Anda di halaman 1dari 9

Optimalisasi EBS (Education Bullying System) Sebagai

Sarana Edukasi Permasalahan Bullying

Disusun oleh:
Nofri Hidayatin (22030184016)
Ayunda Zahra Aulia (22030184085)
Durriyah Amirotul .M.
(22030184089) Nurul Muawiyah
(22030184097) Erika Dira Rojwa
(22030184106)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data korban bullying, menurut data Programmer for International
Students Assessment (PISA) anak dan remaja di Indonesia mengalami 15%
intimidasi, 19% dikucilkan, 22% dihina, 14% diancam, 18% didorong sampai
dipukul teman dan 20% digosipkan kabar buruk. Kalangan remaja yang sudah
terdampak sebagai korban bullying berpotensi besar melakukan self-injury yaitu
tindakan yang dapat melukai diri sendiri dengan sengaja. Banyak dari mereka yang
mengalami trauma dengan adanya bullying yang terjadi. Memang bullying mampu
membuat pelaku lupa sejenak atas apa yang terjadi.
Di kalangan remaja masih belum paham tentang seberapa besar dampak bullying
bagi kesehatan mental mereka. Padahal, bullying sendiri adalah salah satu faktor
yang dapat merusak masa depan. Sampai saat ini sudah banyak cara yang dilakukan
untuk menekan angka korban bullying yang makin meningkat. Mulai dari
rehabilitasi, kampanye anti bullying, hingga penyuluhan di sekolah-sekolah.
Namun, menurut kami solusi tersebut masih kurang efektif, karena tidak
menggambarkan secara nyata tentang kerugianyang dialami korban. Sehingga,
mereka masih belum memiliki gambaran seberapa berbahaya dampak bullying bagi
masa depan mereka. Apalagi, remaja adalah pemegang masa depan bangsa.
Salah satu solusi tepat untuk menanggulangi korban bullying ini adalah dengan
memasuki alam bawah sadar mereka, dan memaparkan dampak – dampaknya
melalui gambaran visual yang semirip mungkin dengan kehidupan nyata yang
umumnya dilalui oleh sebagian besar remaja di Indonesia. Karena secara tidak
langsung, hal tersebut mampu membuat alam bawah sadar dan otak kita
menekankan bahwa bullying harus dijauhi.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah “Optimalisasi EBS (Education Bullying System) Sebagai
Sarana Edukasi Permasalahan Bullying”, antara lain:
1. Bagaimana menekan tingkat korban bullying?
2. Bagaimana melindungi generasi muda dari masa depan yang buruk akibat
bullying?
1.1 Manfaat
1. Teknis: melakukan pendampingan edukasi dengan basis IOT
2. Sosial : memperbaiki kondisi mental para korban Bullying
3. Lingkungan: menekan tingkat kejadian bullying di Indonesia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Bullying

Kekerasan di kalangan remaja atau dikenal dengan istilah bullying sudah terjadi
sejak tahun 1970. Korban bullying merupakan seseorang yang berulang-ulang
terkena tindakan negatif oleh satu atau lebih banyak pelajar lain. Tindakan negatif
tersebut termasuk melukai, atau mencoba melukai atau membuat korban merasa
tidak nyaman dan dapat dilakukan secara fisik (pemukulan, tendangan, mendorong,
mencekik, dll) atau secara verbal (memanggil dengan nama buruk, mengancam,
mengolok-olok, jahil, menyebarkan isu buruk, dll). Serta Tindakan lain seperti
memasang muka dan melakukan Gerakan tubuh melecehkan (secara seksual) atau
terus menerus mengasingkan korban dari kelompoknya. (sulisrudatin). Pelaku
bullying kerap mengatasnamakan candaan atas perilaku yang dilakukannya.
Akibatnya, korban yang menerima perlakuan tersebut terlalu takut untuk melawan
karena takut dianggap terlalu bawa perasaan oleh pelaku. Padahal, pada hakikatnya
apa yang dilakukan oleh pelaku adalah tindakan yang salah dan tidak dapat
dibenarkan apapun alasannya (Sulisrudatin, 2015)

2.2 Kesehatan Mental


Maraknya berita korban bullying yang sedang tranding dikalangan remaja saat
ini juga tanpa disadari dapat mengganggu kesehatan mental korban tersebut.
Kesehatan mental tidak dapat disamaratakan pada tiap individu. Kondisi inillah
yang semakin membuat pembahasan Kesehatan mental yang mengarah pada
bagaimana memberdayakan individu, keluarga, maupun komunitas untuk mampu
menemukan, menjaga, dan mengoptimalkan kondisi sehat mentalnya dalam
menghadapi kehidupan sehari-hari. Masalah gangguan jiwa memiliki dimensi
cukup komples. Kesehatan jiwa tidak hanya terkait masalah medis atau psikologis
semata, tetapi juga mempunyai dimensi social budaya sampai dimensi spiritual dan
religious. Gangguan Kesehatan mental tidak bisa kita remehkan karena jumlah
kasusnya saat ini masih cukup mengkhawatirkan (Radiani, 2019)

2.3 EBS (Education Bullying System)


Education Bullying System merupakan sebuah inovasi baru berbasis aplikasi
yang bergerak dalam menangani permasalahan bullying yang ada Indonesia. EBS
ini dimaksudkan agar para remaja lebih serius dalam menyikapi tragedi bullying
yang kerap kali terjadi di sekitar mereka. EBS sendiri nantinya akan berisi edukasi
mengenai dampak bullying. Selain itu, dalam aplikasi ini nantinya juga akan
terdapat fitur chatting bagi korban bullying yang terlalu takut untuk
mengungkapkan apa yang dialaminya kepada orang lain. Pengguna EBS nantinya
akan diberikan pilihan ingin menggunakan akun anonim atau tidak sebagai bentuk
layanan kami mengenai privasi para pengguna. Jadi, nantinya para pengguna tidak
perlu takut identitasnya akan diketahui ketika menggunakan layanan ini. EBS ini
merupakan salah satu dukungan yang kami berikan bagi mereka para korban yang
tidak memiliki tempat untuk bercerita. Dengan aplikasi ini diharapkan akan
mengurangi tragedi bullying yang ada di Indonesia.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang kami gunakan yakni eksperimental. Jenis penelitian
eksperimental adalah penelitian yang menggunakan eksperimen untuk mencari
hubungan kausalitas atau sebab-akibat antar variabel penelitian.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Unesa Ketintang Surabaya.
3.3 Metode Pengumpulan
Dalam mencari dan mengumpulkan data penelitian ini menggunakan beberapa
metode penelitian, yaitu : study literatur, observasi ( observation ) dan percobaan
(experiment). Dalam hal ini pengumpulan data kami menggunakaan teknik
observasi, sebab kami mengamati langsung lingkungan fisiknya atau kegiatan yang
sedang berjalan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
observasi. Metode observasi adalah teknik pengumpulan data dimana penyelidik
mengadakan pengamatan secara langsung (tanpa alat) terhadap gejala-gejala yang
dihadapi (diselidiki), baik pengamatan itu dilaksanakan dalam situasi yang
sebenarnya maupun situasi buatan yang diadakan.
Metode ini dipergunakan untuk memperoleh data tentang :
a. Tingkat tragedi bullying yang ada di Indonesia khususnya Surabaya.
b. Pemanfaatan kemajuan teknologi.
c. Dampak dari bullying, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4.1 Rencana anggaran Biaya PKM-KI
No Kegiatan Akolokasi biaya
1. Administrasi Rp 300.000,00

2. Aplikasi Rp 3.000.000,00
3. Transportasi Rp 200.000,00

4. Lain-lain (Internet) Rp 1.000.000,00


Total Rp 3.500.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-KI

Bulan Pertama Bulan Kedua Bulan Ketiga Bulan Keempat


No. Keterangan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1. Inspirasi
2. Sintesis
3. Konsep
4. Evaluasi
5. Realisasi
DAFTAR PUSTAKA

Widiya A Radiani. 2019. Kesehatan Mental Masa Kini dan Penanganan Gangguan
Secara Islami. Journal of Islamic and Law Studies. Vol.3. Banjarmasin
Nunuk Sulisrudatin. 2015. Kasus Bullying Dalam Kalangan Pelajar. Jurnal Ilmiah
Hukum Dirgantara. Vol.5. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai