Suatu bagian komponen struktural sebuah konstruksi yang memiliki peran untuk memikul beban adalah balok. Dalam memikul beban struktur, balok akan mengalami gaya-gaya dalam berupa momen, geser, dan normal serta akan mengalami deformasi. Balok dengan material beton memiliki sifat kuat terhadap tekan dan lemah terhadap tarik. Oleh karena itu pada balok beton perlu dipasang tulangan baja pada daerah tarik. Balok dengan ukuran kecil cenderung mengalami lendutan yang cukup besar dibandingkan dengan balok berukuran besar ketika menerima beban lentur. Selain itu akan timbul retak yang dapat menimbulkan keruntuhan pada balok. Berdasarkan distribusi tegangannya, penampang dari komponen struktur beton terbagi menjadi 2 segmen, yaitu segmen Bernoulli dan segmen Diskontinu. Segmen Bernoulli memiliki regangan yang terdistribusi secara teratur, sedangkan segmen Diskontinu regangannya terdistribusi secara tidak teratur. Segmen Diskontinu biasanya terletak dimana beban diterapkan dan disekitar perletakan yang disebabkan oleh adanya beban diskontinuitas dan perubahan pada model geometrik. Balok tinggi merupakan balok dengan ratio bentang dibandingkan dengan tingginya < 5 untuk balok yang dibebani dari permukaan atas serta ditumpu pada bagian bawah balok. Penampang pada balok tinggi termasuk dalam segmen Diskontinu. Pada umumnya perencanaan metode konvensional mengganggap seluru balok termasuk dalam segmen Bernoulli. Beberapa penelitian sebelumnya menganggap bahwa metode konvensional dianggap kurang tepat sebagai metode untuk merencanakan beton yang strukturnya tergolong dalam segmen Diskontinu (Atisa dan Hamidah, 2003). Oleh karena itu metode konvensional kurang tepat digunakan dalam perencanaan balok tinggi yang menganggap seluruh penampang balok termasuk segmen bernoulli. Beberapa contoh balok tinggi yang sering dijumpai yaitu pada dinding pondasi (foundation wall), dinding geser (shear wall), topi pancang (pile cap) yang mengalami tegangan yang cukup besar pada elemennya. Balok tinggi berlubang (web opening) merupakan balok tinggi yang dibuat lubang pada badan balok dengan maksud tertentu. Balok tinggi berlubang dapat dijumpai pada konstruksi gedung bertingkat. Misalnya pada dinding geser yang membutuhkan bukaan jendela pada bagian dinding luar ataupun untuk jaringan utilitas. Daerah sekitar lubang beresiko tinggi terjadi retak akibat konsntrasi tegangan yang tinggi. Beberapa metode dikembangkan untuk mendesain beton yang termasuk segmen Diskontinu. Salah satunya Metode Strut And Tie. Menurut Hardjasaputra dan Tumilar (2002) Strut And Tie Model berawal dari Truss Analogy Model yang pertama kali diperkenalkan oleh Ritter pada tahun 1899 dan Morsch pada tahun 1902. Dengan memperhatikan pola retak, digunakan model rangka batang (truss) untuk menjelaskan aliran gaya (load path) tranfer beban ke tumpuan yang terjadi pada struktur beton bertulang dalam keadaan retak. Pada Strut And Tie Model perlu dipahami terlebih dahulu bentuk Trajektori Tegangan Utama. Dari distribusi tegangan, maka dapat diketahui penyusun elemen tegangan beton dan pengikat serta dapat mengetahui tulangan utama dan tulangan geser menggunakan kesetimbangan titik seperti pada rangka batang. Strut and Tie Model dapat diterapkan pada segmen dengan tegangan yang tidak linear yaitu segmen Diskontinu. Karna penampang balok tinggi berlubang (web openings) termasuk mengalami tegangan yang tidak linear maka perencanaan dengan Metode Strut And Tie sangat efektif untuk diterapkan. Hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “STUDY PARAMETRIK BALOK TINGGI DENGAN VARIASI LUBANG (WEB OPENINGS) MENGGUNAKAN METODE STRUT AND TIE”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana bentuk trajektori tegangan tekan untuk balok tinggi dengan menggunakan CAST ? 2. Bagaimana bentuk trajektori tegangan tekan untuk balok tinggi dengan variasi lubang dengan menggunakan CAST ? 3. Bagaimana perbandingan konfigurasi penulangan pada balok tinggi utuh dengan balok tinggi berlubang menggunakan Metode Strut And Tie ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menganalisa bentuk trajektori tegangan pada balok tinggi dengan menggunakan CAST. 2. Untuk menganalisa bentuk trajektori tegangan pada balok tinggi dengan variasi lubang dengan menggunakan CAST. 3. Untuk menganalisis perbandingan konfigurasi penulangan pada balok tinggi utuh dengan balok tinggi berlubang menggunakan Metode Strut And Tie.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat memberikan informasi ilmiah bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian yang berhubungan dengan Metode Strut And Tie khususnya pada balok tinggi berluang (web openings). 2. Sebagai sumbangan bagi para perancang struktur dalam merancang balok tinggi berlubang dengan menggunakan bantuan software CAST.
1.5 Batasan Masalah
Masalah yang diteliti dibatasi pada: 1. Permodelan trajektori tegangan balok tinggi utuh dan balok tinggi berlubang dengan bantuan software CAST. 2. Bentuk rangka batang untuk analisa Strut And Tie dibuat dengan bantuan software CAST. Beban yang membebani struktur adalah beban merata dan beban terpusat. 3. Strudy parametrik dilakukan dengan variasi bentuk lubang yang memiliki luas sama besar. Mutu beton yang digunakan 20 Mpa, mutu tulangan 300 Mpa untuk tulangan ulir dan 240 Mpa untuk tulangan sengkang.