(KEYS)
Pasak digunakan untuk menyambung dua bagian batang (poros) atau memasang
roda, roda gigi, roda rantai dan lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak
berputar pada poros.
Pemilihan jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan
kestabilan bagian-bagian yang disambung.
Untuk daya yang kecil, antara naf roda dan poros cukup diajamin dengan baut
tanam (set screw).
Dilihat dari cara pemasangannya, pasak dapat dibedakan menjadi :
1. Pasak Memanjang
Jenis pasak memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu :
a. Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk Key)
g. Tangent Key
Pemakaiannya sama seperti pasak pelana, tetapi pasaknya dipasang dua buah
berimpit.
Dalam perencanaan pasak, besar torsi yang terjadi lebih besar dari torsi yang harus
dipindahkan yaitu :
Bila diameter poros serta Torsi untuk perencanaan pasak yang diketahui, maka
gaya keliling yang bekerja pada pasak dapat dicari dengan :
Dalam perencanaan pasak, ada dua kemungkinan pasak tersebut rusak atau putus :
a. Putus akibat gaya geser
b. Putus akibat tekanan bidang
Bila pasak tersebut diperhitungkan putus akibat gaya geser maka :
Bila pasak harus mampu menahan gaya geser dan gaya tekan, maka dari
persamaan 3 dan 4 diperoleh :
Untuk ukuran lebar dan tebal pasak biasanya sudah distandarisasi maka hasil
perhitungan harus dipilih ukuran yang ada pada standariasasi. Bila hasil
perhitungan ukurannya tidak ada yang cocok dalam table pasak, maka ukuran
pasak yang diambil adalah ukuran yang lebih besar.
Dibawah ini dicantumkan ukuran lebar dan tebal pasak, sesuai dengan standar
yang di pasaran.
PASAK
Pengertian
Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel), berfungsi
sebagai pengunci yang disisipkan diantara poros dan hub (bos)
sebuah roda pulli atau roda gigi agar keduanya tersambung
dengan pasti sehingga mampu meneruskan momen putar/torsi.
Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan
membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan
hub sebagai tempat dudukan pasak dengan posisi memanjang
sejajar sumbu poros.
Macam Pasak
Beberapa tipe yang digunakan pada sambungan elemen
mesin, adalah :
1. Pasak Benam (PB)
Pasak jenis ini dipasang terbenam setengah pada bagian poros
dan setengah pada bagian hub.
Terdiri atas beberapa jenis :
a.
PB Persegi Panjang (penampang memanjang tirus
perbandingan 1 : 1000)
Dengan :
- Lebar pasak : w =
- Tebal pasak : t = . w
dimana :
d = diameter poros atau lubang lubang Hub.
b. PB Sama sisi/persegi
Disini lebar pasak sama dengan tebalnya. (w = t = )
c.
PB Sejajar (sama dengan PB Persegi Panjang tetapi
penampang memanjang tidak tirus)
Bentuk seperti ini dimaksudkan agar hub atau sebaliknya poros
dapat digeser satu sama lain di sepanjang sumbu poros.
d. PB Kepala
Memiliki bentuk yang sama dengan PB Persegi Panjang tetapi
dilengkapi kepala pada salah satu bagian ujungnya. Berfungsi
untuk memudahkan proses bongkar pasang.
b = 4d
t = 32 b = 6d
e. PB Ikat
Pasak diikat pada poros, bebas pada hub atau sebaliknya agar
bagian yang bebas bisa digerakkan aksial (searah poros).
Merupakan pasak tipe khusus untuk memindahkan torsi/momen
putar sekaligus diizinkan adanya pergerakan aksial disepanjang
sumbu poros.
f. PB Segmen
Merupakan jenis pasak yang dapat disetel dengan mudah,
karena pasak dibenam pada alur yang berbentuk setengah
lingkaran pada poros.
Jenis ini digunakan secara luas pada mesin-mesin kendaraan
dan perkakas.
Kelebihan dari jenis pasak ini adalah :
dapat menyesuaikan sendiri dengan kemiringan (ketirusan)
bentuk celah yang terdapat pada hub.
Sesuai untuk poros dengan konstruksi tirus pada bagian
ujungnya, karena mencegah kemungkinan lepasnya pasak.
Kekurangannya :
- Alur yang terlalu dalam pada poros akan melemahkan poros
- Tidak dapat difungsikan sebagai PB Ikat.
2. Pasak Pelana
Terdiri dari dua tipe, yakni :
- Pasak Pelana Datar
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas pada alur hub dan
datar pada lengkung poros, jadi mudah slip pada poros jika
mengalami kelebihan beban torsi. Sehingga hanya mampu
a
b
3. Pasak Bulat
Merupakan pasak berpenampang bulat yang dipasang ngepas
dalam lubang antara poros dan hub. Kelebihannya adalah
pembuatan alur dapat dilakukan dengan mudah setelah hub
terpasang pada poros dengan cara dibor.
Umumnya digunakan untuk poros yang meneruskan tenaga
putar kecil.
Ada dua posisi pemasangannya atau kedudukannya pada poros
dan hub, yakni :
dipasang membujur (sejajar sumbu poros)
dipasang melintang (tegak lurus sumbu poros)
4. Pasak Bintang (Spline)
Pasak jenis ini memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding
dengan tipe-tipe lainnya. Karena konstruksi pasaknya dibuat
lansung pada bahan poros dan hub yang saling terkait.
Umumnya digunakan untuk poros-poros yang harus
mentrasmisikan tenaga putar besar, seperti pada mesin-mesin
tenaga dan sistim transmisi kendaraan.
Bahan pasak dan poros yang digunakan biasanya sama.
Pasaknya yang berjumlah banyak yakni : 4, 6, 8, 10 sampai 16
buah . Karena hampir menyerupai sehingga sering disebut
sebagai pasak bintang (Spline).
Spline pada poros biasanya relatif lebih panjang, terutama bagi
hub yang dapat digeser-geser secara aksial.
Dengan :
D = 1,25.d
dan
b1 = 0,25.D
POROS
Menurut Elemen Mesin Sularso,1987:hal 1, Poros adalah salah
satu bagian terpenting dari mesin. Hampir semua mesin
meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peranan
dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros. Secara garis
besarnya poros dibedakan menjadi:
1. Poros transmisi
Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur.
Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling, roda gigi,
puli sabuk dan sproket rantai.
2. Spindel
Spindel adalah poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros
utama mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa
puntiran. Syarat yang harus dipenuhi oleh poros ini adalah
depormasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus
teliti.
3. Gandar
Gandar adalah poros yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang dimana, tidak mendapat beban puntir. Gandar ini hanya
mendapat beban lentur.
Dalam merencanakan sebuah poros hal-hal penting yang
diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan poros
Kekuatan poros adalah kekuatan poros untuk menerima beban
puntir atau lentur atau gabungannya. Perlu juga diperhatikan jika
poros mendapat alur pasak atau mengalami pengecilan diameter
(poros bertingkat). Jadi poros harus kuat dan mampu untuk
menerima semua beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun poros sudah kuat tetapi jika lenturan atau defleksi
puntirannya harus besar, misalnya pada kotak roda gigi. Oleh
karena itu disamping kekuatannya harus diperhatikan dan
disesuaikan dengan mesin yang akan dilayani.
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka pada harga tertentu
akan menimbulkan getaran yang luar biasa besarnya. Putaran
ini disebut putaran kristis. Jika mungkin poros harus
direncanakan dengan putaran kerja dibawah putaran kristisnya.
4. Bahan
Bahan untuk poros hendaknya bahan yang tahan terhadap
korosi, terutama untuk poros yang bersinggungan langsung
dengan fluida yang korosif dan poros mesin yang sering berhenti
dalam jangka waktu yang lama. Tetapi pada batas-batas tertentu
dapat dilakukan perlindungan terhadap korosi.
BANTALAN
Menurut Elemen mesin, Sularso,1987,hal 103, Bantalan adalah
elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara
halus, aman dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh
untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja
dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka
prestasi seluruh sistem akan menurun atau tidak dapat bekerja
secara semestinya. Jadi bantalan dalam permesinan dapat
disamakan peranannya dengan pondasi pada gedung.
a. Klasifikasi Bantalan
Bantalan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros
Bantalan luncur
getaran
sehingga
akan
meminimalisasi
suara
yang
ditimbulkannya. Secara umum bantalan luncur dapat dibagi
atas :
Bantalan radial, yang dapat berbentuk silinder, belahan, elips
dan lain-lain.
Bantalan aksial, yang berbentuk engsel, kerah dan lain-lain.
Bantalan gelinding
4
5
6
7
Artikel mengenai jenis-jenis kopling dan fungsinya, akan mengisi jurnal teknik
mesin di Rumah Cahaya kali ini. Seperti kita ketahui bahwa kopling adalah suatu
alat yang digunakan untuk menghubungkan dua unit poros dengan tujuan untuk
mentransmisikan daya mekanis. Fungsi kopling adalah untuk menyatukan
(menghubungkan-melepaskan) dua bagian yang dapat berputar secara mekanis.
Kopling mengatur transfer gaya putar atau torsi dari mesin ke pemindah daya.
Kopling terdiri dari: kopling tetap (coupling) dan kopling tidak tetap (clutch).
Kopling tetap digunakan untuk menyambung tetap antara dua poros, sedangkan
kopling tidak tetap digunakan untuk menyambung dan melepaskannya.
Kopling tetap harus mempunyai syarat:
Harus mudah disambung dan dilepaskan.
Harus mentransmisikan daya penuh dari poros.
Harus menjaga poros tetap lurus betul/sejajar.
Harus tidak ada bagian yang menonjol.
Kopling tidak tetap digunakan menyambung poros-poros dengan tujuan:
Digunakan untuk menyambung poros-poros dari unit yang dibuat terpisah dan
digunakan untuk melepas guna perbaikan atau penggantian motor dan
generator.
Digunakan untuk ketidaksejajaran dari poros atau untuk membuat fleksibilitas
mekanis.
Mengurangi transmisi dari beban kejut dari satu poros ke lainnya.
Untuk melakukan perlindungan terhadap beban lebih.
Untuk mengubah karakteristik getaran unit yang berputar.
Kopling tetap (coupling) dibagi menjadi:
1. Kopling kaku (lurus segaris)
Kopling selongsong (sleeve atau muff coupling).
Kopling jepit (clamp coupling).
Kopling flens (flange coupling).
Digunakan untuk menyambung poros-poros yang betul-betul segaris lurus.
2. Kopling fleksibel (poros tidak lurus/sejajar)
Kopling elastis.
Kopling universal.
Kopling oldham.
Digunakan untuk menyambung dua buah poros yang mempunyai ketidaklurusan
leteral atau angular (samping atau sudut).
Kopling tidak tetap (clutch) dibedakan:
1. Berdasarkan penyambungannya.
Kopling gesek.
Kopling cakra dan gigi.
Kopling magnetik, fluida.
Easy Plugin for AdSense V8.63 [midtext: 1 urCount: 1 urMax: 0] Easy Plugin for
AdSense V8.63
2. Berdasarkan pengoperasiannya.
Tuas, tangan, atau kaki.
Magnetik atau elektro magnetik.
Pneumatik.
Hydraulik.
Pada bagian akhir artikel tentang jenis-jenis kopling dan fungsinya ini kita hanya
akan mengulas tentang macam-macam kopling gesek, berikut fungsi/kegunaan
dan teori dasarnya. Untuk jenis kopling lainnya saya tidak memiliki pegangan
bahannya, jadi mungkin sahabat-sahabat bisa menemukannya di situs web
lainnya.
Berdasarkan bidang gesek, dibedakan menjadi:
Kopling piringan (disk).
Kopling kerucut (cone).
Kopling tromol (rim).
Kopling sabuk (band).
Berdasarkan penggunaannya:
Kopling penyambung (connection clutch). Menyambung dan melepas suatu
mesin dari motor yang terus berputar, atau untuk mengubah perbandingan
reduksi, atau mengubah arah putaran.
Kopling start (starting clutch). Biasanya jenis kopling sentrifugal, yang
mentransmisi torsi sepenuhnya pada mesin yang digerakkan hanya pada
kecepatan operasional dan motor penggerak dapat distart hampir pada tanpa
beban.
Kopling pengaman (safety clutch). Yang terjadi slip bila torsi yang disetel
dilampaui.
Kopling pengarah (directional clutch). Yang menghubungkan atau melepaskan
dua buah poros tergantung pada kecepatan relatifnya atau arah dari torsi.
Teori Dasar dari Kopling Gesek
Ada 4 (empat tahap) dalam cara kerja kopling gesek:
Tahap Pertama, Penyambungan: Bidang gesek didorong bersama dan ditekan,
poros yang digerakkan. Poros yang digerakkan dipercepat ke kecepatan poros
penggerak.
Tahap Kedua, Tersambung: Poros yang digerakkan dan poros penggerak
berputar dengan kecepatan yang sama.
Tahap Ketiga, Pelepasan: Bidang kerja dari kopling ditarik terpisah, poros yang
digerakkan pelan dan kemudian berhenti.
Tahap Keempat, Kopling Dilepas: Bidang kerja dipisahkan oleh celah, poros
yang digerakkan diam, sedangkan poros penggerak terus berputar atau juga
diam.
Dalam menganalisanya bisa dilihat pada:
1
2
3
4
tahan
terhadap
panas
sehingga
umur
Cone Clutch
4. Kopling Basah dan Kering
Kopling basah berarti kopling tersebut terendam di dalam
oli pelumas yang berfungsi sebagai pendingin, menjaga
kebersihan di permukaan kopling, menghasilkan performa
yang halus, serta lebih tahan lama. Kopling jenis ini sangat
umum digunakan pada sepeda-sepeda motor.
Sedangkan kopling kering sesuai dengan namanya kopling
Belt Clutch
6. Kopling Hidrolik (Fluid Coupling)
Kopling jenis ini tidak menggunakan bidang gesek seperti
enis-jenis kopling
a. Kopling Gesek Dinamakan kopling gesek karena untuk
melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan
gaya gesek yang terjadi pada bidang gesek. Ditinjau dari
bentuk bidang geseknya kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
(1) Kopling piringan (disc clutch)
Kopling piringan adalah unit kopling dengan bidang gesek
berbentuk piringan atau disc.
(2) Kopling konis (cone clutch)
Kopling konis adalah unit kopling dengan bidang gesek
berbentuk konis. Ditinjau dari jumlah piringan/ plat yang
digunakan kopling dibedakan menjadi 2 yaitu :
(1) Kopling plat tunggal
Kopling plat tunggal adalah unit kopling dengan jumlah
piringan koplingnya hanya satu.
(2) Kopling plat ganda/ banyak
Kopling plat banyak adalah unit kopling dengan jumlah
piringan lebih dari satu. Gesekan antar bidang/ permukaan
komponen tentu akan menimbulkan panas, sehingga
memerlukan media pendinginan. Ditinjau dari
lingkungan/media kerja, kopling dibedakan menjadi :
(1) Kopling basah
Kopling basah adalah unit kopling dengan bidang gesek
(piringan atau disc) terendam cairan/ minyak. Aplikasi
kopling basah umumnya pada jenis atau tipe plat banyak,
dimana kenyamanan berkendara yang diutamakan dengan
proses kerja kopling tahapannya panjang, sehingga banyak
terjadi gesekan/slip pada bidang gesek kopling dan perlu
pendinginan.
(2) Kopling kering
Kopling kering adalah unit kopling dengan bidang gesek
(piringan atau disc) tidak terendam cairan/ minyak (dan
bahkan tidak boleh ada cairan/ minyak). Untuk mendapatkan
penekanan yang kuat saat bergesekan, sehingga saat
meneruskan daya dan putaran tidak terjadi slip maka