JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman
5.1. Data
Seperti yang tertera pada Gambar 1–2. Denah Organisasi Struktur Bangunan, terdapat 7
rangka gabel yang saling berjarak 10,00 m. Untuk itu dilakukan perhitungan mencari bentang
paling menentukan dengan panjang terbesar antara kedua ikatan angin dan kemudian
komponen ikatan angin terpanjang yang akan didesain.
1. Panjang ikatan angin
Panjang ikatan angin untuk jarak antar gabel 10,00 m
JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman
Bidang Angin
+0.9 -0.4
a < 65°
Pada ikatan angin, beban yang bekerja merupakan beban yang ditransfer dari komponen
penerima pertama yaitu gird vertikal dan kolom portal pada dinding melintang depan
bangunan. Gedung penyimpanan Peti Kemas yang didesain ini terletak di Alak di mana
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )
JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman
jaraknya kurang dari 5 km dari garis pantai (Lampiran 7) sehingga beban angin yang
digunakan ialah 40 kg/m2 (PPIUG 1983 pasal 4.2 (2)). Berdasarkan PPIUG 1983 pasal
4.3(1a) diisyaratkan koefisien angin untuk dinding vertikal di pihak angin adalah + 0,9 dan
untuk di belakang angin adalah -0,4. Maka beban angin yang membebani dinding depan
bangunan adalah:
( 40 × 0,9 )=36 kg/m2
Beban angin membebani dinding melintang sebagai beban merata areal, beban angin ini akan
ditransfer kepada gird vertikal menurut daerah tributaris. Berikut ditunjukkan model
pembebanan menurut daerah tibutaris pada dinding melintang.
3.2 m
8m
a b c d e d c b a
5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
A E I
Gambar 5-3. Model Pembebanan Menurut Daerah Tributaris pada Dinding Melintang
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )
JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman
Gambar 5-4 Model Pembebanan Menurut Daerah Tributaris Pada Gird Vertikal C
Maka dapat dihitung besar beban yang membebani kolom dan gird vertikal sesuai besar
daerah tributaris yang dimilikinya.
Kolom A dan Kolom I (Daerah Tributaris “a”)
1
Q1= ( 8,00+ 8,69 ) × 2,50× 36=751 , 05 kg
2
Gird Vertikal B dan Gird Vertikal H (Daerah Tributaris “b”)
1
Q2= ( 8,69+10,27 ) × 5,00× 36=1706,40 kg
2
Gird Vertikal C dan Gird Vertikal G (Daerah Tributaris “c”)
1
Q3= ( 10,27+11,25 ) ×2,50 × 2× 36=1936,80 kg
2
Gird Vertikal D dan Gird Vertikal F (Daerah Tributaris “d”)
1
Q4 = ( 8,69+10,27 ) ×5,00 ×36=1706,40 kg
2
Gird Vertikal E (Daerah Tributaris “e”)
1
Q5= ( 8+ 8,69 ) × 2,50 ×2 ×36=1502,10 kg
2
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )
JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman
Dengan asumsi sebelumnya yaitu gird vertikal diidealisasikan berperletakan sendi dan kolom
portal berperletakan jepit maka aksi perletakan merupakan beban yang akan membebani
ikatan angin yang dapat dihitung sebagai berikut:
Kolom A dan Kolom I
1 1
P1= ×Q1 = × 751,05=375,525 kg=3,7552 kN
2 2
Gird Vertikal B dan Gird Vertikal H
1 1
P2= ×Q 2= ×1706,40=853,20 kg=8,3520 kN
2 2
Gird Vertikal C dan Gird Vertikal G
1 1
P3= × Q 3= ×1936,80=968,4 kg=9,6840 kN
2 2
Gird Vertikal D dan Gird Vertikal F
1 1
P4 = ×Q4 = ×1706,40=853,20 kg=8,3520 kN
2 2
Gird Vertikal E
1 1
P5= × Q6= ×1502,10=751,05 kg=7,5105 kN
2 2
Kemudian karena ikatan angin (cross rod) dipasang pada dua trave (gambar 5-5) sehingga
beban yang akan membebani ikatan angin adalah sebagai berikut :
Kolom A dan Kolom I
1 1
P1 '= × P1 = × 3,7552=1,8776 kN
2 2
Gird Vertikal B dan Gird Vertikal H
❑ 1 1
P2 ' = × P 2= ×8,3520=4,1760 kN
2 2
Gird Vertikal C dan Gird Vertikal G
1 1
P3 '= × P 3= ×9,6840=4,8420 kN
2 2
Gird Vertikal D dan Gird Vertikal F
1 1
P4 ' = × P4 = ×8,3520=4,1760 kN
2 2
Gird Vertikal E
1 1
P5 '= × P 5= ×7,5105=3,75525 kN
2 2
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )
JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman
10.00 m
10.00 m
10.00 m
10.00 m
10.00 m
10.00 m
10.00 m
A E I
JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman
Berikut ditampilkan secara berurutan letak dan arah beban-beban untuk tampak depan
bangunan dan tampak atas bangunan.
P3' P3'
P2' P4' P4' P2'
P1' P5' P1'
4m
4m
1
5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
A B C D E F G H I
KETERANGAN :
P1' = 1,8776 kN P4' = 4,1760 kN
P2' = 4,1760 kN P5' = 3,75525 kN
P3' = 4,8420 kN
Gambar 5-6 Letak dan Arah Beban pada Tampak Depan Bangunan
3m
4m
3m
5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
Gambar 5-7. Letak dan Arah Beban pada Tampak Atas Bangunan
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )
JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman
Ikatan angin dapat diidealisasikan sebagai rangka batang beserta dengan beban-beban sebagai
berikut:
3m
1 3 5 7
4m
2 4 6 8
3m
10 m 10 m 10 m 10 m
P1' P3' P5' P3' P1'
1,8776 kN 4,8420 kN 3,75525 kN 4,8420 kN 1,8776 kN
3m
1 5
4m
4 8
3m
10 m 10 m 10 m 10 m
P1' P3' P5' P3' P1'
1,8776 kN 4,8420 kN 3,75525 kN 4,8420 kN 1,8776 kN
Gambar 5-9. Idealisasi dan Pembebanan Ikatan Angin Untuk Komponen yang Mengalami Tarik
Dengan mengidealisasi ulang struktur ikatan angin khusus yang mengalami gaya aksial tarik
dan diberi beban-beban yang sama, maka diperoleh bahwa gaya aksial maksimum yang
terjadi pada komponen ikatan angin adalah 3418,57 N = 3,4185 kN (Lampiran 11). Gaya
aksial maksimum ini yang akan digunakan dalam menguji keterpenuhan terhadap limit state
komponen aksial tarik.
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )
JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman