Anda di halaman 1dari 47

TUGAS RANCANG KOPLING DAN RODAGIGI

DOSEN PEMBIMBING : Bapak Tatang Suryana, ST.MT.

PERENCANAAN KOPLING
NEW TOYOTA VIOS

Guna memenuhi persyaratan kelulusan pada mata kuliah:


Rancang Kopling Dan Rodagigi

OLEH :

MUHAMMAD DICKY ROBBY SAMSUDIN


2016030661

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAMULANG

2019
Kata Pengantar

Puji dan Syukur, Saya panjatkan kehadirat Allah SWT Yang telah
memberikan Rahmat-Nya, Dengan selesainya penyusunan Tugas RANCANG
KOPLING DAN RODAGIGI Pada Program Studi Teknik Mesin di Universitas
Pamulang. Tugas ini pada dasarnya merupakan sarana pendukung untuk
memenuhi persyaratan kelulusan. Oleh karena itu saya berharap semoga Tugas ini
dapat berguna bagi Saya maupun bagi siapa saja yang membacanya.
Saya sadari, Dalam penyusunan Tugas ini masih banyak memiliki
kelemahan dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk jadi bahan masukan dan perbaikan selanjutnya.
Akhir kata, Saya mengucapkan Terimakasih kepada Bapak Tatang
Suryana, ST.MT. sebagai dosen pembimbing yang telah membantu dan
mendukung pembuatan Tugas ini.

Bogor, 8 November 2019

Penulis
Muhammad Dicky Robby Samsudin

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 1


Daftar Isi

Kata Pengantar…….....…………………………………………….. .......... 1


Daftar Isi………………………………………………………….............. 2
Daftar Simbol............................................................................................... 3
Daftar Gambar.............................................................................................. 5
BAB I PENDAHULUAN……………………….......................... .......... 6
1.1 Latar belakang........................................................................................ 6
1.2 Tujuan..................................................................................................... 6
1.3 Batasan Masalah..................................................................................... 7
BAB II TEORI DASAR…………………………….............................. 8
2.1. Pengertian.............................................................................................. 8
2.2. Kopling Sebagai Elemen Mesin............................................................ 8
2.3. Jenis – jenis kopling.............................................................................. 8
2.3.1. Kopling tetap...................................................................................... 9
2.3.2. Kopling tidak tetap............................................................................. 13
2.4. Bagian utama kopling............................................................................ 15
2.5. Dasar pemilihan kopling........................................................................ 16
2.6. Cara kerja kopling.................................................................................. 17
2.8. Rumus yang digunakan............................................................... ........... 19
BAB III METODE PERENCANAAN……………..................... ........... 23
3.1. Desain Poros........................................................................................... 23
3.2. Desain Kampas Kopling......................................................................... 27
3.3. Karakteristik Kopling............................................................................. 39
BAB IV PENUTUP…………………………………...................... .......... 43
4.1. Kesimpulan……………………………......…….................................. 43
4.2. Saran...................................................................................................... 43
LAMPIRAN................................................................................................ 44
DAFTAR PUSTAKA....................................................................... .......... 45

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 2


Daftar Simbol

Nama dan Lambang Satuan

Momen puntir yang terjadi (Mp) kg.mm


Momen puntir yang direncanakan (Mtd) kg.mm
Daya mesin maksimum (N) dk
Putaran Mesin (n) rpm
Faktor keamanan ( v,s,β) -
Momen gesek (Mfr) kg.mm
Tegangan geser yang diizinkan (σbol) kg/cm2
Tegangan tarik yang diizinkan (τbol) kg/cm2
Diameter poros (dp) cm
Diameter spline (ds) cm
Tinggi spline (h) cm
Lebar spline (w) cm
Jari-jari rata-rata cm
Panjang (l) cm
Jumlah spline (z) -
Lebar permukaan gesek (b) cm
Luas penampang poros (A) cm2
Tekanan yang terjadi (P) kg/cm2
Gaya Tekan (F) kg.cm/s2
Jari-jari dalam (r1) cm
Jari-jari luar (r0) m
Berat kopling (G) kg
Defleksi yang terjadi (Y) cm
Putaran kritis (ncr) rpm
Diameter kritis cm
Energi yang hilang karena gesekan (Wg) watt
Putaran sudut (ω) rad/s
Waktu (t) detik

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 3


Panas jenis spesifik (Cp) J/kg0C
Tebal plat gesek (a) cm
Umur kopling (Lt) jam/tahun
Kerja beban spesifik (k) watt jam/cm3
Daya yang hilang (Nfr) watt
Luas permukaan gesek (Am) cm2
Efesiensi kopling (η) %

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 4


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kopling Bus ........................................................................................9


Gambar 2.2 Kopling Flens Kaku ..........................................................................10
Gambar 2.3 Kopling Tlens Tempa ........................................................................10
Gambar 2.4 Kopling Karet Ban ............................................................................11
Gambar 2.5 Kopling Flens Luwes ........................................................................11
Gambar 2.6 Kopling Karet Bintang ......................................................................11
Gambar 2.7 Kopling Rantai ..................................................................................12
Gambar 2.8 Kopling Gigi ......................................................................................12
Gambar 2.9 Kopling Universal Hook....................................................................12
Gambar 2.11 Kopling Plat .....................................................................................14
Gambar 2.12 Kopling Kerucut ..............................................................................14
Gambar 2.13 Kopling Friwil .................................................................................14
Gambar 2.14 Gambar Assembling kopling Toyota Vios ... ..................................18

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 5


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari kendaraan merupakan sarana terpenting
dalam sistem transportasi dan sangat dibutuhkan. Ide pengembangan sarana
transportasi yang kian berkembang, menunjukkan suatu bukti nyata dengan
adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada sarana transportasi tersebut.
Kendaraan yang dahulunya bersifat klasik dimana mengandalkan tenaga
hewan, kini telah berubah menjadi modern yang lebih mengandalkan
mekanik atau mesin.
Mobil sebagai salah satu sarana transportasi, kerap dipakai oleh
segenap masyarakat. Dapat dikatakan bahwa mobil memiliki kelebihan
tersendiri dibandingkan dengan kendaraan bermotor lainnya. Diantaranya
adalah dapat mengangkut beban yang besar, banyak, dan dapat dipakai untuk
menempuh perjalanan yang jauh, memiliki konstruksi yang lebih kokoh dan
stabil serta kelebihan-kelebihan lainnya.
Tetapi sewaktu-waktu kita selalu dihadapkan pada masalah-masalah
teknis permesinannya. Hal ini membuktikan bahwa mesin tersebut yang
terdiri dari bermacam-macam elemen mesin memegang peranan yang sangat
penting. Salah satu elemen mesin yang akan dibahas lebih jauh pada tugas
perencanaan ini adalah Kopling, dalam hal ini Kopling Pada Mobil NEW
TOYOTA VIOS.

1.2. Tujuan
Karena suatu perencanaa elemen mesin haruslah benar-benar
akurat atau teliti, maka khusus dalam perencanaan kopling ini
terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai agar memiliki efisiensi
yang tinggi, antara lain :
a. Mendapatkan kekuatan kopling yang baik dengan dasar bahwa
faktor keamanan yang dimilikinya adalah optimal yang ditunjang
dengan pemilihan bahan yang sesuai.

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 6


b. Memiliki efisiensi kerja yang tinggi.
c. Mendapatkan kopling yang kuat tetapi ekonomis.
d. Dapat memperkirakan umur kopling yang direncanakan.

1.3 Batasan Masalah


Dalam perencanaan kopling ini tidak semua bagian-bagian
dari sebuah kopling kami jabarkan. Ruang lingkup dari perencanaan
tulisan ini adalah perhitungan dan perencanaan kopling pada mobil
New Toyota Vios.
Spesifikasi dari perancangan ini diperoleh dari brosur pada lampiran 1 yakni :
Daya (N) : 107 PS
Putaran (n) : 6000 rpm
Analisa perhitungan akan dilakukan pada beberapa bagian saja dimana
dalam hal ini yang kami bahas adalah :
1. Diameter poros
2. Diameter sepline
3. Diameter plat gesek
4. Diameter plat tengah
5. Efisiensi kopling
6. Lamanya pemakaian

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 7


BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Kopling adalah bagian dari komponen sistem transmisi yang berfungsi
untuk menyambung dan memutuskan daya dan putaran yang dihasilkan dari poros
input ke poros output. Kopling memegang peranan yang penting pada saat
pergantian transmisi, dimana mesin harus bebas dan tidak berhubungan dengan
sistem transmisi tersebut.

2.2 Kopling Sebagai Elemen Mesin


Kopling merupakan komponen mesin yang banyak sekali digunakan
dalam konstruksi mesin, sehingga untuk merencanakan kopling harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut ;
a. aman pada putaran tinggi, getaran dan tumbukannya kecil.
b. konstruksinya yang baik dan praktis
c. pemasangan yang mudah dan cepat.
d. material kopling harus tahan terhadap:
• Temperatur yang tinggi dan sifat penghantar arus
• Keausan dan goresan
• Koefisien gesek yang tinggi
• Sifat ductility yang baik.

2.3 Jenis Kopling


Menurut konstruksinya secara umum kopling dapat dibagi atas dua bagian,
yaitu:

1. kopling tetap
2. kopling tidak tetap

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 8


2.3.1. Kopling Tetap
Kopling tetap adalah elemen mesin yang berfungsi sebagai
penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan
secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros terletak pada
satu garis lurus atau dapat berbeda sedikit letak sumbunya.

Kopling tetap dibedakan lagi atas, kopling kaku, kopling luwes,


dan kopling universal.

• Kopling Kaku
Kopling kaku digunakan bila kedua poros dihubungkan dengan
sumbu segaris. Kopling ini banyak digunakan pada poros mesin dan
transmisi umum dipabrik-pabrik.

Yang termasuk kedalam kopling kaku adalah:


a. Kopling Bus
Kopling ini digunakan apabila dua buah poros saling disambungkan
sentrik dengan teliti. Pada konstruksinya ujung poros pada kopling
ini harus dirapikan dan distel satu terhadap yang lainnya dengan
teliti, juga pada arah memanjang. Kopling ini sering digunakan
pada bubungan, baling-baling kapal, dan juga pada poros baling-
baling. Kopling bus seperti terlihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kopling Bus

b. Kopling Flens Kaku


Kopling flens kaku terdiri atas naaf dengan flens yang terbuat dari
besi cor atau baja dan dipasang pada ujung dengan diberi pasak
serta diikat dengan baut pada flensnya. Dalam beberapa hal naaf
dapat dipasang pa da poros dengan sumbu pres atau kerut. Kopling
flens kaku seperti terlihat pada gambar 2.2.

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 9


Gambar 2.2 Kopling Flens Kaku
c. Kopling Flens Tempa
Kopling ini flensnya ditempa menjadi satu dengan poros pada ujung
poros dan disebut poros flens tempa. Keuntungannya adalah
diameter flens dibuat kecil karena tidak memerlukan naaf. Kopling
flens tempa seperti terlihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Kopling Flens Tempa

• Kopling Luwes
Mesin – mesin yang dihubungkan dengan penggeraknya melalui
kopling kaku memerlukan penyetelan yang sangat teliti agar kedua
poros yang saling dihubungkan dapat menjadi satu garis lurus, selain
itu getaran dan tumbukan yang terjadi dalam penerusan daya antara
poros penggerak dan yang digerakkan tidak dapat diredam sehingga
memperpendek umur mesin serta menimbulkan bunyi berisik. Untuk
menghindari kelemahan-kelemahan tersebut dapat digunakan kopling
luwes terutama bila terdapat ketidaklurusan antara sumbu kedua
porosnya.

Yang termasuk jenis kopling luwes adalah:


a. Kopling Karet Ban
Kopling ini dihubungkan oleh suatu lapisan karet pada bagian luarnya.
Pada lapisan karet ini diperkuat oleh rangkaian kawat dan dipasang oleh

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 10


baut pada sekeliling poros. Dengan adanya karet ban ini memungkinkan
poros tidak pada satu garis lurus.
Kopling karet ban seperti terlihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Kopling Karet Ban

b. Kopling Flens Luwes


Kopling ini adalah kopling tetap yang menggunakan baut untuk
menghubungkan kedua poros dimana dilengkapi dengan bus karet
atau kulit sehingga memungkinkan poros tidak pada satu garis.
Kopling flens luwes seperti terlihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Kopling Flens Luwes

c. Kopling Karet Bintang


Kopling ini juga hampir sama kerjanya dimana digunakan karet
sehingga memungkinkan poros ikut berputar tidak pada satu garis
seperti yang terlihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Kopling Karet Bintang

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 11


d. Kopling Rantai
Sesuai dengan namanya kopling ini menggunakan rantai untuk
menghubungkan kedua buah poros seperti terlihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7 Kopling Rantai

e. Kopling Gigi
Kopling ini pada bagaian sillinder dalam terdapat gigi-gigi yang
dihubungkan dengan silinder luar. Silinder luar ini dihubungkan
dengan menggunakan baut. Pada kopling ini terdapat tempat untuk
memasukkkan minyak. Kopling gigi seperti terlihat pada gambar
2.8.

Gambar 2.8 Kopling Gigi

• Kopling Universal
Salah satu jenis kopling universal yaitu kopling universal hook.
Kopling ini dirancang sedemikian rupa sehingga mampu
memindahkan putaran walaupun poros tidak sejenis. Kopling
universal seperti terlihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9 Kopling Universal Hook

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 12


2.3.2 Kopling Tidak tetap
Kopling tidak tetap adalah elemen mesin yang menghubungkan poros
yang digerakkan dan poros penggerak dengan putaran yang sama dalam
meneruskan daya serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut, baik
dalam keadaan diam maupun berputar. Yang termasuk kopling tidak tetap antara
lain:
1. Kopling Cakar
Kopling ini meneruskan momen dengan kontak positif(tidak dengan
perantaraan gesekan) hingga tidak dapat slip. Ada dua bentuk kopling
cakar, yaitu kopling cakar persegi dan kopling cakar spiral. Kopling cakar
persegi dapat meneruskan momen dalam dua arah putaran, tetapi tidak
dapat dihubungkan dalam keadaan berputar sebaliknya, kopling cakar
spiral dapat dihubungkan dalam keadaan berputar tetapi hanya baik untuk
satu putaran saja. Kopling cakar seperti terlihat dalam gambar 2.10.

Gambar 2.10 Kopling Cakar

2. Kopling Plat
Kopling ini meneruskan momen dengan perantaraan gesekan. Dengan
demikikan pembebanan yang berlebihan pada poros penggerak pada waktu
dihubungkan dapat dihindari. Selain itu, karena dapat terjadi slip maka
kopling ini sekaligus juga dapat berfungsi sebagai pembatas momen.
Menurut jumlah platnya, kopling ini dibagi aatas kopling plat tunggal dan
kopling plat banyak; dan menurut cara pelayanannya dapat dibagi atas cara
manual, hidrolik dan magnetik. Kopling disebut kering bila plat-plat gesek
tersebut bekerja dalam keadaan kering dan disebut basah bila terendam
atau dilumasi dengan minyak. Kopling plat seperti terlihat dalam gambar
2.11.

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 13


Gambar 2.11 Kopling Plat

3. Kopling Kerucut ( Cone Clutch)


Kopling ini menggunakan bidang gesek yang berbentuk kerucut. Kopling
ini mempunyai keuntungan dimana dengan gaya aksial yang kecil dapat
ditransmisikan momen yang besar. Kelemahannya adalah daya yang
diteruskan tidak seragam. Kopling kerucut sepeti terlihat pada gambar
2.12.

Gambar 2.12 Kopling Kerucut


4. Kopling Friwil
Dalam permesinan sering diperlukan kopling yang dapat lepas dengan
sendirinya bila poros penggerak mulai berputar lebih lambat atau dalam
arah berlawanan arah dari poros yang digerakkan. Kopling friwil seperti
yang terlihat pada gambar 2.13.

Gambar 2.13 Kopling Friwil

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 14


2.4 Bagian –Bagian Utama Kopling Plat Tunggal
Secara umum bagian-bagian utama dari sebuah kopling plat tunggal terdiri
atas :
1. Roda Penerus ( flywheel)
Berupa sebuah piringan yang dihubungkan dengan poros penggerak (poros
engkol) pada salah satu sisinya. Flywheel ini akan berputar mengikuti putaran
dari poros penggerak.
2. Plat Penekan ( Pressure Plat)
Plat penekan berfungsi untuk menekan plat gesek kearah roda penerus pada
saat kopling terhubung.
3. Plat Gesek ( disc clutch )
Plat gesek ditempatkan diantara roda penerus dan plat penekan. Plat gesek ini
berfungsi untuk meneruskan daya dan putaran dari roda penerus ke naaf saat
kopling terhubung.
4. Naaf
Naaf berfungsi untuk menghubungkan plat gesek dengan spline pada poros
yang digerakkan. Pada saat kopling terhubung maka daya dan putaran akan
diteruskan dari plat gesek ke poros yang digerakkan melalui naaf.
5. Spline
Spline adalah gigi luar yang terdapat pada permukaan poros yang berpasangan
dengan gigi dalam yang terdapat pada naaf. Spline berfungsi untuk
meneruskan momen puntir dari plat gesek ke poros melalui perantaraan naaf.
6. Bantalan Pembebas ( Releasing Bearing )
Bantalan ini dapat digerakkan maju-mundur dengan menekan pedal kopling .
Fungsinya adalah untuk meneruskan tekanan pada pedal kopling ke pegas
matahari yang selanjutnya akan melepas hubungan kopling.
7. Pegas Matahari
Pegas matahari berfungsi untuk menarik plat penekan menjauhi flywheel,
yang dengan demikian membebaskan plat gesek dan membuat kopling
menjadi tidak terhubung. Pegas matahari ini akan menjalankan fungsinya saat
pedal kopling ditekan.

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 15


8. Penutup ( Cover )
Penutup pada kopling ikut berputar bersama roda penerus. Fungsi penutup ini
adalah sebagai tempat dudukan berbagai elemen yang membentuk kopling
serta sebagai penahan bantalan pembebas.

2. 5 Dasar Pemilihan Kopling


Dalam merencanakan kopling untuk kendaraaan bermotor, maka yang
sering dipakai adalah jenis kopling tidak tetap, yaitu kopling cakar, kopling plat,
kopling kerucut dan juga kopling friwil. Perhatikan tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1 Perbandingan Kelebihan dan Kekurangan Kopling


No Nama Kopling Kelebihan Kekurangan
1. Kopling Cakar Dapat meneruskan momen Tidak dapat dihubungkan
dalam dua arah putaran dalam keadaan berputar
Hanya dapat memutar sekitar
50 rpm
2. Kopling Plat Dapat dihubungkan dalam -
keadaan berputar
Terjadinya slip sangat kecil
3. Kopling Kerucut Gaya aksial kecil Dayanya tidak seragam
menghasilkan momen torsi
4. Kopling Friwil Tidak dapat dihubungkan
besar
Kopling ini dapat lepas dalam keadaan berputar
dengan sendirinya bila poros kencang.
penggerak mulai lambat
Sumber: Sularso,Kiyokatsu Suga, “ Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin “
Dengan pertimbangan diatas, maka dalam perancangan ini yang dipilih
adalah kopling plat. Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:
• Gaya yang dibutuhkan kopling untuk memisahkan hubungan mesin ke
transmisi tidak terlampau besar.
• Koefisien gesekan dapat dipertahankan dibawah kondisi kerja.
• Permukaaan gesek harus cukup keras untuk menahan keausan.
• Konduktifitas panas untuk permukaan dapat dipertanggungjawabkan dan
juga dapat menghindari perubahan struktur dari komponennya.

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 16


❖ SYARAT-SYARAT YANG HARUS DIMILIKI KOPLING

Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah kopling adalah :


1. Mampu menahan adanya kelebihan beban.
2. Mengurangi getaran dari poros penggerak yang diakibatkan oleh gerakan
dari elemen lain.
3. Mampu menjamin penyambungan dua poros atau lebih.
4. Mampu mencegah terjadinya beban kejut.

Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendesain kopling :


1. Kopling harus mudah dipasang dan dilepas.
2. Kopling harus dapat mentransmisikan daya sepenuhnya dari poros.
3. Kopling harus sederhana dan ringan.
4. Kopling harus dapat mengurangi kesalahan hubungan pada poros.

2.6. Cara Kerja Kopling


Cara kerja kopling plat tunggal ini dapat ditinjau dari dua keadaaan, yaitu:

1. Kopling Dalam Keadaan Terhubung ( Pedal Kopling Tidak Ditekan )


Poros penggerak yang berhubungan dengan motor meneruskan
daya dan putaran ke flywheel ( roda penerus ) melalui baut
pengikat. Daya dan putaran ini diteruskan ke plat gesek yang
ditekan oleh plat penekan karena adanya tekanan dari pegas
matahari . Akibat putaran dari plat gesek, poros yang digerakkan
ikut berputar dengan perantaraan spline dan naaf.

2. Kopling Dalam Keadaan Tidak Terhubung ( Pedal Kopling Ditekan )


Bantalan pembebas menekan pegas matahari sehingga gaya yang
dikerjakannya pada plat penekan menjadi berlawanan arah. Hal ini
menyebabkan plat penekan tertarik ke arak luar sehingga plat
gesek berada dalam keadaan bebas diantara plat penekan dan
flywheel. Pada saat ini tidak terjadi transmisi daya dan putaran

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 17


2.7. Gambar Assembling
Assembling yang dipakai dapat dilihat pada gambar berikut ini. Jenis
koplingnya adalah plat gesek. Jenis kopling ini umumnya banyak dipakai pada
kendaraan roda empat dan cukup bagus serta efisien untuk meneruskan daya dan
putaran. Berikut ini merupakan gambar Assembling dari kopling Toyota Vios.

Gambar 2.14 Gambar Assembling kopling Toyota Vios.

Keterangan Gambar:
1. Roda Penerus (FlyWheel)
2. Plat Gesek
3. Baut pengikat FlyWheel dengan poros penggerak
4. Plat pembawa
5. Bantalan radial

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 18


6. Paku keling untuk plat pembawa dan Naaf
7. Baut pengikat FlyWheel dengan penutup kopling
8. Plat penekan
9. Paku keeling untuk penutup kopling dan pegas matahari
10. Pegas kejut
11. Plat pembawa
12. Bantalan aksial
13. Poros
14. Naaf
15. Pegas matahari
16. Paku keeling untuk plat pembawa dan lingkar pembawa
17. Baut pengikat pegas matahari dengan plat penekan

2.8. Rumus-Rumus Yang Digunakan

1. Momen Puntir (Mp)


Mp = 71620 N/n (Kg/mm2)………………….……………. 1
Dimana : N = Daya maksimum mesin (Hp)
n = Putaran mesin (rpm)
2 Momen puntir yang direncanakan
Mtd = Mp x v…..…………………..…………………… 2
3. Momen Gesek (Mfr)
Mfr = B x Mtd….………………………………………… 3
4 Tegangan tarik yang diizinkan
 td
 bol = …………………… ………………………… 4
s
5 Tegangan geser yang diizinkan
 bol
 bol = ………………………………………………… 5
s
6 Diameter Poros
Dp = [ 5 . Mfr/τbolII]1/3………………………………… 6
7 Diameter Spline

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 19


Ds = dp/0.8…………………………………………… 7
8. Tinggi spline
H = 0.1 x ds………………………………………… 8
9. Lebar spline
W = 0.25 x ds……………………………………… 9
10. Jari-jari rata-rata
Dp + Ds
rm = ………………………………………………. 10
4
11 Tegangan geser yang terjadi pada poros
P
s = …………………..…………………………… 11
A
12. Tegangan geser yang terjadi pada spline
Mg
g = ……….……………….………………….… 12
m.F .z
13 Perbandingan lebar permukaan gesek terhadap jari-jari rata-rata
b = r0 – r1 …………………………………………… 13
rm = 0.5(r0 + r1)
14. Perbandingan jari-jari dalam dengan jari-jari luar
r1/r0 = ( 0.6 – 0.8 )……………………………………… 14
15 Momen Gesek
Mfr = f . P . Fm . rm.…………………………………… 15
16. Jari-jari dalam plat gesek
r1g = 0.6 r0g………………………………………………… 16
17 Diameter luar plat gesek
D0g = 2 . r0……………………………………………… 17
18 Diameter dalam plat gesek
D1g = 2 . r1g……………………….………………… 18
19 Berat plat gesek
Gl = 2 . π (D0g2 – D1g2) t . γ / 4………................…… 19
20 Perhitungan berat plat tengah
G2 = π . (D0t – D1t) . t . γ ........…………………….… 20
21. Perhitungan naf

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 20


G3 = π .(D0n-D1n) . t . γ............……………………….. 21
22 Perhitungan berat rumah kopling
G4 = π . ((D0g + 2 . A . K)2 – D1n2) . t. γ ...........…… 22
23. Perhitungan berat poros
G5 = π. dp2 . t . γ plat…..……………………………… 23
24 Defleksi akibat beban poros
5.q. 4
= ………………………………..…………… 24
.348
25 Defleksi akibat berat kopling
3
= ………………….……………………………… 25
.348
26 Putaran Kritis
1
Ncr = 300 ……………………………………… 26
tot
27 Akibat beban terpusat
ML1 = Pl/4………………………………………………….. 27
28 Akibat beban terbagi merata
Ml2 = gl2/8………………………………………………… 28
29 Momen lentur yang terjadi
Mltot = Pl/4 + gl2/8…………...………..………………..... 29
30 Diameter Kritis
Mrc = (ml)2 + A (mp)2…………………………….……… 30
31 Diameter kritis yang terjadi pada poros
 red
Dcr = ……………….……………………… 31
0,1. bolii
32 Energi yang dihilangkan karena gesekan

Wg = Mtd . W . t/2…………………………...…………………… 32
33 Kenaikan Suhu

Q = Wg = G . Cp . Dt………………..……………….…….……… 33

34 Umur Kopling

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 21


a.k .m
= …………………………………………… 34
fr
35 Efesiensi Kopling
m − fr
= ………………………………..……… 35
m

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 22


BAB III
METODE PERENCANAAN

Data perencanaan dari Mobil NEW TOYOTA VIOS Sebagai berikut :


1. Daya maksimum : 107 Ps
2. Putaran maksimum : 6000 rpm

3.1 Desain Poros


A. Perhitungan Diameter Poros
1. Momen Puntir Yang terjadi
N
Mp = 71620
n
107
𝑀𝑝 = 71620 6000 = 1277,22 kg.cm

2. Momen Puntir Yang Direncanakan


Mtd = Mp . V ; V = Faktor Keamanan
=1-6
= dipilih 4, untuk mengantisipasi adanya
pembebanan yang tiba-tiba. Semakin tinggi faktor keamanan maka
momen puntir yang direncanakan semakin baik terhadap
perencanaan poros.

Mtd = ( 1277,22 ) (4)


= 5108,88 kg.cm

3. Momen Gesek
Mfr =  . Mtd ;  = Faktor konstanta
= 1,2  1,5
= dipilih 1,2 untuk memperoleh gesekan
yang kecil, sehingga poros yang direncanakan tidak mudah aus.
Semakin besar konstanta maka momen gesek yang terjadi semakin
rendah menyebabkan gesekan yang terjadi juga semakin besar.

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 23


Mfr = (1,2) ( 5108,88 )
= 6130,66 kg.cm

4. Diameter Poros
Karena poros merupakan bagian dari suatu mesin yang sangat
vital, maka material poros yang digunakan haruslah benar-benar
kuat. Untuk menjaga agar dalam operasinya lebih aman maka
dipilih baja St – 60 sebagai bahan poros dalam perencanaan ini.
Poros dianggap berada pada kondisi beban dinamis II dengan
faktor keamanan (S = 5 – 8 ) maka tegangan-tegangan yang terjadi
adalah sebagai berikut : (dipilih S = 6)
a. Tegangan tarik yang diizinkan :
6000
boll =
II = 1000 kg cm 2
6
b. Tegangan geser yang diizinkan :
boll
boll =
II
II
1,73
1000
boll =
II = 578,03 kg cm 2
1,73
c. Diameter Poros :

5.Mfr
Dp = 3
 bol

3 5 𝑥 6130,66
=√
578,03

= 3.75 cm
= 4 cm
5. Pemeriksaan tegangan geser pada poros
P P
s = =
A  dp 2
4

𝑀𝑝 1277,22
P= = = 127,722 kg
𝑙 10

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 24


127,722 𝑘𝑔⁄
τ= 3,14⁄ 𝑥 4 2 = 10,17 𝑐𝑚2
4
Material poros cukup aman karena tegangan geser yang terjadi
lebih kecil dari tegangan geser yang diizinkan yaitu :
s < 
10,17 < 578,03 kg/cm2

B. Perhitungan Splines
Splines berfungsi untuk menghubungkan poros dengan
cakram sehingga momen puntir cakram dapat dipindahkan
melalui alur splines yang mengakibatkan poros berputar
bersama-sama dengan cakram.
1. Pemilihan bahan splines
Dari perencanaan ini material poros yang digunakan adalah baja St
70 maka bahan splines yang digunakan juga adalah baja St 70 yang
bekerja pada kondisi pembebanan dinamis II dengan faktor keamanan
yang diambil adalah 8. Selanjutnya dari bahan tersebut kita dapat
menentukan tegangan – tegangan yang diizinkan, yaitu :
Tegangan tarik yang diizinkan adalah :
7000
 bol II = = 1166,6 kg/cm2
6
Tegangan geser yang diizinkan adalah :
bol 1166,6
 bolII = =
II

1,7 1,7
 bol II = 686,27 kg/cm2

2. Pemilihan jumlah splines


Dengan menentukan jumlah splines, kita dapat menentukan dimensi
splines yang lain. Dalam perencanaan ini kita merencana sebanyak 10
buah splines.

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 25


3. Perhitungan diameter splines (Ds)
dp
Ds =
0,8
4
=
0,8
= 5 cm
4. Jari-jari rata-rata splines (rms)
rms = ¼ (Ds + dp)
= ¼ (5 + 4)
= 2,25 cm
5. Tinggi splines
h = 0,1 Ds
= 0,1 (5)
= 0,5 cm
6. Lebar Splines (w=b)
w = 0,25 Ds
= 0,25 (5)
= 1,25 cm
7. Diameter rata-rata splines (Dms)
Dms = 2 rms
= 2 (2,25)
= 4,5 cm
8. Koreksi faktor keamanan pada spline :
Tegangan geser yang terjadi pada spline
Mfr
g =
rm.F .z.
dimana : μ = 0,75 (untuk distribusi pembebanan merata)
F = 0,8 . dm . l/z
Dimana : l = panjang spline
= 6 cm (direncanakan)

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 26


z = 2.rm
= 2 . 2,25
= 4,5 cm
F = 0,8 . 4,5 . 6/10
= 2,16 cm2

6130,66
𝜏𝑠 =
2,25𝑥2,16𝑥4,5𝑥0,75

= 373,76 kg/cm2

3.2. Desain Kampas Kopling


Koefisien gesekan  antara berbagai permukaan diberikan pada tabel 5.1.
Harga harga koefisien gesekan dalam tabel tersebut ditentukan dengan
memperhitungkan keadaan bidang gesek yang sudah agak menurun gesekannya
karena telah terpakai beberapa waktu, serta didasarkan atas harga tekanan yang
diizinkan yang dianggap baik

Tabel 3.1. Koefisien gesek antara berbagai permukaan beserta tekanan yang diizinkan
Bahan Permukaan Kontak  Pa ( N/mm2)
Kering Dilumasi
Besi cor dan besi cor 0,10-0,20 0,08-0,12 0,09-0,17
Besi cor dan perunggu 0,10-0,20 0,10-0,20 0,05-0,08
Besi cor dan asbes 0,35-0,65 - 0,007-0,07
Besi cor dan serat 0,05-0,10 0,05-0,10 0,005-0,03
Besi cor dan kayu - 0,10-0,35 0,02-0,03
Sumber: Sularso,Kiyokatsu Suga, “ Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin “

Untuk perancangan plat gesek ini digunakan bahan asbes yang berpasangan
dengan besi cor sebagai bahan flywheel dan plat penekan. Alasan untuk
pemakaian asbes dan besi cor adalah asbes mempunyai daya tahan terhadap
temperatur yang sangat tinggi, yaitu sampai sekitar 200oC. Pasangan asbes dan
besi cor mempunyai koefisien gesek yang besar.

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 27


Sesuai dengan tabel 5.1. koefisien gesek dan tekanan yang diizinkan untuk
bahan asbes dan besi cor pada kondisi kering adalah :
 = 0,35 − 0,65 : diambil harga rata-ratanya = 0,5

Pa = 0,007 − 0,07 N / mm 2 : diambil harga rata-ratanya = 0,0385 N/mm2

A. Perhitungan Plat gesek


1. Perbandingan lebar permukaan gesek terhadap jari-jari rata-
rata adalah :
b rog − rig
= = (0,2 – 0,5)
rmg 1 (rog + rig
2
Dalam hal ini dipilih 0,5 sebab semakin besar permukaan geges
maka gaya geseknya juga semakin besar sehingga kopling dapat
berfungsi dengan baik.
2. Perbandingan jari-jari dalam dan jari-jari luar adalah :
rig
= (0,6 – 0,8)
rog
Dalam hal ini dipilih 0,6 sebab semakin kecil perbandingan jari-
jari dalam dan jari-jari luar maka geseknya juga semakin kecil
sehingga kopling dapat berfungsi dengan baik.
3. Momen gesek (Mfr)
Mfr = f . P . Fm . rm
Dimana Fm = 2π .rm . b . z

z = jumlah plat gesek


= 2 ( direncanakan )
= 2π . rm . 0,5rm . 2
= 2π . rm2
Mfr = f. P . 2π . rm3

Mfr
rm = 3
f .P.2

3 6130,66
= √
0,2𝑥8𝑥2𝑥3,14

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 28


= 8,48 cm
Sehingga dari persamaan (A) didapat lebar permukaan gesek :
b = 0,5.rm
= 0,5 x 8,48
= 4,24 cm

Karena rm = ½ ( rog + rig ) maka :


rm = ½ ( rog + 0,6 rog )
8,48 = ½ (1,6) rog
rog = 10,6 cm
rig = 0,6 rog
= 0,6 x 10,6
= 6,36 cm

Syarat tebal plat gesek ( 0,2 - 0,5 ) cm sehingga diplih 0,5 cm


Semakin tebal pelat gesek yang direncanakan maka semakin baik
karena semakin lama umur pakai.
➢ Diameter luar pelat gesek :
Dog = 2 rog
= 2 (10,6 )
= 21,2 cm

➢ Diameter dalam pelat gesek adalah :


Dig = 2 rig
= 2 ( 6,36 )
= 12,72 cm

B. Perhitungan Plat Tengah Gesek


Plat ini disatukan dengan naf dan juga berfungsi untuk memegang
plat gesek. Dimensi – dimensi plat gesek tengah yang direncanakan
adalah sebagai berikut :

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 29


1. Diameter luar plat tengah sama dengan diameter luar pelat
gesek.
Dot = Dog = 21,2 cm
2. Bahan plat tengah yaitu St-60
t = 6000 kg/cm2
3. Tebal pelat tengah direncanakn 0,4 cm
t = 0,4 cm
4. Diameter dalam plat tengah direncanakan sama dengan
diameter luar naf yaitu :
Dit = 7 cm

C. Naf
Naf berfungsi untuk mentransmisi daya poros ke plat gesek dan
penghubung antara poros dan seplain
Dimensi – dimensi yang direncanakan :
1. Diameter luar naf
Don = 7 cm
2. Diameter dalam naf
Din = 5 cm
3. Panjang naf direncanakan sama dengan panjang seplain yaitu 6
cm
4. Bahan naf direncanakn adalah St-60.

D. Perhitungan kopling dan komponen-komponennya


1. Berat plat gesek

G1 ( 2 2
)
= 2 Do g − Di g . t.γ/4

 asbes = Massa jenis asbes = 2,1 gr/cm3

= 2𝛑 ( 21,22 – 12,722 ) 0,5 x 2,1⁄4


= 6,28 ( 449,44 – 161,79 ) 0,2625
= 474,19 gram

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 30


2. Berat plat tengah
G2 (
= 2 Do t 2 − Di t 2 . t.γ/4 )
 baja = 7,8 gr/cm3

= 2𝛑 ( 21,22 – 72 ) 0,4 x 7,8⁄4


= 6,28 ( 449,44 – 49 ) 0,78
= 1961,51 gram

3. Berat naf

G3 = 1
4 (
 Do − Di
n
2
n
2
). t.γ
baja = 7,8 gr/cm3
= 1
4  (7 2 − 5 2 ) 0,6 x 7,8
= 176,34 gram

4. Berat rumah kopling


G4 = 1 4  (Dog + 2. ak )2 - Din 2 . t.γ 
baja = 7,8 gr/cm3
t = ak = tebal rumah kopling = 0,5 cm direncanakan
1
= 4 𝛑 [(21,2+2x0,5 )2 - 52 ] 0,5 x 7,8

= 0,785 [ ( 492,84 ) – 25 ] 3,9


= 1432,29 gram

5. Berat Poros
G5 = ¼ .dp2 . L. 
= ¼ .3,14 .42 .10 .7,8
` = 976,68 gram

6. Berat total kopling tanpa berat poros


Gtot = G1 + G2 + G3 + G4
= 474,19 + 1961,51 + 176,34 + 1432,29

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 31


= 4044,33 gram = 4,044 kg
E. Pemeriksaan putaran kritis
1. Defleksi pada poros
Defleksi yang terjadi pada poros kita dapat menganggapnya
sebagai akibat dari dua macam pembebanan, yaitu pembebanan
akibat berat poros itu sendiri (beban terbagi merata) dan
pembebanan terpusat yang diakibatkan oleh berat kopling.
a. Beban akibat berat poros (beban terbagi merata)

½ ql ½ ql
 x

Mx
qx

½ ql x/2
x/2

Mx = 0
= -½ ql.x + ½ qx2
Karena

d2y
Mx = EI
dx 2

d2y
Maka EI = -½ qlx + ½ qx2
2
dx
dy
EI = -¼ qlx2 + 1/6 qx3 + c1
dx
EI y = 1/12 qlx3 + 1/24 qx4 + c1x + c2

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 32


Syarat Batas :

Pada x = 0 ; y = 0 ; C2 = 0
dy
x= ½l ; =0
dx
 -¼ ql (1/2 l)2 + 1/6 q(1/2 l)3 + c1 = 0
 -1/8 ql3 + 1/12 ql3 + c1 = 0
 c1 = 1/24 ql3
Sehingga persamaannya menjadi :

1  ql 3 qx 4 ql 3 x 
y =  + + 
EI  12 24 24 

Lendutan maximum terjadi pada pertengahan poros atau x = ½ l
Maka :

 − ql ( 1 2 l ) + q( 2 ) + gl ( 2 )
1  1 3 1 1 4 1 3 1 
y =
EI  12 24 24 

1  ql 4 qx 4 ql 4 
y = − + + 
EI  96 384 48 
 

1  5.ql 4 
y =  
EI  384 
 
Dimana :

E = Modulus elastisitas untuk beban poros St 70


= 21500 kg/mm2 = 2,15.106 kg/cm2
I = Momen Inersia poros
~ 1/64..dp4
3,14𝑥44
~ 1/64.3,14.44 = = 12,56 cm4
64

Q = Beban terbagi merata


Gp
~ /l = 0,979/10 = 0,0979 kg/cm
Sehingga lendutan akibat berat poros adalah :

1  5 x0,0979.10 4 
y =  
2,15 .10 6 x12,56  384 

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 33


y = 4,7205.10-7 cm = 0,4720. 10-6 cm
b. Beban akibat berat kopling (beban terpusat)

Gtot = P
x
Mx b
a
b

Pb/l Pb/l

Mx =0
Pb
=− .x
l
Karena :

d2y
Mx = EI
dx 2
Maka :

d2y Pb
EI = − .x
2 l
dx

dy Pbx 2
EI = − + c1
dx 2.l

Pbx 2
EI y = − + c1 x + c 2
2.l
Syarat batas :

x = 0 ; y = 0 ; C2 = 0
dy
x = 1/2l dan = 0 , maka :
dx

dy Pbx 2
EI = − + c1
dx 2.l

Pbx 2
C1 = −
2.l

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 34


C1 = Pbl/8
Sehingga :

1  Pb.x 3 Pb.l.x 
y = . +
EI  6.l 8 

dimana lendutan maximum terjadi pada x = l/2 dan b = l/2


 3
P. l 2 . l 2 .l 
1  P. l 2 . l 2
y = . +
EI  6.l 8 

 

1  P.l 3 
y = .
EI  48 

Dimana :
E = Modulus elastisitas kopling dipakai standar baja St 70
= 21500 kg/mm2 = 2,15.106 kg/cm2
I = Momen inersia poros
3,14.4 4
= 1/64 .dp4 = = 12,56 cm4
64
P = Berat total kopling = 4044,33 gr = 4,044 kg
Sehingga lendutan akibat beban terpusat dari berat kopling adalah :

1  P.l 3 
y = .
EI  48 

1  4,044.103 
y = . 
2,15.10 −6 x12,56  48 
y = 3,1199.10-6 cm
Maka Ytotal adalah :
= y1 + y2 cm
= 0,4720.10-6 +3,1199.10-6 cm
= 3,6.10-6 cm

Putaran Kritis
1
ncr = 300
𝑌𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
1
ncr = 300 3,6 .10−6

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 35


ncr = 83333 rpm

Putaran poros (n) dianggap cukup aman jika fluktuasinya berada


diantara (0,8n - 1,2n), dimana putaran poros n = 6000 rpm. Sehingga interval
putaran maksimum adalah (1,2) (6000 rpm) = 7200 rpm.

Karena putaran optimum (nopt) lebih kecil dari putaran kritis (ncr)
maka dapat dikatakan bahwa kondisi putaran poros berjalan dengan stabil
terhadap akan adanya pembebanan.

nopt < ncr

6000 < 83333 rpm

F. Pemeriksaan Kekuatan Poros Momen Lentur


1. Akibat beban terpusat (P = Gtot)

P
L/2

A B

l
P/2 P/2
Momen lentur terjadi maximum pada L = l/2

½.l
A Ml1

P/2

Ml1 = 0
P l Pl
= . =
2 2 4

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 36


2. Akibat beban terbagi merata (berat poros)

L = 1/2

A B
1/4

ql/2 ql/2

X= l/2

Ml2

qx
ql/2

Ml2 =0
= -qx.(l/4) + q.(l/2).(l/2)
= - (ql2/8) + ql2/4)
= ql2/8.

3. Momen lentur yang terjadi


Ml = Ml1 + Ml2
= Pl/4 + ql2/8
dimana :
P = Berat kopling = 4,044 kg
l = Panjang poros = 10 cm
q = Berat beban terbagi merata
= qp/l = 0,97/10 = 0,0974 kg/cm.

Ml = (0,0974.102/8) + (4,044.10/4)
= 11,3275 kg.cm

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 37


G. Diameter Kritis

Pemeriksaan diameter kritis menggunakan momen reduksi

Mred = Ml 2 + (Mp) 2

dimana :  = faktor koreksi


 = bol III/bol II
Berdasarkan tabel XX.4 pada buku referensi Bagian-bagian mesin
dan merencana, hal 186, karangan Umar Sukrisno, untuk baja St
60-70 :
bol III = 600  800 kg/cm2 ; dipilih boll III = 600.
= 600/875 = 0,685
Semakin kecil tegangan tarik yang digunakan maka momen
reduksinya juga semakin kecil sehingga diameter kritis yang
terjadi juga kecil
Sehingga :

Mrd = (5,3975)2 + ((0,685).1193.67)2


= 817,682 kg.cm
Diameter kritis

Mrd
=
0,1.bol II

817 ,682
=
0,1 x 600
= 3,69 cm
Karena diameter kritis adalah 3,69 cm dan diameter poros adalah
4 maka dalam perencanaan ini dianggap aman sebab diameter
kritis lebih kecil dari diameter poros.
dcr  dp
3,69  4 cm

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 38


3.3. KARAKTERISTIK KOPLING
A. Suhu Kampas Kopling
Suhu kampas kopling sama dengn suhu kopling dan akan
meningkat akibat gesekan/slip saat penyambungan. Kenaikan suhu ini
tidak melebihi batas tertentu agar plat gesek lebih awal. Untuk asbes
suhu kerja yang direncanakan adalah 250o. Untuk menghitung
kenaikan suhu kopling direncanakan (diambil asumsi) :
➢ waktu penyambungan : 1 detik
➢ panas ditimbulkan oleh plat tengah
1. Energi yang hilang karena gesekan
Mt.t..
Wfr =
2
Mt = Momen puntir rencana
= Mtd . 9,81
= 51.09 . 9,81
= 501,19 Nm
t = Waktu penyambungan (0,2  1) detik
= dipilih 1 detik.
Semakin cepat waktu penyambungan maka energi yang hilang juga
semakin kecil agar energi yang dihasilkan tidak terbuang percuma.
ω = Kecepatan sudut
2. .n 2 .𝜋 .6000
= = 60
60
= 628,3 rad/sekon
Sehingga:
501,19 .1 .628,3
Wfr = 2

= 11,0161.104 Joule.
2. Kenaikan temperatur

Q = Wfr
Q = 11,0161.104 Joule.
Q = Go . Cp . t

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 39


Q
t =
Go.Cp

dimana : Go = Berat plat tengah


= 0,764 kg/m3
Cp = Panas spesifik udara pada 27C
= 1,0053 kJ/kgC = 1005,3 J/kgC
Maka :
11,0161.104
t = 0,764 .1005,3

= 144 oC
Karena temperatur kopling dipengaruhi oleh temperatur luar maka :
t kop = t udara + t
= (27 + 144)C
= 171 C
Karena temperatur kopling lebih kecil dari temperatur yang
direncanakan maka kondisi kopling berada dalam keadaan aman.
Tkop < tdirencaanakan
171C < 250C
B. Umur Kopling
Umur kopling plat gesek kering adalah lebih rendah dari pada plat
gesek basah. Umur kopling gesek basah kurang lebih sepuluh kali
umur kopling gesek kering. Karena laju keausan plat gesek sangat
tergantung pada macam bahan geseknya, tekanan kontak, kecepatan
keliling, temperatur dan lain-lain, maka agak sukar menentukan umur
secara lebih teliti.
Lama gesekan
a.k . Am
Ld =
Nfr
dimana : a = Tebal plat gesek = 0,5 cm
= Luas permukaan gesek
= ¼  (Dog2 – Dig2) . 2
= ¼ (3,14) (21,922 – 13,142) . 2

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 40


= 60,51 cm2
k = Kerja spesifik untuk bahan asbes,
dimana daya yang merusak asbes (5 - 8) dk/cm3. dipilih 8
= 5968 watt jam/cm2
Nfr = Daya yang hilang karena gesekan
Mtd..t.z
=
2.3600
1 60
Nfr = 501,19 . 628,3 . .
2 3600
= 2642,15 Watt
Maka :
Lama gesekan adalah :
0,5.60,51 .5968
Ld = 2642,15

= 168,33 jam
Dalam penentuan umur kopling, direncanakan penyambungan
oleh kopling 60 kali tiap jamnya dimana waktu kopling menyambung
1 detik dan melepas 1 detik. Sehingga waktu yang diperlukan tiap jam
adalah ~ 60(1 + 1) detik/jam  120 detik/jam
Jika diperkirakan kendaraan dipakai selama 10 jam setiap hari, maka :
N = 10 jam/hari x 120 detik/jam
N = 1200 detik/hari
= 0,3 jam/hari
Sehingga umur kopling didapat adalah :
Lt = 168,33 / 0,3
= 1,5 tahun
Jadi kopling dapat dipakai selama 1,5 tahun

C. Efisiensi Kopling
Efisiensi kopling merupakan besarnya kemampuan kopling
bekerja secara efektif untuk memindahkan daya maksimum ke bagian
transmisi lain.

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 41


Nm - Ng
 = .100%
Nm
Nm = Daya rata-rata kopling tiap jam
= 107 . 736
= 78752 waat
Sehingga efesiensi kopling didapat
78752 − 2642.15
η = x 100%
78752

= 96,6 %

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 42


BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam perencanaan ini dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Suatu perncanaan dapat dikatakan aman apabila harga yang
didapat lebih kecil daripada harga yang diizinkan.
2. Dalam perencanaan ini ukuran-ukuran poros sagat penting
karena turut mempengaruhi perhitungan kopling yang
direncanakan.
3. Dalam desain poros dan kopling, bahan poros harus lebih kuat
daripada bahan untuk kopling.

4.2 Saran
1. Untuk perencanaan ini sebaiknya diperhatikan bahan yang
digunakan untuk desain poros dan komponen-komponen
kopling.
2. Suatu perncanaan sebaiknya diperhatikan bahwa harga yang
didapat dari hasil perhitungan harus lebih kecil daripada
harga yang diizinkan.

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 43


LAMPIRAN
SPESIFIKASI MOBIL NEW TOYOTA VIOS

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 44


DAFTAR PUSTAKA

(1) Dobrovolsky, Machine Element


(2) Perry, Robert, H, Engineering Manual, Mc. Graw Hill Book Company
(3) Rune, Ir, Zaenab A, Materi Kuliah Elemen Mesin
(4) Ressang, Prof.Dr.Ir.H. Arifuddin, Materi kuliah Mekanika Kekuatan
Material I
(4) Stolk, Ir, Elemen Mesin; Elemen Konstruksi dari Bangunan Mesin, 1993,
Jakarta, Erlangga
(5) Sularso, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin, 1987, Jakarta,
PT. Pradnya Paramita
(6) “Spesifikasi New Toyota Vios”. Oto.com. 17 Juni 2018. 28 Oktober 2019.
https://www.oto.com/mobil-baru/toyota/vios/spesifikasi
https://rekayasaduniawi.blogspot.com/2023/02/daur-ulang-sampah-plastik-pet-
yang-aman.html

UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 45


UNIVERSITAS PAMULANG |Perencanaan Kopling New Toyota Vios 46

Anda mungkin juga menyukai