Anda di halaman 1dari 29

Simulasi Sterilisator

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Project Elektronika Terintegrasi dengan judul
“Sterilisator” dengan baik dan tepat waktu. Dalam pengerjaan project dan penyusunan
laporan ini penulis telah mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Orang tua yang telah mendukung dalam pembuatan project.
3. Torib Hamzah, M, Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Elektronika Terintegrasi.
4. Seluruh asisten dosen Laboratorium Teknik Tenaga Listrik yang telah membimbing dan
mengarahkan kami selama pembuatan project dan laporan ini.
5. Teman-teman dari EM-24 yang telah mendukung dan membantu selama ini.
6. Serta semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam penyelesaian
pembuatan project dan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
semua jenis saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan memberikan wawasan
tambahan bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Surabaya, 31 mei 2019

Penyusun
Simulasi Sterilisator

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Abstrak
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Batasan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II : DASAR TEORI
2.1 Simulasi Sterilisator
2.1.1 Prinsip atau Cara Kerja Sterilisator
2.1.2 Bagian-Bagian dan Fungsi Sterilisator
2.1.3 Standar Operasional Prosedur Sterilisator
2.2 Sensor Suhu LM35
2.2.1 Karakteristik LM35
2.2.2 Cara Kerja LM35
2.3 Element Heater/Pemanas
2.4 Penjelasan Rangkaian
2.4.1 Rangkaian Vset (Pembagi Tegangan)
2.4.2 Rangkaian Penguat
2.4.3 Rangkaian Differensial
2.4.4 Rangkaian Proportional
2.4.5 Rangkaian Osilator
2.4.6 Rangkaian Komparator
2.4.7 7 Segmen Display
2.5 Timer
2.5.1 Rangkaian Timer
2.5.2 Prinsip Kerja Timer
2.6 Water Level
2.6.1 Prinsip Kerja Water Level
Simulasi Sterilisator

2.6.2 Rangkaian Water Level


BAB III : PEMBAHASAN
3.1 Desain Projek
3.2 Blok Diagram
3.3 Digram Alir
3.4 Alat dan Bahan yang Digunakan
3.5 Penjelasan Rangkaian
3.4.1 Rangkaian PWM
3.4.1.1 Rangkaian LM35
3.4.1.2 Rangkaian Vset (Pembagi Tegangan)
3.4.1.3 Rangkaian Penguat
3.4.1.4 Rangkaian Differensial
3.4.1.5 Rangkaian Proportional
3.4.1.6 Rangkaian Osilator
3.4.1.7 Rangkaian Komparator
3.4.2 Rangkaian 7 Segment Display
3.4.3 Rangkaian Timer
3.4.4 Rangkaian Water Level
BAB IV : HASIL DAN ANALISA DATA
4.1 Pengambilan Data Rangkaian
4.1.1 Hasil Pengukuran Test Poin pada LM 35
4.1.2 Hasil Pengukuran Test Poin pada Rangkaian Penguat
4.1.3 Hasil Pengukuran Test Poin pada Vset (Pembagi Tegangan)
4.1.4 Hasil Pengukuran Test Poin pada Differensial
4.1.5 Hasil Pengukuran Test Poin pada Proportional
4.1.6 Hasil Pengukuran Test Poin pada Osilator
4.1.7 Hasil Pengukuran Test Poin pada Komparator
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
Simulasi Sterilisator

ABSTRAK

Sterilisator adalah salah satu jenis alat-alat kesehatan yang banyak digunakan dalam
dunia kedokteran dan laboratorium. Dalam bidang kesehatan, sterilisator berfungsi untuk
mensterilkan instrument alat-alat kesehatan dari kuman ataupun bakteri dengan cara
memberikan uap panas dengan tekanan tertentu. Sterilisator memanfaatkan uap air yang
dihasilkan dari pemanasan air menggunakan heater yang dialirkan ke dalam tabung
sterilisator menggunakan kipas DC, sterilisator juga harus mempertahankan suhu tertentu
selama selang waktu tertentu yang ditentukan. Dapat menjaga suhu stabil pada suhu yang
telah disetting. Setelah alat dihudupkan, water level akan mendeteksi ketinggian air dari
indicator low hingga high. Heater hanya akan bekerja saat air dalam indicator level medium.
Heater akan memanaskan air dan kipas akan berputar mengalirkan uap air yang dihasilkan
menuju box tempat alat di sterilkan, saat suhu setting telah tercapai maka kipas akan otomatis
berhenti.
Pada sterilisator digunakan sensor suhu LM35 yang merupakan sensor suhu untuk
mendeteksi suhu di ruangan sterilisator, kemudian dikuatkan menggunakan penguat non
inverting kan kemudian akan dibandingkan di rangkaian differensial dengan vset yang
berasal dari rangkaian pembagi tegangan yang sudah ditentukan. Kemudian hasil
perbandingan dari rangkaian differensial akan dikuatkan lagi oleh rangkaian proportional,
dari rangkaian proportional akan dibandingkan oleh rangkaian komparator dengan input
osilator. Nantinya output kompator lah yang akan berfungsi untuk mengatur gerak kipas DC.
Pada projek ini timer akan menyala saat kipas telah mati dengan setting 4-8 menit yang
tertera pada 7 segment display.
Kata Kunci : Suhu, LM35, Timer, Water Level
Simulasi Sterilisator

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sterilisator adalah salah satu jenis alat-alat kesehatan yang banyak digunakan
dalam dunia kedokteran dan laboratorium. Sterilisator memanfaatkan uap air yang
dihasilkan dari pemanasan air menggunakan heater yang dialirkan ke dalam tabung
sterilisator menggunakan kipas DC, sterilisator juga harus mempertahankan suhu tertentu
selama selang waktu tertentu yang ditentukan. Secara umum sterilisator menggunakan
uap air.
Dari tahun ke tahun teknologi semakin berkembang pesat, khususnya di bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), salah satunya IPTEK di bidang peralatan
medis dan kesehatan. Untuk meningkatkan perkembangan teknologi yang semakin maju
di bidang kesehatan maka diperlukan suatu inovasi baru yang dapat mempermudah kerja
pengguna dalam menggunakan peralatan medis secara efektif dan efisien, menjadi faktor
pendukung dalam proses mendapatkan hasil diagnosisyang akurat, misalkan alat
waterbath.
1.2 Batasan Masalah
1.2.1 Alat yang digunakan dapat mempertahankan suhu dalam waktu 4 menit, 6 menit,
dan 8 menit.
1.2.2 Pemilihan suhu yaitu 45ºC, 50 ºC dan 55 ºC.
1.2.3 Waktu pencapaian suhu untuk suhu 45ºC yaitu 4 menit sedangkan untuk suhu 55
ºC yaitu 8 menit.
1.2.4 Tidak dibahas masalah penurunan rumus secara matematis dalam perancangan.
1.3 Tujuan
1.3.1 Membuat alat sterilisator dengan 3 pemilihan suhu yang ditampilkan pada display
7 segmen.
1.3.2 Membandingkan suhu yang terbaca pada display waterbath dengan suhu yang
terbaca pada termometer standar.
1.3.3 Alat bantu ajar untuk pendidikan elektromedik atau pendidikan kedokteran.
1.4 Manfaat
1.4.1 Menambah pengetahuan mahasiswa teknik elektromedik tentang alat kesehatan
khususnya sterilisator.
Simulasi Sterilisator

1.4.2 Dengan adanya alat ini diharapkan dapat memudahkan user dalam melakukan
pekerjaannya dan dapat menyelesaikan tugas fungsionalnya dengan cepat, efisien,
dan akurat.
Simulasi Sterilisator

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Simulasi Sterilisator


Sterilisator adalah salah satu jenis alat-alat kesehatan yang banyak digunakan
dalam dunia kedokteran dan laboratorium. Sterilisator memanfaatkan uap air yang
dihasilkan dari pemanasan air menggunakan heater yang dialirkan ke dalam tabung
sterilisator menggunakan kipas DC, sterilisator juga harus mempertahankan suhu tertentu
selama selang waktu tertentu yang ditentukan. Secara umum sterilisator menggunakan
uap air. Sterilisator adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik, kuman-
kuman atau bakteri yang terdapat pada suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembang biak. Sterilisasi yang tidak baik dapat menghasilkan penyebaran
infeksi.
2.1.1 Prinsip atau Cara Kerja Sterilisator
Sterilisasi basah merupakan suatu proses sterilisasi yang menggunakan uap
air. Uap air tersebut didapat dari proses pemanasan air. Sterilisasi basah tersebut
dapat membunuh jasad renik atau mikroorganisme, karena menyebabkan
denaturasi protein, termasuk enzim-enzim di dalam sel. Sterilisator basah
dibedakan menjadi dua macam berdasarkan kegunaan alat tersebut :
1. Sterilisator basah dengan menggunakan elemen basah
Sterilisator tipe ini memiliki elemen basah dimana elemen tersebut
harus selalu terkena air, sehingga peletakan komponen elemen tersebut
berada dalam sterilisator. Elemen basah tersebut akan terendam air dan
kemudian terjadilah proses pemanasan air yang akan menghasilkan uap.
2. Sterilisator basah dengan menggunakan elemen kering
Seterilisator tipe ini memiliki elemen kering dimana elemen tersebut
tidak boleh terkena air sama sekali, sehingga peletakan komponen elemen
tersebut berada di luar sterilisator.
2.1.2 Bagian-Bagian dan Fungsi Sterilisator
Dalam bidang kesehatan, sterilisator berfungsi untuk mensterilkan
instrument alat-alat kesehatan dari kuman ataupun bakteri dengan cara
memberikan uap panas dengan tekanan tertentu.
1. Saklar, berfungsi sebagai penghubung dan pemutus arus listrik.
Simulasi Sterilisator

2. Tombol ON/OFF, berfungsi untuk menyalakan dan mematikan sterilisator.


3. Tangki air berfungsi untuk tempat mengisi air.
4. Heater berfungsi untuk merubah arus listrik menjadi energi panas.
5. Sensor suhu berfungsi untuk mendeteksi nilai suhu.
2.1.3 Standar Operasional Prosedur Sterilisator
1. Mencuci tangan sebelum memegang alat yang akan disterilkan maupun
mengambil alat yang telah ditesterilkan.
2. Kemudian cuci alat sampai bersih.
3. Atur suhu dan waktunya sesuai yang diinginkan missal 45’ selama 4 menit.
4. Sterilisasi selesai dengan ditandai bunyi buzzer dan lampu indicator pada alat
sterilisator.
5. Setelah dingin alat dapat diambil dengan menggunakan korentang steril.
2.2 Sensor Suhu LM35
LM35 adalah komponen sensor suhu berukuran kecil seperti transistor, komponen
yang sangat mudah digunakan ini mampu mengukur suhu hingga 100 derajat celcius.
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah
besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor LM35 yang dipakai
dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh
national semiconductor.
LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan
dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah
dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian
kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. Dengan tegangan keluaran
yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10 milivolt per 1 derajat celcius.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan
kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal
dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 μA hal ini berarti
LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang
dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada
suhu 25 ºC. Aplikasi-aplikasi seperti thermometer ruang digital, mesin pasteurisasi, atau
termometer badan digital.
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada dasarnya
memiliki 3 pin diantaranya yaitu, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari
LM35, pin 2 atau tengah digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan
Simulasi Sterilisator

jangkauan kerja dari 0 volt sampai dengan 1,5 volt dengan tegangan operasi sensor
LM35 yang dapat digunakan antar 4 volt sampai 30 volt. Keluaran sensor ini akan naik
sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
V LM35 = Suhu ×10mV.................................................................... ..............................(I)
2.2.1 Karakteristik LM35
2.2.1.1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan
dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam
celcius.
2.2.1.2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
seperti terlihat pada
2.2.1.3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150
ºC.
2.2.1.4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
2.2.1.5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 μA.
2.2.1.6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari
0,1 ºC pada udara diam.
2.2.1.7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1
mA.
2.2.1.8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
2.2.2 Cara Kerja LM35
Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran
tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan
100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating)
kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal
dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian control yang sangat
mudah.
IC LM35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk
integrated circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap
perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke
besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa
kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
IC LM35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena
ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperatur
ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35
Simulasi Sterilisator

penggunaannya sangat mudah, difungsikan sebagai kontrol dari indicator


tampilan catu daya terbelah. IC LM35 dapat dialiri arus 60 μ A dari supply
sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam
suhu ruangan.
Untuk mendeteksi suhu digunakan sebuah sensor suhu LM35 yang dapat
dikalibrasikan langsung dalam C (celcius), LM35 ini difungsikan sebagai basic
temperatur sensor. Adapun keistimewaan dari IC LM 35 adalah :
a. Kalibrasi dalam satuan derajat celcius.
b. Lineritas +10 mV/ º C.
c. Akurasi 0,5 º C pada suhu ruang.
d. Range +2 º C – 150 º C.
e. Dioperasikan pada catu daya 4 V – 30 V.
f. Arus yang mengalir kurang dari 60 μA.
2.3 Element Heater/Pemanas
Elemen panas listrik (electrical heating element) pada water heater yaitu suatu
alat elektrik yang bisa memanaskan air dengan gampang serta cepat. Sumber panas
elemen itu didapatkan dari kawat yang mempunyai tahan listrik tinggi (resistance wire) ,
itulah mengapa kawat itu tak meleleh atau terbakar waktu berlangsung panas. Niklin
yaitu bahan yang umum digunakan pada elemen, lalu di lapisi oleh bahan isolasi yang
bisa melanjutkan panas, jadi aman untuk dipakai.
Cepat atau lambat water heater dalam memanaskan air di tetapkan oleh besar
kecilnya watt yang ada pada elemen. Tetapi, harus juga di cocokan dengan tabung water
heater berapa liter air yang akan di panasi. Alat elektrik rumah tangga seperti setrika,
magic com, solder, panas pada dispenser, dan lain lain juga memakai komponen basic
elemen.
a. Water heater kecil= ± 250 watt – 500 watt.
b. Water heater tengah= ± 700 watt – 1200 watt.
c. Water heater besar= ± 1200 watt – 2000 watt.
Fungsi elemen pada water heater untuk memanaskan air yang ada pada tabung
water heater dengan sumber panas dari kawat yang mempunyai tahanan listrik tinggi,
memiliki bahan niklin serta di lapisi isolasi yang lalu di aliri arus listrik yaitu manfaat
dari elemen pada water heater. Untuk menghindari agar tak berlangsung panas yang
berkelebihan (over heating), umumnya water heater memakai satu alat yakni thermostat.
Langkah kerjanya lebih kurang seperti ini, ketika water heater di hubungkan ke listrik,
Simulasi Sterilisator

thermostat bakal kirim arus listrik pada elemen untuk memanaskan air di dalam tabung
water heater, serta sesudah air panas dengan suhu yang kita tentukan pada thermostat,
jadi thermostat bakal memutus arus yang tadi ke elemen, apabila panas air sudah
menyusut, jadi thermostat bakal automatis kirim aliran listrik lagi ke elemen, serta
demikian selanjutnya.
2.4 SSR
Pengertian dan fungsi solid state relay sebenarnya sama saja dengan relay
elektromekanik yaitu sebagai saklar elektronik yang biasa digunakan atau diaplikasikan
di industri-industri sebagai device pengendali. Namun relay elektro mekanik memiliki
banyak keterbatasan bila dibandingkan dengan solid state relay, salah satunya seperti
siklus hidup kontak yang terbatas, mengambil banyak ruang, dan besarnya daya
kontaktor relay. Karena keterbatasan ini, banyak produsen relay menawarkan perangkat
solid state relay dengan semikonduktor modern yang menggunakan SCR, TRIAC, atau
output transistor sebagai pengganti saklar kontak mekanik. Output device (SCR, TRIAC,
atau transistor) adalah optikal yang digabungkan sumber cahaya LED yang berada dalam
relay. Relay akan dihidupkan dengan energi LED ini, biasanya dengan tegangan power
DC yang rendah. Isolasi optik antara input dan output inilah yang menjadi kelebihan
yang ditawarkan oleh solid state relay bila dibanding relay elektromekanik.
Solid state relay itu juga berarti relay yang tidak mempunyai bagian yang
bergerak sehingga tidak terjadi aus. Solid state relay juga mampu menghidupkan dan
mematikan dengan waktu yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan relay
elektromekanik. Juga tidak ada pemicu percikan api antar kontak sehingga tidak ada
masalah korosi kontak. Namun solid state relay masih terlalu mahal untuk dibuat dengan
rating arus yang sangat tinggi. Sehingga, kontaktor elektromekanik atau relay
konvensional masih terus mendominasi aplikasi-aplikasi di industri saat ini.
Salah satu keuntungan atau kelebihan yang signifikan dari solid state relay. SCR
dan TRIAC adalah kecenderungan secara alami untuk membuka sirkuit AC hanya pada
titik nol arus beban. Karena SCR dan TRIAC adalah thyristor, dengan sifat hysteresisnya
mereka mempertahankan kontinuitas sirkuit setelah LED de-energized sampai saat AC
turun dibawah nilai ambang batas (holding current). Secara praktis apa artinya semua
ini, artinya adalah rangkaian tidak akan pernah terputus ditengah-tengah puncak
gelombang sinus. Waktu pemutusan seperti yang ada dalam rangkaian yang mengandung
induktansi besar biasanya akan menghasilkan lonjakan tegangan besar karena runtuhnya
medan magnet secara tiba-tiba di sekitar induktansi. Hal seperti ini tidak akan terjadi saat
Simulasi Sterilisator

pemutusan dilakukan oleh sebuah SCR atau TRIAC. Kelebihan fitur ini disebut zero-
crossover switching.
Salah satu kelemahan dari solid state relay adalah kecenderungan mereka untuk
gagal menutup kontak output mereka. Jika relay elektromekanik cenderung gagal saat
membuka, solid state relay cenderung gagal saat menutup. Selain harganya mahal
mungkin karena kelemahan gagal menutup inilah yang menjadi pertimbangan untuk
memakai solid state relay. Dan karena gagal saat membuka dianggap lebih aman dari
pada gagal saat menutup, relay elektromekanik masih lebih disukai dibanding solid state
relay dalam banyak aplikasi di industri.
2.5 IC 7107
ICL 7107 merupakan sebuah chip yang bisa berfungsi sekaligus sebagai A/D
converter dan decoder seven segment sekaligus dengan pin keluarannya yang masing-
masing dilengkapi dengan clock dan pengaturan referensi didalamnya. ICL 7107
dipasang sebagai pengubah A/D sekaligus sebagai driver penampil. Tegangan analog
diubah menjadi digital, driver penampil (pendekode) terdapat didalam ICL 7107
bertugas untuk mengatur sevent segment atau penampil yang berupa bilangan desimal.
Alat ini terdiri dari beberapa rangkaian yaitu rangkaian catu daya 3½ digit, sensor, DAC
R-2R dengan A/D converter ICL 7017, OP- AMP, sirine, display dan hasil keluarannya
ditampilkan secara digital dengan menggunakan seven segment.
2.6 NE555
NE555 yang mempunyai 8 pin (kaki) ini merupakan salah satu komponen
elektronika yang cukup terkenal, sederhana, dan serba guna. Pada dasarnya aplikasi
utama IC NE555 ini digunakan sebagai timer (pewaktu) dengan operasi rangkaian
monostable dan pulse generator (pembangkit pulsa) dengan operasi rangkaian astable.
Selain itu, dapat juga digunakan sebagai time delay generator dan sequential timing.
Fungsi masing-masing kaki (pin) IC NE555 :
1. Ground (0V), adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negative. Trigger,
input negative dari lower komparator (komparator B) yang menjaga osilasi tegangan
terendah kapasitor pada 1/3 vcc dan mengatur RS flip-flop. output, pin keluaran dari
IC 555.
2. Reset, adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan
berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate (gerbang)
Simulasi Sterilisator

transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin
ini langsung dihubungkan ke vcc agar tidak terjadi reset.
3. Control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi
input negative (komparator A). Pin ini bisa dibiarkan tergantung (diabaikan), tetapi
untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan
kapasitor berorde sekitar 10 nF ke pin ground.
4. Threshold, pin ini terhubung ke input positif (komparator A) yang akan me-reset RS
flip-flop ketika tegangan pada pin ini mulai melebihi 2/3 vcc.
5. Discharge, pin ini terhubung ke open collector transistor internal (Tr) yang emittor
nya terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node
yang sesuai ke ground pada timing tertentu Vcc, pin ini untuk menerima supply DC
voltage. Biasanya akan bekerja optimal jika diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat
dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10mA s/d 15mA.
2.7 Penjelasan Rangkaian
2.7.1 Rangkaian Vset (Pembagi Tegangan)
Rangkaian pembagi tegangan berfungsi membagi tegangan input menjadi
beberapa bagian tegangan ouput.
2.7.2 Rangkaian Penguat
Op-amp non-inverting amplifier adalah rangkaian op-amp yang bekerja
sebagai penguat-tegangan pada tegangan-input-positif (V+). Pada rangkaian ini
hasil penguatan yang ada di tegangan-output Op-amp akan sefase (0°) dari
tegangan-input-nya, atau dengan kata lain, jika input berupa tegangan positif,
maka output akan berupa tegangan positif pula, dan begitupun pada tegangan
input negatif.
Perhitungan :
Rf
Acl = 1 + ........................................................................................................
Rin
(II)
2.7.3 Rangkaian Difference Amplifier
Difference amplifier merupakan pengembangan dari rangkaian inverting
amplifier dan non inverting amplifier. Rumus dasar berasal dari rumus penguatan
inverting maupun non inverting dengan ketentuan :
Keterangan :
Simulasi Sterilisator

a. Vout total = nilai total dari output yang dihasilkan oleh masing-masing input
inverting dan non inverting
R2
b. -Va = merupakan rumus inverting amplifier yang disebabkan nilai
R1
tegangan pada input inverting
R4
c. Vb =¿ merupakan rumus pembagian tegangan untuk mendapatkan
R 3+ R 4
nilai output yang akan masuk pada input non inverting
R4 R2
d. Vb (
R 3+ R 4
1+
R1)=¿merupakan rumus non inverting amplifier yang

disebabkan adanya nilai input non inverting


2.7.4 Rangkaian Proportional
Op-amp non-inverting amplifier adalah rangkaian op-amp yang bekerja
sebagai penguat-tegangan pada tegangan-input-positif (V+). Pada rangkaian ini
hasil penguatan yang ada di tegangan-output Op-amp akan sefase (0°) dari
tegangan-input-nya, atau dengan kata lain, jika input berupa tegangan positif,
maka output akan berupa tegangan positif pula, dan begitupun pada tegangan
input negatif.
2.7.5 Rangkaian Osilator
Osilator (oscillator) adalah suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan
sejumlah getaran atau sinyal listrik secara periodik dengan amplitudo yang
konstan. Gelombang sinyal yang dihasilkan ada yang berbentuk gelombang sinus
(sinusoide wave), gelombang kotak (square wave) dan gelombang gigi gergaji
(saw tooth wave). Pada dasarnya sinyal arus searah atau DC dari pencatu daya
(power supply) dikonversikan oleh rangkaian osilator menjadi sinyal arus bolak-
balik atau AC sehingga menghasilkan sinyal listrik yang periodik dengan
amplitudo konstan. Tiga istilah yang berkaitan erat dengan rangkaian osilator
adalah “periodik”, “amplitudo” dan “frekuensi”.
1 R2
f= ( )
4. C 1. R 1 R3
2.7.6 Rangkaian Komparator
Komparator adalah komponen elektronik yang berfungsi membandingkan
dua nilai kemudian memberikan hasilnya, mana yang lebih besar dan mana yang
lebih kecil. Komparator bisa dibuat dari konfigurasi open-loop Op -Amp. Jika
Simulasi Sterilisator

kedua input pada Op-Amp pada kondisi open-loop, maka Op-Amp akan
membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan pada
saluran masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau
saturasi negatif (-Vsat).
2.7.7 7 Segmen Display
Seven segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan untuk
menampilkan angka / bilangan desimal. Seven segment ini terdiri dari 7 batang
LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang
disebut dot matriks. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (light emitting
dioda). Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa
karakter tertentu melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED penyusunan dalam
seven segment. Untuk mempermudah pengguna seven segment, umumnya
digunakan sebuah decoder atau sebuah seven segment driver yang akan
mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan
inputan biner yang diberikan. Piranti tampilan modern disusun sebagai pola 7
segmen atau dot matriks. Jenis 7 segmen sebagaimana namanya, menggunakan
pola tujuh batang led yang disusun membentuk angka 8 seperti yang
ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf huruf yang diperlihatkan dalam gambar
tersebut ditetapkan untuk menandai segmen-segmen tersebut. Dengan
menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan dapat diperagakan digit-digit
dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi). Sinyal input
dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7 segmen, sehingga
harus menggunakan decoder BCD (binary code decimal) ke 7 segmen sebagai
antar muka. Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika yang masukannya
berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk
mengemudikan tampilan 7 segmen.
Prinsip kerja dari seven segment ini adalah inputan bilangan biner pada
switch dikonversi masuk kedalam decoder, baru kemudian decoder
mengkonversi bilangan biner tersebut ke dalam bilangan desimal, yang mana
bilangan desimal ini akan ditampilkan pada layar seven segmen. Fungsi dari
decoder sendiri adalah sebagai pengkonversi bilangan biner ke dalam bilangan
desimal.
Jenis seven segment
1. Common Anoda
Simulasi Sterilisator

Common anoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki


anoda LED dalam seven segmen. Common anoda diberi tegangan VCC
dan seven segmen dengan common anoda akan aktif pada saat diberi logika
rendah (0) atau sering disebut aktif low. Kaki katoda dengan label a sampai
h sebagai pin aktifitasi LED.
2. Common Katoda
Common katoda merupakan pin yang terhubung dengan semua kaki
katoda LED dalam seven segment dengan common katoda akan aktif
apabila diberi logika tinggi (1) atau disebut aktif high. Kaki anoda dengan
label a sampai h sebagai pin aktifasi yang menentukan nyala LED.
2.8 Timer
2.8.1 Rangkaian Timer
Rangkaian timer adalah rangkaian elektronika yang digunakan sebagai
multivibrator atau pembangkit frekuensi dimana nantinya kita dapat
mengendalikan waktu untuk nyala ataupun mati. IC NE555 yang digunakan
merupakan IC pewaktu atau timer. Rangkaian ini dipakai untuk menentukan
jumlah waktu tunda dengan sangat tepat, tidak seperti Op-amp 741 yang hanya
mampu memberikan tegangan output tinggi atau rendah.Didalam dunia
elektronika sendiri, timer banyak digunakan sebagai pembuat jam digital. Di
pasaran sendiri telah banyak sekali komponen elektronika berupa IC yang dapat
digunakan langsung sebagai timer. Contoh yang paling sederhana adalah IC
NE555 dan sejenisnya namun kita tetap harus membutuhkan komponen
tambahan. Tetapi kali ini saya akan membuat rangkaian timer dengan
menggunakan transistor.
Cara kerja rangkaian timer sebenarnya merupakan pengisian dan
pengosongan capasitor pada basis kedua transistor. Lamanya pengisian dan
pengosongan tergantung dari banyaknya arus yang melewati resistor menuju
kapasitor dan juga diikuti besarnya kapasitas tampungan kapasitor.
2.8.2 Rangkaian Clock
Rangkaian clock berfungsi untuk pembentuk/membangkitkan
pulsa/gelombang kotak secara terus-menerus dan rangkaian ini tidak
mempunyai kondisi stabil/setimbang. Rangkaian clock termasuk golongan
astabil multivibrator dengan IC 555. Output rangkaian clock digunakan untuk
input rangkaian-rangkaian logika yang sekuensial (berhubungan dengan waktu).
Simulasi Sterilisator

Yang termasuk rangkaian logika sekuensial contohnya: flip-flop, shift register,


dan counter. Adapun fungsi rangkaian clock yaitu, untuk mengatur jalannya data
dalam penggeseran ke kanan atau ke kiri, maupun dalam
perhitungan/pencacahan bilangan biner. Yang dimaksud rangkaian astabil
multivribator adalah multivribator yang tidak stabil tegangan output-nya
(tegangan pengeluarannya berubah-ubah) tanpa adanya sinyal masukan yang
diberikan.
2.9 Water Level
2.9.1 Prinsip Kerja Water Level
Rangkaian water level disini adalah untuk mengontrol level air atau
ketinggian air dalam sebuah tangki penampungan. Dimana pada level tertentu
motor DC akan bekerja otomatis dan mati otomatis.
Simulasi Sterilisator

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Desain Projek

Gambar 3.1 Desain Projek Sterilisator

3.2 Blok Diagram

Gambar 3.2 Blok Diagram Sterilisator


Cara Kerja Blok Diagram :
Cara kerja blok diagram sterilisator adalah sebagai berikut. Sensor suhu LM35
memiliki spesifikasi yaitu setiap kenaikan suhu satu derajat maka akan menghasilkan
tegangan 10mV. Sehingga pembacaan suhu oleh LM35 akan dikuatkan dengan
rangkaian penguat non inverting amplifier sebesar 10x penguatan.
Simulasi Sterilisator

Cara kerja blok diagram waterbath adalah sebagai berikut. Setting suhu sesuai
settingan yang telah ditentukan. Power supply memberikan supply tegangan kesemua
rangkaian termasuk rangkaian pewaktu atau bisa disebut dengan rangkaian timer.
Konsisi awal sensor LM35 membaca suhu air normal yang mana nilai pembacaannya
ditampilkan pada display suhu yang berbentuk 7 segment. Kemudian, nilai pembacaan
sensor LM35 dikuatkan menggunakan rangkaian amplifier karena nilai yang dihasilkan
oleh sensor LM35 sangat kecil dalam satuan mV. Selanjutnya output dari amplifier
diselisihkan dengan nilai settingan suhu yang sudah di setting menggunakan rangkaian
difference amplifier. Output rangkaian ini yang nantinya akan membentuk PWM
sehingga dapat di setting Ton dan Toff nya. Output dari rangkaian PWM dihubungkan
pada rangkaian driver untuk memanaskan ataupun mematikan lampu dimmer sebagai
indikator proses pemanasan air dengan menggunakan heater dan elemen heater yang
berfungsi sebagai pemanas air.
Saat suhu belum mencapai suhu setting maka heater akan memanaskan air
sampai suhu setting tercapai dan lampu dimmer terus menyala selama proses
pemanasan air. Saat suhu setting tercapai maka heater akan mati dan suhu akan stabil
pada suhu setting sampai waktu (timer) yang telah di tentukan habis dan tentu saja
lampu juga dalam kondisi mati.
3.3 Diagram Alir
Cara Kerja Diagram Alir :
Start untuk memulai penggunaan waterbath, kemudian setting suhu terlebih dahulu
untuk suhu yang diinginkan. Setelah suhu disetting sesuai kebutuhan maka sensor
LM35 akan membaca suhu air dan menyalakan heater serta lampu indikator menyala
sehingga heater dapat memanaskan air sampai suhu air yang disetting tercapai. Jika
suhu air yang disetting sudah tercapai maka timer atau pewaktu akan aktif sehingga
suhu setting air akan stabil dalam jangka waktu yang telah disetting. Jika timer sudah
habis maka buzzer akan berbunyi sebagai indikator bahwa pemanasan telah selesai.
Kemudian end untuk mengakhiri penggunaan waterbath.
3.4 Alat dan Bahan yang Digunakan
Sebagai penunjang dalam melaksanakan pembuatan projek, pengukuran,
pengamatan, maupun pengujian digunakan beberapa peralatan. Peralatan-peralatan
tersebut antara lain :
Tabel 3.1 Alat yang Diperlukan
Simulasi Sterilisator

No Nama Alat
1. Toolset (Lengkap)
2. Solder
3. Penyedot Timah
4. Bor
5. Cutter
Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan
No
Nama Bahan
.
1. Kabel Jumper
2. Papan Akrilik
3. Lem Tembak
4. Timah
5. Komponen

3.5 Penjelasan Rangkaian


3.4.1 Rangkaian PWM
3.4.1.1 Rangkaian LM35
LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan
jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga
mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi
sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali
khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan. Dengan tegangan
keluaran yang terskala linear dengan suhu terukur, yakni 10 milivolt
per 1 derajat celcius.
3.4.1.2 Rangkaian Vset (Pembagi Tegangan)
Rangkaian Vset di projek ini berperan sebagai input
pembanding differensial yang akan dibandingkan dengan input
dari rangkaian lm35.
3.4.1.3 Rangkaian Penguat
Pada rangkaian PWM ouput dari LM35 dikuatkan dengan
menggunakan rangkaian penguat non iverting amplifier sebesar 10x
penguatan. Menggunkan Rin sebesar …K dan R feedback sebesar …
Simulasi Sterilisator

K. Sehingga menggunakan rummus non inverting amplifier ditemukan


penguatan sebesar 10 kali.

Acl = ( Rin
Rf )
+1

Vou = Acl x Vin


3.4.1.4 Rangkaian Difference Amplifier
Rangkaian difference amplifier adalah rangkaian yang
menyelisihkan dua inputann. Pada projek ini inputan non inverting
terhubung dengan rangkaian pembagi tegangan atau suhu setting.
Sedangkan inputan inverting terhubung dengan output penguat non
inverting amplifier pertama. Output rangkaian difference amplifier
tergantung besar selisih dari kedua inputan.
Perhitungan :
3.4.1.5 Rangkaian Proportional
Rangkaian non inverting kedua atau rangkaian proportional
terdapat pada setelah rangkaian difference amplifier untuk
menguatkan output setelah diselisihkan oleh rangkaian difference
amplifier. Rin pada rangkaian non inverting kedua ini menggunakan
resistor sebesar … K dan Rf menggunakan variable resistor sebesar …
K. Sehingga penguatan maksimal sebesar … kali.
3.4.1.6 Rangkaian Osilator
Rangkaian osilator pada projek ini menggunkan rangkaian
triangular wave oscillator yaitu rangkaian osilator yang dapat
membangkitkan frekuensi gelombang segitiga. Output osilator
terhubung dengan pin non inverting rangkaian komparator dan output
proportional terhubung dengan pin inverting dari rangkaian
komparator.
Penghitungan frekuensi osilator :
3.4.1.7 Rangkaian Komparator
Rangkaian komparator yaitu rangkaian yang membandingkan
inputan inverting dan non invertingnya. Projek ini, inputan inverting
terhubung dengan rangkaian osilator dan input non inverting amplifier
terhubung dengan ouput rangkaian proportional. Output rangkaian
komparator tergantung perbandingan kedua inputnya. Ketika tegangan
Simulasi Sterilisator

proportional lebih besar daripada tegangan osilator maka akan


menghasilkan output yang bernilai positif VCC. Begitu sebaliknya
ketika proportional lebih kecil daripada tegangan osilator maka akan
menghasilkan output yang bernilai negative VCC.
3.4.2 Rangkaian 7 Segment Display
Rangkaian ADC display ini menggunakan IC 7107 yang memiliki 40 pin
yang diberi inputan … V. Rangkaian ADC display mengubah inputan analog
dari output sensor LM35 yang berupa tegangan analog yang akan dirubah
menjadi data digital yang akan ditampilkan di sevent segment.
3.4.3 Rangkaian Timer
Rangkaian timer terdiri dari rangkaian clock dengan menggunakan IC
NE555 untuk mengkondisikan ic … sebagai decoder untuk menciptakan angka
pada seven segment.
3.4.4 Rangkaian Water Level
Rangkaian water level disini adalah untuk mengontrol level air atau
ketinggian air dalam sebuah tangki penampungan. Dimana pada level tertentu
motor DC akan bekerja otomatis dan mati otomatis.
Simulasi Sterilisator

BAB IV
HASIL DAN ANALISA DATA

4.1 Pengambilan Data Rangkaian


4.1.1 Hasil Pengukuran Test Poin pada LM 35
Dapat dilihat pada gambar diatas adalah output LM35 sebelum masuk ke
rangkaian penguat, sinyal yang dihasilkan sangat kecil yaitu sebesar …mV.
4.1.2 Hasil Pengukuran Test Poin pada Rangkaian Penguat
Rangkaian inverting amplifier memiliki penguatan sebesar 10 kali. Pada
pengukuran osiloskop amplitude yang dihasilkan sebesar … dari input sinyal yang
keluar dari LM35 sebesar … V.
4.1.3 Hasil Pengukuran Test Poin pada Vset (Pembagi Tegangan)
Rangkaian Vset atau pembagi tegangan merupakan rangkaian yang
membagi input menjadi beberapa output tegangan yang nanti akan dibandingkan
dengan rangkaian lm35.
4.1.4 Hasil Pengukuran Test Poin pada Differense Amplifier
Rangkaian difference amplifier op-amp merupakan rangkaian pembanding
input pada kedua masukannya. Rangkaian ini membandingkan antara output yang
dihasilkan sebesar … V dari perbandingan suhu setting dan penguatan dari output
LM35.
4.1.5 Hasil Pengukuran Test Poin pada Proportional
Pada rangkaian penguat proportional ouput dari difference op-amp
dikuatkan sebesar … kali sehingga output menjadi … Volt.
Tabel 4.1 Tabel Penguatan
Rangkaian Penguat
Penguat Awal 10x
Penguat Proportional …x

4.1.6 Hasil Pengukuran Test Poin pada Osilator


Rangkaian osilator disini berfungsi sebagai pembangkit frekuensi dan
membentuk gelombang segitiga yang kemudian akan dibandingkan dengan input
dari difference amplifier yang telah dikuatkan di rangkaian proportional.
Frekuensi rangkaian osilator sebesar …KHz dengan amplitude sebesar … Volt.
4.1.7 Hasil Pengukuran Test Poin pada Komparator
Simulasi Sterilisator

Rangkaian komparator disini sebagai pembanding dari inputan rangkaian


proportional dan rangkaian osilator. Nantinya output dari komparatorlah yang
menentukan nyala matinya kipas dc.
Simulasi Sterilisator

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan dalam menyelesaikan project sterilisator ini yaitu :
5.1.1. Telah direalisasikan alat sterilisator yang dapat menstabilkan suhu 45’C, 50’C,
55’C selama 4 menit, 6 menit, dan 8 menit.
5.1.2. Project sterilisator ini memiliki pilihan besarnya nilai suhu yaitu 45’C, 50’C,
dan 55’C dengan menggunakan selector yang telah disediakan untuk mengganti
suhu yang diinginkan.
5.1.3. Waktu maksimal pencapaian suhu pada 45’C adalah 4 menit sedangkan untuk
suhu 55’C adalah 8 menit.
5.2 Saran
5.2.1. Dengan adanya project sterilisator ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan ilmu mengenai rangkaian elektronika yang digunakan pada
peralatan laboratorium klinik untuk mensterilkan instrument-instrumen
kesehatan.
Simulasi Sterilisator

DAFTAR PUSTAKA

 Noname (2015, 7 Juli). Berkenalan dengan Alat Sterilisasi : Sterilisator dan Autoclave.
Dikutip 11 Juni 2019 dari Kaskus : https://www.google.com/search?
safe=strich&ei=TEX_XLZ6I97Puw_i-
ob4Aw&q=alat+kesehatan+sterilisator+adalah&oq=alat+kesehatan+sterilisator+adalah&
gs_l=mobile-gws-wiz-serp.3...2220.15438..15794...1.0..4.401.6387.0j32j2j3j1......0....1
 Utami, Herta (2013, 3 September). Prosedur Tetap (SOP) Sterilisasi Menggunakan
Oven. Dikutip 11 Juni 2019 dari Blogspot :
http://hertaww.blospot.com/2013/09/prosedur-tetap-sop-sterilisasi.html?m=1
 Purnomo, Eko (2013, 22 November). Prinsip Kerja Rangkaian Pembagi Tegangan.
Dikutip 11 Juni 2019 dari Wordpress :
https://www.google.com/amp/s/abisabrina.wordpress.com/2013/11/22/prinsip-kerja-
rangkaian-pembagi-tegangan/amp/ .
 Noname. Kipas atau Fan DC 12cm untuk Pendingin. Dikutip 11 Juni 2019 dari :
https://www.glodokharco.online/kipas-atau-fan-dc-12cm-untuk-pendingin/
 Septa, Hendra (2015,16 November). Water Level Control (WLC). Dikutip 11 Juni 2019
dari Blogspot : https://hendrasepta22.blogspot.com/2015/water-level-control-wlc.html?
m=1
Simulasi Sterilisator

LAMPIRAN

1. Skematik rangkaian utama


Simulasi Sterilisator

2. Skematik display suhu


Simulasi Sterilisator

3. Skematik display timer

Anda mungkin juga menyukai