Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

TUGAS GAMBAR STERN TUBE

Nama : Alvine Putra P.


NRP : 0117130034
Prodi : D3 DC V (LJ)
Dosen Pembimbing : Budi Sarwoko, Ir.

TEKNIK PERANCANGAN DAN KONTRUKSI KAPAL


JURUSAN TEKNIK BANGUNAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2020
Tugas Gambar Stern Tube D3- DC 5 (LJ)

1. DATA UKURAN UTAMA KAPAL


Adapun data ukuran utama kapal yang dipakai adalah sebagai berikut :

Nama kapal : KM GLOBAL MARS


Type : Tanker
Lpp : 112,30 m

Lwl : 108,16 m
B : 18,6 m
H : 9,60 m
T : 7,01 m
Cb : 0,80
Vs : 13,80 knot
Type Pelumasan : Pelumasan Air

1.2. Definisi
Laporan tugas gambar stern tube merupakan tugas gambar yang berisikan
perencanaan konstruksinya, type jenis pelumasan dan bagian-bagian yang terdapat
dalam stern tube. Tujuan dari penggambaran Stern tube adalah untuk mengetahui
penggambaran secara global tentang konstruksi dari stren tube dan bagian-bagian yang
terdapat dalam stern tube tersebut , serta sebagai pedoman pada saat reparasi.

1.3. Langkah-langkah pelaksanaan rencana stern tube


1. Penentuan jenis pelumasan
2. Perencanaan panjang poros
a. Poros propeller (shaft propeller)
b. Poros antara (intermediate shaft),
3. Perhitungan diameter poros,
4. Perhitungan tebal shaft liner,
5. Perhitungan Liner,
6. Perhitungan Bearing.

Sinta Andriani – 0117130040


Tugas Gambar Stern Tube D3- DC 5 (LJ)

PERHITUNGAN STERN TUBE

A. JENIS PELUMASAN
Menggunakan pelumasan dengan minyak.

B. PANJANG POROS

Panjang poros direncanakan sesuai dengan Rencana Umum.


 Panjang poros propeller ( propeller shaft ) = 5760 mm
 Panjang poros intermediete shaft = 1600 mm

C. DIAMETER POROS
Menurut BKI 1996 vol. III sec .4.c.2 ,diameter poros tidak boleh kurang dari :

Sinta Andriani – 0117130040


Tugas Gambar Stern Tube D3- DC 5 (LJ)

Catatan :
 Perubahan diameter lebih efektif dengan ketirusan atau radius.Untuk radius pada
intermediate shaft pada forged flange paling sedikit 0,08 d dan jika pada propeller
shaft paling sedikit 0,125 d .
 Ujung depan lubang pasak harus berbentuk sendok dan sudut-sudutnya tidak boleh
tajam.
 Lubang pengikatan antara pusat propeller dengan pusat propeller shaft terletak
dibagian tengah antar pasak.
 Ketirusan shaft propeller 1 : 10 s/d 1 : 15
 Ketirusan shaft pada umumnya 1 : 10 s/d 1 : 20
 Diameter luar dari ulir untuk mur panahan propeller tidak boleh lebih kecil dari 60
% diameter propeller.

D. SHAFT LINER
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.3.2.3 Tebal Minimum Shaft Liners :
s = ( 0,03 x d ) + 7,5
= ( 0,03 x 405 ) + 7,5
= 19,65 mm ~ 20 mm
a. Bahan liner yang digunakan adalah babit dengan celah 0,35 mm
b. Panjang liner belakang
= 4 x Dp
= 4 x 405
= 1620 mm

Sinta Andriani – 0117130040


Tugas Gambar Stern Tube D3- DC 5 (LJ)

c. Panjang bantalan depan


= 2 x Dp
= 2 x 405
= 810 mm

Hubungan antara Stern tube dengan Propeller


i. Panjang ketirusan = panjang boss propeller. (L).
( Design of Marine Screw Propeller Hal 303)
L = (1,8 s/d 2,4 )Ds prop shaft.
= 2 x 405
= 810 mm.
ii. Diameter ketirusan propeller (Dp)
D = Dp – (1/10 s/d 1/20 L ) (direncanakan 1/18)
= 405–1/18 x 700
= 311,11 mm.

E. PENENTUAN PANJANG DAN TEBAL LAPISAN PELINDUNG


Panjang lapisan pelindung .
Lapisan pelindung poros diletakan sepanjang system stren tube
Panjang lapisan pelindung = panjang stern tube.
* Tebal minimum lapisan pelindung :
s = 0,03 x Dp + 7,5
= ( 0,03 x 405 ) + 7,5
= 19,65 mm ~ 20 mm
* Tebal pelindung diantara bantalan poros :
s’ = 0,75 x s
= 0,75 x 20
= 15 mm – 15 mm
F. DIAMETER BAUT COUPLING
o Flange Coupling
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.4.1 tebal Flange Coupling tidak boleh lebih
kecildari diameter baut jika didasarkan pada kekuatan tarik yang sama dengan
material poros.

Sinta Andriani – 0117130040


Tugas Gambar Stern Tube D3- DC 5 (LJ)

 Diameter Baut
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.4.2 diameter baut untuk Flange Coupling
tidak boleh kurang dari :

dengan diameter pitch yang telah direncanakan dan diameter baut yang di
dapatkan dari perhitungan, maka diperoleh :

G. BEARING
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.5.1, jarak maksimal antar bearing tidak boleh lebih dari:

Lmax = k1 x d

Sinta Andriani – 0117130040


Tugas Gambar Stern Tube D3- DC 5 (LJ)

dimana : k1 = faktor pelumasan dengan minyak = 450


d = diameter poros di antara bearing ( dalam hal ini diameter poros propeller
) = 405 mm
maka : Lmax = 450 x
= 8418,73 mm ~ 8420 mm
Jadi jarak antara dua bearing tersebut tidak boleh lebih dari 8420 mm
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.5.2.2 , jika bearing menggunakan pelumasan minyak,
maka ada ketentuan untuk panjang dari bearing baik itu after bearing maupun forward
bearing sbb :
a. Aft Bearing
panjang = 2 x d (mm)
= 2 x 405
= 810 mm
b. Fwd Bearing
panjang = 0,8 x d (mm)
= 0,8 x 405
= 330 mm

H. PERENCANAAN PASAK (SPIE)


 Panjang Pasak (L) = (0,75 – 1,5)Dp Direncanakan 1
L = 1 x Dp
= 1 x 405
= 405 mm
 Area pasak (A) = 0,25 x Dp2
= 0,25 x (405)2
= 41006,25 mm2
 Lebar Pasak (B) = antara 25% s/d 30% (diambil 30%)
B=A/L
= 30625 / 405 = 80,40 mm
 Tebal Pasak (t)

t = 1 6 x Dp

Sinta Andriani – 0117130040


Tugas Gambar Stern Tube D3- DC 5 (LJ)

= 1 x 405
6
= 67,5 mm ~ 70 mm
 Radius pada ujung Pasak (R) ---(IV.D.1)
R = 0,0125 x Dp
= 0,0125 x 405
= 5,0625 mm
Radius = 6 mm
 Luas Bidang Geser (A)
A = 0,25 x Dp2
= 0,25 x (405)2
= 41006,25 mm2
 Perhitungan kekuatan Pasak
Pd = Fc x P
Dimana Pd = Daya rencana (kW)
P = SHP (kW) = 1054,29 kW
Fc = Faktor koreksi (diambil Fc = 1)
Pd = 1 x 1054,29 kW
= 1054,29 kW

I. MENENTUKAN BANTALAN
BKI 96 Volume III. Sect A. D 5
a. Bahan bantalan yang digunakan adalah bronze
b. Panjang bantalan belakang (After Bearing ) = 4 x Dp
= 4 x 405 mm
= 1620 mm
c. Panjang bantalan depan(Forward Bearing) = 2 x Dp
= 2 x 405 = 810 mm
d. Tebal bantalan minimum (t)
t = ( Dp / 32) + ( 25 x 4/8 )
= ( 405 / 32 ) + ( 25 x 4/8 )
= 33,33 mm
direncanakan 35 mm
e. Jarak maksimum yang diijinkan antara bantalan

Sinta Andriani – 0117130040


Tugas Gambar Stern Tube D3- DC 5 (LJ)

Imax = ki. DS0,5 : dengan Ds = 405 mm


Dimana ki = 450 untuk pelumasan minyak,
Imax = 450. 185 0,5 = 8418,73 mm
Dipakai jarak = 8420 mm
J. BUSH BEARING
a. Bahan Bush Bearing yang dipakai adalah Mangan Bronze.
b. Tebal bush Bearing (t BB )
tBB = 0,18 x Dp
= 0,18 x 405
= 75mm
direncanakan tBB = 75 mm

Tebal Stern Tube


Tst = (Dp/20) + 19,05
= (405/20) + 19,05
= 39,3 mm
Dipakai tebal Stern Tube = 40 mm

K. SISTIM KEKEDAPAN PACKING ( Gland Packing )


i. Panjang packing = 0,75 (s + Dp) ; s = tebal shaft liners
= 0,75 x (18 + 405)
= 318,75 mm ~ 320 mm

Sinta Andriani – 0117130040


Tugas Gambar Stern Tube D3- DC 5 (LJ)

Sinta Andriani – 0117130040

Anda mungkin juga menyukai