Anda di halaman 1dari 7

BLANKO PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

A. 1. Nama : Nuke Indah Larasati


2. NPM : 17010010
3. Prgram Studi : Hukum Keluarga Islam

B. Calon Judul Skripsi


1. Calon Judul Skripsi 1
a. Nama judul : PERAN PEREMPUAN SEBAGAI GARDA TERDEPAN
DALAM KELUARGA DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR ANAK DITENGAH PANDEMI
COVID 19 DI DESA KOTAGAJAH.
b. Permasalahan : Dengan diberlakukannya pendidikan dengan metode
daring di masa pandemi covid 19 ini, anak merasa bosan
sehingga mereka kehilangan kwalitas belajar karena menurunya
tingkat keinginan belajar, ditambah lagi kurangnya bimbingan
dari guru mereka sehingga proses pembelajaran tidak efektif.
c. Gambaran isi : Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil
sebagai inti dari suatu sistem sosial yang ada di masyarakat.
Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan miniatur dan
embrio berbagai unsusr sistem sosial manusia. Suasana keluarga
yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik
karena di dalam keluarga lah seluruh anggota keluarga belajar
berbagai dasar kehidupan bermasyarakat.
Peran pengasuhan anak pada umumnya dimasyarakat
dilekatkan pada tanggung jawab ibu karena dianggap paling
sesuai, lebih telaten, lemah lembut dan menjadi bagian dari
tugas reproduksi biologis ibu. Peran ibu juga sebagaimana
ditegaskan dalam Al-Qur’an, merupakan tugas yang sangat
mulia untuk mengantarkan generasi penerus yang berkualitas
baik fisik maupun mentalnya. Hak asuh atas anak laki-laki dan
perempuan diberikan kepada ibunya. Anak laki-laki tinggal
bersama ibunya sampai berumur tujuh atau sembilan tahun,
setelah itu diasuh oleh ayahnya (bila keduanya bercerai).
Sedangkan anak perempuan tetap tinggal bersama ibunya
sampai menikah (pengecualian ketika ibunya menikah, hak asuh
diberikan kepada nenek atau bibi nya).
Pelaksanaan pembelajaran disetiap sekolah dihentikan
secara nasional oleh pemerintah pusat akibat wabah covid-19.
Pengehentian proses pembelajaran dan seluruh pelayanan
pendidikan lainnya dilaksanakan sebagai upaya pencegahan
penularan covid 19 berdasarkan surat edaran Mendikbud Nomor
4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disiase (covid 19).
Wabah virus covid 19 memberikan dampak besar pada
pembelajaran di indonesia yang mengharuskan proses
pembelajaran dilakukan dengan metode daring.
Jika berbicara tentang pendidikan rumah, maka sudah
pasti peran orang tua terutama kaum ibu lah yang paling besar.
Kaum ibu berperan sebagai agen pendidik, pengasuh,
pendukung anak dalam melakukan pembelajarannya. Perempuan
terutama seorang ibu merupakan akar dalam pembentukan
memori pada anak. ia merupakan guru pertama dan utama dalam
mengendalikan anak untuk menjadi orang yang baik dan
berguna untuk orang lain. Karena, perkembangan mental tidak
cukup dimulai sejak lahir, ada embriologi refleks yang
berhubungan dengan gerakan dan reaksi fetus (janin) dan
tingkah laku praperseptif fetus.
Wahana dalam pembentukan karakter anak secara
ideal ketika anak dan orang tua terutama ibu berada dalam satu
rumah. Motivasi belajar sangat penting adanya. Anak yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi mereka akan mampu
mengatasi rintangan yang ada dan mendorong kemampuan
sendiri untuk mengoptimalkan potensi terbaik yang mereka
punyai, sehingga berpeluang mengubah kegagalan menjadi
prestasi. Dalam hal ini otang tua terutama seorang ibu
berkewajiban memberikan pendampingan dan edukasi pada
anak dalam meningkatkan motivasi belajar ditengah pandemi
covid 19.
Dari proses ini, diharapkan orang tua juga memahami
betapa sesungguhnya dukungan dan peran mereka sangat
dibutuhkan anak-anak dalam proses pembelajaran setiap hari.
Tanpa pendampingan yang bagus dari orang tua, maka hasil
pendidikan dari bangku sekolah tidak akan berbekas dan
bermakna dalam kemasyarakatan. Pengawasan dan
pengendalian anak usia sekolah sangatlah membutuhkan peran
orang tua. Sebab, kemampuan akademis mencakup seluruh
aspek karakter bahkan jiwa dan raga, apalagi ditengah pandemi
covid 19 yang megharuskan anak melakukan pembelajaran
dengan metode daring.

d. Bahan : 1. Ch., Mufida, 2014. “Psikologi Keluarga Islam”, Malang: UIN


Maliki press. Hal. 58
2. Ghofur, Abdul, 2009. “Hak dan Kewajiban
Wanita dalam Islam”, MRM Graph. Hal. 29
3. Mendikbud, 2020, Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disiease (Covid 19).
4.Piaget, Jean dan Barbel, Inhelder. 2000. “The Psychology Of
The Child”, New York: Basic Books, hal. 1
5.Suryana, Dandan. 2016. “Pendidikan Anak Usia Dini”,
Jakarta: KENCANA. hal. 68
6. Purwanti, Titik. 2020. “Teknologi Komunikasi Sebagai Media
Dalam Pembentukan Karakter Anak”, Yokyakarta:
BILDUNG. hal.8

2. Calon Judul Skripsi 2


a. Nama judul : DAMPAK FENOMENA APLIKASI TIK TOK TERHADAP
PENYIMPANGAN PERILAKU ANAK DAN REMAJA
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DI DESA KOTAGAJAH
b. Permasalahan : Banyak kasus yang didapati dalam penggunaan TikTok
ini, yaitu sering ditemukannya sikap yang tak patut pada anak.
Sajian musik koplo, Dj, dan lainnya mendorong anak anak untuk
bergoyang selayaknya penyanyi. Kematangan hormon seksual
anak juga menjadi lebih berkembang. Semakin menjamurnya
penyimpangan yang dilakukan anak, semakin membuat acuh
pula lingkungan terhadap maraknya perilaku tidak etis, karena
dianggap hal yang lumrah dan sewajarnya terjadi seiring
perkembangan zaman. Penyimpangan anak yang dilakukan tidak
hanya meliputi pelanggaran etika dan kesopanan dengan sikap
anak yang berubah mengikuti tayangan yang di dapati, anak juga
bisa melakukan dorongan pelanggaran hukum seperti mencuri
untuk memenuhi kebutuhan kepuasan bermain sama dengan
teman lainnya.
c. Gambaran isi : Kehadiran covid 19 mendorong masyarakat terutama
anak anak dan remaja di seluruh dunia untuk tetap berada
dirumah dan melakukan segala aktivitas secara daring. Dengan
kata lain memasuki masa karantina. Tentu saja dengan
diberlakukannya sistem karantina akan menimbulkan rasa bosan.
Dengan kebosanan yang melanda membuat banyak orang
cenderung mencari media hiburan, yaitu salah satu pilihan
adalah aplikasi TikTok yang mana sangat digemari oleh banyak
orang. Penggunaan TikTok mayoritas berasal dari kalangan
pemuda, remaja, bahkan sampai anak-anak. Atau jika didalam
istilah teknologi ada yang disebut dengan “digital native”, yaitu
untuk golongan yang melek dengan teknologi sejak usia belia.
Ketua Indonesia Child Protection Watch Erlinda
menyoroti sejumlah dampak terburuk aplikasi TikTok bagi para
penggunanya, terutama anak-anak. Menurutnya, dalam aplikasi
TikTok tersebut potensi paling buruk adalah potensi
pembunuhan karakter bagi seseorang. Sebab, sekarang ini
terdapat fenomena warganet yang tak memahami apa yang
menjadi niat para pengguna aplikasi ini dalam menggunakannya,
namun sudah menilai dan memberikan label negatif. Dia juga
menjelaskan, pagi para pengguna yang merupaka anak-anak,
aplikasi ini berpotensi dapat mengadopsi perilaku buruk orang-
orang dewasa yang ditampilkan dalam aplikasi tersebut. Hal itu
juga termasuk lagu-lagu untuk orang dewasa yang mengiringi
vidio dalam aplikasi TikTok.
Mengenakan manusia baru terus-menerus diperbaharui
untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar
Khaliknya. Itu sebabnya kita melihat orang sholeh memiliki
kelakuan atau tabiat buruk. Memang tidak mudah, sebab hal ini
melibatkan mekanisme yang ada pada tubuh, terutama di otak
dengan alur-alur kebiasaan yang telah dipahat tegas dan
substansi cairan otak yang telah menyatu dengan reseptornya.
Keadaan ini yang membuat manusia sulit berubah dari
kebiasaanya. Manusia baru bisa berubah jika pahatan alur sinaps
dan reseptor otak digantikan dengan yang baru, yang telah
diubah.
Namun, terlepas dari dampak negatif, ternyata tiktok
juga dapat memberikan dampak positif. Dengan aplikasi tiktok
ternyata seseorang dapat memperkenalkan apa yang menjadi
kemampuannya atau kreatifitasnya, sebagai media dakwah,
sebagai media edukasi, dan lain sebagainya.
Lalu bagaimana pandangan hukum islam terhadap
aplikasi TikTok tersebut? Bila ditinjau dari segi mudharatnya
aplikasi TikTok ini cenderung memiliki nilai negatif, apalagi
yang menggunakan dan menjadi objeknya adalah sebagian besar
dari kalangan wanita, khususnya remaja dan anak-anak dengan
cara penggunaan TikTok yang menyalahi akhlak dan etika,
sehingga tidak dibenarkan dalam syari’at Islam. Persoalan yang
paling fundamental dikalangan manusia adalah soal akhlak dan
etika.
Dalam perspektif filosofis-sosiologis, keberagamaan
menurut Stark dan Glock sedikitnya memiliki 5 dimensi, yaitu
keimanan, peribadatan, pengalaman, pemikiran, dan
konsekuensi. Adapun secara Normatif, Imam Muslim dalam
kitabnya Shahih Muslim, mengemukakan sebuah Hadits yang
menjelaskan tentang intisari Islam melalui proses dialog Nabi
Muhammad dengan malikat Jibril, kemudian dari dialog tersebut
dipahami bahwa inti agama Islam meliputi: akidah, Syariah, dan
Akhlak. Dari kajian filosofi-sosiologis dan normatif tersebut,
dipahami bahwa dimensi akhlak (moral-etika) merupakan aspek
fundamental dalam beragama. Bahkan secara khusus Nabi
Muhammad bersabda bahwa ia diutus hanya untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia. Salah satu aspek penting
dalam etika Islam.
Seperti dijelakan dalam Al-Qur’an surah Al-Ahzab:21
yang artinya “sesungguhnya adalah bagi kamu pada Rosulullah
itu adalah teladan yang baik; bagi barang siapa yang banyak
ingat kepada Allah dan Hari kemudian dan yang banyak ingat
kepada Allah”. (Q.S Al-Ahzab:21). Pada ayat tersebut
mengaskan kepada umat Islam agar senantiasa meniti jejak Nabi
Muhammad dan meneladani sifat sifatnya yang memiliki nilai-
nilai karakter yang layak untuk dikaji seiring dengan
perkembangan zaman. Salah satu menjaga iffah (menahan diri
dari perkara yang haram oleh agama), terlebih lagi pada wanita
adalah menjaga kehormatan dan kesucian diri dari segala
kejahatan. Allah pun memerintahkan kepada muslim untuk
menurut aurat, dan menjauhi perkara yang tidak bermanfaat.
Yang bersifat penghamburan waktu dan melalaikan dari taat
kepada Allah Subhanahu Wa’taala.
Untuk membangun kebiasaan-kebiasaan baru yang
terus berlanjut menjadi karakter, kita harus merelakan hidup kita
untuk dibenarkan dan berkenan kepada Allah Subhanahu
Wata’ala. Dengan demikian, segala sesuatu yang kita lakukan
karena Allah, maka hasilnya juga akan baik menurut Allah.

d. Bahan : 1. Batubara, Herianto. “Berita Remaja yang Viral Mesum di


Vidio Tik Tok Diringkus Polisi”,
https://News.Detik.Com/Berita/D-4910/Remaja-Yang-Viral-
Mesum-Di-Vidio-Tiktok-Diringkus-Polisi (diakses pada
tanggal 14 November 2020).
2. Junaidi, Iskandar. 2012. Anomali Jiwa, Yogyakarta: C.V
ANDI OFFSET, hal.202
3. Tobroni. 2018. Memperbincangkan Pemikiran Pendidikan
Islam, Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, hal.1
4. Q.S Al-Ahzab:21
5. Duta Islam. 2019, “Tafsir Surah Al-Ahzab Ayat 21”
https://www.dutaislam.com/2019/10/tafsir-surah-al-ahzab-
ayat-21-teladan-nabi-muhammad.html (diakses pada tanggal
14 November 2020).
6. Sudirman. 2011. Pilar-pilar Islam, Menuju Kesempurnaan
Sumber Daya Mualim, Malang: UIN Maliki Press, hal. 256.

C. Calon Pembimbing : 1. Anggita Vela, M.H


2. .........................................................................................................

Kotagajah, 28 November 2020


Mahasiswa

Nuke Indah Larasati


NPM. 17010010

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Akademik Ketua Program Studi


Hukum Keluarga Islam

Anggita Vela, M.H. Muhammad Sirojudin Sidiq, M.H.

Anda mungkin juga menyukai