https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 8, No.8, Juni 2022
Analisis Perhitungan Poros, Pulley dan V-belt pada Sepeda Motor Honda Vario 125CC
2018
2
Diagram Alir Perhitungan dan
Tabel 1 Nilai Tegangan Geser (Mpa) Perancangan Elemen Mesin
(Popov, 1984)
Material Shear Mulai
A
Stress
(𝜏max)
- daya yang akan Diameter Minimum
S20C 165 MPa ditransmisikan p (kW) Pulley (mm)
S60C 250 MPa - Putaran Poros N1(rpm)
-Perbandingan Transmisi
S60C 310 MPa Kecepatan v-belt
(m/s)
(Mott, 2009).
A
2
3 4
5 6
3
1. Spion 1. Primary Drive Shaft
2. Roda Depan 2. Bearing Comp Drive Shaft
3. Shock Breaker Depan
4. CVT (Continously Variable Pulley dan V – Belt
8
Transmission)
5. Filter Box
6. Roda Belakang
1
7. Jok
7
8. Shock Breaker Belakang 2
5
6
4
4
tipe transmisi Automatic , V – Sistem Full transisterized
Matic Pengapian
daya maksimum 8,2 kW (10,9964 HP
) / 8.500 rpm Tipe Busi NGK CPR9EA-9 /
torsi maksimum 10,8 Nm (1,1 kgf.m) Denso U27EPR9
/ 5.000 rpm Lampu LED 2,2W x 2 (low),
tipe starter Elektrik Depan 4,4W x 2 (high)
tipe kopling Automatic
Centrifugal Clutch Spesifikasi Elemen Mesin
Dry Type Adapun spesfikasi elemen mesin
dalam perancangan kali ini berdasarkan
2. Rangka dan kaki – kaki hasil pengukuran secara langsung dengan
Tabel 3 Rangka dan kaki - kaki Sepeda menggunakan penggaris dan jangka sorong.
Motor Honda Vario 125cc 2018 (ASTRA,
2019). 1. Spesifikasi Poros pada Sepeda Motor
tipe rangka Underbone Honda Vario 125cc 2018
Berdasarkaan hasil pengukuran yang
tipe suspensi Telescopic
dilakukan dilapangan yaitu sebagai berikut:
depan
Tabel 6 hasil pengukuran poros pada
tipe suspensi Swing Arm dengan sepeda motor honda vario 125cc 2018
belakang suspensi Tunggal Diameter Poros 20 mm
ukuran ban 80/90 – 14M/C 40P Engkol/Crankshaft
depan Tubeless Diameter Poros (Primary 18 mm
ukuran ban 90/90 – 14M/C 46P Drive Shaft)
belakang Tubeless Jarak antara sumbu poros 304 mm
rem depan Cakram Hidrolik,
Piston Tunggal
rem belakang Tromol Material yang digunakan Baja S45C
Sumber : (pengolahan data)
3. Kapasitas
Tabel 4 Kapasitas Sepeda Motor Honda
2. Spesifikasi Pulley dan V - Belt pada
Vario 125cc 2018 (ASTRA, 2019).
Sepeda Motor Honda Vario 125cc
Kapasitas 5,5 Liter
2018.
Tangki Bahan
Tabel 7 hasil pengukuran pulley dan v-belt
Bakar
sepeda motor honda vario 125cc 2018
Kapasitas 0,8 Liter pada
Diameter pulley 116,83 mm
Minyak Penggantian Periodik penggerak
Pelumas (Primary Sliding
Sheave)
4. Kelistrikan Diameter pulley 146, 85 mm
Tabel 5 Tipe Kelistrikan Sepeda Motor digerakkan
Honda Vario 125cc 2018 (ASTRA, 2019). (Secondary Sliding
Sheave)
Tipe MF 12V-5 Ah V-belt set Tipe A (1 pcs)
Baterai atau Berat Pulley 1 kg
aki Berat V-belt 0,45 kg
Sumber : (pengolahan data)
5
Tabel 8 Jenis – jenis Faktor koreksi
HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan daya yang ditransmisikan
Perhitungan Poros (Popov, 1984).
1. Perbandingan Reduksi (i) Daya yang fc
Dalam perhitungan perbandingan ditransmisikan
reduksi antara poros driver dengan driven, Daya rata – rata 1,2 – 2,0
perancang menentukan besaran putaran yang diperlukan
yang terjadi pada poros driver sebesar Daya maksimum 0,8 – 1,2
1.500 Rpm, dengan pertimbangan sebagai yang diperlukan
berikut: Daya normal 1,0 – 1,5
a. Menganalisa perbandingan rata –
rata putaran pada sepeda motor
Dalam perhitungan poros ini faktor
matic.
koreksi ditentukan berdasarkan tabel
b. Mempertimbangkan jarak yang
diatas, dimana daya maksimum yang
terdapat pada CVT (Continously
Variable Transmission). diperlukan sebagai daya rencana dengan
c. Mempertimbangkan hasil daripada faktor koreksi sebesar fc = 1,2. Harga ini
perhitungan perbandingan putaran diambil dengan pertimbangan bahwa pada
poros driver dan juga driven. poros terjadi kejutan pada waktu
Didapatkan rumus perbandingan reduksi meneruskan daya, dan juga pertimbangan
untuk menentukan besaran perbandingan ini diambil dengan lamanya penggunaan
pusaran pada poros (Primary Drive Shaft) motor pada interval 3-5 jam, sehingga
sebagai berikut: poros yang akan direncanakan semakin
𝑁1 𝑑2
= 𝑑1 = i aman terhadap kegagalan akibat momen
𝑁2
puntir yang terlalu besar.
Keterangan : 3. Rumus Daya Rencana
N1 = 1.800 rpm Pd = N.fc
N2 = 1.500 rpm
Keterangan :
Berdasarkan pertimbangan di atas
didapatkan nilai pada putaran poros N = 8,2 kW
(Primary Drive Shaft) yaitu sebesar 1.500 Fc = 1,2
rpm.
Perhitungan Perbandingan Reduksi (i) : Sehingga :
𝑁1 𝑑2
i = 𝑁2= 𝑑1 Pd = N. fc
1.800 𝑟𝑝𝑚
i = 1.500 𝑟𝑝𝑚 Pd = 8,2 kW . 1,2
i = 1,2 Pd = 9,84 kW
Berdasarkan perbandingan di atas Berdasarkan perhitungan diatas, maka
didapatkan nilai pada perbandingan reduksi didapatkan daya yang akan direncanakan
antara putaran poros (Primary Drive Shaft) pada poros sebesar 9,84 kW.
dengan Poros Engkol/Crangkshaft yaitu
4. Momen Puntir Pada Poros
sebesar 1,2.
Didapatkan rumus dalam menentukan
2. Faktor Koreksi Daya (fc) besaran momen puntir yang terjadi pada
Poros sebagai berikut :
𝑃 𝑥 60
T1 = 2 𝑥 𝜋 𝑥 𝑛
6
Keterangan : Jadi Reaksi total gaya pada poros sebesar
P = 8,2 kW = 8.200 Watt 49,03 N
N1 = 1.800 rpm
N2 = 1.500 rpm b. Analisa momen lentur pada poros
Sehingga: F1 F2
𝑃 𝑥 60
T1 = 2 𝑥 𝜋 𝑥 𝑛 1 2
8.200 𝑊𝑎𝑡𝑡 𝑥 60
T1 = 2 𝑥 𝜋 𝑥 1.800 𝑟𝑝𝑚
B v M
A
25 M 71,3
Ray
25 mm
149,5
x
7
d. Menghitung momen lentur pada 6. Diameter Poros
potongan 2-2 (25 mm ≤ x < 96 mm) Didapatkan rumus dalam menentukan
besaran Diameter Poros sebagai berikut:
29,42 N 19,61 N
𝑆𝑦 32 𝑇
v M = . √(𝑀𝑙)2 + ( )2
𝐹𝑠 𝜋.𝑑3 2
32.𝐹𝑠 𝑇
d3 = . √(𝑀𝑙)2 + (2)2
25 mm 47,75 mm 23,55mm 𝜋.𝑆𝑦
1
d3 =
0.5 32 . 4,5 52,2 𝑁𝑚 2
0 .√(1,617 𝑁𝑚)2 + ( )
0 𝜋 . 250 𝑀𝑃𝑎 2
0.025 0.072 0.096
d3 = 0,183 . √683,82 𝑁𝑚
m
d3 = 0,183 x 26,14 Nm
Gambar 9. Diagram momen lentur (Ml) d3 = 4,78 Nm
8
3
d = √4.780 𝑁𝑚 yang digerakan dengan persamaan sebagai
berikut :
d = 16,8 mm
Berdasarkan perhitungan di atas 𝑁1 𝑑
= 𝑑2
didapatkan diameter poros dengan bahan 𝑁2 1
1.800 𝑟𝑝𝑚 2 𝑑
Baja S60C (rol panas) sebesar 16,8 mm. =
1.500 𝑟𝑝𝑚 125 𝑚𝑚
1.800 𝑟𝑝𝑚 . 125 𝑚𝑚
𝑑2 = 1.500 𝑟𝑝𝑚
c. Material S60C (Celup)
𝑑2 = 150 mm
32.𝐹𝑠 𝑇 Jadi berdasarkan diameter Pulley
d3 = .√(𝑀𝑙)2 + (2)2
𝜋.𝑆𝑦
penggerak didapatkan diameter Pulley
d3 = yang digerakkan yaitu d1 = 125 mm dan d2
= 150 mm.
32 . 5,9 52,2 𝑁𝑚 2
.√(1,617 𝑁𝑚)2 + ( )
𝜋 . 310 𝑀𝑃𝑎 2
2. Panjang V-belt
d3 = 0,193 . √683,82 𝑁𝑚 Untuk mengetahui panjang
d3 = 0,193 x 26,14 Nm perencanaan V – belt yang digunakan
d3 = 5,04 Nm digunakan rumus sebagai berikut :
𝑟12 +𝑟22
3 L = π(𝑟1 + 𝑟2 ) + 2X + ( )
d = √5.040 𝑁𝑚𝑚 𝑥
Keterangan :
d = 17,1 mm
𝑟1 = 62,5 mm
Berdasarkan perhitungan di atas 𝑟2 = 75 mm
didapatkan diameter poros dengan bahan Jarak poros driver dan driven (X) = 304 mm
Baja S60C (Celup) sebesar 17,1 mm. Sehingga :
Perhitungan Pulley dan V-belt 𝑟12 +𝑟22
L = π(𝑟1 + 𝑟2 ) + 2X + ( )
𝑥
1. Menghitung Diameter Pulley yang
L = π(62,5 mm + 75 mm) + 2(304) +
Digerakkan (62,5 𝑚𝑚)2 + (75 𝑚𝑚)2
( 304
Tabel 9 Tabel Dimensi Standar Pulley alur L = 431,75 mm + 608 + 31,35 mm
V menurut IS:2494-1974
L = 1.071,1 mm
9
sudut yang dicari menggunakan perhitungan tegangan sisi kencang dan
𝑟 −𝑟
persamaan sin 𝛼 = ( 2 𝑥 1 ), perhitungan kendor sabuk V:
𝑇 µ. 𝜃
yang dilakukan sebagai berikut: 2,31 log 𝑇1 = sin 𝛽
2
𝑟 −𝑟
sin 𝛼 = ( 2 𝑥 1) 𝑇1
2,31 log 𝑇 =
0,3 . 3,06
2 sin 19°
𝑑2 −𝑑1
sin 𝛼 = ( ) 𝑇1
2𝑋 2,31 log 𝑇 = 2,81
150 𝑚𝑚−125 𝑚𝑚 2
sin 𝛼 = ( ) 𝑇1
2(304) log 𝑇 = 1,21
2
sin 𝛼 = 0,04 𝑇1
= 16,4
𝛼 = 2,29° 𝑇2
T1 = 16,4 T2
4. Perhitungan Kecepatan V-belt Setelah diperoleh Persamaan di atas
Perhitungan kecepatan keliling belt di besarnya tegangan sisi sabuk kencang dan
pengaruhi oleh diameter Pulley dan kendur dicari dengan mensubtitusikan
putaran. Maka didapatkan perhitungan Persamaan di atas ke Persamaan P = (T1 –
sebagai berikut: T2) V, sehingga dapat dihitung seperti
𝜋.𝑑1 .𝑁1 berikut:
v= 60
P = (T1 – T2) v
keterangan: 1.800 rpm = {(16,4 T2) – T2}11 m/s
d1 = 125 mm 163 = 16,4 T2
N1 = 1.800 rpm T2 = 9,93 N
Sehingga: T1 = 16,4 T2
𝜋.𝑑1 .𝑁1
v= T1 = 16,4 x 9,93 N
60
T1 = 162,852 N
𝜋 . 0,125𝑚 . 1.800 𝑟𝑝𝑚
v= 60 𝑠𝑒𝑐
6. Pemilihan Type Belt
v = 11,77 𝑚⁄𝑠𝑒𝑐 < 25 m/s. maka, kecepatan
Sebelum menghitung perencanaan
belt Aman. pada belt, maka ditentukan terlebih dahulu
Sudut putaran pulley kecil pada motor dapat jenis belt yang akan digunakan. Pemilihan
dicari dengan cara sebagai berikut: jenis belt ini dipilih dari daya yang akan
𝜋
θ = (180 - 2𝛼)180 ditransmisikan serta putaran yang terjadi
𝜋
pada Pulley. Dengan daya perencanaan
θ = (180 – 2(2,86)) yang didapatkan dari perhitungan 9,84 kW
180
10
= 13 mm – 2 . 3,74
= 9,52 mm
Setelah didapat hasil dari luas
penampang sabuk sisi X dan C maka dapat
dihitung luas penampang sabuk V (A)
seperti berikut:
1
A = 2 . (C + B). t
1
A = 2 . (9,52 + 17 mm) . 11 mm
Gambar 11. Diagram Pemilihan V – Belt A = 145,86 mm2
PEMBAHASAN
a. Luas Penampang V-belt
Dengan membandingkan diameter hasil
Untuk mencar luas penampang V – Belt
perhitungan dengan diameter yang
(A), maka dapat dihitung terlebih dahulu
diketahui melalui pengukuran langsung
luas penampang sisi X dan C.
dihasilkan pemilihan material yang pas
X = tan 19° . t
yaitu S60C (Celup) dengan memperhatikan
= 0,34 . 11 mm
safety factor. Karena hasil dari perhitungan
= 3,74 mm
material S60C (Celup) yang paling
C= b–2.x
mendekati dengan ukuran poros yang
= 17 mm – 2 . 3,74
sebenarnya dengan diketahui selisih 0,9
11
mm dan juga dari hasil pertambahan nilai KESIMPULAN
Safety Factor sebesar 5,9. Sehingga didapat Dari analisa dan perhitungan dalam
nilai diameter poros (Primary Drive Shaft) perancangan kali ini dapat disimpulkan
= 17,1 mm, untuk nilai diameter yang hasil sebagai berikut:
sesuai materialnnya dan ini biasanya di buat 1. Diameter Poros (Primary Drive Shaft)
oleh pabrikan untuk faktor keamanan = 17,1 mm
(safety factor). 2. Diameter Pulley Penggerak (d1) = 125
Berdasarkan ketetapan yang terdapat mm
dalam Tabel 9 dimana diameter minimum 3. Diameter Pulley Digerakkan (d2) = 150
Pulley ditentukan berdasarkan jenis type V mm
– Belt, maka diameter minimum Pulley 4. Jenis sabuk standar tipe B, dengan
adalah 125 mm, sehingga diameter Pulley spesifikasi sebagai berikut :
Driven dapat ditentukan berdasarkan hasil a. Lebar (b) = 17 mm
dari perbandingan antara putaran poros b. Tebal (h) = 11 mm
driver dan driven dimana dengan besaran c. Sudut Alur (2β) = 38°
perbandingan 1,2. Sehingga didapatkan d. Density Karet = 1140 kg/cm3
nilai diameter pulley driven 150 mm, e. Tegangan Tarik maksimal (Tsmax)
dengan selisih diameter hasil pengukuran = 1,72 Mpa
adalah 3,15 mm. f. Kecepatan V – Belt = 11,77 m/sec
Berdasarkan pada Gambar 11 maka g. Panjang V – Belt = 1071,1 mm
pada perancangan kali ini memiliki besaran h. Tegangan maksimal V – Belt =
daya rencana 9,84 kW dengan putaran yang 250,8 N
direncanakan pada poros driver sebesar i. Kebutuhan Tegangan V – Belt =
1800 rpm. Sehingga didapatkan jenis type V 152,9 N
– Belt berdasarkan Gambar 11 adalah Type j. Sehingga V – belt dengan Type B
B dan juga besaran dimensi dari V – Belt dapat dikatakan AMAN
dapat ditentukan berdasarkan tabel 9 yang
dimana pada perancangan V – Belt kali ini DAFTAR PUSTAKA
memilki besaran luas penampang 145,86
mm2, dan juga besaran tegangan maksimal ASTRA, M. (2019, Oktober 21). spesifikasi
yang terdapat pada V – Belt adalah 250,8 N, keunggulan dan harga honda vario
serta kebutuhan tegangan yang terdapat 125 esp. Diambil kembali dari
dalam V – Belt sebesar 152,92 N. Sehingga astramotor:
https://www.astramotor.co.id/spesif
pada perancangan V – Belt kali ini dapat
ikasi-keunggulan-dan-harga-honda-
dikatakan AMAN, karena kebutuhan
vario-125-esp
tegangan tidak melebihi besaran tegangan Auto2000. (2020, September 22). Fungi
maksimal pada V – Belt. Foros Engkol Crankshaft. Diambil
jadi Poros, Pulley, dan V – Belt pada kembali dari Auto2000:
Sepeda Motor Honda Vario 125CC 2018, https://auto2000.co.id/berita-dan-
dengan spesifikasi berdasarkan perhitungan tips/fungsi-poros-engkol-
di atas Aman untuk digunakan dengan crankshaft#
Daya 9,84 kW dan juga putaran yang Cossalter, V. (2006). Motorcycle
direncanakan pada poros driver sebesar Dynamics. English.
1800 rpm.
12
Khurmi, R. S., & Gupta, J. K.(1982). A Text
Book Of Machine Design. Ram
Nagar-New Delhi: Eurasia
Publishing House.
Mott, R. L. (2009). Elemen-Elemen Mesin
Dalam Perancangan Mekanis
Perancangan Elemen Mesin
Terpadu. Yogyakarta: ANDI
YOGYAKARTA.
Popov, E. P. (1984). MEKANIKA TEKNIK.
California, Berkeley: Erlangga.
Shigley, J. E. (1983). Perencanaan Teknik
Mesin Edisi Keempat (Gandhi
Harahap, Penerjemah). Jakarta:
Erlangga.
13