Anda di halaman 1dari 14

ELECTRO SURGICAL UNIT (ESU)

I. DISKRIPSI SINGKAT
Penggunaan peralatan Elektrosurgical unit dilingkungan perioperatif merupakan alat
yang sangat penting akan tetapi dapat berpotensi yang dapat menyebabkan injury,
terbakar dan kerusakan peralatan. Ada dua tipe electrosurgical yaitu bipolar dan
monopolar. Elektrosurgical digunakan pada prekwensi tinggi (radio frekuensi) untuk
memotong dan coagulasi serta memisahkan jaringan lunak, hemostatis pada jaringan
tubuh

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. TUJUAN PEMEBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu memahami konsep metode kerja
elektrosurgical Unit di kamar bedah

B. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS


Setelah mengikuti materi ini peserta dapat :
1. Definisi Elektro Surgical Unit
2. Memahami dua tipe energi primer dalam bedah
3. Memahami perbedaan antara sumber energi.
4. Mengidentifikasi kemungkinan komplikasi dan pertimbangan keperawatan
untuk mencegah terjadinya komplikasi.
5. Memahami teknologi canggih sumber energi
6. Memahami tentang standard dan kriteria Elektro Surgical Unit

III. POKOK BAHASAN


A. Definisi Elektro Surgical Unit
B. Dua tipe energi primer dalam bedah
C. Sumber energi dalam elektrosurgery
D. Komplikasi dan pertimbangan keperawatan untuk mencegah terjadinya
komplikasi.
E. Teknologi canggih sumber energi
F. Standard dan kriteria Elektro Surgical Unitdalam keperawatan

IV. BAHAN BELAJAR


A. Buku standar ESU
B. Basic Energy Principles AORN
C. Standar Fasilitas Peralatan kamar Bedah Departemen Kesehatan Republik
Indonesia

V. LANGKAH – LANGKAH
Sesuai SAP
VI. URAIAN MATERI
A. Definisi
Penggunaan radiofreq alternating current untuk meningkatkan teperatue seluler,
untuk penuapan atau koagulasi
Definisi istilah:
Circuit = sirkuit, jalur atau aliran elektron
Current = jumlah elektron yang mengalir
Voltage = tegangan , yang mengeluarkan daya (v)
Resistance = resisten atau hambatan bagi aliran elektron
Power = energi / panas yang diproduksi atau digunakan selama periode waktu

B. Dua tipe energi primer dalam bedah


1. Energi electromagnetik
Electrosurgery
a. Monopolar
b. Bipolar
c. Laser
2. Energi mekanis
a. Suturing (menjahit)
b. Stapling
c. Ultrasonic (ultrasound)

C. Cara mencapai hemostasis dalam bedah


Dalam bedah, hemostasis ditingkatkan/dibantu dengan menggunakan…

1. Topical hemostatic agents


2. Electrosurgery
3. Penggunaan kompresi
4. Aplikasi panas pada jaringan
5. Lamanya waktu aplikasi

D. Energi dalam elektrosurgery


1. Direct curent
Elektron mengalir satu arah contohnya lampu senter
Curen mengalir dari baterai ke lampu menghasilkan cahaya.Voltase listrik
konstan
Alternatif curent
Electron mengalir dua arah. Arah aliran konstan dan bolak balik. Hai ini
penyusuaian tegangan pada aliran. Kedua elektrosurgery mono dan bipolar
memamtaatkan alternating current
2. Direct curent
Elektron mengalir satu arah contohnya lampu senter
Curen mengalir dari baterai ke lampu menghasilkan cahaya.Voltase listrik
konstan
3. Alternatif curent
Electron mengalir dua arah. Arah aliran konstan dan bolak balik. Hai ini
penyusuaian tegangan pada aliran. Kedua elektrosurgery mono dan bipolar
memamtaatkan alternating current

E. Perbedaan Cautery, elektrcautery dan electrosurgery


Cautery adalah cauter menggunakan
panas untuk koagulasi untuk koagulasi.

Pada elektrokauter tidak ada arus yang mengalir


dari pasien sementara pada electrosurgery bisa
melalui pasien dengan gerakan balik.

Sedangkan electrosurgery adalah:


1. Tidak ada arus yang mengalir dr pas sementara pada elektrosurge harus
melalui pasien dengan gerakan balik, sedangkan electrosurgeryadalah:
Menghancurkan jar dg objek yang dipanaskan dg listrik. Tidak ada arus yg
mengalir dr pasien.
2. Penggunaan arus balik yang mel pas untuk memotong dan koagulasi jaringan

Monopolar elektro surgery yaitu :


1. Elektrosurgical unit / Generator
2. Elektroda Aktif
3. Dipersive Elektrode
Konsep power on dan power off dalam menghantarkan panas
1. Cutting power atau panas yang dihantarkan secara konstan membutuhkan
voltase rendah.veoltase rendah mengkhantarkan panas secara konstan
Power on sepanjang waktu
Cepat panas dan menghasilkan penguapan pada sel
2. Koagulasi
Power panas dihantarkan seara intermitten, voltase tinggi antara 3500-
9000 volt
Hight voltase
Voltase tinggi 6% dan 94% menghasilakan lebih sedikit panas jaringan
memananas lebih lambat
3. Fulgurasi
Tidak kontak meningkatkan voltase
Bluding
Power dan off: 50% on dan 50% 0ff menghasilkan cutting dan koagulasi.
Panas dan waktu
Kerusakan jaringan terjadi pada suhu 40 °c. Diatas 100 °c, pengeringan
jaringan (desikasi) dimulai Dehidrasi jaringan, apabila jaringan terjadi
dehidrasi berarti jar mrngalami kurang cairan maka kecepatan pemanasan
jadi meningkat. Hal ini akan menyebabkan karbonisasi pada jaringan.
Tradisional monopolar
Mengapa Alternate Site Injuries Terjadi pada Ground-Referenced System
Menggunanakan graun generator referen dapat menyebabkan site injuri
alternative yang sering terjadilengan dan kaki. Selama menggunakan
current selalu mencari grounding. Karena arus listrik selalu mencari
pembumia, setiap benda logam yang tidak sengaja kontak sengan pas sep
standar infuse, alat pantau dapat menjadi konduktif dari landasan arde dan
ini akan menarik arus dan mengalikannya dari arus yang seharusnya, arus
berkonsentrasi akan menyebabkan luka bakar pada pasien oleh karena itu
generator dikembangkan untuk mengatasi risiko system grounded.Dengan
sisten isolasi, generator menjadi sumber tenaga mempercepat siklus 60-
diatas 100 dimana rangsangan neuromuskulesr berhenti. Generator menjadi
jalur sirkuit bukan lagi ke tanah.

F. Aksi dari electrosurgery


1. Cutting
a. Pemanasan cepat pada jaringan meledakkan sel
b. Tegangan rendah berdurasi konstan digunakan untuk
memotong jaringan

2. Fulgurasi(semprot)
a. Semprot langsung ke jaringan
b. Koagulasi non-contact pada area yang luas,
tegangan tinggi dalam durasi yang pendek,

digunakan untuk mengendalikan perembesan

3. Coagulation
Koagulasion dengan kontak (pengeringan)
pada area panas dihasilkan didalam jaringan
Tinggi dari cutting, lebih rendah dari fulgurasi,
digunakan untuk on spot coagulasi

G. Potensi resiko dari monopolar electrosurgery


1. Grounding pad failure
Terjadi apabila grounding pad ada bagian tertentu tidak menempel dengan
baik, amka arus dapat terkonsentrasi pada pad yang menempel dan
menghasilkan injuri. Hal ini sering terjadi pada system elektro surgical yang
sudah terlalu tua.
Dapat terjadi karena sterilisasi berulang atau pemanasan elektris. Dapat juga
terjadi karena kesalahan dalam pembuatan mesin.
Hal ini bisa disebabkan
a. Tidak ada alat pantau
b. Ada alat pantau ketika padding kontak berkurang maka mesina akan
alarm dan otomatos mesin akan mati sampai ada kontak pad diperbaiki.

Implikasi keperawatannya:
a. Pilihlah Generator dengan sistem terisolasi
b. Memiliki fasilitas Return Electrode Contact Quality Monitoring
c. Memiliki kemampuan Cutting/Coag yang baik dengan Setting Daya
(Power) yang rendah
d. Harus ada kontak merata antara pad dengan kulit pasien
e. Jangan membungkam alarm.
f. Jangan menggunakan plester untuk menempatkan elektroda dispersif.
g. Penggunaan elektroda dispersif sekali pakai (single use) harus kompatibel
dengan ESU.
h. Pastikan menggunakan ukuran elektroda dispersif yang benar untuk setiap
pasien.
i. Mengidentifikasi tanggal kadaluarsa & memeriksa integritas produk.
j. Pad elektroda harus ditempatkan pada otot dalam keadaan perfusi yang
baik
k. Tempatkan elektroda dispersif pada pasien setelah posisi final

2. Alternate site burn

Dicegah oleh generator yang terisolasi. arus listrik harus kembali ke generator .
Generator elektrosurgeri awal menggunakan generator pembumian, yang
memungkinlkan setiap logan yang besentukan ke pasien berfungsi sebagai
elektroda yang memungkinkan aliran masuk ke tanah. Standar infuse, hal ini
memungkinkan menyebabkan cedera, luka bakar pada area alternative tersebut
seperti metal yang menempel pada kaki atau lengan.
Implikasi keperawatannya;
1. Pastikan pasien tidak memiliki kontak dengan perangkat logam seperti
tempat tidur, perangkat positioning, tali pengaman gesper untuk
mencegah luka bakar.
2. Lepas perhiasan pasien yang berada antara elektroda aktif dan dispersif.

3. Direct coupling
a. Kontak yang tidak diinginkan dari elektroda
aktif berenergi dengan instrument lain yang
mempunyai sifat konduktif atau dengan
objek lain pada area operasi
b. Produksi panas menyebabkan nekrosis
dibawah logam
c. Arus mengalir ke daerah yang tidak
diinginkan

4. Capacitive coupling
a. Kapasitan adalah muatan listrik
yang tersimpan
b. Sebuah kapasitor terdiri dari
dua konduktor berpotensial listrik
yang berbeda, dipisahkan oleh
isolator
c. Sebuah kapasitor memblok aliran
arus langsung (DC) sehingga
memungkinkan mengalirnya alternating current (AC)
contoh:
Sebuah kanula logam trocar di sekitar instrument electrosurgical yang aktif
Sebuah kabel electrosurgical yang aktif dililit pada towel clamp
Sebuah prosthesis logam pada prosedur Total Hip Replacement

5. Insulation failure
Dapat terjadi karena sterilisasi berulang atau pemanasan elektris. Dapat juga
terjadi karena kesalahan dalam pembuatan mesin.
Implikasi keperawatannya
a. Pastikan gas yang digunakan untuk insuflasi adalah yang tidak mudah
terbakar (misal : karbon dioksida).
b. Pastikan bahwa trocar yang digunakan memiliki system konduktif. Hal
ini memungkinkan arus mengalir aman antara kanula dan dinding perut.
c. Jangan menggunakan trocar system hybrid (yaitu kombinasi antara
plastik dan logam).
d. Periksa elektroda yang digunakan saat Minimal Invasive Surgery (MIS).
Jika isolasi tidak utuh, jalur alternatif arus listrik dapat terbentuk dan
dapat menyebabkan cedera serius pada pasien.
e. Instruksikan pasien untuk melaporkan gejala cedera electrosurgical
(misalnya, demam, sakit perut, muntah) setelah MIS serta mengingatka
bahwa gejala dapat terjadi setelah keluar dari unit perawatan
postanesthesia.

6. Surgical fires

Implikasi keperawatan
a. Berkoordinasi dengan profesional anestesi untuk meminimalkan
konsentrasi oksigen.
b. Selalu memeriksa secara visual elektroda aktif sebelum digunakan.
c. Carilah kerusakan kabel atau handpiece dan ketidakcocokan aksesoris
dengan ESU.
d. Tempatkan kaki pedal didekat pengguna elektroda aktif untuk mengurangi
risiko aktivasi tak disengaja oleh anggota tim lainnya.
e. Hitung waktu penggunaan alkohol based prep agent untuk memastikan
waktu minimum kering yang direkomendasikan
f. Mengamati area steril ketika ESU sedang digunakan dan bila perlu,
fmengingatkan ahli bedah, teknisi, atau asisten bahwa elektroda aktif harus
ditempatkan dalam sarung pengaman non conductive ketika tidak
digunakan.
g. Bersihkan akumulasi eschar dari ujung elektroda aktif , menjauh dari
sayatan.
h. Jangan mengaktifkan elektroda aktif jika terdapat zat yang mudah
terbakar
i. Menjauhkan paket benang bedah yang mengandung alkohol dari lapangan
steril sesegera mungkin.
j. Basahi spons yang digunakan dekat ujung elektroda aktif.
k. Mengatur surgical drapes untuk meminimalkan penumpukan oksidasi
(misalnya: oksigen, nitrous oxide).
l. Selalu menyiapkan handuk basah, saline, atau air di area steril untuk
memadamkan api.
m. Bersiaplah untuk segera memadamkan api jika terjadi

Bipolar elektro surgery yaitu :


1. Elektrosurgical unit / generator
2. Bipolar aktif electrode handpice bipolar yang mendistribusikan aliaran melalui
penggunaan forcep kejaringan pasien danaliran itu kembali melalui forcep ke
generator

Tradisional bipolar electrosurgery


1. Konsentrasi arus tinggi
2. Voltage/Tegangan relatif rendah
3. Arus mengasilkan panas dalam jaringan
4. Mengurangi resiko capacitive dan direct coupling
5. Dokter mengendalikan pelepasan energi secara visual

6. Kerusakan jaringan dapat meluas disekitar area yang kontak dengan electrode
7. Meningkatan temperature menembus jaringan Kondisi kering (desikasi)
meningkatkan resistensi
8. Arus listrik yang menumpuk sekitar electrode
9. Efek koagulasi jaringan Coagulation or tissue effects are technique sensitive

H. Standard dan kriteria Elektro Surgical Unit dalam keperawatan


1. Prinsip :
Penggunaan yang aman dari peralatan electrosurgical memiliki pengaruh
positif pada hasil pembedahan pasien. Adalah penting untuk mematuhi
instruksi pabrik setiap saat.
Standar 1 :
Semua personil dikamar bedah harus menyaadari akan risiko dari penggunaan
perlatan electrosurgical unit.
Kriteria :
Perawat harus ;
1. Mengerti risiko yang berhubungan dengan penggunaan peralatan
electrosurgical unit.
2. Memastikan bahwa informasi ini telah disampaikan kepada seluruh
personil.
3. Menggunakan peralatan dan asesoris secara aman.
4. Pertahankan tetap mengikuti perkembangan teknologi dari electrosurgical
unit.
5. Memenuhi standar keamanan sat menggunakan peralatan electrosurgical
unit.
a. Sebagai bagian dari program pemeliharan lanjutan ESU harus
memiliki nomor identifikasi.
b. Semua peralatan ESU yang rusak/ cacat harusdikeluarkan dari
lingkungan perioperatif dan diberi label perbaikan oleh petugas
elektro medis. Instruksi mengenai standar penggunaan dari ESU harus
singkat, jelas pada setiap alat ESU. Instruksi tersebut harus diletakan/
digantungkan pada alat ESU.
c. Pastikan bahwa staff keperawatan perioperatif harus diberikan
pendidikan tentang pemakaian ESU
d. Staff perawat perioperatif harus memahami prinsip dari ESU
Rasional :
1) Dengan diberikan pendidikan dan latihan akan mengurangi risiko
cidera bagi pasien dan petugas perioperatif.
2) Pemahaman tentang prinsip-prinsip tersebut perawat mampu
mengoperasikan alat ESU tersebut.
3) Nomor identifikasi/ registrasi akan membantu dalam
menindaklanjuti catatan perbaikan dan investigasi kejadian
emergency.
4) Peralatan yang cacat / rusak akan mengakibatkan cidera pada
pasien atau perawat perioperatif.
5) Memberikan referensi yang tepat untuk mengkaji ulang peralatan
yang rusak.

Standar 2 :
Program pendidikan harus ditetapkan untuk intruksi tenaga medis dan
keperawatan yang terlibat dalam penggunaan peralatan electrosurgical unit dan
aplikannya.
Kriteria :
Tim manajemen harus memastikan bahwa :
1. Semua personil yang terlibat telah menyelesaikan program pendidikan
yang mencakup, antara lain:
a. Penempatan padding elektroide yang benar pada pasien
b. Teknik yang meminimalkan risiko
c. Intruksi Operasional
d. Ada protocol pengecekan keamanan alat
e. Teknik untuk mengurangi asap dari ESU
f. Memindahkan dan membersihkan peralatan
g. Teknik penyekesaian masalah.

2. Mengembangkan kebijakan dan prosedur sehubungan dengan penggunaan


ESU yang aman.
3. Memastikan bahwa hanya orang yang menyelesaikan program pelatihan
penggunaan peralatan yang boleh menggunakan peralatan tersebut
4. Memberikan buku panduan manual alat elektrosurgical
5. memastikan bahwa alat-alat ESU mempunyai manual instruksi

Standar 3 :
ESU harus rutin dicek secara rutin sebelum digunakan dan dibuat rencana
pemeliharaan/ kalibrasi
Kriteria :
Perawat perioeratif harus :
1. Sebelum menggunakan periksa peralatan ESU untuk kemungkinan
kerusakan yang dapat diteksi melalui inspeksi.
2. Lakukan pengecekan sesuai dengan standar sebelum mengunakan
3. Singkirkan alat-alat yang rusak dari lingkungan perioperatif dan segera
lakukan perbaikan
4. Pastikan melalui manajer keperawatan bahwa:
a. Peralatan dilakukan pemeliharaan sesuai dengan kebijakan uang
berlaku sesuai dengan rekomendasi pabrik.
b. Lakukan pendokumentasian pemeliharaan alat.termasuk di
dalamnya: laporan service, kerusakan, bahaya dan system wiring
5. Sesudah penggunaan alat ESU maka perawat perioperatif harus :
a. Matikan ESU
b. Buang peralatan disposable
c. Bersihkan alat-alat reuseable dan assesories sesuai petunjuk
pabrikAmati assesories dan bagian-bagian yang rusak, fungsi dan
juga kebersihannya.
d. Harus mengikuti instruksi dan pabrik tentang keamanan dan fungsi
yang baik dari setiap alat.

Standar 4 :
Kabel listrik pada electrosurgical harus ditangani baik untuk meminimalkan
kerusakan potensi cidera pada pasian dan petugas
Kriteria :
Perawat perioperatif harus :
1. Kabel listrik harus cukup panjang dan fleksible untuk mencegah terlepas
dari sumber listrik yang dapat menimbulkan cidera pada pasien dan
petugas.
2. ESU harus diletakan dekat area yang steril untuk meminimalkan
ketegangan dari kabel listrik yang dapat menyebabkan kerusakan pada
kabelnya
3. Kabel power listrik ESU harus bebas dari tertekuk, simpul dan bengkok
yang dapat menyebabkan kerusakan kebocoran, akumulasi dari power
listrik, panas yang berlebihan
4. Kabel power ESU harus dijaga agar tetap kering. Cairan disekitar power
ESU dapat mengakibatkan cidera listrik karena arus pendek.
5. Kabel listrik harus diperiksa/ dites kerusakan dari pada arus listrik yang
keluar dari ESU. Kabel power listrik dari ESU harus dicek karena dapat
menimbulkan kebakaran atau cidera pada pasien dan petugas.
6. ESU harus dipindahkan/ dikeluarkan jika timbul kejadian pada kabel
7. Kabel pedal kaki harus dibungkus jika ada potensi terpercik oleh
cairan(contoh : penggunaan operasi Urology/ TUR).
8. Pedal kaki ESU harus lengkap dan terlihat selama operasi berlangsung.
9. Cairan jangan diletakan diatas Unit ESU.
10. System alarm ESU harus berfungsi dengan baik dan dapat didengar serta
tidak boleh dimatikan.
11. ESU harus dioperasikan pada kekuatan (power) rendah yang efektif bagi
koagulasi maupun saat memotong.
12. Jika ahli bedah meminta untuk menaikan power secara continue, maka
petugas harus mengecek secara menyeluruh sirkuit dan assesories secara
benar.
13. Mengkaji integritas kulit pasien untuk memastikan keutuhan kulit pasien.
14. Pastikan bahwa EKG leads dan ground pad termasuk dalam pengkajian.
15. Dokumentasi harus mencakup :
a. Jenis unit dan nomor serial
b. Pencukuran rambut jika ada
c. Lokasi penempatan elektroda
d. Perangkat cutting dan coagulasi
e. Nama petugas yang melakukan pemasangan patient plate
f. Kondisi kulit pasien setelah selesai tindakan dan pelepasan patient
plate.
16. Bantalan patient plate harus digunakan yang sekali pakai (disposable)
untuk mencegah cidera.
17. Ukuran bantalan patient plate harus disesuaikan dengan pasien (dewasa,
anak, bayi dan neonatal).
18. Bantalan patient plate tidak boleh digunting/ dipotong/ dimodifikasi karena
akan menimbulkan loncatan medan listrik yang akan mengakibatkan luka
bakar.
19. Penempatan bantalan patient plate sebaiknya ditempatkan pada daerah
yang kering, sedekat mungkin dengan area operasi, terutama daerah paha
atas, lengan atas dan pinggang pasien dikarenakan memiliki masa otot
yang baik serta terdapat perifer pembuluh darah yang banyak sehingga
dapat membantu penyebaran panas yang dihasilkan secara merata dengan
demikian dapat mengurangi potensi luka bakar.
20. Bantalan patient plate harus dicek kembali jika terjadi perubahan posisi
selama operasi untuk memastikan apakah patient plate masih kontak kulit
pasien.
21. Elektrode sekali pakai tidak boleh direuseable (digunakan kembali/ pakai
ulang).
22. Keutuhan electrode aktif (pencil) harus selalu dicek sebelum digunakan
apakah mempunyai metal permukaan yang lembut, tidak ada sumbing atau
lekukan, pelapis Teflon tidak ada retakan atau pecah.
23. Letakan elektroda dalam keadaan kering dan bersih, gunakan pegangan
protektif /sarung konduktor jika tidak sedang digunakan untuk
menghindari lompatan medan listrik.
24. Bantalan patient plate harus diletakan jauh dari mesin penghangat untuk
menghindari terjadinya resapan panas dari mesin penghangat yang dapat
mengakibatkan efek luka bakar disekitar peletakan patent plate.
25. Hindari penempatkan patient plate pada jaringan skar/ jaringan parut,
jaringan adipose, tatto dengan tinta merah, adanya pemasangan implant
metal protetik pada HIP, pacemaker atau automatic implantable
cardioverter-defibrillator device (ICD), dan daerah yang terdapat banyak
rambut.
26. Pada prosedur penggunaan electrode aktif dimungkinkan untuk tidak
terdapat bagian tubuh yang menggunakan anting kuping, hidung dll,
cincin, giwang, sedapat mungkin ditanggalkan jika tidak dapat dicopot
perhiasan tersebut dilekatkan pada tubuh dengan cara diplester agar
merekat erat.
27. Harus menjadi perhatian khusus pada penggunaan ESU yang berdekatkan
dengan sumber oxygen seperti nasal canula bila pasien menggunakan
oxygen mask dan bila anaesthesi meng-gunakan uncuffed endotracheal
tube
28. Pada penggunaan benang bedah yang saset berbahan dasar alcohol seperti
Catgut palin dan catgut cromic sebaiknya jauhkan dari electrode aktif.
29. Evacuasi asap elektrosurgery dari area operasi untuk menghindari
terhirupnya asap elektrosurgery yang mengandung gas/ zat-zat yang
berbahaya.

Standar 5 :
Menggunakan alat ESU harus didokumentasikan
Kriteria :
Sirculating nurse harus:
1. Mencatat area penempatan graund pad
2. Tipe peralatan ESU yang digunakan (monopolar atau bipolar)
3. Integritas kulit pasien setelah graund pad dilepas.
4. Peralatan kesehatan lainnya yang spesifik

VII. RANGKUMAN
Penggunaan peralatan Elektrosurgical unit dilingkungan perioperatif merupakan alat
yang sangat penting akan tetapi dapat berpotensi yang dapat menyebabkan injury,
terbakar dan kerusakan peralatan. Dalam pemakaian Elektrosurgical unit penting untuk
mematuhi instruksi pabrik dan sesuai standar dalam tata cara penggunaan
Elektrosurgical unit tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Corner Ramona, at al (2013) Perioperative Standar and Recommended, 2013
edition USA: AORN
(“Gawande AA : Risk Factor for retaened instrument and sponges after surgery, N Engl
J Med. 2003)
Goodmen Terri dan Spry Cynthya (2014) Essential of Perioperative Nursing USA: John
and Bartlett
Lundie Nanette (2008) Standards For Perioperative Nursing. Australia: ACORN
Osborne Sonya (ed) (2016) Standards For Perioperative Nursing14 th edition.
Australia: ACORN
McLeod Bonnie (2012) Standar Guidline and Position Statemen for Perioperative
Regintered Nursing Practice 10th ed. Canada.: ORNAC
Phillips M.N,(2007) : Operating Room Technique , 11th edition, Mosby.St.Luis,
Missouri
Rothrock Jane C and DonnaR. McEwen (2011) Care of The Patient in Surgery, 14
th
edition San Antonio Texas: Elsefier Mosby
Goodman Teeri and Spry Cynthia. (2014) Essential Of Perioperative Nursing 5th
ad, USA: Jones and Bartlett Learning.
Rothrock Jane C and DonnaR. McEwen (2011) Care of The Patient in Surgery, 14
th
edition San Antonio Texas: Elsevier Mosby

Anda mungkin juga menyukai