Motor Bolak balik atau motor AC (alternating current) dapat dibagi menjadi beberapa
klasifikasi yaitu motor ac single phase, motor ac polyphase (banyak fase), dan motor universal.
Motor single phase banyak digunakan di kebutuhan rumah tangga dengan beragam fungsinya
seperti motor pada mesin cuci, motor pada pompa, motor pada fan dan lain lain.
Kesamaannya adalah bisa langsung mendapat sumber dari colokan listrik rumah yang
bertegangan 220VAC. Sedangkan motor berkapasitas besar seperti pada industry sering
digunakan untuk motor AC polyphase. Motor induksi tiga phase adalah motor yang sering
dijumpai di industri. Untuk motor sinkron tidak akan dibahas pada chapter ini karena motor ini
dapat kita sebut sebagai generator.
Stator
Bagian yang diam di dalam motor. Stator merupakan inti besi terlaminasi yang dijadikan satu
dan membentuk lingkaran yang berlubang. Gulungan kawat yang terlapisi (email) dimasukan
kedalam slot inti stator.Gulungan gulungan ini akan dihubungkan dengan sumber aliran listrik.
Rotor
Adalah bagian yang bergerak di dalam motor. Jenis yang umum untuk rotor adalah bentuk
kandang tupai (Squirell cage). Terdiri dari besi yang tersusun terlaminasi dan batang konduktor
disekelilingnya. Laminasi disusun menjadi satu menjadi inti rotor. Arus akan mengalir ke batang
konduktor dalam bentuk electromagnet. Inti rotor dipasang sebuah steel shaft untuk dihubungkan
menjadi penggerak luar.
Enclosure
Enclosure terdiri dari frame dan dua rumah bearing. Stator dimasukan kedalam frame dan rotor
di dalam stator dengan celah udara (air gap) diantaranya yang memisahkan dua bagian
tersebut.Tidak ada kontak langsung antara rotor dan stator. Selain menjadikan komponen
komponen itu menjadi satu enclosure berfungsi sebagi pelindung bagian elektris dan mekanis di
dalam motor dari kondisi lingkungan yang berbahaya ketika beroperasi. Bearing juga
diletakan pada poros untuk menyangga rotor dan supaya rotor juga bisa berputar.Sebuah
kipas juga diletakan pada poros sebagai pendingin.
Gb. Enclosure
Support
Bagian yang berfungsi untuk membantu fungsi motor secara tidak langsung. Yaitu box conduit
dan eye bolt. Box conduit adalah tempat untuk mengubungkan sumber daya listrik ke lilitan
stator. Biasanya motor dikonfigurasi menjadi rangkaian star atau delta dapat disetting di box
conduit. Eye bolt adalah bolt yang digunakan sebagai pembantu jika motor akan diangkat
dengan crane. Hal ini untuk mencegah kerusakan pada motor.
Gb. Arah kutub pada kumparan inti besi lunak yang dialiri arus listrik
Setiap liltian terpisah 1200. Jumlah pole ditentukan dari berapa banyak lilitan fasa muncul.
Pada contoh di atas satu fase muncul dua kali (A1 dan A2) . Ini merupakan dua pole stator. Jika
masing masing gulungan muncul empat kali maka disebut empat pole stator.
Start
Terlihat pada gambar bahwa A tidak arus yang mengalir, B dialiri arus berarah negative dan
C dialiri arah arus positive. B1 dan C2 menjadi kutub selatan dan B2 dan C1 menjadi kutub
utara. Garis magnetic flux meninggalkan B2 kutub utara menuju kutub selatan terdekat yaitu C2.
Flux magnet juga meninggalkan C1 kutub utara menuju kutub selatan terdekat yaitu B1. Maka
resultan dari medan magnetic ditunjukan oleh arah panah diatas.
Time 1 (600)
Jika arus dilanjutkan sejauh 600 dari titik referensi awal, maka dapat terlihat medan juga
berputar 600. Pada time 1 C tidak ada arus yang mengalir, phase A mengalir aliran arus arah
positvi dan B mengalir aliran arus arah negative. Mengikuti logika yang sama dengan di awal
maka lilitan A1 dan B2 adalah kutub utara sedangkan A2 dan B1 adalah kutub selatan.
Time 2 (1200)
Pada time 2 medan magnet akan berputar lagi sebesar 600. Fasa B tidak ada arus yang
mengalir. Walaupun arus berkurang di fasa A akan tetapi arus masih mengalir ke arah positif.
Fasa C sekarang mengalir kea rah negative yang awalnya mengalir ke arah positive. Arah arus
berubah di C menyebabkan juga polaritas menjadi terbalik.
120
=
Dari persamaan ini terlihat bahwa semakin banyak pole maka kecepatan sinkronnya semakin
rendah. Dengan kata lain jika dihubungkan dengan cara gerak motor induksi ac 2 pole : 6
gulungan dengan satu pasang gulungan berselisih 1200 membutuhkan 6 kali periode, maka 4
pole 12 gulungan dengan satu pasang gulungan berselisih 600 membutuhkan 12 kali periode.
Gb. Motor Tiga fasa 2 pole dan motor tiga fasa 8 pole
No of Syncronous Syncronous
pole speed 50Hz speed 50Hz
2 3000 3600
4 1500 1800
6 1000 1200
8 750 900
12 500 600
Ketika pada konduktor, seperti batang pada rotor, dilalui tegangan medan magnet (magnetic
field of voltage,emf) diinduksi melaluinya, maka ada arus yang batang rotor dan mengelilingi
cincin luar. Arus yang mengalir pada batang konduktor menghasilkan medan magnet
mengelilingi setiap batang rotor. Sebut saja Arus pada AC secara terus menerus berubah arah
dan amplitudenya.
Resultan dari medan magnet yang ditimbulkan rotor dan stator secara terus menerus berubah.
Rotor kandang tupai menjadi electromagnet menjadi kutub utara dan selatan.
Gb. Medan magnet stator menginduksi rotor Gb. Induksi pada rotor menghasilkan medan magnet
Pada ilustrasi dibawah menunjukan arus yang mengalir pada lilitan A1 menghasilkan kutub
utara. Medan magnet berpotongan dengan batang rotor yang dibuat agak diagonal
menimbulkan induksi tegangan. Resultan dari medan magnet pada rotor menjadi kutub selatan.
Ketika ada dua flux yang berinteraksi yaitu pada stator dan rotor (tarik menarik) maka timbul
torsi yang menyebabkan rotor berputar. Sehinggan sebagaimana medan magnet stator
berputar begitu pula rotor mengikuti.
Gb. Reaksi medan magnet pada stator dan rotor yang menimbulkan polaritas yang tarik menarik
Slip
Motor AC yang kita ketahui juga bisa disebut motor asinkron. Disebut asinkron karena field rotor
tidak secara tepat bergerak secara bersamaan dengan gerakan sinkron.Di motor AC torsi dan
kecepatan dibangkitkan dari interaksi antara rotor dan medan stator yang berputar. Medan
magnet yang terbangkit pada rotor akan berusaha mensejajarkan dengan medan stator yang
berputar. Pada operasi sebenarnya kecepatan dari rotor akan bergerak lebih lambat
daripada kecepan sinkron/ kecepatan putar medan stator. Hal ini menyebabkan medan magnet
dari rotor memotong medan magnet stator dan menghasilkan torsi. Perbedaan antara
kecepatan medan stator dan rotor adalah slip yang diukur dengan %. Slip adalah kunci utama
untuk menghasilkan torsi. Semakin besar beban maka torsi dibutuhkan semakin besar maka
semakin besar pulalah slip.
% = 100
Dimana :
NS : Kecepatan Sinkron (RPM)
NR : Kecepatan rotor beban penuh (RPM)
= .
: torsi (Nm atau lbf)
F : Gaya (N atau lb)
R : diameter yang tegak lurus dengan gaya (m atau feet)
Dari formula ini dapat dilihat, torsi yang dihasilkan semakin besar bila lengan gaya (r ) semakin
besar. Misal diketahui gaya yang diberi adalah 10N dan jarak tuas (gaya yang diberi titik
pivot) adalah 1m. Maka torsi yang timbul dari gaya tersebut adalah 10Nm. Jika kita
menambah panjang tuas 2x menjadi 2m maka torsi yang dihasilkan adalah 20Nm. Analogi :
untuk memutar baut pada ban mobil lebih mudah menggunakan kunci t yang panjang daripada
yang pendek. Dalam hal motor maka torsi adalah suatu nilai yang sudah ada pada katalog
motor. Maka untuk menentukan berapa KW atau besar motor yang dipakai maka harus dihitung
torsi yang diperlukan untuk menggerakan sistem.
Usaha adalah perkalian antara gaya dan jarak. Untuk pergerakan linear, daya adalah usaha
per satuan waktu. Untuk motor dapat didefiniskan sebagai :
.
=
Analogi untuk torsi, dengan yang sama ketika akan membuat lobang dengan diameter yang
kecil maka dibutuhkan kecepatan putar yang tinggi sedang torsi kecil. Dengan daya yang sama
untuk membuat lobang dengan diameter besar maka dibutuhkan torsi yang besar sehingga
kecepatan diset rendah. Torsi yang terbangkit pada motor dipengaruhi beberapa hal yaitu arus
rotor dan besar medan magnet pada stator. Sedang gaya dari medan magnet juga
dipengaruhi desain dan material dari stator itu sendiri. Meskipun frekuensi dan tegangan secara
tidak langsung mempengaruhi torsi. Hubungan antara tegangan dan torsi adalah fungsi kuadrat.
Misal ketika tegangan drop 2% (dalam batas toleransi rating voltage) maka torsi akan turun
4%.
Ketika sebuah motor menggerakan pompa atau menggerakan konveyor, besar daya adalah
bukan variable yang tepat untuk memilih sebuah motor. Ketika pompa menyedot atau sebuah
konveyor berjalan maka sistem dibutuhkan torsi. Torsi inilah yang digunakan sebagai referensi
untuk memilih motor yang tepat.
Beban atau mesin yang akan dikendalikan adalah seperangkat mekanik yang akan membentuk
dimensi suatu material, seperti mesin bubut, mesin milling, mesin press, calenders, mesin
sentrifugal. Akan tetapi ada juga sistem konveyor seperti crane, belt konveyor, mekanik
pemindah. Lebih jauh lagi pompa dan kipas (fans) dapat dikombinasi dalam satu grup. Di
dalam sistem dan permesinan yang komplek seperti rolling mills atau mesin pembuat kertas,
sistem dibagi menjadi beberpa bagian dan masing masing motor berfungsi dan diteliti secara
berbeda. Detail dari mesin yang akan digerakan tersebut umumnya tidak memperhatikan motor
manakah yang perlu dipakai. Biasanya dapat secara akurat dijelaskan dengan karakteristik
torsi, kecepatan sebagai fungsi dari waktu, maksimum percepatan dan perlambatan yang
diperbolehkan sistem dan momen inersia relative kepada poros pengendali.
Karakter dari mesin tersebut umumnya berbeda saat tanpa beban dan beban penuh. Momen
inersia yang diperlukan juga bisa berbeda, tergantung pada pemrosesan material apakah
bebannya banyak atau sedikit. Untuk dimensi dari motor dan verifikasi dari awalan dan
breaking cycles, sifat dari torsi beban yang diperlukan mesin sebagi fungsi kecepatan sangat
lah diperlukan.
Penggerak mesin apapun diperlukan torsi yang akan dibangkitkan dari motor yang umumnya
tergantung pada kecepatan. Hal itu dapat disebut steady-state torque yang tergantung pada
teknologi prosesnya. Umumnya motor akan bergerak melawan arah yang diperlukan mesin
bergerak, kecuali mekanisme lifting pada saat penurunan, dimana bergerak searah dengan
gerakannya. Sebagai tambahan percepatan dan perlambatan torsi ketika kecepatan berubah.
Hal itu ditentukan oleh momen inersia. Karakterisitk beban torsi biasanya sejenis dan dapat
dijelaskan sifat sifat tertentunya.
- Calenders, ekstruder
- Paper and textile glazing
- Edd-current brakes
Karakteristik dari Torsi ini perlu diketahui untuk menentukan waktu penyalaan motor (starting
time). Starting Time adalah sebuah fungsi dari torsi beban, inersia dan torsi dari motor.
Sebagaimana diketahui arus penyalaan beberapa kali lebih besar daripada arus normal.
Akibat dari waktu penyalaan yang terlalu lama akan menyebabkan meningkatnya temperatur
pada motor dan juga menyebabkan tekanan elektromekanik pada motor. Lamanya waktu
penyalaan bisa disebabkan beban yang digerakan motor dari posisi diam hingga bergerak.
Seperti yang diketahui torsi terbesar pada saat beban dari diam menjadi bergerak. Oleh
sebab itu torsi motor pada saat breakdown harus lebih besar dari beban saat waktu transien
(diam lalu bergerak). Selain itu waktu yang diperlukan untuk berakselarasi menuju keadaan
stabil bergerak (steady state) harus lebih kecil daripada waktu penyalaan.
Beberapa hal yang perlu diketahui pada saat transien. Starting current, adalah arus pada saat
pengasutan awal. Besar arus pada saat starting bisa mencapai 2.5 kali arus normal. Oleh arena
itu perlu diperhatikan rating standar pada pengaman seperti fuse dan overload. Starting torque,
adalah torsi pada saat motor mulai berputar. Besar dari torsi ini biasanya lebih besar dari torsi
normal. Sehingga dampaknya momen inertia yang ditimbulkan pada mesin yang digerakan
sangat besar. Tenaga yang ditansmisikan oleh shaft dan kopling harus diperhatikan juga.
- Memasang kopling pada poros motor atau edy-current clutch atau magnetic coupling
- Memilih motor yang punya kapasitas soft start (NEMA D design type)
- Ada control peranta antara motor dengan sumber
- Autotransformer
- Reactor
- Resistor
- Star delta
- Pole Changing
- Solid state
Autotransformer
Dapat juga disebut kompensator, yang bekerja dengan mengurangi tegangan pada terminal
motor untuk proses awalan menggunakan transformator. Metode ini dapat dilakukan untuk
motor yang berdaya besar maupun kecil. Pengasutan dilakukan dengan cara pengurangan
tegangan pada tap lilitan yang mana sampai rangkaian tarfo dilepas dan tersambung
langsung dengan sumber ketika mencapai kecepatan nominal. Metode pengasutan dengan
Autotransformer berkapasitas torsi per ampare yang lebih tinggi daripada metode pengasutan
dengan pengurangan tegangan yang lain.
Pada saat awalan, motor dikoneksikan dengan tap dari autotransformer: kontaktor transformer
K2M dan star kontaktor K1M tertutup. Motor akan start pada rating tegangan yang lebih
rendah yang berpengaruh pada arus yang lebih kecil. Tergantung dari tapping dan rasio arus
awalan dari motor, arus awalan motor akan sekitar (1...5) * Ie. Kebalikannya, torsi motor akan
jatuh dengan kuadrat tegangan yang melalui gulungan. Autotransformer biasanya memilki tiga
buah opsi tap di setiap fasanya. (semisal 80%, 65%,50%), sehingga karakteristik awalan motor
dapat diatur hingga kondisi beban. Jika motor dapat mencapai 80 ... 95% dari rating
kecepatan (tergantung dari lonjakan arus akibat switching over), kontaktor star K1M pada
transformer akan terbuka. Sekarang transformer pada bagian lilitan berperan sebagai choke.
Tegangan motor hanya berkurang oleh karena sumbatan dibawah tegangan suplai dan
kecepatan motor tidak jatuh. Kontaktor utama K3M menutup via kontak bantu dari kontaktor
star dan motor teraliri tegangan secara penuh. Kontaktor utama K3M akan mematikan
transformer kontaktor K2M.
Pole Changing
Jumlah dari pole akan menentukan rating kecepatan dari motor asinkron dengan frekuensi
suplai yang tetap. Jika lilitan stator didesain untuk dua atau lebih jumlah pole, maka kecepatan
akan dapat berubah sesuai dengan langkah peralihan. Rangkaian Dahlander hanya dengan
satu gulungan dan enam terminal mendukung pole berjumlah dua konfigurasi yang
menyebabkan rasio kecepatannya 1:2. Gulungan Dahlander dibagi menjadi beberapa
kelompok gulungan sendiri. Apabila arus mengalir melalui arah yang sama, pole berjumlah
besar yang akan terpakai, dan apabila arah arus dibalik pada setiap gulungan pada grup
kedua maka jumlah pole yang kecil yang akan terpakai.
Pada saat perubahan arah arus terjadi pada Dahlander, dan jumlah pole number berubah, de-
energized interval diperlukan selama masa peralihan untuk mencegah lonjakan arus yang sangat
besar. Jika kontak tunda lebih kecil dari 20ms, interlock elektrik harus beroperasi pada interval
peralihan (mendekati 30 ... 50ms).
Jika gulungan didesain untuk enam terminal maka, pengasutan star delta dapat digunkan pada
step ini. Termasuk feeding contactor, star-delta kontaktor diperlukan. Nilai nominal tergantung
dari nilai arus operational dari setiap step. Pengurangan arus awal dapat tercapai pada
pengasutan star delta pada langkah 1 dengan rangkaian dahlander /YY (Step 1: Y- ; Step
2 : YY). Rangkaian dapat terelisasi dengan empat kontaktor.
Gb. 2-Step star delta starter for motors in Dahlander circuit (with 9 terminals), star delta in step 1
Gb. Rating untuk starter untuk step dengan delta star starting
Softstarters
Kerja dari softstarter yaitu membatasi arus awal dari motor dan menyediakan starting yang
smooth. Besar dari arus awalan tergantung torsi statis yang diperlukan untuk menggerkan mesin
ketika awalan dan Massa dari beban yang diperlukan untuk percepatan. Di softstarter dapat
diatur tahap awalan yang diinginkan seperti waktu percepatan motor. Ketika motor sudah stedy
state maka softstarter hanya bypass saja dan dilirkan lewat kontaktor. Perlu diperhatikan
bahwa softstarter ini hanya berfungsi sebagai awalan: membantu proses start sampai steady
state bukan pengatur kecepatan seperti variable speed drive.
Diagram Sambungan
Berikut adalah sambungan dari tiga fasa, satu mode kecepatan:
Motor yang memiliki dua mode kecepatan dapat diilustrasikan dibawah. Motor yang memiliki
desain normal memiliki enam terminal dan satu terminal untuk pentanahan di kotak terminal.
Motor dengan dua gulungan yang terpisah biasanya disambung dengan sambungan -.
Sambungan dapat juga berupa Y/Y,Y/ atau koneksi /Y. Motor dengan sambungan tunggal,
sambungan Dahlander, dihubungkan /YY ketika didesain untuk pengendalian torsi yang
konstan. Untuk pengendelian fan, koneksinya berupa Y/YY. Diagram penyambungan biasanya
disediakan dan selalu hubungkan dengan setiap manufaktur motor.
- Torsi yang diperlukan untuk memutar beban mempercepat waktu berakselarasi. Arus awal
yang mengalir dalam waktu ini akan memanaskan gulungan secara cepat.
- Maksimum perubahan frekuensi, contohnya jumlah pembatasan starting. Selama proses
starting yang terlalu sering menyebabkan suhu lilitan akan naik batas suhu lilitan bahkan
ketika tanpa beban.
- Duty Cycle. Waktu pendinginan pada saat interval peralihan harus cukup panjang untuk
memastikan batas temperature tidak melebihi batas. Jika Duty Cycle singkat, motor dapat
menerima beban yang lebih berat, oleh karena pembebanan tersebut tidak menaikan suhu
sampai batas selama waktu yang singkat dan mendingin lagi selama interval waktu.
Dalam literature yang lain disebutkan secara umum bagaimana memilih motor adalah :
Karakteristik beban motor dibagi menjadi tiga kategori yaitu torsi konstan, torsi yang berubah
tiba tiba, dan torsi yang berubah seiring dengan waktu. Konveyor yang telah dimuati beban,
extruder, positive displacement pumps, dan kompresor berjalan dengan torsi yang relative stabil.
Pemilihan motor dari beberapa aplikasi tadi cukup sederhana bila torsi (atau horsepower) dari
beban diketahui. Beban yang ditimbulkan dari elevator, compactors, mesin punch, gergaji, dan
konveyor dapat berubah tiba tiba dari rendah menjadi tinggi dalam waktu yang singkat.
Pertimbangan yang paling kritis dalam memilih motor dalam kasus ini adalah memilih salah satu
dimana kurva kecepatan torsi motor yang dipilih melebihi kurva torsi beban. Beban dari
pompa sentrifugal, fan, blower, kompresor, adalah peralatan yang cenderung berubah seiring
dengan waktu. Untuk memilih tipe motor ini maka dipilih torsi dari beban yang paling tinggi,
dimana terjadi ketika kecepatan tertinggi.
Dapat mengetahui karakteristik beban maka dapa dipilih motor dengan tipe yang seperti apa.
Ada empat jenis design class menurut standard NEMA.
Design A
Motor dengan desain A memiliki karakteristik yang cukup dekat dengan jenis B, dari sisi torsi
normal, slip, dan arus awalan. Yang menjadi pembeda utamanya adalah arus awal yang
dibatasi oleh NEMA untuk design B dan bukan untuk desain A. Jenis A memiliki hambatan yang
kecil untuk rotornya dan beroperasi dengan slip yang kecil saat beban penuh. Kekurangan untuk
dari jenis ini adalah torsi awalan yang kecil dan arus awal yang tinggi. Hal ini disebabkan jenis
ini mencapai kecepatan penuh secara cepat dan tidak mengalami overheat selama awalan,
motor jenis ini cocok untuk aplikasi dimana dibutuhkan awalan dengan torsi yang rendah.
Design B
Motor jenis B ini adalah yang paling mendominasi jenis motor yang paling sering digunakan di
industry. Kombinasi dari arus awal yang kecil dan torsi normal dan slip menjadikan jenis ini
menjadi pilihan yang tepat untuk pengendalian banyak jenis beban. Motor jenis ini berjalan
dengan slip kurang dari 0.05 saat beban penih dengan mesin yang lebih besar dengan lebih
efisien lagi mencapai 0.005. Motor berjenis ini cocok untuk sistem yang membutuhkan torsi yang
kecil ataupun menengah.
Design C
Motor jenis C ini memiliki kemampuan torsi awalan yang besar, arus awal yang kecil, dan slip
yang kecil. Karakteristik ini menyebabkan motor berjenis ini cocok untuk beban yang
membutuhkan torsi awalan yang berat. Motor ini didesain untuk hidup pada torsi yang penuh
dan berjalan pada slip kurang dari 0.05 saat beban penuh. Jenis ini memiliki torsi awalan yang
lebih tinggi per ampere dari arus awalan dengan motor dengan jenis desain B.
Design D
Motor berjenis ini memiliki torsi awalan yang sangat tinggi, slip yang sangat besar, dan arus
awalan yang sangat kecil. Desain D memampukan pencapaian torsi yang besar dan berjalan
dengan daya yang besar yang didapatkan dari motor dengan konstruksi yang realtif kecil.
Motor jenis ini dapat digunakan apabila soft speed diperlukan. Pengendalian yang diperlukan
degan waktu yang berselang dengan akselerasi yang tinggi dibawah beban impact yang besar
maka motor berjenis D ini dapat digunakan. Breakdown torque dari jenis D ini berjalan dengan
slip 0.5 atau lebih. Hal in menyebabkan motor ini tidak efisien. Selain itu juga untuk menjaga
arus awal rendah maka digunakanlah batang rotor yang memilki resistant terhadap panas yang
tinggi
Rekomendasi
Kondisi yang diinginkan Aplikasi Khusus
Desain (NEMA)
- Sentrigugal pump dan kompresor
- Reciprocating kompresor yang
- Beban hanya diperlukan ketika
diawali dengan tanpa beban
awalan torsi normal
- Fan dengan inersia yang normal
- Kapasitas kerja berkerlanjutan B atau A
- Palletizers
dengan kemampuan menangani
- Konveyor
overload sementara
- Mesin milling, bubut, gerinda,
sanders, drill presses
- Reciprocating compressors
dengan awalan dibebani
- Punya awalan yang berat pada - Konveyor yang diawali dengan
penggunaan berlanjut atau beban yang berat
C
bersela (continues or intermittent) - Banbury mixers,
- Kapasitas menahan overload - Crushers tanpa flywheel
- Hammer dan ball mills
- High inertia fans
- Diperlukan High breakway torque
- Cranes, hoists,
- Intermittent or reversing/plugging
- Elevators, crushers
service
- Punch presses with flywheel D
- High inertia load wih long acc
- Large diameter fans
time
- Reversing type machine tools
- Heavy fluctuating loads
Tabel 5.2 Pertimbangan Pemilihan Design Motor
Aturannya yaitu memilih apa yang diperlukan dan menghindari rating yang berlebihan atau
kurang. Perhitungan horsepower dapat dihitung dari formula
= 5250
3. Memulai
Pertimbangan yang lain adalah inertia, terutama ketika mulai. Setiap beban merepresentasikan
beberapa nilai seperti inersia, akan tetapi punch presses, ball mils, crusher, roda gigi yang
mengendalikan roll yang besar, dan jenis pompa tertentu memerlukan torsi awalan yang besar
oleh karena massa yang besar pada elemen putar. Motor dengan aplikasi tertentu yang
memilki rating tertentu harus diperhatikan ketika awalan jangan sampai melebihi temperature
batas. Pemilihan motor yang tepat pasti dapat akan memutar beban dari tidak bergerak
(locked rotor torque), sampai pada kecepatan operasi (pull-up torque) dan dijaga pada
kecepatan operasi. Motor yang memilki tipe desain A sampai D dapat menahan panas pada
saat starting dan pull up. Untuk kemampuan beban awalan dapat diurutkan dari A yang paling
kecil sampai D yang paing besar. Tipe B yang sering digunakan untuk standar industri dan
paling banyak digunakan.
Siklus kerja (Duty Cycle) adalah beban yang ditanggung oleh motor selama beberapa silus
awalan, berputar, dan berhenti. Siklus berkelanjutan (Continous Duty) adalah operasi yang
paling sederhana dan aplikasi yang paling sederhana. Siklus dimulai dari awalan, kemudian
dalam jangka waktu yang lama saat beroperasi dimana panas dari motor dapat distabilisasi
saat berputar. Motor yang memilki sikus berkelanjutan dapat beroperasi secara aman dan
mendekati kapasitas rating oleh karena temperature yang naik karena arus awalan dapat
diberikan kesempatan untuk turun dan stabil. Siklus bersela (Intermittent duty). Siklus kerja dari
motor sebenarnya tergantung dari berapa kali motor tersebut hidup. Awalan yang berulang
kali dapat memperpendek usia kerja oleh karena inrush current pada saat awalan yang
memanaskan konduktor secara cepat. Oleh karena panas ini, motor memiliki jumlah awalan dan
berhenti yang terbatas setiap satu jam.
5. Motor Hypoxia
Jika motor yang digunakan beroperasi pada ketinggian yang cukup tiinggi diatas permukaan
air, maka motor tersebut tidak akan dapat beroperasi pada usia pakai yang penuh (service
factor), pada ketinggian tertentu udara akan kurang rapat dan tidak akan mengalami proses
pendinginan secara normal. Motor yang tetap pada batas aman oleh karena naiknya
temperature, maka harus dilakukan derating dari skala rating yang normal. Sampai pada
ketinggian sampai 3300 feet maka service factor : 1.15, sedangkan pada 9000 ft akan
berkurang pada 1.
1. Thermal Overload
- Akibat beban berlebih dari proses (excessive load)
- Kondisi sekitar yang kurang memungkinkan untuk pendinginan (panas, terhalangnya
ventilasi)
- Akibat sumber suplai ( tegnagan/ arus yang tidak seimbang, harmonic)
2. Phase Faults
3. Ground Faults
4. Abnormal Operating Conditions
- Di atas atau di bawah tegagan nominal
- Underfrequency
- Ketidakseimbangan tegangan dan arus
- Load Loss
- Jamming
- Jogging
Perlakukan jumlah proteksi pada motor tergantung dari kapasitas dari motor tersebut dan
seberapa vital tersebut terhadap sistem. Jika motor tersebut dinilai vital bagi palnat maka
jumlah proteksi yang dilakukan pada motor tersebut semakin komplek. Berikut adalah beberapa
standar pemilihan peralatan starting untuk metode Direct On Line (Kontaktor, fuse, Circuit
Breaker, Kabel, dan Thermal Overload Relay) berdasarkan NEC (National Electrical Code).
Sebuah standar untuk instalasi yang aman di United States.
Kasus:
Hitung komponen proteksi yang dibutuhkan untuk motor induksi tiga fasa dengan tegangan
415V, 5HP, untuk aplikasi rumah tangga, code A, motor efesiensi 80%, motor RPM 750, power
factor 0.8.
(5 0.746) 1000
= = 6
1.732 415
= = 4
1.732
- Motor Starting Current
= 6 7 = 7 6 = 42
- Untuk kapasitas motor tertinggi adalah 15HP, akan tetapi arus motor tertinggi motor adalah
21A dari 5HP,single fasa, sehingga 125% dari arus tertinggi adalah 21x125% adalah
26.25%A.
- Sehingga kapasitas arus kabel minimal adalah = 26.25A+7+13+19 = 65.25A
NEC Code 430.24 (Ukuran kabel untuk sekelompok motor atau beban elektris)
Seperti yang disebutkan pada 430.24 konduktor yang mensuplai dua atau lebih motor
harus memilki ampacity tdak kurang dari 125% dari rating arus beban penuh dari rating
teringgi + jumlah dari beban penuh dari setiap beban dalam kelompok atau pada fasa
yang sama. Hal tersebut tidak perlu untuk memasukan semua motor pada perhitungan. Hal
tersebut mungkin untuk menyeimbangkan motor beban antar fasa sebelum melakukan
perhitungan beban motor. Contoh:
1. IFL Motor 3ph,10HP,415V : 13A
2. IFL Motor 1ph, 3HP : 12A
Untuk menyeimbangkan fasa maka sebuah motor satu fasa diletakan pada masing masing
fasa (R,S,danT). Oleh Karena beban berupa motor seimbang diantara fasa maka IFL setiap
fasa adalah 25A (13A+12A).
Kalikan 13A dengan 125% maka menjadi 16.25A. Tambahkan nilai ini pada nilai arus
beban penuh pada fasa yang sama = 28.25A (16.25+12)
Rating minimal untuk kabel yang menyuplai motor ini adalah 28A
= 130%
= 115%
Penambahan 10% sampai 125% diperbolehkan apabila batas atas setingan tidak
menyebabkan temperature motor melebihi 400 atau batas atas service factor tidak kurang
dari 1.15.
5.7 Referensi