Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PENELITIAN

PENTINGNYA PERAN ORANG TUA TERHADAP PENCEGAHAN EKPLOITASI


ANAK DI ERA DIGITALISASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodelogi Penelitian

Dosen Pengampu: Dr. Luluk Asmawati, M.Pd

Disusun oleh :
Sipa Unnaziah (2228210001)

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang telah memberikan kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu
penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan penelitian ini dengan baik. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
berupa sehat fisik maupun sehat akal pikiran, sehingga penulis mampu menyelesaikan
pembuatan tugas ini sebagai tugas dari mata kuliah metodelogi penelitian.

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar kita yaitu Nabi
Muhammad Shalaullahu’alaihi wasalam. Juga kepada keluarganya, sahabatnya, yang kita
nantikan syafa’atnya di akhirat nanti, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan
hingga zaman yang terang benderang ini.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan, upaya nantinnya akan menjadi
bahan evaluasi untuk lebih baik lagi.

Demikian, Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat. Terimakasih .

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penulis

29, November 2023


DAFTAR ISI

Table of Contents
Type chapter title (level 1) 1
Type chapter title (level 2) 2
Type chapter title (level 3) 3
Type chapter title (level 1) 4
Type chapter title (level 2) 5
Type chapter title (level 3) 6
BAB I

A. Latar Belakang
Anak dianggap selaku bibit emas layaknya generasi selanjutnya buat meneruskan
perjuangan serta pertumbuhan negara-negara tersebut. Maka dari itu, seorang anak
perlu buat mendapatkan perhatian yang layak mulai dari segi pendidikannya,
kebutuhan hidup, sandang, pangan, termasuk papan (Carmela, Herlinda Ragil Feby,
2021). Menurut Konvensi Hak Anak UNICEF disebutkan bahwa eksploitasi anak berupa
beban pekerjaan, tanggung jawab, dan hambatan terhadap pendidikan(Albab, 2021)
Pelanggaran terhadap hak-hak anak terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2021,
pada bulan Januari hingga April, terdapat 35 kasus eksploitasi seksual dan pekerja anak
dengan 234 korban. Jejaring sosial kini telah menjadi wadah eksploitasi anak. Menurut
data Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sekitar 60% kasus eksploitasi seksual
dan pekerja anak menggunakan jejaring sosial (Ras et al., 2023). Negara mengatur hak-
hak anak dan perlindungan anak di ruang publik. Setiap anak mempunyai hak untuk
dilindungi dari eksploitasi. Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
mengatur bahwa setiap anak yang berada dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak
lain yang bertanggung jawab atas pengasuhannya berhak dilindungi dari eksploitasi,
termasuk secara ekonomi dan seksual.

Jejaring sosial telah menjadi salah satu platform utama untuk berinteraksi dan
mengumpulkan informasi. Di era digital saat ini, kasus eksploitasi anak di media sosial
semakin meningkat. Meluasnya media sosial dan perangkat seluler memainkan peran
penting dalam meningkatkan kasus eksploitasi anak, membantu menciptakan,
mengakses, menyimpan, dan menyebarkan potensi kekerasan terhadap anak dengan lebih
mudah. Dalam proses sosialisasi dapat dijelaskan bahwa peran orang tua dan kelompok
sosial di masyarakat dalam mencegah dan melindungi anak dari risiko eksploitasi
melalui jejaring sosial merupakan suatu tindakan yang perlu dilakukan. Negara
menjamin hak setiap anak untuk mendapatkan perlindungan, baik dari negara maupun
darimasyarakat dimana anak tersebut dilahirkan, tumbuh dan berkembang menjadi
dewasa. Namun demikian, data masih menunjukkan bahwa kasus eksploitasi dan tindak
kekerasan terhadap anak di Indonesia terus meningkat. Sejak terjadinya pandemi
COVID-19, terjadi perubahan perilaku anak-anak Indonesia, terutama peningkatan
paparan internet dan teknologi digital yang berdampak negatif terhadap tumbuh
kembang anak. Perubahan perilaku tersebut berdampak pada semakin meluasnya
kejahatan dunia maya (cybercrime), khususnya bentuk eksploitasi seksual baru yang
saat ini berkembang melalui pemanfaatan fasilitas internet (eksploitasi seksual anak
online) yang juga dikenal dengan nama eksploitasi seksual anak online (ESA)
(Ambarwati et al., 2023). Dalam konteks negara Indonesia secara umum, Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) telah merilis data
masa pandemi COVID-19 dari sistem informasi yang bertujuan untuk melindungi
perempuan dan anak, seperti dilansir Tirto.id (2020 ). ), diketahui sejak awal tahun 2020
hingga pertengahan tahun 2020. Pada tahun 2020, dilaporkan terdapat 300 kasus
kekerasan terhadap anak. Secara khusus salah satu bentuk kekerasan terhadap anak
adalah eksploitasi seksual online terhadap anak, berdasarkan hasil penelitian kuantitatif
awal yang dilakukan ECPAT (2020) pada masa pandemi COVID-19, diketahui dari total
jumlah responden 1.203 anak yang tersebar di 13 provinsi dan kota Di Indonesia, 287
anak mengaku mengalami pengalaman buruk saat berselancar di Internet (Mamuaya et
al., 2021).

B. Definisi Oprasional
Terkait dengan judul penelitian ini yaitu Pentingnya Peran Orang Tua Untuk
Mencegah Ekploitasi Anak Di Era Digitalisasi. Maka untuk mencegah terjadinya
kesalahpahaman pada penelitian ini, maka berikut definisi oprasional istilah yang ada di
dalam judul penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Pentingnya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Penting berarti sesuatu yang
berharga. Jadi kata penting dalam penelitian ini berarti peran orang tua yang sangat
berharga untuk mencegah eksploitasi.
2. Peran Orang Tua
Menurut Barbara Kozier, peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan
orang lain dari seseorang berdasarkan posisinya dalam suatu sistem. Menurut
Merton, peran diartikan sebagai pola perilaku yang diharapkan masyarakat dari orang-
orang dengan status tertentu. Untuk mencegah ekploitasi anak orang tua sangat
berperan penting terhadap kesejahtraan anak, agar anak terjauh dari ekploitasi. Pada
dasarnya dalam Islam orang tua adalah orang yang melahirkan dan mendidik anaknya.
Mereka bertanggung jawab untuk membimbing, melindungi dan mencintai anak-anak
mereka sepanjang hidup mereka. Dalam Al-Qur'an Allah SWT menjelaskan bahwa
kewajiban menghormati dan menaati orang tua merupakan salah satu perintah yang
sangat penting bagi setiap umat Islam.
3. Mencegah Ekploitasi Anak
Mencegah ekploitasi adalah suatu upaya pencegahan orang dewasa terhadap
ekploitasi anak atau dipergunakannya anak untuk kepentingan pribadi. Ekploitasi
harus dicegah karna dampak negatif dari ekploitasi sangat berpengaruh bangun
pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Era Digitalisasi
Sederhananya, era digital adalah zaman atau era dimana kondisi sudah sangat
maju sehingga setiap aktivitas penting dapat dilakukan secara digital. Era digital
merupakan era dimana informasi dikumpulkan dan disebarluaskan dengan mudah dan
cepat melalui teknologi digital. Akan tetapi digital juga mempunyai dampak negative
terutama pada anak usia dini. Di zaman sekarang banyak oknum-oknum yang
memanfaatkan anak untuk memperoleh kepuasan atau kepentingan pribadi yang dapat
merugikan anak itu sendiri.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keadaan ekploitasi anak yang terjadi di Indonesia?
2. Bagaimana dampak ekploitasi pada anak di era digital untuk perkembangan anak?
3. Bagaimana Peran orang tua untuk mencegah ekploitasi anak?
4. Bagaimana cara yang dapat diterapkan untuk pencegahan ekplsploitasi anak?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui seberapa banyak anak-anak yang menjadi bahan ekploitasi di
Indonesia
b. Untuk mengetahui dampak dari ekploitasi untuk perkembangan anak
c. Untuk mengetahui pentingnya peran orang tua untuk mencegah terjadinya
eksploitasi pada anak
d. Untuk mengetahui cara yang dapat di lakukan untuk mencegah ekploitasi pada
anak
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan dan keilmuan
tentang seberapa pentingnya pencegahan dari orang tua terhadap ekploitasi anak,
dan seberapa berpengaruhnya dampak ekploitasi terhadap perkembangan anak.
b. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan mengenai pentingnya peran orang
tua terhadap pencegahan ekploitasi di era digital.
b. Bagi orang tua, orang tua dapat mengetahui bahwasannya peran oang tua
sangatlah penting bagi pencegahan ekploitasi anak, karna sesungguhnya anak
adalah tanggung jawab dari orang tua.
c. Bagi negara, negara dapat meningkatkan kualitas penjagaan anak, karna di
zaman ini banyak sekali anak-anak yang terkena ekploitasi padahal sudah
dijelaskan dalam hukum dan undang-undang yang tertera, akan tetapi banyak
Masyarakat yang belum mengetahui bahwasannya kegiatan yang
dilakukannya adalah termasuk dari ekploitasi, atau mungkin mereka sudah
mengetahui akan etapi mereka mengabaikan peraturan yang sudah dibuat oleh
pemerintah.
d. Bagi pembaca, bersama-sama dapat menjaga anak dari kegiatann ekploitasi,
karna dampak ekploitasi akan berpengaruh pada perkembangan anak, bahkan
akan mempengaruhi masa depan anak. Seperti yang kita ketahui bahwasannya
anak adalah penerus untuk masa depan yang gemilang.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu proses atau rangkaian prosedur yang dilakukan oleh
peneliti, direncanakan dengan cara sistematis untuk mendapatkan solusi terhadap suatu
masalah atau mendapatkan jawaban dan memiliki bobot yang cukup untuk menarik
kesimpulan yang tidak meragukan:
1. Jenis Penelitian
Penelitian dengan judul Pentingnya Peran Orangtua untuk Mnecegah
Ekploitasi Anak Di Era Digitalisasi. Ini termasuk jenis penelitian field reseachr, yaitu
jenis penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data dengan cara turun langsung
ke lapangan untuk mengadakan penelitian.
2. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif karna penelitian
dilakukan dengan cara wawancara, dan juga observasi sehingga penelitian
mendapatkan data atas suatu fenomena yang lebih komperhensif.
3. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakuan selama 2 bulan, mulai dari awal bulan Ferbuari sampai
dengan akhir bulan maret.
b. Tempat Penelitian
Penelitian inin akann di laksanakan di Tangerang Selatan tepatnya di Bumi
Serpong Damai (BSD)
4. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki 2 (dua) objek penelitian:
Variabel 1: Pentingnya Peran Orangtua (Vx)
Variabel 2: Ekploitasi Anak Di Era Digitalisasi (Vy)
5. Populasi
Dalam Penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah orangtua yang
mempunyai anak (usia 0-18 tahun) di daerah Bumi Serpong Damai (BSD)
BAB II

A. Kajian Teori
1. Pentingnya Peran Orang Tua Untuk Mencegah Ekploitasi Anak
a. Pengertian Peran
Menurut Lantaeda dkk (2017:2) peran adalah rangkaian perilaku
tertentu yang timbul dari suatu kedudukan tertentu. Kepribadian seseorang
juga mempengaruhi bagaimana peran tersebut dijalankan. Sedangkan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, peran adalah tingkah laku seseorang yang
diharapkan dimiliki oleh anggota masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa peran adalah suatu pola tingkah laku, suatu sifat
yang dimiliki seseorang sebagai pekerjaan atau kedudukan dalam Masyarakat.
b. Pengertian Orang Tua
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), orang tua adalah ayah
dan ibu kandung. Orang tua adalah anggota keluarga yang meliputi ayah dan
ibu dan merupakan hasil hubungan perkawinan yang sah sehingga dapat
membentuk suatu keluarga. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dipahami
bahwa orang tua adalah ayah dan ibu dari hasil perkawinan sah yang
kemudian membentuk suatu keluarga.
c. Peran Orang Tua
1.) Peran Orang Tua
Menurut Kurniati dkk (2021:244) peran orang tua terhadap anak
adalah (1) menjamin anak mempunyai kehidupan yang bersih dan sehat;
(2) mendukung anak-anak di tempat kerja; (3) melakukan aktivitas
bersama di rumah; (4) menciptakan lingkungan yang nyaman bagi anak;
(5) menjalin komunikasi positif dengan anak; (6) bermain dengan anak; (7)
menjadi teladan bagi anak; mengawasi anggota keluarga; (8) menafkahi
dan memenuhi kebutuhan keluarga; (9) membimbing dan memberi
semangat kepada anak; (10) memberikan pendidikan; (11) menjaga nilai-
nilai agama; (12) mewujudkan perbedaan dan inovasi dalam operasional
rumah.
2.) Peran Orang Tua Terhadap Pendidikan
Menurut Sari (2017:41-42) Peran orang tua dalam pendidikan akan
menentukan keberhasilan pendidikan anaknya. Peran orang tua dalam
pendidikan adalah sebagai pendidik, motivator, pembimbing dan
penasihat. Pendidik dalam Islam adalah orang tua yang pertama dan
terutama yang bertanggung jawab terhadap anak didiknya dengan
mengupayakan pengembangan seluruh potensi yang dimilikinya. Anak-
anak yang belajar selain terpenuhi kebutuhan dasarnya juga memerlukan
fasilitas belajar seperti ruang kelas, meja dan kursi, penerangan, alat tulis,
buku, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, orang tua wajib menyediakan
fasilitas belajar agar proses belajar berjalan lancar. Sebagai orang tua,
tidak hanya berkewajiban menyediakan fasilitas dan biaya sekolah saja.
Namun anak juga memerlukan bimbingan dari orang tuanya.
3.) Peran Orang Tua Dalam Mencegah Ekploitasi
Peran orang tua dan lingkungan penting untuk melakukan pencegahan
eksploitasi anak lewat daring. Pendapat itu disampaikan Deputi Bidang
Partisipasi Masyarakat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (PPPA), Indra Gunawan. "Gerakan perlindungan anak
yang kita kembangkan sebenarnya pendekatannya memang secara
komprehensif. Kemudian, peran keluarga juga menjadi penting karena
orang tua harus mengkomunikasikan dengan anak dalam bermedia sosial,"
kata Indra.
2. Ekploitasi
a. Pengertian Ekploitasi
Eksploitasi adalah tindakan memanfaatkan seseorang secara tidak etis
demi keuntungan pribadi. (Martaja dalam Rahman, 2007). Eksploitasi juga
dapat diartikan sebagai memperalat individu lain dengan tujuan kepentingan
diri sendiri (Joni, 2006). Pengertian eksploitasi anak ini mengenai
Perlindungan Anak yakni anak oleh orangtua atau juga pihak lainnya, ialah
menempatkan, membiarkan, melakukan menyuruh melakukan atau turut dan
juga melakukan eksploitasi ekonomi atau seksual terhadap anak (Undang-
undang No. 23 Tahun 2002). Dapat ditarik kesimpulan bahwa ekploitasi
adalah memanfaatkan seseorang untuk keuntungan kebutuhan pribadi.
b. Jenis-jenis Ekploitasi
1) Ekploitasi Fisik
Eksploitasi fisik ialah penyalahgunaan tenaga anak untuk
disuruh bekerja demi keuntungan orang tuanya atau orang lain seperti
menyuruh anak bekerja dan mengarahkan anak kepada pekerjaan yang
seharusnya belum dilakukannya.
2) Ekploitasi Sosial
Eksploitasi sosial yakni segala sesuatu yang membuat
terhambatnya perkembangan emosional anak.
3) Ekploitasi Seksual
Eksploitasi seksual yaitu dapat melibatkan anak dalam aktivitas
seksual yang belum dipahaminya. Dalam artian di sini eksploitasi
artinya suatu perbuatan yang tidak baik dari orang lain. Kegiatan yang
mengarahkan pada suatu yang dikenal dengan kata pornografi,
perkataan porno, menelanjangi anak, membuat anak malu dan
memakai anak untuk produk pornografi dan melibatkan anak dalam
bisnis prostitusi.
4) Ekploitasi Sumber Daya Alam
Eksploitas sumber daya alam adalah perbuatan mengambil
sumber daya alam dengan berlebihan demi keuntungan sebesar-
besarnya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Eksploitasi sumber daya alam biasanya menghasilkan dampak
kerusakan berat terhadap lingkungan dan juga anomali global warming
dan juga cuaca ekstrim.
5) Ekploitasi Hewan
Eksploitasi hewan yaitu perbuatan memanfaatkan hewan untuk
mendapatkan keuntungan pribadi tanpa mengerti dampaknya untuk
hewan tersebut.
6) Ekploitasi Perempuan
Eksploitasi perempuan yaitu perbuatan memanfaatkan kaum
perempuan untuk memperoleh keuntungan bagi kelompok.
3. Digitalisasi
a. Pengertian Digitalisasi
Membahas tentang definisi era digital, maka di dalamnya akan selalu
berkaitan dengan dunia ilmu pengetahuan. Bahkan para ahli pun tidak ada
yang bisa mendefinisikan era digital, karena alur perkembangannya yang
selalu berjalan dengan cepat sesuai dengan tuntutan zaman.

Pengertian umum era digital adalah suatu kondisi zaman ataupun


kehidupan yang mana seluruh kegiatan yang mendukung kehidupan sudah
bisa dipermudah dengan adanya teknologi yang serba canggih. Selain itu, era
digital juga hadir demi menggantikan beberapa teknologi masa lalu agar bisa
lebih modern dan juga lebih praktis. Agar bisa menghadapinya dengan baik,
maka Anda harus menyiapkan rencana bisnis yang sangat matang.
b. Dampak Positif Digitalisasi
1) Kemudahan Akses Informasi. Teknologi digital telah membuat akses
terhadap informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Dengan internet,
informasi dari seluruh dunia dapat diakses hanya dengan beberapa kali
klik. Ini mendukung berita, penelitian, dan akses pada aktual.
2) Kemajuan dalam Komunikasi. Perkembangan media sosial, pesan instan,
dan panggilan video telah merampingkan komunikasi jarak jauh. Kita
dapat berkomunikasi dengan teman, keluarga, atau rekan kerja di seluruh
dunia dengan mudah, mengatasi hambatan ruang dan waktu.

3) Peningkatan Efisiensi. Otomatisasi dan sistem digitalisasi memungkinkan


proses bisnis dan pekerjaan menjadi lebih efisien. Hal ini menghemat
waktu dan biaya, serta meminimalkan risiko kesalahan.

4) Akses Pendidikan Global. Teknologi digital telah membuka akses


pendidikan bagi banyak orang di seluruh dunia. Kursus online, platform e-
learning, dan sumber daya digital membantu setiap orang untuk
mendapatkan pendidikan berkualitas tanpa batasan geografis.
c. Dampak Negatif Digitalisasi
1) Kelumpuhan Melalui Analisis
Saat ini, akses dalam mendapatkan informasi yang sederhana dan alat
yang lebih perlu dikembangkan lebih lanjut untuk proses analisis, di
dalamnya banyak sekali teka-teki yang harus diselesaikan oleh para
pebisnis. Banyak sekali bisnis yang jatuh ke dalam perangkap untuk terus-
menerus mencari validasi tambahan dan detail sebelum membuat
keputusan hanya karena khawatir kurangnya uji secara tuntas.
2) Malas Secara Intelektual Karena mudahnya dalam Mengakses Data
Terlalu banyak data akan menjadi hal yang buruk untuk pengguna.
Dengan mengakses big data dan algoritma AI, perusahaan di era digital
saat ini akan membuat data yang mendukung hampir seluruh kesimpulan
yang mereka perlukan.
3) Konsumen yang Impulsif dan Ceroboh
Setiap hari, jumlah perhatian yang diberikan oleh konsumen akan
cenderung lebih kecil dan berkurang. Dengan menggunakan tablet,
smartphone, TV, dan lebih banyak lagi akses yang memakan banyak waktu
ke mata yang berharga, maka setiap bisnis harus melakukan lebih dari
yang sebelumnya agar bisa lebih menonjol dan bisa tetap relevan.
4) Sedikit Belajar Adalah Hal yang Berbahaya

B. Kajian Penelitian Yang Relevan


Berdasrkan penelitian yang dilakukan oleh Natalina Despora Simbolon (2019)
yag berjudul “Analisis Eksploitasi Anak Di Bawah Umur (Studi Kasus Di Tepian Mahakam
Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur)” dapat ditarik kesimpulan bahwa banyaknya
yang anak yang terkena ekploitasi karna ekonomi keluarga yang rendah, kurangnya
pengetahuan, pengaruh lingkungan dan komunitas anak, Pendidikan orang tua yang rendah,
keretasan dan kekerasan orang tua dalam berkeluarga.
Berdasrkan penelitian yang dilakukan oleh Lily Sardiani Daulay, dkk (2023) dengan
judul “Literasi Sehat Untuk Menjaga Kesehatan Mental Anak di Era Digital” dapat
ditarik kesimpulan bahwa Untuk meningkatkan manfaat positif penggunaan internet
dan mengurangi dampak negatifnya, sebaiknya orang tua, guru, dan lingkungan
berupaya untuk mengimbanginya dengan kegiatan seperti interaksi fisik dengan orang
tua dan anggota keluarga. Mereka juga harus mengawasi anak-anak untuk mencegah
mereka mengakses konten berbahaya. Pentingnya meningkatkan literasi digital bagi
anak-anak, karena terkait dengan kemampuan mereka untuk mendapatkan
pengetahuan baru, memperluas jaringan, dan mendukung keterampilan sosial mereka.
C. Kerangka Berfikir
Orang tua sangat berperan penting untuk mecegah terjadinya ekploitasi karna
pada dasarnya orang tua berperan untuk menjaga dan melindungi anaknya dan
memenuhi kebutuhan hidup anak. Maka dar itu perlu adanya analisis peran orang tua
terhadap pencegahan ekploitasi untuk mengetahui sejauh mana orang tua menjaga dan
memenuhi kebutuhan anaknya, serta sejauh mana paham orang tua tentang ekploitasi
anak, dan bagaimana cara masing-masing orang tua untuk mencegah anaknya dari
ekploitasi.

Masalah: Fokus Penelitian:


Maraknya ekploitasi di Indonesia Menganalisis peran orang tua
yang terjadi pada anak-anak, serta untuk mencegah ekploitasi pada
anak, serta bagaimana cara
bagaimana cara orang tua untuk
orangtua menanggulanginya.
mencegah terjadinya ekploitasi.

Kajian Penelitian Relevan: Teori Pendukung:

Natalina Despora Simbolon (2019) (Undang-undang No. 23 Tahun 2002)

Lily Sardiani Daulay, dkk (2023) (Martaja dalam Rahman, 2007).


Sari (2017:41-42)

Teknik Pengumpulan
Data:
Observasi
Wawancara
Dokumentasi

Hasil Yang Diharapkan:

Dalam campur tangan orang tua anak bisa


terhindar dari maraknya ekploitasi yang terjadi
pada anak.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, artinya data yang
dikumpulkan berupa kata-kata dan gambar, bukan angka-angka. Menurut Bogdan dan
Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah suatu proses
penelitian yang menghasilkan data deskriptif dalam bentuk lisan atau tulisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian deskriptif merupakan suatu bentuk
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau mengilustrasikan fenomena-
fenomena yang ada, baik yang bersifat alami maupun rekayasa manusia. Tujuan
penelitian deskriptif adalah untuk menghasilkan informasi yang sistematis, faktual,
dan akurat tentang fakta dan karakteristik suatu populasi atau wilayah tertentu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya peran orang tua untuk
mencegah ekploitasi anak di era digitalisasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan informasi yang lebih
jelas dan lengkap, sehingga memungkinkan peneliti melakukan penelitian
observasional dengan lebih mudah dan nyaman. Oleh karena itu penulis menentukan
lokasi penelitian sebagai tempat dilakukannya penelitian. Dalam hal ini lokasi
penelitian berada tepat di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. Penelitian
ini dilakukan pada bulan November 2023 hingga bulan Desember 2023.
C. Responden/ Subjek Penelitian
Pada penelitian ini responden atau subjek penelitiannya akan di fokuskan pada
orang tua yang memiliki anak yang berusia 0 tahun sampai dengan 18 tahun sesuai
dengan definisi anak yang tertera di dalam Undang-undang karena sesuai dengan
judul penelitian yaitu Pentingnya Pengaruh Orang Tua Dalam Mencegah Ekplotasi
Anak Di Era Digitalisasi.

D. Definisi Operasional Variabel Y

Terkait dengan judul penelitian ini yaitu Pentingnya Peran Orang Tua Untuk
Mencegah Ekploitasi Anak Di Era Digitalisasi. Maka untuk mencegah terjadinya
kesalahpahaman pada penelitian ini, maka berikut definisi oprasional istilah yang ada di
dalam judul penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
5. Mencegah Ekploitasi Anak
Mencegah ekploitasi adalah suatu upaya pencegahan orang dewasa terhadap
ekploitasi anak atau dipergunakannya anak untuk kepentingan pribadi. Ekploitasi
harus dicegah karna dampak negatif dari ekploitasi sangat berpengaruh bangun
pertumbuhan dan perkembangan anak.
6. Era Digitalisasi
Sederhananya, era digital adalah zaman atau era dimana kondisi sudah sangat
maju sehingga setiap aktivitas penting dapat dilakukan secara digital. Era digital
merupakan era dimana informasi dikumpulkan dan disebarluaskan dengan mudah dan
cepat melalui teknologi digital. Akan tetapi digital juga mempunyai dampak negative
terutama pada anak usia dini. Di zaman sekarang banyak oknum-oknum yang
memanfaatkan anak untuk memperoleh kepuasan atau kepentingan pribadi yang dapat
merugikan anak itu sendiri.
E. Definisi Oprasional Variabel X
1. Mencegah Ekploitasi Anak
Eksploitasi sering digunakan untuk menggambarkan sebuah kegiatan
pemanfaatan demi kepentingan pribadi. Mencegah ekploitasi adalah suatu upaya
pencegahan orang dewasa terhadap ekploitasi anak atau dipergunakannya anak
untuk kepentingan pribadi. Ekploitasi harus dicegah karna dampak negatif dari
ekploitasi sangat berpengaruh bangun pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Era Digitalisasi
Sederhananya, era digital adalah zaman atau era dimana kondisi sudah
sangat maju sehingga setiap aktivitas penting dapat dilakukan secara digital. Era
digital merupakan era dimana informasi dikumpulkan dan disebarluaskan dengan
mudah dan cepat melalui teknologi digital. Akan tetapi digital juga mempunyai
dampak negative terutama pada anak usia dini. Di zaman sekarang banyak
oknum-oknum yang memanfaatkan anak untuk memperoleh kepuasan atau
kepentingan pribadi yang dapat merugikan anak itu sendiri.
F. Kisi-Kisi Instrumen
Berikut beberapa kisi-kisi intrumen yang bisa dilakukan atau ditanyakan untuk
menelengkapi penelitian ini; Wawancara dengan orang tua seperti: (1) Seberapa
penting anak bagi orang tua?, (2) Seberapa penting kehesahatan fisik dan mental anak
menurut orang tua?, (3) tahukah orang tua tentang ekploitasi anak?, (4) bagaimanakah
cara orang tua mencegah anaknya dari bahaya ekploitasi?, (5) Tahukah orang tua
tentang digitalisasi dan bahaya digitalisasi?.
G. Instrumen Variabel Y dan Pengukuran
Untuk mengukur variabel Y, yaitu "Pentingnya Pengaruh Orang Tua Dalam Mencegah
Ekploitasi Anak Di Era Digitalisasi”," perlu menggunakan alat-alat dan
metode pengukuran yang sesuai. Beberapa instrumen dan metode yang
mungkin berguna dalam pengukuran ini meliputi:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara. Peneliti akan mewawancarai orang tua yang
tentang ekploitasi anak untuk mendudukung penelitian agar penelitian menjadi
objektif.
2. Observasi
Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan mengenai suatu objek tertentu
secara cermat secara langsung di lokasi penelitian tersebut berada. Selain itu,
observasi ini juga termasuk kegiatan pencatatan yang dilakukan secara sistematis
tentang semua gejala objek yang diteliti. Peneliti akan melakukan observasi secara
langsung kepada orang tua dan mencatat poin penting secara langsung dari
narasumber. Observasi akan dilakukan di daerah Bumi Serpong Damai (BSD)
tepatnya di Peruruan Tinggi Al Madinah Islamic Center KKBM.
H. Instrumen Variabel X dan Pengukuran
Untuk mengukur variabel X, yaitu "Pentingnya Pengaruh Orang Tua Dalam
Mencegah Ekploitasi Anak Di Era Digitalisasi”," perlu menggunakan alat-alat dan
metode pengukuran yang sesuai. Beberapa instrumen dan metode yang
mungkin berguna dalam pengukuran ini meliputi:
3. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung
antara narasumber dan pewawancara. Peneliti akan mewawancarai orang tua yang
tentang ekploitasi anak untuk mendudukung penelitian agar penelitian menjadi
objektif.
4. Observasi
Observasi adalah suatu aktivitas pengamatan mengenai suatu objek tertentu
secara cermat secara langsung di lokasi penelitian tersebut berada. Selain itu,
observasi ini juga termasuk kegiatan pencatatan yang dilakukan secara sistematis
tentang semua gejala objek yang diteliti. Peneliti akan melakukan observasi secara
langsung kepada orang tua dan mencatat poin penting secara langsung dari
narasumber. Observasi akan dilakukan di daerah Bumi Serpong Damai (BSD)
tepatnya di Peruruan Tinggi Al Madinah Islamic Center KKBM.

3. Fokus Penelitian

Penelitian inidi fokuskan pada bagaimana cara orang tua dalam mencegah
terjadinya ekploitasi pada anak, agar orang tua bisa menja pertumbuhan dan
perkembangan anak. Yang meliputi cara, metode, dan Teknik yang digunakan orang
tua dalam mecegah ekploitasi anak tersebut.

4. Teknik Pengumpulan Data


Pengertian teknik pengumpulan data menurut Arikunto adalah cara-cara yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data, dimana cara-cara tersebut mewakili
sesuatu yang bersifat abstrak, tidak mungkin terjadi dalam kehidupan nyata, benda-
benda yang terlihat tetapi dapat diperlihatkan dengan penggunaan. Dalam
pengumpulan data ini, penulis langsung mendatangi subjek penelitian untuk
mendapatkan data yang valid, peneliti menggunakan metode sebagai berikut:
1. Metode observasi
Observasi dapat dipahami sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala-gejala yang muncul pada subjek penelitian.
Observasi ini menggunakan observasi partisipan, yaitu peneliti terlibat
langsung dalam aktivitas sehari-hari orang yang diamati atau dijadikan
sumber data penelitian. Dalam observasi langsung ini peneliti berperan
sebagai pengamat yang dapat mengamati gejala-gejala atau proses-proses
yang terjadi dalam situasi kehidupan nyata yang diamati oleh pengamat
langsung tersebut.

2. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang ditujukan untuk tujuan tertentu
yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara mengajukan pertanyaan
dan orang yang diwawancara memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.8
Dalam hal ini, Peneliti menggunakan wawancara terstruktur, dimana
pewawancara mengidentifikasi masalah dan pertanyaan. untuk mengatasi.
bertanya. diminta untuk mencari jawaban atas hipotesis yang terstruktur
dengan baik.
Dalam menerapkan teknik wawancara, pewawancara harus mampu
menciptakan hubungan yang baik sehingga informan mau bekerja sama,
merasa nyaman berbicara, dan dapat memberikan informasi yang otentik.
Teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah terstruktur (tertulis), yaitu
dengan mempersiapkan terlebih dahulu sejumlah pertanyaan yang akan
diajukan kepada informan. Hal ini bertujuan agar pembicaraan saat wawancara
lebih terarah dan terfokus pada tujuan yang diinginkan serta menghindari
pembahasan topik yang terlalu umum. juga digunakan sebagai patokan umum
dan dapat dikembangkan peneliti melalui pertanyaan yang muncul ketika
kegiatan wawancara berlangsung. Metode wawancara peneliti gunakan untuk
menggali data terkait bagaimana cara orang tua untuk mencegah ekploitasi
pada anak.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi, berasal dari kata dokumen, berarti unsur tertulis. Dengan
menerapkan metode dokumenter, peneliti mempelajari benda-benda tertulis
seperti buku, majalah, dokumen, peraturan, notulensi rapat, catatan harian,
dan lain-lain. Melalui metode dokumenter, peneliti memanfaatkannya untuk
menggali data berupa dokumen-dokumen yang berkaitan dengan ekploitasi
anak, antara lain: Contoh ekploitassi yang terjadi, macam-macam ekploitasi,
faktor-faktor dari ekploitasi.

5. Uji Keabsahan Data


Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria
reliabilitas. Untuk memperoleh data yang relevan, peneliti memeriksa keabsahan data
penelitian dengan cara:

1. Perpanjangan Pengamatan
Peneliti tetap berada di wilayah penelitian sampai kejenuhan
pengumpulan data tercapai. Memperluas pengamatan peneliti akan
meningkatkan keandalan data yang dikumpulkan. Memperluas pengamatan
ini, peneliti memeriksa kembali apakah data yang tersedia selama ini setelah
dilakukan pengecekan ulang pada sumber data asli atau sumber data lain
bebas dari kesalahan, kemudian peneliti kini melihat lebih luas dan mendalam
untuk mendapatkan data tersebut. tentu saja benar Dalam penelitian ini
peneliti melakukan observasi ekstensif dan kembali ke lokasi kejadian untuk
memastikan apakah data yang diperoleh penulis akurat atau masih
mengandung kesalahan.
2. Ketekunan Pengamatan
Peningkatan ketekunan berarti pengamatan yang lebih cermat dan
terus-menerus. Dengan demikian, kepastian data dan jalannya peristiwa dapat
terekam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat
memeriksa soal dan latihan yang telah kita kerjakan untuk melihat apakah ada
kesalahan. Dengan meningkatkan ketekunan, peneliti dapat mengecek
kembali apakah data yang ditemukan salah. Begitu pula dengan
meningkatkan ketekunan, peneliti dapat memberikan gambaran data yang
akurat dan sistematis terhadap apa yang diamati. Untuk membantu peneliti
meningkatkan ketekunannya, dapat membaca banyak buku referensi dan hasil
penelitian atau dokumen yang berkaitan dengan pencegahan ekploitasi
terhadap anak.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian reliabilitas diartikan sebagai verifikasi
data dari sumber yang berbeda dengan cara yang berbeda dan waktu yang
berbeda. Oleh karena itu, ada triangulasi sumber, triangulasi teknik
pengumpulan data, dan waktu.
Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber digunakan untuk
memeriksa keabsahan data, membandingkan hasil wawancara dengan isi
dokumen dengan menggunakan banyak sumber data informasi yang berbeda
untuk ditinjau. Dalam hal ini penulis membandingkan data observasi dengan
data wawancara, dan membandingkan hasil wawancara tersebut dengan
wawancara lainnya.

6. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif, artinya
menggambarkan data yang dikumpulkan dalam bentuk kata-kata dan gambar, bukan
angka-angka. Data dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokumen, dll.
kemudian dideskripsikan sedemikian rupa sehingga memberikan kejelasan tentang
peristiwa atau kenyataan tersebut.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum terjun ke
lapangan, selama dan setelah selesainya penelitian lapangan. Dalam hal ini Nasution
mengatakan:
“Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun
ke lapangan dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data
menjadi pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang
grounded. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama
proses di lapangan bersama dengan pengumpulan data. In fact, data analysis in
qualitative research is an \ongoning activity tha occurs throughout the investigative
process rather than after process. Dalam kenyataannya, analisis data kualitatif
berlangsung selama proses pengumpulan data daripada setelah selesai pengumpulan
data.”
Analisis data versi Miles dan Huberman mengemukakan bahwa ada tiga alur
kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
1. Reduksi data didefinisikan sebagai proses seleksi, dengan fokus pada
penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data “mentah” yang muncul
dari catatan lapangan. Minimisasi diawali dengan pengumpulan data, diawali
dengan merangkum, mengkode, mengeksplorasi tema, menulis memo, dan
sebagainya, dengan tujuan untuk menghilangkan data atau informasi yang tidak
relevan dan kemudian melakukan verifikasi terhadap data tersebut.
2. Representasi data adalah deskripsi sekumpulan informasi terstruktur yang
memberikan kemampuan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan.
Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif yang dirancang untuk
memadukan informasi yang disusun dalam bentuk yang runtut dan mudah
dipahami.

Menarik kesimpulan atau memverifikasi merupakan kegiatan akhir dari penelitian kualitatif.
Peneliti harus kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun
keaslian kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian dilakukan. Makna yang
peneliti bentuk dari data harus diuji kebenarannya, kesesuaiannya, dan kepastiannya.
Peneliti harus memahami bahwa dalam mencari makna harus menggunakan pendekatan
emik, yaitu dari sudut pandang informasi primer dan bukan menafsirkan makna dari
sudut pandang peneliti (perspektif etis). (Kasea Tumangger et al., 2020)(Yuliani et al.,
2022)(Kasea Tumangger et al., 2020)Albab, F. (2021). Urgensi mencegah tindakan
eksploitasi anak dengan implementasi program tribina keluarga sejahtera. Sakina:
Journal of Family Studies, 5(4), 1–15.

Ambarwati, R., Wijayanti, M. T., & Santoso, B. (2023). Jurnal Keperawatan GSH Vol 12 No
1 Januari 2023 ISSN 2088-2734 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN
TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN
EKSPLOITASI SEKSUAL ANAK Jurnal Keperawatan GSH Vol 12 No 1 Januari 2023
ISSN 2088-2734 PENDAHULUAN Di masa . 12(1), 37–42.

Carmela, Herlinda Ragil Feby, S. (2021). Nomos : Jurnal Penelitian Ilmu Hukum. Jurnal
Penelitian Ilmu Hukum, 1(2), 33–43.

Kasea Tumangger, B., Susilawati, & Riasih, T. (2020). Eksploitasi Terhadap Anak Jalanan
Di Kota Bandung. LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan Dan Pemberdayaan
Sosial, 2(2), 164–180.

Mamuaya, C. L., Poerwanti, S. D., & Suud, M. (2021). Sosialisasi Pencegahan Eksploitasi
Seksual Anak Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Surabaya. Abdimas Galuh, 3(2), 517.
https://doi.org/10.25157/ag.v3i2.6212

Ras, A., Syam, R., Haris, A., Mengge, B., Rahim, H., Hasanuddin, U., & Information, A.
(2023). SOSIALISASI PENCEGAHAN EKSPLOITASI ANAK DI MEDIA SOSIAL. 1,
879–884.

Yuliani, D., Rinaldi, R., & Pramadia, H. F. (2022). 45 Eksploitasi Anak Jalanan Di Kota
Bandung Dan Kabupten Ciamis Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Kebijakan Dan Pelayanan
Pekerjaan Sosial (Biyan), 4(1), 45–56. https://doi.org/10.31595/biyan.v4i1.605

3.

KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

Variabel Y ( Ekploitasi Anak Di Era Digital)

NO DIMENSI SUB DIMENSI INDIKATOR PERTANYAAN


1 Ekploitasi Mengalisis apa itu a. Mengetahui apa 1. Apa yang anda
ekploitasi anak itu ekploitasi ketahui tentang
ekploitasi?
b. Memahami 2. Seberapa bahaya
tentang ekploitasi menurut
ekploitasi anak anda?

2 Pencegahan Ekploitasi Menganalisis a. Apakah orang 1 Bagaimana Anda


bagaimana cara tua memiliki memberikan
orang tua pengetahuan pengetahuan kepada
mencegah tentang anak tentang
terjadinya pencegahan ekploitasi?
ekploitasi ekploitasi

b. Bagaimana 2 Apakah Anda


cara orang tua mempunyai cara khusus
untuk untuk mencegah
menjegah terjadinya ekploitasi?
terjadinya
ekploitasi
3 Pengaruh ekploitasi Menganalisis a. Apakah 1. Apakah anda
terhadap pengaruh ekploitasi ekploitasi sangat mengetahui tentang
perkembangan anak pada berpengaruh pengaruh ekploitasi
perkembangan pada terhadap
anak perkembangan perkembangan anak
anak? anda?

Apakah orang 2. Sejauh mana anda


b. tua menyadari mencegah pengaruh
akan pengaruh ekploitasi terhadap
ekploitasi anak anda?
terhadap
perkembangan
anak?

4 Ekploitasi di era Menganalisis a. Mengetahui 1. Bagaimana Anda


digital ekploitasi yang bisa ekploitasi yang mengenalkan
terjadi di era bisa terjadi di teknologi kepada
digitalisasi era digital anak?

b.
Memahami 2. Bagaimana Anda
sejauh mana menjelaskan kepada
orang tua anak untuk selalu
mengenalkan an mengikuti
dengan perkembangan
teknologi? jaman?

3. Bagaimana anda
memberikan
pemahaman kepada
anak menggunakan
teknologi dengan
baik?

4. Bagaimana cara anda


untuk mencegah anak
agar tidak terkena
pengaruh buruk
teknologi?
Variabel X ( Pentingnya peran orang tua)

NO DIMENSI SUB INDIKATOR PERTANYAAN


DIMENSI
1 Peran orang tua Menganalisis a. Memahami peran orang 1. Apakah
peran orang tua tua terhadap anak pendapat anda
terhadap tentang anak?
anaknya b. Mengetahui bagaimana
kedekatan antara orang 2. Bagaimana
tua dengan anak Anda mendidik
anak anda?

3. Seberapa dekat
anda dengan
anak anda?

4. Apakah anda
mengetahui
secara dalam
tentang anak
anda?
2 Peran orang tua Menganalisis a. Mengetahui metode 1 Bagaimana Anda
dalam mencegah metode yang pencegahan ekploitasi memberikan metode
ekploitasi dibuat orang pencegahan ekploitsi
tua untuk kepada anak?
mencegah 2 Apakah anda
ekploitasi mempunyaimetode
khusus untuk
mencegah ekploitasi
anak?
3 Bagaimana anda
menyikapi anak
Ketika anak sulit
untuk melakukan hal
yang anda minta?
DAFTAR PUSTAKA

Albab, F. (2021). Urgensi mencegah tindakan eksploitasi anak dengan implementasi program
tribina keluarga sejahtera. Sakina: Journal of Family Studies, 5(4), 1–15.

Ambarwati, R., Wijayanti, M. T., & Santoso, B. (2023). Jurnal Keperawatan GSH Vol 12 No
1 Januari 2023 ISSN 2088-2734 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pencegahan Eksploitasi Seksual Anak Jurnal
Keperawatan Gsh Vol 12 No 1 Januari 2023 Issn 2088-2734 Pendahuluan Di masa .
12(1), 37–42.

Carmela, Herlinda Ragil Feby, S. (2021). Nomos : Jurnal Penelitian Ilmu Hukum. Jurnal
Penelitian Ilmu Hukum, 1(2), 33–43.

Kasea Tumangger, B., Susilawati, & Riasih, T. (2020). Eksploitasi Terhadap Anak Jalanan
Di Kota Bandung. LINDAYASOS : Jurnal Ilmiah Perlindungan Dan Pemberdayaan
Sosial, 2(2), 164–180.

Mamuaya, C. L., Poerwanti, S. D., & Suud, M. (2021). Sosialisasi Pencegahan Eksploitasi
Seksual Anak Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Surabaya. Abdimas Galuh, 3(2), 517.
https://doi.org/10.25157/ag.v3i2.6212

Ras, A., Syam, R., Haris, A., Mengge, B., Rahim, H., Hasanuddin, U., & Information, A.
(2023). Sosialisasi Pencegahan Eksploitasi Anak Di Media Sosial. 1, 879–884.

Yuliani, D., Rinaldi, R., & Pramadia, H. F. (2022). 45 Eksploitasi Anak Jalanan Di Kota
Bandung Dan Kabupten Ciamis Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Kebijakan Dan Pelayanan
Pekerjaan Sosial (Biyan), 4(1), 45–56. https://doi.org/10.31595/biyan.v4i1.605

Anda mungkin juga menyukai