Anda di halaman 1dari 3

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bandul Fisis
Salah satu contoh percobaan yang dilakukan didalam laboratorium adalah pengukuran
perioda ayunan pada bandul fisis. Bandul fisis merupakan salah satu contoh dari gerak
harmonic sederhana (GHS) yang merupakan gerak bolak-balik suatu benda melalui titik
keseimbangannya. Sehubungan terjadinya gerak harmonik sederhana maka banyak
perubahan besaran fisis yang bisa didapatkan, seperti waktu, perioda dan percepatan
gravitasi selama bandul berosilasi. Pada percobaan yang dilakukan dilaboratorium fisika
dasar bertujuan untuk menentukan harga percepatan gravitasi dan perioda yang terjadi pada
bandul fisis. Tetapi pada saat percobaan hasil yang didapatkan hanyalah waktu yang
dibutuhkan oleh bandul selama terjadinya osilasi, dan untuk mendapatkan periode digunakan
perhitungan secara manual dengan melakukan beberapa kali pengukuran, sehingga hal ini
belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Erda, 2017).
Bandul fisis digunakan untuk menggambarkan gerakan berayun dari bandul yang
disebabkan oleh gravitasi. Untuk bandul (pendulum), beratnya (m.g), tergantung dari titik
tetap yang disebut pivot. Dengan menarik pendulum dan melepaskan dengan sudut tertentu,
akan berayun bolak-balik karena tarikan gravitasi dan tegangan di sepanjang tali. Gerakan
ini terus berlanjut sebagai menjadi diam (inersia) (Khanafiyah, 2011).
Menurut hukum dasar inersia, ketika benda dalam keadaan diam, ia akan terus dalam
keadaan itu kecuali ditindaklanjuti oleh gaya eksternal. Dalam kasus bandul fisis, bandul
akan terus berayun kecuali gaya eksternal bertindak untuk menghentikannya atau yang biasa
disebut dengan osilasi teredam (Esmar, 2015).
Aksi pendulum merupakan kekekalan energi mekanik. hukum fisika menyatakan bahwa
energi di dalam sistem selalu konstan. Dengan kata lain, jumlah energi selalu sama dan
energy tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Ada berbagai jenis energi yang menyatakan
bahwa sebuah objek dalam bentuk, seperti energi kinetik, potensial, kimia, nuklir dan termal.
Energi Potensial dan kinetik, atau gerak, Ketika pendulum berayun, energi keadaan yang
berubah berdasarkan lintasan benda. Namun, seluruhnya tetap sama dalam jumlah total
potensial dan kinetik energi benda dengan kata lain, energi kekal. Pada titik tertinggi bandul,
tidak memiliki kecepatan dan semua energi dalam sistem adalah energi potensial. Ketika
jatuh melalui lintasan, benda memperoleh energi kinetik sehingga kehilangan energi
potensial. Setelah melewati lintasan mendatar dan mulai naik, bandul mulai lambat dan
kehilangan energy kinetik untuk mendapatkan energi potensial dan ketinggian. Meskipun
energi kinetik dan potensial bervariasi, pengukuran fisika bandul menunjukkan bahwa total
tetap sama di semua titik pada lintasan pendulum (Khanafiyah, 2011).
2.2 Persamaan Bandul fisis
Sebuah benda tegar yang digantung dari suatu titik yang bukan merupakan pusat
massanya akan berosilasi ketika disimpangkan dari posisi kesetimbangannya. Sistem seperti ini
disebut bandul fisis. Bandul fisis atau juga bisa disebut ayunan fisis adalah ayunan yang paling
sering dijumpai, karena pada ayunan ini massa benda tegar bergantung tidak diabaikan seperti
halnya pada ayunan matematis.
Gambar 2.1 Ayunan fisis untuk mengukur percepatan gravitasi bumi
(Tim Laboratorium Eksperimen, 2019)
Jika sebuah beda melakukan gerak rotasi, maka hubungan antara momen gaya dengan
percepatan sudut dapat ditulis dengan rumus:
𝜏 = 𝐼𝑎 …(2.1)

Persamaan tersebut merupakan hukum II Newton untuk suatu benda yang melakukan
gerak rotasi, karena
𝑑2 𝜃
𝑎 = 𝐼 𝑑𝑡 2 … (2.2)

Maka diperoleh :
𝑑2 𝜃
𝜏 = 𝐼 𝑑𝑡 2 …(2.3)

Berdasarkan gambar 2.1 , momen gaya dapat ditentukan dengan


𝜏 = −𝐹. 𝐼…(2.3)
𝐹 = −𝑚𝑔(𝑠𝑖𝑛𝜃) … (2.4)
Maka,

𝜏 = (−𝑚𝑔(𝑠𝑖𝑛𝜃))𝐼 … (2.5)
Dengan ℓ adalah Panjang lengan gaya yang merupakan jarak antara poros O ke pusat massa
ayunan (PM), I adalah moen inersia ayunan terhadap sumbu ayunan dengan nilai I sendiri
adalah
𝐼 = 𝑚𝑘 2 + 𝑚𝓵𝟐 … (𝟐. 𝟔)

𝑘 2 +𝑙2
𝜏 = 2𝜋√ …(2.7)
𝑔𝑙

Dengan menerapkan kondisi awal dan menyelesaikan integral, akan didapatkan T dalam
𝜃
bentuk deret binomial dalam fusngi 2. Penerapan fungsi gamma menjadikan periode getaran
dapat ditulis dalam bentuk deret sebagai berikut:
2
𝑎𝑘 2 1 𝜃° 9 𝜃° 2
𝑇 = [√(𝐿−ℎ) + 𝑎 (𝐿 − ℎ) + ⋯ ] [1 + (4) 𝑠𝑖𝑛2
2
+ (64) 𝑠𝑖𝑛4 + ⋯ ] …(2.8)
2 2

Jika hubungan 𝑇 2 sebagai fungsi h Digambar, maka dapat digambarkan dengan grafik
berikut:
Gambar 2.2 Kurva Periode

Maka saat h→l maka 𝑇 2 →∞, ketika T minimum maka h juga minimum, maka:
(𝑑𝑡 2 )
= 0 … (2.9)
𝑑ℎ
Untuk suku pertama, akan diperoleh:
𝑑 𝑎𝑘 2
[ + 𝑎 (𝐿 − ℎ)] = 0 … (2.10)
𝑑ℎ (𝐿 − ℎ)

4𝜋 2
Diketahui bahwa nilai 𝑎 = dengan nilai k = L-h, dari kedua persamaan tersebut akan
𝑔
disubtitusi ke persamaan 17 untuk menemukan nilai periode minimum, Pada saat h minimum,
akan diperoleh ℎ𝑚𝑖𝑛 = 𝐿 − 𝑘. Sehingga nilai percepatan gravitasi g pada nilai 𝑇 2 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚
menjadi:
4𝜋 2 𝑘 2 1 𝜃° 9 𝜃°
𝑇2 = [1 + (4) 𝑠𝑖𝑛2 + (64) 𝑠𝑖𝑛4 + ⋯ ]…(2.11)
𝑔𝑘 2 2
4𝜋 2 𝑘 1 𝜃°
𝑇 2 𝑚𝑖𝑛 = 𝑔
[1 + (4) 𝑠𝑖𝑛2 2
… ]…(2.12)
4𝜋 2 𝑘 1 𝜃°
𝑔 = 𝑇2 [1 + (4) 𝑠𝑖𝑛2 … ]…(2.13)
𝑚𝑖𝑛 2

Anda mungkin juga menyukai