Oleh :
NPM : 19320009
Oleh :
Disetujui:
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya yang
telah memberikan kesehatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas Rancangan
Kopling ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang dapat ditambahkan untuk
melengkapi tugas ini, namun penulis terlebih dahulu menerima saran dan tanggapan dari
Dosen Pembimbing yang sifatnya membangun daya pikir demi kelancaran dan kesempurnaan
dari tugas ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Ir.Sutan LMH
Simanjuntak,M.Eng selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan
pemikiran kepada penulis dan tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu namanya yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan Tugas Rancangan ini.
Akhir kata, semoga tugas ini dapat menjadi pedoman dan perbandingan untuk tugas-
tugas yang sejenisnya.
Penulis,
DAFTAR SIMBOL................................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................................
2.1. Kopling......................................................................................................................
Adapun tujuan dari tugas Rancangan Elemen Mesin ini yaitu : untuk merancang ulang
sistem Tranmisi kopling yang digunakan pada kendaraan roda empat (SUV) “TOYOTA
KIJANG INNOVA REBORN”,dengan data sebagai berikut :
-Daya = 149 PS
1
1.4 Batasan Masalah
Rancangan ini akan membahas kopling plat gesek pada kendaraan roda empat (SUV) “
TOYOTA KIJANG INNOVA REBORN ” dengan data sebagai berikut :
Daya = 149 PS
1. Roda gigi
2. Flywheel
3. Plat gesek
4. Poros penggerak
5. Baut pengikat flywheel
6. Bantalan radial
7. Poros spline
8. Naf
9. Plat pembawa
10. Paku keeling pengikat plat gesek
11. Baut pengikat tutup kopling
12. Tutup kopling
13. Plat penekan
14. Plat penahan pegas kejut
15. Pegas kejut
16. Poros yang digerakkan
17. Sleeve
18. Bantalan axsial
19. Pegas matahari
20. Paku keeling pengikat tutup kopling dan pegas matahari
21. Paku keling pengikat plat pembawa dan plat penahan pegast kejut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KOPLING
Kopling adalah suatu elemen yang dibutuhkan untuk memindahkan daya dan
putarandari poros penggerak ke poros yang digerakkan.
Secara umum kopling dapat dibagi dua yaitu :
1. Kopling Tetap
2. Kopling TakTetap
a. Kopling Bus
Kopling bus terdiri atas sebuah selongsong(bus) dan baut-baut yang dibenamkan.
Sering juga dipakai berupa pasak yang dibenamkan pada ujung - ujung poros.
Kopling flens kaku terbuat dari besi cor atau baja cor dan dipasang pada ujung
poros dengan diberi pasak serta di ikat dengan baut. Kopling ini tidak mengijinkan
sedikitpun ketidaklurusan sumbu kedua poros serta tidak dapat mengurangi
tumbukan getaran trasmisi.
Gambar 2.2.Koplingflenskaku
Pada kopling flens tempa masing – masing ujung poros terdapat flens yang dilas
atau ditempa dan kedua flens diikat dengan baut – baut. Pada kopling ini momen
dipindahkan melalui pergeseran baut atau pergesaran antara kedua flens.
2. Kopling Luwes
Kopling luwes atau fleksibel ini digunakan apabila kedudukan yang baik antara kedua
ujung poros satu sama lain tidak dapat diharapkan sehingga kedua ujung poros itu
disambungkan sedemikian rupa sehingga dapat bergerak satu sama lain.
4. Kopling Friwil
Kopling ini adalah kopling yang dapat lepas dengan sendirinya, bila poros
penggerak berputar lebih lambat atau dalam arah berlawanan dari poros yang digerakkan.
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.hampir semua
mesin memerukan tenaga bersama dengan putaran peranan utama dalam tranmisi seperti
dipegang oleh poros.
P = 181 PS
P = 133.035 kw
n = 7200 rpm
fc =faktor koreksi
Ada beberapa jenis faktor koreksi sesuai dengan daya yang akan ditranmisikan sesuai
dengan tabel 3.1 -------------------------(literatur 1,halaman 7)
Pd=1,5 x 133.035 kw
Dengan adanya daya dan putaran ,maka poros akan mendapat beban berupa momen
puntir .oleh sebab itu dalam penentuan ukuran-ukuran utama dari poros akan dihitung
berdasarkan beban puntir serta kemungkinan-kemungkinan kejutan/tumbukan dalam
pembebanan ,seperti pada saat motor mulai berjalan.
Bila suatu poros berputar maka poros tersebut akan mengalami momen puntir (momen
rencana) :
𝑃𝑑
𝑇 = 9,74 𝑥 105 (kg.mm) ----------------------------(literatur 1,halaman 7)
𝑛
164,272
𝑇 = 9,74 𝑥 105
3500
T = 45.714,550 kg.mm
Jika bahan poros yang dipakai adalah batang baja yang difinis dingin JIS G 4501 dengan
lambang S55C maka kekuatan tarik σb = 66 kg / 𝑚𝑚2 . ini diperoleh dari tabel dibawah ini:
Tabel 3.2 Baja karbon untuk konstruksi mesin dan baja yang difinis dingin untuk poros.
dimana :
Sf1=faktor keamanan yang bergantung pada jenis bahan, dimana untuk bahan S-C
besarnya adalah 6,0
66 kg/mm2
Maka : τa =
6,0x3,0
τa = 3,66 kg / mm2
1,917 kg/mm²
τa > τg
Dari perhitungan sebelumnya diperoleh harga τa = 3,66 kg/mm² dan harga τg = 1,917 kg/mm²
sehingga :
Putaran dari poros penggerak akan diteruskan ke flywheel dan plat gesek melalui plat
pesanan .dengan berputarnya plat gesek maka poros yang digerakkan akan ikut berputar dengan
peralatan naaf dan spline
Fungsi spline adalah sama dengan pasak,yaitu meneruskan daya dan putaran dari
poros ke komponen-komponen lain yang terhubung dengannya,ataupun
sebaliknya.perbedaannya adalah spline menyatu atau menjadi bagian dari poros sedangkan pasak
merupakan komponen yang terpisah dari poros dan memerlukan alur pada poros untuk
pemasangannya.selain itu jumlah spline pada suatu kontruksi telah tertentu (berdasarkan
standart SAE).
Ukuran spline untuk berbagai kondisi operasi telah ditetapkan dalam standart SAE
pada tabel :
A: B: C:
0.080
D
0.080
D
Pada kopling “TOYOTA KIJANG INNOVA REBORN” jenis spline yang dipergunakan
adalah spline dengan jumlah 16 buah pada kondisi meluncur saat tidak dibebani(to slide when
not under load).dari tabel 3.4 diperoleh data sebagai berikut :
w = 0,098D
h = 0,070D
d = 0,860D
Dari perhitungan sebelumnya ds = 38 mm Sehingga dapat diperoleh :
a) Diameterluar spline (mm)
𝑑𝑠
D = 0,850 ---literatur 2,hal 474 Dimana:
D = Diameter Spline
41
D= mm ds = Diameter poros
0,850
D = 48 mm d = Diameter dalam spline
483 𝑚𝑚3
L=
41²𝑚𝑚2
L = 65 mm
d = 42 mm
BAB V
PLAT GESEK
Plat gesek adalah suatu plat yang digunakan sebagai media gesek antara plat penekan
dengan flywheel dalam meneruskan daya dan putaran dari poros engkol ke poros lainnya.
Batas keausan
2,0 2,0 2,5 2,5 3,0 3,0 3,5 3,5
permukaan (mm)
Literatur 1,halaman 72
Umur dalam jumlah penghubungan : NmL = L³/ E × w
Dimana :
L³ = volume keausan yang diijinkan plat gesek
= 210 .................................................Literatur 1, halaman 72 Tabel 3.5
E = kerja penghubungan untuk satu kali hubungan.....Literatur 1, halaman 70
E = 500 kg m .........................................Literatur 1, halaman 71 Tabel 3.8
w = laju keausan permukaan bidang gesek, cm³/ kg m
= bahan setengah logam (5 – 10). 107 cm³/ kg m
= 7 . 10−7 .............................................. Literatur 1, halaman 72 Tabel 3.4
BAB VI
PAKU KELING
Gbr. 3.3 Bentuk paku keling menurut DIN (pilihan dan keling khusus)
Paku keling ini berfungsi untuk mencegah terjadinya slip antara lempengan gesek Yang
mana akan mengurangi momen puntir yang diteruskan dari flywheel yang akan menimbulkan
kerugian jumlah paku keling yang digunakan adalah sesuaikan dengan lebar permukaan
lempengan.sehingga lempengan akan terkait dengan baik ,jumlah yang digunakan adalah 16
buah.
Jenis paku keling yang digunakan pada kopling adalah keling pipa. Gaya yangditerima
paku keling : P = 76.44 kg, dan bahan yang digunakan paku keling st 37 dengan factor keamanan
adalah 5. Jumlah paku keling yang digunakan adalah 16
Gambar sketsa :
𝑇𝑏
Tt = -----literatur 4,halaman 3
𝑆𝑓1 ×𝑆𝑓2
3700 𝑘𝑔/𝑚𝑚 2 𝐾𝑔
= = 308,3
6,0 𝑥 2,0 𝑚𝑚2
= 246.64 kg/𝑚𝑚2
N = 16 buah
R = 65
T= pxr
𝑇
Maka : P =
𝑟
25,913.153 𝑘𝑔 𝑚𝑚
=
65 𝑚𝑚
= 398,69 Kg
398,69𝑘𝑔
=
16
= 24,918 mm
p.4
d -------literatur 4,halaman 170
n. . g
398,6
𝑑 ≥
16 × 3,14 × 246,64kg/cm²
d = 0,5 cm = 5 mm
d’ = 5 + 1 mm
d’ = 6 mm
D = 1,4 x 6 mm
D = 8 mm
t = 2,6 x 6 mm
P
S
n.d '. S
S = (1,5 2,0) t
Dipilih :
e : 1,5d = S = 1,5 t
= 1110 kg/cm2
293,97
𝑆 =≥ 1 ×0,32 ×1110kg/cm²
0,82 cm
= 1 cm
= 10 mm
h = 0,45 x 8 mm
h = 3,6 mm
e = 1,5 x 8 mm
e = 12,6 mm
P n.d’.S. S
P 16 x 6 x 1 x 1110 kg/𝑐𝑚2
P 106,560 kg
30,244 kg ≰ 106,560 kg
BAB VII
PEGAS KEJUT DAN PEGAS MATAHARI
Perancangan pegas kejut biasanya berhubungan dengan gaya momen torsi, defleksi dan
tegangan yang dialami oleh pegas. Pegas kejut ini berfungsi untuk meredamkan kejutan sewaktu
kopling menerima beban lebih secara tiba-tiba.
Data perencanaan :
Jumlah pegas (nP) : 4 buah
Jumlah lilitan yang aktif / 1 pegas (Jlap) : 8 buah
Jumlah lilitan yang passif / 1 pegas (Jlap) : 2 buah
Jarak antara sumbu pegas : 96 mm
Diameter kawat (d) : 3,5 mm
Dliameter luar pegas (Do) : 20 mm
Diameter dalam pegas (Di) : 13 mm
Tinggi bebas pegas (Hf) : 55 mm
Bahan pegas : SUP 6..............Literatur 1,halaman 340
G = 8 × 10³...... Literatur 1,halaman 313
4.4 − 1 0,615
K= +
4 .4 − 4 4
K = 1,4
Tegangan gesernya : 𝜏
𝜏 = T/ Zp = (16/ 3,14 d³) D W1/ 2.........Literatur 1, halaman 315
Dimana :
T = momen puntir
Zp = momen tahanan puntir kawat = (𝜋/16) d³
d = diameter kawat = 3,5 mm
D = diameter lilitan rata-rata pegas = 16,5
W1 = beban maksimum (Gaya puntir) pada 1 buah pegas = 238,09 kg
Maka : 𝜏 = T/ Zp = (25,915.153/ 3,14 d³) D W1/ 2
= ( 25,915.153/ 3,14 × 3,5) 16,5 × 15,183/ 2
= 4,37 kg / mm²
Tegangan geser maksimum :
𝜏 = K (8/𝜋) (D/ d) W1/ d² ...................Literatur 1,halaman 315
= 1,33 (8/ 3,14) (16,5/ 3,5) × 15,183/ 3,5²
= 2,96 Kg/mm²
7.1.2 Pemeriksaan Pegas Kejut
Syarat pemeriksan :
g 𝜏𝑟
4.E ST 4 f hT f hT f
F= − − +1
ST ST ST ST 2ST
x x
(1 − V ) .Da
2 2
---literatur 4,halaman 219
4E
Dimana : = 9,23 x 105 N/mm2
(1 − V )
2
Sehingga :
F = 235,58N
dimana :
= 4.E
x
ST 2
x
f hT
− −
f
+
(1 − V ) .Da
2 2
ST ST 2ST --literatur 1,hal 218
= 9,23x10 5
N / mm 2 .
2 2 mm 2
x
2,1mm 2,8mm 2,1mm
− 1,12 −
+ 1,22
2mm 2.2mm
2
0,57 x162^ 2mm 2mm
=(77,532x10^5Nmm/32.909,97mm^3)x(0,46)
= 117,37N/mm2
= 2000 N/mm2
Jadi <
117,37 N/mm2 < 2000 N/mm2
Berarti pegas matahari aman terhadap tekanan .
4.F .L3
= Dimana :
E.b.h 3
4.(235,58N ).74 3 mm
= L = 2L1= 2.37 = 74 mm
2,1x10 5 N / mm2 .8mm.4 3 mm3
b = 8 mm
= 3,55 mm h = tebal = 3 mm
E = 2,1x105 N/m
BAB VIII
PERANCANGAN BAUT
Baut didefenisikan sebagai alat pengikat .Baut didalam kopling digunakan untuk
mengikat flywheel terhadap poros penggerak dan pengikat tutup kopling .
Ulir dalam
ULIR Diamete
Diameter Diameter
Jarak Tinggi r dalam
luar D efektif D2
bagi kaitan D1
P H1 Ulir luar
1 2 3 Diameter Diameter Diamete
luar d efektif d2 r inti d1
2W
6kg / mm 2
6mm =
2
2W
(6mm) = 2
2
6kg / mm
2W
36mm2=
6kg / mm 2
216kg
W =
2
W = 108 kg
Tegangan yang terjadi :
t =
W
.................................................................................Literatur 5 halaman 296
A
t =
108kg
/ 4.d1 2
t = 108kg
3,14 /( 4,917) 2 mm 2
t= 5,69kg/mm2
Jumlah ulir (Z)
W
Z .....................................................................Literatur 5 halaman 296
.d 2 .h.q a
qa = tekanan kontak ijin pada permukaan ulir . Yang diplih adalah baja liat dengan q a = 3
kg/mm2 dari tabel dibawah .
Tabel 3.10. Tekanan permukaan yang diijinkan pada ulir
Z 108kg
3,14.(5,350mm).0,541mm.3kg / mm 2
108 𝑘𝑔
Z≥
30,355 𝑘𝑔
Z 3,53
Z 4
Tekanan kontak pada permukaan ulir (q)
W
q=
.d 2 .h.Z
108 𝑘𝑔
q=
3,14 (5,350 𝑚𝑚).0,54 .4
108 𝑘𝑔
q=
30,35 𝑚𝑚2
q = 2,97kg/mm2
8.1.2 Baut Pengikat flywheel
Baut yang direncanakan adalah :
Untuk baja liat yang mempunyai kadar karbon (0,2÷ 0,3) % , a = 6 kg/mm2 bila difinis tinggi
Sehingga :
a .d 2
W=
2
6kg / mm 2 .10 2.mm 2
W=
2
W = 300 kg
Tegangan yang terjadi :
t =
W
.....................................................................Literatur 5 halaman 296
A
t =
300kg
/ 4(d1 2 )
t =
300kg
3,14 / 4.(8,376)mm 2
W
Z
.d 2 .h.q a
Dimana, qa = 3 kg/mm2
Sehingga :
300kg
Z
3,14.(9,026mm).0,812mm.4kg / mm 2
300 𝑘𝑔
Z≥
92,05364672 𝑘𝑔
Z 3,25
Z 3
Tekanan kontak pada permukaan ulir (q)
W
q=
.d 2 .h.Z
300 𝑘𝑔
q=
3,14 (9,026 𝑚𝑚). 0,812 .4
300 𝑘𝑔
q=
92,05 𝑚𝑚2
q = 3,25kg/mm
8.2 Pemeriksaan Baut
8.2.1 Baut pengikat tutup kopling dengan flywheel
Syarat :
t a
5,69 kg/𝑚𝑚2 ≤ 6 kg/𝑚𝑚2
Syarat :
q qa
2,97 kg/𝑚𝑚2 ≤ 3 kg/𝑚𝑚2
Berarti baut aman terhadap tekanan kontak pada permukaan ulir
Syarat :
𝜏𝑏 ≤ 𝑇𝑎
W
b =
.d1 .k .P.Z
b = 3,14 (4,917
108 𝑘𝑔
𝑚𝑚).0,84.1.4
b = 51,876 𝑚𝑚2
108 𝑘𝑔
b = 2,08 kg/𝑚𝑚2
a = ( 0,5 -0,75) a
a = 0,5 x 6 kg/mm2 = 3 kg/mm2
Sehingga
2,08 kg/mm2 < 3 kg/mm2
Berarti baut aman terhadap tegangan geser
t a
5,45 kg/mm2 6 kg/mm2
q qa
3,25 kg/mm2 4 kg/mm2
Syarat :
b a
𝑊
b =
𝜋.𝑑1.𝑘.𝑝.𝑧
108𝑘𝑔
b =
3,14 𝑥 (8,376 𝑚𝑚)𝑥 0,84 𝑥 1,5 𝑚𝑚 𝑥 3
300 𝑘𝑔
b =
132,55 𝑚𝑚2
b =1,08kg/mm2
Sehingga :
BAB IX
PERANCANGAN BANTALAN
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau
gerakan bolak-balik dapat berlangsung sacara halus, aman dan panjangumur.Bantalan ini dipakai
untuk membebaskan hubungan poros yang digerakkan dari flywheel atau poros engkol dengan
cara menekan pegas matahari.
= 63,94 kg
*faktor kecepatan (fn) :
33,3
fn = 3 Dimana : n = 7200 rpm
n
fn = faktor kecepatan
fn = 0,00080
*faktor umur (fh) :
C
fh = fn . ......................................................................Literatur 5 hal 136
Pa
1640 𝑘𝑔
fh = 0,00080 . = 0,020
63,94 𝑘𝑔
Untuk bantalan radial kita pilih diameter dalam yang lebih kecil dari yang telah dihitung
sebelumnya .Maka d = 20 mm
Dan bentuk bantalan ini dipakai menurut 6004 dan dipilih dari tabel :
- Diameter dalam (d) = 20 mm
- Diameter luar (D) = 42 mm
- Jari-jari fillet ( r) = 1 mm
- Kapasitas nominal dinamis spesifik (C) = 735 kg
- Kapasitas nominal statis spesifik (C0) = 465 kg
- Tebal bantalan (B) = 12 mm
Fa = beban axial =0
Fr = faktor beban radial = 44,1 kg
maka :
Pr = 0,56 . 1 .44,1kg + 0 . 0
= 24,696 kg
Pr = 24,7 kg
33,3
fn = 3 Dimana : n = 7200 rpm
n
fn = 0,00080
*faktor umur (fh) :
C
fh = fn .
Pr
735 𝑘𝑔
fh = 0,00080 . =0,0091
63,94 𝑘𝑔
BAB X
PERANCANGAN FLYWHEEL
2 x3,14 x3500
w=
60
w = 753,6 rad/det
Massa flywheel (m) :
4.E.g
m=
r0
2
(
w1 − w2
2 2
)
dimana :
E.g (nm)
= 54308,09 kg.mm x 9,8 m/s
= 54,30889 kg.m x 9,8 m/s
= 532,23 n.m
W 1 = 753,6 rad/det
W2 = 0 , karena putaran minimumnya = 0
r0 = ½ . D 0
r0= ½ .279 = 140 mm = 0,140 m
sehingga diperoleh :
4 x532,23Nm
(0,116) 2 .(418,6 2 − 0)
m=
2128,92 Nm
m=
0,011236.175.225,96m 2 .rad 2 / det 2
m = 1,91Kg
*Tegangan tangensial maksimum dan radial maksimum (Sr max = St max)
u +3
Sr max = St max = .v
2
8
Keterangan :
= berat jenis , kg/m3
v = kecepatan flywheel
= rotasi
Bahan flywheel direncanakan terbuat dari baja dengan = 7770 kg/m3 dan dengan
= 0,3
*Kecepatan flywheel (v)
v = ro .w
= 0,140 m . 753,6 rad/det
= 105,5 rad /det
Sehingga diperoleh :
0,3 + 3
Sr max = St max = 7770 kg/m3 . 105, 5 rad/det )2
8
= 337,499.66 N/m2
9.2 Hub Sleave
9.2.1 Definisi Hub Sleave
Hub sleeve adalah bagian dari komponen unit kopling yang berfungsi untuk meneruskan
tenaga atau gaya dari release fork atau garpu pembebas untuk menekan pegas matahari dimana
cara kerjanya adalah dengan bergerak maju mundur untuk menekan pegas matahari.
d0 = ds + 1 mm
d0 = 35 mm + 1 mm
d0 = 36 mm
Diameter luar hub sleave :
d1 = d
BAB XI
KESIMPULAN DAN SARAN
11.1 KESIMPULAN
No Nama Bagian Bahan Hasil Perhitungan
1. Poros S 55C - Diameter poros(ds)= 35 mm
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan ternyata elemen-elemen tersebut cukup aman, dan
dapat disimpulkan bahwa bahan -bahan yang dipakai untuk kontruksi adalah cukup aman
dan siap untuk dipakai pada mesin tersebut.
11.2 SARAN
1. Untuk mengenal dan mengetahui bentuk dan cara kerja kopling sebaiknya dilakukan survey ke
laboratorium atau ke bengkel mobil atau mesin.
2. Dalam perencanaan, sebaiknya bahan-bahan yang dipilih harus sesuai dengan standard, agar
konstruksinya dapat dipaki sesuai dengan yang direncanakan.
3. Untuk pemilihan bahan-bahan yang dipergunakan, hendaknya ukuran dari bahan tersebut
harus berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh.
4. Bagi masyarakat yang menggunakan mobil DAIHATSU XENIA sebagai alat transportasi
hendaknya mengenal dan mengetahui cara kerja dari kopling dan mesin serta memeliharanya
atau merawatnya dengan baik.
DAFTAR LITERATUR
1. Hall dkk. 1987. Machine Desing. New york: Graw Hill.
2. Niema, G.1982. Elemen Mesin. Jakarta: Erlangga.
3. Shinghely, Joseph E. & Larry D.Mitchell. 1984. Perencanaan Teknik Mesin. Jakarta:
Erlangga.
4. Stolt, J dan C.Kros. 1983. Erlangga Mesin. Jakarta Pusat: Erlangga.
5. Sularso & Kiyokatsu Suga. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin. PT.
PRADNYA PARAMITA