Anda di halaman 1dari 12

TUGAS LAPORAN MATA KULIAH

PERALATAN BEDAH DAN ANESTESI

Disusun Oleh :

Dwi Usfanto ( 1804029 )

PROGAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTROMEDIK

STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG

TAHUN 2019 – 2020


I. Dasar Teori ESU

Elektrosurgery Unit (ESU) adalah suatu alat bedah dengan memanfaatkan arus listrik
frekwensi tinggi.Prinsip yang paling mendasar dari suatu ESU adalah mengalirkan arus listrik
melalui suatu jaringan.Pada penggunaan Elektrosurgery Unit,digunakan arus listrik yang besar
dengan frekwensi tinggi yang berguna untuk memaksimalkan efek panas (termal) dan meredam
terjadinya efek faradik dan efek ekrolitik, oleh karena itu dipergunakan frekwensi diatas 300
KHz.Penggunaan arus listrik didalam pembedahan untuk mengurangi pendarahan.Namun
kerugiannya akan mengakibatkan terjadinya luka bakar , dan memungkinkan sel-sel jaringan
disekitarnya mati. Arus frekwensi tinggi yang dihasilkan oleh rangkaian akan terjadi pada saat
tombol elektroda aktif atau foot switch ditekan, sehingga arus listrik frekwensi tinggi mengalir
dari elektroda aktif kejaringan tubuh dan tersalur menuju elektroda netral.

Salah satu alat penunjang alat kesehatan adalah ESU (electro surgery unit), yang
digunakan pada saat tindakan pembedahan. Pada zaman dulu, pembedahan dilakukan dengan
cara biasa, yaitu dengan pisau bedah. Pembedahan konvensional ini terkadang menyebabkan
pasien banyak mengeluarkan darah. Dengan menggunakan ESU, pendarahan yang terjadi pada
saat tindakan pembedahan dapat diminimalisir, karena pembuluh darah yang tebuka disekitar
luka dapat langsung menutup.

Alat ini memiliki prinsip kerja merusak jaringan tubuh tertentu dengan memanaskan
jaringan tersebut. Panas didapat dengan cara pemusatan arus listrik frekuensi tinggi pada
jaringan tubuh tertentu dengan menggunakan elektroda sebagai medianya. Adapun jangkauan
frekuensi yang biasa dipakai berkisar antara 500 kHz sampai dengan 2,5 MHz.

II. Cara Penggunaan ESU

Pengoperasian atau penggunaan ESU dibagi menjadi 2 (dua) mode, yaitu bipolar dan
monopolar. Mode bipolar biasa digunakan pada bedah minor untuk proses koagulasi
(pembekuan).. Mode monopolar lazimnya digunakan pada bedah mayor dengan metode
pemotongan/ cutting. Oleh karena itu, mode bipolar lebih banyak digunakan untuk melakukan
pembedahan minor.
Cara Pengoperasian atau penggunaan :

1. Sebelum menghidupkan ESU bersihkan dari debu dan kotoran lainnya. Pastikan bahwa tidak
ada barang apapun diatas ESU terutama cairan.

2. Pastikan bahwa semua accessories dalam kondisi baik dan telah terpasang dengan baik.

3. Masukkan kabel power ESU ke stop kontak listrik di dinding.Pastikan kabel power telah
tertancap dengan mantap di stop kontak, apabila stop kontak tidak ada ground, hubungkan ESU
dengan ground tambahan.

4. Hidupkan ESU dengan menekan saklar power.

5. Atur dosis/daya yang diinginkan dengan menekan tombol up/down, baik untuk cutting
maupun coagulation. Lakukan juga pemilihan efek yang diinginkan untuk cutting dan mode yang
diinginkan untuk coagulating, bila memang dibutuhkan.

6. ESU siap untuk digunakan, setelah netral elektroda terpasang ke pasien dengan baik.

7. Rapikan kembali ESU beserta semua accecories.

III. Blok Diagram dan Cara Kerja


Power supply mendapat inputan dari jala – jala PLN, kemudian power supply akan
memberikan tegangan kesemua rangkaian, pada rangkaian osilator sebagai pembangkit frekuensi
dan akan diatur penggunaannya oleh rangkaian kontrol yang kemudian akan masuk ke rangkaian
modulator untuk dimodulasikan dan akan dikuatkan oleh pre amp dan kemudian dikuatkan lagi
oleh rangkaian power amp yang akan menghasilkan frekuensi tinggi dan akan dikeluarkan
melalui patient plate (elektroda pasif). Sedangkan untuk arus dari supply yang masuk ke 
generator akan diisolasikan, sehingga mengahasilkan frekuensi tinggi dengan pulsa yang berbeda
untuk cutting, berbentuk sinus yang terendam. Setelah itu rangkaian akan mengendalikan dalam
penggunaannya, bentuk dapat dipilih sesuai kebutuhan baik untuk cutting maupun untuk
coagulasi. Output dari generator akan dikeluarkan melalui elektroda aktif.

IV . Wiring Diagram dan Cara Kerja

Power supply menerima inputan dari jala-jala PLN kemudian dialirkan ke seluruh
komponen,rangkaian osilator untuk membangkitkan frekuensi,rangkain modulatoruntuk
memudilasi frekuensi,dan memiliki 2 macam output yaitu cutting dan koagulasi(K1 bekerja
dipengaruhi oleh R4 maka cutting bekerja,dan koagulasi akan bekerja jika K2 on yang
dipengaruhi modulasi R3.Rangkain overload protection untuk pengaman apabila terjadi
overload.Rangkain pengatur dosis untuk mengatur dosis,dimana akan menerima ffekuensi yang
telah termodulasi dan akan bekerja sesuai modulasi baik untuk cutting ataupun
koagulasi.Rangkain penguat untuk menguatkan frekuensi sehingga frekuensi mencapai 300KHz
atau lebih.Rangkain control untuk mengatur apabila cutting maka K1 bekerja dan koagulasi
maka K2 yang bekerja.Rangkaian patient safety circuit untuk pengaman pasien berupa electrode
netral,apabila belum terpasang maka buzzer akan berbunyi.

Untuk titik pengukuran dan gambar sebagai berikut :

1. MP1 osilator,gambar no 0008


2. MP2 modulator(cutting dan koagulasi)
-gambar no 0005(cutting dosis 0)
-gambar no 0003/0004 (cutting dosis 10)
-gambar no 0006(koagulasi dosis 0)
-gambar no 0007(koagulasi dosis 10)
3. MP3 (dosis tidak mempengaruhi bentuk gelombang)
-gambar no 0009(cutting dosis 0)
-gambar no 0010(koagulasi dosis 0)
-gambar no 000(cutting dosis 10)
-gambar no 000(koagulasi dosis 10)

4. MP4

-gambar no 0011(cutting dosis 0)

-gambar no 0012(koagukasi dosis 0)

-gambar no 0013(cutting dosis 1)

-gambar no 0014(koagulasi dosis 1)

5. MP5

-cuting dosis 10 = 24vdc

-koagulasi dosis 10 =26vdc

6. MP6(dosis mempengarui bentuk gelombang)

-gambar no 0016(cutting dosis 0)

-gambar no 0017(cutting dosis 1)

Anda mungkin juga menyukai