Anda di halaman 1dari 8

BAB I

DASAR TEORI

Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau sering juga disebut Tungsten Inert
Gas (TIG) merupakan salah satu dari bentuk las busur listrik (Arc Welding) yang
menggunakan inert gas sebagai pelindung dengan tungsten sebagai elektroda.

Pengelasan ini dikerjakan secara manual maupun otomatis serta tidak


memerlukan fluks atau lapisan kawat las untuk melindungi sambungan. Elektrode
pada GTAW termasuk elektrode tidak terumpan (non consumable) berfungsi
sebagai tempat tumpuan terjadinya busur listrik. GTAW mampu menghasilkan las
yang berkualitas tinggi pada hampir semua jenis logam mampu las. Biasanya ini
digunakan pada stainless steel dan logam ringan lainnya seperti alumunium,
magnesium dan lain-lain.

Hasil pengelasan pada teknik ini cukup baik tapi membutuhkan kemampuan
yang tinggi. Gas Inert yang biasa digunakan adalah wolfram untuk pelindung yang
bagus sehingga atmosfir udara tidak masuk ke daerah lasan. Namun sekarang
digunakan Co2 (tidak inert) karena lebih murah dan stabil. Elektroda tungsten
bukan sebagai filler metal, sehingga perlu filler metal dari luar untuk mengisi gap
sambungan. Filler metal bersama logam induk akan dicairkan oleh busur listrik
yang terjadi antara elektroda dengan logam induk. Las busur yang menggunakan
elektroda wolfram (tak terumpan) dikenal dengan sebutan las busur wolfram.

Pada pengelasan TIG ini tenaga yang dibutuhkan adalah tenaga listrik baik
AC maupun DC. Tenaga listik hanya digunakan sebagai pemanas dan hanya untuk
membuat busur nyala pada elektroda, bagian bagian pendukung lainnya masih
disuplai dari alat lain. peralatan yang sering digunakan sebagai pendukung dari las
TIG ini adalah tabung gas Argon maupun gas lain yang dapat melindungi proses
pengelasan dari pengaruh udara luar. Pengelasan ini pertama kali ditemukan di
USA (1940), berawal dari pengelasan paduan untuk bodi pesawat terbang.
Prinsipnya adalah : Panas dari busur terjadi diantara elektrode tungsten dan logam
induk akan meleburkan logam pengisi ke logam induk di mana busurnya dilindungi
oleh gas mulia (Ar atau He) Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas
Mulia) menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah.
Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar
merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik cair elektroda wolfram tingginya
mencapai 3410° C, sehingga tidak ikut mencair saat terjadi busur listrik.

Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas


pelindung yang melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan. Sebagian
bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke
busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar. Sebagai gas
pelindung dipakai gas inert seperti argon, helium atau campuran dari kedua gas
tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.

Proses GTAW menghasilkan pengelasan bermutu tinggi pada bahan-bahan


ferrous dan non ferrous. Dengan teknik pengelasan yang tepat, semua pengotor
yang berasal dari atmosfir dapat dihilangkan. Keuntungan utama dari proses ini
yaitu, bisa digunakan untuk membuat root pass bermutu tinggi dari arah satu sisi
pada berbagai jenis bahan. Oleh karena itu GTAW digunakan secara luas pada
pengelasan pipa, dengan batasan arus mulai dari 5 hingga 300 amp, menghasilkan
kemampuan lebih besar untuk mengatasi masalah pada posisi sambungan yang
berubah-ubah seperti celah akar. Sebagai contoh, pada pipa tipis (dibawah 0,20
inci) dan logam-logam lembaran, arus bisa diatur cukup rendah sehingga
pengendalian penetrasi dan pencegahan terjadinya terbakar tembus (burnt through)
lebih mudah dari pada pengerjaan dengan proses menggunakan elektroda
terbungkus. Kecepatan gerak yang lebih rendah dibandingkan dengan SMAW akan
memudahkan pengamatan sehingga lebih mudah dalam mengendalikan logam las.

Kelemahan utama proses las GTAW yaitu laju pengisian lebih rendah
dibandingkan dengan proses las lain umpamanya SMAW. Disamping itu, GTAW
butuh kontrol kelurusan sambungan yang lebih ketat, untuk menghasilkan
pengelasan bermutu tinggi pada pengelasan dari arah satu sisi. GTAW juga butuh
kebersihan sambungan yang lebih baik untuk menghilangkan minyak, grease, karat,
dan kotoran-kotoran lain agar terhindar dari cacat-cacat las lain. GTAW harus
dilindungi secara berhati-hati untuk mempertahankan perlindungan inert gas.
Metode ini biasanya digunakan untuk mengelas logam yang reaktif terhadap
oksigen seperti paduan aluminium, magnesium dan titanium. Metode ini juga cocok
intuk pelat tipis sampai dengan 5mm. Straight polarity (dengan arus hingga 500
ampere, boltase 20-40 volt) lebih sering digunakan daripada reverse polarity,
karena reverse polarity cenderung mencairkan elektroda. Metode ini sangat cocok
digunakan untuk spot welding.

Gambar 1.1 Skema Las TIG


BAB II

TUJUAN

1. Mahasiswa memahami teori dasar pengelasan TIG.

2. Mahasiswa memahami teknik dasar pengelasan TIG pada logam.

3. Mahasiswa mengetahui alat dan perlengkapan pengelasan TIG.

4. Mahasiswa memahami hasil las TIG yang baik.

BAB III

ALAT DAN BAHAN

1. Teropong las.

2. Pelindung dada dan lengan.

3. Sarung tangan.

4. Kikir.

5. Tang.

6. Logam ST-32.
BAB IV

PROSEDUR DAN PERCOBAAN

1. Jepit plat pada ragum sebaik mungkin agar tidak jatuh saat proses pengikiran.

2. Kikir bagian sisi samping dari masing – masing plat sampai terlihat rata dan rapi.

3. Kikir dalam posisi menyerong untuk hasil yang optimal.

4. Setelah selesai mengikir, bersihkan plat logam menggunakan kain lap.

5. Pastikan tidak ada kotoran yang menempel pada plat.

6. Pakai alat-alat pelindung las (Teropong las, sarung tangan, pelindung dada).

7. Hidupkan mesin las TIG.

8. Las logam dengan cara tekan dan tahan tombol sesaat, lalu lepaskan.

9. Dekatkan dengan permukaan logam agar api tidak mati.

10. Las perlahan hingga kedua sisi logam menyatu.

11. Setelah selesai, tunggu hingga hasil las dingin.

12. Ulangi langkah 8 – 10 hingga seluruh plat tersambung dengan baik.

12. Dinginkan plat menggunakan cairan pendingin.

13. Keringkan plat menggunakan kain lap.


BAB V

TABEL WAKTU DAN HASIL PENGERJAAN

No. PROSES LAMA PENGERJAAN


1. Kikir 15 menit
2. Persiapan alat las 10 menit
3. Las 30 menit

Gambar 4.1 Tampak atas Gambar 4.2 Tampak bawah


BAB VI

PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Jelaskan pengertian umum tentang las TIG (termasuk proses apa saja yang
dilakukan) !

Las TIG (Tungsten Inert Gas) merupakan las yang menggunakan


elektroda tungsten dan argon sebagai inert gas. Inert gas berfungsi sebagai
pelindung dari udara luar agar logam yang sedang di las tidak teroksidasi dan
melemah. Mula – mula ujung logam terkena panas dari las, mencair dan menyatu
dengan logam lainnya. Gas argon sebagai inert keluar dari celah-celah welding
gun dan melindungi permukaan yang sedang di las. Setelah proses pengelasan
selesai maka logam di dinginkan dan terlihat bahwa logam telah tersambung.

2. Jelaskan pengaruh ampere pada pengelasan !

Penggunaan ampere pada pengelasan berpengaruh terhadap besar


kecilnya api yang keluar dari welding gun. Semakin besar ampere yang di
gunakan maka semakin besar api pemanas yang dihasilkan pula. Ampere yang
terlalu besar berpotensi merusak plat logam, sebaliknya ampere yang terlalu
kecil menyebabkan permukaan logam sulit di las.

3. Jelaskan pengaruh jarak antara las dengan benda kerja ketika panas pengelasan !

Jarak antara las dengan benda kerja sangat berpengaruh pada hasil las
TIG. Jarak las yang terlalu jauh dengan permukaan akan menyebabkan api las
mengecil dan mati, sebaliknya jika las terlalu dekat dengan permukaan logam
dapat berpotensi merusak logam dan menimbulkan lubang pada plat.
BAB VII

KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah di laksanakan saya menyimpulkan bahwa :

1. Teknik las pada dasarnya adalah suatu cara untuk menyambungkan 2 buah atau
lebih logam menjadi satu kesatuan.

2. Pada proses pengelasan, kedua ujung permukaan yang bersentuhan langsung


dengan elektroda las akan mencair dan menyatu. Gas argon sebagai inert
berfungsi sebagai pelindung agar logam tidak teroksidasi.

3. Untuk dapat mengelas dengan hasil yang baik diperlukan latihan dalam jangka
waktu yang panjang.

4. Kecepatan menggeser elektroda sangat berpengaruh pada hasil las. Jika terlalu
cepat maka tembusan las dangkal karena kurangnya waktu pemanasan pada
permukaan logam dan waktu pencairan elektroda. Jika terlalu lambat maka akan
menghasilkan alur las yang lebar, kasar dan kuat serta dapat menimbulkan
kerusakan pada sisi las. Jadi, kecepatan menggeser elektroda harus stabil

5. Jarak ujung elektroda dengan permukaan logam juga berpengaruh pada hasil las.
Jika terlalu dekat maka elektroda dapat menempel dan merusak benda kerja,
sebaliknya jika terlalu jauh maka api pada elektroda akan mati menyebabkan las
tidak akan optimal.

6. Teropong las, sarung tangan dan pelindung lainnya adalah alat yang sangat
penting dan wajib di gunakan saat sedang mengelas.

7. Hasil las TIG yang baik adalah kuat, rapi, dan tidak merusak plat.

Anda mungkin juga menyukai