Anda di halaman 1dari 7

Laporan Akhir Intervensi Psikologi Komunitas

Dosen Pengampu : Muh. Nur Hidayat Nurdin, S. Psi., M. Si.


Muhrajan Piara, S. Psi., M. Sc.

Bersama Kita Peduli, Bersatu Kita Produktif

Kelompok 8 kelas G
Sri Mulyani (1771041064)
Salmawati S (1771041077)
Alifia Khairunnisa S (1771041040)
Warsito Leha (1771041082)
St. Ruwaedah (1771041034)
Al Ikhwan Bakkarang (1771040044)

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
MAKASSAR
MEI 2020
BAB I
Deskripsi Komunitas dan Latar Belakang
Covid19 yang melanda Indonesia menyebabkan diterapkannya program
pencegahan penularan. Beberapa program yang diterapkan berupa social
distancing yang mewajibkan setiap masyarakat untuk beraktifitas dari rumah,
isolasi mandiri serta PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Dilansir dari
kompas.com menurut Permenkes RI Nomor 9 Tahun 2020 PSBB merupakan
pembatasan kegiatan tertentu pada penduduk dalam suatu wilayah yang diduga
terinfeksi Covid19 sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran.
Program PSBB di Kota Makassar diterapkan berdasarkan PP Nomor 21
Tahun 2020, Permenkes No.9 Tahun 2020 yakni pemberlakuan masa inkubasi
dari tanggal 24 April 2020 hingga 7 Mei 2020 dan dapat diperpanjang jika
terdapat bukti penyebaran. Dilansir dari cnnindonesia.com program ini diterapkan
di Kota Makassar karena adanya lonjakan kasus saat dilakukan pembatasan sosial
berskala kecil. Program ini secara tidak langsung mempengaruhi beberapa aspek
seperti keagamaan, industri, penggunaan transportasi, pendidikan, sosial dan
budaya.
Dari segi pendidikan, pandemi Covid19 mempengaruhi proses belajar
mengajar secara tatap muka menjadi daring atau online. Proses pembelajaran
secara daring ini juga secara tidak langsung mendorong mahasiswa yang merantau
untuk kembali ke daerah asal. Program pencegahan yang diterapkan menghimbau
kepada setiap masyarakat agar tidak melakukan mudik atau pulang kampung
dengan pertimbangan dapat menjadi carrier Covid19 ke daerah tersebut.
Berdasarkan data awal yang dikumpulkan melalui google form, diketahui
bahwa dari 30 partisipan yang merupakan mahasiswa perantau asal daerah
Enrekang telah mengetahui penerapan program PSBB. Selain itu, sebagian besar
mahasiswa telah mudik ke daerah asal saat perkuliahan daring berlangsung.
Penyebab mahasiswa perantau mudik cukup bervariasi seperti rindu keluarga,
biaya hidup yang tidak stabil, keluarga yang merasa khawatir dan keinginan
menghindari Covid19 dengan status Kota Makassar yang termasuk zona merah.
Data awal juga diperoleh dari wawancara singkat dengan beberapa
mahasiswa perantau. Berdasarkan wawancara yang dilakukan diperoleh informasi
bahwa selama program PSBB berlangsung mahasiswa merasa kurang produktif
dan hanya melakukan kegiatan monoton. Selain itu, salah satu mahasiswa juga
menambahkan bahwa pencarian utama masyarakat di daerahnya turun drastis
akibat akses keluar daerah dibatasi.
Komunitas yang menjadi sasaran intervensi yakni Organda (Organisasi
Daerah) kabupaten Enrekang. Organda ini terdiri atas pelajar dan mahasiswa yang
berasal dari kabupaten Enrekang. Pembagian komunitas pada Organda ini terdiri
atas tiga, yaitu komisariat (berdasarkan kampus), cabang (berdasarkan
kecamatan), dan korwil (coordinator wilayah). Organda ini memiliki kegiatan
rutin dan program kerja yang salah satunya adalah pengabdian kemasyarakat.
Berdasarkan data awal yang diperoleh, pandemi Covid19 mempengaruhi
perekonomian masyarakat daerah Enrekang. Mayoritas masyarakat yang
berprofesi sebagai petani mengalami penurunan pendapatan. Penurunan
pendapatan ini disebabkan pendistribusian hasil panen sedikit terhambat akibat
akses keluar daerah yang dibatasi selama program PSBB berlangsung. Organda
berperan untuk menjalankan program kerja yang membantu masyarakat
khususnya petani dalam ketidakstabilan ekonomi yang terjadi.
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan maka intervensi dilakukan
kepada pihak Organda dengan pertimbangan bahwa mahasiswa yang merupakan
bagian dari Organda Enrekang tersebut memiliki peran penting dalam masyarakat
dan dapat bekerjasama untuk mengembangkan program yang lebih produktif
dengan tujuan mencegah timbulnya patologi sosial.
BAB II
Hasil Asesmen
1. Deskripsi Permasalahan
Pengumpulan data asesmen dilakukan dengan menggunakan
wawancara tidak terstruktur melalui media pesan. Pengumpulan data
asesmen diberikan kepada komunitas Mahasiswa yang bergabung dalam
organisasi daerah Enrekang dan berkuliah di Makassar. Pengambilan data
dilakukan kepada komunitas mahasiswa Enrekang karena organisasi
daerah tersebut diketahui aktif berpartisipasi dan terlibat langsung dalam
kegiatan masyarakat. Adapun jumlah responden yang diperoleh yaitu 30
responden dengan jumlah laki-laki sebanyak 40% dan perempuan
sebanyak 60% dengan rentang usia 17-23 tahun.
Dari asesmen yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pandemik
Covid19 telah menyebabkan masalah dalam berbagai bidang baik sosial,
ekonomi hingga psikologis. Dari segi ekonomi masyarakat yang bekerja
sebagai petani sayuran mengalami kerugian karena menurunnya harga
sayur secara drastis dan mahasiswa mengalami kesulitan untuk mencari
uang kuliah. Penurunan jumlah pendapatan dapat mempengaruhi kualitas
hidup masyarakat yang mengarah kepada tindakan patologi sosial seperti
kemiskinan, pencurian, dan tindak kriminal demi untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
Dari segi sosial terjadi peningkatan jarak antara anggota masyarakat
seperti kurangnya komunikasi dan kecurigaan yang timbul karena
berbagai hoax dan isu yang beredar mengenai penularan Covid19.
Kecurigaan masyarakat dapat menimbulkan kecemasan yang berasal dari
rasa takut dan pemahaman yang salah terhadap isu atau hoax mengenai
Covid19.
2. Analisis Masalah
Penyebaran virus Covid19 mengharuskan masyarakat untuk bekerja
dari rumah dan tak sedikit pula yang bekerja sebagai petani sayur
mengalami kerugian. Berbagai aturan diterapkan pemerintah dalam
rangka mengurangi laju penyebaran virus Covid19 diantaranya
melakukan social distancing, work from home hingga pembatasan sosial
berskala besar (PSBB). Mahtani, Adolpf dkk (Bueno, 2020)
mengemukakan bahwa sosial distancing efektif dan diperlukan untuk
mengurangi laju penularan penyakit dengan cara isolasi diri, karantina
individu bagi yang terpapar, pelacakan kontak, penutupan sekolah dan
larangan untuk berkumpul.
Penerapan social distancing menyebabkan terbatasnya akses
masyarakat untuk memperoleh sumber daya dan melakukan pekerjaan
untuk mendapatkan biaya hidup. Tjokrowinoto (Haris, 2018)
mengemukakan bahwa tertutupnya akses bagi peluang kerja,
menghabiskan sebagian besar penghasilan untuk konsumsi, tingginya
ketergantungan dan rendahnya akses terhadap pasar merupakan persoalan
yang dapat mengarah kepada kemiskinan. Syarif (2016) mengemukakan
bahwa kemiskinan merupakan salah satu bagian dari patologi sosial yang
memiliki dampak negatif dan dapat disebabkan oleh faktor ekonomi,
budaya hingga psikologis.
Syarif (2016) mengemukakan bahwa patologi sosial merupakan
perbuatan yang bertentangan dengan agama, adat istiadat, nilai pancasila,
mengganggu ketertiban umum, keamanan dan kesehatan serta nilai
kemanusiaan. Kartini dan Kartono (Syarif, 2016) mengemukakan bahwa
patologi sosial merupakan perilaku yang bertentangan dengan norma
kebaikan, solidaritas kekeluargaan, stabilitas lokal, moral dan hak milik,
serta hukum formal dalam sebuah negara. Dampak lain yang ditimbulkan
oleh pandemic Covid19 yaitu timbulnya kecemasan dalam masyarakat
karena timbulnya isu hingga berita hoax diberbagai media.
Juliswara (2017) mengemukakan bahwa berita hoax dapat
menimbulkan permusuhan, ujaran kebencian dan membentuk konstruksi
terhadap pemaknaan sosial individu. Pemaknaan yang kurang tepat
terhadap isu atau berita dapat berdampak pada kesalahan cara pandang
dan penilaian terhadap isu yang ada hingga menimbulkan kecemasan.
Misalnya seorang anak batuk karena tersedak dan akhirnya harus rela
dijauhi oleh anak yang lain karena pemahaman yang salah mengenai
gejala Covid19 itu sendiri dan cemas akan tertular.
Syamsu Yusuf (Annisa & Ifdil, 2016) mengemukakan bahwa
kecemasan merupakan emosi yang bersifat tidak menyenangkan,
memiliki ciri keterangsangan fisiologis dan perasaan perasaan aprehensif
bahwa akan terjadi peristiwa buruk. Secara kognitif kecemasan dapat
menyebabkan terganggunya perhatian, konsentrasi buruk, produktivitas
menurun dan timbul perasaan takut serta sikap waspada

BAB III
PelaksanaanIntervensi
1. Tujuan
2. Peserta/ Sasaran
3. Pihak-pihak yang dilibatkanataunarasumber (jikaada)
4. Target perubahan (Perubahan perilaku yang diharapkan).
5. Metode yang digunakan (psikoedukasi, poster, leaflet, pelatihan, dll).
6. Materi yang akan diberikan (makalah, power point, games, dll).
7. Waktu dan Tempat
8. Susunan Acara
BAB IV
Evaluasi Pelaksanaan Intervensi
(Kelompok merancang metode untuk mengevaluasi pelaksanaan intervensi,
yang menyangkut dua hal di bawah ini. Metode evaluasi dapat berupa
wawancara, observasi, atau skala pre dan post.)
1. Pelaksanaan
(Bagaimana peserta menilai pelaksanaan intervensi secara umum,
berkaitan dengan kesiapan pamateri, materi yang disajikan, tingkat
kepuasan, atau masukan-masukan dari para peserta.)
2. Target Perubahan
(Mengevaluasi seberapa besar target perubahan yang dikemukakan di
awal tercapai, bagaimana tingkat keberhasilan atau pencapaian target itu,
termasuk cara dan hasil pengukurannya.)

Daftar Pustaka

Annisa, D. F., & Ifdil. (2016). Konsep kecemasan (anxiety) pada lanjut usia
(lansia). Konselor. 5(2), 1-7. ISSN: 1412-9760.
Bueno, D. C. (2020). Physical distancing: a rapid global analysis of public health
strategies to minimize covid-19 outbreaks. IMRaD Journal. 3(6), 31-53.
ISSN: 2619-7820.
Cnnindonesia.com. (2020). Kemenkes setujui PSBB kota makassar. Berita
Online. link: m.cnnindonesia.com
Haris, A. M. A. (2018). Masalah kemiskinan suatu tantangan bagi profesi pekerja
sosial. Jurnal Mimbar Kesejahteraan Sosial. 1, 1-15. ISSN: 2655-0911.
Juliswara, V. (2017). Mengembangkan model literasi media yang berkebhinekaan
dalam menganalisis informasi berita palsu (hoax) di media sosial. Jurnal
Pemikiran Sosiologi. 4(2), 142-164.
Kompas.com. (2020). Apa itu psbb hingga jadi upaya pencegahan covid-19.
Berita Online. link: amp.kompas.com
Syarif, H. I. (2016). Masalah dan solusi patologi sosial di kota tangerang selatan.
Salam: Jurnal Sosial & Budaya Syar-i. 3(2), 121-136. doi:
10.15408/sjsbs.v3i2.3655.

Anda mungkin juga menyukai