Anda di halaman 1dari 17

PEMBANGKIT LISTRIK

Pembangkit listrik adalah suatu alat yang dapat membangkitkan dan memproduksi tegangan
listrik dengan cara mengubah suatu energi menjadi energi listrik.
Bagian utama dari pembangkit listrik ini adalah generator, yaitu mesin berputar yang
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik dengan menggunakan prinsip
medan magnet dan penghantar listrik. Mesin generator ini diaktifkan dengan menggunakan
berbagai sumber energi yang bermanfaat dalam suatu pembangkit listrik.

Berikut ini adalah jenis-jenis pembangkit


listrik yang dapat menghasilkan energi
listrik untuk memenuhi kebutuhan akan
energi

1.Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)


2. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin)
4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB)
5. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
6. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)
7. Pembangkit Listrik Tenaga Ombak (PLTO)

1.Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Pembangkit Listrik Tenaga


Nuklir atau PLTN adalah sebuah pembangkit daya thermal yang menggunakan satu atau
beberapa reaktor nuklir sebagai sumber panasnya. Prinsip kerja sebuah PLTN hampir sama
dengan sebuah Pembangkilt Listrik Tenaga Uap, menggunakan uap bertekanan tinggi untuk
memutar turbin. Putaran turbin inlah yang diubah menjadi energi listrik. Perbedaannya ialah
sumber panas yang digunakan untuk menghasilkan panas. Sebuah PLTN menggunakan
Uranium sebagai sumber panasnya. Reaksi pembelahan (fisi) inti Uranium menghasilkan
energi panas yang sangat besar.
Daya sebuah PLTN berkisar antara 40 Mwe sampai mencapai 2000 MWe, dan untuk PLTN
yang dibangun pada tahun 2005 mempunyai sebaran daya dari 600 MWe sampai 1200 MWe.
Sampai tahun 2015 terdapat 437 PLTN yang beroperasi di dunia, yang secara keseluruhan
menghasilkan daya sekitar 1/6 dari energi listrik dunia. Sampai saat ini sekitar 66  unit PLTN
sedang dibangun di berbagai negara, antara lain Tiongkok 28 unit, Rusia 11 unit, India 7 unit,
Uni Emirat Arab 4 unit, Korea Selatan 4 unit, Pakistan dan Taiwan masing-masing 2 unit.

PLTN dikategorikan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Namun pada beberapa
pembangkit yang memiliki beberapa unit reaktor yang terpisah memungkinkan untuk
menggunakan jenis reaktor yang berbahan bakar seperti Uranium dan Plutonium.

PLTN dikelompokkan berdasarkan jenis reaktor yang digunakan. Tetapi ada juga PLTN
yang menerapkan unit-unit independen, dan hal ini bisa menggunakan jenis reaktor yang
berbeda. Sebagai tambahan, beberapa jenis reaktor berikut ini, pada masa depan diharapkan
mempunyai sistem keamanan pasif.
Reaktor Fisi

Reaktor daya fisi membangkitkan panas melalui reaksi fisi


nuklir dari isotop fissil uranium dan plutonium.

Selanjutnya reaktor daya fissi dikelompokkan lagi menjadi:

 Reaktor thermal menggunakan moderator neutron untuk melambatkan atau me-


moderate neutron sehingga mereka dapat menghasilkan reaksi fissi selanjutnya. Neutron
yang dihasilkan dari reaksi fissi mempunyai energi yang tinggi atau dalam keadaan  cepat,
dan harus diturunkan energinya atau dilambatkan (dibuat thermal) oleh moderator
sehingga dapat menjamin kelangsungan reaksi berantai. Hal ini berkaitan dengan jenis
bahan bakar yang digunakan reaktor thermal yang lebih memilih neutron lambat
ketimbang neutron cepat untuk melakukan reaksi fissi.
 Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator
neutron. Karena reaktor cepat menggunkan jenis bahan bakar yang berbeda dengan
reaktor thermal, neutron yang dihasilkan di reaktor cepat tidak perlu dilambatkan guna
menjamin reaksi fissi tetap berlangsung. Boleh dikatakan, bahwa reaktor thermal
menggunakan neutron thermal dan reaktor cepat menggunakan neutron cepat dalam
proses reaksi fissi masing-masing.
 Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar ketimbang menggunakan reaksi
berantai untuk menghasilkan reaksi fissi. Hingga 2004 hal ini hanya berupa konsep teori
saja, dan tidak ada purwarupa yang diusulkan atau dibangun untuk menghasilkan listrik,
meskipun beberapa laboratorium mendemonstrasikan dan beberapa uji kelayakan sudah
dilaksanakan.

 2.Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Hampir setiap hari manusia menggunakan tenaga


listrik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak
hanya untuk penerangan, listrik juga digunakan
untuk beragam keperluan seperti mengolah data
dalam perangkat, menghasilkan suara, dan lain
sebagainya. Adapun energi yang biasa digunakan sehari-hari berasal dari listrik yang
dihasilkan dari beragam metode, salah satunya ialah Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA).Meski kerap digunakan untuk keperluan sehari-hari, ternyata masih banyak orang
yang belum mengetahui cara kerja PLTA. Seperti dikutip dari alterra.id, PLTA merupakan
sumber pembangkit listrik yang menggunakan energi potensial dan kinetik dari air guna
menghasilkan energi listrik.
Di Indonesia sendiri, pembangkit listrik tenaga air memanfaatkan dari bendungan yang sengaja
dibuat untuk menghasilkan listrik. Bendungan menjadi salah satu sumber alternatif yang
mampu menghasilkan listrik dengan jumlah besar, sehingga dapat mengaliri akses listrik ke
rumah dan jalanan untuk penduduk yang jauh dari pembangkit listrik perkotaan.Lantas,
bagaimana cara kerja PLTA dan apa saja fungsinya? Simak ulasannya yang dilansir
dari alterra.id berikut ini:
Mengenal Pembangkit Listrik Tenaga Air

Seperti yang sudah diketahui, PLTA merupakan pembangkit listrik yang mengandalkan
energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Ada beberapa
komponen utama dari PLTA seperti bendungan, saluran pelimpah, gedung sentral, dan
serandang hubung.

Meski begitu, pembangkit listrik tenaga air tak hanya terbatas pada air dari sebuah bendungan,
namun juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain
seperti tenaga ombak. Ada beberapa kelebihan dari pembangkit listrik tenaga air dibandingkan
tenaga listrik lainnya, seperti mampu menyesuaikan dengan beban yang dibutuhkan, ramah
lingkungkungan, dan tidak menyebabkan polusi.

Cara Kerja PLTA

Cara kerja PLTA pada dasarnya untuk mengubah energi air menjadi energi listrik. Air menjadi
sarana potensial yang bisa digunakan untuk menggerakkan turbin, lalu air yang ada di
bendungan akan turun ke dalam lubang untuk memutar turbin. Perputaran turbin tersebut akan
menghasilkan energi mekanik yang dikonversi melalui generator menjadi energi listrik.Setelah
itu, cara kerja PLTA berikutnya akan diteruskan ke power suplay listrik dan akan
disambungkan oleh kabel. Umumnya, kabel tersebut dibentangkan dan ditahan oleh sutet, lalu
dibagi ke daerah atau diteruskan ke rumah penduduk. Selain itu, air yang sudah melewati
turbin akan disalurkan ke sungai agar bisa dimanfaatkan oleh warga sebagai sumber
kehidupan.
Komponen PLTA

Ada beberapa komponen penting yang digunakan PLTA sehingga bisa menghasilkan energi
listrik, antara lain:
Bendungan Salah satu komponen PLTA yang paling utama adalah bendungan. Komponen ini
berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin membutuhkan pasokan air
yang cukup dan stabil. Tak hanya itu, bendungan juga berperan untuk mengendalikan banjir.

Pipa (Pipa berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Adapun
pipa pusat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm. Sementara itu, ujung yang lain
diarahkan pada cerobong turbin.)
Turbin(Fungsi turbin untuk mendorong dan memutar bolang-baling digantikan oleh air untuk
memutar turbin. Langkah berikutnya, turbin akan mengkonversi energi potensial yang
disebabkan gaya jatuh air menjadi kinetik. Tanpa turbin, cara kerja PLTA tidak akan efektif.)

Generator(Generator merupakan sebuah alat yang dihubungkan dengan turbin melalui gigi-
gigi putar sehingga baling-baling turbin berputar, generator juga akan ikut berputar. Alat ini
memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di dalam generator,
sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan timbulnya arus listrik AC.)

Jalur Transmisi(Jalur transmisi berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari PLTA ke
rumah-rumah atau industri. Sebelum listrik dikonsumsi, terlebih dahulu tegangannya di
turunkan dengan transformatir step down.)

Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT


Angin)

Pembangkit listrik tenaga angin


merupakan suatu pembangkit listrik
yang menggunakan angin sebagai
sumber untuk menghasilkan energi
listrik. Pembangkit ini dapat
mengkonversikan energi angin
menjadi energi listrik dengan
menggunakan turbin angin atau
kincir angin. Sistem pembangkitan listrik ini menggunakan angin sebagai sumber
energi merupakan sistem alternatif yang sangat berkembang pesat, mengingat angin
merupakan salah satu energi yang tidak terbatas di alam ini.
Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Angin
Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari penggabungan dari
bebrapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan listrik. Cara kerja
pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi angin memutar turbin
angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas angin (bukan menggunakan
listrik untuk menghasilkan listrik, namun menggunakan angin untuk menghasilkan
listrik).  Kemudian angin akan memutar sudut turbin, lalu diteruskan untuk memutar
rotor pada generator di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi
gerak menjadi energi listrik dengan teori medan elektromagnetik, yaitu poros pada
generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu di
sekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan
kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan
terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini
akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang
dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan
oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa
AC (alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.
Energi Listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat
dimanfaatkan.
Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara
prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti
eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang
berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga
angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga
angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana
penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke
lingkungan. 

Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin


Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara
prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti
eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang
berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga
angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga
angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana
penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke
lingkungan. 
Penetapan sumber daya angin dan persetujuan untuk pengadaan ladang angin
merupakan proses yang paling lama untuk pengembangan proyek energi angin. Hal
ini dapat memakan waktu hingga 4 tahun dalam kasus ladang angin yang besar yang
membutuhkan studi dampak lingkungan yang luas.
Emisi karbon ke lingkungan dalam sumber listrik tenaga angin diperoleh dari proses
manufaktur komponen serta proses pengerjaannya di tempat yang akan didirikan
pembangkit listrik tenaga angin. Namun dalam operasinya membangkitkan listrik,
secara praktis pembangkit listrik tenaga angin ini tidak menghasilkan emisi yang
berarti. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon
dioksida pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja. Disamping
karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga angin menghasilkan sulfur dioksida,
nitrogen oksida, polutan atmosfir yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan
pembangkit listrik dengan menggunakan batubara ataupun gas. Namun begitu,
pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat
beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai
pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak visual , derau suara, beberapa
masalah ekologi, dan keindahan.
Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan
ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit
dan tidak mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang
masih dapat digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri
bagi penduduk setempat. Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan
pembangkit angin, penggunaan lahan untuk pembangkit angin dapat mengurangi
lahan pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat pembangkitan tenaga angin
di daratan menjadi terbatas. Beberapa aturan mengenai tinggi bangunan juga telah
membuat pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dapat terhambat.
Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat menyebabkan
terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah penduduk. Perputaran
sudu-sudu menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip dan dapat
mengganggu pandangan penduduk setempat.
Efek lain akibat penggunaan turbin angin adalah terjadinya derau frekuensi rendah.
Putaran dari sudu-sudu turbin angin dengan frekuensi konstan lebih mengganggu
daripada suara angin pada ranting pohon. Selain derau dari sudu-sudu turbin,
penggunaan gearbox serta generator dapat menyebabkan derau suara mekanis dan
juga derau suara listrik. Derau mekanik yang terjadi disebabkan oleh operasi
mekanis elemen-elemen yang berada dalam nacelle  atau rumah pembangkit listrik
tenaga angin. Dalam keadaan tertentu turbin angin dapat juga menyebabkan
interferensi elektromagnetik, mengganggu penerimaan sinyal televisi atau transmisi
gelombang mikro untuk perkomunikasian.
Penentuan ketinggian dari turbin angin dilakukan dengan menganalisa data
turbulensi angin dan kekuatan angin. Derau aerodinamis merupakan fungsi dari
banyak faktor seperti desain sudu, kecepatan perputaran, kecepatan angin, turbulensi
aliran masuk. Derau aerodinamis merupakan masalah lingkungan, oleh karena itu
kecepatan perputaran rotor perlu dibatasi di bawah 70m/s. Beberapa ilmuwan
berpendapat bahwa penggunaan skala besar dari pembangkit listrik tenaga angin
dapat merubah iklim lokal maupun global karena menggunakan energi kinetik angin
dan mengubah turbulensi udara pada daerah atmosfir.
Pengaruh ekologi yang terjadi dari penggunaan pembangkit tenaga angin adalah
terhadap populasi burung dan kelelawar. Burung dan kelelawar dapat terluka atau
bahkan mati akibat terbang melewati sudu-sudu yang sedang berputar. Namun
dampak ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan kematian burung-burung
akibat kendaraan, saluran transmisi listrik dan aktivitas manusia lainnya yang
melibatkan pembakaran bahan bakar fosil. Dalam beberapa studi yang telah
dilakukan, adanya pembangkit listrik tenaga angin ini dapat mengganggu migrasi
populasi burung dan kelelawar. Pembangunan pembangkit angin pada lahan yang
bertanah kurang bagus juga dapat menyebabkan rusaknya lahan di daerah tersebut.
Ladang angin lepas pantai memiliki masalah tersendiri yang dapat mengganggu
pelaut dan kapal-kapal yang berlayar. Konstruksi tiang pembangkit listrik tenaga
angin dapat mengganggu permukaan dasar laut. Hal lain yang terjadi dengan
konstruksi di lepas pantai adalah terganggunya kehidupan bawah laut. Efek
negatifnya dapat terjadi seperti di Irlandia, dimana terjadinya polusi yang
bertanggung jawab atas berkurangnya stok ikan di daerah pemasangan turbin angin.
Studi baru-baru ini menemukan bahwa ladang pembangkit listrik tenaga angin lepas
pantai menambah 80 – 110 dB kepada noise frekuensi rendah yang dapat
mengganggu komunikasi ikan paus dan kemungkinan distribusi predator
laut. Namun begitu, ladang angin lepas pantai diharapkan dapat menjadi tempat
pertumbuhan bibit-bibit ikan yang baru. Karena memancing dan berlayar di daerah
sekitar ladang angin dilarang, maka spesies ikan dapat terjaga akibat adanya
pemancingan berlebih di laut.
Dalam operasinya, pembangkit listrik tenaga angin bukan tanpa kegagalan dan
kecelakaan. Kegagalan operasi sudu-sudu dan juga jatuhnya es akibat perputaran
telah menyebabkan beberapa kecalakaan dan kematian. Kematian juga terjadi
kepada beberapa penerjun dan pesawat terbang kecil yang melewati turbin angin.
Reruntuhan puing-puing berat yang dapat terjadi merupakan bahaya yang perlu
diwaspadai, terutama di daerah padat penduduk dan jalan raya. Kebakaran pada
turbin angin dapat terjadi dan akan sangat sulit untuk dipadamkan akibat tingginya
posisi api sehingga dibiarkan begitu saja hingga terbakar habis. Hal ini dapat
menyebarkan asap beracun dan juga dapat menyebabkan kebakaran berantai yang
membakar habis ratusan acre lahan pertanian. Hal ini pernah terjadi pada Taman
Nasional Australia dimana 800 km 2 tanah terbakar. Kebocoran minyak pelumas juga
dapat teradi dan dapat menyebabkan terjadinya polusi daerah setempat, dalam
beberapa kasus dapat mengkontaminasi air minum.
Meskipun dampak-dampak lingkungan ini menjadi ancaman dalam pembangunan
pembangkit listrik tenaga angin, namun jika dibandingkan dengan penggunaan
energi fosil, dampaknya masih jauh lebih kecil. Selain itu penggunaan energi angin
dalam kelistrikan telah turut serta dalam mengurangi emisi gas buang.

 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi


(PLTPB)

Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah pembangkit listrik yang menggunakan panas


bumi sebagai sumber energinya. Listrik dari tenaga panas bumi saat ini digunakan di 24
negara, sementara pemanasan memanfaatkan panas bumi digunakan di 70 negara. Perkiraan
potensi listrik yang bisa dihasilkan oleh tenaga panas bumi berkisar antara 35 s.d 2.000 GW.
Kapasitas di seluruh dunia saat ini adalah 10.715 megawatt (MW), dengan kapasitas terbesar
di Amerika Serikat sebesar 3.086 MW, diikuti oleh Filipina dan Indonesia. India sudah
mengumumkan rencana untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi
pertamanya di Chhattisgarh.

Tenaga panas bumi dianggap sebagai sumber energi terbarukan karena ekstraksi panasnya jauh
lebih kecil dibandingkan dengan muatan panas bumi. Emisi karbon dioksida pembangkit listrik
tenaga panas bumi saat ini kurang lebih 122 kg CO 2 per megawatt-jam (MW·h) listrik, kira-
kira seperdelapan dari emisi pembangkit listrik tenaga batubara.

Indonesia dikaruniai sumber panas bumi yang berlimpah karena banyaknya gunung


berapi di Indonesia. Dari pulau-pulau besar yang ada, hanya Pulau Kalimantan saja yang tidak
mempunyai potensi panas bumi.
Untuk membangkitkan listrik dengan panas bumi dilakukan dengan mengebor tanah di daerah
yang memiliki potensi panas bumi untuk membuat lubang gas panas yang akan dimanfaatkan
untuk memanaskan ketel uap (boiler) sehingga uapnya bisa menggerakkan turbin uap yang
tersambung ke generator. Untuk panas bumi yang mempunyai tekanan tinggi dapat langsung
memutar turbin generator setelah uap yang keluar dibersihkan terlebih dahulu.

Sumber energi bersih

Kelebihan Energi panas bumi konstan sepanjang musim

  Membutuhkan lahan dan air yang minimal (dibanding


dengan energi alternatif lainnya)

Kekurangan Biaya Modal yang tinggi

  Hanya dapat dibangun di dekat lempeng tektonik

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)


merupakan jenis pembangkit yang
menggunakan “uap panas” untuk memutar
turbin. Uap panas yang digunakan dapat
berasal dari proses penguapan air melalui
boiler, pembangkit ini menggunakan bahan bakar batu bara maupun bahan bakar minyak untuk
memanaskan air, seperti yang ditunjukan pada Gambar  berikut,
Tingginya jumlah persediaan batu bara baik secara global maupun di Indonesia serta harga
yang rendah menjadikan PLTU berbahan bakar batu bara masih menjadi salah satu yang
tertinggi produksinya. Dalam PLTU, batu bara digunakan sebagai bahan bakar boiler untuk
menghasilkan energy panas yang kemudian berfungsi untuk mengubah fasa fluida kerja dari
cair menjadi uap. Energi kinetik yang terkandung dalam uap kemudian dimanfaatkan untuk
memutar turbin yang tersambung dengan generator. Salah satu permasalahan utama dari
pemanfaatan batu bara dalam pembangkitan listrik adalah tingginya emisi CO 2 yang
merupakan produk sampingan dari proses pembakaran batu bara. Kelebihan dan kekurangan
PLTU batu bara adalah sebagai berikut:

Kelebihan:

- Teknologi sudah mature/matang

- Biaya bahan bakar rendah

- Usia pakai lama

Kekurangan :

- Biaya investasi awal tinggi

- Emisi karbon tinggi

- Lokasi tidak fleksibel, sebisa mungkin dekat pelabuhan atau sumber air yang besar untuk
pendinginan

Dalam operasinya, secara umum PLTU memiliki komponen seperti pada gambar di bawah ini:
1. Boiler & alat bantunya ------>  Boiler berfungsi untuk mengubah air (feed water)
menjadi uap panas lanjut  (superheated  steam) yang akan digunakan untuk memutar
turbin. Disini energi kimia bahan bakardiubah menjadi energi panas dari uap.
2. Turbin & alat bantunya
------> Turbin berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung oleh uap men
jadi energi putar (energi mekanik). Poros turbin di-kopel dengan poros generator 
sehingga ketika turbin berputar generator juga ikut berputar .
3. Kondensor & alat bantunya 
----->  Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan uap bekas dari turbin (uap yang
telah digunakan untuk memutar turbin).
4. Generator & alat bantunya  -------> Generator berfungsi untuk mengubah energi putar
dari turbin menjadi energi listrik.

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)

Pembangkit Listrik Tenaga Surya – Listrik menjadi


kebutuhan primer bagi kehidupan manusia. Tanpa
listrik, peralatan elektronik tidak dapat digunakan
atau berfungsi sebagaimana mestinya. Listrik juga
menjadi sumber penerangan bagi kehidupan manusia
dan merupakan kebutuhan dasar untuk segala
aktivitas. Kebutuhan akan listrik konvensional atau PLN yang semakin meningkat dapat
mengakibatkan krisis listrik terjadi kapan saja.Untuk mencegah terjadinya krisis tersebut, saat
ini banyak yang mulai beralih menggunakan sumber energi alternatif. Salah satu sumber energi
alternatif yang paling banyak digunakan adalah Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau yang
lebih dikenal sebagai PLTS. Pembangkit listrik ini dapat menjadi solusi terbaik bagi Anda
yang ingin lebih hemat energi dan hemat biaya.

Cara Kerja PLTS :

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi
dari cahaya matahari untuk menghasilkan energi listrik. Komponen utama dari PLTS adalah
panel surya fotovoltaik yang dapat mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik
sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan listrik sehari-hari. Arus listrik yang dihasilkan oleh
panel surya fotovoltaik adalah arus listrik searah (DC) sehingga dibutuhkan komponen lainnya
seperti inverter untuk mengkonversi arus listrik searah (DC) ini menjadi arus listrik bolak-balik
(AC).

Di Indonesia, pengguna listrik konvensional sudah banyak yang mulai beralih dan
menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan jumlahnya pun semakin
bertambah dari waktu ke waktu. Pembangkit listrik tenaga surya menggunakan dua metode.
Yang pertama fotovoltaik dan yang kedua adalah dengan memusatkan energi surya.   
1. Prinsip Kerja PLTS Dengan Fotovoltaik

Prinsip kerja ini mengubah energi cahaya menjadi listrik secara langsung dengan menggunakan
efek bernama fotolistrik.
2. Prinsip Kerja PLTS Dengan Pemusatan Energi Surya
Prinsip kerja ini menggunakan lensa maupun cermin yang sudah dikombinasikan dengan
sistem pelacak. Tujuannya agar dapat terfokus ke energi matahari di satu titik sehingga
menggerakkan mesin panas atau kalornya. Perbedaan antara fotovoltaik dengan pemusatan
energi surya terletak pada cara kerja keduanya.
Potensi dan Perkembangan PLTS di Indonesia

PLTS di Indonesia kedepannya dipercaya memiliki potensi yang besar. Semakin banyak
masyarakat yang ingin menggabungkan energi listrik konvensional seperti PLN dengan
energi alternatif tenaga surya ini. Selain diminati di skala perumahan, kedepannya PLTS
ini akan banyak diminati oleh skala industri atau pabrik. Diprediksi di masa depan biaya
listrik akan terus meningkat sehingga tagihan biayanya terus membengkak. Untuk
penghematan biaya dan energi, PLTS akan banyak diaplikasikan untuk kebutuhan
industri atau pun pabrik.

Penggunaan energi alternatif untuk gedung komersial, seperti gedung perkantoran,


pusat perbelanjaan, hotel, rumah sakit, dan lainnya, juga telah terbukti lebih hemat,
efektif dan efisien. Pemerintah telah mulai menggunakan energi terbarukan dengan
pembangkit listrik tenaga surya untuk mendukung program infrastruktur atau
pembangunan. Salah satu contohnya adalah untuk elektrifikasi pedesaan. 

Masih banyak desa-desa di Indonesia yang belum mendapatkan akses listrik secara
merata. Meskipun angka rasio elektrifikasi perdesaan mencapai 99,48% atau meningkat
signifikan 84% dari tahun 2019, per Agustus 2020 masih terdapat 433 desa di Indonesia
yang belum teraliri listrik. Secara terperinci, 433 desa tersebut terbagi di daerah Papua
sebanyak 325 desa, Papua Barat sebanyak 102 desa, Nusa Tenggara Timur sebanyak 5
desa, dan Maluku 1 desa. Dengan menggunakan energi alternatif dari tenaga surya,
diharapkan akses listrik akan dapat segera dinikmati secara merata oleh semua
masyarakat Indonesia. 

Untuk mendukung penggunaan energi baru dan terbarukan, pemerintah telah mulai
menggunakan energi alternatif sinar matahari untuk kebutuhan fasilitas publik.
Contohnya, menggunakan energi surya untuk penerangan outdoor sehingga anggaran
bisa lebih dihemat. Indonesia merupakan negara tropis, sehingga di masa depan energi
alternatif sinar matahari ini akan dimanfaatkan secara maksimal dalam berbagai sektor.
Manfaat Pembangkit Listrik Tenaga Surya

1. PLTS Mampu Menghasilkan Energi Listrik


PLTS memiliki banyak sekali manfaat untuk membantu kehidupan manusia yang
dapat menyediakan energi listrik yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
PLTS mampu mengolah foton matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik.
Listrik ini yang kemudian bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari untuk
menyalakan peralatan elektronik dan sebagainya.
2. PLTS Sangat Ramah Lingkungan
PLTS juga ramah lingkungan sehingga ekosistem bumi bisa lebih terjaga. Dengan
menggunakan energi listrik yang dihasilkan dari energi alternatif sinar matahari,
bumi akan terhindar dari polusi udara. Sumber energinya berupa cahaya matahari
sehingga tidak pernah habis. Berbeda dengan listrik PLN konvensional yang
membutuhkan bahan bakar sehingga menyebabkan polusi udara.

3. PLTS Dapat Mengurangi Biaya Penggunaan Listrik Harian

Manfaat yang paling dapat dirasakan adalah pembangkit listrik tenaga surya
dapat mengurangi biaya penggunaan listrik harian. Energi listrik yang dihasilkan
dari energi surya akan bisa digunakan sebelum menggunakan energi listrik PLN
sehingga tagihan listrik PLN ini bisa Anda hemat.

4. Penggunaan Listrik Dapat di Monitoring

Jika menggunakan PLN, Anda tidak mengetahui seberapa besar penggunaan


listrik yang Anda gunakan, maka dengan menggunakan PLTS kini semua produksi
listrik dan daya yang dikeluarkan dapat Anda monitor setiap harinya melalui
aplikasi canggih yang dirancang oleh tim SUN Energy.

Dengan aplikasi ini, Anda dapat memantau produksi listrik yang dihasilkan
PLTS Anda. Melalui aplikasi tersebut, Anda juga bisa melihat penurunan tagihan
listrik yang harus Anda bayarkan setiap bulannya.

Pembangkit Listrik Tenaga Ombak (PLTO)

Pembangkit listrik tenaga ombak (atau Pembangkit listrik tenaga gelombang) disingkat


(PLTO) adalah pembangkit listrik yang terletak di lingkungan perairan atau lepas pantai,
yang tujuannya adalah untuk mendapatkan energi listrik dari energi kinetik gelombang laut.
Potensi gelombang diperkirakan lebih dari 2 juta MW.
Energi ombak laut adalah energi terbarukan yang bersumber dari ombak laut yang
digunakan untuk menghasilkan listrik. Energi listrik dihasilkan dengan memanfaatkan gerakan
naik-turun dari ombak laut sebagaimana dilansir dari Britannica. Untuk membangkitkan energi
listrik, platform yang biasa digunakan untuk mengubah energi ombak menjadi energi listrik
adalah turbin atau pelampung yang naik dan turun. Turbin atau pelampung yang naik turun ini
digerakkan langsung oleh ombak laut, lantas memutar generator sehingga menghasilkan listrik.

Namun demikian, pembangkitan energi listrik juga dapat dihasilkan dengan memanfaatkan
perubahan tekanan udara pada ruang yang menangkap ombak laut. Tekanan udara inilah yang
kemudian memutar turbin dan menggerakkan generator hingga akhirnya menghasilkan listrik.
Wilayah yang memiliki potensi terbesar untuk pengembangan energi gelombang laut biasanya
memiliki kecepatan angin yang tinggi. Pembangkit listrik tenaga ombak laut pertama di dunia
dibangun di lepas pantai Agucadora, Portugal.

Pembangkit ini menghasilkan energi listrik sekitar 2,25 megawatt dari tiga tabung
pelampung di permukaan Samudra Atlantik. Tiga tabung ini bergerak naik-turun sesuai
gerakan ombak laut, gerakan naik turun ini diubah menjadi putaran yang menggerakkan
generator hingga akhirnya menghasilkan listrik. Selain itu, potensi energi gelombang laut yang
besar untuk pembangkitan listrik terdapat di Kepulauan Inggris dan Pasifik Barat Laut,
Amerika Serikat (AS). Perkiraan potensi energi gelombang tahunan di sepanjang landas
kontinen pantai AS berkisar antara 1.170 hingga 2.640 terawatt jam ekuivalen, setara dengan
33 hingga 65 persen dari permintaan listrik AS pada 2015. Sementara itu, Energy Information
Administration (EIA) menaksir bahwa potensi energi ombak laut cukup besar di pantai AS,
Eropa, Jepang, dan Selandia Baru. Berbagai metode dan teknologi untuk menangkap dan
mengubah energi ombak laut menjadi energi listrik terus dikembangkan. Metode ini termasuk
menempatkan perangkat pada atau tepat di bawah permukaan air dan memasang perangkat ke
dasar laut. Britannica melaporkan, Meskipun potensi energi ombak laut sangat besar, tantangan
teknis tetap ada. Salah satu tantangannya dalah dana penelitian yang lebih rendah
dibandingkan dengan dana yang digelontorkan untuk pengembangan tenaga surya, angin, dan
energi terbarukan lainnya. Rendahnya dana riset untuk energi ombak laut kurang
memaksimalkan eksperimen dan perbaikan desain yang ada sehingga jeinsnya tidak
berkembang dengan baik. Di sisi lain, pengembangan pembangkit listrik tenaga gelombang
laut membutuhkan investasi yang sangat besar. Belum lagi risiko korosi yang dihadapi karena
air laut bersifat lebih korosif terhadap besi di laut daripada air tawar.

Anda mungkin juga menyukai