BPTP GORONTALO
STRUCTURE ANALYSIS REPORT OF BPTP GORONTALO
BUILDING
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN.................................................................................... 1
STRUKTUR ............................................................................................ 6
ii
BAB III ANALISIS STRUKTUR ....................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 2 Tekanan Angin Desain untuk Sistem Penahan Beban Angin Utama
(SPBAU) .................................................................................................................... 17
Gambar 3. 9 Menginput Parameter Beban Gempa (Modify Lateral Load pada Load
Pattern) ....................................................................................................................... 22
Gambar 3. 10 Input Massa Beban Mati tambahan dan Beban Hidup ........................ 23
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL
vi
Vn Gaya geser nominal
s Spasi tulangan
Tu Momen puntir terfaktor
𝐴𝑐𝑝 Luas penampang bruto
𝑝𝑐𝑝 Keliling penampang bruto
𝐴𝑡 Luas sengkang untuk torsi
𝑆 Panjang bentang balok yang dipasang sengkang torsi
𝐴0ℎ Luas batas sengkang luar
𝑓𝑦𝑡 Tegangan leleh tulangan sengkang
𝐴𝑙 Luas tulangan longitudinal torsi
𝑝ℎ Keliling daerah yang dibatasi oleh sengkang tertutup
k Rasio kelangsingan
lu Panjang tak tertumpu kolom
r Jari-jari girasi
𝛿𝑏 Keliling daerah yang dibatasi oleh sengkang tertutup
k Rasio kelangsingan
lu Panjang tak tertumpu kolom
D Beban mati
L Beban hidup
Lr Beban hidup atap
R Beban air hujan
W Beban angin
E Beban gempa
𝑆𝑠 Percepatan batuan dasar pada perioda pendek
𝑆1 Percepatan batuan dasar pada perioda 1 detik
𝐹𝑎 Koefisien situs pada perioda pendek
𝐹𝑣 Koefisien situs pada perioda 1 detik
𝑆𝑀𝑆 Parameter spektrum respons percepatan pada perioda pendek
𝑆𝑀1 Parameter spektrum respons percepatan pada perioda 1 detik
𝑆𝐷𝑆 Parameter percepatan spektral desain pada perioda pendek
𝑆𝐷1 Parameter percepatan spektral desain pada perioda 1 detik
Kd Faktor arah angin
Kzt Faktor topografi
G Faktor efek tiupan angin
vii
GCpi Koefisien tekanan internal
Kz Koefisien eksposur tekanan velositas
𝐼𝑒 Kategori risiko bangunan dan faktor keutamaan
R Koefisien modifikasi respons
Ω0 Faktor kuat-lebih sistem
Cd Faktor pembesaran defleksi
qz Tekanan velositas
SDL Beban mati tambahan
T Perioda fundamental
Cs Koefisien dasar seismik
ed Eksentrisitas rencana
viii
BAB I
PENDAHULUAN
dunia, pembangunan berjalan tanpa henti untuk menunjang kebutuhan hidup yang
terus meningkat tak terkecuali di Indonesia yang saat ini bergiat memajukan
pun mulai bergulir dan turut mendorong pertumbuhan akan infrastruktur dan salah
satunya adalah fasilitas gedung. Bangunan gedung merupakan wujud fisik hasil
baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan agama, kegiatan usaha, kegiatan
sosial dan budaya, maupun kegiatan khusus. Mengingat fungsi dari gedung
stabil, cukup kuat, dan memenuhi tujuan-tujuan lainnya seperti keekonomisan dan
kemudahan dalam pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil bila struktur tersebut
tidak mudah terguling, miring atau tergeser selama umur bangunan yang
1
direncanakan. Suatu struktur disebut cukup kuat dan mampu layan bila
selama masa yang direncanakan adalah kecil dan dalam batas yang dapat diterima.
bangunan yang aman, nyaman, kuat, efisien dan ekonomis. Suatu konstruksi
gedung harus mampu menahan beban dan gaya-gaya yang bekerja pada
konstruksi itu sendiri, sehingga struktur gedung aman dalam jangka waktu yang
direncanakan.
kaidah perencanaan struktur tahan gempa serta lemahnya pengawasan pada saat
struktur.
Gedung BPTP Gorontalo yang berada di Jalan Moch. Van Gobel No.270
struktur gedung yang aman dan mengacu pada kaidah perencanaan struktur
analisa struktur tahan gempa terhadap gedung BPTP Gorontalo, yang kemudian
2
menyusunnya dalam sebuah laporan yang berjudul “Laporan Analisa Struktur
3
Perhitungan momen-momen lentur akibat beban vertikal dan horizontal,
gaya geser, dan gaya aksial baik pada konstruksi baja maupun konstruksi
spektrum.
BAB I : Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang apa yang menjadi latar belakang maslah,
4
BAB II : Gambaran Umum dan Metodologi Perencanaan Struktur
BAB V : Penutup
Bab ini memuat kesimpulan hasil analisis struktur dan saran yang
5
BAB II
STRUKTUR
123°07'02.9"BT.
Struktur atas gedung ini berupa kolom, balok, dan pelat merupakan
perkantoran.
b) Data Material
6
3. Jenis baja ringan cold formed yang digunakan adalah G50.
Beban mati yang bekerja pada struktur disajikan pada Tabel 3.1 dan 3.2.
Beban hidup minimum yang bekerja pada struktur disajikan pada Tabel
2.3 .
7
Tabel 2. 3 Beban Hidup Minimum, L
BEBAN HIDUP MINIMUM
Merata (𝒌𝒈/𝒎𝟐 ) Terpusat (𝒌𝒈)
PADA LANTAI GEDUNG
Ruang pertemuan 479
Ruang makan dan restoran 479
Pelat atap 96 89
Atap 96
479 133
Tangga dan jalan keluar
Gudang penyimpanan barang 600
Pekarangan dan teras, jalur pejalan
479
kaki
(Sumber : SNI 1727-2013)
Beban Gempa, E (Earthquake)
berikut:
8
e. Parameter percepatan spektral desain pada perioda pendek,
2
𝑆𝐷𝑆 = 3 𝑆𝑀𝑆 = 1,122
Mulai
Pembatasan Masalah:
Metode perencanaan struktur beton bertulang
Hasil Perancangan
Kontrol
Ya
Selesai
Gambar 3. 1 Diagram Alir Analisis Struktur Gedung BPTP Gorontalo
9
BAB III
ANALISIS STRUKTUR
Tabel 3.1.
A. Dimensi Balok
Berdasarkan denah balok, terdapat tiga jenis balok yang digunakan dalam
konstruksi, yaitu balok dengan ujung satu menerus, balok dengan dua ujung
menerus, dan balok dengan dua tumpuan sederhana. Berdasarkan SNI 2847-2013
Pasal 9.5.2.2, tinggi minimum balok dengan mutu baja selain 420 MPa adalah:
𝑙 𝑓𝑦
ℎ𝑚𝑖𝑛 = (0,4 + )
18,5 700
10
Balok dengan dua ujung menerus
𝑙
ℎ𝑚𝑖𝑛 = (0,4 + 𝑓𝑦 /700)
21
𝑙
ℎ𝑚𝑖𝑛 = (0,4 + 𝑓𝑦 /700)
16
3.2.
Kode Dimensi
Balok
mm2
200 x 300
B1
200 x 300
250 x 500
B2
250 x 500
300 x 600
B3
300 x 600
150 x 200
BA1
300 x 600
200 x 300
BA2
200 x 300
300 x 600
BA3
300 x 600
B. Dimensi Pelat
pelat satu arah dan pelat dua arah. Dari data perencanaan struktur, diperoleh tebal
11
Tabel 3. 3 Tebal Pelat yang Digunakan pada Perencanaan
C. Dimensi Kolom
Diperoleh dimensi kolom dari data awal perencanaan yang disajikan pada
Tabel 3.4.
Kode Dimensi
Kolom
mm2
K2 300 x 300
K3 300 x 400
K4 300 x 500
12
B. Beban Mati pada Pelat Lantai Atap
beban hidup yang bekerja pada lantai bangunan disajikan pada Tabel 3.5.
13
Tabel 3. 5 Beban Hidup yang Bekerja pada Struktur
BEBAN HIDUP MINIMUM
Merata (𝒌𝒈/𝒎𝟐 ) Terpusat (𝒌𝒈)
PADA LANTAI GEDUNG
Ruang pertemuan 500
Pelat atap 100
Atap 100
Tangga dan jalan keluar 500
Gudang penyimpanan barang 500
sebagai berikut:
14
d. Koefisen Situs dan Parameter Respons Spektral Percepatan Gempa
𝑆𝑀𝑆 = 𝐹𝑎 𝑆𝑠 = 1,683
𝑆𝑀1 = 𝐹𝑉 𝑆1 = 1,001
2
𝑆𝐷𝑆 = 𝑆𝑀𝑆 = 1,12
3
2
𝑆𝐷1 = 𝑆 = 0,667
3 𝑀1
e. Kategori Desain Seismik
perioda pendek, 𝑆𝐷𝑆 dan pada perioda 1 detik, 𝑆𝐷1 adalah kategori D.
f. Prosedur Analisis
15
Prosedur analisis yang boleh digunakan berdasarkan SNI 1726-2012 Pasal
Analisis Spektrum
Prosedur Riwayat
Lateral Ekivalen
Respons Seismik
Respons Ragam
Analisis Gaya
Ketegori Desain Seismik Karakteristik Struktur
Pemilihan sistem struktur dan parameter sistem disajikan pada Tabel 4.7.
16
Gambar 3. 2 Tekanan Angin Desain untuk Sistem Penahan Beban Angin Utama
(SPBAU)
Data yang digunakan dalam menentukan beban angin desain adalah
sebagai berikut.
qz
Lantai h (m) Kz (kg/m2)
Atap 9,50 1,02 99,88
Lantai atap 6,00 0,98 96,63
17
3.2.4.1 Angin pada Sumbu X (Angin dari Arah Kiri ke Kanan)
Penentuan koefisien tekanan eksternal atap pada sumbu X disajikan pada Tabel
3.9.
Besarnya beban angin yang bekerja pada sumbu X disajikan pada Tabel 3.11.
18
3.3 Permodelan Struktur
file model, penginputan data jumlah lantai, ketinggian, jarak grid bangunan,
19
Gambar 3. 4 Penggambaran Elemen Struktur
Definisi jenis material konstruksi gedung ditunjukkan pada Gambar 3.5
20
Gambar 3. 7 Input Data Properti Material Besi Tulangan
dengan kolom maka momen pada kolom akibat beban di atasnya akan masuk ke
tie beam. Tie beam dalam hal ini mempunyai efek memperkaku kolom.
Sedangkan untuk mengetahui besarnya joint reaction pada pondasi, maka tie
beam dihapus, dan tumpuan diasumsikan sebagai jepit, karena kolom dianggap
21
3.3.4 Memasukkan Data Penampang
secara otomatis dalam ETABS dengan memberikan faktor pengali berat sendiri
(self weight multiplier) sama dengan 1, sedangkan beban mati tambahan, beban
hidup, beban angin, dan beban gempa diberikan faktor pengali sama dengan 0,
karena beban tersebut diinput secara manual. Input beban gempa ditunjukkan pada
Gambar 3.9.
22
3.3.6 Mendefinisikan Kombinasi Pembebanan
elemen struktur, beban mati tambahan, beban hidup pada atap, dan beban hidup
23
3.3.8 Menetapkan Elemen pada Sistem Struktur
struktur - Klik kanan elemen yang akan digunakan pada Tab Model Explorer -
Assign.
Agar tegangan yang bekerja pada pelat dapat merata, maka pelat dibagi
gempa rencana dan massa total struktur. Massa tambahan yang diinput pada
ETABS meliputi massa akibat beban mati tambahan dan beban hidup.
melebihi hasil koefisien batasan atas pada perioda yang dihitung (Cu) dan
Keterangan:
24
Dari hasil Running program ETABS dengan menggunakan Modal Case Eigen,
0,05.
d. Kombinasi Modal
25
e. Faktor Skala
struktur melalui program ETABS, balok induk dan balok anak dinyatakan tidak
aman. Warna merah menunjukkan bahwa rasio tegangan yang terjadi terhadap
𝜎
tegangan kapasitas penampang lebih besar dari satu (𝜎 > 1 ). Pada Gambar 3.12
𝑅
dan Gambar 3.13 tampak bahwa balok induk dan balok anak mengalami
direncanakan tidak aman terhadap kombinasi pembebanan tetap (beban mati dan
beban hidup), struktur yang direncanakan sebelumnya juga tidak aman terhadap
kombinasi pembebanan sementara (beban mati, beban hidup, dan beban angina)
26
Gambar 3. 12 Pengecekan Struktur dengan ETABS pada Lantai 1
27
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gedung BPTP Gorontalo yang berada pada kelas situs tanah sedang (SD)
diperoleh hasil desain masing-masing elemen dan komponen struktur yang tidak
4.2 Saran
Saran dari penulis yang perlu diperhatikan adalah struktur pada BPTP
28
DAFTAR PUSTAKA
Akkas, Abdul Madjid, dkk. (2008). Struktur Beton Bertulang I. Makassar: Jurusan
ASCE/SEI. (2010). Minimum Design Loads for Buildings and Other Structures
Asroni, Ali. (2010). Balok dan Pelat Beton Bertulang. Surakarta: Graha Ilmu.
Asroni, Ali. (2010). Kolom Fondasi dan balok T Beton Bertulang. Surakarta:
Graha Ilmu.
Jakarta: BSN.
CSI. (2014). Steel Frame Design Manual AISC 360-10 for ETABS 2015.
Berkeley: CSI.
Dewobroto, Wiryanto. (2007). Aplikasi Rekayasa Konstruksi dengan SAP 2000.
Bandung: ITB.
Surabaya: ITSPRESS.
Jakarta: Erlangga.
Sunggono Kh. (1995). Buku Teknik Sipil. Jakarta: Nova.
http://www.bgstructuralengineering.com/BGASCE7/BGASCE7007/