Anda di halaman 1dari 10

Makalah Sambungan Poros dan Mur-Baut

I. Penjelasan Sambungan Poros


Menurut Elemen Mesin Sularso, 1987: hal 1, Poros adalah salah satu bagian
terpenting dari mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama
dengan putaran. Peranan dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Secara garis
besarnya poros dibedakan menjadi:
1. Poros transmisi
Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk dan sproket
rantai.
2. Spindel
Spindel adalah poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi oleh
poros ini adalah depormasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
3. Gandar
Gandar adalah poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang dimana,
tidak mendapat beban puntir. Gandar ini hanya mendapat beban lentur.

Dalam merencanakan sebuah poros hal-hal penting yang diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1. Kekuatan poros
Kekuatan poros adalah kekuatan poros untuk menerima beban puntir atau lentur
atau gabungannya. Perlu juga diperhatikan jika poros mendapat alur pasak atau
mengalami pengecilan diameter (poros bertingkat). Jadi poros harus kuat dan mampu
untuk menerima semua beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun poros sudah kuat tetapi jika lenturan atau defleksi puntirannya harus
besar, misalnya pada kotak roda gigi. Oleh karena itu disamping kekuatannya harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan mesin yang akan dilayani.
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada harga tertentu akan menimbulkan
getaran yang luar biasa besarnya. Putaran ini disebut putaran kristis. Jika mungkin
poros harus direncanakan dengan putaran kerja dibawah putaran kristisnya.
4. Bahan
Bahan untuk poros hendaknya bahan yang tahan terhadap korosi, terutama untuk
poros yang bersinggungan langsung dengan fluida yang korosif dan poros mesin yang
sering berhenti dalam jangka waktu yang lama. Tetapi pada batas-batas tertentu dapat
dilakukan perlindungan terhadap korosi.

Ada beberapa macam sambungan poros dengan hub, yaitu :


1. Pasak
2. Pin
3. Spline
4. Shrink Fit

II. Pasak
A. Pengertian Pasak
Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel), berfungsi sebagai pengunci
yang disisipkan diantara poros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau roda gigi agar
keduanya tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan momen
putar/torsi. Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan
membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat
dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros.
B. Prinsip Kerja Pasak
Pengunci yang disisipkan di antara poros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau
roda gigi agar keduanya tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan
momen putar/torsi. Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan
membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat
dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros.
C. Aplikasi dalam Pasak
Penggunaan Pasak yaitu sebagai pengaman posisi, pengaturan kekuatan putar
atau kekuatan luncur dari naf terhadap poros, perletakan kuat dari gandar, untuk
sambungan flexible atau bantalan, penghenti pegas, pembatas gaya, pengaman
sekrup dan lain-lain.
Fungsi yg serupa dg pasak adalah dilakukan oleh :
1. Seplain : dimana gigi pada seplain biasanya besar atau sedang .
2. Gerigi (serration) : gigi kecil2 dengan jarak bagi yg kecil juga .
Keduanya dapat digeser secara aksial saat meneruskan daya.
D. Beberapa tipe yang digunakan pasak pada sambungan elemen mesin
1. Pasak Benam / Sunk Key (PB)
Pasak jenis ini dipasang terbenam setengah pada bagian poros dan
setengah pada bagian hub.
Terdiri atas beberapa jenis :
a. PB Persegi Panjang / Rectangular Sunk Key
(penampang memanjang tirus perbandingan 1 : 1000)
Dengan :
- Lebar pasak : w =
- Tebal pasak : t = . w
dimana : d = diameter poros atau lubang lubang Hub.

b. PB Bujur Sangkar / Square Key


Bentuknya sama seperti Rectangular sunk key, tetepi lebar pasak sama
dengan tebalnya.
(w = t = )

c. PB Benam Sejajar / Parallel Sunk Key


(sama dengan PB Persegi Panjang tetapi penampang memanjang tidak
tirus). Bentuk seperti ini dimaksudkan agar hub atau sebaliknya poros
dapat digeser satu sama lain di sepanjang sumbu poros.
d. PB Berkepala
Memiliki bentuk yang sama dengan PB Persegi Panjang tetapi dilengkapi
kepala pada salah satu bagian ujungnya. Berfungsi untuk memudahkan proses
bongkar pasang
b= t= b=

e. PB Ikat / Gib Head Key


Pasak diikat pada poros, bebas pada hub atau sebaliknya agar bagian yang
bebas bisa digerakkan aksial (searah poros).
Merupakan pasak tipe khusus untuk memindahkan torsi/momen putar
sekaligus diizinkan adanya pergerakan aksial disepanjang sumbu poros.

f. PB Segmen
Merupakan jenis pasak yang dapat disetel dengan mudah, karena pasak
dibenam pada alur yang berbentuk setengah lingkaran pada poros.
Jenis ini digunakan secara luas pada mesin-mesin kendaraan dan perkakas.
Kelebihan dari jenis pasak ini adalah :
- Dapat menyesuaikan sendiri dengan kemiringan (ketirusan) bentuk celah
yang terdapat pada hub.
- Sesuai untuk poros dengan konstruksi tirus pada bagian ujungnya, karena
mencegah kemungkinan lepasnya pasak.
Kekurangannya :
- Alur yang terlalu dalam pada poros akan melemahkan poros
- Tidak dapat difungsikan sebagai PB Ikat.

g. Pasak Tembereng (woodruff key)


Pasak jenis ini digunakan untuk poros dengan puntir / daya tidak terlalu
besar.

2. Pasak Pelana / Saddle Key


Terdiri dari dua tipe, yakni :
- Pasak Pelana Datar
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alur hub dan datar pada
lengkung poros, jadi mudah slip pada poros jika mengalami kelebihan
beban torsi. Sehingga hanya mampu digunakan untuk poros-poros beban
ringan sebagai penyortir beban.
- Pasak Pelana Lengkung
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alurnya dihub dan
bagian sudut bawahnya dipasang pas pada bagian lengkung poros.

3. Pasak Bulat / Round Key


Merupakan pasak berpenampang bulat yang dipasang ngepas dalam
lubang antara poros dan hub. Kelebihannya adalah pembuatan alur dapat
dilakukan dengan mudah setelah hub terpasang pada poros dengan cara dibor.
Umumnya digunakan untuk poros yang meneruskan tenaga putar kecil.
Ada dua posisi pemasangannya atau kedudukannya pada poros dan hub,
yakni:
a. Dipasang membujur (sejajar sumbu poros)
b. Dipasang melintang (tegak lurus sumbu poros)

4. Tangent key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana, tetapi pasaknya dipasang dua
buah berimpit.

5. Pasak gigi (Spline)


Pasak jenis ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan tipe-
tipe lainnya. Karena konstruksi pasaknya dibuat lansung pada bahan poros
dan hub yang saling terkait. Umumnya digunakan untuk poros-poros yang
harus mentrasmisikan tenaga putar besar, seperti pada mesin-mesin tenaga
dan sistim transmisi kendaraan. Bahan pasak dan poros yang digunakan
biasanya sama. Pasaknya yang berjumlah banyak yakni : 4, 6, 8, 10 sampai 16
buah . Karena hampir menyerupai sehingga sering disebut sebagai pasak gigi
(Spline).
Spline pada poros biasanya relatif lebih panjang, terutama bagi hub yang
dapat digeser-geser secara aksial.
Dengan : D = 1,25.d dan b1 = 0,25.D

Hal – hal Penting dan Tata Cara Perencanaan Pasak


a. Bahan pembuat pasak.
Pada pasak, umumnya dipilih bahan yang mempunyai kekuatan tarik
lebih dari 60 (kg/mm2), lebih kuat dari porosnya. Dan terkadang juga dipilih
bahan yang lemah untuk pasak, sehingga pasak akan lebih dahulu rusak
daripada poros atau nafnya. Ini disebabkan karena harga pasak yang lebih
murah daripada poros dan juga penggantiannya lebih mudah.

b. Kemudahan dalam penggantian pasak.


Pada pasak benam, mempunyai bentuk penampang segi empat dimana
terdapat bentuk prismatis dan tirus yang kadang – kadang diberi kepala untuk
memudahkan pencabutannya. Pada pasak tirus, dipasang dengan tingkat
kemiringan sebesar 1/100, dan harus dikerjakan dengan hati – hati agar naf
tidak menjad ensentrik. Sedangkan pada pasak rata, sisi sampingnya harus pas
dengan alur pasak agar pasak tidaak menjadi goyah dan rusak.
III. Pin
A. Pengertian Pin
Jenis sambungan pin dipasangkan antara hub dan poros dengan menggunakan
sebuah pin yang berpenampang lingkaran.

Kegagalan pada pin


adalah kegagalan
jenis geseran
Selain bentuk pin dengan
gambar dan penjelasan di
atas, ada juga yang
berbentuk pin berulir.
Kegagalan pada pin berulir
berjenis geseran.

IV. Spline
Spline adalah porosdengan pasak terintegrasi,yaitu kontur bergerigi padabagian
luar poros danbagian dalam hub.
- Spline digunakan pada poros dengan beban torsi yang tidak mampu lagi ditahan
oleh pasak.
- SAE menstandarkan bentuk gigi involut dan kotak pada spline,sedangkan ANSI
menstandarkan spline involute.
- Spline standar mempunyai 6 sampai 25 gigi.
- Beban pada spline biasanya adalah torsi murni.
Pasak jenis ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding dengan tipe-tipe
lainnya. Karena konstruksi pasaknya dibuat lansung pada bahan poros dan hub yang
saling terkait. Umumnya digunakan untuk poros-poros yang harus mentrasmisikan
tenaga putar besar, seperti pada mesin-mesin tenaga dan sistim transmisi kendaraan.
Bahan pasak dan poros yang digunakan biasanya sama. Pasaknya yang berjumlah
banyak yakni : 4, 6, 8, 10 sampai 16 buah . Karena hampir menyerupai sehingga
sering disebut sebagai pasak bintang (Spline). Spline pada poros biasanya relatif lebih
panjang, terutama bagi hub yang dapat digeser-geser secara aksial.
Dengan : D = 1,25.d dan b1 = 0,25.D

V. Shrink Fit
Cara lain yang seringdigunakan untuk menghubungkan poros dengan hub adalah
dengan menggunakan suaian tekan (pressfit) yang disebut juga suaian interferensi
(interference fit).
- Suaian Press didapat dengan cara membuat diameter lubang hub sedikit lebih
kecil dari pada poros.
- Kedua permukaan kemudian disatukan dengan cara menekan perlahan, dengan
bantuan pelumas.
- Untuk komponen yang besar, suaian kerut bisa dilaksanakan dengan cara
memanaskan hub supaya diameter dalamnya menjadi lebih besar, dan atau suaian
ekspansi (expansion fit) dengan cara mendinginkan poros supaya diameter
mengecil.
- Besarnya interferensi yang dibutuhkan untuk membuatsambungan yang
ketat,bervariasi, tergantung diameter poros.
- Kurang lebih 0.001 sampai dengan 0.002 satuaninterferensi diametral per satuan
diameter poros.
- Contoh : interferensi untuk diameter 2 inch adalah 0.004 inch, tetapi interferensi
untukdiameter 8 inch adalah 0.009sampai dengan 0.010 inch.

VI. Sambungan Mur dan Baut


Sistem sambungan dengan menggunakan mur dan baut ini, termasuk sambungan
yang dapat dibuka tanpa merusak bagian yang disambung serta alat penyambung ini
sendiri. Penyambungan dengan mur dan baut ini paling banyak digunakan sampai saat
ini, misalnya sambungan pada konstruksi-konstruksi dan alat permesinan. Bagian–
bagian terpenting dari mur dan baut adalah ulir.
Ulir adalah suatu yang diputar disekeliling silinder dengan sudut kemiringan
tertentu. Bentuk ulir dapat terjadi bila sebuah lembaran berbentuk segitiga digulung
pada sebuah silinder. Dalam pemakaiannya, ulir selalu bekerja dalam pasangan antara
ulir luar dan ulir dalam. Ulir pengikat pada umumnya mempunyai profil penampang
berbentuk segitiga sama kaki.
Beberapa keuntungan penggunaan sambungan mur baut:
 Mempunyai kemampuan yang tinggi dalam menerima beban.
 Kemudahan dalam pemasangan.
 Dapat digunakan untuk berbagai kondisi operasi.
 Dibuat dalam standarisasi.
 Efisiensi tinggi dalam proses manufaktur.

1. Tata Nama Baut


a. Diameter mayor adalah diameter luar baik untuk ulir luar maupun dalam.
b. Diameter minor adalah diameter ulir terkecil atau bagian dalam dari ulir.
c. Diameter pitch adalah diameter dari lingkaran imajiner atau diameter efektif dari
baut
d. Pitch adalah jarak yang diambil dari satu titik pada ulir ke titik berikutnya dengan
posisiyangsama.
Pitch = 1 / (jumlah ulir per panjang baut)
e. Lead adalah jarak antara dua titik pada kemiringan yang sama atau jarak lilitan.

Anda mungkin juga menyukai