Anda di halaman 1dari 75

Modul Pengajaran

Mata Ajaran Elemen Mesin 3 (3 SKS)

Chain (Rantai)

A
P
P
L
I
C
A
T
I
O
N

A
P
P
L
I
C
A
T
I
O
N

Pengertian Dasar
Adalah komponen yang mentransmisikan
daya melalui gaya tarik dan umumnya
digunakan untuk transmisi daya dan sistem
pengangkutan.
Berdasarkan material
dan proses produksi
1. Cast iron chain.
2. Cast steel chain.
3. Forged chain.
4. Steel chain.
5. Plastic chain.

Berdasarkan kegunaannya:
1. Power transmission chain.
2. Small pitch conveyor chain.
3. Precision conveyor chain.
4. Top chain.
5. Free flow chain.
6. Large pitch conveyor chain.

Rolling Chain

Various parts of a rolling chain.

Komponen

Plate
Menunjang tegangan yang biasanya
berupa beban yang berulang dan
terkadang diikuti dengan beban kejut
Harus mampu menahan tegangan
tarik statis, gaya beban dan gaya
kejut dinamis
Harus tahan terhadap korosi dan
abrasi

Pin
Menerima gaya geser dan lendutan
yang di bawa pelat
Harus memiliki kekuatan tarik dan
kekuatan geser yang tinggi, tahan
terhadap lendutan dan memiliki
ketahanan pakai dan tahan
terhadap kejutan

Pengertian Dasar

Bushing
Mengalami tegangan geser dan
lendutan yang ditransmisikan oleh
plat dan roller juga mendapat beban
kejut saat bersentuhan dengan
sprocket
Harus memiliki kekuatan tarik dan
kekuatan geser yang tinggi, tahan
terhadap lendutan dan memiliki
ketahanan pakai dan tahan terhadap
kejutan dinamis

Pengertian Dasar

Roller
Mengalami beban impak saat rantai
bersentuhan dengan sproket,setelah
persentuhan terjadi perubahan titik
kontak dan keseimbangan seraya
mengalami beban tekanan
Bagian dalam membentuk bagian
bearing bersama dengan permukaan
luar bushing.
Harus memiliki ketahanan pakai dan
ketahanan yang tinggi terhadap
kejutan, fatik dan tekanan

Pengertian Dasar
Cotter pin, Spring clip, T-pin
Komponen yang menjaga plat luar tidak
terlepas dari pin

High power roller chain

Perbedaan Rantai dengan Belt dan Gear

Type

Roller Chain

Tooth Belt

V Belt

Spur Gear

Avoid Water,
Dust

Avoid Heat, Oil,


Water, Dust

Avoid Heat,Oil,
Water, Dust

Avoid Water, Dust

Compact

Heavy Pulley

Wider Pulley

Less Durability Due to Less


Engagement

Required

No Lube

No Lube

Required

Sychronization
Transmission
Efficiency
Anti-Shock
Noise/Vibration
Surrounding
Condition
Space Saving
(High Speed/ Low
Load)
Space Saving
(Low Speed/ High
Load)

Lubrication

Layout Flexibility
Excess Load onto
Bearing

Excellent

Good

Fair

Poor

Perbedaan Rantai dengan Belt dan Gear

Keuntungan
1.Reduksi/kenaikan kecepatan hingga lebih dari 7:1
2.Dapat mengakomodasi jarak antar poros yang
panjang (dibawah 4m)
3.dapat digunakan dengan banyak poros atau
penggerak dengan kedua sisi rantai
4.Standardisasi dibawah naungan American
national standards institute (ANSI), international
standardization organization (ISO), dan Japanese
industrial standards (JIS) sehingga memudahkan
pemilihan.
5.mudah untuk dipotong dan disambung
6.Diameter sprocket lebih kecil dibandingkan puli
belt untuk meneruskan daya yang sama besar.
7.Sprocket lebih awet dibandingkan dengan gear,
karena mendistribusikan beban melalui banyak
giginya.

Dinamika Rantai

Analisis Dinamika Pada Rantai


Rantai dapat menahan tegangan tarik tetapi
biasanya tidak dapat menahan tegangan
dorong

Metode Pengetesan Kekuatan Tarik Rantai

Dinamika Rantai

Regangan Pada Rantai


Selama rantai dikenai pembebanan tarik
yang meningkat, ia akan memanjang.
Keterangan :
O-A : Daerah elastis
A : Batas
proposional dari
rantai
A-C: Deformasi
plastis
B : Ultimate
Tensile Strength
C : Kerusakan
aktual

Dinamika Rantai

Regangan Elastis

Dinamika Rantai

Regangan Pada Rantai


Faktor kunci yang menyebabkan rantai lepas dari
gigi sproket adalah regangan pada rantai
Karena regangan pada rantai, rantai menjadi
deformasi pada gigi sproket sehingga ia mulai
lepas dan tidak lagi bersentuhan dengan sproket
Batas regangan akibat gesekan pada rantai
beragam sesuai dengan jumlah gigi sproket dan
bentuknya
Jumlah gigi yang besar sangat dibatasi persentase
regangan
Sproket yang lebih kecil dibatasi oleh efek yang
dapat membahayakan seperti getaran yang tinggi
dan penurunan kekuatan

Dinamika Rantai

Regangan Pada Rantai

Dinamika Rantai

Pembebanan tarik berulang dan


kesalahan fatik
Jika kita memberikan daya rotasi
berlawanan arah jarum jam ke sisi
penggerak sambil manambah ketahanan
pada sisi digerakkan, maka rantai akan
dibebani tegangan tarik terutama pada
daerah D-A

Dinamika Rantai

Pembebanan tarik berulang dan


kesalahan fatik
Rantai pada kebanyakan aplikasi biasanya
dibebani tegangan tarik siklik
Batas fatik akan muncul antara 106 sampai
107 kali

Standar Publik
Chain Category

ANSI
Standard

ISO
Standard

JIS
Standard

Power Transmission Roller Chain

ANSI
29.1M

ISO 606

JIS
1801

Power Transmission Bushed Chain

ANSI
29.1M

ISO 1395

JIS
1801

Power Transmission Sprocket

ANSI
29.1M

ISO 606

JIS
1802

Heavy-Duty Chain

ANSI
29.1M

ISO 3512

ISO 9633

JIS
9417

ISO 10190

JCAS 12

ISO 4347

JIS
1804

ISO 1275

JIS
1803

JIS
1801

Bicycle Chain

Motorcycle Chain

Leaf Chain

ANSI
29.8M

&

ANSI
29.4

Power Transmission Roller Chain with


Attachment

ANSI
29.5

Conveyor Chain

ANSI
29.15

Double Pitch
Sprocket

Conveyor

Chain

ISO
1977/1~3

JCAS 22

Pemilihan Rantai

Kegunaan rantai sebagai transmisi


Transmisi daya

Shuttle traction

Transmisi hanging

Pin gear driving

Pemilihan Rantai

Koefisien kecepatan rantai dan gigi


sproket

Pemilihan Rantai

Koefisien impak

Pemilihan Rantai

Multiple strand factor


Number of
Roller Chain Strands

Multiple
Strand Factor

1.7

2.5

3.3

3.9

4.6

Pemilihan Rantai

Service factor
Source of Power
Ty
pe
of
Im
pac
t

Machines

Sm
oot
h

Belt conveyors with small load fluctuation, chain


conveyors, centrifugal blowers, ordinary textile machines,
ordinary machines with small load fluctuation.

So
me
imp
act
Hig
h
imp
act

Electri
c
Motor
or
Turbin
e

Internal
Combustion
Engine Witho
With
Hydr
aulic
Drive

ut
Hydra
ulic
Drive

1.0

1.0

1.2

Centrifugal compressors, marine engines, conveyors with


some load fluctuation, automatic furnaces, dryers,
pulverizers, general machine tools, compressors, general
work machines, general paper mills.

1.3

1.2

1.4

Press, construction or mining machines, vibration


machines, oil-well rigs, rubber mixers, rolls, general
machines with reverse or high-impact loads.

1.5

1.4

1.7

Pemilihan Rantai

Kofisien beban tidak seimbang


Lifting Strands

Factor

0.6

0.36

Pemilihan Rantai

Pemilihan Rantai

Flowchart General Chain

Flowchart Low Speed Chain

Flowchart Hanging Chain

Flowchart umum

Flowchart Low Speed Chain

Flowchart Hanging Chain

Rantai dan Lingkungannya


I. Rantai Baja pada Temperatur Operasi Tinggi
Keausan meningkat akibat kekerasan menurun
Pelumasan yang tidak tepat akibat turunnya mutu
pelumas ataupun karbonisasi
Sambungan (joint) menjadi kaku dan keausan
meningkat akibat oxide scale formation
Penurunan kekuatan
Solusi:
Penggunaan pelumas khusus untuk temperatur
tinggi
Untuk < 650C gunakan rantai Jenis SS (SS 304)
Untuk <700C gunakan rantai Jenis NS (SS 316)

Rantai dan Lingkungannya


I. Rantai Baja pada Temperatur Operasi Rendah
Penurunan Kekuatan Kejut akibat kegetasan pada
temperatur rendah
Pelumas mengeras.
Sambungan (joint) menjadi kaku dan keausan
meningkat akibat kaku dan es

Solusi:
Penggunaan pelumas khusus untuk temperatur
rendah
Penggunaan rantai Jenis SS (SS 304)
Penggunaan rantai Jenis KT (Special Heat
Treatment)

Rantai dan Lingkungannya


I. Rantai Plastik pada Temperatur Operasi Rendah
dan Tinggi
Rantai Plastik Engineered Standar dapat bekerja
pada temperatur operasi antara -20C and 80C
Dibawah -20C rantai menjadi getas
Diatas 80C rantai menjadi lunak
Solusi:
Penggunaan Rantai jenis KV super engineered plastic
untuk aplikasi hingga temperatur 250C namun tipe
dan ukurannya sangat terbatas.

Susunan Rantai
I. Susunan Standar
Hendaknya diusahakan horizontal
Sudut inklinasi maksimum 60
Distance Centre (Dc)= 30-40 x Pitch Rantai
Untuk beban yang berfluktuasi Dc=20 x Pitch

Susunan Rantai
II. Susunan Khusus
Bagian kendur ada di sisi atas
Solusi:

Susunan Rantai
Kecepatan rantai yang tinggi dan beban yang
berfluktuasi
Akibatnya:
getaran rantai yang cukup besar
Solusi:
Gunakan sepatu penuntun yang terbuat dari karet
NBR atau polyethylene UHMW.
Susunan Vertikal / mendekati vertikal
Solusi: Gunakan Idler
otomatis

Susunan Rantai
Beberapa Susunan Khusus

Manipulasi Rantai

 Pemasangan
 Keakuratan pemasangan
 Start-Up
 Pelumasan
 Tahap Inspeksi
 Troubleshooting dan Penyelesaiannya

PEMASANGAN
Hal pertama yang harus anda lakukan adalah
memotong rantai tersebut sesuai dengan panjang yang
anda butuhkan. AlatAlat-alat: Grinda sudut (untuk
memotong bagian ), chain vise, punch, palu, chain
screw.
Metode
1.Menggrinda bagian yang dipinkan dengan grinda
sudut.
2.Amankan rantai di chain vise. Dengan mengguakan
primary
punch dan secondary punch
(atau chain
screw), singkirkan
satu bagian
pinnya.
3.Pasang kedua ujung rantai pada sprockets dan
sambungkan
dengan connecting links (Figure
7.1)
Pastikan untuk memasang clips atau
cotter pins
seperti pada Figures 7.2
dan 7.3.

PEMASANGAN

Figure
7.2

Figure 7.1

Direction in which the Clip


is Installed

Installing a Chain

Figure 7.3

Angle of Legs for Cotter Pins

Keakuratan

Chain Slack
Ketegangan rantai diatur dengan panjang SS' sekitar 4 %
dari span (panjang A-B),
jika ter dapat kondisi seperti :

center line dari sprockets vertical atau hampir vertical.

Jarak center dari sprockets lebih dari 1 m.

Rantai digunakan untuk kerja yang berat dan frequent


starts.Rantai digunakan untuk menerima kerja yang
tiba-tiba.
Jika terdapat satu atau lebih poin-poin diatas dalam
pengoperasiannya, maka ketegangan rantai (length SS')
diatur sekitar 2 persen.

Figure 7.4Chain Slack

Start-Up
I Persiapan StartStart-Up
Sebelum rantainya dijalankan,
periksa halhal-hal berikut:

Pastikan plat penghubung, clips, dan


cotter pins

dipasang dengan benar.

Ketegangan rantai atau chain slack


sudah diseting sesuai kebutuhan.

Pelumasan yang mencukupi.


Rantai tidak menyentuh apapun.
Tidak ada satu bendapun yang
disekitar area rantai.

Start-Up Test
Nyalakan mesin dan periksa halhal-hal
berikut:

Suara. Tidak boleh ada suara yang aneh, dan


pastikan rantai tidak menyentuh casingnya.

Vibrasi atau getaran jangan sampai berlebihan.


Interaksi sprocket dan rantai dan pastikan
rantai jangan sampai terlepas dari sprockets.

Pastikan rantai melalui sprockets dengan


mulus.

Bunyi rantai harus halus.Jika terdapat hal hal

diatas jangan memulai pengoperasian, rantai


dapat rusak perbaiki terlebih dahulu baru mulai
operasi.

PELUMASAN

Tujuan
Umur pakai lebih panjang
Mencegah karat
Pelumasan dilakukan pada saat rantai
pada ketegangan yang kecil, dan didaerah
diantara plat yang saling berhubungan

Metode Pelumasan

Metode pengkuasan

Applikasi manual. Pelumasan dengan oil filler atau


kuas pada bagian rantai yang ketegangannya lebih
rendah

Pelumasan dilakukan pada interval tertentu, biasanya


setiap 8 jam atau sesuai kebutuhan untuk mencegah
bearing dari araes dari kekeringan.

Metode Pelumasan
Metode tetes
Sebanyak 5 sampai 20 tetes oli
per menit pada setiap strand dari
rantai.

Metode Pelumasan
Metode pemandian
Rantai direndam pada oli dengan
kedalaman 6mm-12mm. jika terlalu dalam
maka composisi dari oli dapat berubah
karena pemanasan yang terus menerus dan
akan kehilangan keefektifannya.

Manipulasi Rantai

Figure
7.12

Rotation of the Pins

Figure
7.10

Figure
7.11

Cracks
Rollers

on

the

Example of a Crack on a Link


Plate

PERMASALAHAN & PENYELESAIAN

Rantai Menaiki Sprocket


Penyebab

Rantai dan sprocket tidak klop.


Pembebanan yang berlebihan
Kekenduran rantai rantai akibat
pemakaian dan juga keausan
gigi sprocket

Penanganan
Gantai rantai atau sprocket dengan ukuran yang tepat
Turunkan beban atau tambah jumlah strands atau
ukuranrantai.
Gantai rantai dan sprocket

Bunyi-bunyi aneh

Penyebab
Ketidaktepatan pemasangan procket
Casing rantai atau bearing lepas
Ketegangan dari rantai.
Pemakaian rantai atau sprocket yang berlebihan
Kurangnya pelumasan
Penanganan
Periksa dan perbaiki
Kencangkan mur & baut.
Sesuaikan dan atur tingkat kekendurannya.
Gantai rantai atau sprocket.
Beri pelumasan sesuai kebutuhan operasi.

Getaran berlebihan pada rantai

Penyebab

Rantai berresonansi dengan gaya luar.


Gaya yang besar secara fluktuasi.

Penanganan

Sesuaikan ketegangan rantai atau pasang suatu penegang


untuk mengubah span rantai.
Ganti rantai dengan kualitas yang berbeda.
Ganti kecepatan putar dari sprocket.
Evalusi kembali pemasanggan
Pasang sepatu pemandu atau penyesuau tegangan pada
bagian rantai yng kendur.
Pasang fluida kopling atau denga teknik yang sama

Rantai mengikuti putaran sprocket

Penyebab
Span telalu besar.
Rantai terlalu kendur.
Kekenduran rantai rantai
akibat pemakaian dan juga keausan
gigi sprocket

Penanganan
pasang idler.
Sesuaikan panjang rantai.
Gantai rantai dan sprocket.

Rolling Chain Service Factors

Type of driven
load

Smooth
M oderate shock
Heavy shock

Type of input power


Internal
Electric motor
combustion engine
or
turbine
with hydraulic
drive
1.0
1.2
1.4

1.0
1.3
1.5

Internal
combustion
engine with
mechanical
drive
1.2
1.4
1.7

Strengths of Rolling Chains


Chain
number
a
25
35a
b
41
40
50
60
80
100
120
140
160
180
200
240
a
b

Pitch
P t , in.
1/4
3/8
1/2
1/2
5/8
3/4
1
1 1/4
1 1/2
1 3/4
2
2 1/4
2 1/2
3

Roller
Diameter
Width,
in.
in.
0.130
0.200 a
0.306
5/16
2/5
15/32
5/8
3/4
7/8
1
1 1/8
1 13/32
1 9/16
1 7/8

1/8
3/16
1/4
5/16
3/8
1/2
5/8
3/4
1
1
1 1/4
1 13/32
1 1/2
1 7/8

Pin
diameter
, d, in.
0.0905
0. 141
0. 141
0. 156
0. 200
0. 234
0. 312
0. 375
0. 437
0. 500
0. 562
0. 687
0. 781
0. 937

Witho ut ro llers
Li ghtwei ght rollers

Standard sizes and strengths of rolling chains.

Link
plate
thickness,
a
0.030
0.050
0.050
0.060
0.080
0.094
0.125
0.156
0.187
0.219
0.250
0.281
0.312
0.375

Average
ultimate
strength,
S u, lbf
875
2100
2000
3700
6100
8500
14500
24000
34000
46000
58000
76000
95000
130000

Weight
per foot,
lbf
0.084
0.21
0.28
0.41
0.68
1.00
1.69
2.49
3.67
4.93
6.43
8.70
10. 51
16. 90

Transmitted Power

Transmitted power of single-strand, no. 25 rolling chain.

Anda mungkin juga menyukai