Anda di halaman 1dari 17

Program Studi S1 Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air

FTSL -ITB

Mata Kuliah:
Perencanaan Irigasi Modern
- Irigasi Siraman
- Irigasi Tetes

Dosen Pengampu:
Indratmo Soekarno
Bandung, 18 Maret 2020

1
IRIGASI SIRAMAN (SPRINKLER/SPRAY IRRIGATION)
Banyak sistem irigasi yang dapat diterapkan
di lahan pertanian di Indonesia. Irigasi yang
umumnya digunakan adalah sistem irigasi
permukaan (surface irigation). Sistem irigasi
permukaan sudah lama dikenal dan di
terapkan di Indonesia. Jika dulu sistem
irigasi ini diterapkan karena jumlah air di
lahan pertanian masih banyak, sedangkan
sekarang air yang ada di lahan pertanian
sudah semakin berkurang. Jika tetap
menggunakan sistem irigasi permukaan
Untuk mengatasi hal itu maka perlu
diterapkan sistem irigasi yang efektif dan
efisien salah satunya adalah sistem irigasi
siraman/sprinkler.

2
IRIGASI SIRAMAN (lanjutan)
Irigasi Siraman adalah suatu cara pemberian air ke Irigasi Siraman merupakan suatu sistem irigasi
seluruh lahan yang akan diberi air dengan yang fleksibel dimana selain dapat digunakan
menggunakan pipa yang bertekanan (piped flow) untuk menyiram tanaman juga dapat digunakan
melalui nozzle. Sistem irigasi ini dapat diklasifikasikan
untuk pemupukan, pengobatan dan untuk
menjadi:
menjaga kelembaban tanah dan mengontrol
1. System portable; kondisi iklim agar sesuai bagi pertumbuhan
2. System semi portable; tanaman.
3. System permanent (Fixed/solid set).

3
Sprinkler Irrigation

Irigasi siraman banyak digunakan


untuk berbagai tanaman produktif.
Termasuk untuk siram tanaman kopi
agar saat hujan bunga kopi telah
menjadi buah muda kopi, sehingga
tidak gugur karena hujan.

4
Komponen system irigasi siraman

5
PERALATAN SPRINKLER

6
Perencanaan (lanjutan) ii. Debit Lateral
Debit pada rancangan lateral menurut James (1988),
dimana QE adalah debit tiap sprinkler dan QL = debit
Analisis hidrolika pada pipa lateral, N = jumlah sprinkler pada pipa lateral
terkait, secara matematis adalah:
Jaringan perpipaan merupakan salah satu
tahapan prosedur desain irigasi sprinkler yang
penting. Hal ini diperlukan untuk menganalisis Perhitungan Hf untuk pipa utama sama dengan pada pipa
kehilangan tekanan akibat friksi atau friction lateral, hanya nilai N disini adalah jumlah pipa lateral pada pipa
loss pada bahan plastik pipa lateral dan pipa utama dan Qm adalah debit aliran pada pipa utama. Menurut
utama sistem irigasi curah. Schwab et al., (1981), kehilangan tinggi tekan pada pipa lateral
(i) Kehilangan tinggi tekanan pada sprinkler adalah sebagai berikut:
menurut Finkel (1982) dalam Kurniati et al.
(2007):

Dimana, : head loss pada sprinkler (m); Kd:


data empiris pada pipa; QE: debit aliran pada
sprinkler (m3/s); dan D: diameter sprinkler Dimana, QL: debit aliran pada lateral (m3/s); N: jumlah
(mm). sprinkler; HfL: head loss pada lateral (m); K: koefisien belokan,
sambungan, alat pengatur pipa; L: panjang pipa (m); C:
koefisien kekasaran Hazen-Williams; dan F: faktor koreksi untuk
debit pipa.

7
Perencanaan (lanjutan)
iii. Pipa utama: Perhitungan debit pada pipa Dimana, D: diameter dalam pipa (m); R: jari-jari
utama dapat dihitung dengan persamaan hidraulik lengkung belokan (m); Ө: sudut belokan
berikut: (derajat); dan g: percepatan gravitasi (9,8 m/det2).
Keseragaman Siraman
Perhitungan Hf (head loss) untuk pipa utama Pemilihan jarak nozel didasarkan pada diameter
sama dengan pada pipa lateral, hanya nilai N curahan air, tekanan nozel, dan kapasitas debit nozel.
disini adalah jumlah lateral pada pipa utama Jarak nozel maksimum berdasarkan curahan air di
dan Qm adalah debit aliran pada pipa utama. bawah kondisi kecepatan angin dapat dilihat pada
iv. Head loss pada belokan dan sambungan pipa Tabel dibawah ini:
Head loss akibat belokan dan sambungan pipa
secara matematis dapat dihitung menggunakan
persamaan:

Dimana f = head loss coefficient pada belokan


atau sambungan; V = kecepatan aliran (m/s) dan
hf = local head loss (m)

8
Pompa
Perencanaan (lanjutan) Keller dan Bliesner (1990) menyatakan bahwa pompa
sentrifugal digunakan apabila debit dan tekanan yang
Nilai Se (jarak sprinkler) tidak boleh lebih dari dibutuhkan relatif kecil, sedangkan pompa turbin
65% dari diameter curahan sprinkler dalam digunakan apabila debit dan tekanan yang dibutuhkan
kondisi kecepatan angin rendah hingga rata-rata relatif besar.
(moderate). Karakteristik suatu pompa biasanya ditunjukkan oleh
Keseragaman distribusi penyebaran air biasanya suatu kurva karakteristik pompa yang menyatakan
dinyatakan dalam koefisien keseragaman (CU). hubungan antara kemampuan menaikkan air (H),
The Cristiansen Uniformity Coefficient adalah besarnya debit (Q), efisiensi (E), jumlah putaran per
salah satu metode yang umum digunakan untuk menit (N), dan besarnya tenaga (P).
mengukur derajat keseragaman irigasi sprinkler Besarnya tenaga yang diperlukan untuk pemompaan air
dengan formula sebagai berikut (Christiansen, tergantung pada debit pemompaan, total head, dan
1941; ASAE, 2001): efisiensi pemompaan:

Dimana, CU: koefisien keseragaman (%); Vi:


pengukuran air dari area overlapping (ml); v ̅: Dimana, BHP: break horse power /tenaga penggerak
rata-rata dari pengukuran pada area (kW); Q: debit pemompaan (l/s); TDH: total dynamic
overlapping (mL); n: banyaknya sprinkler yang head (m); C: faktor konversi sebesar 102; Ep: efisiensi
overlapping pada suatu area; i: 1,2,3,……….,n; pemompaan (%).

9
Perencanaan (lanjutan)
Besarnya total dinamik head (H) dihitung Kebutuhan volume kolam tampungan air
dengan persamaan :
Konstruksi kolam dapat dibuat dari beton atau
pasangan bata, atau menggunakan kolam terpal
Dimana, SH: beda elevasi sumber air dengan untuk menghemat biaya. Volume kolam
pompa (m); E: beda elevasi pompa dengan lahan penampung dihitung berdasarkan luasan areal
tertinggi (m); Hf1: kehilangan head akibat gesekan yang ditanami. Perhitungan analisis kebutuhan
sepanjang pipa penyaluran dan distribusi (m); Hm: volume kolam penampung menggunakan
kehilangan head pada sambungan-sambungan dan persamaan berikut:
katup (m); Hf2: kehilangan head pada sub unit (m),
besarnya 20 % dari Pa; Hv:Velocity head (m),
besarnya 0,3 m; Ha: tekanan operasi emitter (m);
Hs: head untuk faktor keamanan (m), besarnya Dimana, VP: volume kolam penampung (m3);
20% dari total kehilangan head. T: lama irigasi (jam); Qs: debit sprinkler (l/jam);
Untuk pompa irigasi siraman dibutuhkan pompa N: jumlah sprinkler (buah).
minimum tekanan 1 bar.

10
IRIGASI TETES (DRIP IRRIGATION)

11
Perencanaan
• Irigasi tetes mempunyai efisiensi
tinggi karena air langsung diteteskan
ke bagian perakaran tanaman.
• Irigasi tetes mempunyai keuntungan
karena tidak dipengaruhi angin;
• Tidak membutuhkan pompa tekanan
tinggi;
• Air harus bersih, tidak membawa
sedimen atau kotoran yang
dapatmenyebabkan penyumbatan.
• Ditujukan untuk tanaman bernilai
ekonomi tinggi.
• Tidak menyebabkan surface run off. Peralatan pipa dan spare part untuk irigasi tetes
12
Sejarah irigasi tetes
• Irigasi tetes pertama kali diterapkan di Penerapan Irigasi Tetes:
Jerman pada tahun 1869 dengan • Air tersedia sangat terbatas atau
menggunakan pipa tanah liat.
sangat mahal;
• Di Amerika, metoda irigasi ini
berkembang mulai tahun 1913 • Tanah yang curam,tanah
dengan menggunakan pipa berpasir, berbatu atau sukar
berperforasi. didatarkan;
• Pada tahun 1940-an irigasi tetes • Tanaman dengan nilai ekonomis
banyak digunakan di rumah-rumah tinggi;
kaca di Inggris.
• Penerapan irigasi tetes di lapangan • Menghindarkan surface run off.
kemudian berkembang di Israel pada
tahun 1960-an.

13
Keuntungan irigasi Tetes
Kelebihan irigasi tetes: Kelemahan Irigasi Tetes
• Penggunaan air lebih efisien. • Memerlukan perawatan yang intensif;
Penghematan air dapat terjadi karena • Memerlukan investasi yang tinggi dalam
pemberian air yang bersifat lokal dan pembangunannya. Diperlukan teknik
jumlah yang sedikit; yang tinggi untuk merancang,
• Fluktuasi kelembaban tanah yang tinggi mengoperasikan dan memeliharanya;
dapat dihindari dan kelembaban tanah • Membutuhkan spare part;
dipertahankan pada tingkat yang optimal
bagi pertumbuhan tanaman; • Membutuhkan teknisi;
• Lebih efisien dan efektif dalam pemberian
pupuk atau bahan kimia;
• Menghemat tenaga kerja Sistem irigasi
tetes karena mudah dioperasikan secara
otomatis.

14
Contoh tata letak irigasi tetesan
Komponen:
• Unit utama (head unit): Unit utama terdiri dari
pompa, tangki injeksi, filter (saringan) utama dan
komponen pengendali ( pengukur tekanan, pengukur
debit dan katup).
• Pipa utama (main line): Pipa utama umumnya terbuat
dari pipa polyvinylchlorida (PVC), galvanized steel atau
besi cor dan berdiameter antara 7.5 – 25 cm. Pipa
utama dapat dipasang diatas atau di bawah
permukaan tanah.
• Pipa pembagi (sub-main, manifold): Pipa pembagi
dilengkapi dengan filter kedua yang lebih halus
(80-100 μm), katup selenoid, regulator tekanan,
pengukur tekanan dan katup pembuang.
• Pipa subutama terbuat dari pipa PVC atau pipa
HDPE (high density polyethylene) dan berdiameter
antara 50 – 75 mm.
• Pipa Lateral: Pipa lateral merupakan pipa tempat
dipasangnya alat aplikasi, umumnya dari pipa
polyethylene (PE) berdiameter 8 – 20 mm dan
dilengkapi dengan katup pembuang.
15
Luas Tanah yang terbasahkan
Luas daerah terbasahkan oleh sebuah emitter
sepanjang bidang horizontal pada kedalaman 30 cm
dari permukaan tanah disebut dengan luasan
terbasahkan(wetted area, Aw).
Nilai Aw tergantung kepada laju dan volume
pemberian air, serta textur, struktur, kemiringan dan
lapisan-lapisan tanah. Persamaan empiris untuk
menghitung kedalaman dan diameter terbasahkan
adalah sebagai berikut:
Parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat pembasahan
adalah persentase terbasahkan (Pw, wetted percentage ), yaitu
merupakan nisbah antara luas areal yang terbasahkan (pada
kedalaman 15 – 30 cm) dengan luas bayangan tajuk tanaman pada
siang hari. Persentase terbasahkan dipengaruhi oleh debit dan volume
dimana z : kedalaman terbasahkan, m, w : diameter pemberian air dari setiap alat aplikasi, spasi alat aplikasi dan jenis
terbasahkan, m, K1 : koefisien (29.2), Vw : volume tanah. Nilai Pw secara umum berkisar antara 1/3 (33 %) sampai 2/3
pemberian air, l, Ks : konduktivitas jenuh, m/det dan (67 %). Pw untuk daerah yang menerima banyak hujan dan tanah
K2:koefisien (0.031). bertekstur sedang sampai berat dapat lebih kecil dari 33 %. Pw untuk
tanaman yang ditanam renggang diusahakan dibawah 67 % agar
daerah antara tanaman cukup kering dan memudahkan perawatan
tanaman. Pw dapat mendekati 100 % untuk tanaman yang ditanam
16
rapat dengan spasi lateral kurang dari 1.8 m.
Terimakasih

17

Anda mungkin juga menyukai