Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN ELEKTROSURGERY UNIT (ESU)

DI

OLEH:

NAMA : IDHAM YARISSUNY

NIM : 2040120005

PRODI : ELEKTROMEDIS

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK ELEKTROMEDIS

STIKes MUHAMMADIAH BANDA ACEH

TAHUN AJARAN 2021/2022


ELEKTROSURGERY UNIT (ESU)

DASAR TEORI ELEKTROSURGERY UNIT (ESU)


Elektrosurgery unit (ESU) adalah instrumen bedah yang beroperasi pada
arus frekuensi tinggi. ESU memiliki prinsip melewatkan arus melalui jaringan.
Saat menggunakan elektrosurgery unit (ESU), arus frekuensi tinggi
digunakan dan dirancang untuk memaksimalkan efek termal dan mencegah
efek dekomposisi parasit dan gema. Oleh karena itu, disarankan untuk
menggunakan frekuensi di atas 300KHz. Penggunaan arus listrik dalam
prosedur pembedahan dapat mengurangi kejadian perdarahan, tetapi
kerugiannya adalah dapat menyebabkan luka bakar dan membunuh sel-sel
jaringan di sekitarnya.
Saat menggunakan Elektrosurgical unit (ESU) terdapat beberapa efek yang
dapat mempengaruhi jaringan – jaringan biologis pada tubuh akibat dari aliran
listrik frekuensi tinggi. Dampak yang ditimbulkan yaitu :
- Thermal
Terjadi pada saat jaringan tubuh terkena panas yang disebabkan oleh aliran
berfrekuensi tinggi yang masuk ke dalam tubuh.

- Faradic
Efek faradic timbuk jika otot pada tubuh dialirkan arus dengan frekuensi
tertentu maka secara reflex otot tersebut akan bergerak akibat rangsangan
yang diterima. Untuk menghindari efek tersebut frekuensi yang dialirkan
sekurang kurangnya 300 KHz.

- Elektrolitik

Efek elektrolitik merupakan efek yang timbul karena aliran listrik di dalam
jaringan biologis yang mengakibatkan terjadinya pergerakan ion – ion dalam
tubuh

Gambar 1. Electrosurgery Unit


FUNGSI ESU

Electrosurgical Unit (ESU) adalah suatu alat bedah medis yang


memanfaatkan frekuensi tinggi dari arus listrik untuk memotong,
mengentalkan dan mengeringkan jaringan, dengan alat ini diharapkan pasien
tidak mengalami pendarahan selama operasi berlangsung .

PRINSIP DAN CARA KERJA ESU

Prinsip kerja electrosurgery unit (ESU) saat power supply dari jala – jala
PLN, kemudian semua rangkaian akan menerima tegangan dari power supply,
pada rangkaian osilator sebagai pembangkit frekuensi dan akan diatur
penggunaannya oleh rangkaian control yang kemudian akan mengalir ke
rangkaian modulator untuk di modulasikan dan selanjutnya diperkuat power amp
yang akan menghasilkan frekuensi tinggi (HF) kemudian akan dikeluarkan
melalui patient plate (elektroda pasif). Sedangkan untuk arus dari power supply
yang mengalir ke generator akan diisolasikan, sehingga generator menghasilkan
frekuensi tinggi dengan pulse yang berbeda untuk cutting berbentuk sinus yang
terendam. Setelah itu rangkaian akan mengendalikan dalam penggunaannya,
bentuk dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan baik untuk cutting maupun
koagulasi. Output dari generator akan dikeluarkan melalui elektroda aktif.

Elektroda Pasif

Berfungsi sebagai grounding yang dipasang dan melekat pada pasient atau
disebut juga netral elektroda.

Gambar 2. Eleketroda Pasif


Elektroda Aktif

Elektroda aktif terbuat dari bahan yang bersifat konduktor dengan bentuk
fisik mempunyai permukaan yang sempit. Hal ini bertujuan agar arus listrik
frekuensi tinggi akan lebih terpusat hingga panas yang dicapai pada tubuh
merupakan panas yang maksimum. Elektroda aktif ini berbentuk pipih seperti
pisau dan digunakan pada proses pemotongan/cutting.
Gambar 3. Elektroda Aktif

Footswitch

Adalah komponen tambahan alat biasanya karena user mengalami


kesulitan pada pensaklaran handswicth . makanya digunakan pensaklaran
footswitch untuk pengguaan bipolar surgery.

Gambar 4. Footswitch Bipolar

Energi Bipolar dan Monopolar

Metode energi bipolar merupakan metode dimana Elektroda yang keluar


(Aktif) dan Elektroda yang kembali dilakukan di daerah dimana proses operasi
terjadi. Metode ini menggunakan handpiece berbentuk pinset (forceps) yang
dimana salah satu ujungnya akan mengeluarkan elektroda aktif dan menarik
kembali elektroda tersebut di ujung yang lain.

Jadi dengan metode ini kita tidak memerlukan alat untuk menarik
elektroda yang keluar untuk ditempel ke tubuh pasien. Keunggulan dari metode
ini ialah pada saat operasi, ESU akan menggunakan voltase yang lebih sedikit.
Akan tetapi memiliki kekurangan pada saat pemotongan dan koalugasi di bagian
pendarahan yang lebar atau besar.

Metode Monopolar merupakan metode dimana elektroda yang keluar


(aktif) akan dikeluarkan oleh handpiece dan elektroda yang kembali akan ditarik
oleh dispersive pad yang ditempelkan di suatu tempat pada tubuh pasien.

Efek samping seperti terbakar akan terjadi jika panas yang dihasilkan tidak
dihilangkan secara aman dengan ukuran atau tingkat konduksi dari Disperse Pad.
Metode Monopolar ini merupakan metode yang umum dan paling sering
digunakan karena dapat menggunakan berbagai jenis model dan tingkat
efektivitasnya yang baik.

Electrosurgical Unit yang terbaru sudah terpasangkan sistem keamanan


built-in yang menjaga dari efek terbakar (burning) dari buruknya pemasangan
antara disperse pad dengan tubuh pasien pada saat menggunakan metode energi
monopolar.

Cara pengoperasian ESU :

1. pastikan bersih dari kotoran maupun cairan.


2. dan pastikan semusa accessories (alat tambahan) terpasang dengan benar.
3. masukkan kabel power ESU ke stop kontak listrik yang tersedia.
4. atur daya yang diinginkan dengan cara menekan tombol up/down, baik
untuk cutting maupun coagulation. Lakukan juga pemilihan efek yang
diinginkan untuk cutting dan mode yang diinginkan untuk coagulationg,
bila dibutuhkan.
5. saat elektroda netral terpasang ke pasian dengan benar, ESU siap
digunakan
Gambar 1.2 bagian – bagian ESU

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ESU

1. persiapan

1. Siapkan perintah kerja


2. Siapkan formulir laporan kerja
3. Siapkan dokumen teknis penyerta
- Service manual wiring diagram
4. Siapkan Bahan pemeliharaan dan Material Bantu
- Contact cleaner
- Lampu indicator Bahan penguji
- Kain lap
- Kuas
5. pemberitahuan

2. pelaksanaan
1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat tiap 1 bulan
2. Cek system catu daya, perbaiki bila perlu tiap 1 bulan
3. Cek tombol selector dan indcator perbaiki bila perlu
4. Cek fungsi foot switch, perbaiki bila perlu tiap 6 bulan
5. Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat tiap 1 tahun
6. Lakukan pengujian dan analisa performance frekwensi tiap 1 tahun
7. Lakukan uji kinerja alat tiap 3 bulan

3. pencatatan
1. Isi Kartu Pemeliharaan alat
2. Isi Formulir Laporan Kerja
3. User menandatangani laporan kerja dan alat diserahkan kembali kepada
user

4. pengemasan alat kerja dan dokumen teknis penyerta


1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan
2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
3. Kembalikan alat keqa dan dokumen teknis penyerta ke tempat semula

5. pelaporan
Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi petugas.

Anda mungkin juga menyukai