POROS ENGKOL
Di susun oleh:
M. Haydar Fahmi
Sertu Mar Nrp 120291
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Poros engkol” yang merupakan bagian dari tugas martikulasi
dalam mengerjakan tugas-tugas dari Lembaga Pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTARBTABEL .........................................................................................iii
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Crank shaft atau poros engkol terbuat dari baja ditempa atau besi
cor, poros engkol untuk kompresor pada umumnya dibuat dari besi cor
dengan material FCD 400 atau besi cor nodular 400. Standar komposisi
kimia pada besi cor nodular 400 yaitu, C : 3,5~3,9%, Si : 2,5~2,9%, Mn :
0,3~0,5%, P : maks 0,03%, S : maks 0,02%, Mg : min 0,03%. (Doloksaribu,
2016).
Dan untuk mechanical properties pada besi cor nodular yaitu, Tensile
strength : min 400 N/mm², 0,2% Yield strength : min 250 N/mm², Elongation
: min 18%, HB : 130 to 180, Matrix structure : Ferrite. ( JIS, 2001 ).
Pembuatan besi cor bergrafit bulat dibuat dengan jalan mencampurkan
magnesium, kalsium, dan serium ke dalam cairan logam, sehingga grafit
bulat akan mengendap.
1
Metode yang dipakai untuk pembuatan material crank shaft
kompresor udara yaitu dengan metode pengecoran logam sand casting,
menggunakan dapur induksi 1 ton untuk membuat cairan casting dan
menggunakan ladle berkapasitas 40 kg untuk proses pouring. Molding yang
digunakan untuk membuat pola cetakan pasir sebagai media cetak besi cor
pada proses ini menggunakan molding Match Plate Pattern,
dimana pola atas dan bawah terpasang jadi satu pada plate datar.
Dalam pembuatan crank shaft besi cor nodular dengan metode sand
casting, terdapat beberapa cacat produk hasil casting yaitu, cacat hasil
casting ( susut dan keropos ), juga terdapat perbedaan pada komposisi
kimia ( belum sesuai standar ) dari hasil pengujian spectro meter pada crank
shaft.
2
Standar komposisi kimia pada besi cor nodular 400 yaitu, C :
3,5~3,9%, Si : 2,5~2,9%, Mn : 0,3~0,5%, P : maks 0,03%, S : maks 0,02%,
Mg : min 0,03%. (Doloksaribu, 2016). Dan untuk mechanical properties
pada besi cor nodular yaitu, Tensile strength : min 400 N/mm², 0,2% Yield
strength : min 250 N/mm², Elongation : min 18%, HB : 130 to 180, Matrix
structure : Ferrite. ( JIS, 2001 ).
3
yang bertujuan untuk menghilangkan cacat pada hasil casting dan
melakukan pengujian terhadap material besi cor nodular pada part crank
shaft, untuk mendapatkan kekerasan, komposisi kimia dan struktur mikro
yang sesuai dengan standar. Crank shaft adalah sebuah bagian pada
mesin yang mengubah gerak vertikal/horizontal dari piston menjadi gerak
rotasi (putaran).
dibuat dari besi cor dengan material FCD 400 atau besi cor nodular
400. Standar komposisi kimia pada besi cor nodular 400 yaitu, C :
3,5~3,9%, Si : 2,5~2,9%, Mn : 0,3~0,5%, P : maks 0,03%, S : maks 0,02%,
Mg : min 0,03%. (Doloksaribu, 2016). Dan untuk mechanical properties
pada besi cor nodular yaitu,
Tensile strength : min 400 N/mm², 0,2% Yield strength : min 250
N/mm², Elongation : min 18%, HB : 130 to 180, Matrix structure : Ferrite. (
JIS, 2001 ). Pembuatan besi cor bergrafit bulat dibuat dengan jalan
mencampurkan magnesium, kalsium, dan serium ke dalam cairan logam,
sehingga grafit bulat akan mengendap.
4
Metode yang dipakai untuk pembuatan material crank shaft
kompresor udara yaitu dengan metode pengecoran logam sand casting,
menggunakan dapur induksi 1 ton untuk membuat cairan casting dan
menggunakan ladle berkapasitas 40 kg untuk proses pouring. Molding yang
digunakan untuk membuat pola cetakan pasir sebagai media cetak besi cor
pada proses ini menggunakan moldingMatch Plate Pattern,
dimana pola atas dan bawah terpasang jadi satu pada plate datar.
Dalam pembuatan crank shaft besi cor nodular dengan metode sand
casting, terdapat beberapa cacat produk hasil casting yaitu, cacat hasil
casting ( susut dan keropos ), juga terdapat perbedaan pada komposisi
kimia ( belum sesuai standar ) dari hasil pengujian spectro meter pada crank
shaft.
Untuk State of the Art ini diambil dari beberapa jurnal yang terdahulu
sebagai contoh dan panduan dalam penelitian yang akan dilakukan sebagai
acuan juga perbandingan untuk melakukan penelitian ini. Dalam State of
the Art ini mengambil beberapa jurnal yang sebelum nya. Kadarisman Syah,
dkk ( 2017 ) dalam penelitiannya yang berjudul “Desain Gatting System dan
5
Eri Diniardi dan Iswahyudi ( 2012 ) dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisa Pengaruh Heat Threatment Terhadap Sifat Mekanik dan Struktur
Mikro Besi Cor Nodular (FCD 60)” hasil penelitiannya pengaruh quenching
temper terhadap spesimen besi cor nodular adalah terbentuk nya struktur
austentit dan martensit sehingga spesimen menjadi keras,
6
Semakin banyak fasa perlit pada struktur mikro nilai kekerasannya
semakin meningkat, hal ini disebabkan fasa perlit lebih keras dibandingkan
fasa ferit dan grafit. Moh. Jufri (2015) dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Penambahan Magnesium Dan Cerium Sebagai Pembulat Grafit
Besi Tuang Nodular”
7
Pada heavy section ductile cast iron, penambahan Cr sebesar 0,26
dan 0,49% akan meningkatkan strength dan hardness secara signifikan.
Tensile strength meningkat dari sekitar 440 ke 590 MPa dan hardness
meningkat dari 170 ke 220 HB. Metode peleburan BTN terdiri dari beberapa
tahap antara lain tahap inokulasi dan spheroidisasi.
8
retak hangat dan retak dingin. Cacat yang dihasilkan dalam proses
pengecoran crankshaft adalah cacat retak panas. Crankshaft mesin
pengecoran hot cracking adalah terjadinya casting retak panas saat
penyusutan linier terhalang karena berbagai alasan dalam proses memulai
penyusutan linier setelah pembentukan fase padat kerangka dasar poros
engkol mesin.
Berbeda dari suhu sedang dan rendah dari lingkungan dalam proses
penggunaan atau pemrosesan panas, formasi retak panas suhu adalah
suhu tinggi, sehingga disebut retak panas. Sebagian besar retakan panas
terjadi pada pendinginan terkahir dan bagian pemadatan dari pengecoran
poros engkol, khususnya dibagian tempat terjadinya penyusutan.
9
cacat produk hasil casting yaitu : susut profil pada bagian yang lebih
tebal, kasar permukaan casting pada pattern bagian bawah dan terdapat
keropos pada hasil casting untuk menganalisa kekerasan, pengujian
spectro meter untuk menganalisa komposisi kimia dan pengujian struktur
mikro.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa proses pengecoran
logam metode sand casting dengan material FCD / besi cor nodular seperti
: 1. Menganalisa proses pembuatan crank shaft dengan metode sand
casting, sesuai dengan parameter sand casting yaitu, mengukur temperatur
logam cair pada ladle saat proses pouring,
10
BAB II
PEMBAHASAN
Gambar 1 : Crankshaf
11
Posisi crankshaft berada antara blok mesin bagian bawah dengan oil
pan. Crankshaft menjadi pusat dari putaran mesin. Putaran dari Crankshaft
biasa diteruskan lagi tidak hanya ke transmisi, namun juga ke camshaft
lewat timing belt atau timing gear atau timing chain karena memiliki putaran
timing yang serupa dengan pembukaan valve.
12
Berfungsi untuk untuk merubah gerak naik turun piston (torak)
menjadi gerak putar yang akhirnya dapat menggerakkan roda gila (fly
wheel). 1. Bagian-bagian dari crankshaft Bagian-bagiannya yaitu: 1) Main
bearing. Bearing yang terletak pada blok mesin sehingga merupakan
tumpuan utama bagi crankshaft saat berputar.
Bagian poros engkol yang akan dihubungkan dengan big end pada
connecting rod,crank pin akan dipasangi bantalan yang biasa disebut
dengan metal jalan. 6) .Crank arm Bagian pada crankshaft yang berfungsi
sebagai penghubung antara crank journal ke crank pin. 2. Deflection (
Defleksi ) Deflection yaitu pengukuran sudut kemiringan pada crankshaft di
dalam silinder pada posisis 0,
13
menyelesaikan permasalahan tersebut. Defleksi crankshaft terjadi
dari waktu ke waktu, selama pemakaian diulang dan terus-menerus
crankshaft. Ini adalah proses yang terjadi di latar belakang saat mesin
beroperasi dan, tidak dapat dilihat tanpa alat deteksi, hal ini menyebabkan
signifikan kerusakan mekanisme.
yang ada unuk menemukan semua cara yang mungkin terjadi yang
mengarah pada terjadinya undesired event tersebut. (Svein Kristiansen,
Maritime Transportation Safety Management Risk Analysis,2004: 225).
Fault Tree Analysis adalah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasi
resiko yang berperan terhadap terjadinya kegagalan.
14
atau kerugian yang ditimbulkan tidak berasal pada satu titik
kegagalan. Fault Tree Analysis mengidentifikasi hubungan antara faktor
penyebab dan ditampilkan dalam bentuk pohon kesalahan yang melibatkan
gerbang logika sederhana. Gerbang logika menggambarkan kondisi yang
memicu terjadinya kegagalan, baik kondisi tunggal maupun sekumpulan
dari berbagai macam kondisi.
Pada satu sistem bisa terdapat lebih dari satu undesired event dan
masing-masing undesired event mempunyai representasi fault tree yang
berbeda-beda yang disebabkan faktor-faktor atau bagian-bagian sistem
dan kegagalan yang mengarah pada satu kejadian berbeda dengan
lainnya. Pada fault tree, undesired event yang akan dianalisa disebut juga
top event3) .
15
Fault tree analysis mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu: a.
Kelebihan Dalam kasus sebuah sistem yang kompleks pohon kesalahan
memberikan cara yang baik dan logis untuk mengintegrasikan berbagai
penyebab.Konstruksi diagram pohon dapat menentukan probabilitas nilai-
nilai dan membantu memberikan pemahaman yang lebih baik dari suatu
sistem.
16
Berikut adalah bentuk dan simbol gerbang yang digunakan pada
metode Fault Tree Analysis. d. Simbol Kejadian Simbol kejadian adalah
simbol-simbol yang berisi keterangan kejadian pada sistem yang ada pada
suatu proses terjadinya top event. Terdapat 5 simbol yaitu : 1) Basic Even /
Primery Event Simbol lingkaran ini digunakan untuk menyatakan basic
event atau primery event atau
Jadi kejadian output terjadi jika kejadian input terjadi dan memenuhi
suatu kondisi tertentu Intermediate event Simbol persegi panjang ini berisi
kejadian yang muncul dari kombinasi kejadian-kejadian input gagal yang
masuk ke gerbang. e. Simbol Gerbang Simbol gerbang dipakai untuk
menunjukan hubungan diantara kejadian input yang mengarah pada
kejadian output dengan kata lain,
17
mempelajarinya maka di bawah ini akan dijelaskan istilah-istilah
yang terjadi yang bisa menyebabkan terjadinya keausan crank pin journal
crankshaft pada diesel engine generator. Berikut ini definisi operasional
terkait pembahasan tentang keausan crank pin journal crankshaft pada
diesel engine generator.
3) Crank pim journal dan main journal. Bagian poros engkol yang
dihubungkan dengan blok silinder, main journal merupakan crank journal
yang terletak di tengah. Pada main journal terdapat bantalan yang disebut
dengan bantalan duduk (main bearing), sementara pada main journal oil
pada bagian samping juga
18
Crank journal ditopang oleh bantalan poros engkol Poros engkol
berputar pada journal. Poros engkol dan bak oli termasuk dalam crank case.
Masing-masing crank journal mempunyai crank arm. Untuk menjaga
keseimbangan putaran pada saat mesin beroperasi, poros engkol
dilengkapi dengan balance weight.
2.3 Konstruksi
Bentuk poros engkol ditentukan oleh banyaknya silinder dan urutan
pengapiannya. Dalam menentukan urutan pengapian suatu motor, faktor
yang harus diperhatikan adalah keseimbangan getaran karena tekanan
akibat proses pembakaran didalam silinder. Beban dari bantalan utama (
main bearing) dan sudut puntiran yang terjadi pada poros engkol adalah
akibat dari langkah kerja pada tiap-tiap silinder.
19
Poros engkol menerima beban yang besar dari batang torak dan
berputar pada kecepatan yang tinggi. Oleh karena itu, harus dibuat dari
bahan yang mampu menerima beban tersebut.Umumnya terbuat dari baja
karbon tinggi. Beban yang bekerja pada poros engkol ialah : -Beban puntir
( torsi ) -Beban lengkung ( bengkok ) -Beban sentrifugal
poros engkol adalah akibat dari langkah kerja pada tiap-tiap silinder.
Poros engkol menerima beban yang besar dari batang torak dan berputar
pada kecepatan yang tinggi. Oleh karena itu, harus dibuat dari bahan yang
mampu menerima beban tersebut.Umumnya terbuat dari baja karbon tinggi.
Beban yang bekerja pada poros engkol ialah : -Beban puntir ( torsi ) -Beban
lengkung ( bengkok ) -Beban sentrifugal.
20
Pada penilitian ini, melibatkan beberapa proses untuk melakukan
proses pengecekan dan perbaikan (rebuild spare part) kendaraan roda 4,
antara lain: 10 1. Proses Rebuild Crankshaft 2. Proses Pasang Crankshaft
Proses rebuild crankshaft ini terbagi menjadi beberapa proses yaitu: 1.
Proses pemeriksaan dan Pengukurancrankshaft Pemeriksaan dan
pengukuran yang dilakukan pada bagian poros engkol sebagai berikut: 1.
21
2.4 Keseimbangan Poros Engkol
Untuk motor satu silinder pada poros engkolnya (biasanya
dihadapan pena engkol ) ditempatkan bobot kontra sebagai penyeimbang
putaran engkol sewaktu torak mendapat tekanan kerja. Tetapi motor yang
bersilinder banyak, pena engkolnya dipasang saling mengimbangi. Berat
bobot kontra kira – kira sama dengan berat batang torak ditambahdengan
berat engkol seluruhnya.
22
Gambar 2 : Bagian-bagian Crankshaf
23
berati maka karakteristik permukaan ini harus dapat dipahami oleh
perencana lebih-lebih lagi oleh operator.
24
mempermudah pengukuran maka penampang permukaan perlu dipotong.
Cara pemotongan biasanya ada empat cara yaitu pemotongan normal,
Dengan melihat profil ini maka bentuk dari suatu permukaan pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu permukaan yang kasar
(roughness) dan permukaan yang bergelombang (waviness). Permukaan
yang kasar berbentuk gelombang pendek yang tidak teratur dan terjadi
karena getaran pisau (pahat) potong atau proporsi yang kurang tepat dari
pemakanan (feed) pisau potong dalam proses pembuatannya.
25
(roughness) dan gelombang (wanivess) inilah kemudian timbul kesalahan
bentuk. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 2.4 berikut ini.
26
berbentuk serpihan(flakes). Penyebabnya antara lain karena adanyatatal
(beram) pada proses pengerjaan, pengaruhproses electroplating.
27
diperoleh melalui proses pengukuran. Profil inilah yang dijadikan sebagai
data untuk menganalisis karakteristik kekasaran permukaan produk
pemesinan.
d. Profile Dasar (Root Profile) Profil dasar adalah profil referensi yang
digeserkan kebawah hingga tepat pada titik paling rendah pada profil
terukur. e. Profile Tengah (Centre Profile) Profil tengah adalah profil yang
berada ditengah-tengah dengan posisi sedemikian rupa sehingga jumlah
luas bagian atas profil tengah sampai pada profil terukur sama dengan
jumlah luas bagian bawah profil tengah sampai pada profil terukur.
28
dengan profil dasar. Satuannya adalah dalam micron (m).. g. Kedalaman
Perataan (Peak to Mean Line)
29
Tabel 1 : Toleransi Harga Kekasaran
30
Tabel 2 : Tingkat Kekasaran Rata-rata Permukaan Menurut Proses
Pengerjaannya
jarak rata-rata aritmetis dari jumlah jarak ari yang terletak di antara
dua puncak kekasaran pada profil terukur yang letaknya berdekatan
dengan panjang sampel pengukuran s. Satuan dari lebar gelombang adalah
dalam milimeter Satuan dari lebar gelombang adalah dalam milimeter
Satuan dari lebar kekasaran juga dalam milimeter. Lihat gambar 2.8 :
31
Gambar 8 : Lebar Gelombang dan Lebar Kekasaran
Bila dari kedua profil ini ditarik harga Ra maka nampak bahwa harga
Ra dari profil yang atas hampir sama dengan harga Ra dari profil yang
bawah. Hal yang sama juga berlaku untuk harga Rt. Sedangkan untuk
harga Rp nampak ada perbedaan antara kedua profil tersebut. Agar
informasi mengenai permukaan lebih lengkap perlu dikemukakan
parameter yang lain yaitu parameter bentuk.
Motor Wiper digerakan oleh arus yang dialiri oleh baterai menuju
sekring dan ke saklar dan menuju ke motor wiper tersebut sehingga motor
wiper dapat bergerak dengan semestinya. Pada Wiper, ada tiga pergerakan
yang sering kita lihat yaitu pelan (Low Speed), cepat (High Speed) dan
pelan berjangka waktu (Intermittent). Kecepatan rendah dan tinggi wiper
dikontrol dengan mengatur arus yang mengalir dari brush ke armatur coil.
32
Jadi dapat di simpulkan bahwa kecepatan wiper diatur dengan cara
membatasi kecepatan putaran motor wiper. Bila arus mengalir pada
armatur coil dari brush kecepatan rendah, akan dihasilkan gaya perlawanan
elektromotive yang besar dan akaibatnya motor berputar pada kecepatan
rendah,
bila arus mengalir pada armatur coil dari brush kecepatan tinggi,
maka akan dihasilkan gaya balik elektromotive yang kecil, dan akibatnya
motor berputar pada kecepatan tinggi. Untuk lebih jelasnya kita akan bahas
cara kerja wiper satu-persatu. a. Wiring Cara kerja wiper ketika saklar pada
posisi Low Speed.
Pada saat saklar wiper pada posisi Low Speed, arus mengalir dari
Baterai - >terminal 18 ->Wiper switch Low/Mist point -> terminal 7-> Motor
wiper (low) -> masa. b. Wiring Cara kerja wiper ketika saklar pada posisi
High Speed Pada saat saklar wiper pada posisi High Speed, arus mengalir
dari Baterai -> Terminal 18 -> Wiper switch High point -> Terminal 13 ->
motor wiper (Hi) -> Massa
c. Wiring cara kerja wiper ketika saklar pada posisi Off. Pada saat
saklar wiper pada posisi Off, arus listrik mengalir dari Baterai - >Cam switch
point B ->Terminal 4 ->Relay point ->Wiper switch Off point -> Terminal 7 -
>motor wiper low (lo) -> massa d. Wiring Cara kerja wiper ketika saklar pada
posisi Intermittent.
Pada saat saklar wiper pada posisi Intermittent, arus mengalir dari
Baterai - >Terminal 18 ->relay coil>Tr 1->Terminal 16 -> Massa. Ketika relay
point bergeser ke sisi B, arus mengalir ke motor (Lo) dan motor berputar
pada kecepatan rendah.: arus mengalir dari , + Baterai ->Term 18->Relay
point B - >Wiper sw point INT -> Terminal 7 Wiper motor (Lo) -> Massa
Gangguan atau Kerusakan yang Sering Terjadi pada Motor Wiper
33
Pada saat motor wiperdijalankan, ternyata motor wiper tidak bekerja.
Penyebab kerusakan dari motor wiper diantaranya adalah sebagai berikut ;
Sekeringnya putus Hubungan antara poros dengan batang
penggeraknya putus Motor penggerak wiper rusak Wiper tidak bekerja
Hubungan kabel rusak Hubungan roda gigi pada wiper macet Tombol
rusak, motor listriknya rusak
Jika pada point diatas tidak bekerja maka motor penggerak rusak,
maka dapat dibongkar dan diperiksa di mana letak kerusakannya.
Pengertian Amplas Amplas adalah sejenis alat kerja yang terbuat dari
kertas atau kain yang telah ditambahkan dengan bahan yang kasar seperti
butiran pasir sehingga kadang-kadang disebut juga dengan kertas pasir.
34
Amplas lembaran ada yang terbuat dari kertas dan ada pula yang
terbuat dari bahan kain yang masing-masing memiliki fungsi atau kegunaan
yang berbeda-beda.Sedangkan amplas gulungan biasanya terbuat dari
bahan kain dan merupakanamplas serba guna. Kasar dan halusnya amplas
ditunjukkan oleh angka yang tercantum dibalik permukaan amplas yang
kasar.
35
pada rangkaian listrik tertutup. Berbagai jenis saklar tersedia sesuai
dengan fungsi, jenis dan cara pemasangannya. a. Saklar Tunggal Saklar
yang digunakan untuk menghidupkan dan mematikan satu buah atau satu
kelompok beban listrik. Dalam hal ini adalah beban penerangan atau lampu
listrik.
36
Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke
tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran
yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.Berikut ini
adalah gambar bentuk dan simbol Transformator : Prinsip Kerja
Transformator (Trafo) Sebuah
37
Transformator tersebut diantaranya seperti : E – I Lamination E – E
Lamination L – L Lamination U – I Lamination Rasio lilitan pada kumparan
sekunder terhadap kumparan primer menentukan rasio tegangan pada
kedua kumparan tersebut. Sebagai contoh, 1 lilitan pada kumparan primer
dan 10 lilitan pada kumparan sekunder akan menghasilkan tegangan 10
kali lipat dari tegangan input pada kumparan primer.
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil proses pembuatan alat penghalus main journal crankshaft,
dapat diambil kesimpulan : 1. Hal-hal yang berpengaruh dalam proses
pembuatan alat penghalus main journal crankshaft meliputi waktu kegiatan,
tempat kegiatan, bahan, alat bantu yang digunakan serta biaya yang
digunakan.
39
pembuatan dan pemasangan tiap-tiap komponen sangat perlu
diperhitungkan/dipertimbangkan terlebih dahulu agar tidak terjadi
kesalahan. 4. Proses pengujian dari alat penghalus main journal crankshaft
dilakukan untuk untuk mengetahui apakah alat yang dibuat ini lebih efisien
dibandingkan dengan metode manual. 5. Perawatan dan perbaikan
merupakan salah satu tindakan agar alat yang telah dibuat ini dapat
bertahan lama
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan : 1. Sebelum membuat
suatu alat hendaknya membuat design dan memperhitungkan terlebih
dahulu berapa ukuran yang akan dibuat. 2. Belilah bahan-bahan yang
terlebih dahulu dianggap penting. Pastikan untuk membeli bahan dan
material sesuai dengan fungsi dan kegunaanya. 3. Pergunakan waktu
dengan seefektif mungkin. 4. Sering-seringlah berkonsultasi dengan dosen
pembimbing. 5. Perhatikan kesehatan, keselamatan, kerja ( K3 ) dalam
bekerja .
40
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.iti.ac.id/bitstream/123456789/901/3/3%20BAB%20I.pdf
(Diakses pada hari Jum’at 30 Juni pada pukul 01.10 WIB).
http://eprints.polsri.ac.id/1848/3/BAB%202.pdf
(Diakses pada hari Jum’at 30 Juni pada pukul 02.00 WIB).
http://eprints.polsri.ac.id/1872/6/BAB%205.pdf
(Diakses pada hari Jum’at 30 Juni pada pukul 02.30 WIB).
https://repository.widyatama.ac.id/server/api/core/bitstreams/dd87cadd227
9-4e30-96f8-dd9731311804/content
(Diakses pada hari Jum’at 30 Juni pada pukul 02.40 WIB).
http://repository.pipsemarang.ac.id/858/11/FIX%20BAB%202%20P
DF.pdf
(Diakses pada hari Jum’at 30 Juni pada pukul 02.53 WIB).
41