Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian

Pengorganisasian
(Organizing)

Perencanaan Program UKGS di Pengawasan


(Planning) UPTD Puskesmas
(Controlling)
Bantar

Penggerakan dan
Pelaksanaan
(Actuating)

Gambar 3.1.
Kerangka Konsep Penelitian

B. Variabel Penelitian

Variabel-variabel pada penelitian ini adalah:

1. Variabel pada perencanaan (planning): merupakan perencanaan dalam

pelaksanaan program UKGS di Puskesmas yang meliputi analisis situasi

(pengumpulan data primer dan sekunder), mengidentifikasi masalah dan

prioritasnya, menentukan tujuan program, mengkaji hambatan dan kelemahan

program dan menyusun rencana kerja operasional (RKO).

2. Variabel pada pengorganisasian (organizing): penyusunan struktur organisasi

Puskesmas, kejelasan tugas pokok dan fungsi petugas UKGS UPTD

Puskesmas Bantar.

43
44

3. Variabel pada Penggerakan pelaksanaan (actuating): pelaksanaan lokakarya

mini Puskesmas terhadap guru UKS dan dokter kecil, kegiatan penjaringan

UKGS yang meliputi cakupan sekolah yang melaksanakan penyuluhan, sikat

gigi masal, cakupan sekolah yang melaksanakan UKGS, cakupan siswa jenjang

kelas terpilih (selektif) yang memperoleh perawatan, prevalensi karies, frekuensi

pembinaan petugas kesehatan ke SD/MI, rapat rutin bulanan/tahunan untuk

membahas program dan cakupan UKGS Di UPTD Puskesmas Bantar.

4. Variabel pada pengawasan (controlling): meliputi kepatuhan petugas dalam

melaksanakan kegiatan dan kepatuhan petugas mengkompilasi laporan,

Pengawasan oleh Kepala Puskesmas, pembinaan petugas UKGS, dan

Pemantauan terhadap laporan bulanan tahun 2011 dan 2012.

C. Definisi Istilah

Berdasarkan fokus penelitian dapatlah disusun definisi istilah variabel

penelitian seperti dirinci dibawah ini:

1. Perencanaan adalah adanya kertas kerja yang berisi rancangan-rancangan

pekerjaan yang akan dilaksanakan yang merupakan suatu keputusan apa

yang akan dikerjakan dan akan diproyeksikan dalam suatu tindakan.

2. Tenaga dalam hal ini yang dimaksud adalah tenaga di Puskesmas yaitu jumlah

tenaga kesehatan gigi yang tersedia dan yang ditunjuk oleh Kepala

Puskesmas sebagai petugas UKGS dan bertanggung jawab untuk

mengelola/melaksanakan program UKGS SD/MI di wilayah kerja Puskesmas,

minimal 1 (satu) orang.

3. Biaya operasional adalah sejumlah uang yang diperlukan untuk membiayai

pelaksanaan program UKGS.

4. Sarana dan prasarana adalah kecukupan ketersediaan alat, baik medis

maupun non medis yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program UKGS.

Meliputi:
45

a. Sarana transportasi adalah ketersediaan kendaraan untuk mengangkut

peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan UKGS.

b. Sarana penunjang adalah ketersediaan alat medis dan non medis yang

diperlukan untuk melaksanakan UKGS meliputi:

1) Formulir rujukan adalah ketersediaan dan kecukupan kertas yang

sudah dirancang yang memuat identitas dan pengiriman pasien dalam

hal ini adalah siswa SD ke sarana kesehatan.

2) Formulir pemeriksaan gigi di sekolah adalah ketersediaan dan

kecukupan kartu pencatatan yang memuat identitas, diagnosa dan

rencana perawatan gigi bagi siswa yang diperiksa disekolah.

3) Formulir laporan pemeriksaan gigi di sekolah adalah ketersediaan dan

kecukupan formulir pencatatan yang memuat laporan pemeriksaan

yang dilakukan di sekolah mencakup jumlah SD UKGS Tahap l, ll, dan

tahap lll; jumlah murid kelas selektif yang memerlukan perawatan;

jumlah murid kelas selektif yang selesai perawatan; jumlah SD yang

melakukan sikat gigi masal; frekuensi petugas UKGS ke SD unttuk

pembinaan.

4) Buku pedoman pelaksanaan UKGS adalah ketersediaan buku yang

memuat tata cara pelaksanaan UKGS yang diterbitkan oleh Direktorat

Pelayanan Medik Direktorat Kesehatan Gigi Departemen Kesehatan RI.

Kepemilikan buku pedoman dan penguasaan isi pedoman oleh petugas

UKGS akan mempengaruhi pelaksanaan UKGS.

5) Alat tambal dan alat cabut adalah ketersediaan dan kecukupan

seperangkat alat kedokteran gigi untuk perawatan gigi dan mulut yang

diperlukan untuk pelaksanaan Program UKGS.

6) Bahan dan obat-obatan adalah ketersediaan dan kecukupan bahan

habis pakai dan obat-obatan yang diperlukan untuk pelaksanaan

UKGS.
46

5. Sasaran UKGS adalah adanya SD/MI dalam wilayah kerja Puskesmas yang

menjadi tanggung jawab Puskesmas untuk pembinaan, meliputi:

a. Jumlah SD adalah banyaknya SD dalam wilayah kerja Puskesmas.

b. Jumlah murid adalah banyaknya murid yang ada di SD/MI dalam wilayah

kerja Puskesmas.

6. Pelayanan UKGS adalah pelayanan dan pembinaan usaha kesehatan gigi dan

mulut oleh Puskesmas terhadap SD/MI yang terdiri dari UKGS tahap l, tahap ll,

tahap lll dan sikat gigi masal untuk semua tahap.

7. Pengorganisasian adalah adanya struktur organisasi kepegawaian dan tugas

pokok dan fungsi petugas UKGS di Puskesmas sebagai pedoman dalam

pelaksanaan program.

8. Pelaksanaan adalah adanya aksi/gerak/tindakan/upaya petugas untuk

melaksanakan kegiatan yang sudah direncanakan dan kepatuhan petugas

dalam mengkompilasi laporan kegiatan program.

9. Cakupan Pelaksanaan UKGS adalah angka persentase berupa hasil akhir

jumlah SD/MI dengan sikat gigi masal, jumlah SD/MI yang dibina , jumlah

murid kelas selektif selesai perawatan dan jumlah kunjungan petugas ke

SD/MI untuk pembinaan.

a. Cakupan sikat gigi masal adalah jumlah murid SD/MI yang telah

melaksanakan paket program sikat gigi bersama dengan atau tanpa

kegiatan kumur-kumur fluor minimal 8 (delapan) kali pertahun dibawah

asuhan /binaan guru/petugas UKGS Puskesmas.

b. Cakupan sekolah yang dibina adalah sekolah yang telah direncanakan dan

menjadi sasaran pelayanan UKGS oleh Puskesmas.

a. Siswa kelas selektif yang mendapat perawatan kesehatan gigi dan

mulut adalah kelas yang dipilih dimana pada siswa kelas tersebut

dilakukan penjaringan dan pemeriksaan gigi dan mulut kemudian


47

siswa yang mempunyai keluhan penyakit gigi dan mulut dirawat/

diobat sesuai dengan permintaan dan kebutuhannya.

c. Frekuensi kunjungan petugas ke sekolah adalah banyaknya jumlah

kunjungan petugas UKGS ke Sekolah untuk pembinaan dalam satu (1)

tahun.

10. Pemantauan adalah adanya pengamatan dari petugas Kesehatan dan

pengamatan Kepala Puskesmas terhadap sinkronisasi antara laporan bulanan

usaha kesehatan gigi, laporan SP2TP Puskesmas.

11. Pembinaan adalah suatu upaya pengarahan dengan pemberian petunjuk dan

saran, setelah menemukan alasan dan keluhan pelaksana dalam mengatasi

permasalahan yang dihadapi yang dilakukan oleh petugas Dinas Kesehatan ke

Puskesmas dan Kepala Puskesmas kepada petugas UKGS.

D. Metode Penelitian

Jenis peneilitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus,

yaitu studi yang mengeksplorasi suatu masalah dengan batasan terperinci, memiliki

pengambilan data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi.

Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang dipelajari berupa

program, peristiwa, aktivititas, atau individu (Rahardjo, 2011).

Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif.

Menurut Moleong (Bungin, 2010), pendekatan kualitatif adalah suatu proses

penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki

suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada penelitian ini, peneliti membuat

suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan

responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Metodologi kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku, seperti transkripsi wawancara ,

catatan lapangan, gambar, rekaman dan lain-lain.


48

Menurut Bungin (2010), di dalam metode penelitian kualitatif, umumnya

data dikumpulkan dengan beberapa teknik, sala satunya adalah metode wawancara

mendalam (indepth interview), yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman (guide) wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif lebih lama. Materi wawancara adalah tema yang

ditanyakan kepada informan, berkisar antara masalah atau tujuan penelitian.

Setelah informasi diperoleh melalui wawancara mendalam, maka

dilakukan cross-check terhadap berbagai keterangan/informasi yang didapat melalui

berbagai metode penelitian yang digunakan atau keterangan yang diperoleh

sebelumnya, metode ini diantaranya: (1). Focus group discussion (FGD) adalah

sebuah teknik pengumpulan data yang umumnya dilakukan dengan tujuan

menemukan makna sebuah tema menurut pemahaman sebuah kelompok,

digunakan untuk mengungkapkan pemaknaan dari suatu kelompok berdasarkan

hasil diskusi yang terpusat pada suatu permasalahan tertentu, serta untuk

menghindari pemaknaan yang salah dari seorang peneliti terhadap fokus masalah

yang sedang diteliti, (2). Triangulasi yang dimaksud pada penelitian ini adalah

triangulasi sumber, yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber (Bungin, 2010).

E. Informan Penelitian

Informan pada penelitian ini dengan menggunakan teknik pengambilan

sample dengan pertimbangan tertentu yaitu purposive sample dengan ciri-ciri

khusus yaitu emergent sampling design/sementara, serial selection of sample units/

menggelinding seperti bola salju (snow ball), continous adjustment or focusing of

the sample/ disesuaikan dengan kebutuhan, selection to the point of dancy/ dipilih
49

sampai jenuh (Sugiyono,2012), berdasarkan pertimbangan tersebut diambil subjek

penelitian yaitu:

1. Sebagai informan utama wawancara mendalam (indepth interview) adalah

dokter gigi sebagai penanggung jawab dan pelaksana serta perawat gigi

sebagai pelaksana program UKGS di UPTD Puskesmas Bantar Kota

Tasikmalaya.

2. Sebagai informan focus group discussion (FGD) adalah dokter gigi sebagai

penanggung jawab dan pelaksana serta perawat gigi sebagai pelaksana

program UKGS dan tenaga kesehatan lainnya sebagai petugas UKS di

Puskesmas Bantar. Namum metode ini tidak digunakan dikarenakan

keterbatasan tenaga, waktu dan biaya, dimana FGD memerlukan persiapan dan

desain rancangan, adapun tahap-tahap yang perlu dilaksanakan menurut Yusuf

(2010), yaitu:

a. Membentuk tim, mencakup: moderator, asisten moderator/co-fasilitator,

pencatat proses/notulen, penghubung peserta/mitra kerja lokal di daerah

penelitian, penyedia logistik, dokumentasi, dan lain-lain yang jika diperlukan,

misalnya petugas antar jemput, konsumsi, penjaga keamanan dari

gangguan luar;

b. Memilih dan mengatur tempat, yang dipilih hendaknya merupakan tempat

yang netral, nyaman, aman, tidak bising, bervetilasi cukup, dan bebas dari

gangguan yang diperkirakan bisa muncul (preman, pengamen, anak

kecil,dan lain-lain);

c. Menyiapkan logistik, umumnya meliputi peralatan tulis, dokumentasi

(audio/video) dan kebutuhan-kebutuhan peserta FGD, seperti transportasi,

properti rehat, alat ibadah, konsumsi, insentif, dan lain sebagainya;

d. Jumlah peserta, merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan.

Menurut beberapa literatur tentang FGD, misalnya menurut Irwanto (2006),

jumlah yang ideal adalah 7-11 orang, namun ada juga yang menyarankan
50

jumlah FGD lebih kecil, yaitu 4-7 orang (Koentjoro,2005) atau 6-8 orang

(Krueger & Casey, 2004). Terlalu sedikit tidak memberikan variasi yang

menarik, dan terlalu banyak akan mengurangi kesempatan masing-masing

peserta untuk memberikan sumbangan pemikiran yang mendalam;

e. Rekruitment peserta, secara mendasar harus disadari bahwa semakin

homogen sebenarnya semakin tidak diperlukan FGD karena dengan

mewawancarai satu atau dua orang saja akan memperoleh hasil yang sama,

dan semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisis hasil FGD karena

variasinya terlalu besar.

3. Sebagai informan Triangulasi adalah guru UKS dan murid sekolah kelas V yang

menjadi cakupan dari pelayanan program UKGS di UPTD Puskesmas Bantar.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan unit analisis di UPTD Puskesmas Bantar

sedangkan key person sebagai sumber datanya: pengelola/petugas yang ditunjuk

untuk mengelola program UKGS di Puskesmas. Cara memperoleh informasinya

dilakukan dengan wawancara mendalam sehingga diperoleh pengetahuan yang

komprehensif mengenai permasalahan sistem manajemen pelaksanaan UKGS di

Puskesmas dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Bantar kecamatan Bungursari

Kota Tasikmalaya.

G. Prosedur Penelitian

1. Persiapan

a. Konsultasi dengan pembimbing

b. Survey pendahuluan

c. Pembuatan daftar pertanyaan untuk wawancara

d. Kamera untuk mengambil gambar

e. Alat perekam suara/ tape recorder


51

2. Pelaksanaan

a. pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara

informan di lapangan.

b. Pengumpulan data sekunder, yaitu data yang sudah ada di Instansi berupa

data hasil kegiatan/ dokumen.

c. Pelaksanaan indefth interview dan triangulasi kepada informan

H. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan

mengikuti pola pikir induktif, yaitu pengujiannya bertitik tolak dari data yang telah

terkumpul kemudian dilakukan penarikan kesimpulan (Kustanto, 2003). Data ini

menunjukkan kualitas atau mutu dari sesuatu yang ada berupa keadaan, proses,

kejadian atau peristiwa dan lain-lain yang dinyatakan dalam bentuk perkataan.

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012), mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisa data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Aktivitas dalam analisis data yaitu:

1. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-

kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. Dalam tahap ini peneliti

melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan,

abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh.

2. Penyajian data (data display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan dalam bentuk teks yang

bersifat naratif. Penyajian data bertujuan untuk mempermudah pemahaman hal-


52

hal yang terjadi, merencanakan selanjutnya berdasarkan apa yang telah

difahami tersebut.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verivication)

Penyajian data yang dikemukakan bila telah didukung oleh data-data

yang valid dan konsisten, maka dapat dijadikan kesimpulan yang kredibel.

I. Uji Validitas

Uji validitas pada penelitian kualitatif disebut triangulasi. Triangulasi

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain

dalam membandingkan hasil wawancara terhadap subjek penelitian (Moleong,

2004).

Triangulasi menurut Denzin (1978), dibedakan menjadi empat macam

triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan sebagai sumber,

metode, penyidik dan teori. Teknik teori yang paling banyak digunakan adalah

Triangulasi sumber, yaitu cross check data dengan fakta dari sumber lainnya, juga

mencari informasi dari sumber/ informan lain. Pada penelitian ini, dari keempat

macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan

dengan memanfaatkan sumber. Triangulasi dengan sumber artinya

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif

(Patton,1987).

Anda mungkin juga menyukai