Anda di halaman 1dari 9

Format T1

TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )

JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman

5. DESAIN IKATAN ANGIN PADA STRUKTUR PENGAKU ATAP

Gambar 5-1. Model Ikatan Angin

5.1. Data
Seperti yang tertera pada Gambar 1–2. Denah Organisasi Struktur Bangunan, terdapat 7
rangka gabel yang saling berjarak 10,00 m. Untuk itu dilakukan perhitungan mencari bentang
paling menentukan dengan panjang terbesar antara kedua ikatan angin dan kemudian
komponen ikatan angin terpanjang yang akan didesain.
1. Panjang ikatan angin
Panjang ikatan angin untuk jarak antar gabel 10,00 m

√ 10,002 +(10,00 /cos ⁡(18 ° ))2=14,51 m=14511 mm


Berdasarkan perhitungan, maka didesain ikatan angin dimana panjang komponen ikatan
anginnya sebesar 14,51 m
2. Komponen ikatan angin pada atap adalah komponen aksial tarik
3. Untuk penyetelan pengencangan ikatan angin, di kedua ujung dipasang jarum keras
4. Sudut kemiringan atap 18o
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )

JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman

5.2. Profil Usulan


Profil usulan 1
Profil usulan adalah  = 6 mm dengan data dimensional profil dalam Tabel 5-1.

Tabel 5-1. Data Dimensional Penampang Profil Sagrod Usulan 1


Diameter (φ) = 6 mm Kekuatan Material = 240 MPa
φ A I i
( mm ) ( mm ) ( mm4 ) ( mm )
6 28,274334 63,617251 1,500

5.3. Pembebanan Ikatan Angin


Ikatan angin merupakan komponen aksial tarik pada struktur yang mendapat beban berupa
beban angin yang bekerja pada bangunan. Beban angin yang berasal dari tiupan angin di
depan bangunan yang akan digunakan dalam mendesain ikatan angin pada gedung
penyimpanan Peti Kemas yang didesain ini.

Bidang Angin
+0.9 -0.4

a < 65°

Sumber : PMI’70,hal.22( Tabel III)

Gambar 5-2 Koefisien Angin

Pada ikatan angin, beban yang bekerja merupakan beban yang ditransfer dari komponen
penerima pertama yaitu gird vertikal dan kolom portal pada dinding melintang depan
bangunan. Gedung penyimpanan Peti Kemas yang didesain ini terletak di Alak di mana
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )

JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman

jaraknya kurang dari 5 km dari garis pantai (Lampiran 7) sehingga beban angin yang
digunakan ialah 40 kg/m2 (PPIUG 1983 pasal 4.2 (2)). Berdasarkan PPIUG 1983 pasal
4.3(1a) diisyaratkan koefisien angin untuk dinding vertikal di pihak angin adalah + 0,9 dan
untuk di belakang angin adalah -0,4. Maka beban angin yang membebani dinding depan
bangunan adalah:
( 40 × 0,9 )=36 kg/m2
Beban angin membebani dinding melintang sebagai beban merata areal, beban angin ini akan
ditransfer kepada gird vertikal menurut daerah tributaris. Berikut ditunjukkan model
pembebanan menurut daerah tibutaris pada dinding melintang.

Gird Gird Gird Gird Gird Gird


Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal Vertikal
(B) (C) (D) (F) (G) (H)

3.2 m

8m

a b c d e d c b a

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
A E I

Gambar 5-3. Model Pembebanan Menurut Daerah Tributaris pada Dinding Melintang
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )

JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman

Gambar 5-4 Model Pembebanan Menurut Daerah Tributaris Pada Gird Vertikal C

Maka dapat dihitung besar beban yang membebani kolom dan gird vertikal sesuai besar
daerah tributaris yang dimilikinya.
 Kolom A dan Kolom I (Daerah Tributaris “a”)
1
Q1= ( 8,00+ 8,69 ) × 2,50× 36=751 , 05 kg
2
 Gird Vertikal B dan Gird Vertikal H (Daerah Tributaris “b”)
1
Q2= ( 8,69+10,27 ) × 5,00× 36=1706,40 kg
2
 Gird Vertikal C dan Gird Vertikal G (Daerah Tributaris “c”)
1
Q3= ( 10,27+11,25 ) ×2,50 × 2× 36=1936,80 kg
2
 Gird Vertikal D dan Gird Vertikal F (Daerah Tributaris “d”)
1
Q4 = ( 8,69+10,27 ) ×5,00 ×36=1706,40 kg
2
 Gird Vertikal E (Daerah Tributaris “e”)
1
Q5= ( 8+ 8,69 ) × 2,50 ×2 ×36=1502,10 kg
2
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )

JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman

Dengan asumsi sebelumnya yaitu gird vertikal diidealisasikan berperletakan sendi dan kolom
portal berperletakan jepit maka aksi perletakan merupakan beban yang akan membebani
ikatan angin yang dapat dihitung sebagai berikut:
 Kolom A dan Kolom I
1 1
P1= ×Q1 = × 751,05=375,525 kg=3,7552 kN
2 2
 Gird Vertikal B dan Gird Vertikal H
1 1
P2= ×Q 2= ×1706,40=853,20 kg=8,3520 kN
2 2
 Gird Vertikal C dan Gird Vertikal G
1 1
P3= × Q 3= ×1936,80=968,4 kg=9,6840 kN
2 2
 Gird Vertikal D dan Gird Vertikal F
1 1
P4 = ×Q4 = ×1706,40=853,20 kg=8,3520 kN
2 2
 Gird Vertikal E
1 1
P5= × Q6= ×1502,10=751,05 kg=7,5105 kN
2 2

Kemudian karena ikatan angin (cross rod) dipasang pada dua trave (gambar 5-5) sehingga
beban yang akan membebani ikatan angin adalah sebagai berikut :
 Kolom A dan Kolom I
1 1
P1 '= × P1 = × 3,7552=1,8776 kN
2 2
 Gird Vertikal B dan Gird Vertikal H
❑ 1 1
P2 ' = × P 2= ×8,3520=4,1760 kN
2 2
 Gird Vertikal C dan Gird Vertikal G
1 1
P3 '= × P 3= ×9,6840=4,8420 kN
2 2
 Gird Vertikal D dan Gird Vertikal F
1 1
P4 ' = × P4 = ×8,3520=4,1760 kN
2 2
 Gird Vertikal E
1 1
P5 '= × P 5= ×7,5105=3,75525 kN
2 2
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )

JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman

10.00 m

10.00 m

10.00 m

10.00 m

10.00 m

10.00 m

10.00 m
A E I

Rafter gebel Kolom gebel


Cross Rod Bubungan

Gambar 5-5 Daerah Trave yang Dipasang Ikatan Angin


Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )

JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman

Berikut ditampilkan secara berurutan letak dan arah beban-beban untuk tampak depan
bangunan dan tampak atas bangunan.

P3' P3'
P2' P4' P4' P2'
P1' P5' P1'

4m

4m
1

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
A B C D E F G H I

KETERANGAN :
P1' = 1,8776 kN P4' = 4,1760 kN
P2' = 4,1760 kN P5' = 3,75525 kN
P3' = 4,8420 kN

Gambar 5-6 Letak dan Arah Beban pada Tampak Depan Bangunan

3m

4m

3m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m

P1' P2' P3' P4' P5' P4' P3' P2' P1'


1,8776 4,1760 4,8420 4,1760 3,75525 4,1760 4,8420 4,1760 1,8776
kN kN kN kN kN kN kN kN
kN
IKATAN ANGIN DEPAN RAFTER GABEL
IKATAN ANGIN BELAKANG GORDING

SAG ROD BUBUNGAN

Gambar 5-7. Letak dan Arah Beban pada Tampak Atas Bangunan
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )

JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman

Ikatan angin dapat diidealisasikan sebagai rangka batang beserta dengan beban-beban sebagai
berikut:

3m
1 3 5 7

4m
2 4 6 8
3m

10 m 10 m 10 m 10 m
P1' P3' P5' P3' P1'
1,8776 kN 4,8420 kN 3,75525 kN 4,8420 kN 1,8776 kN

Gambar 5-8. Idealisasi dan Pembebanan Ikatan Angin


Dengan beban-beban yang bekerja pada ikatan angin, yang telah diidealisasi sebagai rangka
batang maka ikatan angin dapat dianalisa mengunakan bantuan analisa struktur SAP 2000
v.14 untuk mengetahui komponen-komponen ikatan angin yang mengalami gaya aksial tarik.
Berdasarkan hasil analisa, diperoleh bahwa komponen ikatan angin bernomor 1, 4, 5 dan 8
yang mengalami gaya aksial tarik jika angin bertiup dari depan gedung (Lampiran 10).

3m
1 5
4m
4 8
3m

10 m 10 m 10 m 10 m
P1' P3' P5' P3' P1'
1,8776 kN 4,8420 kN 3,75525 kN 4,8420 kN 1,8776 kN

Gambar 5-9. Idealisasi dan Pembebanan Ikatan Angin Untuk Komponen yang Mengalami Tarik
Dengan mengidealisasi ulang struktur ikatan angin khusus yang mengalami gaya aksial tarik
dan diberi beban-beban yang sama, maka diperoleh bahwa gaya aksial maksimum yang
terjadi pada komponen ikatan angin adalah 3418,57 N = 3,4185 kN (Lampiran 11). Gaya
aksial maksimum ini yang akan digunakan dalam menguji keterpenuhan terhadap limit state
komponen aksial tarik.
Format T1
TUGAS Struktur Baja-2 Semester Genap 2018-2019 Kelompok : III (TIGA )

JurusanTeknik Sipil, Fakultas Sains dan Teknik,Universitas Nusa Cendana, KUPANG Halaman: _ dari_halaman

5.4. Analisa Terhadap Limit State


Hasil analisa struktur di atas menyatakan bahwa ikatan angin adalah komponen aksial tarik.
Dengan demikian, akan dianalisa terhadap limit state kuat penampang dan kelangsingan.
 Terhadap limit state kuat penampang
 Analisa untuk memperoleh beban rencana Tu
Analisa untuk memperoleh beban rencana mengunakan program SAP2000 v14.
Sehingga diperoleh beban aksial terbesar yang bekerja pada ikatan angin yaitu:
Tu = 3418,57 N = 3,418 kN (Lampiran 11)
 Analisa untuk memperoleh tahanan rencana ∅ T n
∅=0,9 (SNI – 2002 butir 10.1)
T n= A g f y =28,27 ( 240 )=6875,84 N
∅ T n =0,9 ( 6875,84 )=6107,26 N
 Analisa keterpenuhan limit state kuat penampang
T u< ∅ T n
3418,57 N < 6107,26 N
Maka Profil usulan 1 memenuhi limit-state kuat penampang, dengan rasio keterpenuhan
3418,57
×100 %=55,98 %
6107,26
 Terhadap limit state kelangsinganu <❑n
Untuk komponen tarik dengan profil batang bundar, limit state ini tidak perlu ditinjau [SNI
2002 pasal 7.6.4].

5.5. Hasil Desain


Profil usulan batang bundar  6 mm dengan fy = 240 Mpa ini memenuhi semua limit
state yang ditinjau sehingga cukup kuat untuk dipakai sebagai komponen ikatan angin pada
struktur pengaku atap. Rasio keterpenuhan limit state profil usulan ini adalah 55,98 % dimana
lebih kecil dari rasio minimum untuk profil optimal yaitu 60%. Batang bundar  6 mm
dengan demikian tidak optimum dan seharusnya diusul ulang dengan profil yang berdimensi
lebih kecil. Akan tetapi karena batang bundar  6 mm ini adalah paling kecil maka profil
usulan ini tetap dipakai sebagai profil untuk croos rod.

Anda mungkin juga menyukai