Anda di halaman 1dari 12

MEMBELAJARKAN ANAK USIA DINI

MELALUI BERMAIN

Ngatiyo
(Pendidikan Dasar, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak)

Abstrak: Bermain adalah dunia kerja anak usia prasekolah dan


menjadi hak setiap anak, tanpa dibatasi usia. Melalui bermain,
anak dapat memetik manfaat bagi perkembangan aspek fisik-
motorik, kecerdasan dan sosial emosional. Ketiga aspek ini saling
menunjang satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan. Bila salah
satu aspek tidak diberikan kesempatan untuk berkembang, akan
terjadi ketimpangan. Pada usia inilah anak mampu menyerap
informasi yang sangat tinggi sekaligus untuk pengembangan
intelegensi permanen.

Kata kunci: Anak Usia Dini, bermain

Pendahuluan kognitif yang memfungsikan belahan


Pendidikan anak usia dini otak kiri. Sementara fungsi belahan
merupakan kunci utama sukses otak kanan mendapat porsi 10% saja.
tidaknya sebuah program pendidikan Padahal anak usia dini
nasional suatu bangsa. Masa kecil adalah anak yang dalam proses
merupakan fase terpenting bagi mendapatkan ilmu yaitu dengan cara
perkembangan intelektualitas bermain. Bermain adalah dunia kerja
maupun perkembangan emosional anak usia prasekolah dan menjadi
anak. Anak mulai belajar tidak hanya hak setiap anak untuk bermainr tanpa
ketika ia baru lahir, tetapi sejak masa dibatasi usia. Melalui bermain, anak
kehamilan sang ibu. Usia anak balita dapat memetik manfaat bagi
adalah usia ''pertumbuhan''. Dalam perkembangan aspek fisik-motorik,
usia ini, banyak hal yang akan kecerdasan, dan social-emosional
terjadi. Panca indera anak akan cepat Golden Period atau periode
''menyera'' apa yang ia lihat, ia keemasan terjadi pada usia dini (0-5
dengar, dan ia rasakan. Dalam usia tahun). Usia ini merupakan usia yang
ini pula anak berusaha ''meniru '' sangat menentukan khususnya dalam
kontak komunikasi. Oleh karena itu pembentukan karakter dan
tugas kita orang tua untuk kepribadian seorang anak. Pada usia
menuntunnya ke arah yang positif. inilah anak mampu menyerap
Tetapi kenyataan yang terjadi pada informasi yang sangat tinggi
saat ini adalah setiap orangtua dan sekaligus untuk pengembangan
pendidik berlomba-lomba intelegensi permanen dirinya.
menjadikan anak-anak mereka Tulisan ini mengetengahkan bahasan
menjadi anak-anak yang super mengenai pentingnya pendidikan
(Superkids). Kurikulum pun dikemas anak usia dini, bagaimana cara
dengan muatan 90 % bermuatan belajar anak usia dini, prinsip-prinsip

161
162 Jurnal Cakrawala Kependidikan Vol. 6. No.2. September 2008:112 - 207

pembelajaran anak usia dini, dan Oleh karena itu, tugas kita sebagai
landasan pembelajaran anak usia orang tua adalah menuntunnya ke
dini. arah yang positif.

A. Pentingnya Pendidikan bagi Kesadaran akan pentingnya


Anak Usia Dini PAUD cukup tinggi di negara maju,
sedangkan pada sepuluh tahun yang
Pendidikan anak usia dini lalu, dan hingga pada saat ini,
merupakan kunci utama sukses masyarakat Indonesia belum banyak
tidaknya sebuah program pendidikan yang menyadari akan pentingnya
nasional suatu bangsa. Penelitian di pendidikan pada usia dini. Menurut
bidang neurologi menyebutkan Martin Luther(1483-1546), tujuan
selama tahun-tahun pertama, otak utama sekolah adalah mengajarkan
bayi berkembang pesat dengan agama, dan keluarga merupakan
menghasilkan neuron yang institusi penting dalam pendidikan
banyaknya melebihi kebutuhan. anak. Pemikiran Martin Luther ini
Dosis rangsangan yang tepat dan sejalan dengan tujuan madrasah
seimbang akan mampu melipat- (sekolah Islam) yaitu pendidikan
gandakan kemampuan otak 5 hingga agama Islam, di mana ilmu
10 kali kemampuan sebelumnya. pengetahuan dan teknologi
merupakan bagian integral dari
Keberhasilan anak usia dini agama Islam. Dengan demikian,
merupakan landasan bagi pendidikan di madrasah akan
keberhasilan pendidikan pada menghasil kan ulul-albaab (QS. 3:
jenjang berikutnya. Usia dini 190 - 191),
merupakan "usia emas" bagi
seseorang. Artinya, bila seseorang yaitu penguasaan iptek yang dapat
pada masa itu mendapat pendidikan digunakan dalam kehidupan dengan
yang tepat, ia memperoleh kesiapan ahlak mulia, berdampak rahmatan lil
belajar yang baik yang merupakan ‘alamin, yang dijanjikan Allah akan
salah satu kunci utama bagi ditingkatkan derajatnya (QS. 58: 11).
keberhasilan belajarnya pada jenjang Jean Jacques Rousseau (1712-1718)
berikutnya. menggambarkan cara pendidikan
anak sejak lahir hingga remaja.
Usia anak balita adalah usia Menurut Rousseau: "Tuhan
''pertumbuhan''. Dalam usia ini menciptakan segalanya dengan baik;
banyak hal yang akan terjadi. Panca adanya campur tangan manusia
indera anak akan cepat ''menyerap'' menjadikannya jahat (God make
apa yang ia lihat, ia dengar, dan ia every things good; man meddleswith
rasakan. Dalam usia ini pula anak them and they become evil).
berusaha ''meniru'' kontak Rousseau menyarankan "kembali ke
komunikasi. Ilmu pengetahuan alam" atau "back to nature", dan
pedagogi anak-anak menjelaskan pendekatan yang bersifat alamiah
bahwa pada usia ini balita akan dalam pendidikan anak yaitu
banyak menerima masukkan, baik naturalisme. Naturalisme berarti,
yang positif maupun yang negatif. pendidikan akan diperoleh dari alam,
manusia, atau benda, bersifat Menurut Froebel, guru
alamiah sehingga memacu bertang gung jawab dalam
berkembangnya mutu, seperti membimbing dan mengarahkan, agar
kebahagiaan, sportivitas, dan rasa anak menjadi kreatif, dengan
ingin tahu. Dalam praktiknya, kurikulum terencana dan sistematis.
naturalisme menolak pakaian Guru adalah manajer kelas yang
seragam (dress code), standarisasi bertanggung jawab dalam
keterampilan dasar yang minimum, merencanakan, mengorganisasikan,
dan sangat mendorong kebebasan memotivasi, membimbing,
anak dalam belajar. Anak dibekali mengawasi, dan mengevaluasi proses
potensi bawaan (QS. 16: 78) yaitu ataupun hasil belajar. Tanpa program
potensi indrawi (psikomotorik), IQ, yang sistematis, penyelenggaraan
EQ dan SQ. Semua manusia perlu PAUD bisa memba hayakan anak.
mensyukuri pembekalan dari Allah
SWT, dengan mengaktualisasi Teori John Dewey (1859-
kannya menjadi kompetensi. Johan 1952) tentang sekolah adalah
Heindrich Pestalozzi (1746 - 1827) "Progressivism" yang lebih
sangat terkesan terhadap back to menekankan pada anak didik dan
nature. Ia mengintegrasikan minatnya daripada mata pelajarannya
kehidupan rumah, pendidikan sendiri. Maka muncullah "Child
vokasional dan pendidikan baca tulis. Centered Curiculum", dan "Child
Pestalozzi yakin segala bentuk Centered School". Progresivisme
pendidikan adalah melalui panca mempersiapkan anak masa kini
indra, dan melalui pengalamannya dibanding masa depan yang belum
potensi dapat dikembangkan. jelas, seperti yang diungkapkan
Dewey dalam bukunya "My
Belajar yang terbaik adalah Pedagogical Creed", bahwa
mengenal beberapa konsep dengan pendidikan adalah proses dari
panca indra. Ibu adalah seorang kehidupan dan bukan persiapan masa
pahlawan dalam dunia pendidikan, yang akan datang. Aplikasi ide
yang dilakukannya sejak awal Dewey, anak-anak banyak
kehidupan anak. Frederich Wilhelm berpartisipasi dalam kegiatan fisik,
Froebel (1782-1852) menciptakan baru peminatan. Bandingkan
Kindergarten atau taman kanak- pendapat Dewey tersebut dengan
kanak. Oleh karena itu, ia dijadikan sabda Rasulullah SAW "didiklah
sebagai "bapak PAUD". Pandangan anak-anakmu untuk zamannya yang
Froebel terhadap pendidikan bukan zamanmu".
dikaitkan dengan hubungan individu,
tuhan, dan alam. Ia menggunakan B. Cara Membelajarkan Anak
taman atau kebun milik anak di Usia Dini
Blankenburg Jerman, sebagai milik
anak. Bermain merupakan metode Dunia anak adalah dunia
pendidikan anak dalam "meniru" bermain. Pendidikan Anak Usia Dini
kehidupan orang dewasa dengan harus bertitik tolak dari kaidah ini.
wajar. Pembelajaran anak usia dini harus
dibedakan dengan pembelajaran anak
164 Jurnal Cakrawala Kependidikan Vol. 6. No.2. September 2008:112 - 207

usia sekolah dasar. Nuansa bermain Keempat, untuk mengembangkan


tak boleh hilang dari model kemampuan berbahasa seperti
pembelajaran anak usia dini. mendengar, berbicara, membaca,
menulis, dan menyimak. Untuk
Alat permainan edukatif meningkatkan kecerdasan berbahasa
dapat menjadi pilihan cerdas ini dapat dipergunakan kumpulan
perpustakaan untuk membuat anak- gambar binatang, gambar tumbuhan,
anak betah bermain di ruang layanan gambar pemandangan alam, gambar
anak. Penggunaan alat permainan panca indera, gambar anatomi
edukatif ini memiliki beberapa tubuh, gambar huruf, gambar angka,
manfaat berikut. dan cerita bergambar.

Pertama, untuk membantu Maria Montessori (1870 -


perkembang an emosi sosial anak. 1952) sebagai seorang dokter dan
Balok bangunan, aneka macam antropolog wanita Italy yang
mozaik, puzel lantai, dan papan pertama, ia berminat terhadap
permainan menurut para ahli sangat pendidikan anak terbelakang, yang
bermanfaat bagi anak untuk belajar ternyata metodenya dapat digunakan
menguasai emosi sosialnya. pada anak normal. Tahun 1907 ia
Kedua, untuk mengembangkan mendirikan sekolah "Dei Bambini"
kemam puan motorik halus seorang atau rumah anak di daerah kumuh di
anak. Dalam hal ini dapat digunakan Roma. Metode Montessori adalah
lilin, bikar, papan tulis, kertas, alat pengembangan kecakapan indrawi
tulis, alat pasang memasang, kerikil, untuk menguasai iptek untuk
dan gunting. Penggunaan alat diorganisasikan dalam pikirannya,
permainan ini sangat penting untuk dengan menggunakan peralatan yang
meningkatkan koordinasi antara mata didesain khusus. Belajar membaca
dan tangan. Ini bertujuan agar anak dan menulis diajarkan bersamaan.
dapat membuat garis lurus Montessori berpendapat anak usia 2 -
horizontal, garis lurus vertikal, garis 6 tahun paling cepat untuk belajar
miring kanan, garis miring kiri, garis membaca dan menulis. Kritik
lengkung, maupun lingkaran. terhadap Montessori adalah karena
Ketiga, untuk mengembangkan kurang menekankan pada
kemam puan motorik kasar seorang perkembangan bahasa dan sosial,
anak, yaitu kemampuan kreatifitas, musik, dan seni.
menggunakan otot besar. Arena
mandi bola (melempar dan Jean Piaget (1896 - 1980)
menagkap bola), titian bambu ilmuwan Swiss tertarik pada ilmu
(meniti sambil melihat lurus ke pengetahuan proses belajar dan
depan), perosotan, ayunan, dan berpikir, meskipun ia sendiri ahli
lompat tali merupakan kegiatan dalam biologi. Menurut Piaget, ada
permainan yang dapat menggerakkan tiga cara anak mengetahui sesuatu,
bagian-bagian tubuh dengan tangkas yaitu 1) melalui interaksi social, 2)
dan tegas. melalui interaksi dengan lingkungan
dan pengetahuan fisik, dan 3) Logica
Mathematical, melalui konstruksi
mental. Teori perkembangan Konitif e) Waktu: jam, kalender, dsb.
Piaget menyatakan ada tiga tahapan
perkembangan kognitif anak, yaitu: Program PAUD, Day Care atau
TPA (Taman Penitipan Anak) yang
1). Tahap sensori motorik (usia 0 - 2 berfungsi sebagai pelengkap
tahun) anak mendapatkan pengasuhan orang tua. TPA
pengala man dari tubuh dan dirancang khusus dengan program
indranya. dan sarananya, untuk membantu
pengasuhan anak selama ibunya
2). Tahap praoperasional. Anak bekerja. Pengasuhan dilakukan
berusaha menguasai simbol- dalam bentuk peningkatan gizi,
simbol, (kata-kata) dan mampu pengembangan intelektual,
mengungkapkan pengalamannya, emosional dan sosial anak. TPA di
meskipun tidak logis (pra-logis). Indonesia sudah berkembang dalam
Pada saat ini anak bersifat ego bentuk: TPA perkantoran, TPA
centris, melihat sesuatu dari perumahan, TPA industri, TPA
dirinya (perception centration), perkebunan, TPA pasar. Sekarang
yaitu melihat sesuatu dari satu banyak bermunculan TPA keluarga,
ciri, sedangkan ciri lainnya yang diselenggarakan di rumah-
diabaikan. rumah. Pusat pengembangan anak
yang terintegrasi yang memberikan
3). Tahap operasional kongkrit. Pada pelayanan perbaikan gizi dan
tahap ini anak memahami dan kesehatan dengan tujuan peningkatan
berpikir yang bersifat kongkrit kualitas hidup anak. Di Indonesia
belum abstrak. dikenal dengan nama Posyandu (pos
pelayanan terpadu) yang
Katz dan Chard (1989) yang memberikan pelayanan makanan
dikutip oleh Soemiarti Patmonodewo bergizi, imunisasi, penimbangan
(2003) menetapkan kriteria untuk berat badan anak, layanan kesehatan
memilih tema yaitu: ada oleh dokter, pemeriksaan kesehatan
keterkaitannya, kesempatan untuk keluarga berencana. Pelatih dan
menerapkan keterampilan, pelaksana semuanya relawan yang
kemungkinan adanya sumber, dan sebelumnya mendapat pelatihan.
minat guru. Bahan-bahan untuk Pendidikan Ibu dan Anak yang
mengembangkan tema antara lain: menjadi tujuan adalah pendidikan
ibu yang memiliki balita, dalam hal
a) Linkungan anak seperti: rumah, pendidikan dan pengasuhan anak.
keluarga, sekolah, permainan, Pola pendidikan seperti ini
diri sendiri. berkembang menjadi HIPPY (Home
b) Lingkungan: kebun, alat Instruction Programme for
transport tasi, pasar, toko, Preschool Youngster) di Israel.
museum. Pendidikan orang dewasa dengan
c) Peristiwa: 17 Agustus, hari Ibu, pendekatan kelompok juga
upacara perkawinan. dilaksanakan oleh Indonesia, Cina,
d) Tempat: Jalan raya, sungai, Jamaica, dan Kolumbia. Di
tempat bersejarah Indonesia dikenal dengan program
166 Jurnal Cakrawala Kependidikan Vol. 6. No.2. September 2008:112 - 207

Bina Keluarga Balita, yang exploration and discovery, tidak


dikoordinasikan oleh Meneg Urusan hanya duduk dengan kertas diatas
Peranan Wanita dan BKKBN dengan meja.
bantuan UNICEF, yang dilaksanakan  Anak belajar melalui alat
sejak 1980. Program Melalui permainan.
media.Media yang digunakan bisa  Anak belajar menyukai buku dan
media cetak, TV, Radio, dan bahasa melalui kegiatan bercerita
Internet. Tahun 1980 Venezuela dengan bahasanya sendiri.
program dengan media dikenal  Anak melakukan kegiatan sehari-
sebagai "Project to Familia", dengan hari melatih motorik kasar dan
tujuan untuk meningkatkan halus, dengan berlari, melompat,
kecerdasan anak sejak lahir hingga melambung bola, menjahit, kartu,
usia 6 tahun, yang diberikan kepada bermain dengan lilin,
Ibu. Program melalui TV saat ini  Anak berlatih mengembangkan
bisa mengangkat jauh ke pelosok logika matematika, dengan
desa. bermain pasir, unit balok, alat
bantu hitung, .
"Head Start" di Amerika  Anak berlatih mengembangkan
Tujuan "Head Start" adalah untuk rasa ingin tahu tentang alam,
memerangi kemiskinan, dengan cara melalui pengamatan percobaan
membantu anak-anak untuk memper dan menarik kesimpulan.
siapkan mereka memasuki sekolah.  Anak mengenal berbagai irama
Head Start memberikan sarana musik dan alatnya.
pendidikan, sosial, kesehatan, gigi,  Anak berlatih menyukai seni.
gizi dan kesehatan mental anak-anak
yang berasal dari keluarga miskin. Semua kegiatan TK dirancang
Taman Kanak-kanak atau untuk mengembangkan self image
Kindergarten TK merupakan buah yang positif, serta sikap baik pada
pikiran Froebel dari Jerman, melalui teman dan sekolah; dengan bermain
konsep belajar melalui bermain yang sebagai media belajar. Beberapa
berdasarkan minat anak, dimana Model Penyelengga raan TK
anak sebagai pusat (child centered). Pengasuhan bagi anak-anak dapat
Pola belajar sebelumnya adalah dilakukan secara home based atau
teacher centered seperti yang center based.
dilaksanakan di Amerika dengan
menitikberatkan pada mata pelajaran. Kami dan Devries (1979)
The Nebraska Department of menyatakan bahwa pendidikan harus
Education di Amerika memberikan bertujuan jangka panjang, suatu
saran tentang bentuk TK yang baik perkembangan dari seluruh
yaitu: kepribadian, intelektual dan moral.
Piaget menyatakan bahwa tujuan
 Ada kerjasama sekolah dan orang pendidikan adalah menyiapkan
tua dalam memberi pengalaman manusia yang mampu membuat
belajar bagi anak. sesuatu yang baru, kreatif, berdaya
 Pengalaman anak hendaknya cipta, nalar dengan baik, kritis, dan
dirancang untuk terjadi
bukan hanya mengulangi dan meniru memberi kesempatan kepada anak
sesuatu yang telah terjadi dahulu. untuk berinteraksi dengan teman dan
Bermain Sebagai Proses Belajar lingkungannya merupakan hal yang
merupakan proses pembelajaran di diutamakan. Selain itu, karena anak
TK, yang berupa bermain bebas, merupakan individu yang unik dan
bermain dengan bimbingan dan sangat variatif, unsur variasi
bermain yang diarahkan. Bentuk- individu dan minat anak juga perlu
bentuk bermain antara lain bermain diperhatikan.
sosial, bermain dengan benda dan
bermain sosio dramatis. Bermain C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
sosial terdiri dari bermain seorang Anak Usia Dini
diri (solitary play), bermain dimana Proses pembelajaran yang akan
anak hanya sebagai penonton dilakukan terhadap anak usia dini
(onlooker play), bermain paralel harus memenuhi prinsip-prinsip
(parallel play), bermain asosiatif pembelajaran sebagai berikut:
(associative play) dan bermain 1. Berangkat dari yang dimiliki
kooperatif (cooperative play). anak. Setiap anak membawa segala
pengetahuan yang telah dimilikinya
Orang tua merupakan guru yang terhadap pengalaman-pengalaman
pertama bagi anak-anaknya. Apabila barunya. Jika suatu pengalaman
ada kerjasama antara orang tua dan belajar tidak memberikan
anak akan menghasilkan: a) kesempatan kepada anak untuk
peningkatan konsep diri pada orang menciptakan pengetahuan baru,
tua dan anak, b) peningkatan pembelajaran itu akan
motivasi belajar, dan c) peningkatan membosankan. Pengalaman belajar
hasil belajar. Keterlibatan orang tua, hendaknya mengandung sebagian
ada tiga kemungkinan, yaitu: a) unsur yang sudah dikenal oleh anak
orientasi pada tugas, b) orientasi dan sebagian lainnya merupakan
pada proses, dan c) orientasi pada pengalaman yang baru.
perkembangan. 2. Belajar harus menantang pema
Komunikasi antara sekolah haman anak. Untuk memastikan
dengan orang tua bisa bersifat terjadinya pengembangan pada anak,
komunikasi resmi atau tidak resmi, aktivitas pembelajaran yang
kunjungan ke rumah, pertemuan dirancang harus menantang anak
orang tua, dan laporan berkala. Pada untuk mengembangkan pemahaman
hakikatnya anak belajar sambil sesuai dengan apa yang dialaminya.
bermain. Oleh karena itu, Bila anak mampu menyelesaikan
pembelajaran pada pada anak usia tantangan pertama, anak diberi
dini pada dasarnya adalah bermain. tantangan berikutnya yang lebih sulit
Sesuai dengan karakteristik anak usia dari pertama. Jika anak tidak
dini yang bersifat aktif dalam dirangsang dengan tantangan
melakukan berbagai ekplorasi berikutnya, selain anak bosan akan
terhadap lingkungannya, aktivitas tetapi pemahaman anak tidak akan
bermain merupakan bagian dari berkembang dengan optimal.
proses pembelajaran. Aktivitas 3. Belajar dilakukan sambil
bermain (playul activity) yang bermain. Belajar melalui bermain
168 Jurnal Cakrawala Kependidikan Vol. 6. No.2. September 2008:112 - 207

dapat memberi kesempatan bagi keterampilan hidup (life skill) sesuai


anak untuk bereksplorasi, dengan kemampuan anak. Dengan
menemukan, mengekpre sikan demikian, anak diajari untuk
perasaan, berkreasi, dan belajar memiliki kemandirian dan rasa
secara menyenangkan. Bermain juga tanggung jawab terhadap dirinya.
dapat membantu anak mengenal diri Misalnya mampu memakai sepatu,
sendiri, dengan siapa ia hidup, dan di menyisir rambut, dan makan dan
lingkungan mana ia hidup. Bermain minum sendiri.
merupakan sarana belajar, muncul 7. Belajar sambil melakukan.
dari dalam diri anak, bebas dan Student Active Learning adalah salah
terbebas dari aturan yang mengikat, satu bentuk pembelajaran yang
aktivitas nyata atau sesungguhnya, diilhami oleh John Dewey (learning
berfokus pada proses daripada hasil, by doing) dan diteruskan oleh
harus didominasi oleh pemain, serta Killpatrik dengan pengajaran proyek.
melibatkan peran aktif dari pemain. Pembelajaran proyek sangat
4. Menggunakan alam sebagai sarana memberikan kesempatan pada anak
pembelajaran. Alam merupakan untuk aktif, mau bekerja dan secara
sarana yang tak terbatas bagi anak produktif, dan menemukan berbagai
untuk bereksplorasi dan berinteraksi pengetahuan baru.
dalam membangun pengetahuannya.
Robin Dranath Tagore menggunakan D. Landasan Pembelajaran Anak
model pembelajarannya hampir 90 % Usia Dini
kegiatannya dilakukan dengan Proses pembelajaran pada
berinteraksi dengan alam. Anak anak usia dini pada umumnya
diajari dapat membangun ikatan dilandasi oleh dua teori belajar, yaitu
emosional di antara teman-temannya, (1) behaviorisme, dan (2)
menciptakan kesenangan belajar, konstruktivisme. Kedua aliran teori
menjalin hubungan serta tersebut memiliki karakteristik yang
memengaruhi memori dan ingatan berbeda satu dengan lainnya. Aliran
yang cukup lama akan bahan-bahan behaviorisme menekankan pada hasil
yang dipelajari. dari proses belajar, dan aliran
5.Belajar dilakukan melalui konstrukvisme menekankan pada
sensorinya. Anak memperoleh proses belajar.
pengeta huan melalui sensori atau 1. Teori Belajar Behaviorisme.
indrawinya yaitu: peraba, pencium, Menurut Conny (2002)
pendengar, penglihat, dan perasa. Behaviorisme adalah aliran psikologi
Setiap sensori anak akan merespon yang memandang bahwa manusia
stimulan atau rangsangan yang belajar dipengaruhi oleh lingkungan.
diterima. Oleh karenanya, Belajar menurut teori ini merupakan
pembelajaran hendaknya perubahan perilaku yang terjadi
memberikan stimulasi yang dapat melalui proses stimulus dan respon
merangsang setiap sendori yang yang bersifat mekanis.
dimiliki anak. Oleh karena itu, lingkungan yang
6. Belajar membekali keterampilan sistematis, teratur dan terencana
hidup. Belajar harus dapat dapat memberikan pengaruh
membekali anak untuk memiliki (stimulus) yang baik sehingga
manusia bereaksi terhadap stimulus menemukan satu jawaban yang benar
tersebut dan memberikan respon dari suatu persoalan. Metode ini
yang sesuai. Ahli yang menganut melatih anak bekerjasama,
faham ini antara lain Thorndike, bertanggungjawab.
Watson, Pavlop dan Skinner.
5. Kelompok Besar (Big Team)
2. Teori Belajar Konstruktivisme Metode ini menggunakan kelompok
Ilmu pengetahuan dibangun dalam besar, yaitu satu kelas penuh untuk
diri seorang individu melalui proses membuat sesuatu. Misalnya untuk
interaksi yang berkesinambungan mendirikan tenda yang besar di
dengan lingkungan. Dalam dalam kelas, semua anak memegang
praktiknya, teori ini antara lain peran, guru bertugas memberi aba-
terwujud dalam “tahap-tahap aba. Anak biasanya amat puas
perkembangan” yang dikemukanan setelah sesuatu berhasil dikerjakan
oleh Jean Piaget dengan belajar bersama-sama.
bermakna “dan “belajar penemuan
secara bebas” oleh Jerome Bruner. 6.Kunjungan
Anak sangat senang melihat
3. Show and Tell. langsung berbagai kenyataan yang
Metode ini baik digunakan untuk ada di masyarakat melalui
mengungkapkan kemampuan, kunjungan. Kegiatan kunjungan
perasaan, dan keinginan anak untuk memberi gambaran bagi anak akan
bercerita apa saja yang ingin dunia kerja, dunia orang dewasa
diungkapkannya. Saat anak bercerita sehingga mendorong anak untuk
guru dapat melakukan asesmen mengembangkan cita-cita. Banyak
untuk mengetahui perkembangan orang menjadi pilot karena diajak
anak tersebut Biasanya banyak anak orangtuanya melihat pameran
mengungkapkan perasaannya dirgantara, mengunjungi museum
melalui metode ini. pesawat terbang, atau karena diajak
naik pesawat terbang. Berbagai
4.Small Project Metode ini melatih kegiatan kunjungan seperti ke
anak bertanggung jawab untuk Museum Perjuangan, Museum
mengerjakan proyeknya. Proyek Dirgantara, Perpustakaan,
merupakan kegiatan investigasi dan Kepolisian, Dinas Pemadam
penemuan dari suatu topik yang kebakaran memberi inspirasi anak
memiliki nilai penting bagi anak untuk mengembangkan cita-citanya
(Katz, 2004). Investigasi ini biasanya (learning to be), misalnya untuk
dikerjakan dalam kelompok kecil 3-4 menjadi Polisi, TNI, Pemadam
orang atau secara individual. Setiap Kebakaran, Pilot, dan sebagainya.
kelompok diberi proyek kecil, Kunjungan merupakan hal yang
misalnya menemukan berbagai jenis menyenangkan bagi anak. Museum
daun yang khas di daerahnya dan dirgantara merupakan salah satu
mengecapnya dengan berbagai warna tempat yang disukai anak. Anak
di sehelai kertas manila. Jadi proyek dapat naik pesawat, menggambar
merupakan kegiatan investigasi dan pesawat, dan mendengarkan cerita
penemuan, bukan semata-mata untuk
170 Jurnal Cakrawala Kependidikan Vol. 6. No.2. September 2008:112 - 207

tentang pilot. Siapa tahu akan banyak potensial untuk mendidik anak, dan
anak yang bercita-cita jadi pilot. oleh karenanya guru anak usia dini
sebaiknya pandai bercerita.
7.Permainan
Permainan yang menarik dan tidak Penutup
banyak aturan pada umumnya Tujuan pendidikan anak usia
disukai anak-anak. Guru dapat prasekolah (anak usia dini) berbeda
menggunakan permainan untuk dari pendidikan anak usia sekolah
membelajarkan anak. Caranya, guru dasar awal. Kalau pendidikan bagi
mengajarkan permainan tersebut anak usia prasekolah bertujuan
kepada anak. Setelah anak mampu mengoptimalkan tumbuh kembang
memainkannya, guru menambahkan anak, konsep pendidikan di awal
muatan edukatif pada permainan sekolah dasar bertujuan
tersebut, sehingga secara tidak mengarahkan anak agar dapat
langsung anak belajar. Berbagai jenis mengikuti tahapan-tahapan
permainan, seperti Gobag so dor (go pendidikan sesuai jenjangnya. Selain
back to door), suda-manda, dan tentu, saja untuk mengembangkan
petak-umpet. Bermain peran amat berbagai kemampuan, pengetahuan,
potensial untuk membelajarkan anak. dan keterampilan guna
Membelajarkan anak menggunakan mengoptimalkan kecerdasannya.
esensi bermain dikenal dengan
bermain sambil belajar. Proses pembelajaran pun harus
sesuai dengan konsep pendidikan
8.Bercerita anak usia dini. Mengajarkan konsep
Bercerita merupakan salah satu membaca dan berhitung, contohnya,
metode untuk mendidik anak. haruslah dengan cara yang menarik
Berbagai nilai-nilai moral, dan bisa dinikmati anak. Yang tidak
pengetahuan, dan sejarah dapat kalah penting, selama proses belajar,
disampaikan dengan baik melalui jadikan anak sebagai pusatnya dan
cerita. Cerita ilmiah maupun fiksi bukannya guru yang mendominasi
yang disukai anak-anak dapat kelas.
digunakan untuk menyampaikan
pengetahuan. Cerita dengan tokoh Sementara pendidikan anak usia
yang baik, kharismatik, dan heroik dini yang diberikan dalam keluarga
menjadi alat untuk mengembangkan juga harus berpijak pada konsep
sikap yang baik kepada anak-anak. PAUD. Artinya, pola asuh yang
Sebaliknya tokoh yang jelek, jahat, diterapkan orang tua hendaknya
dan kejam mendidik anak untuk cukup memberi kebebasan kepada
tidak berperilaku seperti itu karena anak untuk mengembangkan aneka
pada umumnya tokoh jahat di akhir keterampilan dan kemandiriannya.
cerita akan kalah dan sengsara. Ingat, porsi waktu terbesar yang
Cerita tentang Kepahlawanan, dimiliki anak adalah bersama
heroisme, dan pemikiran yang cerdas keluarganya dan bukan di sekolah.
dari para Pahlawan dapat mendidik
anak agar kelak memiliki jiwa
kepahlawanan. Jadi cerita amat
DAFTAR PUSAKA Dini Berbasis Perpustakaan
(Online)
Andy Maarif, 24 June 2007,
Pentingnya Pendidikan Anak (http://www.wedangjae.com.
Usia Dini (Online) Diakses 14 Maret 2008)
(http://andymaarif.blogspot.c
o. Diakses 14 Maret 2008) Tabloid Aura, 10 January 2008,
Mengenali jenis Kecerdasan
Faizah, Dewi,Utama, 7 Desember dan Gaya Pembelajaran
2006, Anak-anak Karbitan. (On Anak (Online)
Line), (http://www.duniaguru.com.
Diakses 14 Maret 2008)
(http://untoro.wordpress.co
m.Diakses 14 Maret 2008)
Yayasan Kesejahteraan Anak
Gugum, Juni 28th, 2007, Pendidikan Indonesia,1999, Masyarakat
Anak Usia Dini (Online) Belum Sadari Pentingnya
(http://www.kolomkita.com. Pendidikan bagi Anak Usia
Diakses 14 Maret 2008) Dini (Online)
Isjoni, 2006, Model Pembelajaran (http://anak.i2.co.id. Diakses
yang Efektif (Online) 14 Maret 2008)
(http://www.isjoni.net/web.
Realistik Pokok Bahasan Pecahan di
Diakses 14 Maret 2008)
SD Muhammadyah 4 Surabaya:
Kurniasih, Deden, Oktober 28, 2007, Thesis S2 UNESA, Surabaya
Pendidikan Anak Usia Dini
di Awal Sekolah Dasar Gravenmeijer, K (1994) Developing
(Online) Realistik Mathematics Educa
(http://ummusyauqy.wordpre tion. Ultrecht Freudental Institut.
ss. com. Diakses 14 Maret M, Fauziah (2000). Kemampuan
2008) Mahasiswa D-II PGSD Dalam
Pengajuan Soal cerita
Ngatiyo. 2007. “Optimalisasi Perkem Pembagian, Thesis Pascasar-
bangan Anak Usia Dini”. jana, Pendidikan Matematika,
Guru Membangun. Edisi Juli UNESA, Surabaya.
Vol. 19 No. 2, hal. 46 – 57.
N CTM (1989). Curriculum and
Evaluation Standard for School
Ruslan, 31 Mei 2007. Pendidikan
Mathematics, Reston,VA.
Usia Dini yang Baik
Landasan Keberhasilan Silver,E.A, Mamona-
Pendidikan Masa Depan. Downs,J,Leung, SS, &
(Online). Kenney,P.A (1996). Posing
(http//www.geogle co Mathematical Prob lems, An
id.Diakses 6 Maret 2008). Exploratory Study, Journal for
Reseach in Mathematics
Saputro, Febriyanto, Romi , 29 May Education,27, 293 - 309.
2006, Pendidikan Anak Usia
172 Jurnal Cakrawala Kependidikan Vol. 6. No.2. September 2008:112 - 207

Slavin, RE (1994), Educational


Psychologiy Theory and
Practice.Boston,Allyn and
Bacon.

Anda mungkin juga menyukai