Anda di halaman 1dari 14

Proposal Skripsi

PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN ANAK DI ERA


DIGITAL

Disusun Oleh :

M Hayat Hf NIM. 21.01.01.0073


Salsabila PW NIM. 21.01.01.0060
Asril Sakti NIM. 21.01.01.0472
Dewi Kharisma NIM. 21.01.01.0059

UNIVERSITA ISLAM TRIBAKTI (UIT) LIRBOYO KEDIRI


FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM NOVEMBER 2023
PERAN ORANG TUA DALAM PERKEMBANGAN ANAK DI
ERA DIGITAL

A. Konteks Penelitian
Mendidik anak di era digital seperti sekarang menjadi sesuatu hal
yang sulit untuk di lakukan dengan cara maksimal.1 Karena era digital
membawa dampak yang signifikan terhadap perkembangan moralitas
anak, yang semakin kompleks dan rentan terhadap pengaruh negatif dari
dunia digital yang luas dan terkadang tidak dapat dikendalikan. 2 Pada era
saat ini banyak anak-anak yang memiliki perilaku ketergantungan terhadap
penggunaan perangkat digital. Akibat dari ketergantungan tersebut yaitu
langsung kepada karakteristik anak yang begitu terlihat pada kecanduan
bermain game online dan laman media sosial seperti facebook, Tiktok,
instragram, dll.
Penggunaan yang terlalu dini dapat berimbas pada berbagai
persoalan mulai cyberbulling hingga munculnya postingan-postingan anak
usia dini yang memuat unsur cyberporn.3 Akses media sosial oleh anak
tanpa pendampingan orang tua, lebih besar dampak negatif yang
ditimbulkan dibandingkan efek positif.4 Bukti lapangan yang ditemukan,
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surabaya yakni Ida
Widayati menyatakan bahwa anak-anak saat ini sering menggunakan
gadget dengan tidak sehat. Sejak bulan Januari-April 2023 kekerasan yang

1
Yulia Septi Wahyuni, Ridania Ekawati, dan Dini Susanti, “PENTINGNYA PERAN
ORANG TUA DAN GURU BAGI ANAK DI ERA DIGITAL BERSAMA RADIO RRI,”
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat 4, no. 2 (14 April 2023):
2108–12, https://doi.org/10.31004/cdj.v4i2.13610.
2
Juwinner Kasingku dan Alan Hubert Frederik Sanger, “PENGARUH PENDIDIKAN
KARAKTER TERHADAP MORALITAS REMAJA DI ERA DIGITAL,” Pendas : Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dasar 8, no. 2 (30 September 2023): 6096–6110,
https://doi.org/10.23969/jp.v8i2.10220.
3
Mutia Pratiwi, Mukaromah Mukaromah, dan Wulan Herdiningsih, “Peran Pengawasan
Orangtua Pada Anak Pengguna Media Sosial,” Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi
Pembangunan 22 (11 Juni 2018): 37–57, https://doi.org/10.46426/jp2kp.v22i1.73.
4
Tri Gunawan dan Sajidah Muhabbatillah, “POLA ASUH ORANG TUA DALAM
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK PADA ANAK SEKOLAH DASAR,” Sosial
Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial 6, no. 1 (1 Juni 2019): 82–95,
https://doi.org/10.31571/sosial.v6i1.1006.
melibatkan anak di Surabaya mencapai 30-an kasus dan ini berpengaruh
pada perubahan karakter.5
Senada dengan yang diungkapkan diatas bahwa digital saat ini
sudah menjadi media yang sering digunakan oleh anak anak usia sekolah,
bukan malah memberikan dampak yang positif seperti tempat bertukar
ilmu pengetahuan, justru banyak yang menganggap bahwa digital dapat
menghambat proses belajar, salah satunya adanya game online mobile
legend yang sangat digemari terutama bagi anak anak, karena seiring
berjalannya waktu perlu kita akui game ini memberikan efek candu,
sehigga seorang anak yang telah kecanduan terhadap game ini akan malas
untuk belajar.6
Berdasarkan uraian diatas, media sosial yang harapanya menjadi
win win solution dalam memperoleh berbagai informasi justru malah
menjadi aktor utama dalam merusak karakter anak bangsa. Ini menjadi
catatan khusus bagi para orang tua di era digital dalam mengawasi
perkembangan anak.
Karena bagaimanapun keluarga merupakan wadah tempat
pembentukan karakter anak. Menurut Sirojudin, dalam sebuah keluarga,
orang tua menjadi model pengembangan dan model terbentuknya karekter
anak.7 sebab secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada
di tengah-tengah ibu dan ayahnya. Dari merekalah anak mulai mengenal
kaidah-kaidah pendidikan. Dasar dasar pandangan hidup, sikap hidup, dan
ketrampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada di tengah-tengah
orang tuanya.8 Orang tua dalam pandangan ini adalah ibu dan bapak yang
masing-masing mempunyai tanggung jawab yang sama dalam mendidik
5
Antara, “Kekerasan Anak di Surabaya Karena Salah Penggunaan Medsos,” 2023,
https://jatim.antaranews.com/berita/702462/kekerasan-anakdi-surabaya-karena-salahpenggunaan-
medsos.
6
Niluh Nadiasih, “Pentingnya Peran Orang Tua Dalam Mengawasi Anak Terhadap Game
Online,” Antropocene : Jurnal Penelitian Ilmu Humaniora 1, no. 3 (28 Juli 2021): 90–96,
https://doi.org/10.56393/antropocene.v1i3.423.
7
Akhmad Sirojuddin dan Trio Deni Adi Susanto, “PERAN ORANG TUA DALAM
MEMBENTUK PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DI MASA PANDEMI,” INCARE,
International Journal of Educational Resources 2, no. 5 (28 Februari 2022): 463–79,
https://doi.org/10.59689/incare.v2i5.330.
8
Desri Arwen, “Pentingnya Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa,” Journal of Education and Instruction (JOEAI) 4, no. 2 (31 Desember 2021): 564–76,
https://doi.org/10.31539/joeai.v4i2.3084.
anak, Dari beberapa pengertian di atas mengenai pengertian orang tua
bahwa orang tua yang dimaksud disini adalah orang yang telah melahirkan
dan membesarkan anaknya hingga dewasa.9 Dan islam sangat
menganjurkan kepada orang tua untuk membina dan mengarahkan anggota
keluarga sehingga mereka tidak tersesat dan tidak terjerumus pada suatu
hal yang negatif.
Oleh karena itu permasalahan yang dirasa paling berat oleh
sebagian besar orang tua adalah membentuk kepribadian anak khususnya
pada saat anak menginjak remaja, dimana anak yang akan memasuki masa
remaja merupakan masa-masa yang sangat rentan terjadinya hal-hal yang
bersifat negatif. Pada fase ini kebanyakan anak akan melakukan hal-hal
yang mereka ingin lakukan tanpa mempertimbangkan apakah hal itu benar
atau tidak. Untuk itu peran orang tua dalam memberikan pembinaan
terhadap anak sejak dini adalah sangat penting sekali, karena orang tua
merupakan pendidik atau pembina kepribadian anak yang pertama dan
utama bagi anaknya, sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari
kedua orang tuanya.
Dalam pandangan Islam, anak adalah amanah dari Allah, Oleh
karena itu orang tua harus menjaganya secara penuh. orang tua harus
mampu mengantarkan dan mengamalkan anaknya kepada Allah. Tugas
pokok orang tua adalah menyelenggarakan sistem pendidikan islam karena
pendidikan yang membentuk anak menjadi manusia seutuhnya. 10 Oleh
karena itu orang tua harus membina kepribadian yang baik pada anak-
anaknya sejak masih kecil sampai mencapai kedewasaan jasmani maupun
rohani inilah persolan yang perlu mendapat perhatian dari orang tua dalam
membina kepribadian anak lebih lebih di era digital. Ada salah tokoh yang
bisa dijadikan contoh dalam mendidik anak yaitu Lukman Al-Hakim.
Kebijaksanaan Lukman Al-Hakim sudah masyhur. Bahkan telah
diabadikan dalam salah satu surat di al-Qur’an. Pemikiran beliau juga
9
Hasyim Asyari, “Pembentukan Spiritualistas Dan Karakter Anak Dalam Perspektif Lukman Al-
Hakim,” Jurnal At-Tarbiyat :Jurnal Pendidikan Islam 3, no. 2 (13 Desember 2020): 159–71,
https://doi.org/10.37758/jat.v3i2.217.
10
Helmawati; Nita Nur Muliawati;, Pendidikan Keluarga: teoritis dan praktis / Helmawati (PT
Remaja Rosdakarya, 2014), //senayan.iain-palangkaraya.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=9425&keywords=.
banyak diadopsi sebagai cara dalam mendidik anak. Secara tersurat
Lukman Al-Hakim memberikan beberapa pesan kepada anaknya. Pesan-
pesan tersebut dilakukan oleh Lukman untuk mendidik dan memberikan
pengetahuan agama kepada anaknya. Lukman memberikan teladan bagi
orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Pesan Lukman Al-Hakim
kepada anaknya bisa diadopsi oleh para orang tua. Peran orang tua dalam
memberikan pengetahuan agama dan membentuk keshalihan anak
dianggap paling penting. Pendidikan agama dimulai dari keluarga,
terutama kedua orang tua. Dengan memberikan pengetahuan agama sedini
mungkin akan membentuk karakter dan kesadaran anak dalam
melaksanakan kewajibannya.
Beberapa pesan Lukman Al-Hakim kepada anaknya tertuang dalam
Al Qur’an Surat Lukman ayat 12-19. Surat ini memberikan pengetahuan
yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun diantara
tujuan yang terkandung dalam surat dan ayat tersebut yaitu: 1) setiap
orang muslim diharapkan dapat mengetahui keutamaan kedua orang tua
dan derajatnya; 2) setiap orang mukmin bisa menemukan manisnya taat
dengan lantaran keutamaan kedua orang tua, dan merasakan kejelakan
maksiat; 3) menganjurkan kepada setiap orang muknin sangat dianjurkan
untuk menaati kedua orang tua dan selalu bersahaja kepada Allah Swt.11

B. Fokus Penelitian
Fokus peneltian merupakan pertanyaan penelitian yang akan dicari
jawabannya dalam proses penelitian. Adapun fokus penelitian dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana peran orang tua dalam perkembangan anak di era digital?
2. Bagaimana upaya orang tua dalam mendidik karakter anak di era
digital?
C. Tujuan Penelitian

11
Asyari, “Pembentukan Spiritualistas Dan Karakter Anak Dalam Perspektif Lukman Al-
Hakim.”
Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju
dalam penelitian dan mengacu pada jawaban atas pertanyaan penelitian.
Tujuan ini sebagai berikut
1. Untuk mendeskripsikan peran orang tua dalam perkembangan anak di
era digital.
2. Untuk mengetahui upaya orang tua dalam mendidik karakter anak di
era digital.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan teoritis, hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai
tambahan literatur khususnya di dunia pendidikan karakter anak dan
sebagai referensi penulis lain,
2. Kegunaan praktis, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan
masukan bagi para orang tua untuk melakukan pengawasan intensif di
era digital.
E. Definisi Operasional
1. Peran Orang Tua
Orangtua dalam memberikan pendidikan kepada anaknya tidak
terlepas dari perannya. Namun, dalam setiap era perubahan, termasuk
juga peran orangtua ikut juga mengalami perubahan. Apalagi, anak
yang hidup di zaman era digital pasti berbeda hidup di zaman era 80-
an, sehingga pendidikan yang diberikan orangtua kepada anaknya ikut
juga mengalami perbedaan, Pada zaman era digital yang ditandai
dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, yang
mana saat ini media televisi, ponsel pintar telah menjadi menu
masakan seharihari, yang tidak lagi memandang usia. Dari bentuk
perubahan teknologi yang semakin cepat, sehingga peran pola asuh
orangtua tidak hanya berkutat dengan pola pendidikan di era 80-an,
tetapi mengalami perkembangan juga seperti berkembangnya
teknologi saat ini. Bahkan, pengertian peran pun ikut juga mengalami
perubahan dari sejarah kata peran itu digunakan.
Pada awalnya, kata peran dipakai oleh kalangan drama atau
teater yang telah hidup di zaman Yunani Kuno atau Romawi yang
diperagakan oleh seorang aktor. Kemudian, kata peran ini sudah mulai
menyebar yang bukan hanya dipakai dalam kontes drama, tetapi mulai
dipakai pada ranah sosial, seperti posisi dari ranah sosial tersebut,
termasuk dipakai juga kepada lembaga pendidikan dalam keluarga
yakni orangtua, Berawal dari ini jugalah, tulisan ini menggunakan
peran tetapi dalam lingkup orangtua, sehingga peran orangtua yang
penulis maksud adalah bimbingan yang dilakukan oleh orangtua
terhadap anaknya, dimulai sejak lahir sampai mengenalkan terhadap
barangbarang teknologi sesuai dengan era informasi saat ini.12
Sementara, pengertian peran orang tua dalam pola asuh
diberikan penjelasan oleh beberapa tokoh psikologi dan sosiologi,
diantaranya; Pertama., Singgih D Gunarsa, pola asuh adalah “sebagai
gambaran nyata dipakai orang tua untuk mengasuh (merawat, menjaga,
mendidik) anak. Kedua, Chabib Thoha, pola asuh adalah salah satu
cara yang terbaik sebagai tanggung jawab orang tua ke anak. Ketiga,
Sam Vaknin, pola asuh adalah sebagai “parenting is interaction betwee
parent’s and children during their care”.13 Keempat., Menurut Nasrun
Faisal Pola asuh adalah interaksi yang dilakukan antara orangtua dan
anak yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik dan kebutuhan
psikologis. Kelima., Kohn, pola asuh orangtua terhadap anaknya
adalah melalui interaksi dengan anak-anaknya, yang mana perlakukan
ini terdiri dari “memberi aturan-aturan, hadiah maupun hukuman, cara
orangtua menunjukkan otoritas dan juga cara orangtua memberikan
perhatian serta tanggapan kepada anaknya”.14 Dengan demikian, dari
beberapa pengertian tersebut, peran orang tua dalam pola asuh artinya
tidak terlepas dari pengawasan orangtua terhadap anaknya. Segala-
galanya tingkah laku anak, maka akan diawasi, dibimbing oleh
orangtua.

12
Aslan Aslan, “Peran Pola Asuh Orangtua Di Era Digital,” Jurnal Studia Insania 7, no.
1 (7 Juli 2019): 20–34, https://doi.org/10.18592/jsi.v7i1.2269.
13
Al.Tridonanto, Mengembangkan Pola Asuh Demokratis (Elex Media Komputindo,
2014).
14
“Bimbingan dan konseling di Taman Kanak-kanak / Ahmad Susanto | OPAC
Perpustakaan Nasional RI.,” diakses 17 November 2023,
https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=948358.
2. Perkembangan Anak
Perkembangan adalah proses bertambahnya kematangan dan
fungsi psikologis manusia. Kematangan perkembangan yang dialami
oleh manusia akan meningkatkan kemampuannya pada lingkup
perkembangan tersebut. Penting untuk mengetahui perkembangan
anak, karena perkembangan anak saat ini akan mempengaruhi
perkembangan selama rentang kehidupannya. Pengatahuan tentang
perkembangan anak usia dini dapat membantu orang tua untuk
menyiapkan upaya mengoptimalkan perkembangan tersebut. Setiap
individu mengalami perkembangan. Perkembangan terjadi sejak usia
dini hingga dewasa. Perkembangan tidak dapat diukur, tetapi dapat
dirasakan. Perkembangan bersifat maju ke depan (progresif),
sistematis, dan berkesinambungan.
Hal-hal yang berkembang pada setiap individu adalah sama,
hanya saja terdapat perbedaan pada kecepatan perkembangan, dan ada
perkembangan yang mendahului perkembangan sebelumnya,
walaupun sejatinya perkembangan antara aspek yang satu dengan
aspek yang lain terjadi secara beriringan. Contoh: individu A pada usia
1 tahun sudah bisa mengucapkan beberapa kata dengan fasih dan jelas,
tetapi belum bisa berjalan. Adapun individu B pada usia 1 tahun sudah
bisa berjalan, tetapi belum mampu mengucapkan kata dengan jelas.
Cepat dan lambatnya pekembangan yang dialami oleh individu pada
setiap aspek perkembangannya dipengaruhi oleh berbagai faktor,
seperti: stimulasi, nutrisi, kesehatan, lingkungan, dan berbagai faktor
lainnya, termasuk orang tua.15

15
Mulianah Khaironi, “Perkembangan Anak Usia Dini,” Jurnal Golden Age 2, no. 01 (1
Juli 2018): 01–12, https://doi.org/10.29408/goldenage.v2i01.739.
F. Kajian Pustaka
1. Peran Orang Tua Dalam Perkembangan Anak
Keluarga atau orangtua berfungsi untuk memastikan bahwa
anaknya sehat dan aman, memberikan sarana dan prasana untuk
mengembangkan kemampuan sebagai bekal di kehidupan sosial, serta
sebagai media dalam menanamkan nilai sosial dan budaya sedini
mungkin. Orangtua memberikan kasih sayang, penerimaan,
penghargaan, pengakuan, dan arahan kepada anaknya.
Hubungan antara orangtua dan anak sangat penting untuk
membangun kepercayaan terhadap orang lain dan diri sendiri. Selain
itu juga dapat membantu perkembangan sosial, emosional, dan kognitif
pada anak. Penelitian menyebutkan bahwa hubungan antara orangtua
dan anak yang hangat, terbuka, dan komunikatif; terdapat batas yang
wajar antar usia; menyampaikan alasan terkait hal-hal yang tidak boleh
dilakukan anak, akan meningkatkan rasa percaya diri dan juga
performa di sekolah maupun lingkungan masyarakat. Selain itu anak
akan lebih terhindar dari hal-hal negatif seperti, depresi dan
penggunaan narkoba.
Pada masa remaja-dewasa muda, orangtua memiliki tugas dan
peran baru seiring dengan berubahnya kebutuhan anak pada masa ini.
Perubahan yang terjadi pada masa ini adalah perubahan secara fisik,
kognitif, dan juga sosial.

2. Perkembangan Anak Di Era Digital


Secara mudahnya era digital adalah satu era atau zaman yang di
dalamnya sudah memiliki kondisi perkembangan begitu maju hingga
semua kegiatan penting bisa dilakukan secara digital. Perkembangan
era digital juga semakin lama semakin berjalan begitu cepat hingga tak
bisa dihentikan oleh manusia. Hal ini tak lain karena kita sebagai
manusia sendirilah yang pada akhirnya menuntut dan meminta
berbagai macam hal secara lebih efisien serta praktis.
G. Penelitian Terdahulu
Melda Wana “Pengaruh pola asuh permisif di era digittal
terhadap sosial emosional anak usia 5-6 tahun di Desa Sekincau
Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat” Skripsi Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung 2018-2019. Pada penelitian ini
variabelnya yaitu Pola Asuh Permisif di Era Digital, Perkembangan
Sosial Emosional Anak. Metode atau jenis penelitian yang digunakan
yaitu metode kuantitatif dengan metode penelitian ex-post facto. Teori
yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu teori menurut Schochib pola
asuh adalah orang yang melaksanakan tugas, membimbing, memimpin
atau mengelola.
Nur Ahmad Yasin “ Tanggung jawab orang tua kepada anak di
era digital perspektif hukum keluarga islam di indonesia” Skripsi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya 2018. Pada penelitian
ini variabelnya yaitu tanggung jawab orang tua, anak di era digital.
Metode atau jenis penelitian yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif
melalui pengumpulan data dengan teknik studi dokumen. Teori yang di
gunakan dalam penelitian ini yaitu teori Determinisme Teknologi yang
di pelopori oleh Mc Luhan yang menyatakan bahwa media pada setiap
zamannya menjadi esensi masyarakat dan juga media berfungsi sebagai
kepanjangan indera manusia pada masing-masing era.

H. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan jenis kepustakaan. 16 Dalam konteks metode
kualitatif, fokus utama adalah pada pemahaman dan interpretasi yang
mendalam terhadap fenomena sosial atau topik penelitian, bukan pada
pengukuran angka-angka atau statistik.17 Jenis kepustakaan dalam metode
ini mengacu pada pendekatan di mana data dikumpulkan dari berbagai
16
Barry Glassner dan Jay Corzine, “Library Research as Fieldwork: A Strategy for
Qualitative content Analysis,” Sociology & Social Research 66, 1982.
17
Manfred Bergman dan Anthony Coxon, “The Quality in Qualitative Methods,” Forum
Qualitative Sozialforschung 6 (2006): 305–19.
literatur, penelitian ilmiah, dan peraturan perundang-undangan yang
berhubungan dengan topik penelitian. Dalam praktiknya, metode ini
melibatkan pengumpulan data dari sumber - sumber tertulis yang telah
ada, seperti buku, penelitian jurnal, dokumen hukum, laporan penelitian,
dan sebagainya.18
Data ini kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi pola, tema,
dan informasi yang relevan yang berkaitan dengan topik penelitian.
Penggunaan metode kualitatif dengan jenis kepustakaan memerlukan
kemampuan dalam menganalisis data tertulis dengan seksama. 19 Peneliti
harus mampu membaca merangkum, dan menginterpretasikan berbagai
sumber tertulis. Selain itu, penting untuk memastikan bahwa literatur yang
digunakan sebagai sumber dari literatur kemudian diintegrasikan ke dalam
penelitian secara keseluruhan.
Ini memastikan bahwa data yang ditemukan mendukun
argumentasi dan pemahaman terhadap topik penelitian secara keseluruhan.
"Metode kualitatif dengan jenis kepustakaan menjadi pilihan yang baik
ketika data yang diperlukan dapat ditemukan dalam bentuk teks dan
literatur yang ada. Pendekatan ini memberikan fleksibilitas dalam
mendekati topik penelitian tanpa harus melakukan penelitian lapangan
yang mungkin rumit atau mahal.

I. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami keseluruhan isi tesis ini,
maka sistematika penulisan akan disusun sebagai berikut :

Bab I: Pendahuluan, yang berisi tentang: a) latar belakang masalah,


b) rumusan masalah, c) tujuan penelitian, d) kegunaan penelitian, e)
definisi operasional, f) sistematika penulisan.

18
Vibha Pathak, Bijayni Jena, dan Sanjay Kalra, “Qualitative Research,” Perspectives in
Clinical Research 4 (2013).
19
Miza Nina Adlini dkk., “Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka,” Edumaspul:
Jurnal Pendidikan 6, no. 1 (1 Maret 2022): 974–80,
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.3394.
Bab II: Kajian Pustaka, yang membahas tentang, peran orangtua
terhadap perkembangan anak, Perkembangan anak di era digital.

Bab III: Metode Penelitian, yang membahas tentang:a) rancangan


penelitian, b) populasi dan sampel, c) instrumen penelitian, d) teknik
pengumpulan data, e) dan teknik analisis data.

J. Kerangka Pembahasan (outline)


1. Rancangan Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
a) Konteks penelitian
b) Fokus penelitian
c) Tujuan penelitian
d) Kegunaan penelitian
e) Penegasan istilah
f) Sistematika pembahasan
BAB II Kajian Pustaka
a) Teori-teori besar
b) Hasil penelitian terdahulu
c) Paradigma penelitian
BAB III Metode Penelitian
a) Rancangan penelitian
b) Kehadiran penelitian
c) Lokasi penelitian
d) Sumber data
e) Teknik pengumpulan data
f) Analisi data
g) Pengecekan keabsahan data
h) Tahap-tahap penelitian
BAB IV Hasil penelitian dan Temuan
BAB V Pembahasan
BAB VI Penutup
a) Kesimpulan
b) Implikasi
c) Saran

K. Daftar Pustaka
Yulia Septi Wahyuni, Ridania Ekawati, Dan Dini Susanti, “Pentingnya
Peran Orang Tua Dan Guru Bagi Anak Di Era Digital Bersama
Radio Rri,” Community Development Journal : Jurnal Pengabdian
Masyarakat 4, no. 2 (14 April 2023): 2108–12,
https://doi.org/10.31004/cdj.v4i2.13610.

Juwinner Kasingku dan Alan Hubert Frederik Sanger, “Pengaruh


Pendidikan Karakter Terhadap Moralitas Remaja Di Era Digital,”
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 8, no. 2 (30 September
2023): 6096–6110, https://doi.org/10.23969/jp.v8i2.10220.

Mutia Pratiwi, Mukaromah Mukaromah, dan Wulan Herdiningsih, “Peran


Pengawasan Orangtua Pada Anak Pengguna Media Sosial,” Jurnal
Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan 22 (11 Juni 2018):
37– 57, https://doi.org/10.46426/jp2kp.v22i1.73.

Tri Gunawan dan Sajidah Muhabbatillah, “Pola Asuh Orang Tua Dalam
Penggunaan Media Sosial Facebook Pada Anak Sekolah Dasar,”
Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial 6, no. 1 (1 Juni
2019): 82–95, https://doi.org/10.31571/sosial.v6i1.1006.

Antara, “Kekerasan Anak di Surabaya Karena Salah Penggunaan


Medsos,” 2023,
https://jatim.antaranews.com/berita/702462/kekerasan- anakdi-
surabaya-karena-salahpenggunaan-medsos.

Niluh Nadiasih, “Pentingnya Peran Orang Tua Dalam Mengawasi Anak


Terhadap Game Online,” Antropocene : Jurnal
Penelitian Ilmu Humaniora 1, no. 3 (28 Juli 2021): 90–96,
https://doi.org/10.56393/antropocene.v1i3.423.

Akhmad Sirojuddin dan Trio Deni Adi Susanto, “Peran Orang Tua
Dalam Membentuk Pendidikan Karakter Anak Di Masa Pandemi,”
Incare, International Journal of Educational Resources 2, no. 5
(28 Februari 2022): 463–79, https://doi.org/10.59689/incare.v2i5.330.

Desri Arwen, “Pentingnya Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi


Belajar Siswa,” Journal of Education and Instruction (JOEAI) 4,
no. 2 (31 Desember 2021): 564–76,
https://doi.org/10.31539/joeai.v4i2.3084.

Anda mungkin juga menyukai