Pada SNI 1729:2015 pada Bab D telah diatur untuk merencanakan Kekuatan Nominal Penampang
terhadap Batang Tarik.
Dalam merencanakan Elemen Batang Baja terhadap kekuatan tarik, pada dasarnya ada 2 kondisi
diantaranya :
a) Kekuatan Tarik terhadap Leleh pada penampang Bruto
b) Kekuatan Tarik terhadap Keruntuhan / Fraktur pada penampang Bruto
Adapun Formulasi yang disediakan dalam SNI 1729 : 2015 untuk Kondisi :
a) Formulasi Kekuatan Tarik leleh
Keterangan :
Tn = Kekuatan Nominal tarik dari pelat profil baja rencana (N )
fy = Kekuatan Mekanis pada kondisi leleh dari Material Baja (MPa)
2
Ag = Luas Penampang Bruto (mm )
𝑇𝑛 𝐴𝑒 . 𝑓𝑢
……………………… (Metode DKI)
Ω= Ω
Keterangan :
Tn = Kekuatan Nominal tarik dari pelat profil baja rencana (N )
fu = Kekuatan Mekanis pada saat tarik putus dari material baja (MPa)
2
Ae = Luas Efektif dari Pelat Baja yang mengalami tarik (mm )
Dari kondisi kuat nominal batang tarik untuk Kekuatan Fraktur, bahwa luasan yang diambil adalah Luasan
Efektif (Ae), dimana formulasi untuk mencari luasan efektif tergantung dari :
𝐴𝑒 = 𝑈. 𝐴𝑛
dimana dari formulasi diatas memperlihatkan bahwa Luasan efektif dari penampang batang tarik
tergantung oleh Faktor Shear Lag (U ) dengan Luas Netto (An)suatu penampang baja.
Berdasarkan SNI 1729 : 2015, shear lag (U ) atau disebut juga dengan Faktor Reduksi yaitu faktor yang
tergantung dari kondisi sambungan pada pelat saat mengalami gaya tarik. Untuk itu Faktor dari Shear Lag
dapat dilihat pada tabel-1 dibawah ini :
Tabel-1 : Faktor Shear Lag untuk Sambungan Pada Komponen Struktur Tarik
Lanjutan Tabel-1 : Faktor Shear Lag untuk sambungan Pada komponen Struktur Tarik
Penentuan Luas Netto (An), pada SNI 1729 : 2015 diterangkan pada Bab-B Subbab B4.3
menerangkan ketentuan sebagai berikut :
1) Lebar dari diameter baut minimal ditambah 1/16" (2 mm)
2) Untuk rangkaian lubang berselang seling (zig-zag) diambil Luas Bruto ditambah dengan
s2/4.g terhadap tebal pelat baja yang disambung
adapun (s) yaitu spasi (pitch ) pusat ke pusat arah longitudinal dari lubang secara berurutan
(mm) dan (g) yaitu spasi (gage) pusat ke pusat arah transversal dari lubang baut secara
berurutan.
3) Luas Netto (An) ≤ 0,85.Ag
misalnya, ada suatu pelat baja seperti pada gambar dibawah ini. Maka formulasi Luas Netto dapat ditulis
sebagai berikut ;
𝑠2 𝑠2
Irisan 1-3-2 : 𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − D. tp. n + . 𝑡𝑝 + . 𝑡𝑝
4. 𝑔 4. (2. 𝑔)
Irisan 1-3-4 : 𝑠2 2. 𝑠 2
𝐴𝑛 = 𝐴𝑔 − D. tp. n + . 𝑡𝑝 + . 𝑡𝑝
4. 𝑔 4. 2. 𝑔
Untuk ukuran lubang baut dan jarak antar baut telah diatur di SNI 1729 : 2015 pada Bab-J subbab J-3.
-) Spasi minimum Jarak antara As baut ke As baut diambil sekitar 3 kali Diameter Baut
-) Spasi Baut Ke bagian tepi minimum biasanya diambil sekita 1,5 dari diameter baut atau dapat diambil
berdasarkan pada tabel di bawah ini.
Tebl-3 : Jarak tepi minimum dari pusat lubang standar ke tepi dari bagian yang disambung
1)
Dari gambar dibawah ini, sebuah profil siku L 150.150.10 disambung menggunakan baut dengan
diameter M16. Tentukan Luas Netto yang memungkinkan dari Profil siku tersebut.
10 mm
65 mm 25 mm
65 mm 25 mm
150 mm
60 mm
60 mm
80 mm 40 mm 55 mm 55 mm
150 mm
Jawaban :
Pertama kali yang perlu dilakukan adalah melakukan pengukuran geometri jarak antara as lubang baut di
bagian siku dari penampang
65 mm 25 mm
𝑔𝐴 = 60 + 80 − 10
1 4
maka : gA = 130 mm
dengan demikian akan dianalisa luas netto dari
3
penampang :
gA
2) Suatu Pelat Baja berukuran 150 x 8 dan disambung menggunakan sambungan baut seperti pada gambar - A
dibawah. Jika Pelat baja tersebut dipakai BJ-37 dan diameter baut yang digunakan M-20. Tentukanlah Kuat Tarik
maksimum yang mampu ditahan oleh STRUKTUR BAJA DASAR
Pelat Baja tersebut.
TS 430252
Disusun Oleh : Fakultas Teknik
Tondi Amirsyah Putera, ST,MT
UMSU Program Studi Teknik Sipil
Suatu Pelat Baja berukuran 150 x 8 dan disambung menggunakan sambungan baut seperti pada gambar - A
dibawah. Jika Pelat baja tersebut dipakai BJ-37 dan diameter baut yang digunakan M-20. Tentukanlah Kuat Tarik
maksimum yang mampu ditahan oleh Pelat Baja tersebut.
Hitunglah dengan metode DFBK dan DKI.
35 mm 60 mm 60 mm
8 mm
A
35 mm
1 3
150 mm
80 mm
Tu 2 Tu
35 mm
A
Potongan A-A Batang Tarik
Penyelesaian :
Diketahui : -) Mekanis baja yang digunakan adalah BJ-37 dengan data sebagai berikut :
fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
Ditanya : Tentukan Beban Tarik Ultimate yang mampu ditahan pelat baja
Jawaban :
1 3
b.2. Menentukan nilai dari Shear Lag, berdasarkan tabel D3.1 SNI 1729 : 2015
bahwa untuk pelat baja tidak ada dijelaskan secara pasti untuk menentukan nilai shear lag (U) sehingga
diambil :
U= 1.0
Untuk itu kemampuan pelat baja dalam menahan beban tarik adalah :
Tarik leleh Tarik Fraktur Beban Tarik Yang
Metode
(kN) (kN) Digunakan (kN)
Metode DFBK 259.2 251.4 251.4
Metode DKI 172.46 167.6 167.6
Syarat kapasitas penampang yang harus dipenuhi berdasarkan SNI 1729 : 2015
3) Batang Diagonal Baja, direncanakan menggunakan Profil Berbentuk I-WF dengan sifat mekanis baja adalah BJ-
41. Rencanakanlah Dimensi profil WF yang sesuai agar dapat menahan beban tarik yang diakibatkan oleh Beban
Mati sekitar 220 kN dan Beban Hidup sekitar 280 kN. Diameter Baut Yang digunakan adalah M20.
STRUKTUR BAJA DASAR
TS 430252
Disusun Oleh : Fakultas Teknik
Batang Diagonal
Tondi Amirsyah Putera, ST,MT
UMSU
Baja, direncanakan menggunakan Profil Berbentuk I-WF dengan sifat mekanis
Programbaja adalah
Studi BJ-Sipil
Teknik
41. Rencanakanlah Dimensi profil WF yang sesuai agar dapat menahan beban tarik yang diakibatkan oleh Beban
Mati sekitar 220 kN dan Beban Hidup sekitar 280 kN. Diameter Baut Yang digunakan adalah M20.
Penyelesaian :
Diketahui : -) Mekanis baja yang digunakan adalah BJ-41 dengan data sebagai berikut :
fy = 250 MPa
fu = 410 MPa
Ditanya : Dimenai Profil WF yang aman terhadap Gaya Yang Bekerja Jika susunan baut yang direncanakan seperti
gambar diatas
Jawaban :
c.2. Menentukan nilai dari Shear Lag, berdasarkan tabel D3.1 SNI 1729 : 2015
Syarat kapasitas penampang yang harus dipenuhi berdasarkan SNI 1729 : 2015