PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
a. Efek Thermal
b. Efek Faradik
Efek Faradik ini dapat timbul karena bila suatu otot pada tubuh
diberikan arus dengan frekuensi tertentu maka secara refleks otot
akan bergerak akibat rangsangan yang diterimanya. Untuk
menghindari terjadinya efekfaradik itu maka frekuensi yang
digunakan sekurang-kurangnya 300KHz.
c. Efek Elektrolitik
2.1.7 Kalibrasi
1. Siapkan ESU beserta alat kalibrasi.
2. Siapkan tranduser pisau pemotong (positif), tranduser yang satu
(ground) dan lembar kerja.
3. Liat tegangan max. ESU sebagai acuan pengaturan pengukuran
pada alat kalibrasi.
4. Seting ESU pada CUT, COAG, dan BIPOLAR secara
bergantian masing-masing dari tegangan keci kebesar.
5. Pengambilan data diambil 6x sesuai dengan prosedur yang
ditentukan oleh LIPI.
6. Bandingkan tampilan display/indicator pada ESU dengan
tampilan alat kalibrasi toleransi sebesar 10%.
Cara Kerja :
2.1.10 Maintenance
a. Lakukan pengecekan pada kabel power dan diukur
menggunakan multitester, untuk memastikan kabel terhubung.
b. Pasang acesoris, sebelum elektroda dipasang, buzzer akan
berbunyi. Setelah dipasang ternyata cutting relay tidak
berfungsi.
c. Analisa menggunakan bantuan wiring diagram, pemeriksaan
dilakukan pada rangkaian buzzer, tegangan pada trafo,dan
setelah dicek semua berfungsi dengan normal.
d. Selanjutnya yang dicek adalah bagian fuse, ternyata tidak ada
tegangan yang masuk ke dalam fuse, hal ini menandakan fuse
putus dan perlu diganti. Setelah fuse diganti, alan dicoba dan
hasilnya alarm dan relay dapat berfungsi tapi masih mengalami
masalah karena masih tidak bisa untuk cutting.
e. Alat dalam kondisi yang belum bisa digunkan untuk cutting,
selanjutnya periksa rangkaian osilator. Rangkaian osilator
berfungsi sebagai penghasil frekuensi. Ada 10 titik pengukuran
(MP1-MP10) dalam manual book. Pada titik pengukuran ini
masing – masing titik akan diamati melalui osciloskop, namun
sebelum digunakan osciloskop dikalibrasi terlebih dahulu.
ALAT BEDAH DAN ANESTESI | 7
f. Pada Titik pengukuran yang pertama (MP1) sambungkan probe
positif pada MP1 dan negatif pada ground, sesuaikan tegangan
dan refrensi dengan manual book, yaitu berbentuk gelombang
kotak dengan tegangan 5,5,V dan frekuensi 700kHz bila belum
sesuai atur lebar dan tinggi gelombang pada osiloskop. Dan
setelah dilakukan pengecekan di MP1 ternyata tidak ada
masalah.
g. Selanjutnya pengecekan dilakukan di bagian MP2, di
pengukuran ini saat coagulasi jarak puncak ke puncak ( pic to
pic) lebih lebar dibandingkan saat melakukan cutting dan dalam
bentuk gelombang sinus dan selanjutanya lakukan pengecekan
hingga MP10 dan ternyata seletah sampai di pengukuran di
MP5, output tidak sesuai dengan hasil pada manual book, pada
MP5 mengalami masalah karena tidak ada intensitas / tidak
muncul frekuensi tinggi dan di rangkaian MP5 terdapat
potensio, untuk selanjutnya gunakan potensio tersebut untuk
mengatur frekuensi yang diharapkan.
1) Melalui pernafasan
2) Injeksi Intravena
2.5.9 Troubleshooting
Kebocoran tekanan.
Presentaai kadar obat pada vaporizer berbeda dengan yang
telah disetting.
Jumlah voleme udara yang masuk kepasien berbeda dengan
setting dan yang ditampilkan.
Kerusakan pada regulator gas.
Gambar 8 Endoscope
2. SIF
4. TJF
5. BF
1) Handling Alat
2.7.9 Troubleshooting
a) Chip
b) Lampu
2. Bahan jahitan
5. Gunting.
Gambar 28 Gunting
a) Persiapan Alat
Bak instrument berisi: pinset anatomi 2, kasa secukupnya.
NaCl atau air matang.
Canule section.
Perlak dan pengalas.
Mesin suction.
Sarung tangan.
b) Persiapan Pasien :
Pasien dalam kondisi sadar posisikan setengah duduk,
pasien tidak sadar posisikan miring.
Posisi kepala dikondisikan agar alat dapat berjalan lancar.
c) Persiapan Perawat yang akan melakukan tindakan
suction/pengisapan
Lakukan pengecekan program terapi pasien.
Cuci tangan.
Tempatkan alat di dekat pasien.
Persiapan Pasien:
Pastikan identitas pasien.
ALAT BEDAH DAN ANESTESI | 44
Kaji kondisi pasien.
Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tentang
tindakan yang akan dilakukan.
Jaga privasi pasien.
d) Pelaksanaan
Beri tahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai.
Cek alat-alat yang akan digunakan.
Cuci tangan.
Dekatkan alat-alat ke sisi tempat tidur pasien.
Pakai sarung tangan.
Berikan posisi yang nyaman pada pasien dengan kepala
sedikit ekstensi
Berikan Oksigen 2 – 5 menit
Letakkan pengalas di bawah dagu pasien
Hidupkan mesin, mengecek tekanan dan botol penampung
Masukkan kanul section dengan hati-hati (hidung ± 5 cm,
mulut ±10 cm)
Hisap lendir dengan menutup lubang kanul, menarik keluar
perlahan sambil memutar (+ 5 detik untuk anak, + 10 detik
untuk dewasa)
Bilas kanul dengan NaCl, berikan kesempatan pasien
bernafas
Ulangi prosedur tersebut 3-5 kali suctioning
Observasi keadaan umum pasien dan status pernafasannya.
Observasi secret tentang warna, bau dan volumenya
Bereskan alat.
Lepaskan handscoen.
Rapihkan kembali pasien.
Berikan reinforcement positif pada pasien.
Buat kontrak untuk pertemuan selanjutnya.
Kembalikan peralatan.
Cuci tangan.
ALAT BEDAH DAN ANESTESI | 45
2.9.5 Pemeliharaan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
https://www.academia.edu/8527241/LAPORAN_PRAKTEK_BEDAH_DAN_A
NASTESI
http://amedevice.blogspot.co.id/2010/06/operating-table.html
https://www.scribd.com/document/318454781/makalah-endoscopy
http://artiasofftiyani.blogspot.co.id/2013/04/normal-0-21-false-false-false-ms-x-
none.html
http://kumpulansopkeperawatan.blogspot.co.id/2015/07/sop-transport-pasien-
antar-ruangan.html
https://www.scribd.com/doc/310829836/harmonic-scalpel-docx
https://halosehat.com/review/tindakan-medis/laparoskopi
https://www.novi-marof.com/2017/01/21/pengertian-dan-fungsi-suction-pump/
http://spo-keperawatan.blogspot.com/2016/04/spo-penggunaan-suction.html