I. DISKRIPSI SINGKAT
Penggunaan peralatan Elektrosurgical unit dilingkungan perioperatif merupakan alat
yang sangat penting akan tetapi dapat berpotensi yang dapat menyebabkan injury,
terbakar dan kerusakan peralatan. Ada dua tipe electrosurgical yaitu bipolar dan
monopolar. Elektrosurgical digunakan pada prekwensi tinggi (radio frekuensi) untuk
memotong dan coagulasi serta memisahkan jaringan lunak, hemostatis pada jaringan
tubuh
V. LANGKAH – LANGKAH
Sesuai SAP
VI. URAIAN MATERI
A. Definisi
Penggunaan radiofreq alternating current untuk meningkatkan teperatue seluler,
untuk penuapan atau koagulasi
Definisi istilah:
Circuit = sirkuit, jalur atau aliran elektron
Current = jumlah elektron yang mengalir
Voltage = tegangan , yang mengeluarkan daya (v)
Resistance = resisten atau hambatan bagi aliran elektron
Power = energi / panas yang diproduksi atau digunakan selama periode waktu
2. Fulgurasi(semprot)
a. Semprot langsung ke jaringan
b. Koagulasi non-contact pada area yang luas,
tegangan tinggi dalam durasi yang pendek,
3. Coagulation
Koagulasion dengan kontak (pengeringan)
pada area panas dihasilkan didalam jaringan
Tinggi dari cutting, lebih rendah dari fulgurasi,
digunakan untuk on spot coagulasi
Implikasi keperawatannya:
a. Pilihlah Generator dengan sistem terisolasi
b. Memiliki fasilitas Return Electrode Contact Quality Monitoring
c. Memiliki kemampuan Cutting/Coag yang baik dengan Setting Daya
(Power) yang rendah
d. Harus ada kontak merata antara pad dengan kulit pasien
e. Jangan membungkam alarm.
f. Jangan menggunakan plester untuk menempatkan elektroda dispersif.
g. Penggunaan elektroda dispersif sekali pakai (single use) harus kompatibel
dengan ESU.
h. Pastikan menggunakan ukuran elektroda dispersif yang benar untuk setiap
pasien.
i. Mengidentifikasi tanggal kadaluarsa & memeriksa integritas produk.
j. Pad elektroda harus ditempatkan pada otot dalam keadaan perfusi yang
baik
k. Tempatkan elektroda dispersif pada pasien setelah posisi final
Dicegah oleh generator yang terisolasi. arus listrik harus kembali ke generator .
Generator elektrosurgeri awal menggunakan generator pembumian, yang
memungkinlkan setiap logan yang besentukan ke pasien berfungsi sebagai
elektroda yang memungkinkan aliran masuk ke tanah. Standar infuse, hal ini
memungkinkan menyebabkan cedera, luka bakar pada area alternative tersebut
seperti metal yang menempel pada kaki atau lengan.
Implikasi keperawatannya;
1. Pastikan pasien tidak memiliki kontak dengan perangkat logam seperti
tempat tidur, perangkat positioning, tali pengaman gesper untuk
mencegah luka bakar.
2. Lepas perhiasan pasien yang berada antara elektroda aktif dan dispersif.
3. Direct coupling
a. Kontak yang tidak diinginkan dari elektroda
aktif berenergi dengan instrument lain yang
mempunyai sifat konduktif atau dengan
objek lain pada area operasi
b. Produksi panas menyebabkan nekrosis
dibawah logam
c. Arus mengalir ke daerah yang tidak
diinginkan
4. Capacitive coupling
a. Kapasitan adalah muatan listrik
yang tersimpan
b. Sebuah kapasitor terdiri dari
dua konduktor berpotensial listrik
yang berbeda, dipisahkan oleh
isolator
c. Sebuah kapasitor memblok aliran
arus langsung (DC) sehingga
memungkinkan mengalirnya alternating current (AC)
contoh:
Sebuah kanula logam trocar di sekitar instrument electrosurgical yang aktif
Sebuah kabel electrosurgical yang aktif dililit pada towel clamp
Sebuah prosthesis logam pada prosedur Total Hip Replacement
5. Insulation failure
Dapat terjadi karena sterilisasi berulang atau pemanasan elektris. Dapat juga
terjadi karena kesalahan dalam pembuatan mesin.
Implikasi keperawatannya
a. Pastikan gas yang digunakan untuk insuflasi adalah yang tidak mudah
terbakar (misal : karbon dioksida).
b. Pastikan bahwa trocar yang digunakan memiliki system konduktif. Hal
ini memungkinkan arus mengalir aman antara kanula dan dinding perut.
c. Jangan menggunakan trocar system hybrid (yaitu kombinasi antara
plastik dan logam).
d. Periksa elektroda yang digunakan saat Minimal Invasive Surgery (MIS).
Jika isolasi tidak utuh, jalur alternatif arus listrik dapat terbentuk dan
dapat menyebabkan cedera serius pada pasien.
e. Instruksikan pasien untuk melaporkan gejala cedera electrosurgical
(misalnya, demam, sakit perut, muntah) setelah MIS serta mengingatka
bahwa gejala dapat terjadi setelah keluar dari unit perawatan
postanesthesia.
6. Surgical fires
Implikasi keperawatan
a. Berkoordinasi dengan profesional anestesi untuk meminimalkan
konsentrasi oksigen.
b. Selalu memeriksa secara visual elektroda aktif sebelum digunakan.
c. Carilah kerusakan kabel atau handpiece dan ketidakcocokan aksesoris
dengan ESU.
d. Tempatkan kaki pedal didekat pengguna elektroda aktif untuk mengurangi
risiko aktivasi tak disengaja oleh anggota tim lainnya.
e. Hitung waktu penggunaan alkohol based prep agent untuk memastikan
waktu minimum kering yang direkomendasikan
f. Mengamati area steril ketika ESU sedang digunakan dan bila perlu,
fmengingatkan ahli bedah, teknisi, atau asisten bahwa elektroda aktif harus
ditempatkan dalam sarung pengaman non conductive ketika tidak
digunakan.
g. Bersihkan akumulasi eschar dari ujung elektroda aktif , menjauh dari
sayatan.
h. Jangan mengaktifkan elektroda aktif jika terdapat zat yang mudah
terbakar
i. Menjauhkan paket benang bedah yang mengandung alkohol dari lapangan
steril sesegera mungkin.
j. Basahi spons yang digunakan dekat ujung elektroda aktif.
k. Mengatur surgical drapes untuk meminimalkan penumpukan oksidasi
(misalnya: oksigen, nitrous oxide).
l. Selalu menyiapkan handuk basah, saline, atau air di area steril untuk
memadamkan api.
m. Bersiaplah untuk segera memadamkan api jika terjadi
6. Kerusakan jaringan dapat meluas disekitar area yang kontak dengan electrode
7. Meningkatan temperature menembus jaringan Kondisi kering (desikasi)
meningkatkan resistensi
8. Arus listrik yang menumpuk sekitar electrode
9. Efek koagulasi jaringan Coagulation or tissue effects are technique sensitive
Standar 2 :
Program pendidikan harus ditetapkan untuk intruksi tenaga medis dan
keperawatan yang terlibat dalam penggunaan peralatan electrosurgical unit dan
aplikannya.
Kriteria :
Tim manajemen harus memastikan bahwa :
1. Semua personil yang terlibat telah menyelesaikan program pendidikan
yang mencakup, antara lain:
a. Penempatan padding elektroide yang benar pada pasien
b. Teknik yang meminimalkan risiko
c. Intruksi Operasional
d. Ada protocol pengecekan keamanan alat
e. Teknik untuk mengurangi asap dari ESU
f. Memindahkan dan membersihkan peralatan
g. Teknik penyekesaian masalah.
Standar 3 :
ESU harus rutin dicek secara rutin sebelum digunakan dan dibuat rencana
pemeliharaan/ kalibrasi
Kriteria :
Perawat perioeratif harus :
1. Sebelum menggunakan periksa peralatan ESU untuk kemungkinan
kerusakan yang dapat diteksi melalui inspeksi.
2. Lakukan pengecekan sesuai dengan standar sebelum mengunakan
3. Singkirkan alat-alat yang rusak dari lingkungan perioperatif dan segera
lakukan perbaikan
4. Pastikan melalui manajer keperawatan bahwa:
a. Peralatan dilakukan pemeliharaan sesuai dengan kebijakan uang
berlaku sesuai dengan rekomendasi pabrik.
b. Lakukan pendokumentasian pemeliharaan alat.termasuk di
dalamnya: laporan service, kerusakan, bahaya dan system wiring
5. Sesudah penggunaan alat ESU maka perawat perioperatif harus :
a. Matikan ESU
b. Buang peralatan disposable
c. Bersihkan alat-alat reuseable dan assesories sesuai petunjuk
pabrikAmati assesories dan bagian-bagian yang rusak, fungsi dan
juga kebersihannya.
d. Harus mengikuti instruksi dan pabrik tentang keamanan dan fungsi
yang baik dari setiap alat.
Standar 4 :
Kabel listrik pada electrosurgical harus ditangani baik untuk meminimalkan
kerusakan potensi cidera pada pasian dan petugas
Kriteria :
Perawat perioperatif harus :
1. Kabel listrik harus cukup panjang dan fleksible untuk mencegah terlepas
dari sumber listrik yang dapat menimbulkan cidera pada pasien dan
petugas.
2. ESU harus diletakan dekat area yang steril untuk meminimalkan
ketegangan dari kabel listrik yang dapat menyebabkan kerusakan pada
kabelnya
3. Kabel power listrik ESU harus bebas dari tertekuk, simpul dan bengkok
yang dapat menyebabkan kerusakan kebocoran, akumulasi dari power
listrik, panas yang berlebihan
4. Kabel power ESU harus dijaga agar tetap kering. Cairan disekitar power
ESU dapat mengakibatkan cidera listrik karena arus pendek.
5. Kabel listrik harus diperiksa/ dites kerusakan dari pada arus listrik yang
keluar dari ESU. Kabel power listrik dari ESU harus dicek karena dapat
menimbulkan kebakaran atau cidera pada pasien dan petugas.
6. ESU harus dipindahkan/ dikeluarkan jika timbul kejadian pada kabel
7. Kabel pedal kaki harus dibungkus jika ada potensi terpercik oleh
cairan(contoh : penggunaan operasi Urology/ TUR).
8. Pedal kaki ESU harus lengkap dan terlihat selama operasi berlangsung.
9. Cairan jangan diletakan diatas Unit ESU.
10. System alarm ESU harus berfungsi dengan baik dan dapat didengar serta
tidak boleh dimatikan.
11. ESU harus dioperasikan pada kekuatan (power) rendah yang efektif bagi
koagulasi maupun saat memotong.
12. Jika ahli bedah meminta untuk menaikan power secara continue, maka
petugas harus mengecek secara menyeluruh sirkuit dan assesories secara
benar.
13. Mengkaji integritas kulit pasien untuk memastikan keutuhan kulit pasien.
14. Pastikan bahwa EKG leads dan ground pad termasuk dalam pengkajian.
15. Dokumentasi harus mencakup :
a. Jenis unit dan nomor serial
b. Pencukuran rambut jika ada
c. Lokasi penempatan elektroda
d. Perangkat cutting dan coagulasi
e. Nama petugas yang melakukan pemasangan patient plate
f. Kondisi kulit pasien setelah selesai tindakan dan pelepasan patient
plate.
16. Bantalan patient plate harus digunakan yang sekali pakai (disposable)
untuk mencegah cidera.
17. Ukuran bantalan patient plate harus disesuaikan dengan pasien (dewasa,
anak, bayi dan neonatal).
18. Bantalan patient plate tidak boleh digunting/ dipotong/ dimodifikasi karena
akan menimbulkan loncatan medan listrik yang akan mengakibatkan luka
bakar.
19. Penempatan bantalan patient plate sebaiknya ditempatkan pada daerah
yang kering, sedekat mungkin dengan area operasi, terutama daerah paha
atas, lengan atas dan pinggang pasien dikarenakan memiliki masa otot
yang baik serta terdapat perifer pembuluh darah yang banyak sehingga
dapat membantu penyebaran panas yang dihasilkan secara merata dengan
demikian dapat mengurangi potensi luka bakar.
20. Bantalan patient plate harus dicek kembali jika terjadi perubahan posisi
selama operasi untuk memastikan apakah patient plate masih kontak kulit
pasien.
21. Elektrode sekali pakai tidak boleh direuseable (digunakan kembali/ pakai
ulang).
22. Keutuhan electrode aktif (pencil) harus selalu dicek sebelum digunakan
apakah mempunyai metal permukaan yang lembut, tidak ada sumbing atau
lekukan, pelapis Teflon tidak ada retakan atau pecah.
23. Letakan elektroda dalam keadaan kering dan bersih, gunakan pegangan
protektif /sarung konduktor jika tidak sedang digunakan untuk
menghindari lompatan medan listrik.
24. Bantalan patient plate harus diletakan jauh dari mesin penghangat untuk
menghindari terjadinya resapan panas dari mesin penghangat yang dapat
mengakibatkan efek luka bakar disekitar peletakan patent plate.
25. Hindari penempatkan patient plate pada jaringan skar/ jaringan parut,
jaringan adipose, tatto dengan tinta merah, adanya pemasangan implant
metal protetik pada HIP, pacemaker atau automatic implantable
cardioverter-defibrillator device (ICD), dan daerah yang terdapat banyak
rambut.
26. Pada prosedur penggunaan electrode aktif dimungkinkan untuk tidak
terdapat bagian tubuh yang menggunakan anting kuping, hidung dll,
cincin, giwang, sedapat mungkin ditanggalkan jika tidak dapat dicopot
perhiasan tersebut dilekatkan pada tubuh dengan cara diplester agar
merekat erat.
27. Harus menjadi perhatian khusus pada penggunaan ESU yang berdekatkan
dengan sumber oxygen seperti nasal canula bila pasien menggunakan
oxygen mask dan bila anaesthesi meng-gunakan uncuffed endotracheal
tube
28. Pada penggunaan benang bedah yang saset berbahan dasar alcohol seperti
Catgut palin dan catgut cromic sebaiknya jauhkan dari electrode aktif.
29. Evacuasi asap elektrosurgery dari area operasi untuk menghindari
terhirupnya asap elektrosurgery yang mengandung gas/ zat-zat yang
berbahaya.
Standar 5 :
Menggunakan alat ESU harus didokumentasikan
Kriteria :
Sirculating nurse harus:
1. Mencatat area penempatan graund pad
2. Tipe peralatan ESU yang digunakan (monopolar atau bipolar)
3. Integritas kulit pasien setelah graund pad dilepas.
4. Peralatan kesehatan lainnya yang spesifik
VII. RANGKUMAN
Penggunaan peralatan Elektrosurgical unit dilingkungan perioperatif merupakan alat
yang sangat penting akan tetapi dapat berpotensi yang dapat menyebabkan injury,
terbakar dan kerusakan peralatan. Dalam pemakaian Elektrosurgical unit penting untuk
mematuhi instruksi pabrik dan sesuai standar dalam tata cara penggunaan
Elektrosurgical unit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Corner Ramona, at al (2013) Perioperative Standar and Recommended, 2013
edition USA: AORN
(“Gawande AA : Risk Factor for retaened instrument and sponges after surgery, N Engl
J Med. 2003)
Goodmen Terri dan Spry Cynthya (2014) Essential of Perioperative Nursing USA: John
and Bartlett
Lundie Nanette (2008) Standards For Perioperative Nursing. Australia: ACORN
Osborne Sonya (ed) (2016) Standards For Perioperative Nursing14 th edition.
Australia: ACORN
McLeod Bonnie (2012) Standar Guidline and Position Statemen for Perioperative
Regintered Nursing Practice 10th ed. Canada.: ORNAC
Phillips M.N,(2007) : Operating Room Technique , 11th edition, Mosby.St.Luis,
Missouri
Rothrock Jane C and DonnaR. McEwen (2011) Care of The Patient in Surgery, 14
th
edition San Antonio Texas: Elsefier Mosby
Goodman Teeri and Spry Cynthia. (2014) Essential Of Perioperative Nursing 5th
ad, USA: Jones and Bartlett Learning.
Rothrock Jane C and DonnaR. McEwen (2011) Care of The Patient in Surgery, 14
th
edition San Antonio Texas: Elsevier Mosby