Sumber: www.ngiringmelajah.com
Listrik dihasilkan di pusat pembangkit menggunakan berbagai sumber energi. Pada
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), air dari waduk/sungai (1) masuk melalui pintu (2) yang
diatur oleh katup pengaman (3). Air kemudian masuk ke tangki pengaman tekanan (4). Air di dalam
pipa pesat (5) mengalirkan dan mengarahkan air ke turbin (7) melalui katup pengatur tekanan (6) untuk
mendapatkan tekanan energi yang besar. Energi potensial air kemudian menggerakan turbin. Energi
gerak tersebut kemudian diubah menjadi energi listrik oleh generator (8). Energi listrik dari generator
kemudian diatur kapasitas tegangannya dan dialirkan oleh transformer (9). Energi listrik kemudian
dibagikan ke konsumen oleh saluran transmisi (10).
Komponen utama pada semua pembangkit energi listrik adalah turbin dan generator. Turbin
tersebut harus bergerak untuk menghasilkan energi gerak yang kemudian diubah menjadi energi listrik
oleh generator/dinamo.
Di daerah perdesaan yang belum terjangkau aliran listrik dari pemerintah, warga terkadang
membuat pembangkit listrik secara mandiri dengan memanfaatkan aliran air dari sungai atau air terjun
yang ada di daerahnya. Pembangkit tersebut tentunya menghasilkan energi listrik yang hanya cukup
untuk memenuhi kebutuhan listrik warga sekitar saja. Pembangkit listrik tersebut dinamakan
pembangkit listrik mikrohidro yang memanfaatkan sumber energi alternatif dari aliran air yang ada di
lingkungan sekitar.
Sumber: https://maglearning.id
Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sebagai sumber energi
gerak), turbin dan generator. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air
(head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi
energi listrik.
Selain faktor geografis, tinggi jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air
sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat ke dalam rumah
pembangkit yang pada umumnya dibangun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau
kincir air mikrohidro.
Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh
sebuah generator. Pembangkit listrik mikrohidro bisa memanfaatkan ketinggian air yang tidak terlalu
besar, misalnya dengan ketinggian air 2.5 meter dapat dihasilkan listrik 400 watt.
Energi yang dihasilkan pembangkit mikrohidro relatif kecil dibandingkan dengan PLTA skala
besar, berimplikasi pada relatif sederhananya peralatan serta kecilnya areal yang diperlukan guna
instalasi dan pengoperasian mikrohidro. Hal itu merupakan salah satu keunggulan mikrohidro, yakni
tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Perbedaan antara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan mikrohidro terutama terletak
pada besarnya tenaga listrik yang dihasilkan, PLTA di bawah ukuran 200 KW digolongkan sebagai
mikrohidro. Dengan demikian, sistem pembangkit mikrohidro cocok untuk menjangkau ketersediaan
jaringan energi listrik di daerah-daerah terpencil dan pedesaan.
Selain PLTA dan mikrohidro, masih ada beberapa jenis pembangkit tenaga listrik, berikut
penjelasannya.
→ PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga (U)ap
Pembangkit Listrik Tenaga Uap merupakan jenis pembangkit yang memanfaatkan “uap panas”
untuk memutar turbin. Bahan bakar batu bara atau minyak bakar digunakan untuk memanaskan air
sehingga dapat memutar turbin yang menghasilkan listrik. Faktanya pada tahun 2018, 56,4% dari listrik
yang kita
gunakan berasal dari PLTU yang berbahan bakar batu bara.
→ PLTG : Pembangkit Listrik Tenaga (G)as
Pembangkit Listrik Tenaga Gas menggunakan gas alam untuk membakar udara yang sudah
dikompresi. Udara yang sudah dikompresi kemudian menjadi
bertegangan tinggi dan kemudian dapat menggerakkan generator sehingga dapat
mengaliri listrik. Di Indonesia, sampai tahun 2018 PLTG masih menempati posisi kedua untuk produksi
pembangkit terbesar setelah PLTU Batu Bara.
→ PLTP : Pembangkit Listrik Tenaga (P)anas Bumi
Secara sederhana, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) adalah tenaga listrik yang
dihasilkan dari gerak turbin yang digerakkan oleh panas bumi. Energi panas bumi ini dapat ditemui
keberadaannya lebih dari 1 km di bawah permukaan bumi. Panas bumi tersebut kemudian dialirkan ke
lokasi turbin untuk menggerakkan turbin. PLTP tidak menghasilkan gas emisi dalam produksinya, oleh
karena itu termasuk dalam kategori renewable energy. Fakta menariknya Indonesia
menyimpan 40% cadangan panas bumi dunia.
→ PLTA : Pembangkit Listrik Tenaga (A)ir
Pembangkit Listrik Tenaga Air atau yang biasanya disingkat PLTA adalah pembangkit listrik
yang memanfaatkan air dengan mengubahnya dari energi potensial dan energi kinetik air. Jika kamu
pernah mendengar Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), kedua pembangkit ini mirip
namun ada sedikit perbedaannya. PLTA memiliki kapasitas di atas 5 MW, sedangkan PLTMH di bawah
100 kW. PLTA biasanya memerlukan aliran air bertekanan besar seperti air terjun,
sedangkan PLTMH dapat menggunakan air sungai sebagai sumbernya.
→ PLTB : Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (Angin)
Pernahkan kamu berpikiran kalau “B” pada PLTB adalah batubara? “B” pada PLTB adalah
berarti Bayu atau Angin. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu merupakan salah satu sumber energi
terbarukan yang terdapat di daerah dengan potensi hembusan angin yang besar. PLTB
mengkonversikan energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir
angin sebagai generator. Menariknya, Indonesia memiliki PLTB terbesar di Asia Tenggara yang
berlokasi di Sidrap, Sulawesi Selatan.
→ PLTS : Pembangkit Listrik Tenaga (S)urya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah salah satu pembangkit listrik yang memanfaatkan
cahaya matahari untuk dikonversi menjadi listrik. PLTS menggunakan sel surya dan serangkaian alat
lainnya seperti inverter, baterai jika dibutuhkan, dan mounting system. Saat ini, pemanfaatan energi
surya di Indonesia baru mencapai 0,05% dari potensi yang ada.
→ PLTBM : Pembangkit Listrik Tenaga (B)iomassa
Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa memanfaatkan bahan biologi untuk mengkonversi energi
menjadi listrik. Salah satu contoh sumber energi biomassa yaitu limbah pertanian, biogas, kayu, dan
tanaman. Cara kerja PLT Biomassa yaitu dengan fermentasi aneka bahan biomassa yang memenuhi
syarat tertentu.