Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL

SEMINAR & WORKSHOP BEDAH BUKU

Tindak Pidana Dalam Praktik Keperawatan


Mandiri (Perlindungan Hukum Bagi Perawat
dan Pasien)

DEWAN PENGURUS KOMISARIAT


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA
TAHUN 2019
A. Latar Belakang
Salah satu upaya perawat untuk menyongsong era Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) ialah dengan pengelolaan praktik keperawatan mandiri sebagai
sarana upaya kesehatan di masyarakat . Apalagi telah ada wacana dari Pemerintah
tentang Program 1 Desa 1 Perawat. Namun, upaya ini belum banyak dijalankan para
Perawat di Indonesia karena kekhawatiran mereka terhadap tindak pidana yang bisa
terjadi dalam praktik keperawatan mandiri. Setelah diketahui belakangan ini banyak
Perawat yang terseret kasus hukum.
Berdasarkan hasil kajian (Depkes & UI, 2005) menunujukkan bahwa terdapat
perawat yang menetapkan diagnosis penyakit (92,6%), membuat resep obat (93,1%),
melakukan tindakan pengobatan didalam maupun diluar gedung puskesmas (97,1%),
melakukan pemeriksaan kehamilan (70,1%), melakukan pertolongan
persalinan(57,7%), melaksanakan tugas petugas kebersihan (78,8%), dan melakukan
tugas administrasi seperti bendahara,dll (63,6%).
Pada keadaan keterbatasan kerap sekali ditemukan perawat yang memasang
infus dirumah pasien, memasang NGT, memasang Kateter dan melakukan heacting
atau bedah minor. Tak hanya itu, masih banyak perawat yang belum memasang papan
nama pada tempat praktik, belum membuat rekam medis dalam tempat praktik, dan
bahkan ada juga yang belum memiliki SIPP namun berani melakukan praktik. Oleh
sebab keterbatasanya tenaga medis didaerah-daerah terpencil, hal ini membuat
perawat terpaksa melakukan tindakan medis yang bukan merupakan wewenangnya
demi keselamatan klien. Tindakan yang dilakukan tanpa ada delegasi dan petunjuk
dari dokter, terutama di puskesmas yang hanya memiliki satu dokter yang berfungsi
sebagai pengelola puskesmas, sering menimbulkan situasi yang mengharuskan
perawat melakukan tindakan pengobatan.
Lemahnya perlindungan hukum bagi perawat membuat aparat penegak hukum
tidak menggunakan dan/atau mengacu pada Undang-Undang Keperawatan saat
sedang memproses dan mengadili perawat yang terjerat kasus hukum. Padahal
diketahui bahwa Undang-Undang Keperawatan itu adalah lex specialis. Seperti
contoh, Pensiunan Mantri di Pekalongan yang berinisial BR, dijerat Pasal 360 KHUP
karena melakukan sirkumsisi pada praktik mandiri, kemudian Perawat Harsono Eko
Saputro di Banyuwangi yang melakukan praktik keperawatan mandiri dijerat Pasal
196 dan Pasal 197 Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan karena
mengedarkan sediaan farmasi.
Walaupun berisiko pidana karena praktik keperawatan mandiri akan
berhubungan dengan profesi dan nyawa pasien, banyak kewenangan yang bisa
dilakukan seorang perawat selama masih berada dalam batas. Dalam praktik
keperawatan mandiri, perawat bertanggungjawab penuh bukan hanya menolong
pasien tetapi juga pengelolaan administratif.
Etik dan hukum merupakan dua hal yang berbeda namun keduanya saling
berkaitan. Setiap ada pelanggaran hukum pasti di situ ada pelanggaran etik, dan setiap
pelanggaran etik belum tentu termasuk pelanggaran hukum. Informasi dan
pemahaman Perawat tentang hukum pada tindak pidana dalam area pelayanan
kesehatan masih sangat minim. Sehingga sangat diperlukan langkah-langkah preventif
dalam menjalankan praktik keperawatan mandiri. Tindak pidana bisa terjadi kapan
saja dan di mana saja, termasuk dalam praktik keperawatan mandiri. Oleh sebab itu,
perlindungan hukum bagi Perawat dan Pasien dalam transaksi terapeutik pada praktik
keperawatan dirasa perlu dilakukan. Selain dari upaya preventif juga diperlukan
upaya represif dalam perlindungan hukum, yakni melalui bantuan hukum. Dengan
adanya perlindungan hukum tersebut diharapkan tindak pidana dalam praktik
keperawatan mandiri dapat dicegah dan dihindari.
Demi menunjang pelayanan keperawatan yang bermutu,dan berkualitas sesuai
standar kode etik profesi maupun standar praktik perawat maka sangat diperlukan
adanya perlindungan hukum melalui pendekatan preventif, di antaranya adalah
pembekalan tentang hukum dalam praktik keperawatan mandiri. Oleh sebab itu kami
ingin menyelenggarakan Seminar dan Workshop Bedah Buku dengan Tema
“Tindak Pidana dalam Praktik Keperawatan Mandiri (Perlindungan Hukum
Bagi Perawat dan Pasien)”.

B. Dasar Hukum
 UU No. 38 tahun 2014 tentang Keperawatan;
 Permenkes No. 40 tahun 2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir
Profesional Perawat Klinis;
 Permenkes No. 1796/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan;
 SK DPP PPNI No. 017F/DPP.PPN/SK/K.S/11/2016 tentang Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Perawat Indonesia;
 SK DPP PPNI Nomor 011/DPP.PPNI/SK/K.S/III/2017 tentang Pedoman Praktik
Keperawatan Mandiri.

C. Tujuan
Setelah mengikuti seminar dan workshop bedah buku “Tindak Pidana dalam Praktik
Keperawatan Mandiri (Perlindungan Hukum bagi Perawat dan Pasien)” diharapkan
Perawat dapat mengaplikasikan ilmu dan wawasan yang diperoleh, serta dapat
mengimplementasikan perlindungan hukum bagi diri sendiri dan pasien.

D. Peserta
 Ketua Komite Keperawatan,
 Perawat Praktik Mandiri,
 Mahasiswa Keperawatan,
 Mahasiswa Ilmu Hukum.

E. Materi dan Narasumber


Seminar
Kewenangan Perawat dalam Pelayanan
Circumsisi pada Praktik Keperawatan Sukendar, SKM,SH.,MH.Kes
Mandiri
Kewenangan Perawat dalam Pelayanan
Komplementer-Alternatif pada Praktik Aris Prio Agus S., A.Md.Kep,SH
Keperawatan Mandiri
Peningkatan Mutu dan Kualitas Patient Yoga Dewa Brahma, S.Kep.Ns
Safety pada Praktik Keperawatan
Mandiri
Workshop
Implementasi Perlindungan Hukum bagi Aris Prio Agus S., A.Md.Kep,SH
Perawat dan Pasien
Penyelesaian Sengketa antara Perawat Yoga Dewa Brahma, S.Kep.Ns
dengan Pasien
Handling Complain dan Pendampingan Sukendar, SKM.,SH.,MH.Kes
Hukum Bagi Perawat

Contact Person Narasumber Sdr. ARSAN 087755376333

F. Waktu dan Tempat


1. Hari tanggal : Minggu, 12 Mei 2019
2. Waktu : Pukul 08.00 WITA s.d. selesai
3. Tempat : Aula Lantai III RSUD Ratu Zalecha Martapura

G. Susunan Panitia
Susunan Panitia Pelaksana Seminar Keperawatan Nasional Akademi Keperawatan Intan
Martapura bekerjasama dengan DPW PPNI Provinsi Kal-Sel dan DPD PPNI Kabupaten
Banjar
Penanggung Jawab :
Pengarah :

Ketua :
Wakil Ketua :
Sekertaris :
Bendahara :

Koordinator
Koordinator Acara :
Anggota

Koordinator Humas dan Promosi :


Anggota :

Koordinator Perlengkapan :
Anggota :
Koordinator Keseketariatan :
Anggota :

H. Susunan Acara
WAKTU AGENDA PENANGGUNGJAWAB
07.00-08.00 Registrasi Peserta Panitia
08.00-08.30 Menyanyikan Lagu Indonesia Raya
Menyanyikan Lagu Mars PPNI MC
Sambutan Ketua Panitia
Sambutan Ketua DPD PPNI
08.30-10.00 Peningkatan Mutu dan Kualitas Patient Yoga Dewa Brahma,
2 jam Safety pada Praktik Keperawatan S.Kep.Ns
Mandiri + Moderator
10.00-11.30 Kewenangan Perawat dalam Pelayanan Aris Prio Agus S.,
2 jam Komplementer-Alternatif pada Praktik A.Md.Kep,SH
Keperawatan Mandiri + Moderator
11.30-13.45 Kewenangan Perawat dalam Pelayanan Sukendar,
3 jam Circumsisi pada Praktik Keperawatan SKM,SH.,MH.Kes
Mandiri + Moderator
13.45-14.00 Tanya jawab Materi 1, 2 dan 3 Moderator
14.00-14.15 ISHOMA Panitia
14.15-15.00 Implementasi Perlindungan Hukum Aris Prio Agus S.,
1 jam bagi Perawat dan Pasien A.Md.Kep,SH
+ Moderator
15.00-16.30 Penyelesaian Sengketa antara Perawat Yoga Dewa Brahma,
2 jam dengan Pasien S.Kep.Ns
+ Moderator
16.30-18.00 Handling Complain dan Pendampingan Sukendar,
2 jam Hukum Bagi Perawat SKM,SH.,MH.Kes
+ Moderator
18.00-18.30 Tanya Jawab Workshop Moderator
18.30-19.00 Pembagian Dorprize, Penutup MC + Panitia

I. Rencana Anggaran Belanja


RENCANA ANGGARAN KEGIATAN SEMINAR KEPERAWATAN
NASIONAL
KETERANGAN SATUAN FREKUENSI DEBET KREDIT

1. Akper Intan Rp. 5.000.000,-


Martapura
2. PPNI Kab. Banjar Rp. 5.000.000,-

1. Sewa gedung 1 Rp. 5.000.000 Rp 5.000.000,-

2. Sewa bangku 200 Rp. 3.000,- Rp. 2.000.000,-


tambahan
3. Lunch 450 Rp. 30.000,- Rp. 13.500.000,-

4. Snack 450 Rp 15.000,- Rp 6.750.000,-

5. Sertifikat SKP 2 Rp. 600.000,- Rp. 1.200.000,-

6. Cetak sertifikat 450 Rp. 5.000,- Rp. 2.250.000,-

7. Souvenir pembicara 4 Rp . 300.000,- Rp 1.200.000,-

8. Pembicara Nasional 2 Rp.7.500.000,- Rp.15.000.000,-

9. Pembicara Lokal 2 Rp.3.000.000,- Rp. 6.000.000,-

10. Keseketariatan Paket Rp. 8.000.000,-

11. Door Prizes Rp. 1.150.000,-

12. Lain-lain Rp. 2.950.000,-

TOTAL Rp. 10.000.0000,- Rp.65.000.000,-

PENGELUARAN
Jasa Narasumber Seminar & Menyesuaikan Kemampuan Penyelenggara
Workshop
Akomodasi Transportasi Tanggungjawab Penyelenggara
Narasumber Pergi-Pulang
Akomodasi Penginapan Narasumber Tanggungjawab Penyelenggara
Sewa Gedung Rp.
Biaya Pengurusan SKP PPNI Rp.
Seminar Kit Rp.
Banner, Amplop, Brosur, Surat Rp.
Delegasi
Modul Materi Rp.
Konsumsi Rp.
Dorprize Rp.

J. Penutup
Demikian proposal kegiatan ini disusun untuk memberikan deskripsi gambaran
kegiatan yang akan dilaksanakan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan ini. Segala sesuatu yang tercantum merupakan pencapaian minimal dalam
hal kuantitas dan kualitas dari kegiatan di atas.
Atas dasar yang kuat dan komitmen dari pelaksana, didukung oleh kontribusi
dari berbagai pihak, serta dibingkai oleh keyakinan dan keridhoan Alloh SWT,
semoga kegiatan ini dapat mencapai tujuan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai