Anda di halaman 1dari 18

Perencanaan Poros

Analisa Beban
Dengan adanya daya dan putaran, maka poros akan mendapatkan beban berupa momen
torsi. Oleh sebab itu dalam penentuan ukuran-ukuran utama dari poros akan dihitung
beban melalui momen torsi :
Dari data didapatkan :
Daya maksimum = 63/5600 Ps/rpm ( 1 Ps = 0,9849 Hp )

N = 63Ps x 0,9849 = 62,05 Hp


Ps
n = 5600 rpm
didapatkan,
N
Mt = 63.000 (lb . in)
n
= 698,1 lb . in dikonversikan (kg.mm) agar lebih mudah memahami.
= 8043,1 kg.mm

Pemilihan bahan

Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja karbon yang difinis dingin.
Jenis-jenis baja beserta sifat-sifatnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Kekuatan Kekerasan
Perlakuan Diameter
Lambang Tarik HRC
Panas (mm) HB
(kg/mm2) (HRB)
20 atau kurang 58 - 79 (84) - 23 -
Dilunakkan
21 – 80 53 - 69 (73) - 17 144 – 216
AISI SAE
1035 Tanpa 20 atau kurang 63 - 82 (87) - 25 -
dilunakkan 21 – 80 58 - 72 (84) - 19 160 – 225
20 atau kurang 65 - 86 (89) - 27 -
Dilunakkan
21 – 80 60 - 76 (85) - 22 166 – 238 D
AISI SAE
1045 Tanpa 20 atau kurang 71 - 91 12 - 30 - alam
dilunakkan 21 – 80 66 - 81 (90) - 24 183 – 253
pera
20 atau kurang 72 - 93 14 - 31 -
Dilunakkan ncan
21 – 80 67 - 83 10 - 26 188 – 260
AISI SAE gan
1055 Tanpa 20 atau kurang 80 - 101 19 - 34 -
dilunakkan 21 – 80 75 - 91 16 - 30 213 – 285 poro
s ini
dipilih bahan jenis AISI - SAE 1035 dengan kekuatan tarik t = 63 kg/mm2.
Tegangan geser izin dari bahan ini diperoleh dari rumus :

σt
τs = (N ……………………( elemen mesin ,sularso , hal 8)
x Kt)

Dimana: 𝜏𝑠 = tegangan geser izin (kg/mm2)


𝜎𝑡 = kekuatan tarik bahan (kg/mm2)
N =faktor keamanan yang bergantung pada jenis bahan, di mana untuk
bahan AISI 1035besarnya adalah 4.
Kt= Konsentrasi tegangan yang bergantung dari bentuk poros, di mana
harganyaberkisar antara 1,3 – 3,0.

Untuk harga Kt diambil sebesar 1,3 maka tegangan geser izin bahan jenis AISI –
SAE 1035 adalah :
63
𝜏𝑠 =
(4 𝑥 1,3)
𝜏𝑠 = 12,1 kg/mm²
Perencanaan diameter poros kopling

Diameter poros kopling dapat diperoleh dari rumus


1⁄
5,1 3
ds = [ τ Mt] …………………………(elemen mesin, sularso, ha8)Dimana :ds =
s

diameter poros (mm)

s = tegangan geser izin (kg/mm2)


Mt = momen puntir yang ditransmisikan (kgmm).

maka diamater poros kopling yang direncanakan adalah :


1⁄
5,1 3
ds = [ × 8043,1]
12,1
ds = 15 mm

Syarat Perencanaan :

s ≤ |s |
5,1 𝑀𝑡 𝜎𝑡
≤ | |
𝑑𝑠 3 𝑁 𝑥 𝐾𝑡
12,1 ≤ 12,1
Jadi , tegangan geser yang terjadi harus sama atau lebih kecil dari tegangan izin yang
ditentukan maka Poros Aman.
Perencanaan Pasak Bintang

Material yang digunakan untuk pasak bintang adalahAISI – SAE 1035


Perancangan Spline :
Standar dalam perancangan Spline berdasarkan standar SAE :

Pemilihan Spline
Pada spline direncanakan memiliki 10 spline.
𝑑 15
D = = = 17,4 𝑚𝑚
0,860 0,860

h = 0,070 . D = 1,22 mm
W = 0,156 . D = 2,71 mm
Sedangkan panjang Spline diperoleh dari :
𝐷3 17,43
L = = = 23,4 𝑚𝑚
𝑑2 152
Dan jari rata-rata spline adalah :
𝐷+𝑑 17,4+15
𝑟̅ = = = 8,1 𝑚𝑚
4 4
Dimana =
Nt : jumlah bintang pasak
h : tinggi bintang (mm)
L : panjang spline (mm)
W : Lebar bintang pasak (mm)
Mt : momen torsi yang bekerja pada poros dari perhitungan diperoleh
Mt = 8043,1 kg.mm
Analisa Beban
Besarnya gaya yang bekerja pada spline diperoleh dari : Mt = F . 𝑟̅
Dengan memasukkan nilai Mt dan 𝑟̅ ke persamaan diatas maka,
𝑀𝑡 8043,1
𝐹= = = 993 (𝑘𝑔)
𝑟̅ 8,1
Pemeriksaan Spline. Karena gaya yang terjadi akan menimbulkan tegangan geser dan
tegangan tekan.
Tegangan Tekan
𝜎𝑐 ≤ |𝜎𝑐 |
𝐹 𝜎𝑡
≤ | |
h . 𝐿. 𝑁𝑡 𝑁𝑡
993 63
≤ | |
1,22 . 23,4 . 10 10
3,5 ≤ |6,3|
Tegangan Geser
𝜏𝑠 ≤ |𝜏𝑠 |
𝐹
≤ |0,58 . 𝜎𝑐 |
𝑊. 𝐿. 𝑁𝑡
993
≤ |0,58 . 3,5|
2,71 . 23,4 . 10
1,6 ≤ |2,03|
Jadi, Tegangan Tekan dan Tegangan Geser yang terjadi adalah Aman karena kurang dari
Tegangan tekan dan Tegangan Geser yang diizinkan.
Perencanaan Paku Keling

Material yang digunakan untuk paku keling adalah :

AISI – SAE 1005dan di Asumsikan gaya keliling yang bekerja adalah


𝐹 = 993(𝑘𝑔) , maka akan menimbulkan Tegangan sebagai berikut,

1.Tegangan Tarik yang terjadi pada batang paku keling


𝜎𝑡 ≤ |𝜎𝑡 |
4𝐹
≤ |𝜎𝑡 |
𝜋𝑑2
4.993
≤ |𝜎𝑡 |
3,14. 32
140,55≤ |𝜎𝑡 |
2.Tegangan Tekan yang terjadi pada kepala paku keling
𝜎𝑐 ≤ |𝜎𝑐 |
4𝐹
≤ |𝜎𝑐 |
𝜋 (𝐷2 − 𝑑2 )
4.993
≤ |𝜎𝑐 |
3,14 (102 − 32 )
13,90 ≤ |𝜎𝑐 |
3.Tegangan Geser yang terjadi pada paku keling
𝜏𝑠 ≤ |𝜏𝑠 |
𝐹
≤ |𝜏𝑠 |
𝜋 𝑑 ℎ𝑜
ho = 0,3 d = 0,3 . 3 = 0,9
993
≤ |𝜏𝑠 |
3,14 . 3 . 0,9
117,13 ≤ |𝜏𝑠 |

Perencanaan Pegas

Direncanakan pegas pada plat kopling dengan jumlah 3 buah. Rancanglah pegas yang
digunakan untuk mengukur beban 8043,1 Kg.Sebuah pegas terbuat dari Baja Karbon AISI
- SAE 1010dengan diameter 2 mm dan memiliki diameter luar dari 17 mm. Modulus geser
8x103 kg/mm2

Dik:d = 2 mm; D0 = 17 mm; G = 8x103 kg/ mm2 ; W = F = 993 Kg ;


D = D0 - d = 15 mm
Defleksi pada pegas ulir tekan,
64 𝑁𝑎 𝑃 𝑅 3
𝛿=
𝐺 𝐷4
64 . 11. 993 . 7.53
=
8000 . 154
= 0,53 𝑚𝑚
Sehingga,
𝐷 15
Spring indeks C = 𝑑 = = 7,5
2

Konstanta Pegas
𝐺 𝐷4 8000 . 154
𝐾= = = 1875
64 𝑁𝑎 𝑅 3 64 . 8 . 7.53

Selanjutnya besarnya tegangan geser maksimum adalah :


Ks = Tegangan Geser Langsung,
0,5 0,5
Ks = 1 + =1 + 7,5 = 1,0667 𝑚𝑚
𝐶
Sehingga, tegangan geser maksimum
8𝐹𝐶 8 .993 .7,5
𝜏𝑚𝑎𝑥 = 𝐾𝑠 = 1,0667 =2371,8 kg.mm2
𝜋𝑑3 3,14 .23

Jumlah lilitan aktif (Na)

Na = 8 lilitan
Jumlah lilitan total (Nt)

Nt = 8 + 2 = 10 lilitan

Bantalan Pembebas

Bantalan yang digunakan sebagai bantalan pembebas (release bearing) adalah


bantalan bola aksial satu arah dengan bidang rata (single direction thrust ball bearing
with flat back face).

3.6.7 Analisa Gaya

Penjumlahan gaya yang bekerja dalam arah radial dan aksial adalah sebagai
berikut:
Fr  0
Fa  FT
-3
 9,625  10 kg

3.6.8 Penentuan Beban Ekivalen Statik dan Dinamik

Sesuai dengan prosedur perhitungan pada bab sebelumnya maka beban ekivalen
statik diperoleh dari
Po = Xo.Fr + Yo.Fa
Atau :
Po = Fr
dengan : X0 = 0,5 dan Y0 = 0,26. Maka besar P0 adalah

P0  0,5  0  0,26  0 ,0096245


 0,0025k g
atau
P0  0

Dari kedua harga di atas diambil P0 = 2,5 10-3 kg.

Sedangkan untuk beban ekivalen dinamik diperoleh dari


P = X V Fr + Y Fa
Dengan: X = 0,6
V = 1,0
Y = 1,4
Maka besar P adalah
P  0,6  1  0  1,4  0,009625
 0,0135 kg

3.6.9 Penentuan Basic Static Load Rating dan Basic Dynamic Load Rating

Sesuai dengan prosedur perhitungan pada bab sebelumnya maka basic static load
rating diperoleh sebesar
C0  P0
 0,0025 kg
dan untuk umur bantalan sebesar 15000 jam maka basic dynamic load rating diperoleh
sebesar
C  P  L1/3
 0,0135  (15000)1/3
 0,23 kg
3.6.10Pemilihan Bantalan

Dari perhitungan-perhitungan di atas serta data dari bab-bab sebelumnya maka


bantalan yang dipilih harus memenuhi syarat-syarat berikut:
diameter lubang : d = 40 mm
basic static load rating : C0 2,5 10 -3 kg
basic dynamic load rating : C  0,23 kg
kecepatan putaran maksimum : n  4200 rpm

Dari katalog dipilih bantalan bola aksial satu arah dengan bidang rata dengan
nomor A-SD 3020 yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
diameter luar : D = 65 mm
diameter lubang : d = 40 mm
lebar : b = 20 mm
basic static load rating : C0= 1,1 kg
basic dynamic load rating : C = 24 kg
kecepatan putaran maksimum : n = 5600 rpm

Perencanaan Bidang Gesek


Perencanaan plat gesek

Pelat gesek berfungsi untuk memindahkan daya dan putaran dari flyweel(Roda
Penerus) ke poros yang digerakkan. Transmisi daya dan putaran dari flyweel dengan
pelat gesek yang ditekan oleh pelat penekan
Berikut ini sket pelat gesek yang direncanakan beserta simbol-simbol yang
digunakan

Keterangan Gambar :
D = diamater luar plat gesek = 180 mm
d = diameter dalam plat gesek = 121 mm
a = tebal plat gesek = 29 mm
b = lebar plat gesek = 13 mm

Pemilihan Bahan

Koefisien gesekan µ antara berbagai permukaan diberikan pada Tabel dibawah.


Harga-harga koefisien gesekan dalam tabel tersebut ditentukan dengan
memperhitungkan keadaan bidang gesek yang sudah agak menurun gesekannya karena
telah terpakai beberapa waktu, serta didasarkan atas harga tekanan yang diizinkan yang
dianggap baik.

Tabel 3.5Koefisien gesek antara berbagai permukaan beserta tekanan yang diizinkan
µ pa
Bahan Permukaan Kontak
Kering Dilumasi (kg/mm2)
Besi cor dan besi cor 0,10 - 0,20 0,08 - 0,12 0,09 - 0,17
Besi cor dan perunggu 0,10 - 0,20 0,10 - 0,20 0,05 - 0,08
Besi cor dan asbes 0,35 - 0,65 - 0,007 - 0,07
Besi cor dan serat 0,05 - 0,10 0,05 - 0,10 0,005 - 0,03
Besi cor dan kayu - 0,10 - 0,35 0,02 - 0,03
Perencanana Tehnik Mesin , Joseph , hal 267
Untuk perancangan plat gesek ini digunakan bahan asbes yang berpasangan
dengan besi cor sebagai bahan flywheel dan plat penekan. Beberapa alasan untuk
pemakaian asbes dan besi cor antara lain:
1.Asbes mempunyai daya tahan terhadap temperatur yang sangat tinggi, yaitu sampai
sekitar 200 ºC.
2.Pasangan asbes dan besi cor mempunyai koefisien gesek yang besar.

Sesuai dengan Tabel 6-1 koefisien gesek dan tekanan yang diizinkan untuk
bahan asbes dan besi cor pada kondisi kering adalah:
µ = 0,35 – 0,65 : diambil harga rata-ratanya yaitu 0,5
pa = 0,007 – 0,07 kg/mm2 : diambil harga rata-ratanya yaitu 0,0385 kg/mm2
Analisa gaya dan momen gesek

Tekanan pada bidang plat gesek tidak terbagi rata pada seluruh permukaan, makin
jauh dari sumbu poros tekanannya makin kecil. Jika tekanan rata-rata pada bidang gesek
adalah p, maka besar gaya yang menimbulkan tekanan dan momen gesekan yang
bekerjapada seluruh permukaan gesek berturut-turut dirumuskan sebagai:
μ
F = (D2 − d2 ) p
4
Untuk menentukan tebal plat gesek yang sesuai, terlebih dahulu perlu diketahui
besarnya daya yang hilang akibat gesekan, yang mana dapat diperoleh dari :
Mg  D .n  t  z …………………….Machine and Design,hal 425)
Pg 
5
9,74  10  3600

di mana: Pg = daya hilang akibat gesekan (kW)


Mg = momen gesek yang bekerja pada plat gesek (kg.mm)
n = kecepatan sudut, dari data perencanaan diketahui sebesar 5600
rpm
t = waktu penyambungan kopling, diambil 0,3 detik
z = jumlah kerja tiap jam direncanakan 200 kali/jam

Dengan memasukkan harga-harga yang diketahui diperoleh


6,16  10 4  286 3  5600  0,3  200
P =
9,74  10 5  3600
= 1,4795 kW
P = 1,104 ps

Selanjutnya tebal plat gesek dapat diperoleh dari :


Lp  Pg
a
……………………......(Machine and Design , hal 427)
Ag  W k
di mana : a = tebal plat gesek (cm)
Lp = lama pemakaian plat gesek, direncanakan 3700 jam
Pg = daya hilang akibat gesekan (hp)
Ag = luas bidang gesek dari plat gesek, yaitu
Wk = kerja yang menyebabkan kerusakan, bahan asbes dengan besi cor
harganya berkisar antara 5 – 8 hp.jam/cm3, dalam perencanaan ini
diambil 8 hp.jam/cm3.
A =

4
D 2  d 2 
=  180 2  1212 
4
A = 1,74 mm2 = 174 cm2
Maka tebal plat gesek yang direncanakan adalah
3700  1,104
a =
174  8
= 2,93 cm  29 mm
(D+d)
Mg = μ. F. 4 ..........................(Statika, Ferdinan F Beer, hal 111)

di mana: F = gaya yang menimbulkan tekanan pada plat gesek (kg)


Mg = gesek yang bekerja pada plat gesek (kg•mm)
D = diameter luar plat gesek (mm)
d = diameter dalam plat gesek (mm)
p = tekanan rata-rata pada bidang gesek, yaitu sebesar 0,0385 kg/mm2
µ = koefisien gesekan plat gesek dengan flywheel/plat penekan 0,5.

μ 2
F= (D − d2 )p
4
0,5
= (1802 − 1212 ) 0,0385
4
= 85,5 Kg

Selanjutnya dengan memasukkan persamaan gaya di atas ke persamaan momen gesek


maka diperoleh :
(D + d)
Mg = μ. F.
4
(180 + 121)
Mg = 0,5 . 85,5 .
4
= 3217 Kg.mm

Sebagai kesimpulan ukuran-ukuran dari plat gesek yang dirancang adalah:


D = diamater luar plat gesek = 180 mm
d = diameter dalam plat gesek = 121 mm
a = tebal plat gesek = 29 mm
b = lebar plat gesek = 13 mm
Poros

\
Pasak bintang

Paku Keling
Pegas

Bantalan Pembebas
Bidang Gesek

Anda mungkin juga menyukai