Pemasangan sengkang
Untuk menjamin penjangkaran tulangan diperlukan lekatan (bond) yang baik antara beton
dengan tulangan (selimut beton yang cukup tebal penting) memerlukan suatu panjang
tertentu untuk menyalurkan gaya yang disebut dengan panjang penyaluran.
Beberapa faktor yang menentukan kekuatan daya lekatan beton sebagai berikut:
Efek gripping (memegang) sebagai akibat dari susut pengeringan beton di sekeliling
tulangan, dan saling geser antar tulangan dengan beton di sekitarnya.
Tahanan gesekan (friksi) terhadap gelincir dan saling “mengunci” pada saat elemen
penguat atau tulangan mengalami tegangan tarik.
Efek mekanis penjangkaran ujung tulangan, yaitu dengan panjang penyaluran, panjang
lewatan (splicing), bengkokan (hooks), dan persilangan tulangan.
Gaya tarik dan tekan pada tulangan di setiap penampang komponen struktur beton bertu-
lang harus disalurkan pada masing-masing sisi penampang tersebut melalui panjang
penjangkaran, kait atau alat mekanis, atau kombinasi dari cara-cara tersebut. Kait sebaiknya
tidak dipergunakan untuk menyalurkan tulangan yang berada dalam kondisi tekan.
Sesuai dengan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI
03-2847-2002, panjang penyaluran untuk batang tulangan dalam kondisi tarik dengan ujung
tanpa kait dan dengan kait, harus ditentukan berdasarkan rumusan-rumusan yang ada.
Panjang penyaluran untuk batang tulangan dalam kondisi tekan (tanpa kait) harus dihitung
juga berdasarkan rumusan-rumusan yang ada.
Tabel ini terjemahan dari gambar penulangan yang dirinci menjadi setiap komponen yang
dilengkapi dengan kode tulangan, ukuran, jumlah, bentuk dan ukuran panjang yang masih
dalam keadaan lurus
Gambar kerja penulangan
Teknik penulangan
Dasar penulangan
1. Tugas Menentukan panjang batang yang akan kita potong.
Panjang a
= …………….........cm
Panjang b
=……………..........cm +
= …………….........cm
Panjang semula
= …………….........cm -
= …………….........cm
Panjang efektif (untuk mendapat-
kan ukuran yang tepat pada
pemotongan, untuk satu bengko-
kan) dengan sudut 45 o.
= …………………...
2. Tugas Buatlah daftar tulangan (BBS) sesuai dengan gambar dibawah ini
contoh konstruksi balok
1.
2.
3.
4.
Nomor Banyak Perba- Total Berat Berat Bentuk (ukuran luar) ujung kait menurut Keterangan
Posisi Batang tang (m3) (kg/m2) (kg) standart Indonesia (dalam cm)
(mm) (m3)
Panjang besi/lonjor = ..................
m3 KG
LL
JUMLAH
8
Teori : (3) x 1 JPL
Praktek : (3) x 7 JPL
Kompetensi Inti Kebutuhan material :
Tujuan :
Selesai mengikuti pelajaran ini peserta mengatur sendiri tempat kerja untuk membuat susunan
tembok dengan efisien, produktif dan benar.
Waktu : 1 jam
Bata merah 110 buah & cetok lidah Alat-alat yang diperlukan untuk satu kelas :
Langkah Kerja :
Tempatkan bahan dan alat yang diperlukan pada tempat yang sesuai sehingga tidak ada
waktu terbuang dan tukang dapat bekerja mandiri.
Untuk pekerja yang bekerja dengan tangan kanan ( normal ), batu bata diletakkan disebelah
kiri tempat adukan, sedangkan pekerja yang bekerja dengan tangan kiri ( kidal ), batu bata
diletasskkan di sebelah kanan tempat adukan.
Tempat kerja harus rapi. Karena itu, potongan batu bata yang tidak terpakai serta kotoran
lain yang mengganggu pekerjaan harus disingkirkan.
Tempat kerja, penempatan bahan dan alat, serta pakaian kerja harus sesuai dengan pera-
turan keselamatan kerja.
Tempatkan kotak ( bak ) adukan dan alat – alat lain dengan benar seperti pada gambar.
Kotak adukan harus diletakkan di atas tumpuan ( batu bata ) yang kokoh setinggi ± 20 cm
( 2 batu bata ) sehingga memudahkan dalam menuangkan adukan langsung dari gerobak
dorong.serta nyaman untuk pengambilan adukan .
kotak adukan
batu bata
benda kerja
benda kerja
kotak adukan
batu bata
200
700
(tiga telapak kaki)
Instruksi :
Teori 1 jam, praktek 1 jam.
Tempat kerja harus rapi, peserta harus berada dalam satu garis lurus pada arah memanjang
dan arah melebar.
Panjang dan tebal tembok harus dilukis dulu di lantai dengan pensil dan chalk line
Pemeriksaan :
Letak alat dan bahan harus baik.
Semua jarak harus tepat
Peserta dapat membuat adukan yang plastis untuk siar lintang dan siar datar.
Peserta dapat meletakkan adukan siar datar dan siar lintang dengan benar.
Peserta dapat menjelaskan perbedaan antara sistem maju dan sistem mundur dalam
meletakkan adukan dengan benar.
Keselamatan kerja :
Gunakan pakaian kerja dan sepatu kerja.
Sebelum bekerja olesi tangan dengan vaselin.
Aturlah tempat kerja agar memudahkan dan memperlancar pekerjaan.
Bersihkan tempat kerja dan peralatan setelah selesai.
Langkah Kerja :
Siapkan semua peralatan dan bahan serta aturlah tempat kerja.
Ambil batu bata kemudian pasang siar lintang.
Pasanglah batu bata dan siar datar.
Pasanglah batu bata seperti langkah diatas untuk lapisan selanjutnya.
Bersihkan peralatan dan tempat kerja.
Cara kerja :
1. Meletakkan batu siar cara mundur. Memasang batu dari kanan ke- kiri, tukang berjalan
mundur.
2. Meletakkan batu siar cara maju. Memasang batu dari kiri ke kanan, tukang berjalan
maju.
Ambil suatu adukan dengan merapatkan sisi cetok pada sisi kotak. Melalui gerakan
dengan sisi kotak, angkat adukan pada cetok. Banyaknya adukan sepanjang sisi
cetok harus sama.
Ambil suatu adukan dengan merapatkan sisi cetok pada sisi kotak. Melalui gerakan
dengan sisi kotak, angkat adukan pada cetok. Banyaknya adukan sepanjang sisi
cetok harus sama.
Dapat juga dengan menekankan sedikit ujung cetok pada adukan melekat kuat pada
batu.
Tarik adukan yang berada pada bagian atas ke sisi sebelahnya (separuh dari adukan
dibiarkan tertinggal).
Tarik sisa adukan pada cetok ditarik ke samping (sampai ke tepi batu).
Pendahuluan :
Pasangan bata indah (expose) sangat ditentukan oleh siar/nat nya, untuk mendapatkan
kesamaan atau keseragaman tersebut tidaklah mudah, untuk itu ketinggian setiap lapisan
harus dibagi terlebih dahulu, tongkat ukur atau profil diperlukan agar siar pasangan batu
bata bisa sama .
Penggunaan tongkat ukur atau profil sangat membantu percepatan pekerjaan, terutama jika
skills dasar telah dikuasai .
Bahan :
Jidar aluminium = 2 bh Bata utuh = 110 bh
Balok beton = 2 bh Bata ½ = 20 bh
Klem F = 2 bh Adukan = 60 liter
Penahan benang = 2 bh
Benang =2m
Benda kerja :
Lapisan 1
1120
Lapisan 2
1200 Tampak
samping
1200
Gambar 1
3. Memasang bata tanpa adukan mengikuti pasangan bata lapisan 1 dan 2 sehingga didapat-
kan jarak nat sesuai dengan ukuran bata sesungguhnya, buat garis nat pada lantai dan
diperpanjang keluar sehingga dapat berfungsi sebagai pedoman awal pemasangan bata,
seperti gambar 2
1200
Bata pertama dipasang dengan pengambilan adukan diperkirakan untuk ketebalan 1 cm,
ukur kedataranya yang berarah memanjang seperti gambar. 3, dan ukur kedataranya
berarah melebar atau melintang seperti pada gambar 4
6. Setelah kedataran dan ukuranya terpenuhi barulah memasang bata ke dua pada lapisan 1
dengan mengacu kedataran bata pertama seperti gambar 6, untuk bata ke dua tidak perlu
diukur ketinggianya tetapi harus diukur panjangnya (dari ujung bata pertama ke ujung bata
dua), seperti gambar 7.
waterpas
Bata 2 Bata 1
120 CM
Gambar 6
10
10
14
14
14
14
30
30
20
30
20
10
21
21
13
13
13
13
12
29
27
12
29
27
17
16
12
29
27
17
16
12
7
15
26
15
26
19
15
26
19
15
28
28
24
28
24
11
11
11
11
9
8
23
18
10
23
18
10
3
5
2
5
22
22
4
25
14
14
25
25
4
20
30
1
1
1
1
13
21
13
27
12
29
17
16
12
7
15
26
19
15
28
24
11
11
10
9
8
3
8
23
18
5
22
2
4
25
4
1
Gambar 7
7. Menyelesaikan pasangan lapisan 1 dengan langkah maju atau mundur hingga penuh dan
diukur kerataanya, untuk memperoleh kerataan bagian atas dan depan bisa menggunakan
benang seperti gambar 8, pada pekerjaan yang relatif pendek atau kurang dari 150 cm
boleh digunakan jidar atau bilah perata langsung seperti gambar 9.
Gambar 9
8. Mengukur kesikuan pada pasangan bata pilar, Pengukuran dilakukan pada sudut tepi luar
, seperti gambar 10
Gambar 10
Siku siku
8. Mengukur kesikuan pada pasangan bata pilar, Pengukuran dilakukan pada sudut tepi luar
, seperti gambar 11
Gambar 11
waterpas
10. Pasang bata pada bagian ujung didatarkan dengan bata pertama pada lapisan kedua
kemudian pasang benang untuk mendapatkan kelurusan pasangan, seperti gambar 12
Gambar 12
11. Pasang bata lapisan kedua hingga penuh, seperti gambar 13.
Gambar 13
Gambar 14
13. Setelah lapisan ke empat, pemasangan bata dilanjutkan dengan menggunakan profil,
Persiapan : sediakan 2 buah jidar/tongkat ukur/profil digaris garis sesuai dengan tebal
lapisan bata hingga 16 apis, sediakan klem f 2 buah, dan blok beton sebagai pemberat 2
buah,seperti gambar 15 dan 16
4
16
15
14
13
12
11
10
2
6
9
8
3
7
1
Klem F
Pemberat/beton
blok
Gambar 17
16
15 Jidar/tongkat/profil
Gambar 18 14
Garis lapisan
13
12 Benang
11
10
Penahan benang
9 Klem F
8
7
Pemberat
6
5
15. Pasang bata lapisan ke lima seperti lapisan sebelumnya tetapi berpedoman pada profil,
seperti gambar 19.
Gambar 19
16
15
14
13
bata lapisan ke 5 12
11
10
9
8
7
6
5
16. Pasang bata lapisan ke lima hingga penuh dan berpedoman pada benang, seperti gamar
20.
17. Setelah lapisan ke lima selesai, geserlah penahan benang pada posisi lapisan ke 6 kemudi-
an pasang bata lapisan tersebut dan dilanjutkan lapis demi lapis hingga mencapai lapisan
ke 16, seperti gambar 21.
16
15
14
13
12
11
10
9
8
7
6
5
Pendahuluan :
Plesteran merupakan bagian dari pekerjaan finishing, oleh karenanya pekerjaan ini memerlu-
kan ketelitian sehingga didapatkan hasil akhir yang sempurna.
Kata plester berasal dari bahasa inggris yang berarti menambal, dalam bahasa jawa berarti
melepo, dari arti kata tersebut maka sebelum pekerjaan dilaksanakan harus ada bidang atau
sbstrat yang akan di plester.
Biasanya pemlesteran dilakukan karena adanya tuntutan tertentu yang berkaitan dengan
kekuatan, keindahan, dll
Untuk mencegah retak – retak susunan lapisan bagian dasar harus keras dan selanjutnya
semakin keluar semakin lunak.
Plesteran hendaknya tidak mudah lepas atau rontok. Lapisan dasar harus kasar dan
bergerigi. Pada pemasangan lapisan berikutnya harus diratakan dengan jidar, tidak
menggunakan roskam karena gosokan roskam menyebabkan air naik ke permukaan
sehingga pegerasan adukan tidak sempurna.
Untuk mencegah retak – retak susunan lapisan bagian dasar harus keras dan selanjutnya
semakin keluar semakin lunak.
1. Dinding atau substrat yang akan diplester bisa terbuat dari batu bata, batako, beton ringan
(hebel dan sejenisnya), batu kali, beton dan sebagainya. Harus dalam kondisi bersih, jika
tertempel debu atau lumut harus
dibersihkan terlebih dahulu.
2. Lapisan dasar, dengan perbandingan campuran 1 pc : 2 - 2.5 pasir diayak 3 mm, ketebalan
lapisan 3 – 5 mm, pengerjaanya dengan cara dilempar (dikamprotkan) dari bagian bawah
keatas merata (menutup) seluruh permukaan. Fungsi lapisan ini adalah:
3. Plesteran dasar, bisa dibuat dengan berbagai macam perbandingan campuran tergantung
pada fungsinya, diantara perbandingan campuran yang sering digunakan adalah sbb:
untuk plesteran tembok biasa (pada umumnya) dan biasa disebut plesteran
hygroskopis, artinya ketika ada air mampu menyerap dan ketika ada panas mampu
menguapkan kembali.
1 kapur : 1 semen merah : 2.5 pasir, untuk plesteran tembok biasa (pada umumnya)
dan banyak digunakan sebelum ada semen.
4. Acian, bisa dibuat dari beberapa bahan dan berbagai perbandigan campuran, yaitu :
Semen (PC), digunakan pada plesteran kedap air
1 pc : 1- 3 kapur, digunakan pada plesteran yang tidak kedap air tetapi perlu kekuatan
yang tinggi, misalnya pada pilar pilar bersudut tajam dll.
1 pc : 4 – 10 kapur, digunakan pada plesteran tidak kedap air dan tidak perlu kekuatan
tinggi, misalnya pada dinding dalam (terlindung) dll, acian dengan perbandingan ini agak
lama pengerasanya tetapi ada keuntungan ketika akan dilakukan pengecatan karena
warna sudah hampir putih sehingga tidak perlu diplamir.
1 kapur : 1 semen merah, digunakan pada plesteran tidak kedap air dan tidak perlu
kekuatan tinggi, misalnya pada dinding dalam (terlindung) dll, acian dengan perbandingan
ini jika dikerjakan dengan sempurna akan menghasilkan pemukaan berwarna kemerah
merahan seperti warna batu bata.
pengerjaanya dengan cara dihamparkan pada permukaan plesteran dasar merata seluruh
permukaan kira kira 1 m2, tunggu agak kering kemudian gosok dengan roskam kayu dan
ditekan dengan gerakan memutar sampai merata seluruh bidang sambil ditambahkan air jika
diperlukan, jika pada permuaan sudah tampak buih halus berarti acian siap dihaluskan dengan
roskam baja.
Meroskam baja bisa dilakukan berulang ulang hingga mencapai kehalusan maksimum
Untuk lapisan penutup kebanyakan dibuat acian halus, tetapi kelemahan acian ini adalah
cepat retak – retak karena pengembangan dan penyusutan.
Pada pelat lantai beton yang akan dilapisi vinil atau karpet juga diberi lapisan PC dan pasir.
Cara terbaik untuk melaksanakan plesteran lantai adalah dikerjakan sewaktu beton masih
agak basah tetapi pada pelaksanaan sering timbul kesulitan karena memerlukan tenaga dan
persiapan material yang lebih banyak.
Adukan dapat dicampur dengan mesin aduk atau dengan tangan. Campuran dengan
tangan dilakukan diatas permukaan yang keras seperti lembaran besi atau papan. Adukan
dibuat 3x kering dan 3x basah.
Plesteran di Dinding
Tujuan :
Alat : Bahan :
1. Peralatan kerja batu dalam kotak 1. Adukan = 30 liter
2. Jidar aluminium 1.5 meter 2. Kapur diayak 1mm = 3 liter
3. Papan bantu 2x10x150cm 3. Semen merah diayak 1mm = 3 liter
4. Papan bantu 2x10x60cm = 2 buah
Langkah kerja :
1. Bersihkan semua kotoran yang menempel pada dinding,khusus pekerjaan dibengkel pasangan
tidak perlu disiram air karena pasangan masih relatif basah
3. Pasang kepala jalur kedua pada bagian bawah dengan posisi lurus dengan kepala tanggul
diatas
5. Mengisi / memlester celah antara tanggul 1 dengan tanggul 2 kemudian ratakan dengan jidar
jalur berpedoman pada kedua tanggul tersebut
6. Memasang papan bantu papan bantu berfungsi sebagai jalur jika kondisi memungkinkan,
khusus praktek dibengkel dibuat seperti pada gambar dengan ketentuan sbb:
6. Memasang adukan dengan cara dilempar secara berurutan dari bawah keatas, untuk memu-
lainya bisa dilakukan dari kanan maupun kiri
8. Meratakan atau memotong adukan yang telah terpasang menggunakan jidar, kira kira
pemasangan mencapai luasan ¼ meter harus dilakukan penjidaran agar adukan tidak jatuh
karena berat sendiri dan tidak terlanjur kering.
Namun hal ini juga tergantung pada kondisi dinding (substrat) maupun jenis adukannya.
Cara penjidaran adalah dengan menekan jidar pada plesteran kemudian digoyang kekiri dan
kekanan sambil ditarik keatas. Jika setelah dijidar ternyata masihada lobang/tidak rata,
lakukanlah penambalan dengan adukan lebih cair dan dijidar kembali.
9. Memasang keseluruhan
hingga terpasang dengan
rata, padat, dan rapi.
Setelah pemasangan
selesai bisa langsung
membongkar papan bantu
dengan cara diketok ke
arah belakang supaya tidak
merusak plesteranya.
Kriteria penilaian
1. Ketegakkan (2 posisi)
2. Kerataan (3 posisi)
10
Teori : 4 JPL
Praktek : 20 JPL
Kompetensi Inti Kebutuhan material :
Tegel keramik secara umum adalah: merupakan bahan pelapis pada pekerjaan lantai atau-
pun dinding yang terbuat dari komposisi bahan tanah liat dan bahan tambah lainnya.
Bahan-bahan ini melalui proses pembakaran pada suhu yang tinggi sehingga memiliki
kekuatan dan tidak lumat dalam air.
Jenis dan macam tegel keramik Aplikasi pemasangan pada kamar mandi
Tegel keramik pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu, bagian atas atau lapisan aus
(lapisan glasur) yang memiliki tingkat kekerasan yang baik dan bagian badan atau sering
disebut bagian punggung tempat meletakan adukan.
Lapisan aus yang dikeluarkan oleh industry dibedakan dalam dua jenis yaitu: jenis
permukuan halus (mengkilap) dan jenis permukaan kasar ( doft ) yang umumnya bertekstur.
Keramik dengan lapisan mengkilap umumnya dipasang untuk bagian dalam,sedangkan
yang bertekstur banyak dijumpai pada bagian luar seperti pada teras,garage atau sering
dijumpai pada taman.
Ubin yang sering disebut sebagai keramik sebenarnya ada dua jenis, yaitu ubin keramik
berglazur dan ubin porselen. “Kata ‘keramik’ sendiri berasal dari bahasa Yunani keramos
yang artinya tanah liat (clay),” ujarnya.
Jadi, baik keramik berglazur maupun porselen terbuat dari tanah liat, hanya saja bahan
pencampurnya berbeda.
Sebagian besar ubin keramik yang ada di pasaran merupakan buatan pabrik. Ubin keramik
buatan tangan biasanya hanya digunakan untuk keperluan dekorasi, karena harganya yang
mahal akibat pembuatannya tidak bisa massal.
Seperti yang kita ketahui bangunan – bangunan baru tingkat menengah banyak mem-
pergunakan bahan tersebut, sehingga sulit dibedakan baik kualitas maupun warnanya,
untuk itu perlu suatu kejelian pada saat membeli atau bahkan harus tahu standart yang
ada
Keindahan
Tegel keramik diproduksi dalam berbagai bentuk,ukuran dan motif. Atau dengan
membuat desain dan pemotongan ada keramik sehingga dapat menambah nilai
dekoratif pada bangunan gedung terutama interior dari bangunan tersebut.
Kebersihan
Tegel keramik memiliki tingkat kehalusan dan kerapian permukaan yang sangat baik
dibandingkan dengan lapisan penutup yang lain. Permukaan tegel keramik yang
halus dan keras lebih indah ,sehingga kotoran yang melekat mudah terlihat dan
karena permukaan yang halus dapat dengan mudah dibersihkan.
Dahulu, ubin keramik pilihan warnanya terbatas, tetapi seiring dengan perkembangan
teknologi, sudah mulai dikenal proses pencetakan (printing) di permukaan ubin tersebut.
Dengan teknologi ini, ubin keramik berglazur bisa memiliki motif menyerupai marmer,
kayu, bahkan anyaman bambu.
Setelah itu baru dibakar di atas suhu 1250ºC—suhuh optimal untuk mendapatkan
ubin yang keras tapi tidak getas. Terakhir, ada yang langsung dipotong-potong
sesuai ukuran dan ada yang dipoles dahulu sebelum dipotong. Proses akhir ini
menyebabkan ada dua jenis ubin porselen, yaitu yang permukaannya kasar (karena
tidak dipoles) dan yang permukaannya halus/mengkilap.
Untuk mengurangi biaya produksi, ubin porselen yang sengaja tidak dipoles tetapi
dilapisi dengan glazur agar permukaannya tetap licin. Produk yang dihasilkan dari
teknik gabungan ini khusus dibuat agar sebagian konsumen masih tetap bisa meng-
gunakan lantai porselen namun dengan harga yang lebih terjangkau.
Untuk membuat motif pada ubin porselen ada dua cara. Pertama, dengan mencetak
di atas permukaannya (printing) dan yang kedua dengan mencampur bahan pem-
buatnya sehingga menghasilkan motif-motif tertentu. Cara pertama banyak diguna-
kan untuk membuat motif pada ubin keramik berglazur, sementara cara kedua
sering dipakai pada ubin porselen, walaupun kombinasi keduanya juga memungkin-
kan.
Saat ini kebanyakan ubin keramik, baik yang berglazur maupun porselen, “meniru”
motif alam seperti yang terdapat pada ubin marmer atau granit. jika menggunakan
teknik pencetakan, motif yang sama akan berulang. Saat dipasang, pengulangan
motif ini tentu akan menimbulkan kesan tidak alami. Untuk mengakalinya, saat ini
proses printing dilakukan dengan cara acak, sehingga kemungkinan untuk kembali
dengan motif yang sama akan sangat kecil.
Pada ubin keramik, bukan saja motif yang diambil dari batuan alam, tetapi juga
tekstur. Selain permukaan yang halus dan licin, ubin keramik juga tersedia dengan
permukaan yang kasar yang lebih menujukkan kesan alami. “Benjolan-benjolan”
yang membuat permukaan ubin kasar pun diusahakan agar tidak cepat berulang
dengan cara mengacak potongannya. Untuk lebih menonjolkan kesan alami tadi,
ubin keramik jenis ini tidak dipoles sehingga tidak mengkilap.
Ubin yang kasar ini biasanya digunakan pada lantai luar rumah, seperti teras, atau
pada bagian-bagian rumah seperti kamar mandi atau kolam renang. Penggunaan
ubin kasar pada bagian “basah” tersebut untuk mencegah lantai terlalu licin.
Dari segi kesehatan, penggunaan lantai keramik lebih baik dibandingkan lantai yang
dilapisi karpet. Karena sudah digunakan secara luas, saat ini ubin keramik tersedia
dalam berbagai pilihan yang memudahkan penggunaannya. Dari segi ukuran, ubin
keramik dipasarkan dalam ukuran mulai 15 x 15, 30 x 30, 40 x 40, sampai 60 x 60
dll (dalam satuan cm). Jika diperlukan, pemotongan keramik bisa dilakukan dengan
mudah. Ini membuat pemasangan ubin keramik lebih variatif dan desainnya tidak
terbatas, disesuaikan dengan keinginan konsumen.
Bahan untuk tegel keramik dinding dan lantai, secara visual dapat dibedakan antara
tegel dinding dan lantai : tegel dinding bagian bodynya lebih berwarna terang
dan daya serap terhadap air lebih besar, hal ini bisa dilihat jika kita mengambil
tegel yang bagian bodynya berwarna terang kemudian ditetesi air, maka
dengan cepat air tersebut akan meresap.
Semakin banyak menyerap air berarti nilai kepadatannya kurang (berongga) sehing-
ga lebih lunak. Tegel lantai bagian bodynya lebih berwarna gelap dan daya serap
terhadap air kecil, dan jika dicoba dengan menetesi air pada bagian bodynya, maka
air akan tetap terlihat menggenang (tidak lekas meresap). Semakin sedikit menyerap
air berarti nilai kepadatannya lebih sehingga makin kuat.
3. Bahan spesi
Saat ini penggunaan mortar instan sebagai bahan bangunan makin banyak dijumpai,
baik dalam pembangunan proyek skala besar maupun kecil seperti rumah tinggal.
Mortar instan seolah mulai menggeser penggunaan adukan mortar tradisional yang
terdiri dari semen dan pasir dengan komposisi tertentu. Sebenarnya apakah keunggulan
penggunaan mortar instan tersebut? Keunggulan penggunaan mortar instan baik untuk
pasangan dinding, perekat keramik, plesteran dan acian, dll antara lain adalah sebagai
berikut :
Pemakaian mortar instan sangat mudah, tinggal ditambahkan air dalam jumlah
tertentu dan diaduk saja samapai rata.
Mortar instan terdiri dari bahan baku yang sudah melalui proses quality control,
yang selanjutnya diproses dengan mesin sehingga akan menghasilkan adukan
yang homogen sesuai dengan komposisi yang direncanakan.
Proses pelaksanaan adukan dengan mortar instan lebih cepat dan kadang memer-
lukan material yang lebih sedikit karena cukup dengan lapisan yang tipis saja.hal
ini tentunya akan berpengaruh pada penghematan biaya.
4. Peralatan
Peralatan untuk pengerjaan keramik adalah sangat sederhana bila hanya untuk
pemasangan, dan di butuhkan lebih banyak peralatan pendukung bila untuk pembuatan
ornamen/ motif untuk dekorasi pada pemasangan dinding maupun lantai untuk meng-
hasilkan potongan keramik standart ( tanpa cacat ) tidak ciping/ grimpil pada hasil
pemotongan.
5. Pemotongan
Pada pekerjaan pemotongan keramik yang harus diperhatikan adalah menggambar/
melukis pada keramik yang akan dipotong, dan perhatikan pada syarat pemotongan
keramik adalah hasil potonga keramik tidak boleh lebih kecil dari setengah keramik, hal
ini dibuat supaya hasil pasangan terlihat indah dan simetri dan tidak ada potongan-
potongan kecil pada pojok ruang.
Keramik yang akan dipasang dan dipotong harus sama ukuranya dan sejenis (dalam
satu merek/ prodak) misal untuk dinding dan lantai karena akan sangat berbeda ketebal-
anya maupun kekerasanya dengan cara disusun berdiri dan diletakan ditempat yang
datar, kemudian diukur untuk ketinggian maupun lebarnya.
Melukis atau penggambaran pada keramik adalah sangat penting , dimana gambar
pada keramik adalah mencerminkan pemotongan yang akan dikerjakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat kita melukis adalah:
Ada beberapa cara dalam pemotongan keramik menggunakan mesin elektrik dan
manual, dalam aplikasinya pekerjaan pemotongan dilapangan biasanya dikombinasikan
ke dua cara tersebut karena masing - masing alat mempunyai karakter yang berbeda
dan saling melengkapi. Disamping peralatan potong tersebut ada beberapa peralatan
pendukung pemotongan dan peralatan finising yang berfungsi sebagai alat bantu untuk
menghasilkan pemotongan yang sempurna.
Semua peralatan ini hanya sebagai alat bantu dan yang paling utama adalah dari aplika-
tornya (tukang), diperlukan ketrampilan kusus dan latihan yang terus menerus untuk
mendapatkan hasil pemotongan yang sempurna,
pengalaman dan jam terbang pemotongan sangat diperlukan oleh aplikator baik untuk
posisi pemotongan lurus, diagonal dan lengkung ( lingkaran ).
Menggunakan alat potong keramik mesin/ manual. Teknik dan cara pemotongan sangat
mempengaruhi kehalusan sisi potong. Pemotong keramik
Weet cuting meja, pemakaian alat ini harus konsentrasi pada bagaian mana yang akan
dipotong karena tebal pemotongan ± 2mm maka harus tentukan arah potongnya diping-
gir/ as garis karena hal ini akan menentukan pada pemotongan berikutnya
Ada beberapa cara dalam pemotongan keramik menggunakan mesin elektrik dan
manual, dalam aplikasinya pekerjaan pemotongan dilapangan biasanya dikombinasi-
kan ke dua cara tersebut karena masing - masing alat mempunyai karakter yang
berbeda dan saling melengkapi. Disamping peralatan potong tersebut ada beberapa
peralatan pendukung pemotongan dan peralatan finising yang berfungsi sebagai alat
bantu untuk menghasilkan pemotongan yang sempurna.
Semua peralatan ini hanya sebagai alat bantu dan yang paling utama adalah dari
aplikatornya (tukang), diperlukan ketrampilan kusus dan latihan yang terus menerus
untuk mendapatkan hasil pemotongan yang sempurna,
Pada pemotongan
menyudut ini dengan meng-
gunakan mesin potong
elektrik maka tinggal pada
bagaian ujung pemotongan
saja yang harus diserpih
dengan alat bantu, hati-hati
apabila pemotongan
mendekati titik temu poton-
gan. Pemotongan diakhir
dengan garis goresan
potongan. Usahakan hasil
akhir pemotongan rapi dan
rata
menghaluskan kembali potongan tegel arah siku dengan batu asah/ kertas gosok pada
masing-masing sisi potongan supaya mendapatkan permukaan yang rapi
6. Pemasangan
Tempatkan tegel sisi sebelah kiri dari orang yang bekerja, kotak adukan di sisi sebelah
kanan, sedangkan kotak alat di sebelah belakang.
Sisa – sisa tegel potongan hendaknya dibuang di tempat yang semestinya, jangan
sampai mengganggu tempat kerja.
Keterangan :
Pekerja.
Bidang pekerjaan.
Kegunaan pengaturan tempat kerja : Jidar / papan pembantu.
Tempat kerja lebih terorganisasi, Tumpukan tegel.
sehingga memudahkan untuk bekerja. Kotak alat.
Alat – alat.
Hasil pekerjaan menjadi lebih bagus. Kotak spesi.
Pembuatan adukan untuk bahan drymik sebaiknya dengan mesin, pada pembuatan
adukan dengan mesin perhatikan kekuatan mesin yang akan dipakai, supaya tidak
terlalu berat bagi mesin untuk bekerja, pada penggunaan peralatan listrik yang diper-
hatikan adalah voltase pada alat dan sumber yang ada supaya tidak terjadi kerusakan
pada alat kerja dan hasil adukan harus plastis.
Haluskan dan bersihkan. Perbaiki sebanyak mungkin retakan sejauh Anda mampu. Jika
Anda melihat retakan yang terlalu besar untuk diperbaiki, ganti bagian lantai yang retak
dengan beton baru.
Untuk subfloor plywood, pastikan kayunya setidaknya setebal 1 1/8 inchi dan ditopang
kuat. Jika tidak, ubin keramik Anda dapat terlepas bahkan pecah dan harus diganti.
Lantai yang sudah berkeramik akan menambah satu tahap pengerjaan ubin, dan
menjadi tantangan bagi Anda. Anda harus membongkar keramik yang lama. Untuk
awalnya, gunakan pahat yang besar dan palu, lalu ketok-ketok pahat dengan palu.
Lalu, bersihkan serpihan-serpihan. Jika Anda hendak menghaluskan subfloor – Anda
dapat menyewa sander untuk mengerjakannya. Pastikan diri Anda terlindung. Gunakan
sarung tangan kulit khusus untuk pekerjaan berat, kacamata pengaman, dan pakaian
kerja overall.
Anda dapat melakukan ini dengan mengukur ruangan dengan menyilang dari sudut ke
sudut dan menandai tengah-tengahnya. Perpotongan dari kedua garis merupakan titik
pusat lantai yang akan Anda pasangi ubin. Buat garis dengan kapur. Garis-garis kapur
ini akan membantu Anda dalam hal posisi untuk meletakkan ubin.
Pasang
ubin
dimulai!
Tempatkan ubin pertama di perpotongan dua garis tadi. Rekatkan ke subfloor dengan
menggunakan thin set mortar, atau adhesive ubin yang Anda pilih. Penggunaan cetok
bertakik untuk membubuhkan mortar adalah pilihan terbaik untuk memasang ubin kera-
mik.
Namun Anda tetap dapat menggunakan cetok biasa jika Anda tidak memilikinya. Untuk
mengepaskan ubin pada tempatnya, tekan ke bawah sambil menggerakkannya maju
mundur sampai posisi ubin mantap. Jika ada mortar atau adhesive yang meluber keluar,
gunakan cetok (atau spon basah) untuk menyingkirkannya. Lakukan proses ini sampai
ubin berikutnya, dan seterusnya, sampai Anda selesai memasang.
a. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk meng-
hindari kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai.
b. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering
dan rata air.
d. Sebelum dipasang, keramik lantai atau dinding agar direndam dalam air terlebih
dahulu.
g. Lebar nat yang dianjurkan, untuk lantai = 4 - 5 mm dan dinding = 2 mm, dengan
campuran pengisi nat (Grout) semen atau bahan khusus yang ada dipasaran. Bagi
area yang luas dianjurkan untuk diberi expansion joint.
h. Khusus untuk dinding luar, harap diberi tali air per jarak tertentu dengan mem pertim-
bangkan desainnya, agar tidak menerima beban terlalu berat.
j. Karena sifat alamiah dari produk keramik, yang disebabkan proses pembakaran pada
temperatur tinggi, dapat terjadi perbedaan warna dan ukuran, untuk ini periksa dan
pastikan keramik lantai atau dinding yang akan dipasang mempunyai seri dan golon-
gan ukuran yang sama.
Hampir semua tegel mempunyai bentuk sama dengan ilmu ukur, seperti persegi dan
sudut siku – siku. Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan ilmu keindahan diperlukan
penggolongan (pembagian) yang tetap.
Pada satu bagian pemasangan tegel lantai dan tegel dinding harus direncanakan dengan
tepat sehingga tidak mendapatkan tegel sisi yang kecil sekali. Sebaiknya kedudukan
tegel lantai harus disesuaikan dengan tegel dinding supaya tidak terdapat hubungan Nat
yang jelek (tidak segaris). Ketepatan ini bisa terlaksana dengan perhitungan as yang teliti
dan mematuhi aturan – aturan simetri yakni diukur dan dicoba uji yang rata.
Memperhatikan juga pengaturan pemasangan tegel dari sudut – sudut luar dan sudut –
sudut dalam.
Jika perhitungan sudah tepat, tidak mungkin terjadi dinding – dinding tidak bertemu
dengan sudut – sudut atau ceruk pada lobang jendela atau lobang pintu, batu pojok
tembok, tonjolan, kemiringan, bulatan dan lain – lain, semua telah dapat ditentukan.
Prioritas :
Memperhatikan pandangan utama.
Mengukur as simetri.
Mengatur pemasangan tegel dari as simetri ke kanan dan kiri.
Potongan tegel tidak boleh lebih kecil dari ukuran ½ tegel
Keramik-keramik ini dicek untuk keseragaman ukuran, pola, warna dan karakteristik
menurut rencana dan spesifikasi
Pekerjaan keramik ini dimulai secara simetris, seimbang dan menghasilkan pem-
borosan minimal menurut spesifikasi dan standar– standar
7. Metode kerja
Pada umumnya pemasangan keramik tidak dapat berdiri sendiri selalu ada pekerjaan
yang mendahului misalnya pekerjaan dinding maupun lantai, kemudian pekerjaan
plesteran. Untuk pekerjaan plesteran ini harus dipahami dan dikerjakan oleh tukang
keramik, karena tukang di Indonesia masih menganut sistim tuntas (maksutnya satu
tukang dapat mengerjakan semua pekerjaan mulai dari pondasi sampai pekerjaan atap)
hal ini menjadikan pekerjaan tidak focus.
Dan pada topic Finising Pekerjaan Keramik hal yang sangat mendasar adalah plesteran
baik untuk dinding maupun lantai, karena tidak menutup kemungkinan pekerjaan
plesteran dikerjakan sendiri.
Pada pekerjaan keramik dengan sistim tipis maka bidang plesteran sangatlah penting
karena bidang plesteran/ subtrat akan berpangaruh pada hasil pemasangan keramik
untuk ketegakan plesteran maupun kerataan
Bahan adukan yang dipakai antara pc dan pasir yang sudah diayak halus dengan
perbandingan ( 1 pc : 3 ps s/d 1 pc : 6 ps ) dengan bahan adukan ini diaplikasikan pada
dinding dan lantai dengan ketebalan adukan 10 – 20 mm, keramik yang akan dipasang
harus direndam terlebih dahulu sampai jenuh permukaan untuk mengurangi daya hisap
pada mortar yang akan berakibat terlepasnya keramik .
Alat utama yang digunakan cetok, waterpas, unting2, cidar, palu karet
Cetok
Waterpass
Palu karet
Unting-unting
Jidar
Cara ini dilakukan dengan meletakkan adukan langsung keatas panggung tegel, kemu-
dian ditempelkan atau didorong pada dinding.
Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan, lebih baik kalau dipasang lapisan dasar lebih
dahulu agar pemasangannya lebih mudah dan ikatannya kuat.
Pemasangan keramik cara tebal merupakan cara tradisional, dimana baik tidaknya
pasangan tergantung pada pengalaman seseorang dan keahlian seseorang.
Sebelum memasang keramik perlu diketahui jenis dan ukuran tegel keramik yang akan
dipasang,sehingga dapat dirancang system pemasanga yang akan dilaksanakan
Usahakan pemotongan kanan kiri seimbang dan lebih besar atau sama dengan ukuran
keramik yang akan dipasang.
Pasang benang tegak lurus pada lapisan kedua dari pinggir kanan dan kiri dengan kete-
balan spesi antara 1-2 cm Pasang landasan dari papan atau allumunium pada posisi
lapisan kedua dari bawah.Hal ini dimaksudkan agar pasangan keramik stabil dan rata
Pasang keramik secara berurutan lapis demi lapis atau dengan cara membuat frem
sebagai acuan kanan kiri,kemudian dipasang lapis demi lapis hingga selesai
1. 2.
3.
Memukul tagel
Dan bahan adukan (mortar) yang dipakai adalah mortar redy mix yang dalam penjualan-
ya sudah dikemas dalam kantong/ zak dengan volume ( 5 kg, 20 kg, 25 kg dan 40 kg
). Bahan adukan ini diaplikasikan pada dinding dan lantai dengan ketebalan 3 – 5 mm,
untuk itu sistem pemasangan dengan adukan lem (latex) dinamakan cara tipis (Thin
bed method) pada sistim ini kerakik tidak boleh direndam. Ada beberapa keuntungan
pemasangan sistem tipis disbanding sistem tebal (Konvensional) yakni : berat sendiri,
tahapan pekerjaan, waktu pelaksanaan dan jaminan keramik tidak terlepas sedang
kerugiannya biaya relatif mahal,
Alat utama yang digunakan roskam bergerigi,waterpas, unting2, cidar, palu karet.
Waterpass
Roskam bergerigi
Unting-unting
Palu karet
Jidar