Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 8, No.8, Juni 2022

Analisis Perhitungan Poros, Pulley dan V-belt pada Sepeda Motor Honda Vario 125CC
2018

Agung Izzulhaq Choerullah1, Ratna Dewi Anjani2, Farradina Choria Suci3


1,2,3
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang
Jl. H.S Ronggowaluyo, Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang, 4136.
Email: 11810631150011@student.unsika.ac.id; 2ratna.dewi@ft.unsika.ac.id;
3
farradina.cs@ft.unsika.ac.id , HP. 081383164007

Info Artikel Abstract:


Sejarah Artikel: In the automotive world today, there are many two-wheeled
Diterima: 25 Mei 2022 vehicles with automatic transmission which have become the
Direvisi: 29 Mei 2022 primary need for many people. To be able to work the vehicle,
Dipublikasikan: Juni 2022 one that can support the running of the vehicle is the axle on the
e-ISSN: 2089-5364 CVT (Continously Variable Transmission). Likewise with this
p-ISSN: 2622-8327
study, which aims to analyze the calculation of the shaft, pulley
DOI: 10.5281/zenodo.6604957
and v-belt on the 2018 Honda Vario 125cc motorcycle in order
to meet the required criteria and applicable standards. The type
of research used is experimental research, data collection is
carried out directly. From the calculation analysis that has been
carried out, the results obtained; Shaft Diameter = 17.1 mm,
Drive Pulley Diameter = 125 mm, Driven Pulley Diameter = 150
mm, Type B standard belt type with the following specifications;
Width = 17 mm, Thickness = 11 mm, Groove Angle = 38°,
Rubber Density = 1140 kg/cm3, Maximum Tensile Stress = 1.72
Mpa, Velocity V – Belt = 11.77 m/sec, Length V – Belt = 1071.1
mm, maximum tension V – Belt = 250.8 N, Voltage requirement
V – Belt = 152.9 N, so that V – belt with Type B can be said to
be safe.

Keywords: CVT (Continously Variable Transmission), shaft ,


pulley, v-belt.

PENDAHULUAN kondisi yang siap digunakan. Untuk dapat


Dalam dunia otomotif saat ini banyak bekerjanya kendaraan tersebut, salah satu
kendaraan yang sudah dijadikan kebutuhan yang dapat mendukung berjalannya
primer akan satu perusahaan atau individu. kendaraan adalah poros pada CVT
Sehingga faktor pendukung yang dapat (Continously Variable Transmission).
menyempurnakan kendaraan tersebut Poros ini berfungsi untuk meneruskan
haruslah dipersiapkkan dan sudah pada putaran daripada poros engkol ke Pulley
1
Primer kemudian putaran tersebut rumah, baik dengan atau tanpa kereta
diteruskan pada Pulley Sekunder yang samping. Sebuah sepeda motor adalah
dihubungkan dengan menggunakan V-belt. kendaraan beroda dua yang ditenagai oleh
Dengan begitu kondisi poros yang akan sebuah mesin. Rodanya sebaris dan pada
digunakan harus dalam keadaan yang siap kecepatan tinggi sepeda motor tetap tidak
dipakai. terbalik dan stabil disebabkan oleh gaya
Sehingga terjadi kekurangan atau giroskopik; pada kecepatan rendah
cacat pada poros tersebut, maka akan terjadi pengaturan berkelanjutan setangnya oleh
kondisi poros tersebut baik dari segi pengendara memberikan kestabilan
material ataupun ukurannya dan harus (Cossalter, 2006).
dalam kondisi yang sudah siap untuk
dipergunakan. Jika penggantian dengan Pengertian Poros
poros yang sempurna. Untuk itu maka Poros adalah suatu bagian stasioner
dalam pembuatan poros tersebut harus yang berputar, biasanya berpenampang
benar – benar menggunakan perhitungan bulat dimana terpasang elemen-elemen
dengan ketelitian yang tinggi. Dengan seperti roda gigi (gear), Pulley, flywheel,
demikian haruslah diketahui tingkat engkol, sprocket dan elemen pemindah
kekuatan, ketahanan dalam tumpuan beban lainnya. Poros bisa menerima beban lentur,
dari poros tersebut. Untuk keseimbangan beban tarikan, beban tekan atau beban
yang akan terjadi pada poros tersebut dapat puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau
dilakukan dengan menghitung dari berupa gabungan satu dengan lainnya
tegangan yang akan terjadi pada poros (Shigley, 1983).
tersebut dapat dilakukan dengan Poros dalam sebuah mesin berfungsi
menghitung dari tegangan berdasarkan untuk meneruskan tenaga bersama-sama
gaya – gaya yang diberikan oleh beban – dengan putaran. Setiap elemen mesin yang
beban yang ada. berputar, seperti cakaran tali, puli sabuk
Dalam pelaksanaan suatu analisis mesin, piringan kabel, tromol kabel, roda
elemen mesin diperlukan usaha yang jalan dan roda gigi. Dipasang berputar
sungguh - sungguh untuk menunjang suatu terhadap poros dukung yang tetap atau
keberhasilan. Selanjutnya diperlukan pula dipasang tetap pada poros dukung yang
suatu penguasaan dasar-dasar analisis serta berputar (Auto2000, 2020).
pengalaman, sehingga dapat dihasilkan
analisis elemen mesin yang cukup Material Poros
berkualitas dan dapat Bahan poros umumnya dibuat dari
dipertanggungjawabkan. Hal ini semua baja batang yang ditarik dingin dan difinis,
diperlukan karena mengingat banyak sekali baja karbon konstruksi mesin (s-c) yang
faktor yang harus dipertimbangkan, baik dihasilkan dari ingot yang di “kill”.
dari segi fungsi, penggunaan, konstruksi, Meskipun demikian bahan ini kelurusannya
maupun segi keamanan. Tanpa dedikasi agak kurang tetap dan dapat mengalami
terhadap tugas analisis, sangat sulit untuk deformasi karena tegangan yang kurang
mengintegrasikan semua faktor tersebut ke seimbang, misalnya bila diberi alur pasak,
dalam suatu desain. Demikian pula halnya karena adanya tegangan sisa diterasnya.
dengan analisis perhitungan poros, pulley Poros-poros yang dipakai untuk
dan v-belt ini bertujuan untuk menganalisis meneruskan putaran tinggi dan beban berat
suatu poros, pulley dan v-belt agar umumnya dibuat dari baja paduan dengan
memenuhi kriteria yang dibutuhkan serta pengerasan kulit yang sangat tahan
standar yang berlaku, namun juga tidak terhadap keausan (Khurmi, 1982). Dalam
mengabaikan segi ekonomisnya. perancangan kali ini dipilih material baja
Sepeda Motor adalah kendaraan berdasarkan dengan nilai tegangan geser
bermotor roda dua atau tiga, tanpa rumah yang sudah ditentukan.

2
Diagram Alir Perhitungan dan
Tabel 1 Nilai Tegangan Geser (Mpa) Perancangan Elemen Mesin
(Popov, 1984)
Material Shear Mulai
A
Stress
(𝜏max)
- daya yang akan Diameter Minimum
S20C 165 MPa ditransmisikan p (kW) Pulley (mm)
S60C 250 MPa - Putaran Poros N1(rpm)
-Perbandingan Transmisi
S60C 310 MPa Kecepatan v-belt
(m/s)

Pulley Faktor Koreksi ƒc Perhitungan Panjang v-


Pulley adalah elemen mesin yang belt (mm)

berfungsi untuk meneruskan daya dari satu Perhitungan Momen Puntir N


(rpm) Perhitungan Teganan Sisi v-
poros ke poros yang lain dengan belt
menggunakan sabuk. Pulley bekerja dengan Perhitungan Momen
mengubah arah gaya yang diberikan, Lentur (kg) Sudut Kontak v-
belt
mengirim gerak dan mengubah arah rotasi. Daya Rencana Pd
Pulley tersebut berasal dari besi cor, baja (kW)
Daya yang
cor, baja pres atau aluminium (Mott, 2009). ditransmisikan v-belt
Bahan Poros dan
Perlakuan panas
V-belt Dimensi v-belt yang
Perhitungan Diameter Poros disarankan
Sebagian besar sistem transmisi (mm)
menggunakan sabuk V karena pemasangan
Faktor Keamanan (sf)
yang mudah dan harga yang ekonomis.
Sistem transmisi sabuk V dapat Tidak
menghasilkan daya yang besar padda - Diameter Poros
- Diameter Pulley
tegangan yang relatif rendah. Sabuk V - Penampang v-belt
adalah sistem transmisi penghubung yang
terbuat dari karet dan mempunyai Ya

penampang trasium yang dibelitkan Didapatkan Diameter Poros


Selesai
mengelilingi alur puli yang berbentuk V (mm)

(Mott, 2009).
A

Gambar 2. Diagram Alir Perhitungan dan


Perancangan Elemen Mesin
Gambar Elemen Mesin
Sepeda Motor Honda Vario 125cc 2018.
1 7 8

Gambar 1. Gaya Pada V – Belt

2
3 4
5 6

Gambar 3. Sepeda Motor Honda Vario


125cc 2018.
METODOLOGI PENELITIAN
Keterangan Gambar :

3
1. Spion 1. Primary Drive Shaft
2. Roda Depan 2. Bearing Comp Drive Shaft
3. Shock Breaker Depan
4. CVT (Continously Variable Pulley dan V – Belt
8
Transmission)
5. Filter Box
6. Roda Belakang
1
7. Jok
7
8. Shock Breaker Belakang 2

CVT (Continously Variable Transmission) 3


2 4
1 3

5
6
4

Gambar 6. Pulley dan V – Belt


Keterangan Gambar :
1. Secondary Fixed Sheave
(Pulley Tetap)
5 6 8 2. Secondary Sliding Sheave
7 (Pulley Bergerak)
Gambar 4. CVT (Continously Variable 3. Clutch Carier
Transmission) 4. V - Belt
Keterangan Gambar : 5. Clutch Housing
1. Primary Sliding Sheave (Pulley 6. Primary Fixed Sheave (Pulley
Bergerak) Tetap)
2. V - Belt 7. Slider
3. Secondary Fixed Sheave (Pulley
Tetap) 8. Primary Sliding Sheave
(Pulley Bergerak) dan Roller
4. Secondary Sliding Sheave (Pulley
Bergerak)
5. Primary Fixed Sheave (Pulley Spesifikasi Sepeda Motor Honda Vario
Tetap) 125cc 2018
6. Clutch Carier Adapun spesifikasi sepeda motor pada
7. Primary Drive Shaft perhitungan kali ini sebagai berikut.
8. Clutch Housing 1. Mesin
Tabel 2 Tipe Mesin Sepeda Motor Honda
Poros (Primary Drive Shaft) Vario 125cc 2018 (ASTRA, 2019).
Tipe Mesin 4-Langkah, SOHC,
eSP, Pendinginan
2
Cairan
1
sistem suplai PGM-FI
bahan bakar (Programmed Fuel
Injection)
Gambar 5. Poros (Primary Drive Shaft) diameter x 52,4 x 57,9 mm
Keterangan Gambar : langkah

4
tipe transmisi Automatic , V – Sistem Full transisterized
Matic Pengapian
daya maksimum 8,2 kW (10,9964 HP
) / 8.500 rpm Tipe Busi NGK CPR9EA-9 /
torsi maksimum 10,8 Nm (1,1 kgf.m) Denso U27EPR9
/ 5.000 rpm Lampu LED 2,2W x 2 (low),
tipe starter Elektrik Depan 4,4W x 2 (high)
tipe kopling Automatic
Centrifugal Clutch Spesifikasi Elemen Mesin
Dry Type Adapun spesfikasi elemen mesin
dalam perancangan kali ini berdasarkan
2. Rangka dan kaki – kaki hasil pengukuran secara langsung dengan
Tabel 3 Rangka dan kaki - kaki Sepeda menggunakan penggaris dan jangka sorong.
Motor Honda Vario 125cc 2018 (ASTRA,
2019). 1. Spesifikasi Poros pada Sepeda Motor
tipe rangka Underbone Honda Vario 125cc 2018
Berdasarkaan hasil pengukuran yang
tipe suspensi Telescopic
dilakukan dilapangan yaitu sebagai berikut:
depan
Tabel 6 hasil pengukuran poros pada
tipe suspensi Swing Arm dengan sepeda motor honda vario 125cc 2018
belakang suspensi Tunggal Diameter Poros 20 mm
ukuran ban 80/90 – 14M/C 40P Engkol/Crankshaft
depan Tubeless Diameter Poros (Primary 18 mm
ukuran ban 90/90 – 14M/C 46P Drive Shaft)
belakang Tubeless Jarak antara sumbu poros 304 mm
rem depan Cakram Hidrolik,
Piston Tunggal
rem belakang Tromol Material yang digunakan Baja S45C
Sumber : (pengolahan data)
3. Kapasitas
Tabel 4 Kapasitas Sepeda Motor Honda
2. Spesifikasi Pulley dan V - Belt pada
Vario 125cc 2018 (ASTRA, 2019).
Sepeda Motor Honda Vario 125cc
Kapasitas 5,5 Liter
2018.
Tangki Bahan
Tabel 7 hasil pengukuran pulley dan v-belt
Bakar
sepeda motor honda vario 125cc 2018
Kapasitas 0,8 Liter pada
Diameter pulley 116,83 mm
Minyak Penggantian Periodik penggerak
Pelumas (Primary Sliding
Sheave)
4. Kelistrikan Diameter pulley 146, 85 mm
Tabel 5 Tipe Kelistrikan Sepeda Motor digerakkan
Honda Vario 125cc 2018 (ASTRA, 2019). (Secondary Sliding
Sheave)
Tipe MF 12V-5 Ah V-belt set Tipe A (1 pcs)
Baterai atau Berat Pulley 1 kg
aki Berat V-belt 0,45 kg
Sumber : (pengolahan data)

5
Tabel 8 Jenis – jenis Faktor koreksi
HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan daya yang ditransmisikan
Perhitungan Poros (Popov, 1984).
1. Perbandingan Reduksi (i) Daya yang fc
Dalam perhitungan perbandingan ditransmisikan
reduksi antara poros driver dengan driven, Daya rata – rata 1,2 – 2,0
perancang menentukan besaran putaran yang diperlukan
yang terjadi pada poros driver sebesar Daya maksimum 0,8 – 1,2
1.500 Rpm, dengan pertimbangan sebagai yang diperlukan
berikut: Daya normal 1,0 – 1,5
a. Menganalisa perbandingan rata –
rata putaran pada sepeda motor
Dalam perhitungan poros ini faktor
matic.
koreksi ditentukan berdasarkan tabel
b. Mempertimbangkan jarak yang
diatas, dimana daya maksimum yang
terdapat pada CVT (Continously
Variable Transmission). diperlukan sebagai daya rencana dengan
c. Mempertimbangkan hasil daripada faktor koreksi sebesar fc = 1,2. Harga ini
perhitungan perbandingan putaran diambil dengan pertimbangan bahwa pada
poros driver dan juga driven. poros terjadi kejutan pada waktu
Didapatkan rumus perbandingan reduksi meneruskan daya, dan juga pertimbangan
untuk menentukan besaran perbandingan ini diambil dengan lamanya penggunaan
pusaran pada poros (Primary Drive Shaft) motor pada interval 3-5 jam, sehingga
sebagai berikut: poros yang akan direncanakan semakin
𝑁1 𝑑2
= 𝑑1 = i aman terhadap kegagalan akibat momen
𝑁2
puntir yang terlalu besar.
Keterangan : 3. Rumus Daya Rencana
N1 = 1.800 rpm Pd = N.fc
N2 = 1.500 rpm
Keterangan :
Berdasarkan pertimbangan di atas
didapatkan nilai pada putaran poros N = 8,2 kW
(Primary Drive Shaft) yaitu sebesar 1.500 Fc = 1,2
rpm.
Perhitungan Perbandingan Reduksi (i) : Sehingga :
𝑁1 𝑑2
i = 𝑁2= 𝑑1 Pd = N. fc
1.800 𝑟𝑝𝑚
i = 1.500 𝑟𝑝𝑚 Pd = 8,2 kW . 1,2
i = 1,2 Pd = 9,84 kW
Berdasarkan perbandingan di atas Berdasarkan perhitungan diatas, maka
didapatkan nilai pada perbandingan reduksi didapatkan daya yang akan direncanakan
antara putaran poros (Primary Drive Shaft) pada poros sebesar 9,84 kW.
dengan Poros Engkol/Crangkshaft yaitu
4. Momen Puntir Pada Poros
sebesar 1,2.
Didapatkan rumus dalam menentukan
2. Faktor Koreksi Daya (fc) besaran momen puntir yang terjadi pada
Poros sebagai berikut :
𝑃 𝑥 60
T1 = 2 𝑥 𝜋 𝑥 𝑛

6
Keterangan : Jadi Reaksi total gaya pada poros sebesar
P = 8,2 kW = 8.200 Watt 49,03 N
N1 = 1.800 rpm
N2 = 1.500 rpm b. Analisa momen lentur pada poros
Sehingga: F1 F2
𝑃 𝑥 60
T1 = 2 𝑥 𝜋 𝑥 𝑛 1 2
8.200 𝑊𝑎𝑡𝑡 𝑥 60
T1 = 2 𝑥 𝜋 𝑥 1.800 𝑟𝑝𝑚

T1 = 43,52 N.m Ray


𝑃 𝑥 60 25 47,75 23,55 53,5
T2 = 2 𝑥 𝜋 𝑥 𝑛
8.200 𝑊𝑎𝑡𝑡 𝑥 60
T2 = 2 𝑥 𝜋 𝑥 1.500 𝑟𝑝𝑚 149,5

T2 = 52,22 N.m Gambar 8. Analisa DBB Poros Belakang


(Primary Drive Shaft)
5. Momen Lentur pada Poros (Primary
c. Menghitung momen lentur pada
Drive Shaft) potongan 1-1 (0 mm ≤ x < 25 mm)
F2 29 ,42 N
F1

B v M
A
25 M 71,3
Ray
25 mm
149,5
x

Gambar 7. DBB Poros Belakang (Primary


Drive Shaft)
Σ𝑀1−1 = 0 Σ𝑀1−1 = 0
Keterangan : 𝑀 − 𝐹1 (𝑥 − 0,025) = 0
F1 = 29,42 N (gaya radial suspensi) 𝑀 − 29,42 𝑁 (𝑥 − 0,025) = 0
𝑀 − 29,42 𝑁 (𝑥) + 0,7355 𝑁𝑚 = 0
F2 = 19,61 N (gaya radial suspensi) 𝑀 = 29,42 𝑁 (𝑥) − 0,7355𝑁𝑚
Ray = reaksi bantalan poros (N)
𝑥 = 0,025 𝑚 =>
a. Menghitung reaksi – reaksi gaya pada
𝑀𝐹1 = 29,42 𝑁 (0,025) − 0,7355 𝑁𝑚
poros 𝑀𝐹1 = 0 𝑁𝑚
Σ𝐹𝑥 = 0
𝑥 = 0,072 𝑚 =>
Σ𝐹𝑦 = 0
𝑀𝑓2 = 29,42 𝑁 (0,072) − 0,7355𝑁𝑚
𝑅𝑎𝑦 − 𝐹1 − 𝐹2 = 0 𝑀𝑓2 = 1,382 𝑁𝑚
𝑅𝑎𝑦 − 29,42 𝑁 − 19,61 𝑁 = 0 Jadi Momen Lentur yang bekerja pada
𝑅𝑎𝑦 = 49,03 𝑁 potongan ke-dua bernilai nol (0) saat x =
0,025 m dan benilai 1,382 Nm saat x =
0,127 m.

7
d. Menghitung momen lentur pada 6. Diameter Poros
potongan 2-2 (25 mm ≤ x < 96 mm) Didapatkan rumus dalam menentukan
besaran Diameter Poros sebagai berikut:
29,42 N 19,61 N
𝑆𝑦 32 𝑇
v M = . √(𝑀𝑙)2 + ( )2
𝐹𝑠 𝜋.𝑑3 2

32.𝐹𝑠 𝑇
d3 = . √(𝑀𝑙)2 + (2)2
25 mm 47,75 mm 23,55mm 𝜋.𝑆𝑦

49,03N Setelah didapatkan rumus Diameter


x Poros, maka dapat dimasukan datanya
sesuai dengan yang didapatkan pada tabel
spesifikasi dan tabel material (tabel 1).
Σ𝑀2−2 = 0
𝑀 − 𝑓1 (𝑥 − 0,025) − 𝑓2 (𝑥 − 0,072) = 0 a. Material S20C (rol panas)
𝑀 − 29,42 𝑁(𝑥 − 0,025) − 19,61 𝑁 (𝑥 −
32.𝐹𝑠 𝑇
0,072) = 0 d3 = 𝜋.𝑆𝑦
.√(𝑀𝑙)2 + (2)2
𝑀 − 29,42 𝑁(𝑥) − 0,7355𝑁𝑚 − 19,61 𝑁(𝑥)
− 1,411𝑁𝑚 = 0 d3 =
𝑀 − 9,81 𝑁(𝑥) − 06755 𝑁𝑚 32 . 2,3 52,2 𝑁𝑚 2
𝑀 = 9,81 𝑁(𝑥) + 0,6755 𝑁𝑚 .√(1,617 𝑁𝑚)2 + ( )
𝜋 . 165 𝑀𝑃𝑎 2

𝑥 = 0,072 𝑚 => d3 = 0,142 . √683,82 𝑁𝑚


𝑀𝑓2 = 9,81 𝑁(0,072) + 0,6755 𝑁𝑚 d3 = 0,142 x 26,14 Nm
𝑀𝑓2 = 1,381 𝑁𝑚
d3 = 3,71 Nm
3
𝑥 = 0,096 𝑚 => d = √3.710𝑁𝑚𝑚
𝑀𝑅𝑏 = 9,81 𝑁(0,096) + 0,6755 𝑁𝑚 d = 15,4 mm
𝑀𝑅𝑏 = 1,617 𝑁𝑚
Berdasarkan perhitungan di atas
Jadi Momen Lentur yang bekerja pada didapatkan diameter poros dengan bahan
potongan ke-tiga bernilai 1,381 Nm saat x Baja S20C (rol panas) sebesar 15,4 mm.
= 0,072 m dan benilai 1,617 Nm saat x =
0,096 m.
b. Material S60C (rol panas)
32.𝐹𝑠 𝑇
2 1.617 d3 = .√(𝑀𝑙)2 + (2)2
1.382 𝜋.𝑆𝑦
1.5
M (Nm)

1
d3 =
0.5 32 . 4,5 52,2 𝑁𝑚 2
0 .√(1,617 𝑁𝑚)2 + ( )
0 𝜋 . 250 𝑀𝑃𝑎 2
0.025 0.072 0.096
d3 = 0,183 . √683,82 𝑁𝑚
m
d3 = 0,183 x 26,14 Nm
Gambar 9. Diagram momen lentur (Ml) d3 = 4,78 Nm

8
3
d = √4.780 𝑁𝑚 yang digerakan dengan persamaan sebagai
berikut :
d = 16,8 mm
Berdasarkan perhitungan di atas 𝑁1 𝑑
= 𝑑2
didapatkan diameter poros dengan bahan 𝑁2 1
1.800 𝑟𝑝𝑚 2 𝑑
Baja S60C (rol panas) sebesar 16,8 mm. =
1.500 𝑟𝑝𝑚 125 𝑚𝑚
1.800 𝑟𝑝𝑚 . 125 𝑚𝑚
𝑑2 = 1.500 𝑟𝑝𝑚
c. Material S60C (Celup)
𝑑2 = 150 mm
32.𝐹𝑠 𝑇 Jadi berdasarkan diameter Pulley
d3 = .√(𝑀𝑙)2 + (2)2
𝜋.𝑆𝑦
penggerak didapatkan diameter Pulley
d3 = yang digerakkan yaitu d1 = 125 mm dan d2
= 150 mm.
32 . 5,9 52,2 𝑁𝑚 2
.√(1,617 𝑁𝑚)2 + ( )
𝜋 . 310 𝑀𝑃𝑎 2
2. Panjang V-belt
d3 = 0,193 . √683,82 𝑁𝑚 Untuk mengetahui panjang
d3 = 0,193 x 26,14 Nm perencanaan V – belt yang digunakan
d3 = 5,04 Nm digunakan rumus sebagai berikut :
𝑟12 +𝑟22
3 L = π(𝑟1 + 𝑟2 ) + 2X + ( )
d = √5.040 𝑁𝑚𝑚 𝑥
Keterangan :
d = 17,1 mm
𝑟1 = 62,5 mm
Berdasarkan perhitungan di atas 𝑟2 = 75 mm
didapatkan diameter poros dengan bahan Jarak poros driver dan driven (X) = 304 mm
Baja S60C (Celup) sebesar 17,1 mm. Sehingga :
Perhitungan Pulley dan V-belt 𝑟12 +𝑟22
L = π(𝑟1 + 𝑟2 ) + 2X + ( )
𝑥
1. Menghitung Diameter Pulley yang
L = π(62,5 mm + 75 mm) + 2(304) +
Digerakkan (62,5 𝑚𝑚)2 + (75 𝑚𝑚)2
( 304
Tabel 9 Tabel Dimensi Standar Pulley alur L = 431,75 mm + 608 + 31,35 mm
V menurut IS:2494-1974
L = 1.071,1 mm

3. Perhitungan Sudut Kontak V-belt


Skema penampang sabuk dapat dilihat
pada gambar berikut.

Berdasarkan ketetapan yang terdapat


dalam Tabel diatas dimana diameter
minimum Pulley ditentukan berdasarkan
jenis type V – Belt, maka diameter
minimum Pulley adalah 125 mm, Karena
pada perancangan kali ini Type V – Belt Gambar 10. Skematik penampang V
mengunakan Type B. Maka dapat – Belt
dinyatakan nilai besaran diameter pulley

9
sudut yang dicari menggunakan perhitungan tegangan sisi kencang dan
𝑟 −𝑟
persamaan sin 𝛼 = ( 2 𝑥 1 ), perhitungan kendor sabuk V:
𝑇 µ. 𝜃
yang dilakukan sebagai berikut: 2,31 log 𝑇1 = sin 𝛽
2
𝑟 −𝑟
sin 𝛼 = ( 2 𝑥 1) 𝑇1
2,31 log 𝑇 =
0,3 . 3,06
2 sin 19°
𝑑2 −𝑑1
sin 𝛼 = ( ) 𝑇1
2𝑋 2,31 log 𝑇 = 2,81
150 𝑚𝑚−125 𝑚𝑚 2
sin 𝛼 = ( ) 𝑇1
2(304) log 𝑇 = 1,21
2
sin 𝛼 = 0,04 𝑇1
= 16,4
𝛼 = 2,29° 𝑇2
T1 = 16,4 T2
4. Perhitungan Kecepatan V-belt Setelah diperoleh Persamaan di atas
Perhitungan kecepatan keliling belt di besarnya tegangan sisi sabuk kencang dan
pengaruhi oleh diameter Pulley dan kendur dicari dengan mensubtitusikan
putaran. Maka didapatkan perhitungan Persamaan di atas ke Persamaan P = (T1 –
sebagai berikut: T2) V, sehingga dapat dihitung seperti
𝜋.𝑑1 .𝑁1 berikut:
v= 60
P = (T1 – T2) v
keterangan: 1.800 rpm = {(16,4 T2) – T2}11 m/s
d1 = 125 mm 163 = 16,4 T2
N1 = 1.800 rpm T2 = 9,93 N

Sehingga: T1 = 16,4 T2
𝜋.𝑑1 .𝑁1
v= T1 = 16,4 x 9,93 N
60
T1 = 162,852 N
𝜋 . 0,125𝑚 . 1.800 𝑟𝑝𝑚
v= 60 𝑠𝑒𝑐
6. Pemilihan Type Belt
v = 11,77 𝑚⁄𝑠𝑒𝑐 < 25 m/s. maka, kecepatan
Sebelum menghitung perencanaan
belt Aman. pada belt, maka ditentukan terlebih dahulu
Sudut putaran pulley kecil pada motor dapat jenis belt yang akan digunakan. Pemilihan
dicari dengan cara sebagai berikut: jenis belt ini dipilih dari daya yang akan
𝜋
θ = (180 - 2𝛼)180 ditransmisikan serta putaran yang terjadi
𝜋
pada Pulley. Dengan daya perencanaan
θ = (180 – 2(2,86)) yang didapatkan dari perhitungan 9,84 kW
180

θ = 3,06 rad dan putaran yang direncanakan sebesar


1.800 rpm, maka didapatkan tipe V - Belt
yang sesuai dengan gambar berikut.
5. Tegangan Sisi Kencang dan Sisi Kendur
V-belt
Sabuk-V terbuat dari karet dan
mempunyai penampang trapesium. Sabuk
V dibelitkan dikeliling alur puli yang
berbentuk V pula. Berikut merupakan

10
= 13 mm – 2 . 3,74
= 9,52 mm
Setelah didapat hasil dari luas
penampang sabuk sisi X dan C maka dapat
dihitung luas penampang sabuk V (A)
seperti berikut:
1
A = 2 . (C + B). t
1
A = 2 . (9,52 + 17 mm) . 11 mm
Gambar 11. Diagram Pemilihan V – Belt A = 145,86 mm2

Berdasarkan pada gambar di atas maka b. Tegangan Maksimal V-belt


pada perancangan kali ini mengggunkan Tegangan maksimal yang terjadi pada
tipe V – Belt Jenis B, dari Tabel 9 dimensi sabuk V dapat diketahui secara sistematis
V – Belt menurut IS:2494-1974, melalui perhitungan tegangan tarik
didapatkan dimensi V – Belt jenis B adalah maksimal tipe sabuk A (Tsmax) terhadap
sebagai berikut : luas penampang sabuk V (A).
Lebar (b) : 17 mm Tmax = Tsmax . A
Tebal (t) : 11 mm = 1,72 mpa . 145,86 mm2 = 250,8 N
Sudut Alur (2β) : 38°
Density Karet : 1140 kg/cm3 c. Kebutuhan Tegangan V-belt
Tegangan Tarik maksimal (Tsmax) : 1,72 Untuk mengetahui bahwa sabuk yang
Mpa dipilih adalah aman, maka dihitung terlebih
Setelah didapat data pada sabuk tipe B dahulu kebutuhan tegangan sabuk V untuk
maka selanjutnya menghitung luas menggerakan Pulley Belakang.
penampang pada sabuk. Luas penampang T = T 1 – T2
sabuk dapat dilihat pada gambar berikut. = 162,852 N – 9,93 N
= 152,922 N
Maka, didapat tegangan maksimal dari
sabuk V tipe B adalah 250,8 N sedangkan
kebutuhannya hanya memerlukan sebesar
152,922 N oleh karena itu sabuk tipe B
dapat dinyatakan AMAN.
Gambar 12 Luas Penampang V-belt

PEMBAHASAN
a. Luas Penampang V-belt
Dengan membandingkan diameter hasil
Untuk mencar luas penampang V – Belt
perhitungan dengan diameter yang
(A), maka dapat dihitung terlebih dahulu
diketahui melalui pengukuran langsung
luas penampang sisi X dan C.
dihasilkan pemilihan material yang pas
X = tan 19° . t
yaitu S60C (Celup) dengan memperhatikan
= 0,34 . 11 mm
safety factor. Karena hasil dari perhitungan
= 3,74 mm
material S60C (Celup) yang paling
C= b–2.x
mendekati dengan ukuran poros yang
= 17 mm – 2 . 3,74
sebenarnya dengan diketahui selisih 0,9

11
mm dan juga dari hasil pertambahan nilai KESIMPULAN
Safety Factor sebesar 5,9. Sehingga didapat Dari analisa dan perhitungan dalam
nilai diameter poros (Primary Drive Shaft) perancangan kali ini dapat disimpulkan
= 17,1 mm, untuk nilai diameter yang hasil sebagai berikut:
sesuai materialnnya dan ini biasanya di buat 1. Diameter Poros (Primary Drive Shaft)
oleh pabrikan untuk faktor keamanan = 17,1 mm
(safety factor). 2. Diameter Pulley Penggerak (d1) = 125
Berdasarkan ketetapan yang terdapat mm
dalam Tabel 9 dimana diameter minimum 3. Diameter Pulley Digerakkan (d2) = 150
Pulley ditentukan berdasarkan jenis type V mm
– Belt, maka diameter minimum Pulley 4. Jenis sabuk standar tipe B, dengan
adalah 125 mm, sehingga diameter Pulley spesifikasi sebagai berikut :
Driven dapat ditentukan berdasarkan hasil a. Lebar (b) = 17 mm
dari perbandingan antara putaran poros b. Tebal (h) = 11 mm
driver dan driven dimana dengan besaran c. Sudut Alur (2β) = 38°
perbandingan 1,2. Sehingga didapatkan d. Density Karet = 1140 kg/cm3
nilai diameter pulley driven 150 mm, e. Tegangan Tarik maksimal (Tsmax)
dengan selisih diameter hasil pengukuran = 1,72 Mpa
adalah 3,15 mm. f. Kecepatan V – Belt = 11,77 m/sec
Berdasarkan pada Gambar 11 maka g. Panjang V – Belt = 1071,1 mm
pada perancangan kali ini memiliki besaran h. Tegangan maksimal V – Belt =
daya rencana 9,84 kW dengan putaran yang 250,8 N
direncanakan pada poros driver sebesar i. Kebutuhan Tegangan V – Belt =
1800 rpm. Sehingga didapatkan jenis type V 152,9 N
– Belt berdasarkan Gambar 11 adalah Type j. Sehingga V – belt dengan Type B
B dan juga besaran dimensi dari V – Belt dapat dikatakan AMAN
dapat ditentukan berdasarkan tabel 9 yang
dimana pada perancangan V – Belt kali ini DAFTAR PUSTAKA
memilki besaran luas penampang 145,86
mm2, dan juga besaran tegangan maksimal ASTRA, M. (2019, Oktober 21). spesifikasi
yang terdapat pada V – Belt adalah 250,8 N, keunggulan dan harga honda vario
serta kebutuhan tegangan yang terdapat 125 esp. Diambil kembali dari
dalam V – Belt sebesar 152,92 N. Sehingga astramotor:
https://www.astramotor.co.id/spesif
pada perancangan V – Belt kali ini dapat
ikasi-keunggulan-dan-harga-honda-
dikatakan AMAN, karena kebutuhan
vario-125-esp
tegangan tidak melebihi besaran tegangan Auto2000. (2020, September 22). Fungi
maksimal pada V – Belt. Foros Engkol Crankshaft. Diambil
jadi Poros, Pulley, dan V – Belt pada kembali dari Auto2000:
Sepeda Motor Honda Vario 125CC 2018, https://auto2000.co.id/berita-dan-
dengan spesifikasi berdasarkan perhitungan tips/fungsi-poros-engkol-
di atas Aman untuk digunakan dengan crankshaft#
Daya 9,84 kW dan juga putaran yang Cossalter, V. (2006). Motorcycle
direncanakan pada poros driver sebesar Dynamics. English.
1800 rpm.

12
Khurmi, R. S., & Gupta, J. K.(1982). A Text
Book Of Machine Design. Ram
Nagar-New Delhi: Eurasia
Publishing House.
Mott, R. L. (2009). Elemen-Elemen Mesin
Dalam Perancangan Mekanis
Perancangan Elemen Mesin
Terpadu. Yogyakarta: ANDI
YOGYAKARTA.
Popov, E. P. (1984). MEKANIKA TEKNIK.
California, Berkeley: Erlangga.
Shigley, J. E. (1983). Perencanaan Teknik
Mesin Edisi Keempat (Gandhi
Harahap, Penerjemah). Jakarta:
Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai