2. NPM : 17010010 3. Prgram Studi : Hukum Keluarga Islam
B. Calon Judul Skripsi
1. Calon Judul Skripsi 1 a. Nama judul : PERAN PEREMPUAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN DALAM KELUARGA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK DITENGAH PANDEMI COVID 19 DI DESA KOTAGAJAH. b. Permasalahan : Dengan diberlakukannya pendidikan dengan metode daring di masa pandemi covid 19 ini, anak merasa bosan sehingga mereka kehilangan kwalitas belajar karena menurunya tingkat keinginan belajar, ditambah lagi kurangnya bimbingan dari guru mereka sehingga proses pembelajaran tidak efektif. c. Gambaran isi : Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari suatu sistem sosial yang ada di masyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan miniatur dan embrio berbagai unsusr sistem sosial manusia. Suasana keluarga yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena di dalam keluarga lah seluruh anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan bermasyarakat. Peran pengasuhan anak pada umumnya dimasyarakat dilekatkan pada tanggung jawab ibu karena dianggap paling sesuai, lebih telaten, lemah lembut dan menjadi bagian dari tugas reproduksi biologis ibu. Peran ibu juga sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an, merupakan tugas yang sangat mulia untuk mengantarkan generasi penerus yang berkualitas baik fisik maupun mentalnya. Hak asuh atas anak laki-laki dan perempuan diberikan kepada ibunya. Anak laki-laki tinggal bersama ibunya sampai berumur tujuh atau sembilan tahun, setelah itu diasuh oleh ayahnya (bila keduanya bercerai). Sedangkan anak perempuan tetap tinggal bersama ibunya sampai menikah (pengecualian ketika ibunya menikah, hak asuh diberikan kepada nenek atau bibi nya). Pelaksanaan pembelajaran disetiap sekolah dihentikan secara nasional oleh pemerintah pusat akibat wabah covid-19. Pengehentian proses pembelajaran dan seluruh pelayanan pendidikan lainnya dilaksanakan sebagai upaya pencegahan penularan covid 19 berdasarkan surat edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disiase (covid 19). Wabah virus covid 19 memberikan dampak besar pada pembelajaran di indonesia yang mengharuskan proses pembelajaran dilakukan dengan metode daring. Jika berbicara tentang pendidikan rumah, maka sudah pasti peran orang tua terutama kaum ibu lah yang paling besar. Kaum ibu berperan sebagai agen pendidik, pengasuh, pendukung anak dalam melakukan pembelajarannya. Perempuan terutama seorang ibu merupakan akar dalam pembentukan memori pada anak. ia merupakan guru pertama dan utama dalam mengendalikan anak untuk menjadi orang yang baik dan berguna untuk orang lain. Karena, perkembangan mental tidak cukup dimulai sejak lahir, ada embriologi refleks yang berhubungan dengan gerakan dan reaksi fetus (janin) dan tingkah laku praperseptif fetus. Wahana dalam pembentukan karakter anak secara ideal ketika anak dan orang tua terutama ibu berada dalam satu rumah. Motivasi belajar sangat penting adanya. Anak yang memiliki motivasi belajar yang tinggi mereka akan mampu mengatasi rintangan yang ada dan mendorong kemampuan sendiri untuk mengoptimalkan potensi terbaik yang mereka punyai, sehingga berpeluang mengubah kegagalan menjadi prestasi. Dalam hal ini otang tua terutama seorang ibu berkewajiban memberikan pendampingan dan edukasi pada anak dalam meningkatkan motivasi belajar ditengah pandemi covid 19. Dari proses ini, diharapkan orang tua juga memahami betapa sesungguhnya dukungan dan peran mereka sangat dibutuhkan anak-anak dalam proses pembelajaran setiap hari. Tanpa pendampingan yang bagus dari orang tua, maka hasil pendidikan dari bangku sekolah tidak akan berbekas dan bermakna dalam kemasyarakatan. Pengawasan dan pengendalian anak usia sekolah sangatlah membutuhkan peran orang tua. Sebab, kemampuan akademis mencakup seluruh aspek karakter bahkan jiwa dan raga, apalagi ditengah pandemi covid 19 yang megharuskan anak melakukan pembelajaran dengan metode daring.
d. Bahan : 1. Ch., Mufida, 2014. “Psikologi Keluarga Islam”, Malang: UIN
Maliki press. Hal. 58 2. Ghofur, Abdul, 2009. “Hak dan Kewajiban Wanita dalam Islam”, MRM Graph. Hal. 29 3. Mendikbud, 2020, Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disiease (Covid 19). 4.Piaget, Jean dan Barbel, Inhelder. 2000. “The Psychology Of The Child”, New York: Basic Books, hal. 1 5.Suryana, Dandan. 2016. “Pendidikan Anak Usia Dini”, Jakarta: KENCANA. hal. 68 6. Purwanti, Titik. 2020. “Teknologi Komunikasi Sebagai Media Dalam Pembentukan Karakter Anak”, Yokyakarta: BILDUNG. hal.8
2. Calon Judul Skripsi 2
a. Nama judul : DAMPAK FENOMENA APLIKASI TIK TOK TERHADAP PENYIMPANGAN PERILAKU ANAK DAN REMAJA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI DESA KOTAGAJAH b. Permasalahan : Banyak kasus yang didapati dalam penggunaan TikTok ini, yaitu sering ditemukannya sikap yang tak patut pada anak. Sajian musik koplo, Dj, dan lainnya mendorong anak anak untuk bergoyang selayaknya penyanyi. Kematangan hormon seksual anak juga menjadi lebih berkembang. Semakin menjamurnya penyimpangan yang dilakukan anak, semakin membuat acuh pula lingkungan terhadap maraknya perilaku tidak etis, karena dianggap hal yang lumrah dan sewajarnya terjadi seiring perkembangan zaman. Penyimpangan anak yang dilakukan tidak hanya meliputi pelanggaran etika dan kesopanan dengan sikap anak yang berubah mengikuti tayangan yang di dapati, anak juga bisa melakukan dorongan pelanggaran hukum seperti mencuri untuk memenuhi kebutuhan kepuasan bermain sama dengan teman lainnya. c. Gambaran isi : Kehadiran covid 19 mendorong masyarakat terutama anak anak dan remaja di seluruh dunia untuk tetap berada dirumah dan melakukan segala aktivitas secara daring. Dengan kata lain memasuki masa karantina. Tentu saja dengan diberlakukannya sistem karantina akan menimbulkan rasa bosan. Dengan kebosanan yang melanda membuat banyak orang cenderung mencari media hiburan, yaitu salah satu pilihan adalah aplikasi TikTok yang mana sangat digemari oleh banyak orang. Penggunaan TikTok mayoritas berasal dari kalangan pemuda, remaja, bahkan sampai anak-anak. Atau jika didalam istilah teknologi ada yang disebut dengan “digital native”, yaitu untuk golongan yang melek dengan teknologi sejak usia belia. Ketua Indonesia Child Protection Watch Erlinda menyoroti sejumlah dampak terburuk aplikasi TikTok bagi para penggunanya, terutama anak-anak. Menurutnya, dalam aplikasi TikTok tersebut potensi paling buruk adalah potensi pembunuhan karakter bagi seseorang. Sebab, sekarang ini terdapat fenomena warganet yang tak memahami apa yang menjadi niat para pengguna aplikasi ini dalam menggunakannya, namun sudah menilai dan memberikan label negatif. Dia juga menjelaskan, pagi para pengguna yang merupaka anak-anak, aplikasi ini berpotensi dapat mengadopsi perilaku buruk orang- orang dewasa yang ditampilkan dalam aplikasi tersebut. Hal itu juga termasuk lagu-lagu untuk orang dewasa yang mengiringi vidio dalam aplikasi TikTok. Mengenakan manusia baru terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya. Itu sebabnya kita melihat orang sholeh memiliki kelakuan atau tabiat buruk. Memang tidak mudah, sebab hal ini melibatkan mekanisme yang ada pada tubuh, terutama di otak dengan alur-alur kebiasaan yang telah dipahat tegas dan substansi cairan otak yang telah menyatu dengan reseptornya. Keadaan ini yang membuat manusia sulit berubah dari kebiasaanya. Manusia baru bisa berubah jika pahatan alur sinaps dan reseptor otak digantikan dengan yang baru, yang telah diubah. Namun, terlepas dari dampak negatif, ternyata tiktok juga dapat memberikan dampak positif. Dengan aplikasi tiktok ternyata seseorang dapat memperkenalkan apa yang menjadi kemampuannya atau kreatifitasnya, sebagai media dakwah, sebagai media edukasi, dan lain sebagainya. Lalu bagaimana pandangan hukum islam terhadap aplikasi TikTok tersebut? Bila ditinjau dari segi mudharatnya aplikasi TikTok ini cenderung memiliki nilai negatif, apalagi yang menggunakan dan menjadi objeknya adalah sebagian besar dari kalangan wanita, khususnya remaja dan anak-anak dengan cara penggunaan TikTok yang menyalahi akhlak dan etika, sehingga tidak dibenarkan dalam syari’at Islam. Persoalan yang paling fundamental dikalangan manusia adalah soal akhlak dan etika. Dalam perspektif filosofis-sosiologis, keberagamaan menurut Stark dan Glock sedikitnya memiliki 5 dimensi, yaitu keimanan, peribadatan, pengalaman, pemikiran, dan konsekuensi. Adapun secara Normatif, Imam Muslim dalam kitabnya Shahih Muslim, mengemukakan sebuah Hadits yang menjelaskan tentang intisari Islam melalui proses dialog Nabi Muhammad dengan malikat Jibril, kemudian dari dialog tersebut dipahami bahwa inti agama Islam meliputi: akidah, Syariah, dan Akhlak. Dari kajian filosofi-sosiologis dan normatif tersebut, dipahami bahwa dimensi akhlak (moral-etika) merupakan aspek fundamental dalam beragama. Bahkan secara khusus Nabi Muhammad bersabda bahwa ia diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Salah satu aspek penting dalam etika Islam. Seperti dijelakan dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab:21 yang artinya “sesungguhnya adalah bagi kamu pada Rosulullah itu adalah teladan yang baik; bagi barang siapa yang banyak ingat kepada Allah dan Hari kemudian dan yang banyak ingat kepada Allah”. (Q.S Al-Ahzab:21). Pada ayat tersebut mengaskan kepada umat Islam agar senantiasa meniti jejak Nabi Muhammad dan meneladani sifat sifatnya yang memiliki nilai- nilai karakter yang layak untuk dikaji seiring dengan perkembangan zaman. Salah satu menjaga iffah (menahan diri dari perkara yang haram oleh agama), terlebih lagi pada wanita adalah menjaga kehormatan dan kesucian diri dari segala kejahatan. Allah pun memerintahkan kepada muslim untuk menurut aurat, dan menjauhi perkara yang tidak bermanfaat. Yang bersifat penghamburan waktu dan melalaikan dari taat kepada Allah Subhanahu Wa’taala. Untuk membangun kebiasaan-kebiasaan baru yang terus berlanjut menjadi karakter, kita harus merelakan hidup kita untuk dibenarkan dan berkenan kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Dengan demikian, segala sesuatu yang kita lakukan karena Allah, maka hasilnya juga akan baik menurut Allah.
d. Bahan : 1. Batubara, Herianto. “Berita Remaja yang Viral Mesum di
Vidio Tik Tok Diringkus Polisi”, https://News.Detik.Com/Berita/D-4910/Remaja-Yang-Viral- Mesum-Di-Vidio-Tiktok-Diringkus-Polisi (diakses pada tanggal 14 November 2020). 2. Junaidi, Iskandar. 2012. Anomali Jiwa, Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET, hal.202 3. Tobroni. 2018. Memperbincangkan Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, hal.1 4. Q.S Al-Ahzab:21 5. Duta Islam. 2019, “Tafsir Surah Al-Ahzab Ayat 21” https://www.dutaislam.com/2019/10/tafsir-surah-al-ahzab- ayat-21-teladan-nabi-muhammad.html (diakses pada tanggal 14 November 2020). 6. Sudirman. 2011. Pilar-pilar Islam, Menuju Kesempurnaan Sumber Daya Mualim, Malang: UIN Maliki Press, hal. 256.