Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ELEKTROSURGERY UNIT

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara invasif untuk
mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri, atau deformitas tubuh yang mencederai
jaringan yang dapat menimbulkan perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ
tubuh lainnya. Pada zaman dulu, pembedahan dilakukan dengan pisau bedah. Pembedahan
konvensional ini terkadang menyebabkan pasien banyak mengeluarkan darah.
Dengan kecanggihan alat medis saat ini adalah dengan salah satu alat penunjang alat
kesehatan yaitu ESU (electro surgery unit), yang digunakan saat tindakan pembedahan.
Dengan ESU, pendarahan yang terjadi dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang
tebuka disekitar luka dapat langsung menutup. 

1.2 Batasan Masalah


Mahasiswa dapat memahami dan mengetahui arti serta cara menggunakan
Elektrosurgery Unit serta dapat mempraktikkanya.

1.3 Rumusan Masalah


Dalam penulisan makalah ini, rumusan masalah yang akan dikaji diantaranya :
1. Apa pengertian Elektrosurgery Unit?
2. Bagaimana cara kerja Elektrosurgery Unit?
3. Bagaimana mengoperasikan Elektrosurgery Unit?

1.4 Tujuan
1.4.1 Mahasiswa dapat memahami elekctrosurgery beserta prinsip kerjanya.
1.4.2 Mahasiswa dapat menganalisa kerusakan yang terjadi pada electrosurgeryunit.
1.4.3 Mahasiswa dapat menentukan langkah - langkah yang harus diambil dalam
mengatasi kerusakan yang terjadi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Elektrosurgery Unit


Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus
listrik frekuensi tinggi. Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah mengalirkan
arus listrik melalui suatu jaringan. Pada penggunaan elektrosurgery unit, digunakan arus
listrik yang besar dengan frekuensi tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek
panas (termal) dan meredam terjadinya efek faradik dan efek ekrolitik, oleh karena itu
dipergunakan frekuensi diatas 300 KHz. Penggunaan arus listrik didalam pembedahan
untuk mengurangi pendarahan. Namun kerugiannya akan mengakibatkan terjadinya luka
bakar dan memungkinkan sel-sel jaringan disekitarnya mati. Arus frekuensi tinggi yang
dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi pada saat tombol elektroda aktif atau foot switch
ditekan, sehingga arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari elektroda aktif ke jaringan
tubuh dan tersalur menuju elektroda netral.
     Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan memanaskan
jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada
jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun
jangkauan frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz -2,5 MHz.
     Pengoperasian ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan monopolar. Mode
bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi (pembekuan). Sebuah
elektroda berbentuk pinset digunakan untuk menjepit jaringan yang tidak diinginkan,
kemudian arus listrik frekuensi tinggi mengalir dari ujung elektroda melewati jaringan
tadi kemudian menuju ujung elektroda yang lain. Pada mode monopolar digunakan dua
elektroda terpisah, yaitu elektroda aktif dan elektroda pasif / netral dengan permukaan
yang lebih luas yang ditempatkan dekat dengan lokasi yang akan dibedah. Arus listrik
akan terpusat pada elektroda aktif dan elektroda netral didesain untuk mendistribusikan
arus listrik dengan tujuan mencegah kerusakan jaringan. Mode monopolar lazimnya
digunakan pada bedah mayor dengan metode pemotongan / cutting. Oleh karena itu,
mode bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan pembedahan minor.
     Pada umumnya, pesawat electrosurgery unit bisa menghasilkan berbagai bentuk
gelombang listrik. Perubahan dari bentuk gelombang tersebut akan menghasilkan efek
yang berbeda terhadap jaringan. Penggunaan suatu bentuk gelombang yang kontinyu
menyebabkan terjadinya penguapan atau pemotongan jaringan. Bentuk gelombang
kontinyu menyebabkan terjadinya pemanasan yang sangat cepat.
     Dengan menggunakan suatu bentuk gelombang intermitten (terpotong-potong) maka
akan dihasilkan panas lebih. Karena hal tersebut maka pada jaringan akan terjadi
pengentalan atau koagulasi. Bentuk gelombang campuran (blend 1,2 dan 3) bukanlah
pencampuran dari gelombang kontinyu dan intermitten, melainkan modifikasi pada siklus
tugas dari gelombang utama. Dari blend 1 sampai blend 3 siklus tugasnya semakin
dikurangi. Semakin rendah siklus tugasnya maka panas yang dihasilkan juga semakin
berkurang. Pada blend 1 memiliki efek pemanasan yang tinggi dengan efek hemostasis
yang rendah. Sedangkan pada Blend 3 memiliki efek pemanasan yang rendah dengan
efek hemostasis tinggi.
     Tubuh manusia mempunyai suatu tahanan atau resistansi dari elemen-elemen di dalam
tubuh yang berbeda-beda, namun besarnya relatif sama dengan kadar air yang dikandung
dari masing-masing elemen: otot berkadar air 72%, hingga 75%, otak berkadar air sekitar
68%, lemak 14%.
Dalam penggunaan pesawat ESU terdapat beberapa efek yang dapat mempengaruhi
jaringan-jaringan biologis pada tubuh yang diakibatkan karena frekuensi tinggi. Dampak
yang ditimbulkan dari frekuensi tinggi itu antara lain :
1) Efek Thermal
Efek Thermal yaitu terjadinya panas pada jaringan tubuh yang
disebabkan  oleh aliran frekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.
2)  Efek Faradik
Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh diberikan arus
dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot akan bergerak akibat rangsangan
yang diterimanya. Untuk menghindari terjadinya efek faradik itu maka frekuensi yang
digunakan sekurang-kurangnya 300KHz,
3)  Efek Elektrolitik
Efek Elektrolitik adalah efek yang ditimbulkan karena mengalirnya arus listrik
di dalam jaringan biologis sehingga mengakibatkan terjadinya pergerakan ion-ion
dalam tubuh.    

2.2 Jenis Elektroda ESU


Gambar 2.2 Elektroda ESU

2.3 Cara Kerja Alat

Gambar 2.3 Blok Diagram ESU


Power supply mendapat inputan dari jala – jala PLN, kemudian power supply akan
memberikan tegangan kesemua rangkaian, pada rangkaian osilator sebagai pembangkit
frekuensi dan akan diatur penggunaannya oleh rangkaian kontrol yang kemudian akan
masuk ke rangkaian modulator untuk dimodulasikan dan akan dikuatkan oleh pre amp
dan kemudian dikuatkan lagi oleh rangkaian power amp yang akan menghasilkan
frekuensi tinggi dan akan dikeluarkan melalui patient plate (elektroda pasif). Sedangkan
untuk arus dari supply yang masuk ke HF generator akan diisolasikan, sehingga
mengahasilkan frekuensi tinggi dengan pulsa yang berbeda untuk cutting, berbentuk sinus
yang terendam.
Setelah itu rangkaian akan mengendalikan dalam penggunaannya, bentuk dapat dipilih
sesuai kebutuhan baik untuk cutting maupun untuk coagulasi. Output dari HF generator
akan dikeluarkan melalui elektroda aktif.

2.4 Cara Pengoperasian Alat


1. Sebelum menghidupkan ESU bersihkan dari debu dan kotoran lainnya. Pastikan
bahwa tidak ada barang apapun diatas ESU terutama cairan.
2. Pastikan bahwa semua accessories dalam kondisi baik dan telah terpasang dengan baik
3. Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN
4. Hidupkan alat dengan menekan tombol power
5. Setelah lampu indikatorESU menyala, berarti ESU siap dioperasikan.
6. Setting ESU yang akan digunakan
7. Pasang electrode pasif/ground dan aktifnya
8. Lakukan operasi dengan menekan hand swich/ foot swich
9. Setelah penggunaan selesai, sterilkan cutternya dan semua badan alat.
10. Rapikan alat ke tempatnya semula

2.5 Perawatan Alat


1. Cek Performa
- Test performa otomatis setelah switch power di on kan
- Cek output tegangan/arus HF
- Cek otomatis dari elektroda netral
2. Pengecekan Keselamatan
- Pengecekan inscripsi dan instruksi manual
- Pengecekan secara visual dari unit dan aksessoris dari kerusakan
- Pengecekan keselamatan listrik meliputi :
- Pemeriksaan grounding
- Pemeriksaan kebocoran
- Pengujian performa semua tombol dan lampu control pada unit
- Pengecekan bagian penampil
- Pengecekan mode automatic start
3. Pengecekan Keselamatan
- Pengukuran output saat mode operasi CUT
- Pengukuran output saat mode operasi COAGULATE
- Pengukuran kapasitas frekuensi tinggi pada berbagai mode operasi
- Elekctro Surgery Unit harus melalui pemeriksaan paling tidak satu tahun sekali

2.6 Troubleshooting dan Perbaikan


1. Alat tidak menyala
- cek kabel power pastikan sudah terhubung  dengan jala-jala PLN
- cek fuse , jika putus ganti yang baru.
2. Elektroda tidak mengeluarkan HF
- cek elektrodanya, jika rusak ganti yang baru
- cek modul pembangkit HF, jika rusak ganti modul tersebut.
3. Arus bocor pada elektroda
- cek elektroda pada alat jika sudah tidak layak pakai segera diganti
- pastikkan elektroda pasif/ground terpasang
4. Ada tegangan HF pada sensor tegangan HF,
- kesalahan dalam generator HF ,
- mengganti aksesoris
5. Tegangan keluaran HF terlalu tinggi
- Kesalahan dalam generator HF
6. Modus unit power supply pasokan tegangan tidak beralih selama aktivasi, serta
pasokan tegangan terlalu tinggi
- Kesalahan dalam beralih modus power supply
7. Kebocoran arus LF adalah >50 mA dan mengalir ke unit melalui elektroda netral
- Periksa posisi pasien ,apakah ada kontak dengan infus berdiri , atau sejenisnya
- Ada peralatan yang rusak yang terhubung ke pasien
- Ada pemerataan potensi dan grounding konduktor baik atau tidak
8. Selama fase aktivasi , penutup keluaran fitur keselamatan laporan ON/OFF
- servise teknis
9. Batas waktu kontinu maksimum terlampaui
- Hanya aktifkan unit yang diperlukan
- Batas waktu monitor fitur keamanan umumnya hanya akan meningkat dengan
indikasi yang ketat dengan menggunakan program pengujian di set up
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ESU adalah alat penting dalam proses pembedahan masa kini, karena mempunyai
kemampuan lebih cepat membekukan darah sehingga pasien di harapkan tidak
kehilangan banyak darah, dan membuat kondisinya tetap stabil. Namun demikian masih
ada kekurangan dari ESU yaitu menyebababkan sedikit luka bakar pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA

[1.] No Name. “Pembahasan Alat Elektrosurgery Unit”,


https://hwp-electromedic14.blogspot.com/2017/12/alat-bedah-electrosurgery-unit.html
Diakses pada tanggal 27 Maret 2020

[2.] No Name. 2010. “Pembedahan/Operasi”,


https://b11nk.wordpress.com/2010/11/21/pembedahanoperasi/
Diakses pada tanggal 27 Maret 2020

[3.] No Name. 2014. “Elektrosurgery Unit”,


https://mohamadsofie.blogspot.com/2014/08/electro-surgery-unit-esu.html
Diakses pada tanggal 27 Maret 2020

[4.] JSoeprijanto. 2015. “Pengertian Elektrosurgery Unit”,


https://djokosoeprijanto.blogspot.com/2015/04/pengertian-elektro-surgery-unit-esu.html
Diakses pada tanggal 27 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai