Anda di halaman 1dari 34

Cara Mengukur Diameter Silinder dengan Cylinder

Bore Gauge (CBG)


juan prasetyadi 17:46

Untuk mengukur diameter silinder pada mesin dengan ukuran yang


tepat dan presisi maka membutuhkan peralatan yang tepat dan dengan
ketelitian yang tinggi maka digunakanlah alat ukur mekanik yaitu
Cylinder Bore Gauge atau disingkat dengan CBG. Alat ukur Cylinder
Bore Gauge tidak dapat digunakan sendiri melainkan membutuhkan
alat ukur lainnya yaitu jangka sorong dan micrometer luar.

Cylinder Bore Gauge merupakan alat ukur mekanik yang memiliki


tingkat ketelitian 0,01 mm atau satu setrip pada dial gauge nilainya
sama dengan 0,01 mm sehingga bila jarum pointer bergerak satu
putaran maka nilainya 1 mm.

Cylinder bore gauge sendiri terdiri dari beberapa komponen yaitu dial
gauge, dial gauge securing position, grip, replecement rod,
replecement washer, replecement rod securing thread dan measuring
point.
Untuk mendapatkan hasil ukuran yang akurat maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan sebelum melakukan pengukuran, antara lain :

1 Pastikan alat ukur yang digunakan bersih dari kotoran karena


kotoran yang menempel pada alat ukur akan mempengaruhi
hasil pembacaan ukurannya.
2 Pastikan juga bahan atau bidang yang akan diukur juga bebas dari
kotoran. Apabila bidang yang akan diukur ini kotor maka juga
akan mempengaruhi terhadap hasil pengukuran.
3 Pastikan alat ukur yang digunakan dalam kondisi baik dan selalu
lakukan set “0” pada alat ukur sebelum digunakan.
4 Keterampilan dalam menggunakan alat ukur.
5 Pembacaan hasil ukuran yang tepat.

Langkah-langkah pengukuran diameter silinder :


Ukur diameter silinder dengan jangka sorong
Langkah pertama yaitu melakukan pengukuran diameter silinder
menggunakan jangka sorong. Hasil pengukuran dengan jangka
sorong ini nantinya digunakan untuk menentukan pemilihan
replecement rod dan washer pada alat Cylinder Bore Gauge.

Cara menentukan replecement rod dan washer yang digunakan dapat


dilakukan dengan melihat hasil pengukuran dengan jangka sorong
yaitu dengan melihat hasil pengukuran di belakang koma, apakah
lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm.

Contoh :
Bila hasil pengukuran diameter dalam silinder dengan jangka sorong
diperoleh hasil 72,30 mm, maka replecement rod yang digunakan
adalah 70 mm dan replecement washer yang digunakan adalah 2 mm
Bila hasil pengukuran diameter dalam silinder dengan jangka sorong
diperoleh hasil 72,70 mm, maka replecement rod yang digunakan
adalah 70 mm dan replecement washer yang digunakan adalah 3 mm
Set “0” Cylinder Bore Gauge
Cara melakukan set “0” pada alat ukur Cylinder Bore Gauge dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Misal hasil pengukuran dengan
jangka sorong yang digunakan adalah 72,30 mm.

Cara pertama
Setting micrometer luar sesuai dengan ukuran replecement rod dan
washer yang digunakan yaitu 72 mm.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder
Bore Gauge ke dalam micrometer luar kemudian set “0”
(menempatkan jarum pointer ke ukuran ‘”0”) alat ukur Cylinder Bore
Gauge nya.
Cara Kedua
Setting micrometer luar sesuai dengan ukuran yang didapatkan
dengan jangka sorong yaitu pada ukuran 72,30mm.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder
Bore Gauge ke dalam micrometer luar kemudian set “0”
(menempatkan jarum pointer ke ukuran ‘”0”) alat ukur Cylinder Bore
Gauge nya.

Cara Ketiga
Tepatkan jarum pointer pada angka “0”.
Letakkan replecement rod dan measuring point alat ukur Cylinder
Bore Gauge ke dalam micrometer luar kemudian ukur jarak antara
replecement rod dan measuring pointnya.

Memasukkan Cylinder Bore Gauge pada silinder


Masukkan alat ukur Cylinder Bore Gauge secara diagonal ke dalam
lubang silinder. Gerak-gerakkan atau goyang-goyangkan Cylinder
Bore Gauge sampai didapatkan penyimpangan jarum pointer
bergerak ke kanan paling jauh.

Perhatikan jarum pointer pada alat ukur Cylinder Bore Gauge apakah
apakah jarum pointer mengarah sebelum angka “0” atau mengarah
sesudah angka “0”. Bila jarum pointer mengarah sebelum angka “0”
maka hasilnya ditambah dan apabila jarum pointer mengarah sesudah
angka “0” maka hasilnya dikurang.
Misal pada cara pertama :
Hasil setting micrometer luar adalah 72 mm. Bila jarum mengarah
sebelum angka “0” sebesar 0,3 mm maka hasilnya ditambah sehingga
ukurannya adalah 72 + 0,3 = 72,3 mm. Sedangkan bila jarum
mengarah sesudah angka “0” misal sebesar 0,1 mm maka hasilnya
dikurangi sehingga ukurannya adalah 72 – 0,1 = 71,9 mm.

Misal pada cara kedua :


Hasil setting micrometer luar adalah 72,3 mm. Bila jarum mengarah
sebelum angka “0” sebesar 0,3 mm maka hasilnya ditambah sehingga
ukurannya adalah 72,3 + 0,3 = 72,6 mm. Sedangkan bila jarum
mengarah sesudah angka “0” misal sebesar 0,3 mm maka hasilnya
dikurangi sehingga ukurannya adalah 72,3 – 0,3 = 72,0 mm.

Misal pada cara ketiga :


Hasil pengukuran jarak dari replecement rod dan washer dengan
menggunakan micrometer luar sebesar 72,6 mm. Bila jarum
mengarah sebelum angka “0” sebesar 0,1 mm maka hasilnya
ditambah sehingga ukurannya adalah 72,6 + 0,1 = 72,7 mm.
Sedangkan bila jarum mengarah sesudah angka “0” misal sebesar 0,3
mm maka hasilnya dikurangi sehingga ukurannya adalah 72,6 – 0,3
= 72,3 mm.

CARA DAN METODE PENGGUNAAN


CYLINDER BORE GAUGE
by: admin Uncategorized 0 comment August 15, 2016
Belajar Otomotif,Silinder bore gauge di gunakan untuk menentukan OS yang harus
di lakukan,jadi fatal akibatnya jika salah dalam memperhitungkan berapa besar OS
yang harus di lakukan,Walaupun kesalahannya hanya 1 mm itu sangat fatal,jadi anda
harus teliti dalam melakukan pengukuran.Jadi perhatikan langkah-langkah nya.

CYLINDER BORE GAUGE


Konstruksi

Cylinder Bore gauge adalah alat untuk mengukur diameter silinder, dengan
ketelitian sampai 0,01 mm.Berguna untuk alat pelengkap untuk over houle,alat ini
untuk mengidentifikasi Keovalan,ketirusan,dan untuk menentukan besar-kecilnya
pengeboran silinder.Sahabat otomotif penggunaan Cylinder bore gauge wajib di
kuasai ketika kamu lagi OH atau Ujian praktek,perhatikan langkah-langkah
penggunaannya.

CARA PEMILIHAN REPLACEMENT ROD DAN WASHER


1. Ukur diameter silinder dengan vernier caliper.
2. Lihat angka di belakang koma, apakah lebih besar atau lebih kecil dari 0,5 mm.

Contoh :
• Bila hasil pengukuran = 52,30 mm Maka anda memilih :
• Replacement rod = 50 mm
• Replacement washer = 2 mm

• Bila hasil pengukuran = 52,70 mm


Maka pilih lah. :
• Replacement rod. = 50 mm
• Replacement washer. = 3 mm

METODA PENGUKURAN

1. Ukur diameter silinder dengan vernier caliper. Pilihlah replacement rod dan
washer yang sesuai, dan pasangkan pada silinder gauge. Bila hasil pengukuran
diameter adalah 91,00 mm, gunakan replacement rod 90 mm dan replacement
washer 1 mm.

2. Set micrometer pada 91 mm (seperti penjumlahan replacement rod dan


replacement washer), masukkan replacement rod dan measuring point ke dalam
micrometer, dan dial gauge diset ke “0” dengan memasukan silinder bore gauge ke
micrometer.

• Tips cara cepat = Saya dapatkan cara ini waktu lomba LKS di
Nusawungu.Penyetelan angka ‘0’ pada dial gauge dapat di lakukan di dalam
silinder,dengan memasukan silinder bore gauge ke dalam silinder dengan kedalaman
± 0,5 cm,karena daerah bagian atas ± 1 cm dari permukaan block silinder tidak
bergesekan langsung dengan piston sehingga ukurannya tidak berubah.

3. Masukkan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakkan


cylinder gauge sampai diperoleh hasil pembacaan terkecil. Bila hasil pembacaan
adalah 0,08 mm sebelum “0”, berarti diameter silinder adalah 0,08 mm lebih besar
dari 91 mm. Karena itu diameter silinder adalah 91,08 mm (91,00 + 0,08 mm).

Pengukuran dilakukan pada 3 titik yaitu :


a. Titik Atas (TA) ,yaitu pengukuran dilakukan ± 1 cm di bawah permukaan blok
silinder
b. Titik Tengah (TT) ,yaitu pengukuran di lakukan tepat ditengah-tengah kedalaman
silinder.
c. Titik Bawah (TB) ,yaitu pengukuran di lakukan di bagian paling dasar silinder.

Itulah bagai mana cara menggunakan silinder bore gauge,yang perlu anda ketahui
sebelum melakukan Over Saize.Silahkan anda praktekan di sekolah tentunya dengan
petunjuk dan bimbingan guru.Jika bermanfaat silahkan anda share artikel ini.
Diposting 26th February 2017 oleh Cebret Fans

Tweet
Like0

CARA MENGGUNAKAN BORE GAUGE


Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge
Pengukuran diameter silinder dengan bore gage memerlu-kan alat ukur lain yaitu mistar geser dan
mikrometer.

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur diameter silinder.

Cara I :

Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm.
Pasang replacement rod pada bore gage.
Ukur panjang replace-ment rod dengan mikrometer luar seper-ti pada gambar 29 di samping dan usaha-
kan jarum dial gage tidak bergerak, misal diperoleh hasil pengu-kuran = 76,20 mm.
Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri
seperti pada gambar 30 sampai diperoleh pe-nyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage, misal diperoleh 0,13 mm.
Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengu-kuran panjang replacement rod dengan
besarnya penyim-pangan jarum bore gage.
Jadi diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm.

Cara II :

Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm.
Pasang replacement rod pada bore gage.
Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkan replacement rod antara anvil dan spindle
mikrometer
Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring
Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri
sampai diperoleh pe-nyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage.
Apabila penyimpangan jarum dial gage :
Di sebelah kanan nol: Ǿsilinder = 76 – penyimpangan
Di sebelah kiri nol : Ǿsilinder = 76 +penyimpangan

Bagaimana Cara Mengukur Diameter


Blok Silinder ?
Amrie Muchta 5/05/2018 Pengukuran Mesin

Salah satu komponen inti pada mesin adalah blok silinder, selain
fungsinya yang sangat vital komponen ini juga sangat rentan aus. Karena
kalau anda memahaminya, blok silinder akan selalu bergesekan dengan
ring piston saat mesin bekerja.

Itulah sebabnya pengukuran blok silinder menjadi item yang wajib


dilakukan saat melakukan overhoule mesin. Beberapa pengukuran yang
dilakukan pada blok silinder antara lain keovalan dan ketirusan blok
silinder. Namun untuk mengukur kedua item tersebut kita perlu mencari
diameter silinder terlebih dahulu.

Lalu bagaimana cara mengukur diameter blok silinder ? apakah sama


seperti mengukur diameter komponen lain menggunakan mikrometer
atau bahkan vernier caliper ? mari kita bahas bersama-sama.

Cara Mengukur Diameter Silinder

Untuk mengukur diameter silinder, sebenarnya kita bisa menggunakan


alat apapun seperti mikrometer ataupun jangka sorong. Tapi mengukur
diameter silinder itu tidak hanya dilakukan pada satu titik, setidaknya
ada 6 titik pengukuran dalam satu silinder. Kalau kita gunakan jangka
sorong maka maksimal kita hanya bisa mengukur diameter silinder
bagian atas.

Selain itu, ketelitian juga menjadi alasan mengapa untuk mengukur


diameter silinder itu diperlukan alat khusus. Alat ini dikenal dengan
“cylinder bore gauge”, yakni alat ukur khusus mengukur diameter dalam
menggunakan dial gauge sebagai penunjuk.

Memangnya bisa dial gauge untuk mengukur diameter ?


Itulah sebabnya anda membaca artikel ini, ini karena ada teknik khusus
dalam melakukan pengukuran diameter silinder menggunakan cylinder
bore gauge.

1. Pertama cari tahu diameter standar blok silinder

Langkah awal, anda perlu mencari tahu berapa diameter standar dari
blok mesin yang akan diukur. Ini dibutuhkan untuk proses kalibrasi
cylinder bore gauge, anda bisa mencarinya pada service literature mobil
yang bersangkutan atau anda bisa mengukur salah satu blok silinder
menggunakan jangka sorong.

2. Kalibrasi cylinder bore gauge


Misal diameter standar adalah 62,8 mm maka pilih replacement rod
dengan panjang 60 mm dan replacement washer dengan tebal 3 mm.
sehingga panjang replacement rod + washer adalah 63 mm. kita pilih
yang lebih besar dari diameter standa karena keausan silinder pasti
memiliki diameter yang lebih besar.

Setelah anda merangkai replacement rod, replacement wahser dan dial


gauge kedalam batang cylinder bore gauge lalu lakukan kalibrasi dial
gauge, caranya seperti berikut ;
Advertisement
6 Ambil outside micrometer lalu set mikrometer dengan hasil
pengukuran 62,8 mm.
7 Masukan cylinder bore gauge kedalam mikrometer, maka jarum akan
bergerak.
8 Putar skala dial gauge agar angka 0 bertepatan dengan jarum.

3. Lakukan pengukuran

• Setelah kita kalibrasi bore gauge, kita bisa langsung


menggunakannya untuk mengukur diameter silinder. Caranya kurang
lebih seperti ini ;
• Masukan cylinder bore gauge ke titik pengukuran pertama maka jarum
dial gauge akan bergerak. Goyangkan bore gauge seperti yang
ditunjukan pada gambar, lalu perhatikan titik terjauh jarum dial
gauge bergerak.
• Misal titik terjauh dial indicator adalah 0,1 mm setelah 0 maka
diameter silinder adalah 62,8 – 0,1 mm = 62,7 mm.
• Misal titik terjauh dial indikator adalah 0,1 mm sebelum 0 (tidak
mencapai 0) maka diameter silinder 62,8 + 0,1 = 62,9 mm.
• Langkah berikutnya anda tinggal mengukur kelima titik sisa dalam
satu silinder. Baru anda bisa menentukan keovalan dan ketirusan blok
silinder.

• Namun, teknik pengukuran diatas memiliki kelemahan. Diameter
yang tertera di service literature sering tidak pas (ada selisih sekitar 0,1
hingga 0,2 mm) sehingga mungkin anda akan menemukan hasil
diameter silinder yang lebih kecil dari diameter piston.

• Oleh sebab itu, ada cara lain yang lebih cepat dan mudah untuk
mengukur diameter silinder. Pada cara ini, kita tetap menggunakan
diameter standar sebagai patokan namun kita tidak mengkalibrasi dial
gauge menggunakan mikrometer melainkan menggunakan diameter
silinder terbawah.

• Diameter terbawah silinder tidak pernah bergesekan dengan ring
piston, sehingga bisa kita asumsikan besarnya masih sama dengan
diameter standar.

• Masukan cylinder bore gauge ke posisi silinder paling bawah.
• Gerakan cylinder bore gauge ke kanan dan kekiri sampai menemukan
gerakan jarum yang paling jauh.
• Saat anda menemukan gerakan jarum terjauh, tahan lalu putar skala
dial gauge agar angka 0 lurus dengan jarum.
• Setelah itu, anda bisa mengukur diameter pada sisi tengah dan sisi atas
seperti cara yang dituliskan diatas.

• Cara ini dinilai lebih efektif untuk mengukur diameter silinder


secara akurat, namun anda perlu melakukan kalibrasi dial gauge tiap kali
berpindah silinder. Artinya kalau sebuah mesin memiliki 4 silinder maka
anda perlu melakukan 4 kali kalibrasi dial gauge sesuai silinder masing-
masing.

• Itu saja artikel singkat tentang cara mengukur diameter blok
silinder. Semoga bisa menambah wawasan kita semua.

cara menggunakan cylinder bore gauge


CYLINDER BORE GAUGE
.

Bagian – Bagian Silinder Bore gauge :


1. Dial Indikator
2. 1. DIAL GAUGE
3. 2. GRIP
4. 3. REPLACMENT ROD SECURING THREAD
5. 4. AEPLACMENT ROD
2
Silinder bore gauge
Silinder bore gauge adalah suatu alat ukur (measurement tools)
yang memiliki fungsi yaitu untuk mengukur keausan dari diameter dalam
suatu silinder dengan tingkat ketelitian 0,01 mm. Dalam silinder bore
gauge terdapat sebuah dial indicator, dial indicator inilah yang akan
membaca tingkat keausan dalam suatu blok silinder.
Dalam penggunaannya ntuk mengukur keausan blok silinder, alat
ini tidak dapat berdiri sendiri, melainkan memerlukan bantuan alat ukur
lain yakni Mikrometer dan Jangka Sorong (Vernier Caliper).
Silinder bore gauge
Cara Menggunakan Bore Gauge :
9 Ukur diameter silinder dengan memakai jangka sorong untuk mengetahui
diameter secara kasar guna memilih rod end( replacement rod dan
washer) yang sesuai, yang tepat untuk dipasangkan pada bore gauge (atau
lihat ukuran standarnya pada maintenance standard),. Pilihlah
replacement rod dan washer yang sesuai, dan pasangkan pada
silinder gauge.

. CARA PEMILIHAN REPLACEMENT ROD DAN WASHER

tentukan replacement rod dan replacement washer pada silinder bore


gauge. Contoh; hasil pengukuran adalah 80,40 dan angka dibelakang
koma < 0,50 maka pembulatan kebawah menjadi 80 mm , sehingga
memilih replacement rod 80 mm tanpa menggunakan replacement
washer.
Jika diperoleh ukuran missal 80,60 mm maka angka dibelakang koma >
0,50 mm sehingga pembulatan ke atas menjadi 81 mm. sehingga
memilih ukuran replacement rod 80 mm dan replacement washer 1 mm

• . Gunakan mikrometer dan setel pada ukuran(seperti penjumlahan
replacement rod dan replacement washer ATAU HASIL
PENGUKURAN JANGKA SORONG YANGSUDAH DI
BULATKAN),
. Selanjutnya adalah mengkalibrasi Silinder Bore Gauge dengan
mikrometer yang telah di stel ukuran Caranya adalah pertama kendorkan
pengunci outer ring pada dial indicator , masukkan replacement rod dan
measuring point ke dalam micrometer, dengan memasukan silinder bore
gauge ke micrometer. masukkan dial indicator ke dalam rahang
mikrometer dengan replacement rod terlebih dahulu,

ketiga stel dial gauge ATAU diset keANGKA “0” tepat pada jarum
panjang dengan memutar outer ring, keempat kunci kembali pengunci
outer ring. Silinder bore gauge siap digunakan.
ATAU.Penyetelan angka '0' pada dial gauge dapat di lakukan di
dalam silinder,dengan memasukan silinder bore gauge ke dalam silinder
dengan kedalaman ± 0,5 cm,karena daerah bagian atas ± 1 cm dari
permukaan block silinder tidak bergesekan langsung dengan piston
sehingga ukurannya tidak berubah.
• Masukan replacement rod kedalam lubang (cylinder)

. Masukkan replacement rod pada blok silinder terlebih dahulu lalu
dengan measuring point (Jangan memasukkan measuring point terlebih
dahulu karena akan meninggalkan goresan pada blok silinder).
• , goyangkan tangkai bore gauge ke kanan dan ke kiri hingga di peroleh
penyimpangan ANGKA PENGUKURANterbesar (posisi tegak lurus).

• Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukan dial gauge,
.Jika jarum panjang berhenti sebelum angka nol maka hasil
pengukuran ditambah dengan 0,01 * jumlah strip sebelum nol. Misal
jarum berhenti 15 strip sebelum nol maka hasil pengukuran = 80,40 +
(0,01 * 15) = 80,40 + 0,15 = 80,55 mm.
Jika berhenti setelah angka nol berarrti hasil pengukuran dikurangi
dengan 0,01 * jumlah strip setelah nol. Misal jarum berhenti 5 strip setelah
nol maka hasil pengukuran = 80,40 – (0,01 *5) = 80,40 – 0,05 = 80,35
mm
• .
Pengukuran dilakukan pada 3 titik yaitu :
a. Titik Atas (TA) ,yaitu pengukuran dilakukan ± 1 cm di bawah
permukaan blok silinder
b. Titik Tengah (TT) ,yaitu pengukuran di lakukan tepat ditengah-
tengah kedalaman silinder.
c. Titik Bawah (TB) ,yaitu pengukuran di lakukan di bagian paling
dasar silinder.

Tiap blok silinder ukur pada titik X dan Y pada tiga posisi yaitu posisi
atas X1 dan Y1 , posisi tengah X2 dan Y2 dan posisi bawah X3 dan Y3
Lalu masukkan hasil pengukuran pada table berikut
Contoh :
Pos.
ukur X-1 Y-1 X-2 Y-2 X-3 Y-3
Jml sil
Silinder 80,50 80,48 80,50 80,56 80,41 80,52
1
Silinder 80,49 80,54 80,50 80,52 80,49 80,50
2
Silinder 80,49 80,55 80,51 80,54 80,50 80,48
3
Silinder 80,52 80,53 80,50 80,53 80,46 80,49
4
10. Lalu masukkan hasil pengukuran pada table keovalan dan
ketirusan
Cara menentukan ke ovalan silinder :
• Mula – mula tentukan sumbu X dan sumbu Y dari silinder.
• Lalu bagi silinder menjadi 3 bagian yaitu bagian atas (TOP), bagian tengah
(CENTER), dan bagian bawah (DEEP).
• setelah itu ukur sumbu X dan Y dari masing-masing bagian.
• Misalnya diperoleh hasil pengukuran bagian atas (TOP) cylinder sumbu X =
80.75 mm dan sumbu Y = 80.73 mm, maka keovalannya cylinder bagian
atas adalah 80.75 – 80.73 mm = 0.02 mm.
• Lanjutkan pengukuran pada bagian tengah (CENTER) dan bagian Bawah
(DEEP).
Cara menentukan ketirusan cylinder :
• Ketirusan merupakan selisih ukuran antara cylinder bagian atas dengan cylinder
bagian bawah atau sebaliknya.
• Untuk menentukan ketirusan cylinder, dapat diambil dari keovalan masing-
masing bagian pada TOP, CENTER dan DEEP silinder.
• Misalnya, keovalan cylinder bagian atas adalah 0.02 mm dan bagian bawah
cylinder adalah 0.01 mm, maka ketirusannya adalah 0.02 – 0.01 mm = 0.01
mm.
Contoh :
Pengamatan Keovalan Ketirusan
Jml sil
X 1-
X2-Y2 X3-Y3 XB - X K YB - YK
Y1
Silinder 1 0,02 - 0,06 - 0,11 0,09 0,08
Silinder 2 - 0,05 - 0,02 - 0,01 0,01 0,04
Silinder 3 - 0,06 0,03 0,02 0,02 0,07
Silinder 4 - 0,02 - 0,03 -0,03 0,06 0,04
11. Dari data diatas ambil keovalan paling besar dan ketirusan
paling besar untuk menentukan pengerjaan akhir (oversize)
Contoh :
Ketirusan Maksimal : 0,09 mm
Keovalan Maksimal : 0,11 mm
Keausan Maksimal : . . . . . . . . (Selisih diameter silinder STD dengan
hasil pengukuran terbesar)
12. Kesimpulan
Jika pengukuran keausan maksimal < 0,25 mm maka pengerjaan
lanjutan adalah oversize 0,25 mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,25 mm maka pengerjaan
lanjutan adalah oversize 0,50 mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,50 mm maka pengerjaan
lanjutan adalah oversize 0,75 mm
Jika pengukuran keausan maksimal > 0,75 mm maka pengerjaan
lanjutan adalah oversize 1,00 mm

Komponen, Fungsi dan Cara Menggunakan


Cylinder Bore Gauge
August 29, 2018 Fungsi dan Cara Menggunakan Cylinder Bore Gauge Komponen

Fungsi cylinder bore gauge adalah untuk mengukur diameter silinder pada
beberapa titik secara akurat dengan menggunakan bantuan micrometer dan
jangka sorong.

Komponen cylinder bore gauge :

. Dial Gauge
2.

2. Grib / tangkai gauge

3 3. Dial gauge securing position

\ 4. Replacement rod / anvil

5 5. Replacement washer
6 6. Measuring point

Komponen Bantuan :

1 1. Jangka sorong

2 2. Micrometer
Cara menggunakan cylinder bore gauge :

1 1. Pasang dial gauge ke tangkainya, sebelum mengencangkan dial


gauge pada tangkainya pastikan bahwa jarum panjang dial gauge
berada di nol dan jarum pendek berada di angka 1 atau satu kali
putaran, setelah selesai kencangkan pengunci dial gauge.

2 2. Ukur blok cylinder menggunakan jangka sorong dengan pengukur


bagian dalam

Setelah diukur bacalah skala utama jangka sorong yg sejajar dengan angka nol
skala geser dengan hasil misalnya 75 mm dan angka koma dibelakang skala
utamanya kita menggunakan cylinder bore gauge untuk menemukan hasil yang
akurat.

3 3. Siapkan micrometer skala 75-100 mm (karena hasil pengukuran


jangka sorong tadi 75 mm maka spek micrometer yang digunakan 75 mm
keatas) yang telah dikalibrasi, sebelumnya letakkan atau jepit micrometer
pada ragum agar tidak goyang dan putar micrometer ke skala 75 mm dan
kunci.

4 4. Siapkan replacement rod dan washer dengan ukuran 75 mm kemudian


pasangkan ke tangkainya dan kunci menggunakan securing.
Kemudian sisipkan cylinder bore gauge ke micrometer seperti pada gambar
dibawah
Sehingga jarum penunjung panjang pada dial gauge bergerak dari angka nol
sesudah bergerak maka putar kembali angkanya ke nol tepat diujung jarum
panjang,

cylinder bore gauge siap digunakan.


5 5. Masukkan cylinder bore gauge kedalam blok cylinder( masukkan
secara miring atau replacement rod posisi kebawah agar measuring point
dapat masuk)
Sesudah masuk, goyangkan cylinder bore gauge ke kiri dan kanan sambil
memperhatikan pointer atau jarum penunjuk, saat jarum penunjuk berada di
skala maksimal maka catatlah hasilnya misalnya 3 maka dikalikan dengan
ketelitian dial gauge seperti pada gambar diatas menunjukkan 0.01 maka
3x0.01 = 0.03 kemudian tambahkan dengan hasil alat ukur jangka sorong tadi
yg menunjukkan 75 mm berarti tingkat keausan blok cylinder adalah 75 x 0.03
= 75.03 mm.

oke guys cukup sekian postingan saya kali ini semoga bermanfaat

Tweet

MENGUKUR BLOK
SILINDER
Diposkan pada Agustus 29, 2008 by sawal
MENGUKUR BLOK SILINDER

1. Alat ukur yang di pakai adalah: vernier caliper, micrometer, micrometer stand,
cylinder bore gauge.
2. Bersihkan Blok Silinder yang akan di ukur beserta alat ukurnya
3. Ukurlah diameter dalam silinder menggunakan vernier caliper, contoh hasil
pengukuran dengan vernier caliper adalah 77, 14 mm

4. Ambillah replacement rod yang sesuai dengan ukuran vernier caliper, dari table
yang di baca pada cylinder bore gauge di dapat ukuran 75 – 78, maka replacement rot
yang dipakai adalah A4
5. Pasanglah replacement rod pada cylinder bore gauge
6. Pasanglah dial indicator pada cylinder bore gauge

7. Aturlah panjang replacement rod di dalam blok silinder


8. Ukurlah panjang antara measuring point dengan replacement rod menggunakan
micrometer, dari hasil pengukuran di dapat 77, 42

9. Ukurlah diameter silinder posisi X bagian atas, tengah dan bawah


– Posisi atas di dapat 27 garis x 0,01mm = 0,27 mm
Jadi hasilnya 77,42 – 0,17 = 77, 15 mm
– Posisi atas di dapat 29 garis x 0,01mm = 0,29 mm
Jadi hasilnya 77,42 – 0,29 = 77, 13 mm
– Posisi atas di dapat 31 garis x 0,01mm = 0,31 mm
Jadi hasilnya 77,42 – 0,31 = 77, 11 mm
10. Setelah selesai alat ukur di bersihkan dan di beri vaselin putih, kemudian letakkan
pada tempatnya.

Anda mungkin juga menyukai