3 Desember 2016
Maimun*
Kata Kunci: Evaluasi Program, Program Parenting, Pendidikan Anak Usia Dini.
yang mengajar (manusia) dengan pena, Dia Peran orang tua menjadi utama dan
mengajar manusia apa yang tidak pertama di dalam proses pendidikan anak-
diketahuinya."(Departemen Agama RI, 2006: anaknya. Karena orangtualah yang mestinya
479). paling mengerti bagaimana sifat dan potensi
Perintah membaca dalam ayat di atas yang dibawa anak-anaknya, termasuk
dapat dijadikan bukti betapa pendidikan itu kesenangan atau kesukaannya, apa saja yang
sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. anaknya tidak sukai, perubahan dan
Pendidikan sebagai sesuatu yang amat perkembangan karakter serta kepribadian anak-
diperlukan dalam kehidupan manusia tidak anaknya, termasuk rasa malu, takut, sedih dan
boleh terhenti pada usia tertentu. Pendidikan gembira. Idealnya orangtualah yang pertama
harus berjalan mengikuti usia manusia kali memahaminya, sehingga dalam hal ini,
sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad keluarga merupakan salah satu tempat
SAW "Tuntutlah ilmu itu semenjak buaian sosialisasi pertama bagi anak-anak untuk
hingga liang lahat". Artinya pendidikan itu mempelajari semua hal (socialization agent).
berjalan sepanjang umur manusia (life long (Andayani dan Koentjoro, 2012: 51).
learning). Anak yang pada dasarnya lahir dalam
Berpijak dari konsep bahwa pendidikan keadaan tidak berdaya namun memiliki potensi
berlangsung sepanjang usia manusia, maka yang bisa dikembangkan yang membutuhkan
sejatinya manusia memperoleh pembelajaran arahan dan bimbingan orang dewasa yakni
yang sesuai dengan tingkat dan situasi orang tua untuk mengembangkan potensi
pertumbuhan dan perkembangannya. tersebut. Jadi anak sesungguhnya memiliki
sebagaimana pesan Nabi SAW; "Didiklah ketergantungan yang sangat tinggi kepada orang
anakmu sesuai zamannya, karena dia lahir pada tua terutama pada usia pra sekolah yakni
zamannya, bukan pada zaman kamu." Dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan
hal ini orang tua setidaknya harus memahami Taman Kanak-kanak (TK).
hal ini, karena merekalah yang mengawal Kesadaran dan cara pandang anak
kehidupan anaknya semenjak lahir. Dalam terhadap dirinya sendiri bergantung kepada
konteks yang lain Nabi Muhammad SAW perlakuan dan pergaulan orang tuanya di masa
bersabda dalam salah satu haditsnya; "Manusia kecil. (Basya, 2011: 10). Anak-anak yang
lahir dalam keadaan suci, orang tuanyalah dibiarkan berkembang menurut kata hatinya
yang membuat dia Yahudi, Nasrani, atau tanpa kepedulian orang tua ibarat menambah
Majusi." rumput liar dan semak belukar di depan rumah,
artinya anak akan tumbuh dan berkembang
187
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
seperti manusia yang tidak punya pengasuh. tahun) sebagai usia emas perkembangan,
Tidak sepantasnya orang tua yang telah sehingga peran stimulasi lingkungan yang
melahirkan anak-anak sendiri membiarkan kondusif dan dilakukan dengan cara bermain
anaknya bertumbuh dan berkembang sendiri akan dapat mengembangkan pertumbuhan otak
tanpa pengasuhan yang baik. Orang tua dalam dan seluruh potensi anak. (Kementerian
hal ini harus bertanggung jawab dalam Pendidikan Nasional, 2012: i). Undang-Undang
pengasuhan anak, karena orang tua merupakan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
pendidik dasar yang akan menentukan kualitas Pendidikan Nasional, secara tegas menyatakan
kehidupan anak-anaknya kelak. (Gichara, 2013: bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu
19). Di samping itu orang tua juga merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
cermin bagi anak dalam membangun watak, sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
karena watak anak terbentuk melalui contoh dilakukan melalui pemberian rangsangan
yang orang tua katakan dan kerjakan, serta pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
keselarasan antara keduanya. (Noe'man, 2012: perkembangan jasmani dan rohani agar anak
xiv) memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
Orang tua dan lembaga pendidikan lanjut”. (UU Sisdiknas, 2003: 14). Selanjutnya
merupakan dua unsur yang memiliki keterkaitan dinyatakan pula bahwa pendidikan anak usia
yang kuat satu sama lain. Dalam hal mendidik, dini dapat diselenggarakan pada jalur formal
orang tua tidak dapat menyerahkan kepercayaan (Taman Kanak-kanak/ Raudhathul Athfal), jalur
seluruhnya kepada guru di lembaga PAUD, nonformal (Taman Penitipan Anak, Kelompok
artinya orang tua harus banyak berkomunikasi Bermain, dan bentuk lain yang sederajat), dan
dengan gurunya, begitu juga sebaliknya. Orang pada jalur informal (melalui
tua mendidik anaknya di rumah, dan di PAUD Kementerian Pendidikan Nasional telah
untuk mendidik anak diserahkan kepada pihak mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan
guru. Sehingga sudah seharusnya orang tua Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang
dilibatkan dalam penyelenggaraan pendidikan di Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
PAUD. Pendidikan Nasional, dalam peraturan tersebut
Usia dini merupakan periode ditegaskan bahwa pembinaan PAUD baik
perkembangan yang sangat penting dalam formal, nonformal, maupun informal, berada di
kehidupan manusia. Pada masa ini, seluruh bawah binaan Direktorat Jenderal Pendidikan
instrumen besar manusia terbentuk, bukan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal
hanya kecerdasan saja tetapi seluruh kecakapan (Ditjen PAUDNI), yang secara teknis
psikis. Para ahli menamakan periode ini (0-6 dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan
188
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
Pendidikan Anak Usia Dini. (Kemetrian guru serta pihak-pihak yang terkait dengan
Pendidikan Nasional, Direktorat Pembinaan pendidikan dan perkembangan anak usia dini.
Pendidikan Anak Usia Dini, 2011: i). Sedangkan tujuan yang ingin dicapai, adalah:
Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang (1) dapat mengidentifikasi perkembangan
pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar fisiologis anak usia dini dan mengaplikasikan
yang merupakan suatu upaya pembinaan yang hasil indetifikasi tersebut dalam pengembangan
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan fisiologis yang bersangkutan; (2) dapat
usia enam tahun yang dilakukan melalui memahami perkembangan kreativitas anak usia
pemberian rangsangan pendidikan untuk dini dan usaha-usaha yang terkait dengan
membantu pertumbuhan dan perkembangan pengembangannya; (3) dapat memahami
jasmani dan ruhani agar anak memiliki kecerdasan jamak dan kaitannya dengan
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih perkembangan anak usia dini; (4) dapat
lanjut yang diselenggarakan pada jalur formal, memahami arti bermain bagi perkembangan
nonformal, dan informal. (Hasan, 2012: 15) anak usia dini; dan (5) dapat memahami
Rentangan anak usia dini menurut pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 pengembangan anak usia kanak-kanak.
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Selain itu, tujuan pendidikan anak usia
dijelaskan bahwa pendidikan anak usia dini dini adalah; (1) untuk membentuk anak
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang
dasar pada jalur pendidikan formal berbentuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat
taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), perkembangannya sehingga memiliki kesiapan
dan pada jalur pendidikan nonformal berbentuk optimal dalam memasuki pendidikan dasar serta
kelompok bermain (KB), taman penitipan anak mengarungi kehidupan dimasa dewasa; (2)
(TPA) atau bentuk lain yang sederajat. untuk membantu menyiapakan anak mencapai
Sementara menurut kajian rumpun keilmuan kesiapan belajar (akademik) di sekolah; (3)
PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa intervensi dini dengan memberikan rangsangan
negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi
tahun berupa Infant (usia 0-1 tahun), Toddler yang tersembunyi (hidden potency) yaitu
(usia 2-3 tahun), preschool/kindergarten dimensi perkembangan anak (bahasa,
children (usia 3-6 tahun), dan Early Primary intelektual, emosi, sosial, motorik, konsep diri,
School/SD kelas awal (usia 6-8 tahun). minat dan bakat; (4) melakukan deteksi dini
Tujuannya adalah untuk mengembangkan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan
pengetahuan dan pemahaman orang tua dan
189
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi- lingkungan sosial, lingkungan budaya, suasana
potensi yang dimiliki anak. psikologis serta perilaku yang ditampilkan pada
Untuk mewujudkan tujuan tersebut saat terjadinya pertemuan dengan anak-anak.
pemerintah telah menetapkan kebijakan (Shohib, 1998: 21). Menurut Thoha, parenting
pengembangan PAUD melalui pendekatan merupakan suatu cara terbaik yang ditempuh
“Holistik Integratif”, yaitu PAUD yang tidak oleh orang tua dalam mendidik anak sebagai
hanya menekankan aspek pendidikan semata, perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada
tetapi mencakup juga aspek pelayanan gizi, anak. (Thoha, 2004: 22). Sementara Megawangi
pelayanan kesehatan, pengasuhan, dan menjelaskan bahwa parenting merupakan
perlindungan anak, pada tahun 2011 Pemerintah proses menciptakan suasana kegiatan belajar
terus mendorong dan memperluas kesempatan mengajar yang menekankan kehangatan bukan
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam ke arah suatu pendidikan satu arah atau tanpa
mengembangkan layanan pendidikan anak usia emosi. ( Megawangi, 2007: 13)
dini melalui pendirian berbagai jenis satuan Kegiatan parenting pada umumnya
pendidikan anak usia dini. (Direktorat dilakukan oleh orang tua kandung kepada anak-
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011: anaknya. Secara lebih luas program parenting
iv) juga dapat dimaknai sebagai bentuk kegiatan
Berkembangnya lembaga PAUD dalam informal yang dilakukan untuk menyelaraskan
berbagai bentuk layanan seperti: Taman Kanak- kegiatan-kegiatan pengasuhan dan pendidikan
Kanak (TK), Taman Penitipan Anak (TPA), anak antara di kelompok bermain atau di
Kelompok Bermain (KB), dan Satuan PAUD PAUD dan di rumah.
Sejenis (SPS) menunjukkan semakin Memahami pentingnya kesesuaian
meningkatnya kesadaran masyarakat tentang program pengasuhan anak di rumah dan
pentingnya pendidikan yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran di lembaga PAUD, maka
tahap perkembangan sejak usia dini. Namun diharapkan setiap lembaga PAUD
demikian lembaga PAUD yang demikian pesat memfasilitasinya melalui penyelenggaraan
pertumbuhannya tidak dapat menggantikan Program parenting atau PAUD Berbasis
peran pendidikan di dalam keluarga. (Direktorat Keluarga yang merupakan pemberdayaan untuk
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini, 2011: memperkuat peran keluarga sebagai lingkungan
iv) yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan
Pendidikan di dalam keluarga atau lebih dan perkembangan anak. Untuk keperluan
popular dengan sebutan parenting adalah upaya tersebut Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak
orang tua yang diaktualisasikan pada penataan Usia Dini menerbitkan Pedoman
190
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini terpadu antara komponen masukan, proses, dan
Berbasis Keluarga. (Kementerian Pendidikan keluaran dapat digunakan dalam mengevaluasi
Nasional, 2012: iii) penyelenggaraan program parenting. Salah satu
Di Kota Mataram terdapat 241 lembaga model evaluasi yang dapat menganalisis tingkat
PAUD, baik dalam bentuk lembaga formal keberhasilan penyelenggaraan program
maupun nonformal (TK, RA, KB, dan TPA). parenting adalah model yang dikembangkan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada oleh Stufflebeam yaitu model CIPP (Contexs,
tanggal 6 - 8 Maret 2014 menunjukkan PAUD Input, Process, dan Product).
yang berbentuk lembaga formal secara Berdasarkan karakteristik permasalahan
keseluruhan sudah menerapkan program yang telah diungkapkan tersebut di atas, maka
parenting, sementara PAUD dalam bentuk sangat perlu dilakukan penelitian secara
nonformal hanya 21 lembaga yang sudah mendalam berupa evaluasi program
menerapkan program parenting. Juga ditemukan penyelenggaraan program parenting di Kota
bahwa program parenting yang telah Mataram.
berlangsung sejak tahun 2012 sampai sekarang
METODOLOGI PENELITIAN
belum memperlihatkan hasil yang optimal
Penelitian ini merupakan penelitian
dilihat dari indikator-indikator ketercapaian
evaluasi program dengan pendekatan kualitatif
program, yakni pada masalah gizi, kesehatan,
yang dilaksanakan mulai bulan April sampai
perawatan, pengasuhan, pendidikan, dan
bulan September 2014. Secara umum penelitian
masalah perlindungan anak. Indikator-indikator
ini mendeskripsikan efektifitas keterlaksanaan
tersebut merupakan hal yang mutlak dicapai
program parenting pada PAUD di Kota
oleh semua lembaga PAUD yang
Mataram.
menyelenggarakan program parenting. Untuk
Model evaluasi yang digunakan adalah
itu merupakan suatu hal yang sangat perlu jika
CIPP (Contexs, Input, Process, dan Product).
ada upaya untuk mengevaluasi keterlaksanaan
Model ini memuat empat poin penting yang
program ini.
diaplikasikan dalam proses penelitian di
Beberapa model evaluasi dapat digunakan
lembaga PAUD di Kota Mataram NTB, yakni
untuk mengevaluasi penyelenggaraan program
(1) Komponen konteks, dalam penelitian ini
parenting. Pemilihan model evaluasi yang tepat
dimaksudkan adalah landasan formil dan situasi
akan sangat mempengaruhi hasil evaluasi yang
atau latar belakang diperlukannya pelaksanaan
dilakukan, sehingga hasil evaluasi tersebut
program parenting pada lembaga PAUD di
dapat memberikan kontribusi yang positif bagi
Kota Mataram; (2) Komponen input, dalam
para pelaksanaan program. Model evaluasi
191
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
penelitian ini meliputi: Tujuan pelaksanaan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: (1)
program, sasaran pelaksanaan program, Pengumpulan Data; (2) Reduksi Data yaitu
pengelolaan program, pendekatan yang proses merangkum, dan memilih hal-hal yang
digunakan, bentuk program, Narasumber, pokok; (3) Display Data yakni proses penyajian
pendampingan, peran lembaga PAUD, Metode data; dan (4) Menarik Kesimpulan dan
yang digunakan, media yang digunakan, dan Verifikasi Data.
materi yang diberikan dalam membelajarkan
HASIL PENELITIAN
orang tua; (3) Komponen proses yang mana
Program parenting merupakan suatu
dalam penelitian ini dibagi dua tahapan, yakni
bentuk kegiatan yang bertujuan memberikan
tahap pesiapan program meliputi; Sosialisasi
pemahaman kepada orang tua terkait dengan
program parenting, pembentukan pengurus
tumbuh kembang anak. Dalam melakukan
program parenting, penyamaan persepsi,
evaluasi terhadap program parenting, peneliti
identifikasi kebutuhan belajar, penentuan tempat
menggunakan model CIPP (Contexts Input
dan waktu, dan penyusunan program dan jadwal
Process Product). Terdapat empat poin penting
kegiatan. Dan tahap pelaksanaan program yang
yang menjadi sasaran evaluasi sesuai dengan
ditandai dengan dilaksanakknnya beberapa
model CIPP, yakni evaluasi terhadap komponen
kegiatan, di antaranya: Kegiatan pertemuan
konteks yang menyangkut landasan formil dan
orang tua (kelas orang tua), keterlibatan orang
latar belakang dilaksanakannya program,
tua di kelas anak, keterlibatan orang tua dalam
komponen input menyangkut perencanaan
acara bersama, hari konsultasi orang tua, dan
program parenting, komponen proses
kunjungan rumah; dan (4) Komponen produk,
menyangkut pelaksanaan program parenting,
yakni hasil pelaksanaan program parenting pada
dan komponen produk menyangkut hasil
lembaga PAUD dalam wujud pemahaman orang
program parenting. Hasil evalusi dari setiap
tua meningkat terkait dengan gizi, kesehatan,
kompenen dideskripsikan berdasarkan data yang
perawatan, pengasuhan yang bermutu,
peneliti peroleh dari hasil observasi, wawancara,
penddidikan yang baik, dan perlindungan anak.
angket, dan telaah dokumen sebagai berikut:
Pengumpulan data menggunakan studi
dokumen, wawancara, observasi, dan angket
1. Komponen Conteks berupa Landasan
dengan instrumen yang sudah divalidasi oleh
Formal Pelaksanaan Program Parenting
pakar di bidang PAUD dan Evaluasi, validasi
pada Lembaga PAUD di Kota Mataram
panelis, Promotor dan co-Promotor. Adapun
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan
teknik analisis data pada penelitian ini
bagian dari pencapaian tujuan pendidikan
menggunakan model Miles dan Huberman
192
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
nasional yang diatur dalam Undang Undang RI berperan aktif dalam proses pembelajaran,
Nomor 20 Tahun 2003 tentang “Sistem maka akan berdampak positif bagi
Pendidikan Nasional” Bab 1 Pasal 1 Butir 14 perkembangan belajar anaknya dan akan
dinyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini terbangun semangat belajar anak secara psikis,
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan sehingga mudah dalam menerima pelajaran,
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 mengingat pendidikan bukan hanya mencetak
tahun yang dilakukan melalui pemberian lulusan yang memiliki kemampuan akademik
rangsangan pendidikan untuk membantu melainkan juga akhlak, moral dan spiritual,
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan maka orang tua juga berperan sebagai
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam penanggung jawab utama pendidikan anak.
memasuki pendidikan lebih lanjut. Sementara Peran serta keluarga, sekolah dan
didalam Undang Undang RI Nomor 23 Tahun masyarakat secara bersama-sama adalah sangat
2002 tentang “Perlindungan Anak” Pasal 9 niscaya dalam rangka mewujudkan tujuan
Ayat 1 dinyatakan bahwa setiap anak berhak pendidikan. Oleh karenanya pendidikan bukan
memperoleh pendidikan dalam rangka menjadi tanggung jawab tunggal sekolah tetapi
pengembangan pribadinya dan tingkat tanggung jawab bersama antara orang tua,
kecerdasannya sesuai dengan minat dan masyarakat, lembaga pendidikan, dan
bakatnya. pemerintah.
Legimitasi dari undang undang di atas
diperkuat pula dengan Peraturan Menteri 2. Komponen Conteks berupa Latar
Negara Pemberdayaan Perempuan dan Belakang Perlunya dilaksanakan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor Program Parenting pada Lembaga PAUD
13 Tahun 2010 Tentang “Petunjuk Teknis di Kota Mataram
Kabupaten/Kota Layak Anak di Pelaksanaan program parenting pada
Desa/Kelurahan” dinyatakan bahwa setiap anak lembaga PAUD dilatarbelakangi oleh lemahnya
yang dilahirkan harus dipertangung jawabkan. partisipasi orang tua terhadap pendidikan anak
Secara individu anak merupakan tanggung usia dini, hal ini terlihat dari kondisi sebagian
jawab keluarga atau orang tuanya di dunia besar orang tua belum memahami pentingnya
maupun di akhirat. Baik atau buruknya kualitas pendidikan bagi anak pada usia dini.
anak ditentukan oleh orang tua anak tersebut. Selain persepsi orang tua yang lemah yang
Partisipasi orang tua dalam tumbuh menjadi alasan dilaksanakannya program
kembang anak sangat membantu didalam parenting pada lembaga PAUD, penyelenggara
perkembangan belajar anak. Ketika orang tua juga berkepentingan untuk menjalin kerjasama
193
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
dengan orang tua, sehingga apa yang telah 3. Komponen Input berupa Perencanaan
dilaksanakankan oleh guru di sekolah bisa Program Parenting pada Lembaga PAUD
diterapkan oleh orang tua di rumah, mengingat di Kota Mataram
waktu anak berada di sekolah relatif lebih Pogram parenting yang dilaksanakan di
singkat dibanding waktu di rumah, dengan lembaga PAUD ditinjau dari aspek perencanaan
begitu apa yang menjadi tujuan pembelajaran di telah memenuhi standar yang digariskan pada
sekolah dapat dengan mudah dicapai. buku petujuk teknis, yakni telah dilaksanaknnya
Beriku disajikan hasil angket dalam kegiatan-kegiatan berikut: (a) Tujuan
bentuk diagram terkait latar belakang pelaksanaan program parenting pada lembaga
diperlukannya penyelenggaraan program PAUD adalah terwujudnya pelaksanaan PAUD
parenting pada PAUD di Kota Mataram: berbasis keluarga dengan ditandai oleh adanya
80,19
partisipasi orang tua terhadap pendidikan anak
82
80 78,27
78
74,62
75,77 usia dini, terjalinnya kerjasama yang baik antara
76
74 72,3
72 guru dan orang tua, sehingga orang tua
70
68 memahami apa yang dilakukan oleh guru di
sekolah terhadap anak dan orang tua dapat
melakukan hal yang sama dalam mendidik
anaknya di rumah; (b) Sasaran pelaksanaan
Gambar 1 program parenting pada lembaga PAUD di kota
Diagram Latar Belakang perlunya Program Mataram adalah orang tua, paman, bibi, kakek,
Parenting pada PAUD nenek, pembantu rumah tangga, dan lembaga
Situasi yang mempengaruhi perlunya terkait, meliputi: Komite, Tenaga Pendidik,
pelaksanaan program parenting terhadap orang Dikpora Kota Mataram; (c) Pengelolaan
tua dan keluarga, hasil angket program program parenting dilakukan melalui rapat
parenting meningkatkan mutu pendidikan anak koordinasi dengan musyawwarah untuk
74,62%, Orangtua melihat perkembanga mencapai mufakat; (d) Pendekatan yang
pendidikan anak melalui parenting 78,27 % digunakan oleh pengelola dalam program
Kesadaran orangtua meningkat sebagai pendidik parenting adalah pendekatan andragogi (cara-
yang utama 75,77%, Meningkatnya sikap cara pembelajaran orang dewasa), dengan
kelurga dalam melakukan kesehatan 80,19%, memusatkan perhatian pada pemahaman yang
dan Orangtua menumbuhkan kerjasama terkait dengan pendidikan anak; (e) Bentuk
terhadap penyelenggara pendidikan 72,30%. program parenting yang dilakukan pada
lembaga PAUD, antara lain: orang tua terlibat
194
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
dalam kelas anak, kelas orang tua, acara yang digunakan dalam pelakasanaan program
bersama, dan hari konsultasi; (f) Narasumber parenting masih dominan Metode Ceramah,
dalam pelaksanaan program parenting berasal tetapi juga diselingi dengan Metode Tanya
dari dalam dan luar lembaga. Dari dalam Jawab, Metode Diskusi, dan Metode
lembaga seperti guru dan kepala sekolah, Keteladanan/Didactic Character. Metode
sedangkan dari luar lembaga seperti Dokter, bermain peran/simulasi, Metode kunjungan
Tokoh masyarakat (Tuan Guru/Ustadz), PKBI lapangan, dan Metode praktek belum digunakan
(Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia), secara maksimal; (j) Media yang digunakan
Praktisi pendidikan dari Diknas Kota Mataram, oleh pengelola dalam menyampaikan informasi
praktisi IKIP Mataram, dan Psikolog. Akan kepada orang tua antara lain: Laptop, LCD
tetapi masih ada PAUD yang belum pernah screen, VCD, Audio/kaset, Alat Peraga, CD
menggunakan narasumber dari luar lembaga Interaktif, Gambar-gambar, Kartu Bergambar,
PAUD; (g) Bentuk pendampingan dilakukan Buku, Makalah, Bulletin, dan Tabloid. Namun
oleh HIMPAUDI, IKTKI, PKG, Dinas Sosial, ada satu lembaga yang belum menggunakan
BKKBN, dan Dinas Kesehatan dan IGTKI media dalam pembelajaran parenting; dan (k)
dengan cara melakukan pertemuan sekali dalam Materi yang diberikan dalam program parenting
sebulan dalam rangka membahas/berdiskusi antara lain tentang: Agama, pentingnya
tentang informasi-informasi mengenai memelihara kesehatan anak, Cara melakukan
pentingnya parenting, administrasi dan pengasuhan, Cara mendidik anak dengan tidak
peningkatan kualitas pendidik, seperti membuat berkata kasar, Cara menyaiapkan dan
alat peraga dan bagaimana menangani anak- memebrika gizi yang cukup dan seimbang bagi
anak yang bermasalah dalam belajarnya. Namun anak, Cara merawat anak, Cara melakukan
ada juga PAUD yang belum mendapatkan upaya perlindungan bagi anak, Cara melakukan
pendampingan; (h) Peran Lembaga PAUD komunikasi yang efektif dengan anak, Cara
dalam menunjang pelaksanaan program memanfaatkan limbah, Cara mengatasi
parenting antara lain: Sebagai pengaruh games pada anak, cara mengatasi anak
perantara/mediator pengelola dan orang tua, yang cepat bosan dalam belajar, dan Cara
menyediakan dana, sarana, prasarana, tempat mengatur jam istirahat anak. Berikut disajikan
dan waktu, mendatangkan narasumber sesuai hasil angket terkait dengan perencanaan
yang dibutuhkan, memberikan berbagai program parenting:
informasi ke orang tua, mengawasi dan
memberikan masukan kepada pengelola jika ada
program yang belum dilaksanakan; (i) Metode
195
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
196
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
guru untuk melakasnakan program parenting outbond bersama, bakti sosial, gotong royong,
biasanya dilakukan di awal tahun melalui rapat saat menyambut bula Ramadan, Idul Adha,
yang dihadiri oleh penyelenggara, guru dan lomba antara orang tua dan anak,dan pada saat
orang tua siswa; (c) Penyamaan persepsi ada salah satu anak yang berulang tahun,
dilakukan agar persepsi orang tua dan guru pelaksanaan acaranya dilakukan di lembaga
sama, biasanya melalui pertemuan dengan orang PAUD; (j) Hari konsultasi orang tua pada
tua di awal tahun ajaran dengan cara; Pengelola beberapa lembaga PAUD dilakukan setiap hari
menyampaikan program dan kemudian aktif sekolah,sedangkan pada beberapa lembaga
ditanggapi lalu dikoreksi dan diberi masukan PAUD lainnya hari konsultasi dilakukan sesuai
oleh orang tua; (d) Identifikasi kebutuhan dengan jadwal yang telah disepakati
belajar dilakukan melalui: First record atau sebelumnya, seperti satu bulan sekali dan tiap
semacam angket yang isinya adalah latar tiga bulan sekali. Orang tua berkonsultasi
belakang keluarga, masalah anak, masalah dengan cara menanyakan perkembangan
orang tua, Menyampaikan kepada orang tua anaknya ke guru. Adapuan materi/hal-hal yang
tentang apa saja kegiatan yang akan dilakukan, dikonsultasikan orang tua seperti masalah
dan Membagikan angket kepada orang tua di pribadi tentang pengasuhan anak, bagaimana
awal ketika mereka mengikuti program menangani anak-anak yang bermasalah, anak
parenting; (e) Penentuan tempat dan waktu yang sakit, dan anak yang tidak mau sekolah;
kegiatan parenting dilakukan secara bersama- dan (k) Kunjungan rumah yang dilakukan oleh
sama melalui rapat pada tahap awal sebelum pengelola program parenting melibatkan orang
memulai kegiatan; (f) Penyusunan program dan tua terutama jika ada salah satu siswa yang
jadwal kegiatan dilakukan secara bersama-sama sakit, jika orang tua anak tidak bisa dihubungi
antara pengelola dan orang tua siswa tentunya melalui telfon, dan dilakukan secara personal
setelah pengelola terbentuk; (g) Kegiatan oleh guru saja tidak melibatkan orang tua lain,
pertemuan orang tua dalam program parenting dengan tujuan agar orang tua yang dikunjungi
dilakukan secara rutin tiap sebulan sekali sesuai bisa lebih terbuka bercerita tentang masalah
jadwal yang telah dibuat oleh pengelola; (h) yang ia hadapi.
Keterlibatan orang tua di kelas anak pada Data hasil angket terkait dengan
program parenting dilakukan berdasarkan pelaksanaan program parenting disajikan dalam
perminataan dari guru dan dengan cara ikut gambar Diagram berikut:
mengajar sesuai tema dan profesi; (i)
Keterlibatan orang tua dalam acara bersama
seperti acara makan bersama, bermain bersama,
197
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
198
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
untuk pendidikan anak di sekolah, orang tua Diagram Hasil Program Parenting
dapat membimbing, mengawasi, dan menjadi Hasil sebaran angket diketahui bahwa
teman belajar anaknya di rumah, dan orang tua tingkat pencapaian produk pemahaman orang
aktif berkonsultasi dengan guru masalah tua terkait dengan gizi anak 80,58%,
pendidikan anak melalui SMS dan telfon, dan pemahaman orang tua terkait dengan kesehatan
orang tua mau menjadi narasumber di kelas anak 77,69%, pemahaman orang tua terkait
anak; dan (f) Meningkatnya pemahaman orang dengan perawatan anak 72,88%, pemahaman
tua tentang perlindungan anak, hal ini terlihat orang tua terkait dengan pengasuhan anak
dari: Kerelaan orang tua dalam memperbanyak 76,73%, pemahaman orang tua terkait dengan
waktu bersama dengan anak, Orang tua semakin pendidikan anak 75,58%, pemahaman orang tua
proteks terhadap anaknya, Orang tua dapat terkait dengan perlindungan anak 82,50%.
199
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 18, No. 3 Desember 2016
Perlindungan Anak RI Nomor 13 Tahun 2010 konsultasi, dan kunjungan rumah; Keempat,
Tentang “Petunjuk Teknis Kabupaten/Kota Hasil pelaksanaan program parenting pada
Layak Anak di Desa/Kelurahan”; (2) Pada sebagian besar lembaga PAUD menunjukkan
sebagian besar lembaga PAUD partisipasi orang bahwa pemahaman orang tua semakin baik
tua terhadap pendidikan anak masih rendah, dan mengenai gizi, kesehatan, perawatan,
antara orang tua dengan guru perlu terjalin pengasuhan yang bermutu, penddidikan yang
semacam kerjasama kedua belah pihak; Kedua, baik, dan perlindungan.
Pelaksanaan pogram parenting pada lembaga
PAUD secara umum telah memenuhi syarat REKOMENDASI
sesuai yang digariskan pada buku petujuk Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan
teknis, di mana dalam pelaksanaan program program parenting pada 12 lembaga PAUD di
parenting dilakukan beberapa tahapan, yakni Kota Mataram, dapat dikemukakakn beberapa
menetapkan tujuan, menetapkan sasaran, rekomendasi sebagai berikut: (1) Perlu
menetapkan bentuk pengelolaan program, menghadirkan narasumber dari luar dengan
menetapkan bentuk pendekatan yang akan cara menjalin hubungan kerja sama dengan
digunakan, menetapkan bentuk program, Dinas Dikpoda dan lembaga terkait lainnya; (2)
menyiapkan narasumber, bersedia menerima Perlu kiranya instansi terkait memeperhatikan
pendampingan dari lembaga terkait, lembaga tersebut, terutama oleh dinas Dikpora;
mengoptimalkan peran lembaga PAUD dalam (3) Perlu diperhatikan lagi oleh lembaga PAUD
menunjang pelaksanaan program, menyiapkan yang melaksanakan program parenting, karena
metode, media dan materi yang akan diberikan semakin variatif metode yang digunakan akan
dalam program; Ketiga, Pelaksanaan program semakin banyak pengalaman belajar yang
parenting pada lembaga PAUD telah dilakukan diperoleh oleh peserta program; (4) Perlu
sesuai buku pedoman, yakni; terlebih dahulu dipersiapkan sejumlah media sehingga materi
melakukan sosialisasi kepada orang tua, parenting dapat diterima orang tua dengan
pembentukan pengelola program, melakukan maksimal; (5) Pengelola parenting pada
penyamaan persepsi, melakukan identifikasi lembaga PAUD harus melakukan penyamaan
kebutuhan belajar, membuat kesepakatan persepsi untuk efesiensi dan efektifitas
dengan orang tua terkait dengan tempat dan keberhasilan program; (6) Upaya identifikasi
waktu kegiatan, menyusun program dan jadwal kebutuhan belajar bagi orang tua masih perlu
kegiatan, terlaksananya pertemuan orang tua, dilakukan pada bebrapa PAUD yang
orang tua terlibat dalam beberapa hal seperti: melaksanakan program parenting, supaya apa
kelas orang tua-anak, acara bersama, hari yang direncanakan oleh pengelola dapat
200
Maimun, Evalulasi Program Parenting Pada …
DAFTAR RUJUKAN
201