KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Project Elektronika Terintegrasi dengan judul
“Sterilisator” dengan baik dan tepat waktu. Dalam pengerjaan project dan penyusunan
laporan ini penulis telah mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa.
2. Orang tua yang telah mendukung dalam pembuatan project.
3. Torib Hamzah, M, Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Elektronika Terintegrasi.
4. Seluruh asisten dosen Laboratorium Teknik Tenaga Listrik yang telah membimbing dan
mengarahkan kami selama pembuatan project dan laporan ini.
5. Teman-teman dari EM-24 yang telah mendukung dan membantu selama ini.
6. Serta semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam penyelesaian
pembuatan project dan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
semua jenis saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata, semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat dan memberikan wawasan
tambahan bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.
Penyusun
Simulasi Sterilisator
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Abstrak
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Batasan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II : DASAR TEORI
2.1 Simulasi Sterilisator
2.1.1 Prinsip atau Cara Kerja Sterilisator
2.1.2 Bagian-Bagian dan Fungsi Sterilisator
2.1.3 Standar Operasional Prosedur Sterilisator
2.2 Sensor Suhu LM35
2.2.1 Karakteristik LM35
2.2.2 Cara Kerja LM35
2.3 Element Heater/Pemanas
2.4 Penjelasan Rangkaian
2.4.1 Rangkaian Vset (Pembagi Tegangan)
2.4.2 Rangkaian Penguat
2.4.3 Rangkaian Differensial
2.4.4 Rangkaian Proportional
2.4.5 Rangkaian Osilator
2.4.6 Rangkaian Komparator
2.4.7 7 Segmen Display
2.5 Timer
2.5.1 Rangkaian Timer
2.5.2 Prinsip Kerja Timer
2.6 Water Level
2.6.1 Prinsip Kerja Water Level
Simulasi Sterilisator
ABSTRAK
Sterilisator adalah salah satu jenis alat-alat kesehatan yang banyak digunakan dalam
dunia kedokteran dan laboratorium. Dalam bidang kesehatan, sterilisator berfungsi untuk
mensterilkan instrument alat-alat kesehatan dari kuman ataupun bakteri dengan cara
memberikan uap panas dengan tekanan tertentu. Sterilisator memanfaatkan uap air yang
dihasilkan dari pemanasan air menggunakan heater yang dialirkan ke dalam tabung
sterilisator menggunakan kipas DC, sterilisator juga harus mempertahankan suhu tertentu
selama selang waktu tertentu yang ditentukan. Dapat menjaga suhu stabil pada suhu yang
telah disetting. Setelah alat dihudupkan, water level akan mendeteksi ketinggian air dari
indicator low hingga high. Heater hanya akan bekerja saat air dalam indicator level medium.
Heater akan memanaskan air dan kipas akan berputar mengalirkan uap air yang dihasilkan
menuju box tempat alat di sterilkan, saat suhu setting telah tercapai maka kipas akan otomatis
berhenti.
Pada sterilisator digunakan sensor suhu LM35 yang merupakan sensor suhu untuk
mendeteksi suhu di ruangan sterilisator, kemudian dikuatkan menggunakan penguat non
inverting kan kemudian akan dibandingkan di rangkaian differensial dengan vset yang
berasal dari rangkaian pembagi tegangan yang sudah ditentukan. Kemudian hasil
perbandingan dari rangkaian differensial akan dikuatkan lagi oleh rangkaian proportional,
dari rangkaian proportional akan dibandingkan oleh rangkaian komparator dengan input
osilator. Nantinya output kompator lah yang akan berfungsi untuk mengatur gerak kipas DC.
Pada projek ini timer akan menyala saat kipas telah mati dengan setting 4-8 menit yang
tertera pada 7 segment display.
Kata Kunci : Suhu, LM35, Timer, Water Level
Simulasi Sterilisator
BAB I
PENDAHULUAN
1.4.2 Dengan adanya alat ini diharapkan dapat memudahkan user dalam melakukan
pekerjaannya dan dapat menyelesaikan tugas fungsionalnya dengan cepat, efisien,
dan akurat.
Simulasi Sterilisator
BAB II
DASAR TEORI
jangkauan kerja dari 0 volt sampai dengan 1,5 volt dengan tegangan operasi sensor
LM35 yang dapat digunakan antar 4 volt sampai 30 volt. Keluaran sensor ini akan naik
sebesar 10 mV setiap derajad celcius sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut :
V LM35 = Suhu ×10mV.................................................................... ..............................(I)
2.2.1 Karakteristik LM35
2.2.1.1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan
dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam
celcius.
2.2.1.2. Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu 0,5ºC pada suhu 25 ºC
seperti terlihat pada
2.2.1.3. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55 ºC sampai +150
ºC.
2.2.1.4. Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
2.2.1.5. Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 μA.
2.2.1.6. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating) yaitu kurang dari
0,1 ºC pada udara diam.
2.2.1.7. Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W untuk beban 1
mA.
2.2.1.8. Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
2.2.2 Cara Kerja LM35
Sensor LM35 bekerja dengan mengubah besaran suhu menjadi besaran
tegangan. Tegangan ideal yang keluar dari LM35 mempunyai perbandingan
100°C setara dengan 1 volt. Sensor ini mempunyai pemanasan diri (self heating)
kurang dari 0,1°C, dapat dioperasikan dengan menggunakan power supply tunggal
dan dapat dihubungkan antar muka (interface) rangkaian control yang sangat
mudah.
IC LM35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk
integrated circuit (IC), dimana output tegangan keluaran sangat linear terhadap
perubahan suhu. Sensor ini berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke
besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV /°C yang berarti bahwa
kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV.
IC LM35 ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena
ketelitiannya sampai lebih kurang seperempat derajat celcius pada temperatur
ruang. Jangka sensor mulai dari – 55°C sampai dengan 150°C, IC LM35
Simulasi Sterilisator
thermostat bakal kirim arus listrik pada elemen untuk memanaskan air di dalam tabung
water heater, serta sesudah air panas dengan suhu yang kita tentukan pada thermostat,
jadi thermostat bakal memutus arus yang tadi ke elemen, apabila panas air sudah
menyusut, jadi thermostat bakal automatis kirim aliran listrik lagi ke elemen, serta
demikian selanjutnya.
2.4 SSR
Pengertian dan fungsi solid state relay sebenarnya sama saja dengan relay
elektromekanik yaitu sebagai saklar elektronik yang biasa digunakan atau diaplikasikan
di industri-industri sebagai device pengendali. Namun relay elektro mekanik memiliki
banyak keterbatasan bila dibandingkan dengan solid state relay, salah satunya seperti
siklus hidup kontak yang terbatas, mengambil banyak ruang, dan besarnya daya
kontaktor relay. Karena keterbatasan ini, banyak produsen relay menawarkan perangkat
solid state relay dengan semikonduktor modern yang menggunakan SCR, TRIAC, atau
output transistor sebagai pengganti saklar kontak mekanik. Output device (SCR, TRIAC,
atau transistor) adalah optikal yang digabungkan sumber cahaya LED yang berada dalam
relay. Relay akan dihidupkan dengan energi LED ini, biasanya dengan tegangan power
DC yang rendah. Isolasi optik antara input dan output inilah yang menjadi kelebihan
yang ditawarkan oleh solid state relay bila dibanding relay elektromekanik.
Solid state relay itu juga berarti relay yang tidak mempunyai bagian yang
bergerak sehingga tidak terjadi aus. Solid state relay juga mampu menghidupkan dan
mematikan dengan waktu yang jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan relay
elektromekanik. Juga tidak ada pemicu percikan api antar kontak sehingga tidak ada
masalah korosi kontak. Namun solid state relay masih terlalu mahal untuk dibuat dengan
rating arus yang sangat tinggi. Sehingga, kontaktor elektromekanik atau relay
konvensional masih terus mendominasi aplikasi-aplikasi di industri saat ini.
Salah satu keuntungan atau kelebihan yang signifikan dari solid state relay. SCR
dan TRIAC adalah kecenderungan secara alami untuk membuka sirkuit AC hanya pada
titik nol arus beban. Karena SCR dan TRIAC adalah thyristor, dengan sifat hysteresisnya
mereka mempertahankan kontinuitas sirkuit setelah LED de-energized sampai saat AC
turun dibawah nilai ambang batas (holding current). Secara praktis apa artinya semua
ini, artinya adalah rangkaian tidak akan pernah terputus ditengah-tengah puncak
gelombang sinus. Waktu pemutusan seperti yang ada dalam rangkaian yang mengandung
induktansi besar biasanya akan menghasilkan lonjakan tegangan besar karena runtuhnya
medan magnet secara tiba-tiba di sekitar induktansi. Hal seperti ini tidak akan terjadi saat
Simulasi Sterilisator
pemutusan dilakukan oleh sebuah SCR atau TRIAC. Kelebihan fitur ini disebut zero-
crossover switching.
Salah satu kelemahan dari solid state relay adalah kecenderungan mereka untuk
gagal menutup kontak output mereka. Jika relay elektromekanik cenderung gagal saat
membuka, solid state relay cenderung gagal saat menutup. Selain harganya mahal
mungkin karena kelemahan gagal menutup inilah yang menjadi pertimbangan untuk
memakai solid state relay. Dan karena gagal saat membuka dianggap lebih aman dari
pada gagal saat menutup, relay elektromekanik masih lebih disukai dibanding solid state
relay dalam banyak aplikasi di industri.
2.5 IC 7107
ICL 7107 merupakan sebuah chip yang bisa berfungsi sekaligus sebagai A/D
converter dan decoder seven segment sekaligus dengan pin keluarannya yang masing-
masing dilengkapi dengan clock dan pengaturan referensi didalamnya. ICL 7107
dipasang sebagai pengubah A/D sekaligus sebagai driver penampil. Tegangan analog
diubah menjadi digital, driver penampil (pendekode) terdapat didalam ICL 7107
bertugas untuk mengatur sevent segment atau penampil yang berupa bilangan desimal.
Alat ini terdiri dari beberapa rangkaian yaitu rangkaian catu daya 3½ digit, sensor, DAC
R-2R dengan A/D converter ICL 7017, OP- AMP, sirine, display dan hasil keluarannya
ditampilkan secara digital dengan menggunakan seven segment.
2.6 NE555
NE555 yang mempunyai 8 pin (kaki) ini merupakan salah satu komponen
elektronika yang cukup terkenal, sederhana, dan serba guna. Pada dasarnya aplikasi
utama IC NE555 ini digunakan sebagai timer (pewaktu) dengan operasi rangkaian
monostable dan pulse generator (pembangkit pulsa) dengan operasi rangkaian astable.
Selain itu, dapat juga digunakan sebagai time delay generator dan sequential timing.
Fungsi masing-masing kaki (pin) IC NE555 :
1. Ground (0V), adalah pin input dari sumber tegangan DC paling negative. Trigger,
input negative dari lower komparator (komparator B) yang menjaga osilasi tegangan
terendah kapasitor pada 1/3 vcc dan mengatur RS flip-flop. output, pin keluaran dari
IC 555.
2. Reset, adalah pin yang berfungsi untuk me reset latch didalam IC yang akan
berpengaruh untuk me-reset kerja IC. Pin ini tersambung ke suatu gate (gerbang)
Simulasi Sterilisator
transistor bertipe PNP, jadi transistor akan aktif jika diberi logika low. Biasanya pin
ini langsung dihubungkan ke vcc agar tidak terjadi reset.
3. Control voltage, pin ini berfungsi untuk mengatur kestabilan tegangan referensi
input negative (komparator A). Pin ini bisa dibiarkan tergantung (diabaikan), tetapi
untuk menjamin kestabilan referensi komparator A, biasanya dihubungkan dengan
kapasitor berorde sekitar 10 nF ke pin ground.
4. Threshold, pin ini terhubung ke input positif (komparator A) yang akan me-reset RS
flip-flop ketika tegangan pada pin ini mulai melebihi 2/3 vcc.
5. Discharge, pin ini terhubung ke open collector transistor internal (Tr) yang emittor
nya terhubung ke ground. Switching transistor ini berfungsi untuk meng-clamp node
yang sesuai ke ground pada timing tertentu Vcc, pin ini untuk menerima supply DC
voltage. Biasanya akan bekerja optimal jika diberi 5V s/d 15V. Supply arusnya dapat
dilihat di datasheet, yaitu sekitar 10mA s/d 15mA.
2.7 Penjelasan Rangkaian
2.7.1 Rangkaian Vset (Pembagi Tegangan)
Rangkaian pembagi tegangan berfungsi membagi tegangan input menjadi
beberapa bagian tegangan ouput.
2.7.2 Rangkaian Penguat
Op-amp non-inverting amplifier adalah rangkaian op-amp yang bekerja
sebagai penguat-tegangan pada tegangan-input-positif (V+). Pada rangkaian ini
hasil penguatan yang ada di tegangan-output Op-amp akan sefase (0°) dari
tegangan-input-nya, atau dengan kata lain, jika input berupa tegangan positif,
maka output akan berupa tegangan positif pula, dan begitupun pada tegangan
input negatif.
Perhitungan :
Rf
Acl = 1 + ........................................................................................................
Rin
(II)
2.7.3 Rangkaian Difference Amplifier
Difference amplifier merupakan pengembangan dari rangkaian inverting
amplifier dan non inverting amplifier. Rumus dasar berasal dari rumus penguatan
inverting maupun non inverting dengan ketentuan :
Keterangan :
Simulasi Sterilisator
a. Vout total = nilai total dari output yang dihasilkan oleh masing-masing input
inverting dan non inverting
R2
b. -Va = merupakan rumus inverting amplifier yang disebabkan nilai
R1
tegangan pada input inverting
R4
c. Vb =¿ merupakan rumus pembagian tegangan untuk mendapatkan
R 3+ R 4
nilai output yang akan masuk pada input non inverting
R4 R2
d. Vb (
R 3+ R 4
1+
R1)=¿merupakan rumus non inverting amplifier yang
kedua input pada Op-Amp pada kondisi open-loop, maka Op-Amp akan
membandingkan kedua saluran input tersebut. Hasil komparasi dua tegangan pada
saluran masukan akan menghasilkan tegangan saturasi positif (+Vsat) atau
saturasi negatif (-Vsat).
2.7.7 7 Segmen Display
Seven segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan untuk
menampilkan angka / bilangan desimal. Seven segment ini terdiri dari 7 batang
LED yang disusun membentuk angka 8 dengan menggunakan huruf a-f yang
disebut dot matriks. Setiap segment ini terdiri dari 1 atau 2 LED (light emitting
dioda). Seven segment dapat menampilkan angka-angka desimal dan beberapa
karakter tertentu melalui kombinasi aktif atau tidaknya LED penyusunan dalam
seven segment. Untuk mempermudah pengguna seven segment, umumnya
digunakan sebuah decoder atau sebuah seven segment driver yang akan
mengatur aktif atau tidaknya led-led dalam seven segment sesuai dengan
inputan biner yang diberikan. Piranti tampilan modern disusun sebagai pola 7
segmen atau dot matriks. Jenis 7 segmen sebagaimana namanya, menggunakan
pola tujuh batang led yang disusun membentuk angka 8 seperti yang
ditunjukkan pada gambar di atas. Huruf huruf yang diperlihatkan dalam gambar
tersebut ditetapkan untuk menandai segmen-segmen tersebut. Dengan
menyalakan beberapa segmen yang sesuai, akan dapat diperagakan digit-digit
dari 0 sampai 9, dan juga bentuk huruf A sampai F (dimodifikasi). Sinyal input
dari switches tidak dapat langsung dikirimkan ke peraga 7 segmen, sehingga
harus menggunakan decoder BCD (binary code decimal) ke 7 segmen sebagai
antar muka. Decoder ini terdiri dari gerbang-gerbang logika yang masukannya
berupa digit BCD dan keluarannya berupa saluran-saluran untuk
mengemudikan tampilan 7 segmen.
Prinsip kerja dari seven segment ini adalah inputan bilangan biner pada
switch dikonversi masuk kedalam decoder, baru kemudian decoder
mengkonversi bilangan biner tersebut ke dalam bilangan desimal, yang mana
bilangan desimal ini akan ditampilkan pada layar seven segmen. Fungsi dari
decoder sendiri adalah sebagai pengkonversi bilangan biner ke dalam bilangan
desimal.
Jenis seven segment
1. Common Anoda
Simulasi Sterilisator
BAB III
PEMBAHASAN
Cara kerja blok diagram waterbath adalah sebagai berikut. Setting suhu sesuai
settingan yang telah ditentukan. Power supply memberikan supply tegangan kesemua
rangkaian termasuk rangkaian pewaktu atau bisa disebut dengan rangkaian timer.
Konsisi awal sensor LM35 membaca suhu air normal yang mana nilai pembacaannya
ditampilkan pada display suhu yang berbentuk 7 segment. Kemudian, nilai pembacaan
sensor LM35 dikuatkan menggunakan rangkaian amplifier karena nilai yang dihasilkan
oleh sensor LM35 sangat kecil dalam satuan mV. Selanjutnya output dari amplifier
diselisihkan dengan nilai settingan suhu yang sudah di setting menggunakan rangkaian
difference amplifier. Output rangkaian ini yang nantinya akan membentuk PWM
sehingga dapat di setting Ton dan Toff nya. Output dari rangkaian PWM dihubungkan
pada rangkaian driver untuk memanaskan ataupun mematikan lampu dimmer sebagai
indikator proses pemanasan air dengan menggunakan heater dan elemen heater yang
berfungsi sebagai pemanas air.
Saat suhu belum mencapai suhu setting maka heater akan memanaskan air
sampai suhu setting tercapai dan lampu dimmer terus menyala selama proses
pemanasan air. Saat suhu setting tercapai maka heater akan mati dan suhu akan stabil
pada suhu setting sampai waktu (timer) yang telah di tentukan habis dan tentu saja
lampu juga dalam kondisi mati.
3.3 Diagram Alir
Cara Kerja Diagram Alir :
Start untuk memulai penggunaan waterbath, kemudian setting suhu terlebih dahulu
untuk suhu yang diinginkan. Setelah suhu disetting sesuai kebutuhan maka sensor
LM35 akan membaca suhu air dan menyalakan heater serta lampu indikator menyala
sehingga heater dapat memanaskan air sampai suhu air yang disetting tercapai. Jika
suhu air yang disetting sudah tercapai maka timer atau pewaktu akan aktif sehingga
suhu setting air akan stabil dalam jangka waktu yang telah disetting. Jika timer sudah
habis maka buzzer akan berbunyi sebagai indikator bahwa pemanasan telah selesai.
Kemudian end untuk mengakhiri penggunaan waterbath.
3.4 Alat dan Bahan yang Digunakan
Sebagai penunjang dalam melaksanakan pembuatan projek, pengukuran,
pengamatan, maupun pengujian digunakan beberapa peralatan. Peralatan-peralatan
tersebut antara lain :
Tabel 3.1 Alat yang Diperlukan
Simulasi Sterilisator
No Nama Alat
1. Toolset (Lengkap)
2. Solder
3. Penyedot Timah
4. Bor
5. Cutter
Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan
No
Nama Bahan
.
1. Kabel Jumper
2. Papan Akrilik
3. Lem Tembak
4. Timah
5. Komponen
Acl = ( Rin
Rf )
+1
BAB IV
HASIL DAN ANALISA DATA
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang kami dapatkan dalam menyelesaikan project sterilisator ini yaitu :
5.1.1. Telah direalisasikan alat sterilisator yang dapat menstabilkan suhu 45’C, 50’C,
55’C selama 4 menit, 6 menit, dan 8 menit.
5.1.2. Project sterilisator ini memiliki pilihan besarnya nilai suhu yaitu 45’C, 50’C,
dan 55’C dengan menggunakan selector yang telah disediakan untuk mengganti
suhu yang diinginkan.
5.1.3. Waktu maksimal pencapaian suhu pada 45’C adalah 4 menit sedangkan untuk
suhu 55’C adalah 8 menit.
5.2 Saran
5.2.1. Dengan adanya project sterilisator ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi pengembangan ilmu mengenai rangkaian elektronika yang digunakan pada
peralatan laboratorium klinik untuk mensterilkan instrument-instrumen
kesehatan.
Simulasi Sterilisator
DAFTAR PUSTAKA
Noname (2015, 7 Juli). Berkenalan dengan Alat Sterilisasi : Sterilisator dan Autoclave.
Dikutip 11 Juni 2019 dari Kaskus : https://www.google.com/search?
safe=strich&ei=TEX_XLZ6I97Puw_i-
ob4Aw&q=alat+kesehatan+sterilisator+adalah&oq=alat+kesehatan+sterilisator+adalah&
gs_l=mobile-gws-wiz-serp.3...2220.15438..15794...1.0..4.401.6387.0j32j2j3j1......0....1
Utami, Herta (2013, 3 September). Prosedur Tetap (SOP) Sterilisasi Menggunakan
Oven. Dikutip 11 Juni 2019 dari Blogspot :
http://hertaww.blospot.com/2013/09/prosedur-tetap-sop-sterilisasi.html?m=1
Purnomo, Eko (2013, 22 November). Prinsip Kerja Rangkaian Pembagi Tegangan.
Dikutip 11 Juni 2019 dari Wordpress :
https://www.google.com/amp/s/abisabrina.wordpress.com/2013/11/22/prinsip-kerja-
rangkaian-pembagi-tegangan/amp/ .
Noname. Kipas atau Fan DC 12cm untuk Pendingin. Dikutip 11 Juni 2019 dari :
https://www.glodokharco.online/kipas-atau-fan-dc-12cm-untuk-pendingin/
Septa, Hendra (2015,16 November). Water Level Control (WLC). Dikutip 11 Juni 2019
dari Blogspot : https://hendrasepta22.blogspot.com/2015/water-level-control-wlc.html?
m=1
Simulasi Sterilisator
LAMPIRAN