Cylinder bore gauge sendiri terdiri dari beberapa komponen yaitu dial
gauge, dial gauge securing position, grip, replecement rod,
replecement washer, replecement rod securing thread dan measuring
point.
Untuk mendapatkan hasil ukuran yang akurat maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan sebelum melakukan pengukuran, antara lain :
Contoh :
Bila hasil pengukuran diameter dalam silinder dengan jangka sorong
diperoleh hasil 72,30 mm, maka replecement rod yang digunakan
adalah 70 mm dan replecement washer yang digunakan adalah 2 mm
Bila hasil pengukuran diameter dalam silinder dengan jangka sorong
diperoleh hasil 72,70 mm, maka replecement rod yang digunakan
adalah 70 mm dan replecement washer yang digunakan adalah 3 mm
Set “0” Cylinder Bore Gauge
Cara melakukan set “0” pada alat ukur Cylinder Bore Gauge dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Misal hasil pengukuran dengan
jangka sorong yang digunakan adalah 72,30 mm.
Cara pertama
Setting micrometer luar sesuai dengan ukuran replecement rod dan
washer yang digunakan yaitu 72 mm.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder
Bore Gauge ke dalam micrometer luar kemudian set “0”
(menempatkan jarum pointer ke ukuran ‘”0”) alat ukur Cylinder Bore
Gauge nya.
Cara Kedua
Setting micrometer luar sesuai dengan ukuran yang didapatkan
dengan jangka sorong yaitu pada ukuran 72,30mm.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder
Bore Gauge ke dalam micrometer luar kemudian set “0”
(menempatkan jarum pointer ke ukuran ‘”0”) alat ukur Cylinder Bore
Gauge nya.
Cara Ketiga
Tepatkan jarum pointer pada angka “0”.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder
Bore Gauge ke dalam micrometer luar kemudian ukur jarak antara
replecement rod dan measuring pointnya.
Perhatikan jarum pointer pada alat ukur Cylinder Bore Gauge apakah
apakah jarum pointer mengarah sebelum angka “0” atau mengarah
sesudah angka “0”. Bila jarum pointer mengarah sebelum angka “0”
maka hasilnya ditambah dan apabila jarum pointer mengarah sesudah
angka “0” maka hasilnya dikurang.
Misal pada cara pertama :
Hasil setting micrometer luar adalah 72 mm. Bila jarum mengarah
sebelum angka “0” sebesar 0,3 mm maka hasilnya ditambah sehingga
ukurannya adalah 72 + 0,3 = 72,3 mm. Sedangkan bila jarum
mengarah sesudah angka “0” misal sebesar 0,1 mm maka hasilnya
dikurangi sehingga ukurannya adalah 72 – 0,1 = 71,9 mm.
Cylinder Bore gauge adalah alat untuk mengukur diameter silinder, dengan
ketelitian sampai 0,01 mm.Berguna untuk alat pelengkap untuk over houle,alat ini
untuk mengidentifikasi Keovalan,ketirusan,dan untuk menentukan besar-kecilnya
pengeboran silinder.Sahabat otomotif penggunaan Cylinder bore gauge wajib di
kuasai ketika kamu lagi OH atau Ujian praktek,perhatikan langkah-langkah
penggunaannya.
Contoh :
• Bila hasil pengukuran = 52,30 mm Maka anda memilih :
• Replacement rod = 50 mm
• Replacement washer = 2 mm
METODA PENGUKURAN
1. Ukur diameter silinder dengan vernier caliper. Pilihlah replacement rod dan
washer yang sesuai, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran
diameter adalah 91,00 mm, gunakan replacement rod 90 mm dan replacement
washer 1 mm.
• Tips cara cepat = Saya dapatkan cara ini waktu lomba LKS di
Nusawungu.Penyetelan angka ‘0’ pada dial gauge dapat di lakukan di dalam
silinder,dengan memasukan silinder bore gauge ke dalam silinder dengan kedalaman
± 0,5 cm,karena daerah bagian atas ± 1 cm dari permukaan block silinder tidak
bergesekan langsung dengan piston sehingga ukurannya tidak berubah.
Itulah bagai mana cara menggunakan silinder bore gauge,yang perlu anda ketahui
sebelum melakukan Over Saize.Silahkan anda praktekan di sekolah tentunya dengan
petunjuk dan bimbingan guru.Jika bermanfaat silahkan anda share artikel ini.
Diposting 26th February 2017 oleh Cebret Fans
Tweet
Like0
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur diameter silinder.
Cara I :
Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm.
Pasang replacement rod pada bore gage.
Ukur panjang replace-ment rod dengan mikrometer luar seper-ti pada gambar 29 di samping dan usaha-
kan jarum dial gage tidak bergerak, misal diperoleh hasil pengu-kuran = 76,20 mm.
Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri
seperti pada gambar 30 sampai diperoleh pe-nyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage, misal diperoleh 0,13 mm.
Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengu-kuran panjang replacement rod dengan
besarnya penyim-pangan jarum bore gage.
Jadi diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm.
Cara II :
Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm.
Pasang replacement rod pada bore gage.
Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkan replacement rod antara anvil dan spindle
mikrometer
Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring
Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri
sampai diperoleh pe-nyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage.
Apabila penyimpangan jarum dial gage :
Di sebelah kanan nol: Ǿsilinder = 76 – penyimpangan
Di sebelah kiri nol : Ǿsilinder = 76 +penyimpangan
Salah satu komponen inti pada mesin adalah blok silinder, selain
fungsinya yang sangat vital komponen ini juga sangat rentan aus. Karena
kalau anda memahaminya, blok silinder akan selalu bergesekan dengan
ring piston saat mesin bekerja.
Langkah awal, anda perlu mencari tahu berapa diameter standar dari
blok mesin yang akan diukur. Ini dibutuhkan untuk proses kalibrasi
cylinder bore gauge, anda bisa mencarinya pada service literature mobil
yang bersangkutan atau anda bisa mengukur salah satu blok silinder
menggunakan jangka sorong.
3. Lakukan pengukuran
ketiga stel dial gauge ATAU diset keANGKA “0” tepat pada jarum
panjang dengan memutar outer ring, keempat kunci kembali pengunci
outer ring. Silinder bore gauge siap digunakan.
ATAU.Penyetelan angka '0' pada dial gauge dapat di lakukan di
dalam silinder,dengan memasukan silinder bore gauge ke dalam silinder
dengan kedalaman ± 0,5 cm,karena daerah bagian atas ± 1 cm dari
permukaan block silinder tidak bergesekan langsung dengan piston
sehingga ukurannya tidak berubah.
• Masukan replacement rod kedalam lubang (cylinder)
•
. Masukkan replacement rod pada blok silinder terlebih dahulu lalu
dengan measuring point (Jangan memasukkan measuring point terlebih
dahulu karena akan meninggalkan goresan pada blok silinder).
• , goyangkan tangkai bore gauge ke kanan dan ke kiri hingga di peroleh
penyimpangan ANGKA PENGUKURANterbesar (posisi tegak lurus).
•
• Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukan dial gauge,
.Jika jarum panjang berhenti sebelum angka nol maka hasil
pengukuran ditambah dengan 0,01 * jumlah strip sebelum nol. Misal
jarum berhenti 15 strip sebelum nol maka hasil pengukuran = 80,40 +
(0,01 * 15) = 80,40 + 0,15 = 80,55 mm.
Jika berhenti setelah angka nol berarrti hasil pengukuran dikurangi
dengan 0,01 * jumlah strip setelah nol. Misal jarum berhenti 5 strip setelah
nol maka hasil pengukuran = 80,40 – (0,01 *5) = 80,40 – 0,05 = 80,35
mm
• .
Pengukuran dilakukan pada 3 titik yaitu :
a. Titik Atas (TA) ,yaitu pengukuran dilakukan ± 1 cm di bawah
permukaan blok silinder
b. Titik Tengah (TT) ,yaitu pengukuran di lakukan tepat ditengah-
tengah kedalaman silinder.
c. Titik Bawah (TB) ,yaitu pengukuran di lakukan di bagian paling
dasar silinder.
Tiap blok silinder ukur pada titik X dan Y pada tiga posisi yaitu posisi
atas X1 dan Y1 , posisi tengah X2 dan Y2 dan posisi bawah X3 dan Y3
Lalu masukkan hasil pengukuran pada table berikut
Contoh :
Pos.
ukur X-1 Y-1 X-2 Y-2 X-3 Y-3
Jml sil
Silinder 80,50 80,48 80,50 80,56 80,41 80,52
1
Silinder 80,49 80,54 80,50 80,52 80,49 80,50
2
Silinder 80,49 80,55 80,51 80,54 80,50 80,48
3
Silinder 80,52 80,53 80,50 80,53 80,46 80,49
4
10. Lalu masukkan hasil pengukuran pada table keovalan dan
ketirusan
Cara menentukan ke ovalan silinder :
• Mula – mula tentukan sumbu X dan sumbu Y dari silinder.
• Lalu bagi silinder menjadi 3 bagian yaitu bagian atas (TOP), bagian tengah
(CENTER), dan bagian bawah (DEEP).
• setelah itu ukur sumbu X dan Y dari masing-masing bagian.
• Misalnya diperoleh hasil pengukuran bagian atas (TOP) cylinder sumbu X =
80.75 mm dan sumbu Y = 80.73 mm, maka keovalannya cylinder bagian
atas adalah 80.75 – 80.73 mm = 0.02 mm.
• Lanjutkan pengukuran pada bagian tengah (CENTER) dan bagian Bawah
(DEEP).
Cara menentukan ketirusan cylinder :
• Ketirusan merupakan selisih ukuran antara cylinder bagian atas dengan cylinder
bagian bawah atau sebaliknya.
• Untuk menentukan ketirusan cylinder, dapat diambil dari keovalan masing-
masing bagian pada TOP, CENTER dan DEEP silinder.
• Misalnya, keovalan cylinder bagian atas adalah 0.02 mm dan bagian bawah
cylinder adalah 0.01 mm, maka ketirusannya adalah 0.02 – 0.01 mm = 0.01
mm.
Contoh :
Pengamatan Keovalan Ketirusan
Jml sil
X 1-
X2-Y2 X3-Y3 XB - X K YB - YK
Y1
Silinder 1 0,02 - 0,06 - 0,11 0,09 0,08
Silinder 2 - 0,05 - 0,02 - 0,01 0,01 0,04
Silinder 3 - 0,06 0,03 0,02 0,02 0,07
Silinder 4 - 0,02 - 0,03 -0,03 0,06 0,04
11. Dari data diatas ambil keovalan paling besar dan ketirusan
paling besar untuk menentukan pengerjaan akhir (oversize)
Contoh :
Ketirusan Maksimal : 0,09 mm
Keovalan Maksimal : 0,11 mm
Keausan Maksimal : . . . . . . . . (Selisih diameter silinder STD dengan
hasil pengukuran terbesar)
12. Kesimpulan
Jika pengukuran keausan maksimal < 0,25 mm maka pengerjaan
lanjutan adalah oversize 0,25 mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,25 mm maka pengerjaan
lanjutan adalah oversize 0,50 mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,50 mm maka pengerjaan
lanjutan adalah oversize 0,75 mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,75 mm maka pengerjaan
lanjutan adalah oversize 1,00 mm
Fungsi cylinder bore gauge adalah untuk mengukur diameter silinder pada
beberapa titik secara akurat dengan menggunakan bantuan micrometer dan
jangka sorong.
. Dial Gauge
2.
5 5. Replacement washer
6 6. Measuring point
Komponen Bantuan :
1 1. Jangka sorong
2 2. Micrometer
Cara menggunakan cylinder bore gauge :
Setelah diukur bacalah skala utama jangka sorong yg sejajar dengan angka nol
skala geser dengan hasil misalnya 75 mm dan angka koma dibelakang skala
utamanya kita menggunakan cylinder bore gauge untuk menemukan hasil yang
akurat.
oke guys cukup sekian postingan saya kali ini semoga bermanfaat
Tweet
MENGUKUR BLOK
SILINDER
Diposkan pada Agustus 29, 2008 by sawal
MENGUKUR BLOK SILINDER
1. Alat ukur yang di pakai adalah: vernier caliper, micrometer, micrometer stand,
cylinder bore gauge.
2. Bersihkan Blok Silinder yang akan di ukur beserta alat ukurnya
3. Ukurlah diameter dalam silinder menggunakan vernier caliper, contoh hasil
pengukuran dengan vernier caliper adalah 77, 14 mm
4. Ambillah replacement rod yang sesuai dengan ukuran vernier caliper, dari table
yang di baca pada cylinder bore gauge di dapat ukuran 75 – 78, maka replacement rot
yang dipakai adalah A4
5. Pasanglah replacement rod pada cylinder bore gauge
6. Pasanglah dial indicator pada cylinder bore gauge