Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu bagian komponen struktural sebuah konstruksi yang memiliki peran
untuk memikul beban adalah balok. Dalam memikul beban struktur, balok akan
mengalami gaya-gaya dalam berupa momen, geser, dan normal serta akan
mengalami deformasi. Balok dengan material beton memiliki sifat kuat
terhadap tekan dan lemah terhadap tarik. Oleh karena itu pada balok beton
perlu dipasang tulangan baja pada daerah tarik. Balok dengan ukuran kecil
cenderung mengalami lendutan yang cukup besar dibandingkan dengan balok
berukuran besar ketika menerima beban lentur. Selain itu akan timbul retak
yang dapat menimbulkan keruntuhan pada balok.
Berdasarkan distribusi tegangannya, penampang dari komponen struktur
beton terbagi menjadi 2 segmen, yaitu segmen Bernoulli dan segmen
Diskontinu. Segmen Bernoulli memiliki regangan yang terdistribusi secara
teratur, sedangkan segmen Diskontinu regangannya terdistribusi secara tidak
teratur. Segmen Diskontinu biasanya terletak dimana beban diterapkan dan
disekitar perletakan yang disebabkan oleh adanya beban diskontinuitas dan
perubahan pada model geometrik.
Balok tinggi merupakan balok dengan ratio bentang dibandingkan dengan
tingginya < 5 untuk balok yang dibebani dari permukaan atas serta ditumpu
pada bagian bawah balok. Penampang pada balok tinggi termasuk dalam
segmen Diskontinu. Pada umumnya perencanaan metode konvensional
mengganggap seluru balok termasuk dalam segmen Bernoulli. Beberapa
penelitian sebelumnya menganggap bahwa metode konvensional dianggap
kurang tepat sebagai metode untuk merencanakan beton yang strukturnya
tergolong dalam segmen Diskontinu (Atisa dan Hamidah, 2003). Oleh karena
itu metode konvensional kurang tepat digunakan dalam perencanaan balok
tinggi yang menganggap seluruh penampang balok termasuk segmen bernoulli.
Beberapa contoh balok tinggi yang sering dijumpai yaitu pada dinding pondasi
(foundation wall), dinding geser (shear wall), topi pancang (pile cap) yang
mengalami tegangan yang cukup besar pada elemennya.
Balok tinggi berlubang (web opening) merupakan balok tinggi yang dibuat
lubang pada badan balok dengan maksud tertentu. Balok tinggi berlubang
dapat dijumpai pada konstruksi gedung bertingkat. Misalnya pada dinding
geser yang membutuhkan bukaan jendela pada bagian dinding luar ataupun
untuk jaringan utilitas. Daerah sekitar lubang beresiko tinggi terjadi retak
akibat konsntrasi tegangan yang tinggi.
Beberapa metode dikembangkan untuk mendesain beton yang termasuk
segmen Diskontinu. Salah satunya Metode Strut And Tie. Menurut
Hardjasaputra dan Tumilar (2002) Strut And Tie Model berawal dari Truss
Analogy Model yang pertama kali diperkenalkan oleh Ritter pada tahun 1899
dan Morsch pada tahun 1902. Dengan memperhatikan pola retak, digunakan
model rangka batang (truss) untuk menjelaskan aliran gaya (load path) tranfer
beban ke tumpuan yang terjadi pada struktur beton bertulang dalam keadaan
retak. Pada Strut And Tie Model perlu dipahami terlebih dahulu bentuk
Trajektori Tegangan Utama. Dari distribusi tegangan, maka dapat diketahui
penyusun elemen tegangan beton dan pengikat serta dapat mengetahui tulangan
utama dan tulangan geser menggunakan kesetimbangan titik seperti pada
rangka batang.
Strut and Tie Model dapat diterapkan pada segmen dengan tegangan yang
tidak linear yaitu segmen Diskontinu. Karna penampang balok tinggi berlubang
(web openings) termasuk mengalami tegangan yang tidak linear maka
perencanaan dengan Metode Strut And Tie sangat efektif untuk diterapkan. Hal
inilah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul
“STUDY PARAMETRIK BALOK TINGGI DENGAN VARIASI
LUBANG (WEB OPENINGS) MENGGUNAKAN METODE STRUT AND
TIE”

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana bentuk trajektori tegangan tekan untuk balok tinggi dengan
menggunakan CAST ?
2. Bagaimana bentuk trajektori tegangan tekan untuk balok tinggi dengan
variasi lubang dengan menggunakan CAST ?
3. Bagaimana perbandingan konfigurasi penulangan pada balok tinggi utuh
dengan balok tinggi berlubang menggunakan Metode Strut And Tie ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk menganalisa bentuk trajektori tegangan pada balok tinggi dengan
menggunakan CAST.
2. Untuk menganalisa bentuk trajektori tegangan pada balok tinggi dengan
variasi lubang dengan menggunakan CAST.
3. Untuk menganalisis perbandingan konfigurasi penulangan pada balok
tinggi utuh dengan balok tinggi berlubang menggunakan Metode Strut
And Tie.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi ilmiah bagi mahasiswa yang ingin
melakukan penelitian yang berhubungan dengan Metode Strut And Tie
khususnya pada balok tinggi berluang (web openings).
2. Sebagai sumbangan bagi para perancang struktur dalam merancang balok
tinggi berlubang dengan menggunakan bantuan software CAST.

1.5 Batasan Masalah


Masalah yang diteliti dibatasi pada:
1. Permodelan trajektori tegangan balok tinggi utuh dan balok tinggi
berlubang dengan bantuan software CAST.
2. Bentuk rangka batang untuk analisa Strut And Tie dibuat dengan bantuan
software CAST. Beban yang membebani struktur adalah beban merata dan
beban terpusat.
3. Strudy parametrik dilakukan dengan variasi bentuk lubang yang memiliki
luas sama besar. Mutu beton yang digunakan 20 Mpa, mutu tulangan 300
Mpa untuk tulangan ulir dan 240 Mpa untuk tulangan sengkang.

Anda mungkin juga menyukai