Abstrak
Di era milenial, pendidikan agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dipandang
memiliki dampak signifikan dalam pembentukan karakter siswa. Pendorong utama signifikansi
pendidikan karakter dalam bidang pendidikan adalah fenomena krisis moral yang sering terjadi di dalam
masyarakat yang semakin mengkhawatirkan. Tindakan kriminal, penyimpangan, pergaulan bebas,
kekerasan antar siswa, merupakan sebuah fakta yang sering terjadi dalam kehidupan dan menjadi salah
satu bentuk karakter siswa yang saat ini semakin marak terjadi. Di era milenial saat ini dengan kemajuan
teknologi membuat siswa menjadi semakin dengan mudah mendapatkan informasi, baik dari dalam
maupun luar negeri, hal itu salah satu yang menjadikan banyaknya perubahan dalam sikap, moralitas dan
karakteristik siswa. Tujuan dari pendidikan agama Islam menciptakan manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berakahlak mulia, cerdas, berilmu, berakal,
kreatif, mandiri, dan mempunyai jiwa saling tolong menolong serta bertanggung jawab. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peran dari pendidikan agama Islam terhadap pembentukan karakter siswa di
era millennial. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-diskriptif. Berdasarkan
hasil yang diperoleh, bahwasanya pendidikan agama Islam memiliki peran dalam pembentukan karakter
siswa di era milenial.
Abstract
In the millennial era, Islamic religious education is one of the subjects in schools that is seen as having a
significant impact on the formation of student character. The main driver of the significance of character
education in the field of education is the phenomenon of moral crises that often occur in society which is
increasingly worrying. Crime, deviation, promiscuity, violence between students, is a fact that often
occurs in life and is one form of student character that is currently increasingly prevalent. In the current
millennial era with technological advances, it is easier for students to get information, both from within
and outside the country, this is one of the reasons why there are many changes in students' attitudes,
morality and characteristics. The purpose of Islamic religious education is to create people who believe
and fear God Almighty, are virtuous, have noble character, are intelligent, knowledgeable, intelligent,
creative, independent, and have a spirit of mutual help and responsibility. This study aims to determine
the role of Islamic religious education on the formation of student character in the millennial era. The
method in this study uses a qualitative-descriptive approach. Based on the results obtained, that Islamic
religious education has a role in shaping the character of students in the millennial era.
362
PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran)
Volume 5 Nomor 3 Tahun 2022 Hal 361-372
Oleh kerena itu pendidikan karakter harus mampu membentuk pola pikir
menjadi tugas bersama antara orang tua, anak, mengajari mereka untuk dapat
lingkungan sosial dan sekolah. menyaring berita atau informasi yang
Pada hakikatnya karakter baik baik, dan mengajari mereka untuk
seseorang bukanlah sesuatu yang berpikir positif. Munculnya industry 4.0
dibentuk. Karena Allah telah telah mengubah karakteristik siswa saat
menganugerahkan setiap anak yang ini. Kemudahan masa ini juga
baru lahir dengan karakter moral. Hanya memberikan anak-anak menjadi
manusia yang memiliki kekuatan untuk dimanjakan oleh teknologi dan segala
melestarikan, meningkatkan, atau sesuatu yang serba instan. Tentu saja
menurunkan karakter itu. Salah satu hal ini menurunkan pentingnya karakter
hadist mengenai karakter yang artinya bagi generasi penerus bangsa. Pratama
berbunyi “ Setiap anak dilahirkan dalam Salsabilla, Maghfira (2022:84).
dalam keadaan fitrah, kedua orang Dewasa ini, banyak anak-anak
tuanya yang menjadikan yahudi, dan remaja yang tidak menunjukkan
nasrani dan majusi” (HR Bukhari prinsip-prinsip moral, etika, dan moral
Muslim). dari seorang muslim, hal ini cukup
Hadits tersebut menekankan meresahkan. Apabila penurunan
pentingnya peran orang tua. Madrasah karakter dibiarkan tanpa adanya
pertama untuk pendidikan karakter anak perbaikan atau penangan dengan segara,
adalah rumah dan keluarganya, maka hal itu akan menyebabkan
sehingga harus diberi kekuatan lebih perkembangan siswa menjadi kurang
(Mukhlas, 2020:72). baik, seperti siswa yang tidak sopan
Sedangkan pembelajaran kepada orang tua, guru maupaun orang
pendidikan agama Islam disekolah, guru dewasa lainnya, serta terjadinya kasus
merupakan orang tua kedua bagi murid kriminal bahkan pelecehan seksual.
setelah kedua orang tuanya, dan sudah Dengan perkembangan zaman yang
menjadi tuntutan guru untuk semakin canggih atau sering dikenal
membentuk karakter siswa milenial saat dengan zaman modern yang serba
ini yang memiliki nilai-nilai pendidikan digital. Banyak anak-anak yang sudah
agama Islam. Membiasakan siswa mempunyai handphone, akan menjadi
untuk mengikuti kegiatan yang hal yang positif apabila pendidik
mengandung nilai-nilai agama maupun orang dewasa dapat memantau
merupakan salah satu cara untuk anak dalam menggunakan dan
membantu dalam mengembangkan memanfaatkan kecanggihan teknologi,
karakter religius mereka. Dalam hal ini, seperti mencari informasi mengenai
di harapkan dapat membentuk karakter ilmu pengetahuan, tetapi ada juga anak
siswa, sehingga menghasilkan siswa yang memanfaatkan handphone hanya
milenial yang berkepribadian, religius, untuk bermain game atau mencari
dan berilmu. informasi yang tidak baik. Hal tersebut
akan berdampak dalam penurunan
A. Karakteristik Siswa di Era moral, etika dan akhlak anak.
Milenial Selain guru, orang tua
Perkembangan revolusi industry mempunyai peran yang sangat penting
yang sangat cepat ini menjadi sorotan untuk memantau anak di era milenial
bagi berbagai pihak, salah satunya saat ini, agar tetap terjaganya moral,
berdampak pada kepribadian atau akhlak dan etika yang baik. Pendidikan
moralitas anak. Oleh karena itu kita yang diwujudkan dengan baik antara
363
Afifah Nurazizah, dkk. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk…
364
PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran)
Volume 5 Nomor 3 Tahun 2022 Hal 361-372
yang harus dikembangkan, yakni; menghargai terhadap keragaman bangsa
karakter cinta kepada Tuhan Yang dan budaya 4) Membangun rasa
Maha Esa, kejujuran, darmawan dan kemandirian, kreativitas, kerjasama,
saling tolong menolong, sopan dan tanggung jawab, dan pendirian yang
santun, beranggung jawab, percaya diri kuat 5) Membina lingkungan di mana
dan bekerja keras, keadilan dan siswa dapat berkembang dan
kepemimpinan, bersikap saling mempelajari nilai-nilai perilaku yang
menghargai, kesatuan dan kedamaian, baik, seperti pengendalian diri, saling
serta baik dan rendah hati. menghargai, rasa hormat terhadap orang
Sedangkan nilai-nilai karakter lain dan saling bergotong royong.
yang perlu diberikan kepada siswa M. Baharudin dalam
antara lain yaitu; nilai keyakinan Sholehuddin, L. (2016: 417-418),
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, memberikan pendapat bahwa terdapat
ketaqwaan, keadilan sosial, bertoleransi, langkah-langkah yang dapat dilakukan
kejujuran, keadilan, kepercayaan diri, untuk memastikan bahwa pendidikan
kesantua, keteladanan, solidaritas, Islam siap menghadapi tantangan
saling percaya, pengendalian dan cinta globalisasi dan menyelesaikan masalah
tanah air. Agung, Iskandar & Sudiyono yang ditimbulkannya: 1) Agama yang
(2017:36). diajarkan di sekolah harus lebih
Pendapat lain menyatakan menekankan pada "takwa yang hakiki".
bahwa terdapat beberapa karakter dasar untuk "kesalehan ritual". Hal ini perlu
yang harus dikembangkan, yakni; ditegaskan karena abad ketiga akan
karakter cinta kepada Tuhan Yang semakin dipengaruhi oleh daya saing
Maha Esa, kejujuran, darmawan dan sekaligus kepercayaan. 2) Pendidikan
saling tolong menolong, sopan dan Islam harus menghasilkan generasi
santun, beranggung jawab, percaya diri pluralis terpelajar yang mampu
dan bekerja keras, keadilan dan mengarungi pluralitas baik internal
kepemimpinan, bersikap saling maupun eksternal. 3) menumbuhkan
menghargai, kesatuan dan kedamaian, sifat pluralistik, yang merupakan
serta baik dan rendah hati. Andianto komponen integral dari upaya
dalam Aisyah & Ali, M. (2018:31). signifikan untuk membangun
Arahan 2003 Kerangka acuan masyarakat sipil yang demokratis,
Depdiknas untuk pendidikan karakter terbuka, dan inklusif yang menghargai
dari tahun 2010 menyebutkan hal yang keragaman pendapat. 4) Masyarakat
sama: “Pendidikan karakter dirancang madani yang diharapkan adalah
untuk mengembangkan kemampuan dan masyarakat yang percaya diri, mandiri,
membentuk watak serta peradaban dan sangat kreatif dalam mencari solusi
bangsa yang bermartabat dalam rangka atas permasalahan yang dihadapinya. 5)
mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pendidikan harus menciptakan generasi
Fadilah, dkk (2021:6), yang siap untuk terlibat secara aktif
menyatakan bahwa Pendidikan karakter dalam pertukaran global; akibatnya,
memiliki lima tujuan utama, yakni; 1) pengetahuan dan keterampilan yang
Menanamkan rasa tanggung jawab diajarkan harus sangat relevan dengan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri tren global saat ini.
sendiri, orang lain, negara, dan Negara. Dari berbagai sudut pandang
2) Mengembangkan perilaku terhormat, yang dikemukakan di atas, pendidikan
terutama pada siswa yang lebih mudah karakter dapat didefinisikan sebagai
diatur. 3) Menumbuhkan rasa saling pendidikan dasar yang mengajarkan
365
Afifah Nurazizah, dkk. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk…
nilai-nilai dan perilaku yang baik, yang bisa dilakukan dalam jangka waktu
bertujuan untuk menciptakan manusia yang sebentar, tetapi pendidikan
yang berbudi luhur, berakhlak mulia, karakter merupakan suatu tindakan yang
berilmu, sopan santun, bertutur kata dilakukan melalui pelatihan,
yang baik, bertoleransi, jujur, adil, dan pembinaan, dan sarana pendidikan yang
bertanggung jawab sebagai bekal untuk terencana, terstruktur, dan dengan usaha
menjalani kehidupan didunia dan yang sungguh-sungguh. Ainiyah, Nur
diakhirat. (2013:28).
Oleh karena itu, pendidikan Islam memandang bahwa
karakter memiliki makna yang lebih strategi yang paling berhasil untuk
tinggi daripada pendidikan moral karena mempersiapkan dan membangun akhlak
menanamkan kebiasaan (pembiasaan) yang kuat pada siswa sehingga
yang baik daripada sekedar menghasilkan siswa yang berkarakter
mengajarkan kepada siswa mana yang dan berakhlak mulia adalah pendidikan
benar dan mana yang salah. Hal ini agama Islam. Tiga mata pelajaran
membantu siswa menjadi sadar sesuatu penting yang harus diajarkan secara
hal yang baik dan yang salah serta serius dan konsisten kepada siswa
mampu merasakan nilai-nilai baik serta adalah pendidikan akhlak, ibadah, dan
terbiasa untuk melakukannya. Dengan pendidikan iman (Djaelani dalam
demikian, pembiasaan dan pendidikan Maghfira, dkk (2020:87)). Tujuan
karakter saling terkait erat. pendidikan agama adalah untuk lebih
menanamkan keimanan, ketaqwaan,
C. Peran Pendidikan Agama Islam berakhlak mulia dan berkarakter yang
dalam Membentuk Karakter baik kepada generasi milenial agar
Siswa Milenial terhindar dari bahaya-bahaya masa kini
Pendidikan agama Islam termasuk gerakan Islam ekstrim,
merupakan strategi untuk meningkatkan penyimpangan, penggunaan narkoba,
potensi siswa ke arah terciptanya tawuran, dan pergaulan bebas.
manusia yang ber-karakter Islami yang Pendidikan agama Islam bagi
sesuai dengan nilai-nilai Islam. siswa sangat berpengaruh dalam
Rohmadi, Syamsul Huda dalam kehidupan, khususnya dalam
Salsabila, dkk. (2020:330). Oleh karena membentuk karakter yang unggul. Oleh
itu, pendidikan agama menjadi mata karena itu, pendidikan dipandang
pelajaran wajib di sekolah dasar, sebagai suatu proses yang membentuk
menengah, dan tinggi serta di tingkat kepribadian seseorang sejak masa
universitas. Mengenai hal ini, sekolah kanak-kanak hingga dewasa dan usia
harus mampu menyelenggarakan tua, sehingga karakter yang dibentuk
pendidikan agama, khususnya melalui pendidikan agama Islam
pendidikan agama Islam secara efektif, akhirnya menciptakan pribadi yang
melalui penerapan nilai-nilai agama di utuh.
kelas secara konsisten oleh seluruh guru
dan siswa. METODE
Pendidikan agama Islam
merupakan pendidikan yang diciptakan Dalam penelitian ini, metode
sesuai dengan kandungan yang ada di yang digunakan peneliti adalah metode
dalam Al-Qur'an, dan memainkan peran kualitatif dengan pendekatan kualitatif-
penting dalam standar nasional deskriptif, dimana penelitian kualitatif
pendidikan. Pembentukan karakter tidak dengan pendekatan deskriptif ini akan
366
PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran)
Volume 5 Nomor 3 Tahun 2022 Hal 361-372
menjelaskan data yang didapat pendidikan agama Islam dari berbagai
kemudian digambarkan dalam bentuk jenang pendidikan yakni; TK, SD,
tertulis dan narasi secara naturalistic SMP, hingga ke jenjang SMA dan
atau alamiah agar lebih mudah untuk beberapa mahasiswa milenial yang
dipahami oleh pembaca. Subjek dari sudah terjun dalam dunia perguruan
penelitian ini adalah seorang guru dari dalam melihat perkembangan karakter
lembaga pendidikan menengah serta siswa yang semakin merosot di era
beberapa mahasiswa milenial yang milenial, pentingnya pendidikan agama
sudah terjun ke dalam dunia pendidikan Islam dalam membangun karakter siswa
yang telah menjadi seorang guru. serta adakah peran dari pendidikan
Penelitian ini dilakukan dengan sistem agama Islam dalam membentuk
online. Objek dari penelitian ini adalah karakter siswa melenial saat ini, antara
siswa milenial yang memiliki karakter lain: Salah satu guru pendidikan Agama
kurang baik dalam berperilaku dan Islam jenjang menengah atas (SMA)
sering melakukan penyimpangan dalam Ibu Setia Deswarni menyatakan
kehidupan serta peran pendidikan mengenai penyimpangan yang sering
agama Islam dalam membentuk terjadi dalam milenial saat ini bahwa
kembali karakter siswa di era milenial. “Pandangan saya mengenai kenakalan
Teknik pengumpulan data yang remaja zaman sekarang sangatlah
digunakan dalam penelitian ini adalah berbeda dengan kenakalan di zaman 10
wawancara kepada narasumber yang tahun sebelumnya. Karna ada banyak
bersangkutan dalam membentuk faktor yang membuat mereka nakal,
karakter siswa yang sesuai dengan salah satunya yaitu kurangnya tauladan
tujuan dan cita-cita agama Islam. dari pendidik mereka sendiri, atau
Analisis data menggunakan model kurangnya ilmu sang pendidik dalam
analisis intereaktif, yang terdiri dari mendidik dan merangkul anak-anak
empat tahapan; pengumpulan data, yang nakal. Padahal, sebenarnya tidk
reduksi data, penyajian data dan terlalu sulit mendidik anak anak yang
penarikan kesimpulan. Miles dan nakal, yang penting kita tau cara
Huberman dalam Kurniawan, Asep caranya, karena pendidikan agama
(2018:241–242). Islam sangat penting sekali dan
memiliki pengaruh yang luar biasa
HASIL DAN PEMBAHASAN terhadap pembentukan karakter siswa
milenial”.
Dari hasil yang telah dipaparkan Sedangkan Ibu Annisa Hizkya
diatas, terlihat bahwa masih begitu Zain sebagai guru Tahfidz di jenjang
banyak fenomena krisis karakter siswa SMP/Mts, berpendapat bahwa
dalam kehidupan masyarakat yang tidak “Pandangan saya mengenai maraknya
bermoral dan tidak bekarakter baik. Hal penyimpangan yang sering terjadi oleh
ini cukup memprihatinkan karena tidak remaja saat ini sangat memprihatinkan,
mencerminkan moral, etika, dan standar karena remaja milenial adalah bibit
moral seorang siswa, terutama yang unggul untuk masa depan yang
beragama Islam. Sudah menjadi tugas diharapakan mempunyai karakter baik.
seorang guru untuk membentuk dan Mengenai pembentukan karakter
membina siswa untuk berkembang milenial saat ini Pai sangat penting dan
menjadi seseorang yang bermoral dan sangat berpengaruh dalam membentuk
bertanggung jawab, berikut ini hasil karakter para remaja milenial, karena
wawancara dari beberapa guru mempelajari tentang adab atau etika
367
Afifah Nurazizah, dkk. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk…
terhadap teman, keluarga, tetangga, dan keteledoran nantinya, namun tetap saja
guru. akan memberikan bekas”.
Pandangan lain dari Bapak Kemudian pendapat dari seorang
Sihabuddin sebagai mahasiswa yang mahasiswa PAI yang juga berprofesi
juga berprofesi menjadi guru sekolah sebagai guru taman kanak-kanak (TK),
dasar (SD) memberikan pandangan seperti Andini Mustika Putri, Annisa,
bahwa: Menurut Sihabuddin “Peralihan Selly Nur Fadillah, widianti dan Ratna
zaman membuat remaja terpedaya. dan Fitria berpendapat bahwa: Ibu
Daya lingkungan yang luas cukup Andini Mustika Putri berpendapat
memberikan pengaruh yang begitu “Fenomena siswa terhadap minimnya
besar terhadap perkembangan remaja. karakter yang baik sangat
Hadir nya teknologi handphone memprihatinkan, karena lingkungan
membuat anak-anak lebih memilih pergaulan dan pengaruh media sosial
untuk mengikuti apa yang menjadi rata-rata banyak memberi contoh yg
trending di internet dibanding kurang baik dan rata-rata remaja jaman
mendengarkan pepatah orang tua. Hal sekarang itu sangat mudah untuk
ini cukup mengkhawatirkan pula karna mengikuti trend yang ada tanpa
sejatinya seorang remaja yang mudah memikirkan baik buruknya. Dalam hal
terpengaruh dan sedang dalam masa ini pendidikan agama Islam Sangat
peralihan mencari jati dirinya. Dan akan penting, karena agama itu kan pedoman
lebih parah lagi juga jika sebagai orang hidup didunia ini, jika ajaran agama
tuanya terlalu membiarkan apa dapat diamalkan dengan baik insyaallah
dilakukan anaknya. Sejatinya, orang tua hidup ini akan baik, alahkah lebih
lah pendidik pertama bagi si anak. Jika baiknya penanaman ajaran agama dalam
di keluarga nya bagus, alhasil diri seseorang itu ditanamkan sejak usia
dimanapun ia berpijak akan sama pula. dini dan ini menjadi peran orang tua,
Pendidikan agama Islam guru dan lingkungan masyarakat
memiliki peran yang sangat penting dimana anak itu tinggal. Akan memberi
sekali dalam membentuk karakter siswa pengaruh yang sangat besar, asalkan
di era milenial, karna pendidikan agama kita sebagai pendidik mampu sabar
Islam bisa di bentuk dan masuk ke dalam membimbing nya, mempunyai
tanah saja, dari kalangan kecil maupun strategi khusus agar anak milenial saat
kalangan besar. Buktinya apakah Umar ini senang dalam mengikuti
bin Khattab masuk Islam sejak kecil? pembelajaran PAI”.
Tidak, bahkan dulu nya ia adalah Sedangkan Ibu Annisa
pembenci Rasulullah SAW. Namun berpendapat bahwa“Fenomena
dengan pengajaran yang tepat, di iringi kenakalan remaja di era milenial saat ini
pendidikan Islam yang baik bersama yang saya lihat penyebabnya karena
Rasulullah. Ia menjadi salah satu orang tua kurangnya mengasuh dan
sahabat yang paling dekat dengan mendidik dengan fisik mereka sendiri,
Rasulullah SAW. Pendidikan agama lebih mementingkan diasuh oleh alat
Islam cukup berpengaruh dalam teknologi seperti gadget dsb. Peran
membentuk karakter siswa, jika di pendidikan agama Islam dalam
berikan dengan penggunaan metode membentuk karakter menurut saya
yang tepat. Pesan - pesan Islam cukup sangat penting, selain dididik
berpengaruh terhadap perkembangan jasmaninya mereka juga dpat
anak. Walaupun masih saja banyak pendidikan ruhaniahnya. Pendidikan
agama Islam sendiri sangat berpengaruh
368
PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran)
Volume 5 Nomor 3 Tahun 2022 Hal 361-372
dalam membantu pembentukan karakter karena belum matangnya usia yang
siswa, karena saya sering melihat menyebabkan remaja bertindak tanpa
sendiri anak yang memahami pai dan memikirkan dampak buruk yang akan
yang tidak itu karakternya berbeda. terjadi.
Pendapat lain seperti Ibu Selly Terlepas dari itu, sebagai guru
Nur Fadillah mengatakan bahwa maupun calon guru adalah hal yang
“Kenakalan remaja di era milenial saat wajib untuk segera menangani
ini sangat mengkhawatirkan sehingga kenakalan remaja yang terjadi di era
membuat karakter siswa menjadi milenial dewasa ini. Sebagai tokoh yang
kurang baik, masa remaja adalah masa digugu dan ditiru maka langkah awal
peralihan, dimana seorang anak mulai yang dapat dilakukan guru ialah
mencari jati dirinya dengan mencoba menjadi teladan baik bagi para siswanya
banyak hal-hal yang baru. Kadang Sangat penting, karena pendidikan
untuk mencoba banyak hal yg baru ini agama Islam menjadi sarana untuk
dia kurang mampu untuk membedakan memberikan pendidikan karakter,
mana yg baik dan tidak, atau dengan terkhususnya pendidikan akhlak yang
mudah juga terbawa pergaulan. Dari baik dalam kacamata Islam. Dengan
situ banyak muncul kenakalan- adanya pendidikan agama Islam ini
kenakalan remaja, mulai dr merokok diharapkan menjadi bekal untuk para
yah, miras, berpacaran yg berlebihan, siswa atau remaja agar senantiasa
kadang tak jarang juga ada yg mencoba bersikap dengan baik. Jika pendidikan
mengkonsumsi obat-obatan. Sangat agama Islam ini diberikan secara
penting dan sangat berpengaruh. Guru, maksimal harapannya akan mengurangi
khususnya guru agama sangat berperan dan meredam kenakalan remaja yang
penting untuk membentuk karakter terjadi saat ini.
siswa, salah satu langkahnya dengan Sedangkan Ibu Ratna Fatmawati
penguatan aqidah dan menumbuhkan dan Bu Fitria memiliki pandangan yang
rasa merasa diawasi oleh Allah SWT. sedikit berbeda mengenai pengaruh dari
Dengan ini seorang siswa yg sudah pendidikan agama Islam di sekolah
mencapai baligh ini diharapkan akan terhadap karakter siswa saat ini. Dimana
takut untuk melakukan suatu kenakalan Ratna Fatmawati berpendapat bahwa
yg merupakan hal-hal yg dilarang dalam “Banyaknnya informasi mengenai
agama Islam. Ya, sangat berpengaruh. karakter siswa saat ini seperti
Kemudian Ibu Widianti melakukan penyimpangan, pergaulan
berpendapat mengenai mirisnya bebas, tidak mempunyai sopan santun
karakter yang dimiliki anak milenial dalam berperilaku hingga mengonsumsi
saat ini bahwasanya “Fenomena obat terlarang, hal ini sangat
kenakalan remaja ini merupakan hal meresahkan. Perkembangan teknologi
negatif yang meresahkan berbagai yang semakin pesat banyak memiliki
pihak, merugikan masyarakat sekitar dampak buruk bagi karakter murid
atau bahkan lingkungan sekitar menjadi apabila tidak diawasi oleh para orang
rusak akibat fenomena ini. Masih tua sebagai lingkungan pendidik yang
banyak perdebatan mengenai penyebab utama, minimnya perhatian orang tua
dari fenomena kenakalan remaja, mulai terhadap pendidikan agama anak,
dari kurangnya pendidikan karakter sehingga terbentuknya karakter yang
yang diterima remaja disekolah, tidak sesuai harapan. Lingkungan
kurangnya perhatian yang diberikan pertemana pun menjadi faktor kedua
orang tua dirumah terhadap remaja, atau yang menjadi kenakalan pada anak.
369
Afifah Nurazizah, dkk. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk…
370
PeTeKa (Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Pembelajaran)
Volume 5 Nomor 3 Tahun 2022 Hal 361-372
orang tua, sekolah, dan masyarakat p/at-
setempat untuk menjadikan siswa yang thufuly/article/view/180/118
berkarakter. Salsabila., dkk. (2020). Peran
Pendidikan Islam terhadap
DAFTAR PUSTAKA Pembentukan Karakter
Disiplin Peserta Didik. Jurnal
Agung, I., dan Sudiyono. (2017). Pendidikan Dan Studi
Reorientasi Pendidikan Keislaman, 329–343.
Karakter Revolusi Mental. Salsabilla., dkk. (2020). Peran
Jakarta: Edu Pustaka. Cetakan Pendidikan Agama Islam
ke-I. Dalam Membentuk Akhlak
Ainiyah, N. (2013). Pembentukan Pada Siswa Sekolah Dasar Di
Karakter Melalui Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0.
Agama Islam. Jurnal Al-Ulum, Jurnal: Pendidikan, Sosial Dan
25–38. Keagamaan, 82–96.
https://media.neliti.com/media/ http://ejournal.kopertais4.or.id/
publications/195611-none- tapalkuda/index.php/qodiri/arti
05b1535d.pdf cle/view/4623/3276
Ali, M,. dan Aisyah. (2018). Sani., R.A. & Kadri, M. (2016).
Pendidikan Karakter: konsep Pendidikan Karakter
dan Implementasinya. Jakarta: Membangun Karakter Anak
Prenadamedia Group.Cetakan yang Islami. Jakarta: PT Bumi
ke-I. Aksara. Cetakan ke-I.
Fadilah, dkk. (2021). Pendidikan Chttps://www.google.co.id/boo
Karakter. Jawa Timur: CV. ks/edition/Pendidikan_Karakte
Agrapana Media. Cetakan ke-I. r/Vq_xDwAAQBAJ?hl=id&gb
https://www.google.co.id/book pv=1&dq=download+buku+pe
s/edition/Pendidikan_Karakter/ ndidikan+karakter+milenial&p
fcAZEAAAQBAJ?hl=id&gbp rintsec=frontcover
v=1&dq=buku+pendidikan+ka Suharyanto., E. dan Yunus. (2021).
rakter+milenial&printsec=fron Pendidikan Karakter Yang
tcover Efektif di Era Milenial.
Hendarman. (2019). Pendidikan Indramayu: Penerbit Adab..
Karakter Era Milenial. Cetakan ke-I.
Bandung: PT Remaja https://www.google.co.id/book
Rosdakarya. Cetakan ke-I. s/edition/Pendidikan_Karakter
Kurniawan., A. (2018). Metodologi _Yang_Efektif_Di_Era/kXY-
Penelitian Pendidikan. EAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&
Bandung: PT Remaja dq=buku+pendidikan+karakter
Rosdakarya. Cetakan ke-I +milenial&printsec=frontcover
Mukhlas., Abdullah., A. (2020). Suprayitno., Adi. dan Wahyudi., A.
Pendidikan Islam Dalam (2020). Pendidikan Karakter di
Membentuk Karakter Anak Era Milenial. Yogyakarta:
Milenial. Jurnal: Pendidikan CV.Budi Utama. Cetakan ke-I.
Anak Usia Dini, 66–79. https://www.google.co.id/book
http://jurnal.stai- s/edition/Pendidikan_Karakter
alazharmenganti.ac.id/index.ph _Di_Era_Milenial/tzPwDwAA
QBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=bu
371
Afifah Nurazizah, dkk. Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk…
372