TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
DHANI PRAYOGO
05.12.0007
05.12.0016
Perpustakaan Unika
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Lembar Pengesahan ii
Kata Pengantar .... iii
Lembar Asistensi iv
Daftar Isi . vi
Daftar Notasi .. xi
Daftar Tabel ..........................................................................................................
xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Pembebanan ... 9
2.3.2
2.3.3
vi
Perpustakaan Unika
17
25
25
25
25
29
30
42
42
45
48
49
4.2.1
49
4.2.2
50
4.2.3
53
56
4.3.1
56
56
57
58
58
59
60
62
4.3.2
4.3.3
4.4.1
62
62
64
65
67
67
74
vii
Perpustakaan Unika
78
78
78
80
81
82
84
4.7.1
85
87
93
99
101
127
127
135
136
137
138
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
Perpustakaan Unika
DAFTAR NOTASI
Perhitungan Kuda-kuda
Ag
Fu
fy
fr
adalah tegangan tekan residual pada pelat sayap yang dirol (MPa)
Ix
Iy
ix
iy
Kt
s1
adalah jarak antara sumbu baut paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang
disambung (cm)
adalah jarak dari sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berturutan (cm)
Sx
Sy
Vd
Vu
Vn
Zx
Zy
tr
Cc
ts
ix
Perpustakaan Unika
adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)
lx
ly
Mu
Mn
Ts
adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)
Perhitungan Tangga
a
Cc
ts
adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)
Mu
Mn
Ts
adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)
Perhitungan Gempa
C
di
Fi
Ni
ti
Wt
Wi
Perhitungan Balok
Acp
adalah luas yang dibatasi oleh keliling luar penampang beton (mm2)
Perpustakaan Unika
Al
Ao
adalah luas bruto yang dibatsi oelh lintasan aliran geser (mm2)
Aoh
adalah luas daerah yang dibatasi oleh garis pusat tulangan sengkang torsi terluar
As
As
At
adalah luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan puntir (mm2)
Av
adalah luas satu kaki sengkang tertutup yang menahan geser (mm2)
Cc
Cs
ts
adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)
adalah jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tekan (mm)
Es
fyl
fyv
Mn
Mu
ph
adalah keliling dari garis pusat tulangan sengkang torsi terluar (mm)
pcp
Tn
Ts
Tu
Vc
Vs
Vu
adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)
xi
Perpustakaan Unika
Perhitungan Kolom
Ag
As
As
ab
adalah tinggi daerah tekan beton ekivalen dalam kondisi balance (mm)
Cc
adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)
adalah jarak dari serat tekan terluar ke titik berat tulangan tekan (mm)
eb
Mu
Mn
Mnb
Pn
Pnb
adalah kuat beban aksial nominal pada penampang dalam kondisi balance (N)
Pu
Ts
Vc
Vs
Vu
xb
adalah jarak dari serat tekan terluar ke garis netral dalam kondisi balance (mm)
adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)
f s
xii
Perpustakaan Unika
Perhitungan Pondasi
Ag
Ap
As
Ast
Cc
ts
adalah jarak dari serat tekan terluar ke pusat tulangan tarik (mm)
fs
Mn
Mu
Mx
My
N 60
adalah rata-rata nilai SPT disekitar ujung pondasi atau nilai rata-rata SPT dari
permukaan tanah ke ujung pondasi
nx
ny
Pn
Pu
Qp
Qs
Qu
qp
Ts
xmax
ymax
adalah jarak antara gaya desak beton dengan gaya tarik baja (mm)
xiii
Perpustakaan Unika
xiv
Perpustakaan Unika
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Nama Proyek
Nama proyek yang data-data dan gambarnya digunakan untuk keperluan
pembuatan Tugas Akhir perencanaan struktur gedung ini adalah Gedung
Perpustakaan Pusat YSKI Semarang.
Perpustakaan Unika
BAB 1 PENDAHULUAN
b) Sebelah Timur
c) Sebelah Barat
d) Sebelah Selatan
Perpustakaan Unika
BAB 1 PENDAHULUAN
Perpustakaan Unika
BAB 1 PENDAHULUAN
: Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan ini diterangkan mengenai nama proyek,
maksud dan tujuan proyek, tujuan penulisan Tugas Akhir, tujuan
perencanaan
struktur
gedung,
pembatasan
masalah,
dan
struktur
meliputi
perhitungan
kudakuda,
Perpustakaan Unika
BAB 1 PENDAHULUAN
Perpustakaan Unika
BAB II
PERENCANAAN STRUKTUR
2.1. Uraian Umum
Gedung yang direncanakan akan dibangun 7 lantai ini merupakan gedung
bertingkat tinggi oleh karena itu dalam perencanaan struktur harus memenuhi
empat kriteria utama yaitu:
a. Ketetapan
Kriteria ini meliputi tata letak ruang dalam gedung, bentang, ketinggian
plafon, serta segi estetika yang sesuai dengan persyaratan yang ada.
b. Persyaratan struktur
Struktur yang digunakan harus:
1) Kuat: struktur dapat memikul semua beban yang direncanakan dengan
aman.
2) Nyaman: struktur tidak melendut secara berlebihan, terangkat, bergetar,
retak dan hal-hal lain yang dapat mengganggu fungsi bangunan.
3) Awet: struktur harus dapat digunakan sesuai dengan fungsinya dalam
waktu yang relatif lama.
c. Desain harus memungkinkan pemeliharaan minimum dan dapat dilakukan
secara sederhana.
d. Ekonomi
Pemilihan model konstruksi perlu diperhatikan karena menentukan besarnya
biaya proyek dan biaya perawatan bangunan.
Konstruksi Gedung Perpustakaan Pusat YSKI Semarang ini direncanakan terdiri
dari 7 lantai yang dilengkapi dengan fasilitas tangga dan lift.
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
Perpustakaan Unika
pembebanan lantai dan lantai tersebut. Khusus pada atap kedalam beban hidup
dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan, baik akibat genangan
maupun akibat tekanan jatuh (energi kinetik) butiran air (PPIUG 1983 - pasal
1.0. ayat 2). Beban hidup yang direncanakan pada Tugas Akhir ini diambil
dari Tabel 3.1. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983.
c. Beban Angin
Semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan
oleh selisih dalam tekanan udara (PPIUG 1983 pasal 1.0 ayat 3). Beban
angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan negatif
(isapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya
tekanan ditentukan dengan mengalikan tekanan tiup dan koefisien angin
(PPIUG 1983 pasal 4.1).
d. Beban Gempa
Adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa (PPIUG
1983 pasal 1.0 ayat 4).
gedung
direncanakan
kekuatannya
terhadap
pembebanan-
Perpustakaan Unika
Wi H i
V ........................................................................................ (2.10)
Wi H i
Sedangkan beban gempa dasar gedung yaitu beban horisontal lateral yang bekerja
dari gedung terhadap pondasi dihitung dengan persamaan:
V =
C1 I
Wt
R
............................................................................................... (2.11)
10
Perpustakaan Unika
Semua rencana dan perhitungan gempa di atas disesuaikan dengan SNI-17262002 yaitu dengan menggunakan persamaan (2.10) dan (2.11).
Qa =
Qp + Qs
............................................................................................ (2.12)
SF
Q p = q p A p ........................................................................................... (2.13)
q p = 19,7 r ( N 60 ) 0,36
N 60 =
N1 + N 2
2
Skin friction :
Qs = f s As ..............................................................................................(2.14)
f s = 0,224 r ( N 60 ) 0, 29
( Sumber : Foundation Design : Principles and Practices, 1994 )
S 2,5 D
11
Perpustakaan Unika
S<3 D
Perhitungan efisiensi kelompok tiang pancang
Menurut rumus dari Converse Labbarre adalah sebagai berikut :
Eff = 1-
(n-1 ) m + (m-1 ) n
....(2.15)
90
m n
2.4 Asumsi-asumsi
= 2400 kg/m3
2) pasir
= 1800 kg/m3
21 kg/m2
= 18 kg/m2
6) keramik
= 24 kg/m2
7) talang AC
= 10 kg/m2
= 50 kg/m2
= 250 kg/m2
= 300 kg/m2
= 400 kg/m2
= 100 kg/m2
= 100 kg
koefisien reduksi beban hidup untuk gempa sebesar 0,5 sedang untuk portal
dan balok induk sebesar 0,9.
12
Perpustakaan Unika
d. Kuda-kuda dan rangka atap perhitungan dimensi dan profilnya mengacu pada
Load and Resistance Factor Design (LRFD)
1) analisa terhadap tegangan
2) analisa terhadap lendutan
e. Profil kuda-kuda yang digunakan 90.90.9 dan 70.70.7
f. Mutu beton yang digunakan untuk semua elemen struktur adalah 28 MPa,
dengan modulus elastisitas Ec = 4700 fc = 4700 28 = 24.870MPa.
g. Mutu baja yang digunakan ada 3 macam :
i. baja profil untuk struktur baja
: BJ 37
: 0,80
: 0,65
: 0,80
: 0,70
sendiri balok dan pelat akan diterima oleh balok anak dan atau balok induk.
Sistem pembebanan didasarkan pada anggapan bahwa balok anak dan balok
13
Perpustakaan Unika
induk merupakan konstruksi yang menerima beban secara bersamaan. Bebanbeban tersebut akan didistribusikan ke kolom oleh balok yang kemudian
diteruskan ke pondasi.
m. Tebal dinding direncanakan pasangan batu bata setengah batu dengan tebal
15 cm termasuk plesteran dan acian
n.
o.
Pondasi adalah struktur bagian bawah yang paling penting, karena pondasi
berfungsi sebagai media atau perantara untuk meneruskan seluruh beban dari
atas kepada tanah pendukung. Untuk gedung ini direncanakan menggunakan
pondasi tiang pancang dengan dimensi 50 cm x 50 cm dengan pertimbangan
kemampuan untuk mendukung beban diatasnya. Rumus yang digunakan
untuk tiang pancang menggunakan Metode Briaud (Coduto, 1994)
p.
14
Perpustakaan Unika
11. Kedalaman 4,80 s/d 5,20 m, nilai conus friction berkisar 34 kg/cm2
12. Kedalaman 5,20 s/d 6,00 m, nilai conus friction berkisar 22 kg/cm2
13. Kedalaman 6,00 s/d 6,40 m, nilai conus friction berkisar 25 kg/cm2
14. Kedalaman 6,40 s/d 7,00 m, nilai conus friction berkisar 24 kg/cm2
15. Kedalaman 7,20 s/d 7,40 m, nilai conus friction berkisar 12 kg/cm2
16. Kedalaman 7,40 s/d 8,00 m, nilai conus friction berkisar 9 kg/cm2
17. Kedalaman 8,00 s/d 9,20 m, nilai conus friction berkisar 13 kg/cm2
18. Kedalaman 9,20 s/d 10,60 m, nilai conus friction berkisar 9 kg/cm2
19. Kedalaman 10,60 s/d 11,00 m, nilai conus friction berkisar 10 kg/cm2
20. Kedalaman 11,00 s/d 11,60 m, nilai conus friction berkisar 9 kg/cm2
21. Kedalaman 11,60 s/d 12,00 m, nilai conus friction berkisar 10 kg/cm2
22. Kedalaman 12,00 s/d 13,20 m, nilai conus friction berkisar 11 kg/cm2
23. Kedalaman 13,20 s/d 14,80 m, nilai conus friction berkisar 12 kg/cm2
24. Kedalaman 14,80 s/d 15,60 m, nilai conus friction berkisar 14 kg/cm2
25. Kedalaman 15,60 s/d 16,20 m, nilai conus friction berkisar 16 kg/cm2
26. Kedalaman 16,20 s/d 16,80 m, nilai conus friction berkisar 17 kg/cm2
27. Kedalaman 16,80 s/d 17,20 m, nilai conus friction berkisar 28 kg/cm2
28. Kedalaman 17,20 s/d 18,00 m, nilai conus friction berkisar 17 kg/cm2
29. Kedalaman 18,00 s/d 18,40 m, nilai conus friction berkisar 18 kg/cm2
30. Kedalaman 18,40 s/d 18,80 m, nilai conus friction berkisar 19 kg/cm2
31. Kedalaman 18,80 s/d 20,00 m, nilai conus friction berkisar 21 kg/cm2
( data sondir secara lengkap dapat dilihat pada lampiran )
q.
Lift
Lift yang digunakan pada gedung ini adalah Standard Dimension merk
Hyundai, dengan data data sebagai berikut:
1). Speed
: 60 m/min
: 900 mm
3). Car
15
Perpustakaan Unika
a).
b).
External ( A B)
: 1660 mm 1655 mm
4). Hoistway ( X Y )
: 2050 mm 2150 mm
: 2300 mm 3850 mm
R1
: 5450 kg
b).
R2
: 4300 kg
7). Overhead ( OH )
: 4600 mm
8). Pit ( PP )
: 1500 mm
16
Perpustakaan Unika
BAB III
METODE PERANCANGAN
17
Perpustakaan Unika
18
Perpustakaan Unika
Desain Arsitektural
Gambar struktur
Perhitungan RAB
Pembuatan Time Schedule dan Network Planning
19
Perpustakaan Unika
Tidak Oke
Perhitungan Trekstang
Perhitungan Mekanika
Atap Menggunakan SAP
Perbesar Profil
Tidak Oke
Oke
Perhitungan Sambungan
Finish
20
Perpustakaan Unika
Perencanaan Perletakan
Balok dan Kolom
Perhitungan Pembebanan
Pelat Lantai
Perhitungan Jumlah
Tulangan Balok dan Kolom
Finish
21
Perpustakaan Unika
Menentukan Beban
Beban pada Balok
Perhitungan mekanika
Dengan ETABS v 9.0.0
Mendapatkan Gaya
Batang Maksimum dari
ETABS v 9.0.0
Perbesar Dimensi
Balok dan Kolom
Perhitungan Jumlah
Tulangan Balok dan Kolom
Oke
Tidak Oke
Finish
22
Perpustakaan Unika
Perencanaan Perletakan
Kolom
Menentukan Beban
Beban yang Bekerja Pada
Kolom
Perhitungan Gempa
Perhitungan Mekanika
dengan ETABS v 9.0.0
Perbesar Dimensi
Kolom
Mendapatkan Gaya Batang
Maksimum Tiap Kolom
Perhitungan Jumlah
Tulangan Tiap Jenis Kolom
Oke
Tidak Oke
Finish
23
Perpustakaan Unika
Finish
24
BAB IV
PERHITUNGAN STRUKTUR
ix = 5,89 cm
Iy = 53,8 cm4
iy = 2,37 cm
Zx = Wx = 44,3 cm3
w = 7,51 kg/m
Zy = Wy = 12,2 cm3
Ag = 9,567 cm2
7,51 kg/m
+
q = 79,66 kg/m
25
qx
qy
26
KOMBINASI MOMEN
Beban Angin
Beban
Beban
Mati
Hidup
Tekan
Hisap
A+B
A+B+C
A+B+D
Mx
83,205
208,870
8,701
- 17,401
292,075
300,776
274,674
My
12,008
30,148
42,156
42,156
42,156
Momen
(kgm)
Kombinasi
27
Mx My
30077,6 4215,6
+
+
=
44,3
12,2
Wx Wy
L
310,6
= 1,726 cm
=
180
180
4
l
l
Px . x
5 . qx . x
2
2 +
=
48 . E . Iy
384 . E . Iy
310,6
310,6
50.
5 . 39,83 . 10 2 .
2
2
=
+
48 . 2,1 . 10 6 . 53,8
384 . 2,1 . 10 6 . 53,8
= 0,061 cm
y =
5 . qy . (ly)4 Py . (ly)3
+
384 . E . Ix 48 . E . Ix
= 0,197 cm
x2 + y2
28
y =
5 . q x . (l x ) 4 Px . (l x ) 3
+
384 . E . I y 48 . E . I y
= 0,703 cm
y =
=
5 . qy . (ly)4 Py . (ly)3
+
384 . E . Ix 48 . E . Ix
5 . 68,988 . 10 2 (310,6) 4 86,603 . (310,6) 3
+
384 . 2,1.10 6 . 332
48 . 2,1 . 10 6 . 332
= 0,197 cm
x2 + y2
P l3
=
48 E I
P 300 3
P = 904,811 kg
0,73 =
48 2,1 10 6 332
ijin
1600 =
P
A
904,811
A = 0,5655 cm2 = 56,55 mm2
A
29
= 2
= 3,14 2 = 8,487 mm
56,55
Pembebanan :
Berat sendiri gording = 7,51 kg/m x 3,106 m = 23,3206 kg
Berat penutup atap = 50 kg/m2 x 1,443 m x 3,106 m = 224,0979 kg
Berat sendiri jurai = 7,94 kg/m x 16,8043 m / 10 = 13,343 kg
Beban hidup = 100 kg
Beban angin
Angin tekan = 7,215 kg/m x 1,443 m = 10,4113 kg
Angin hisap = 14,43 kg/m x 1,443 m = 20,8225 kg
30
RHB = 23,021 kg
Pembebanan :
Berat sendiri kuda-kuda =
10% 1056,777
= 6,216 kg
17
20% 1056,777
= 12,432 kg
17
31
RHB = 60,907 kg
GAYA
BATANG
( kg )
-5384,41
-5326,38
-4741,95
-5686,74
-5908,86
-5338,15
-2934,85
-1270,11
4657,9
4112,12
5593,03
5851,83
5325,09
2604,41
1178,96
51,01
NO.
BATANG
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
GAYA
BATANG
( kg )
-588,99
809,33
-1037,1
-1648,24
308,99
-401,36
-428,71
929,67
-1169,05
4289,85
-3226,76
3660,16
-3202,25
3469,25
-3222,14
KUDA-KUDA B
Batang 1 16 : profil double siku 70.70.7
Batang 17 31 : profil double siku 90.90.9
Pembebanan :
Berat sendiri kuda-kuda =
10% 923,033836
= 5,4296 kg
17
20% 923,033836
= 10,8592 kg
17
33
Mendapat limpahan beban dari jurai pada jarak 6,894 meter dari roll dan
sebesar 788,146 kg sebagai beban vertikal dan 16, 278 kg kearah kanan
serta 16,278 kg kearah depan.
RHB = 41,368 kg
GAYA
BATANG
( kg )
-5791,56
-5732,63
-5184,22
-6371,27
-6765,05
-5769,14
-2622,3
-2604,78
5010,22
4493,42
6249,76
6734,09
6537,29
4738,95
4711,64
59,88
NO.
BATANG
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
34
GAYA
BATANG
( kg )
-512,48
766,35
-951,78
-2041,45
589,29
-791,93
57,68
346,66
1973,03
1649,66
167,33
-3323,61
-499,71
4139,91
-3735,5
KUDA-KUDA C
Batang 1 16 : profil double siku 70.70.7
Batang 17 31 : profil double siku 90.90.9
Pembebanan :
Berat sendiri kuda-kuda =
10% 878,443
= 5,1673 kg
17
20% 878,443
= 10,335 kg
17
35
Mendapat limpahan beban dari jurai pada jarak 3,789 meter dari roll dan
sebesar 788,146 kg sebagai beban vertikal dan 16, 278 kg kearah kanan
serta 16,278 kg kearah depan.
RHB = 41,368 kg
36
GAYA
BATANG
-9544,18
-9466,41
-9060,12
-10366,67
-10322,67
-9751,64
-7614,29
-4055,82
8255,39
7838,52
11665,12
10342,36
9727,35
7694,57
4100,22
73,91
NO. BATANG
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
KUDA-KUDA F
Batang 1 6 : profil double siku 70.70.7
Batang 7 11 : profil double siku 90.90.9
37
GAYA BATANG
-473,5
610,61
-914,61
-4922,75
5540,7
110,24
-514,46
950,6
-2278,53
3164,11
-4024,9
5469,94
-4592,4
6225,53
-5283,83
Pembebanan :
Berat sendiri kuda-kuda =
10% 331,09524
= 4,1387 kg
8
20% 331,09524
= 8,2774 kg
8
RHB = 27,069 kg
GAYA
BATANG
( kg )
-1663,55
-1636,96
-825,72
1443,17
743,18
30,41
NO.
BATANG
7
8
9
10
11
38
GAYA
BATANG
( kg )
-591,14
1051,29
-1006,1
1420,2
-1304,25
Pembebanan :
Berat sendiri kuda-kuda =
23
10% 36992,1216
= 95,039 kg
44
20% 36992,1216
= 190,078 kg
44
39
RHB = 33,836 kg
40
GAYA
BATANG
-84125,63
-85000,51
-111288,05
-140578,02
-170490,78
-196069,19
-188395,56
-154238,12
-126688,75
-126155,12
-129567,02
-129567,15
-126150,97
-126680,1
-154230,11
-188390,03
-196063,51
-170482,31
-140566,5
-111273,98
-84986,34
-84111,2
71745,29
89465,54
124290,16
157420,67
182782,87
189202,23
145249,88
127401,92
NOMOR
BATANG
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
GAYA
BATANG
125949,19
129430,05
130298,9
130299,07
129434,71
125957,91
127414,37
145264,14
189220,07
182799,59
157434,51
124300,83
89473,56
71753,8
3333,94
-21020,06
-7979,19
-42166,17
10705,18
-38236,88
15865,08
-32646,05
11738,37
-10467,11
20220,09
45761,37
-17292,1
36234,49
10307,54
1532,75
41
NOMOR
BATANG
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
GAYA
BATANG
4321,91
-6873,09
-220,69
-1446,69
323,38
-1438,24
-230,81
-6865,65
4315,27
1539,73
10301,59
36237,89
-17294,84
45765,48
20222,62
-10468,65
11739,87
-32649,47
15866,61
-38240,48
10706,32
-42169,11
-7980,5
-21019,22
3333,51
i = 34,5 mm
e = 25,4 mm
i = 17,6 mm
ix = iy = 27,4 mm
BJ 37 fy = 240 Mpa
fu = 370 Mpa
Ambil gaya tekan akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 10365,66 kg
dengan panjang bentang 1,25 m.
a) cek tekuk lokal
f =
b 90
=
= 10
t
9
f < r
r =
200
fy
200
= 12,91
240
(Ok!)
L1
1250
= 0,75
17,6
27,4
L1 = 602,2 mm
ambil 5 daerah L1 = 1250 / 5 = 250 mm
42
1 =
k L1 250
=
= 34,22 < 50
imin
17,6
stabil (Ok!)
x =
k Lx 1250
= 45,62
=
ix
27,4
x 45,62
=
= 1,34 > 1,2 (Ok!)
1 34,22
f) kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)
Iy = 2 ( Iy + A1 (ex + 0,53t)2 )
= 2 (1160000 + 1550 (25,4 + 0,5 3 9)2 )
= 7010951 mm4
Ag = 2 Ag1 = 2 1550 = 3100 mm2
iy total =
y =
Iy
Ag
k Lky
i y tot
7010951
= 47,56 mm
3100
1250
= 26,28
47,56
g) kelangsingan ideal
iy =
2y +
2
m 2
1 = 26,28 2 + 34,22 2 = 43,15
2
2
iy 43,15
=
= 1,26 > 1,2 (Ok!)
1 34,22
i) kestabilan batang majemuk
43
fy
cx =
45,62
240
= 0,49
3,14 2,1 10 5
fy
240
= 800 MPa
0,300
Nn = 0,85. Ag . fcr
= 0,85 1550 800 = 105400 kg
Nu = 10365,66 kg < Nn = 105400 kg (Ok!)
N u 10365,66
=
= 0,098 < 1
N n
105400
2
2
1
12
I
t h3
10 1
a
L1
9 h3
1160000
10
59,8
602,2
1
12
0,025 h3 19262,7
h 91,57
maka diambil h = 95 mm dan t = 10 mm
l) cek kekuatan pelat kopel
Du = 0,02 Nu = 0,02 10365,66 kg = 207,3132 kg
Untuk 5 daerah ada 6 pelat kopel maka masing-masing kopel memikul
34,55 kg.
44
w =
h 95
=
= 9,5
t 10
pv = 1,1
= 1,1
Kv E
fy
dimana Kv = 5 +
5
a
5
= 5 + 59,82 = 5,13
95
5,13 2,1 10 5
= 73,69
240
w < pv
maka :
Vn = 2 . 0,65 0,6 fy Aw
= 2 . 0,65 0,6 240 95 10 = 17784 kg
Vu = 34,55 kg < Vn = 17784 kg (Ok!)
Vu
34,55
<1
=
Vn 17784
Dbaut =
e = 25,4 mm
w = 50 mm
BJ 37 fy = 240 MPa
fu = 370 MPa
Ambil gaya tarik akibat kombinasi pembebanan terbesar Nu = 11664,32 kg
45
25,4
x
Ae = U An = 1 An = 1
1417,77 = 1192,69 mm2
160
L
Ant
Agt
46
5) pemeriksaan kekuatan :
1) tarik murni :
- leleh : t Nn = t fy 2Ag
= 0,9 240 3100 = 669600 N
-fraktur :
t Nn = t fu 2Ae
= 0,75 370 2385,38 = 661942,95 N
2) geser murni :
t . Nn
47
f = 0,75
m = jumlah bidang geser =2
fub = tegangan tarik putus baut = 825 Mpa
Rn = f r1 f u 0,25 d 2 m
b
f = 0,75
db = diameter baut
tp = tebal pelat
fu = tegangan tarik putus yang terendah antara baut dan pelat = 370 Mpa
Rn = 2,4 x f x d x tp x fu
Rn = 2,4 x 0,75 x 9,52 x 10 x 370
= 63403,2
3) Menentukan jumlah baut
Tahanan nominal baut dipilih yang terkecil di antara tahanan geser dan
tahanan tumpu baut Rn = 4402,089 kg
Jumlah baut (n) = Ru / Rn = -6765,05 / 4402,089 = -1,5368 ~ 2 baut
48
b) urugan pasir
c) spesi
= 3 21 kg/m2
= 63 kg/m2
d) ubin keramik
= 1 24 kg/m2
= 24 kg/m2
e) plafond penggantung
= 11 + 7
= 18 kg/m2
= 10 kg/m2 +
f) talang AC
D = 493 kg/m2
b. Beban mati lantai atap dag beton
a) berat sendiri pelat lantai
b) talang AC
D = 250 kg/m2
c. Beban mati lantai balkon
a) berat sendiri pelat lantai
b) spesi
= 1 x 21 kg/m2
= 21 kg/m2 +
D = 261 kg/m2
= 250 kg/m2
= 300 kg/m2
= 400 kg/m2
= 120 kg/m2
49
Dimensi (m)
Fungsi Ruangan
Jenis
Restoran, warnet
Restoran, warnet
Perpustakaan
Perpustakaan
Hall
Hall
Dag
Dag
ly
= 1,142 ,
lx
dengan
asumsi
jepit
elastis
ly
Untuk restoran
x
Data-data perencanaan
fc
= 28 MPa
fy
= 240 MPa
2
= 10 mm
ts
= 20 mm
= 493 kg/m
= 0,8
= 250 kg/m2
= 12 cm
50
Penulangan arah x
= h ts
dx
10
= 95 mm
= 120 20
2
2
M1x
M lx
454,54 10 4 Nmm
= 5,68 106 Nmm
0,8
Mn = Cc z
6,68 106 = 0,85 fc a b (dx
a
)
2
a
)
2
a = 2,54 mm
Ts
As fy
= 0,85 fc a b
=
As
Cc
0,85 28 2,54 1000
= 251,88 mm2
240
Ts
As min
fy
As min =
As min =
b d fc' 1000 95 28
=
= 523,64 mm2
4 fy
4 240
1
4
10 2 1000
= 141,64 mm
554,17
51
Penulangan arah y
dy
M1y
Mu
593,69 10 4 Nmm
= 7,42 106 Nmm
=
0,8
Mn
Cc z
a
)
2
7,42 106
= 0,85 fc a b (dy
7,42 106
a
)
2
a = 3,75 mm
Ts
As fy
= 0,85 fc a b
As
Cc
0,85 28 3,75 1000
= 371,875mm2
240
Ts
As min
fy
As min =
52
As min =
b d fc' 1000 85 28
=
= 468,52 mm2
4 fy
4 240
1
4
10 2 1000
495,83
= 158,4 mm
ly = 7 m, lx = 0,775 m
ly
= 9,032 ,
lx
ly
dengan
asumsi
jepit
elastis
Dari PBI71 tabel 13.3.2 didapatkan
k x = 63 dan k y = 63
Untuk balkon
x
Data-data perencanaan
fc
= 28 MPa
fy
= 240 MPa
2
= 10 mm
ts
= 20 mm
= 261 kg/m
= 0,8
= 120 kg/m2
= 12 cm
53
Penulangan arah x
10
= 95 mm
= 120 20
2
2
dx
= h ts
M1x
Mnx
M lx
19,116 . 10 4 Nmm
= 238.950 Nmm
0,8
= Cc z
Mn
a
)
2
238.950
= 0,85 fc a b (dx
238.950
= 0,11 mm
Ts
As fy
Cc
= 0,85 fc a b
=
As
a
)
2
Ts
As min
fy
As min =
As min =
b d fc' 1000 95 28
=
= 523,64 mm2
4 fy
4 240
1
4
10 2 1000
= 141,64 mm
554,17
54
Penulangan arah y
Tulangan arah y pada pelat lantai tipe one way slab hanya berfungsi sebagai
tulangan pembagi saja, sehingga :
As tulangan bagi
= 0,25 x As utama
= 0,25 x 554,17
= 138,543 mm2
Jarak (S) =
1
4
10 2 1000
138,543
= 566,89 mm
55
lentur
fy = 240 MPa
sengkang = 10 mm
Dtul
= 250 mm
= 500 mm
= 0,8
= 20 mm
ds = d = 25 mm
Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh :
Mn tumpuan maksimum = 163.313.116,2 Nmm
Mn = 0 ,85 f' c a b d- a
a = 64,9618 mm
Ts = Cc
Ts = 0,85 f' c a b
Ts = 0,85 28 64,9618 250
Ts = 386.522,4 N
As = Ts
Fy
As = 1610,51 mm2
As
1610,51
=
= 1,42 %
b d 250 455
'
28
f
600
b = 0,85 c 1
= 0,85
0,85
fy
600 + f y
240
600
= 6,0208 %
600 + 240
56
M1 = 0,85 f'c a b d- a
a = 43,123 mm
Ts = Cc
Ts = 0,85 f' c a b
Ts = 0 ,85 28 43 ,123 250
Ts = 256.581,7 N
As = Ts
Fy
As = 1069,09 mm2
As
1069,09
=
= 0,9398 %
b d 250 455
'
28
f
600
= 0,85
b = 0,85 c 1
0,85
fy
600 + f y
240
600
= 6,0208 %
600 + 240
57
Dtul
= 20 mm
fy = 240 MPa
sengkang, = 10 mm
b = 250 mm
geser
= 0,6
h = 500 mm
= 455 mm
f c' b d
= 1 28 250 455
6
= 100.318,07 N
Vs =
=
Vu tump
Vc
121.501,58
100.318,07
0,6
= 102.184,563 N
Cek ukuran penampang :
Vs maks = 2
3
fc ' b d
bw d
250 455
= 37.916,67 N
=
3
3
OK!
58
Vu > ( Vc + Vs min )
Av f y d
Vs
Jarak tulangan geser tidak boleh melebihi syarat di bawah ini (SK SNI 3.14.93.3b) :
- d/ 4 = 455/ 4 = 113,75 mm
- 10 diameter tulangan longitudinal = 10 20 = 200 mm
- 24 diameter tulangan geser = 24 10 = 240 mm
- 300 mm
Jadi dipakai pada daerah tumpuan dipakai sengkang 1 10 160
f c' b d
= 1 28 250 455
6
= 100.318,07 N
Vs =
=
Vu lap
Vc
81.001,053
100.318,07
0,6
= 34.683,7 N
Cek ukuran penampang :
Vs maks = 2
3
fc ' b d
59
bw d
250 455
= 37.916,67 N
=
3
3
Vs = Vs min
Vu > ( Vc + Vs min )
Vs min (= 82.940,844 N)
Cukup dengan tulangan geser praktis
Sehingga diberi sengkang 10 240
4.3.3
Dtul
= 20 mm
fy = 240 MPa
sengkang, = 10 mm
b = 300 mm
torsi
= 0,6
h = 600 mm
ts
= 25 mm
d = 555 mm
b1 = b - 2 ts 2 (1/2 sengkang) = 300 50 2 5 = 240 mm
h1 = h - 2 ts 2 (1/2 sengkang) = 600 50 2 5 = 540 mm
Dari perhitungan mekanika struktur dengan menggunakan ETABS diperoleh:
Momen Tu = 26.876.201,9 Nmm
f' c 2
b h=
Tc =
15
28
2
60
Ts = ( Tu - Tc ) = 18.938.947,97 Nmm
Cek penampang :
Ts = 18.938.947,97 Nmm
4 Tc = 4 13.228.756,56 = 52.915.026,24 Nmm
h1
b1
= 1,42 1,5
= 1114,9 mm2
b1 h1
t f y
240 540 1,42 0,6 240
At t b1 h1 f y
(Tu Tc )
= 109,8 mm
dipakai sengkang 10 110 mm
61
A.
Data-data perencanaan :
fc = 28 MPa
fy = 240 MPa
b = 700 mm
h = 700 mm
ts = 25 mm
Dtulangan = 22 mm (asumsi)
d = h ts sengkang Dtul
= 700 25 10 22
= 654 mm
d = ts + sengkang + Dtul
= 25 + 10 + 22
= 46 mm
k lu
22 dimana k = 1
As
2660,93
100% =
100% = 0,5812% 1 sisi
bd
700 654
62
600
d
600 + f y
600
654 = 467,14 mm
600 + 240
ab = 1 xb
f s =
467,14 46
600 = 540,92 MPa
467,14
M nb 1.390.483.615
= 210,19 mm
=
Pnb
6.615.182,2
Pn =
As f y
e
+ 0,5
d-d'
b h f c'
3 h e
+ 1,18
2
d
700 700 28
2660,93 240
= 9.168.932,342 N
+
100,11
3 700 100,11
+ 0,5
+ 1,18
654 2
654 46
63
Syarat :
Pr
> 0,1 b h fc
B.
Ok!
2660,93
As
100% =
100% = 0,58% 1 sisi
700 654
bd
xb =
=
600
d
600 + f y
600
654 = 467,14 mm
600 + 240
ab = 1 xb
= 0,85 467,14 = 397,07 mm
fs =
=
x b d'
600
xb
467,14 46
600 = 540,92 MPa
467,14
64
= 6.615.182,2 N
M nb 1.390.483.615
=
= 210,19 mm
Pnb
6.615.182,2
Pn =
Pn =
As f y
e
+ 0,5
d-d'
b h f c'
3 h e
+ 1,18
2
2660,93 240
700 700 28
= 10.180.283,34N
+
3 700 65,73
65,73
+ 1,18
+ 0,5
654 2
654 46
Pr
> 0,1 b h fc
C.
Ok!
Vu = 181.816,78 N
Pu = 5.095.925,3 N
Pu
Vc = 1 +
14 A
g
fc
bd
5.095.925,3
28
700 654
= 1 +
6
14 700 700
= 703.659,62 N
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT SEMARANG
65
3 Av f y
3 157 240
= 162 mm
700
66
= 493 kg/m2
= 250 kg/m2
= 250 kg/m2
= 300 kg/m2
= 400 kg/m2
= 120 kg/m2
1) Berat lantai 2
- beban mati:
pelat pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 (43 x 28) m2
= 593.572 kg
balok
2 B 15 x 25
6.044,22
2 B 20 x 40
18.621,12
2 B 25 x 40
361,2
2 B 25 x 50
45.372
2 B 30 x 60
58.060,8
2 B 35 x 70
92.080,8
+
= 220.540,14 kg
kolom
K 70 x 70 = (0,7 x 0,7) x 5,40 m x 2400 kg/m2 x 31 buah = 196.862,4 kg
K 80 x 80 = (0,8 x 0,8) x 5,40 m x 2400 kg/m2 x 2 buah = 16.588,8 kg
dinding = 250 kg/m2 x 4,5 m x 138 m = 155.250 kg
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
67
2) Berat lantai 3
- beban mati:
pelat pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 (43 x 28) m2
= 593.572 kg
balok
3 B 15 x 25
6.044,22
3 B 20 x 40
18.621,12
3 B 25 x 40
361,2
3 B 25 x 50
45.372
3 B 30 x 60
58.060,8
3 B 35 x 70
92.080,8
+
= 220.540,14 kg
kolom
K 70 x 70 = (0,7 x 0,7) x 4,50 m x 2400 kg/m2 x 31 buah = 164.052 kg
K 80 x 80 = (0,8 x 0,8) x 4,50 m x 2400 kg/m2 x 2 buah = 13.824 kg
dinding = 250 kg/m2 x 4,5 m x 138 m = 155.250 kg
Jumlah beban mati (DL) = 1.147.238,14 kg
- beban hidup :
pelat
pelat tipe A, B
68
3) Berat lantai 4
- beban mati:
pelat pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 (43 x 28) m2
= 593.572 kg
balok
4 B 15 x 25
6.044,22
4 B 20 x 40
18.621,12
4 B 25 x 40
361,2
4 B 25 x 50
45.372
4 B 30 x 60
58.060,8
4 B 35 x 70
92.080,8
+
= 220.540,14 kg
kolom
K 70 x 70 = (0,7 x 0,7) x 4,50 m x 2400 kg/m2 x 31 buah = 164.052 kg
K 80 x 80 = (0,8 x 0,8) x 4,50 m x 2400 kg/m2 x 2 buah = 13.824 kg
dinding = 250 kg/m2 x 4,5 m x 138 m = 155.250 kg
Jumlah beban mati (DL) = 1.147.508,14 kg
- beban hidup :
pelat
pelat tipe C,D
69
4) Berat lantai 5
- beban mati:
pelat pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 (43 x 28) m2
= 593.572 kg
balok
5 B 15 x 25
6.044,22
5 B 20 x 40
18.621,12
5 B 25 x 40
361,2
5 B 25 x 50
45.372
4 B 30 x 60
58.060,8
5 B 35 x 70
92.080,8
+
= 220.540,14 kg
kolom
K 70 x 70 = (0,7 x 0,7) x 4,50 m x 2400 kg/m2 x 31 buah = 164.052 kg
K 80 x 80 = (0,8 x 0,8) x 4,50 m x 2400 kg/m2 x 2 buah = 13.824 kg
dinding = 250 kg/m2 x 4,5 m x 138 m = 155.250 kg
Jumlah beban mati (DL) = 1.147.508,14 kg
- beban hidup :
pelat
pelat tipe C,D
5) Berat lantai 6
- beban mati:
pelat pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 (43 x 28) m2
= 593.572 kg
70
balok
6 B 15 x 25
6.044,22
6 B 20 x 40
18.621,12
6 B 25 x 40
361,2
6 B 25 x 50
45.372
6 B 30 x 60
58.060,8
6 B 35 x 70
92.080,8
+
= 220.540,14 kg
kolom
K 70 x 70 = (0,7 x 0,7) x 4,50 m x 2400 kg/m2 x 31 buah = 164.052 kg
K 80 x 80 = (0,8 x 0,8) x 4,50 m x 2400 kg/m2 x 2 buah = 13.824 kg
dinding = 250 kg/m2 x 4,5 m x 138 m = 155.250 kg
Jumlah beban mati (DL) = 1.147.508,14 kg
- beban hidup :
pelat
pelat tipe C,D
6) Berat lantai 7
- beban mati:
pelat pelat tipe A,B,C,D,E,F = 493 kg/m2 (43 x 28) m2
= 593.572 kg
71
balok
7 B 15 x 25
6.044,22
7 B 20 x 40
18.621,12
7 B 25 x 40
361,2
7 B 25 x 50
45.372
7 B 30 x 60
58.060,8
7 B 35 x 70
92.080,8
+
= 220.540,14 kg
kolom
K 70 x 70 = (0,7 x 0,7) x 4,50 m x 2400 kg/m2 x 31 buah = 164.052 kg
K 80 x 80 = (0,8 x 0,8) x 4,50 m x 2400 kg/m2 x 2 buah = 13.824 kg
dinding = 250 kg/m2 x 4,5 m x 138 m = 155.250 kg
Jumlah beban mati (DL) = 1.147.508,14 kg
- beban hidup :
pelat
pelat tipe E,F
72
pelat
pelat tipe G,H
= 398.168,923
kg
Lantai 7
= 1.629.108,14 kg
Lantai 6
= 1.508.708,14 kg
Lantai 5
= 1.508.708,14 kg
Lantai 4
= 1.508.708,14 kg
Lantai 3
= 1.448.238,14 kg
Lantai 2
= 1.484.850,14 kg
Wt
= 9.486.489,763 kg
73
V =
CI
Wt
R
di mana :
Vx =
0,43 1
CI
Wt =
9.486.489,763 kg = 1.236.118,363 kg
3,3
R
Wi H i
V x,y
Wi H i
di mana :
74
Tabel 3.2 Distribusi gaya geser dasar horisontal total akibat gempa arah x
Wi x Hi
Fi
Fx (untuk tiap
kolom)
398.168,92
12860856
96316,175
3852,647018
27,8
1.629.108,14
45289206
339175,17
10278,03556
23,3
1.508.708,14
35152900
263263,41
7977,679066
18,8
1.508.708,14
28363713
212418,54
6436,925598
14,3
1.508.708,14
21574526
161573,68
4896,17213
9,9
1.448.238,14
14337558
107375,33
3253,797954
5,4
1.484.850,14
8018190,8
60048,993
1819,666461
Lantai
8
(atap)
Hi
32,3
Wi
Jumlah
165596950
Tabel 3.3 Distribusi gaya geser dasar horisontal total akibat gempa arah y
Wi x Hi
Fi
398.168,92
12860856
96316,175
3852,647018
27,8
1.629.108,14
45289206
339175,17
10278,03556
23,3
1.508.708,14
35152900
263263,41
7977,679066
18,8
1.508.708,14
28363713
212418,54
6436,925598
14,3
1.508.708,14
21574526
161573,68
4896,17213
9,9
1.448.238,14
14337558
107375,33
3253,797954
5,4
8018190,8
60048,993
1819,666461
Lantai
8
(atap)
32,3
Hi
Wi
1.484.850,14
Jumlah
165596950
Wi d i.x,y
g Fi.x,y d i.x,y
di mana:
75
Wi
dix (cm)
dix2
Fix (kg)
398.168,92
24,9836
624,18027
3852,647
248529185,4
96252,992
1.629.108,14
23,5515
554,67315
10278,036
903622547,4
242063,15
1.508.708,14
21,2466
451,41801
7977,6791
681058028,6
169498,56
1.508.708,14
17,9023
320,49235
6436,9256
483529410,1
115235,77
1.508.708,14
13,6747
186,99742
4896,1721
282124529,8
66953,685
1.448.238,14
8,8481
78,288874
3253,798
113380932,7
28789,93
1.484.850,14
3,9251
15,40641
1819,6665
22876210,06
7142,3728
2735120844
725936,46
Jumlah
Wi x dix2
Fix x dix
= 1,109 detik
Lantai
8
(atap)
Wi
diy (cm)
diy2
Fiy (kg)
Wi x diy2
398.168,92
6,7865
46,056582
3852,647
18338299,75
26145,989
1.629.108,14
6,5996
43,55472
10278,036
70955349,15
67830,924
1.508.708,14
5,9854
35,825013
7977,6791
54049488,97
47749,6
1.508.708,14
5,066
25,664356
6436,9256
38720022,81
32609,465
1.508.708,14
3,8839
15,084679
4896,1721
22758378,31
19016,243
1.448.238,14
2,5188
6,3443534
3253,798
9188134,625
8195,6663
1.484.850,14
1,121
1,256641
1819,6665
1865923,565
2039,8461
215875597,2
203587,73
Jumlah
Fiy x diy
Wi d iy
g Fiy d iy
= 6,3
215.875.597,2
981 203.587,73
= 1,012 detik
76
Kesimpulan :
Dengan cara T. Rayleigh diperoleh:
Tx = 1,109 detik
Ty = 1,013 detik
Selisih Tx = ((1,16 1,109) / 1,35) 100% = 3,78 %
< 20%
< 20%
Karena selisih waktu getar (T) yang diperoleh dengan rumus T. Rayleigh dengan
waktu getar hasil analisis vibrasi 3 dimensi tidak melebihi 20 %, maka
perhitungan tidak perlu diulang.
77
= 4,50 m
lebar tangga
= 1,85 m
optrede / tanjakan
= 0,20 m
antrede/ injakan
= 0,30 m
= 0,20 m
=4m
lebar bordes
= 1,825 m
= 0,25 m
= tg -1
2,25
= 33,69 O
3,375
78
1. Pelat tangga
A. Beban mati
- Berat anak tangga
= 0,5 m x 0,3 m x 0,2 m x 1,85 m x 2400 kg/m3 = 133,2 kg
Dalam 1 m terdapat =
100
= 3,3
30
4 anak tangga
20
= 24,037
cos 33,69
B. Beban hidup
Lebar efektif beban hidup = 1,85 0,15 = 1,7 m
qLL untuk perpustakaan = 300 kg/m2
Beban hidup total untuk pelat tangga
= 1,7 m x 300 kg/m2 = 510 kg/m
79
2. Pelat bordes
A. Beban mati
2
2
= (2 cm x 21 kg/m2/cm) x 4 m
= 1200 kg/m
= 168 kg/m
B. Beban hidup
qLL untuk perpustakaan = 300 kg/m2
Beban hidup total untuk pelat bordes
= (2 - 0,15) m x 300 kg/m2 = 555 kg/m
q u = 1,2 DL + 1,6 LL
80
tulangan = 10 mm
tebal pelat tangga (h)
= 200 mm
= 9,23 mm
Ts = Cc
As fy
= 0,85 fc a b
As =
1
4
10 2 1000
915,308
= 85,81 mm 80 mm
Jarak (S) =
1
4
6 2 1000
183,062
= 154,452 mm 150 mm
83
Data-data perencanaan:
fc = 28 MPa
ts = 50 mm
fy = 240 MPa
Dtulangan = 12 mm (asumsi)
= 1,0 m
As bagi
As'
As
b= 1.00 m
x =
b poer
bkolom
1 0,361
= 0,3195 m
=
2
2
2
q = 37.691,25 N /m
= 37,691 kN /m
M u = q x2
= 37,691 0,31952
= 1,924 kNm
Mn =
Mu
Mn
1,924
= 2,405 kNm = 2.405.000 Nmm
0,8
= Cc z
2.405.000 = 0,85 fc a b (d a )
2
2.405.000 = 0,85 28 a 1000 (238 - a )
2
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
83
a = 0,425 mm
Ts
= Cc
As fy = 0,85 fc a b
As =
As min = 0,25 % b h
Tulangan bagi :
As = 20% As pakai
1
4
6 2 1000
100
= 282,743 mm 250 mm
83
SF 1 = 3
Tf = 820 kg/cm2
SF 2 = 3
Qtiang =
Ab q c K T f
+
SF1
SF2
50 2 21 (50 4 ) 820
Qtiang =
+
3
3
84
Jarak antar tiang yang digunakan berdasarkan jarak tiang pancang yang
telah ditetapkan oleh Direktorat Jendral Bina Marga Departemen Pekerjaan
Umum, yaitu:
S 2,5D = 2,5 50 = 125 cm
S < 3,0D = 3,0 50 = 150 cm
Direncanakan jarak antar tiang (S) = 125 cm
Diasumsikan jumlah tiang pancang adalah 12 tiang pancang
12 tiang pancang
=1
( n 1 ) m + ( m 1) n
90
m n
dengan:
85
=1
21,8 ( 4 1 ) 3 + (3 1) 4
= 65,685 %
90
4 3
v M y x max M x y max
+
+
n n y x 2 nx y 2
= 471,450 kN
syarat :
Pmaks
Ok!
86
9 tiang pancang
=1
21,8 ( 3 1 ) 3 + (3 1) 3
= 67,703 %
33
90
v M y x max M x y max
+
+
n n y x 2 nx y 2
87
= 386,028 kN
syarat :
Pmaks
Ok!
88
diangkat
L 2a
a
10 m
M1
M2
M1 =
1
q a
2
M2 =
1
1
q ( L 2a ) - q a
8
2
= 0 L = 10 m
4a + 40a 100 = 0
a + 10a 25 = 0
a = 2,071 m
89
Mmaks =
1
q a
2
1
((0,5m)2 25 kN/m3 ) 2,0712
2
= 13,403 kNm
2) Kondisi II ( pengangkatan di 1 titik)
diangkat
a
L-a
10 m
M1
x
M2
M1 =
1
q a
2
q a2
q L a
R1 =
2 ( L a)
2 ( L a )
L2 2aL
R1
=
q
2 ( L a )
Mx = R1 x -
1
dMx
q x , syarat ekstrim =
dx
2
R1 q x = 0 x =
L2 2aL
R1
=
q
2 ( L a )
L2 2aL
L2 2aL
1
Mmaks = M2 = R1
2
2 ( L a )
2 ( L a )
2
L2 2aL
1
=q
q
2
2 ( L a )
L2 2aL
2 ( L a )
90
1
= q
2
=
M1
L2 2aL
2 ( L a )
M2
1
1
q a =
q
2
2
L2 2aL
2 ( L a )
didapat: a =
L2 2aL
2 ( L a )
2aL 2a
= L 2aL
L = 10 m
L + 2a 4aL = 0
a 20a + 50 = 0
didapat a = 2,929 m
Mmaks =
1
((0,5m)2 25 kN/m3 ) 2,929 = 26,81 kNm
2
ts
= 50 mm
fy = 240 MPa
Dtul = 16 mm
h = 500 mm
d = 500 50 10 13 = 433,5 mm
Mu = 34,853 106 Nmm
Mn =
Mu
Mn
34,853 106
= 43.566.250 Nmm
0,8
Cc z
43.566.250 = 0,85 fc a b (d a)
43.566.250 = 0,85 28 a 500 (433,5 a)
a
= 8,53 mm
91
Ts
= Cc
As perlu fy = 0,85 fc a b
As perlu =
92
Data-data perencanaan:
fc = 28 MPa
ts = 50 mm
fy = 240 MPa
Dtulangan = 19 mm
= 3,8 m
= 3,8 m
Vc2 =
=
Pu
2
A (b.kolom + d rat )
A
2945,41
3,8 3 ,8 (0 ,8 + 0,731
3 ,8 3 ,8
f c'
3
)2 ) = 2.467,29 kN
28
{2 (800 + 731) + 2 (800 + 731)} 731
3
= 7.896.057,821 N = 7.896,058 kN
Vc 2 = 0,6 Vc 2 = 4.737,635 kN
93
Syarat :
< Vc2
Vu2
2.467,29 kN
Ok!
< 4.737,635 kN
Vc1 =
Pu
Lefektif
A
2945,41 3,8 0 ,8
f' c
6
h d rat
28
3800 731 = 2.449.789,331 N = 2.449,789 kN
6
Vc1 =
Vc 1 = 0,6 Vc 1 = 1.469,873 kN
Syarat :
Vu1
<
Vc1
Ok!
0,6
1,0
x
x=
b poer
bklm
3,8 0,8
= 1,5 m
=
2
2
2
q = tpoer hpoer 24
Mu
Mn
379935000
303,948
= 379,935 kNm = 379935000 Nmm
0,8
= Cc z
= 0,85 fc a b (d a )
2
94
379935000
= 5,77 mm
Ts
Cc
As fy = 0,85 f c a b
As
As min = 0,18 % b h
= 0,18 % 3800 800 = 5.472 mm
As = 20% As pakai
= 20% 5.472 = 1.094,4 mm2
digunakan tulangan tekan 10D13-220 (As = 1327,323 mm2)
95
C. Pile cap ukuran (3,8 5,05 0,9)m dengan jumlah tiang pancang 12
buah
Data-data perencanaan:
fc = 28 MPa
ts = 50 mm
fy = 240 MPa
Dtulangan = 22 mm (asumsi)
b = 3,8 m
h = 5,05 m
tebal pile cap (t) = 0,8 m
Pu kolom = 5.043,2323 kN
Pmax = 467,610 kN
Kontrol terhadap geser pons yang bekerja pada dua arah :
Vu2 =
=
Vc2 =
=
Pu
2
A (b.kolom + d rat )
A
5043,2323
2
3,8 5,05 (0,7 + 0,828) = 4.429,639 kN
3,8 5,05
fc '
3
28
{2 (700 + 828) + 2 (700 + 828)} 828
3
= 8.926.299,271 N = 8.926,299 kN
Vc 2 = 0,6 Vc 2 = 5.355,779 kN
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
96
Syarat :
Vu2
Vc2
<
Ok!
Vu1 =
=
Vc1 =
Pu
Lefektif
A
5.043,2323
3 ,8 0 , 7
0 ,828 5 , 05 = 958,214 kN
3,8 5 , 05
2
2
f' c
6
f' c
Vc1 =
h d rat
5050 828 = 3.687.648,177 N = 3.687,648 kN
Vc 1 = 0,6 Vc 1 = 2.212,589 kN
Syarat :
Vu1
<
Vc1
958,214 kN
<
2.212,589 kN
Ok!
h poer
2
hklm
5,05 0,7
= 2,175 m
=
2
2
2
q = tpoer bpoer 24
Pmax
y
x=
0,6
1,0
x
Mu = 2 Pmax y q x2
Mu
Mn
913,763
= 1.142,204 kNm = 1.142.204.000 Nmm
0,8
= Cc z
1.142.204.000 = 0,85 fc a b (d a )
2
1.142.204.000 = 0,85 28 a 5050 (828 - a )
2
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
97
= 11,56 mm
Ts
= Cc
As fy = 0,85 fc a b
As
As min
= 0,18 % b h
= 0,18 % 5050 900 = 8.181 mm
x=
b poer
hklm
3,8 0,7
= 1,55 m
=
2
2
2
q = tpoer hpoer 24
Mu
Mn
131,032
= 163,79 kNm = 1.310.322.000 Nmm
0,8
= Cc z
1.310.322.000 = 0,85 fc a b (d a )
2
1.310.322.000 = 0,85 28 a 3800 (828 - a )
2
a
Ts
= 17,68 mm
= Cc
As fy = 0,85 fc a b
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
98
As =
As min = 0,18 % b h
Tie beam direncanakan menahan gaya aksial sebesar 20% dari gaya geser
Dtul
= 16 mm
fy = 240 MPa
sengkang = 10 mm
b = 350 mm
aksial
= 0,65
h = 500 mm
ts = 25 mm
Dari perhitungan gempa gaya geser horizontal total yang didapatkan adalah :
V = 1.240.171,309 kg
d = h (ts + sengkang + Dtul )
99
Ok!
Tulangan geser digunakan tulangan minimum dimana jarak sengkang tidak boleh
melebihi syarat dibawah ini (SK SNI 3.14.9-6.2)
a. dimensi terkecil = 350 = 175 mm
b. 10 Dtul = 10 16 = 160 mm
c. 200 mm
Dipakai sengkang 10-100 mm untuk daerah tumpuan
10-150 mm untuk daerah lapangan
100
BAB I
SYARAT SYARAT UMUM
Pasal 1.01
KETENTUAN PELAKSANAAN / PELAKSANA PEMBORONG
1. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli dan
dapat memahami gambar, RKS, serta Berita Acara Aanwijzing dan diberi
kuasa penuh oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas namanya.
2. Selambat lambatnya 14 hari sejak penandatanganan kontrak, Surat
Perintah Mulai Kerja akan segera diterbitkan.
3. Untuk kontrak sederhana tanggal mulai kerja dapat ditetapkan sama
dengan tanggal penandatanganan kontrak.
4. Kepala pelaksana yang diberi kuasa penuh harus ditempatkan pekerjaan
agar dapat berjalan dengan lancer sesuai dengan apa yang ditugaskan oleh
Direksi.
5. Kepala pelaksana supaya yang berpengalaman dan harus dapat memahami
bestek dan mengerti gambar.
Pasal 1.02
SYARAT SYARAT PELAKSANAAN
Kontraktor sebelum mulai melaksanakan diharuskan mengadakan penelitian,
antara lain :
1. Lapangan / lahan yang tersedia
2. Gambar gambar secara menyeluruh
3. Penjelasan penjelasan yang tertuang dalam Berita Acara Aanwijzing
Pekerjaan harus dilaksanakan antara lain menurut :
1. RKS dan gambar gambar detail untuk pekerjaan ini
2. RKS dengan segala perubahan perubahannya dalam Berita Acara
Aanwijzing
3. Petunjuk petunjuk dari Perencana dan Pengawas.
4. Setiap pelaksanaan pekerjaan / setiap item pekerjaan harus mengadakan
ijin tertulis pada buku Direksi yang disetujui oleh pihak terkait.
Pasal 1.03
PENETAPAN UKURAN UKURAN DAN PERUBAHAN PERUBAHAN
101
102
103
5. Yang menanggung terjadinya kahar dan hal hal yang diambil untuk
mengatasi terjadinya keadaan kahar diserahkan kepada kesepakatan
bersama
6. Semua kenaikanharga yang bersifat biasa, Pemborong tidak dapat
mengajukan Claim
Pasal 1.08
ASURANSI
Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di
proyek ini ke PT. Jamsostek, termasuk tenaga dari tim teknis.
Pasal 1.09
LAIN LAIN
1. Hal hal yang belum tercantum dalam RKS ini, akan dijelaskan di dalam
Aanwijzing dan atau akan diberikan petunjuk Direksi.
2. Bilamana ada pekerjaan yang bersifat menunjang dan belum dijelaskan
dalam RKS yang yang diberi volume tidak mengikat, Pemborong harus
menghitung sendiri
3. Contoh RAB ( Bill of Quantity ) yang diberikan, volume tidak mengikat,
pemborong harus menghitung sendiri
4. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar
RAB ternyata banyak kekurangan, maka kekurangannya dapat
ditambahkan menurut pos posnya masing masing dengan cara
manambah huruf Alphabet pada nomor terakhir dari pos yang
bersangkutan, misalnya tidak nomor 5 tetapi no. 4a, 4b , dan seterusnya.
104
BAB II
SYARAT SYARAT ADMINISTRASI
Pasal II.01
PERMULAAN PEKERJAAN
1. Selambat lambatnya 7 hari terhitung dari penandatanganan kontrak
dikeluarkan SPMK oleh Pemilik, pekerjaan lapangan harus segera
dimulai yang sebelumnya didahului penandatanganan Berita Acara serah
terima lapangan secara bersama sama.
2. Pemborong wajib memberitahukan kepada Pemilik dan pengawas yang
ditunjuk bila akan memulai pekerjaan selambat lambatnya 7 hari
setelah SPMK.
Pasal II.02
RENCANA KERJA ( TIME SCHEDULE )
1. Sebelum pelaksanaan kontrak, pemborong bersama sama Pemilik, unsur
Perencana, unsur Pengawas menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan
selambat lambatnya 7 hari sejak tanggal diterbitkan SPMK
2. Hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan
adalah sbb :
Organisasi kerja
Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan,
Jadwal pengadaan bahan, alat dan personil,
Menyusun rencana pemeriksaan lapangan,
Pendekatan kepada masyarakat dan penguasa setempat,
Menyusun program untuk mutu proyek.
3. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut rencana kerja
tersebut.
4. Pemborong tetap bertanggung jawab atas penyelesaian pekerjaan tepat
pada waktunya.
Pasal II.03
LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN
1. Tiap minggu Pengawas supaya mengirimkan kepada Pemilik mengenai
prestasi pekerjaan disertai laporan banyaknya orang yang bekerja setiap
harinya. Laporan tersebut diperiksa oleh direksi lapangan.
2. Penilaian prosentase kerja atau dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan dan
betul, tidak termasuk bahan bahan di tempat pekerjaan dan tidak atas
dasar besarnya pengeluaran uang oleh Pemborong.
3. Pemborong diwajibkan membuat buku catatan Laporan Harian dimana
dicatat semua peristiwa, peringatan peringatan, pemberitahuan,
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
105
(
) hari kalender termasuk hari minggu, hari besar
dan hari raya.
2. Pekerjaan dapat diserahkan yang pertama kalinya bilamana pekerjaan
sudah mencapai prestasi 100 % selesai dan dapat diterima baik oleh sama
Pemilik dengan disertai dengan Berita Acara Serah Terima dan Daftar
Kemajuan Pekerjaan, keadaan halaman serta bangunan harus dalam
keadaan rapi dan bersih
3. Untuk memudahkan dalam suatu penelitian sewaktu diadakan
pemeriksaan teknis dalam rangka penyerahan pertama, maka surat
Permohonan Pemeriksaan Teknis yang diajukan kepada Pemilik supaya
dilampiri :
a. Daftar kemajuan pekerjaan 100 %
b. Satu album berisi foto yang menyatakan prestasi kerja
4. Surat Permohonan pemeriksaan teknis yang dikirim kepada Pemilik harus
sudah diterima selambat lambatnya 7 ( tujuh ) hari sebelum batas waktu
penyerahan pertama kalinya berakhir.
5. Pada penyerahan pekerjaan yang pertama kali, pihak Pemborong harus
menyerahkan semua persyaratan administrasi yang diperlukan untuk
penyerahan pertama kepada Pemilik, antara lain :
a. Bukti pembayaran Astek lunas
b. Foto pelaksanaan 0 % - 25 % - 50 % - 75 % - 100 % diambil dari
sudut yang sama dengan ukuran klise 3 R dan klise diserahkan
Kepada Pemilk.
Pasal II.05
PEMBAYARAN
1. Pembayaran akan dilunasi kemudian dan diatur dalam kontrak
2. Tiap pengajuan pembayaran angsuran disertai Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan yang disahkan Pengawas dan dilampiri daftar prestasi pekerjaan
serta foto foto dokumentasi dalam album.
Pasal II.06
SURAT PERJANJIAN PEMBORONG ( KONTRAK )
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
106
107
108
109
3. Keputusan Panitia Pendamai ini mengingat kedua belah pihak, dan biaya
penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul bersama oleh
kedua belah pihak
4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 pasal ini tidak dapat
diterima oleh salah satu pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui
Pengadilan Negeri Semarang.
110
BAB III
SYARAT SYARAT TEKNIS
Pasal III.01
PENJELASAN UMUM
1. Tata cara penyelenggaraan ini telah diatur BAB I ( Syarat syarat umum )
dan BAB II ( Syarat syarat administrasi ), sedang bentuk bangunan yang
dimaksud harus dilaksanakan sesuai gambar yang telah ditetapkan dengan
syarat syarat teknis sebagaimana tercantum dalam Pasal demi Pasal di
bawah ini.
2. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat syarat dan uraian dalam
RKS ini, gambar tambahan serta perubahan perubahan dalalm Berita
Acara Aanwijzing. Petunjuk serta perintah Pemilik pada waktu atau
sebelum berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini adalah pekerjaan
pekerjaan tambah / kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun
demikian semuanya harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pemilik.
3. Perbedaan ukuran
Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara lain :
a. Gambar rencana detail, maka yang mengikat adalah gambar yang
skala lebih besar.
b. Gambar dengan bestek, maka yang berlaku adalah bestek atau
petunjuk / penjelasan dari Pemilik.
c. Bilamana dalam bestek disebutkan sedang dalam gambar tidak
dilukiskan, maka yang mengikat adalah bestek.
Meskipun demikian hal hal tersebut diatas diberitahukan kepada Pemilik
atau dapat persetujuan sebelum dilaksanakan.
Pasal III.02
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada Pemborong dalam keadaan seperti
pada waktu pemberian penjelasan di lapangan
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan yang
disebabkan pelaksanaan pembangunan, menjadi tanggung jawab
Pemborong. Untuk itu diharapkan Pemborong minta ijin kepada Pemilik
untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi.
3. Pembersihan dan perataan atau keprasan tanah pada daerah yang
direncanakan pekerjaan keprasan / urugan, pembabatan semak, penutup
lubang, penimbunan daerah rendah, pembuangan humus dan tanah yang
mengandung bahan bahan organik minimum sedalam 20 cm
111
Pasal III.03
AIR KERJA
Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan
tersebut, air harus bersih, dan tidak berwarna, berbau serta bisa diminum, baik
dengan sumur pompa maupun cara cara lain yang memenuhi syarat.
Pasal III.04
UKURAN
1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaanini dinyatakan dalam cm, kecuali
untuk ukuran baja yang dinyatakan dalam mm.
2. Untuk pedoman peil lantai di lapangan adalah sesuai gambar atau
menyesuaikan lapangan.
3. Di bawah pengawasan Direksi Pengawas, Pemborong diwajibkan membuat
titik duga di atas tanah bangunan dengan tiang beton ukuran 15 x 15 cm
setinggi peil lantai bangunan didekatnya yang akan dipakai sebagai ukkuran
0,00. Titik duga harus dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama
pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin
tertulis dari Pengawas.
4. Memasang papan bangunan ( Bouwplank / Papan piket ) :
a. Ketepatan letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan
Pengawas. Untuk papan papan piket bangunan menggunakan kayu
Kalimantan kelas II ( meranti ), ukuran 2/20 cm, panjang minimal 250 cm,
yang diserut pada bagian atasnya.
b. Semua papan piket ( bouwplank ) harus dipasang kuat dengan patok kayu
5/7 cm atau dolken 8 cm, dan tidak mudah berubah kedudukannya.
c. Penetapan ukuran ukuran dan sudut siku harus diperhatikan ketelitiannya
dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
Pasal III.05
PEKERJAAN TANAH
Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :
1. Pekerjaan Galian
a. Pekerjaan galian untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah
papan patok ( bouwplank ) dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai
diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan Pengawas
b. Dalamnya galian untuk lobang pondasi harus sesuai dengan gambar kerja,
untuk hal tersebut diadakan pemeriksaan setempat oleh Direksi dan
Pengawas
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar
kerja dan dibersihkan dari segala kotoran, bilamana Pemborong
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
112
d.
e.
f.
g.
2. Pekerjaan Urugan
a. Pekerjaan untuk urugan mencapai titik peil yang dikehendaki dapat
digunakan tanah urug sejenis tanah padas atau sirtu atau sisa tanah
keprasan ( bukan humus ) dari tanah lahan yang ada dalam lokasi
b. Urugan kembali lobang pondasi hanya boleh dilakukan seijin Konsultan
Pengawas serta dilakukan pemeriksaan pondasi
c. Setiap tanah urug harus dibersihkan dari tanah tumbuh tumbuhan dan
segala macam sampah atau kotoran. Tanah urug harus sejenis tanah
berbutir ( tanah ladang ) atau berpasir dan tidak terlalu basah, tidak
mengandung bahan organik brangkal
d. Urugan tanah dipadatkan dengan mesin pemadatan ( stemper ) dan tidak
dibenarkan hanya menggunakan timbres, kecuali pada bagian bagian
tertentu
e. Lapis pasir untuk pekerjaan urugan yang tebalnya lebih dari 30 cm maka
pemadatannya dilakukan lapis demi lapis setiap 20 cm
3. Pemadatan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan memadatkan kembali tanah yang selesai
diurug dalam rangka pelaksanaan pekerjaan Konstruksi maupun non
Konstruksi
Pasal III.06
PEKERJAAN PONDASI DANGKAL
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi
pekerjaan pondasi batu kali.
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
113
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja sesuai
dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk
proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi pemborong harus mengadakan
pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar
konstruksi dan harus meminta persetujuan Pengawas Lapangan.
b. Pemborong wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan bila ada
perbedaan gambar-gambar konstruksi dengan gambar-gambar arsitektur
atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
3. Penggalian
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sesuai dengan gambar kerja.
b. Lebar penggalian dibagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10
cm.
c. Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan denngan keadaan tanah,
dengan menghindari kelongsoran.
4. Pengurugan Kembali
a. Lapisan sirtu dibawah pondasi harus dipadatkan dengan stamper.
b. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing,
sampah-sampah harus disingkirkan.
c. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dengan stamper untuk
memperoleh pemadatan yang maksimal.
5. Pelaksanaan Pondasi
a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan pondasi kering.
b. Stek kolom, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang bersamaan
dengan pekerjaan pondasi.
c. Ketentuan mengenai pemasangan batu kali :
Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortal.
d. Pelaksanaan pondasi harus memperhatikan gambar arsitek dan ME, jika
ada kelainan / ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan Perencana.
6. Pondasi Batu Kali
a. Kegiatan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan pada
pekerjaan struktur dinding bata dalam bangunan dan lain-lain sesuai
gambar rencana.
b. Bahan-bahan yang digunakan :
Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kwarsa
yang disetujui pengawas lapangan.
Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia NI 8 1972.
Air yang digunakan harus bersih yang dapat diminum/tawar.
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
114
c. Syarat Pelaksanaan
Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan rencana.
Adukan harus mempunyai komposisi minimal 1 Pc : 5 Ps dan
dibraben dengan adukan yang sama.
Pasal III.07
PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini ialah : Sesuai gambar
b. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Lantai Kerja
Lapisan dasar dari beton (plat concrete 1:3:5) supaya dibuat sebagai lantai
kerja tidak kurang dari 5 cm. Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang
dipadatkan setebal tidak kurang dari 5 cm.
3. Kwalitas Beton
a. Bahan yang digunakan adalah beton dengan mutu K-337 menurut SKSNI
T-15-1991-03 dan sebagai tulangan adalah besi dengan U24 untuk besi
< 12 mm dan U39 untuk besi 13 mm keatas.
b. Beton yang digunakan harus ditest mutunya dari benda uji dengan
persyaratan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03.
c. Besi beton yang digunakan harus ditest sesuai dengan ketentuan.
d. Hal-hal lain yang tidak disebutkan harus memenuhi persyaratan yang
berlaku.
4. Pekerjaan Peil Cap
a. U m u m
Peraturan umum yang digunakan adalah Tata cara Perhitungan Struktur
Beton untuk bangunan gedung dan hal-hal yang belum terjangkau dapat
digunakan peraturan-peraturan lainnya yang relevan.
b. Besi Beton (Steel Reinforcement)
1. Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
Pada SKSNI T-15-1991-03 & PBI 1971
Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan lemak, minyak, karat dan tidak
cacat (retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
Mempunyai penampang yang sama rata.
Disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuanketentuan diatas harus mendapat persetujuan Pengawas Lapangan.
115
116
117
Besi beton harus terpasang sesuai gambar rencana dan turut dicor pada
waktu sloof dicor sampai batas permukaan atas sloof.
Besi stek harus dijaga letaknya dan harus tetap lurus setelah selesai
pekerjaan sloof.
Pasal III. 08
PEKERJAAN BETON STRUKTUR ATAS
1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
Semua pekerjaan beton struktur yang ada dalam masing-masing jenis
pekerjaan yang tercantum dalam pasal-pasal buku RKS ini antara lain
yang dikerjakan :
Beton bertulang struktur bangunan 4 lantai.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan
yang telah disediakan untuk proyek ini.
2. Pedoman Pelaksanaan
Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti :
Semua ketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 yang menyangkut pekerjaan
beton struktur.
3. Bahan-bahan Yang Digunakan
a. Semen
1. Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland Cement jenis
II menurut NI 8 atau Type 1 menurut ATSM, memenuhi S.400
menurut standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi
Cement Indonesia.
2. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan tanpa
persetujuan Pengawas Lapangan.
3. Merk semen yang diusulkan sebagai pengganti dari merk semen yang
sudah digunakan harus disertai jaminan dari pemborong yang
dilengkapi dengan data teknis yang membuktikan bahwa mutu semen
pengganti seteraf dengan mutu semen yang digantikan.
4. Batas-batas pengecoran yang memakai semen berlainan harus disetujui
oleh Pengawas Lapangan.
b. Aggregat.
Aggregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat dalam SKSNI T15-1991-03, terdiri dari :
1. Pasir beton (agregat halus), kadar lumpur tidak boleh melebihi 4%
berat pasir beton.
2. Koral.
118
119
d. Aggregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah dari satu
dan lain jenisnya/gradasinya dengan landasan yang bersih dan
menghindari tercampurnya dengan tanah.
5. Bekesting dan Perancah Yang Digunakan
a. Bekisting harus dibuat dari papan kayu dengan rangka kayu yang kuat,
tidak mudah berubah bentuk. Untuk perancah/penguat digunakan kayu
dolken yang cukup kuat atau menggunakan scaffolding dengan bentuk dan
konstruksi yang sesuai.
b. Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk yang nyata dan harus dapat menampung bahan-bahan sementara
sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.
c. Semua bekinsting harus diberi penguat datar dan silangan sehingga
kemungkinan bergeraknya bekisting selama dalam pelaksanaan dapat
dihindari, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan
mortal.
d. Susunan bekisting dengan penunjang-penunjang harus teratur sehingga
pengawasan atas kekurangannya dapat mudah dilakukan.
e. Penyusunan begesting harus sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkarannya tidaak akan merusak dinding, balok, atau kolom beton
yang bersangkutan.
f. Pada bagian terendah pada setiap pase pengecoran dari bekisting kolom
atau dinding, harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
g. Kayu bekisting harus bersih dan dibasahi air terlebih dahulu sebelum
pengecoran.
h. Air pembasahan tersebut diusahakan agar mengalir sedemikian rupa agar
tidak menggenangi sisi bawah dari bekisting.
i. Pemilihan susunan dan ukuran yang tepat dari penyangga-penyangga atau
silangan-silangan bekisting menjadi tanggung jawab pemborong.
j. Pembongkaran bekisting
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai kekuatan khusus
yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri.
Bila akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja
beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan
tidak boleh dibongkar selama keadaan tersebut berlangsung.
Perlu ditentukan bahwa tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton
seluruhnya terletak pada pemborong.
Pembongkaran harus memberi tahu Pengawas Lapangan bila mana
bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang
utama dan minta persetujuannya, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak
berarti pemborong terlepas dari tanggung jawabnya.
6. Kualitas Beton
a. Kecuali ditentukan lain dalam gambar, kwalitas beton adalah K 337
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG
120
7. Perawatan Beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi
penguapan cepat.
b. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan deras harus
diperhatikan.
c. Beton harus dibasahi terus menerus selama minimal 10 hari sesudah
pengecoran.
8. Tanggung Jawab Pemborong
a. Pemborong bertanggung jawab penuh atas kwalitas konstruksi sesuai
dengan ketentuan-ketentuan diatas dan sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi yang diberikan.
b. Adanya atau kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil Pemilik yang
sejauh melihat / menegur / mengawasi atau memberi nasehat tidaklah
mengurangi tanggung jawab penuh tersebut diatas.
c. Jika Pengawas Lapangan menberikan ketentuan-ketentuan tambahan yang
menyimpang dari ketentuan yang telah digariskan atau yang tertera dalam
gambar, maka menjadi tanggung jawab Pengawas Lapangan , ketentuan
tambahan ini harus dibuat secara tertulis.
Pasal III. 09
LAPISAN KEDAP AIR / WATER PROOFING
1. Lapisan yang Perlu Diberi Lapisan Kedap Air
Lapisan kedap air harus dipasang pada tempat-tempat :
121
Lantai ruang toilet, KM/WC, plat beton atap, plat beton kanopi, talang beton,
leufel-leufel yang menjorok keluar bangunan, ground reservoir serta tempattempat lain yang diperkirakan akan selalu berhubungan dengan air dan tanah.
2. Bahan Kedap Air Yang Digunakan
a. Setara Carabit Water Proofing
b. Bahan yang digunakan harus mempunyai jaminan tertulis dari pabrik
selama minimal 5 tahun.
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Bahan kedap air harus dikerjakan oleh tenaga yang berpengalaman dan
pemasangannya harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik
pembuatnya.
Bidang permukaan beton yang akan diberi water proofing haruslah kering dan
bersih dari kotoran-kotoran, lubang-lubang dan celah-celah harus ditambal
dengan sdukan/acian terlebih dahulu, tonjolan-tonjolan harus diratakan dengan
grinda dahulu.
Lapisan kedap air harus dipasang pula pada bidang-bidang vertical yang
mengelilingi lantai KM/WC hingga setinggi minimal 20 cm dari permukaan
bidang tersebut.
HAsil akhir dari lapisan kedap air harus merupakan suatu lapisan dengan
permukaan yang rata / tidak bergelombang serta tidak berlubang-lubang atau
bercelah-celah pada sambungan-sambungan ataupun keretakan-keretakan
lainnya yang mungkin bias menimbulkan kebocoran.
4. Pengujian terhadap pekerjaan waterproofing
a. Pemborong harus mengadakan pengujian terhadap pekerjaan-pekerjaan
water proofing yang telah dilaksanakan.
b. Pengujian dilaksanakan dengan cara pengisian air keata bidang yang akan
diuji tersebut hingga mencapai ketinggian minimal 5 cm, kemudian dilihat
hasilnya selama 3 x 24 jam.
5. Perbaikan Pekerjaan
Setiap pekerjaan waterproofing yang rusak harus diperbaiki dengan cara-cara
yang dianjurkan oleh pabrik. Perbaikan harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga tidak menggangu pekerjaan finishing lainnya. Apabila ada pekerjaan
finishing yang rusak akibat perbaikan water proofing tersebut, maka
kerusakan perbaikan finishing tersebut harus segera diperbaiki.
6. Syarat Pemeliharaan
Pemborong harus menjaga pekerjaan waterproofing yang sudah selesai
dilaksanakan sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang bias
menimbulkan kerusahan.
122
Pasal III.09
PEKERJAAN BAJA STRUKTUR (KAP BAJA DAN ATAP)
1. Ruang Lingkup
Pekerjaan meliputi penyediaan semua tenaga-tenaga kerja, bahan instalasi
konstruksi dan pekerjaan unit pembuatan (dengan Mesin) pembangunan dan
pengecatan semua pejkerjaan baja strukturil, termasuk pemasangan alat-alat
(fixing) dari benda-benda yang terlekat.
2. Keahlian/Pertukangan
Semua pekerja yang diterima untuk melakukan pekerjaan harus ahli (tukangtukang) yang berpengalaman dan mengrti benar pekerjaannya.
Segala hasil pekerjaan mutunya sebanding dengan standard hasil pekerjaan
ahli/pertukangan yang baik.
3. Bahan-Bahan :
a. Baja yang dipakai harus baja yang sesuai dengan standard internasional
yang telah disetujui.
Tegangan putus baja minimum 3700 kg/cm2 (yield stress 2400 kg/cm2).
Untuk setiap perubahan pemakain baja untuk konstruk bangunan harus
dengan persetujuan Konsultan/Ahli.
b. Bagian-bagian baja strukturil dengan pelat-pelat harus dari baja lunak dan
sesuai dengan daftar untuk konstruksi baja 1969.
c. Elektroda-elektroda harus setandard internasional dengan yield stress 3.9
t/cm2. Allowable tensile stress 2.25 t/cm2 tidak berkarat, dan dsilindungi
dari karat baik sebelum maupun sesudah terpasang.
Hanya digunakan baut dari satu produk dengantanda kode yang jelas
terdapat pada baut.
4. pekerjaan Las.
a. Pekerjaan las sebanyak mungkin didalam bengkel.
Pekerjaan las dilapangan harus cukup baik dan tidak boleh dilakukan
sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.
b. Las perapat/pengendap :
Dalam setiap posisi dimana 2 (dua) bagian (dari suatu benda saling
berdekatan, harus dibuat suatu las perapat/pengendap guna mencegah
masuknya lengas) terlepas apakah itu diberikan detailnya atau tidak.
c. Perbaikan las :
123
124
125
Pasal III.12.
PERATURAN-PERATURAN DAN SYARAT-STARAT YANG
DIGUNAKAN
Peraturan umum yang diugunakan :
1. A.V. (Algemene Voor Waarden Voor de Uit Voering by Aaneming Van
Openbare Werken in Indonesia Tanggal 28 Mei tahun 1941 No. 9 dan
tambahan lembaran No. 14571.
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) NI-2 / 1971
3. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI-3 / 1970
4. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku.
5. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
6. Peraturan Muatan Indonesia NI-18/1970 dan Peraturan Pembebanan
Indonesia tahun 1981.
7. Dan lain-lain Peraturan-peraturan yang berlaku dan dipersyaratkan
berdasarkan normalisasi di Indonesia.
PASAL III.13
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Semua bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau
dipasang pada bangunan ini sebelum digunakan harus diperiksa dan
diluluskan oleh pengawas dan pemilik.
2. Apabila diperlukan pemeriksaan bahan, maka biaya pemeriksaan
ditanggung oleh pemborong.
3. Jika ada perbedan antara gambar dan RKS, gambar petunjuk dan gambar
detail, maka segera dilaporkan untuk segera diputuskan dengan tetap
mengindahkan kepentingan bangunan itu sendiri.
4. Apabila ada hal yang tidak tercantum dalam gambar maupun RKS tetapi
itu mutlak dibutuhkan, maka hal tersebut harus dikerjakan/dilaksanakan
dengan petunjuk dan persetujuan pengawas.
5. Hal-hal yang belum tercantum dalam uraian-uraian dalam pasal-pasal RKS
ini akan dijelaskan dalam Aanwijzing.
126