambahan atau
pengurangan debit
b. Alur sungai/saluran terbuka harus lurus sepanjang minimal 3 kali lebar
sungai/saluran pada saat banjir/mua air tertinggi (MATT)
c. Distribusi garis aliran diperkirakan merata dan tidak ada aliran yang
memutar
d. Aliran tidak terganggu oleh adanya tumbuhan air dan sampah
e. Tidak berpengaruh peninggian muka air sebagai akibat adanya pasang surut
air lait, pertemuan sungai dan banguna hidraulik
f. Tidak berpengaruh aliran lahan

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


PERSYARATAN PENGUKURAN DEBIT

PERSYARATAN TEKNIS

1. Pemilihan lokasi pengukuran debit


Lokasi pengukuran debit dipilih dengan memperhatikan beberapa faktor, seperti :
g. Penampang melintang pengukuran perlu diupayakan agar tegak lurus terhadap
alur sungai
h. Kedalaman pengukuran minimal 3 sampai 5 kali diameter baling baling alat
ukur arus yang digunakan
i. Apabila pengukuran debit dilakukan pada lokasi bendung, maka harus
dilakukan di hilir bendung atau di hulu bendung sampai dengan tidak ada
pengaruh pengempangan. Pengukuran pada lokasi bendung biasanya dilakukan
untuk keperluan kalibrasi bendung dengan mengubah bukaan pintu

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


PERSYARATAN PENGUKURAN DEBIT

PERSYARATAN TEKNIS

2. Pertimbangan Hidraulik
Kondisi hidraulik yang harus diperhatikan di lokasi pengukuran debit, yaitu :
a. Mempunyai pola aliran yang seragam dan mendekati kondisi aliran subkritik
b. Tidak terkena pengaruh arus balik (pengempangan) dan aliran lahar

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


PERSYARATAN PENGUKURAN DEBIT

PERSYARATAN TEKNIS

3. Lama dan Periode Pelaksanaan


Ketentuan yang perlu diperhatikan :
a. Lama pengukuran debit tergantung dari perubahan keadaan aliran pada saat
pengukuran dilaksanakan
- Pada saat aliran rendah pengukuran debit dilaksanakan dua kali dalam sekali
periode waktu pengukuran (bolak-balik dipenampang basah yang sama)
- Pada saat banjir pengukuran debit dilaksanakan satu kali dalam periode waktu
pengukuran
b. Periode pelaksanaan pengukuran tergantung dari musim:
- Pada musim kemarau pengukuran dilaksanakan cukup sekali dalam satu bulan
- Pada musim pengghujan pengukuran dilaksanakan berulang kali, paling
sedikit 3 kali untuk setiap bulan
- Pada musim peralihan pengukuran dilaksanakn paling sedikit 2 kali dalam
sebulan

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


PERSYARATAN PENGUKURAN DEBIT

PERSYARATAN TEKNIS

4. Keandalan peralatan dan sarana penunjang


Peralatan harus dipelihara agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya antara lain
: alat ukur arus harus dikalibrasi secara berkala, dibersihkan dan dirawat dengan
baik

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


PERSYARATAN PENGUKURAN DEBIT

PERSYARATAN NON TEKNIS

1. Pernah mendapatkan pendidikan dan pelatihan pengukuran debit di instansi


yang berwenang
2. Bertanggung jawab dan disiplin/hasil pengukuran dapat
dipertanggungjawabkan
3. Kesehatan cukup baik

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


FORMULASI PENGUKURAN DEBIT

PRINSIP PENGUKURAN DEBIT


Adalah mengukur kecepatan aliran, luas penampang basah dan kedalaman.
Penampang basah diukur berdasarkan lebar rai dan muka air

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


FORMULASI PENGUKURAN DEBIT

PERHITUNGAN KECEPATAN ALIRAN


Kecepatan aliran pada tiap titik, dapat dihitung dengan rumus

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


FORMULASI PENGUKURAN DEBIT

PERHITUNGAN KECEPATAN ALIRAN RATA-RATA PADA JALUR


VERTIKAL
Dilakukan pada setiap jalur vertikal dengan metode 1 titik, 2 titik, 3 tititk
tergantung dari kedalaman air dan ketelitian yang diinginkan

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


FORMULASI PENGUKURAN DEBIT

PERHITUNGAN PENAMPANG BASAH


Luas penampang basah dihitung dari kedalaman air dan lebar sungai. Kedalaman
air diperoleh dengan cara mengukur kedalaman air pada titik pengukuran dengan
menggunakan tongkar penduga atau kabel pengukur.
Luas penampang basah dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


FORMULASI PENGUKURAN DEBIT

PERHITUNGAN PENAMPANG BASAH

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA


FORMULASI PENGUKURAN DEBIT

TINGGI MUKA AIR RATA-RATA


Tinggi muka air rata-rata pada saat pengukuran dihitung dengan
a. Bila perbedaan tinggi muka air pada saat permukaan dan akhir pengukuran
kurang dari 10 cm. rata-rata tinggi muka air dihitung dengan rumus

TINGGI MUKA AIR RATA-RATA


Tinggi muka air rata-rata pada saat pengukuran dihitung dengan
b. Bila perbedaan tinggi muka air pada saat permulaan dan akhir pengukuran
lebih besar atau sama dengan 10 cm, rata-rata tinggi muka air dihitung dengan
rumus

MAGISTER TEKNIK SIPIL- SDA

Anda mungkin juga menyukai