Anda di halaman 1dari 15

PEMBERIAN PSIKOEDUKSI “MENJADI ORANG TUA CERDAS DENGAN

DIGITAL PARENTING” KEPADA WARGA PERUMAHAN KRATON


INDAH KOTA PASURUAN

PENGABDIAN MASYARAKAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang
dibimbing oleh ibu Dwi Nikmah Puspitasari, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Oleh

Azzahra Fancika Putri Kurniawan 200811440985

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................. i
LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN ………………………………………………..3
A. Identitas Penyuluhan …………………………………………………………..3
B. Metode dan Media ……………………………………………………………..3
C. Susunan Acara …………………………………………………………………3
D. Kriteria Evaluasi ……………………………………………………………….3
E. Lampiran Materi ……………………………………………………………….4
F. Hasil Psikoedukasi ……………………………………………………………..6
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..7
Lampiran 1 …………………………………………………………………………..8
Lampiran 2 .................................................................................................................11
Lampiran 3 .................................................................................................................12
Lampiran 4 .................................................................................................................13

i
1

LATAR BELAKANG
Pada era digital yang semakin berkembang dan semakin banyak digunakan,
masyarakat secara tidak sadar semakin larut dalam kehidupan dunia maya.
Meningkatnya kebutuhan penggunaan smartphone apalagi sejak era pandemi
berlangsung menyebabkan peningkatan pula pada jumlah pengguna internet.
Perkembangan teknologi ini memiliki dampak positif seperti memudahkan
masyarakat untuk mencari informasi memalui internet, memudahkan untuk
berkomunikasi jarak jauh, atau bahkan memberikan wadah untuk menuangkan bakat,
kreatifitas dalam bidang seni ataupun berdagang. Era digital menimbulkan sejumlah
tantangan bagi orangtua dalam pola pengasuhan anak. Salah sedikit saja, anak dapat
kecanduan handphone (HP) yang berujung pada masalah mental, seperti gangguan
tidur, tantrum, dan pribadi tertutup. Menjauhkan anak dari HP serta teknologi digital
juga bukan merupakan cara terbaik. Bagaimanapun, orangtua tak terlepas pula dari
HP di era digital. Selama orangtua memakai HP, anak akan penasaran. Untuk
mengatasi masalah itu, orangtua dapat menerapkan pola asuh digital parenting. Pola
asuh ini juga dapat melindungi anak-anaknya dari risiko paparan konten negatif yang
beredar. Digital parenting sendiri merupakan pola asuh inovatif di era serbadigital.
Dengan digital parenting, orangtua memberikan pengetahuan kepada anak tentang
batasan-batasan penggunaan HP dan teknologi digital.
Beberapa penelitian yang mendalami tentang digital parentingseperti
(Sisbintari & Setiawati, 2022); (Stevanus & Anindyta, 2022)menyatakan bahwa peran
orang tua dalam menerapkan digital parentingsebagai upaya pencegahan kecanduan
gadget pada anak usia dini adalah manajemen waktu penggunaan gadget,
mendampingi anak saat menggunakan gadget, memanfaatkan aplikasi youtube kids,
memantau aktivitas browsingyang digunakan, tidak mengenalkan gamepada anak, dan
menerapkan screen time. Digital parentingmenjadi salah satu metode yang dapat
dijadikan sebagai usaha dalam mencegah kecanduan gadgetpadaanak usia dini
Pentingnya edukasi kepada orang tua terkait digital parentingmenjadi suatu
keniscayaan yang harus diterapkan oleh setiap orang tua.(Sisbintari & Setiawati,
2022)Digital parentingmenurut Jenifer merupakan strategi pengasuhan orang tua
terkait aturan penggunaan perangkat digital baik onlinemaupun offlineuntuk
melindungi keselamatan anak dari ancaman penggunaannya.(Rode, 2009)Digital
2

parenting mencakup kegiatan orang tua memberikan batasan yang jelas, membimbing
dan mengawasi anak dalam menggunakan media digital.
Dengan adanya digital parenting ini orang tua dapat mengawasi serta menjaga
anaknya di era banyaknya predator online berkeliaran, selain itu digital parenting juga
merupakan sebuah bentuk perhatian yang bisa orang tua berikan pada anak mereka di
zaman yang sudah serba digital ini. Maka dari itu penulis ingin memberikan
psikoedukasi kepada orang tua mengenai bagaimana menjadi orang tua cerdas dengan
digital parenting. Karena itulah, penulis ingin mengoptimalkan pemahaman tentang
digital parenting kepada orang tua di perumahan Kraton Indah Kota Pasuruan dengan
memberikan psikoedukasi dengan judul “Menjadi Orang Tua Cerdas Dengan Digital
Parenting”
3

SATUAN ACARA PENYULUHAN


A. Identitas Pennyuluhan
1. Judul : Menjadi Orang Tua Cerdas dengan Digiital Parenting
2. Sasaran : Orang tua Khususnya Ibu yang memiliki anak usia 5-
12 Tahun di Perumahan Kraton Indah
3. Hari, tanggal : Rabu, 22 November 2023
4. Waktu : 10-15 Menit
5. Media : Presentasi Power Point
6. Tujuan instruksional
a. Umum
Setelah diberikan psikoedukasi, diharapkan dapat meingkatkan
kepahaman masyarakat terkait digital parenting
b. Khusus
Setelah mendapat psikoedukasi, sasaran diharapkan dapat:
1. Mengetahui dan memahami terkait pengertian digital parenting
2. Mengetahui dan memahami dampak negatif dari media sosial
3. Mengetahui dan memahami apa yang harus dilakukan dengan digital
parenting
4. Mengetahui dan memahami tentang kasus yang saat ini banyak
terjadi di sosial media

B. Metode dan Media


Metode yang digunakan dalam psikoedukasi ini yaitu edukasi dengan media berupa
power point yang berisi tentang “Menjadi Orang Tua Cerdas dengan Digital
Parenting”
C. Sususan Acara
11.00-11.05 : Pembukaan
11.05-11.30 : Penyampaian psikoedukasi dan diskusi tanya jawab
11.30-11.35 : Penutup
D. Kriteria Evaluasi
 Kesiapan Materi : 100%
 Kesiapan SAP : 100%
 Kesiapan Media : 100%
4

E. Lampiran Materi
Sebuah cara pengasuhan atau pola asuh inovatif di era serba digital.
Singkatnya dengan menggunakan metode digital parenting orang tua dapat
memberikan asuhan kepada anak mengenai batasan-batasan apa saja yang boleh
dilakukan dan apa saja yang sekiranya tidak baik dan tidak boleh dilakukan dalam
penggunaan perangkat digital.
dampak positif sosial media adalah sebagai berikut:
a. Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs media sosial ini remaja
menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia. Meskipun
sebagian besar diantaranya tidak pernah mereka temui secara langsung.
b. Remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui
teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan
menerima umpan balik satu sama lain.
c. Memudahkan dalam memperoleh informasi. Remaja menjadi mudah
untuk memperoleh informasi yang ada di internet karena adanya blog ataupun website.
Selain itu sosial media juga bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang
pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
d. Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih
bersahabat,perhatian dan empati. Misalnya: memberikan perhatian saat ada teman
mereka berulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga
hubungan persahabatan meski tidakdapat bertemu secara fisik.e.
e. Memudahkan remaja untuk sharing atau berbagi.Dengan adanya blog,
remaja mudah berbagi mengenai pengalaman hidupnya dan berbagai hal lainnya yaitu
dengan mempostingnya ke blog.
f. Bisa di jadikan tempat iklan bagi remaja yang melakukan usaha online.
Saat ini sosial media telah memberikan layanan iklan. Seperti blogger, facebook,
twitter dan lainnya bisa menempatkan iklan di situs tersebut.

Berikut ini adalah dampak negatif sosial media terhadap remaja:


a. Remaja menjadi kecanduan untuk menggunakan jejaring sosial tanpa
tahu waktu. Kebanyakan apabila seorang remaja menggunakan jejaring sosial, mereka
bisa saja berjam-jam untuk menggunakannya.
5

b. Remaja menjadi malas berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat


pemahaman bahasa pun menjadi terganggu. Jika remaja tersebut terlalu banyak
berkomunikasi di dunia maya.
c. Situs jejaring sosial akan membuat remaja lebih mementingkan diri
sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena
kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi
kurang berempati di dunia nyata.
d. Menjadikan seorang remaja menjadi malas belajar karena sering
menggunakan jejaring sosial untuk bermain game yang ada di situs tersebut.
Facebook menyediakan layanan game yang membuatremaja menjadi kecanduan game.
Adanya predator online yang meresahkan pengguna sosial media, membuat anak
maupun orang tua harus lebih waspada

Anak dan remaja kita yang kecanduan gadgetsetidaknya akan menunjukkan 11


tanda yang bisa diamati oleh para orangtua:
(1) Fokus berkurang,
(2) Menjadi lebih emosional,
(3) Sulit mengambil keputusan,
(4) Kematangan semu, terlihat besar fisik tetapi jiwanya belum matang,
(5) Sulit berkomunikasi dengan orang lain,
(6) tidak ada perubahan raut muka untuk mengekspresikan perasaan,
(7) Daya juang rendah,
(8) Mudah terpengaruh,
(9) Anti sosial dan sulit berhubungan dengan orang lain,
(10) Melemahnya kemampuan merasakan sensasi di dunia nyata,
(11) Tidak memahami nilai-nilai moral.

Penerapan konsep digital parentingterhadap anak mencakup:


1) menerapkan aturan dan kesepakatan dalam menggunakan gadget;
2) membimbing dan mendampingi anak menggunkan gadget;
3) memilih atau mendownload gameatau video yang cocok untuk anak;
6

4) mendownloadkan youtube kidssebagai pengganti youtubebiasa menanyakan apa


yang dilihat dan menanamkan nilai-nilai dari yang ditonton; dan
5) mengajak anak untuk bermain bersama temannya

Contoh Kasus yang banyak ditemui di media sosial


1. Cyber Harassment
2. Cyber Bullying

F. Hasil Psikoedukasi
Setelah dilaksanakan psikoedukasi “Menjadi Orang Tua Cerdas dengan
Digital Parenting” di Perumahan Kraton Indah, didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Adanya pemahaman yang mulai meningkat dari para orang tua tentang digital
parenting
2. Adanya pemahaman tentang apa yang harus dilakukan dengan digital parenting
kepada putra putri mereka
3. Adanya peningkatan kewaspadaan tentang banyaknya kasus yang disebabkan oleh
predator online
7

DAFTAR PUSTAKA
Rode, J. A. (2009). Digital Parenting: Designing Children ’s Safety.
Celebrating People and Technology, 244–251
Sisbintari, K. D., & Setiawati, F. A. (2022). Digital Parenting sebagai Upaya
Mencegah Kecanduan Gadget pada Anak Usia Dini saat Pandemi Covid-19. Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(3), 1562–1575.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i3.1781
Stevanus, I., & Anindyta, P. (2022). Peran Digital Parenting Terhadap
Penggunaan Gawai Anak SD. Jurnal Publikasi Pendidikan, 12.
Riyanto, A.D. Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2023.
https://andi.link/hootsuite-we-are-social-indonesian-digital-report-2023/.
Thunder, T. Pahami Digital Parenting, Mari Jadi Orang Tua Cerdas!.
https://www.ef.co.id/englishfirst/kids/blog/pahami-digital-parenting-mari-jadi-orang-
tua-cerdas/.
8

Lampiran 1

PPT PSIKOEDUKASI
9
10
11

Lampiran 2

Dokumentasi Kegiatan
12

Lampiran 3

Lampiran isi Media Masa

Menurut data We Are Social, Facebook memiliki 2,96 miliar pengguna aktif hingga
April 2023. Kemudian, YouTube berada di urutan kedua dengan jumlah pengguna
aktif 2,52 miliar pengguna. Posisinya diikuti oleh Whatsapp dan Instagram dengan
sama-sama sekitar 2 miliar pengguna aktif. Berikutnya, ada Weixin/Wechat yang
memiliki 1,31 miliar pengguna aktif, diikuti TikTok 1,09 miliar, Facebook Messenger
1,03 miliar, Snapchat 750 juta, Douyin 730 juta, dan Telegram 700 juta pengguna
aktif. Dilihat dari banyaknya pengguna media sosial , semakin banyak pula kejahatan
online yang terjadi saat ini, dan banyak orang tua yang masih belum menyiapkan anak
mereka untuk hal itu

Mahasiswi fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang melakukan kegiatan


pengabdian masyarakat di Perumahan Kraton Indah Kota Pasuruan. Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Rabu, 22 November 2023 pukul 11.00 WIB yang berlokasi di
kantor kelurahan karangketug . Kegiatan ini berupa pemberian psikoeduasi dengan
judul “Menjadi Orang Tua Cerdas dengan Digital Parenting”. Kegiatan Psikoedukasi
ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada orang tua khususnya ibu yang
datang pada hari itu, untuk menyiapkan, memberi arahan yang tepat pada anak
mereka untuk lebih aware dengan media sosial. Karena faktanya tindak kejahatan
online kin marak dijumpai. Entah itu melalui komentar di suatu platform, membuat
video yang mengandung unsur merendahkan/bullying dan lain-lain.

Setelah dilaksanakan psikoedukasi “Menjadi Orang Tua Cerdas dengan Digital


Parenting” di Perumahan Kraton Indah, didapatkan hasil sebagai berikut:
4. Adanya pemahaman yang mulai meningkat dari para orang tua tentang digital
parenting
5. Adanya pemahaman tentang apa yang harus dilakukan dengan digital parenting
kepada putra putri mereka
6. Adanya peningkatan kewaspadaan tentang banyaknya kasus yang disebabkan oleh
predator online
13

Lampiran 4

Lampiran Publikasi Media Masa dan Luaran Video

Anda mungkin juga menyukai