Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Lampu operasi merupakan sebuah perangkat medis yang digunakan untuk
membantu tenaga medis untuk membantu selama prosedur pembedahan dengan
menerangi area local atau rongga pasien. Sebuah kombinasi dari lampu operasi biasa
disebut dengan “Sistem Lampu Operasi”. Awal mulanya pada tahun 1850an, kamar
operasi dibangun menghadap arah tenggara dengan jendela terdapat langit-langit
untuk mendapatkan sinar matahari alami sebanyak mungkin.
Masalah terbesar pada saat pelaksanaan operasi adalah ketergantungan terhadap
pencahayaan dan apakah operasi tersebut dapat dilakukan pada siang hari dan apakah
kita dapat memperkirakan cuaca yang sedang terjadi. Cahaya alami akan mudah
terblokir oleh dokter, suster, atau ahli medis lain yang sedang melakukan operasi,
pemasangan cermin diempat sudut pad langit-langit ruang operasi untuk memantulkan
sinar matahari tepat kearah meja operasi hanya sedikit meringankan masalah ini.
Upaya dilakukan dengan menggunakan kondensator optic dalam cahaya tidak
langsung untuk mengurangi pemanasan, tetapi hal itu tidak berhasil. Awalnya lampu
listrik masuk dalam ruang operasi yahun 1880an masih memiliki beberapa masalah.
Denagn control teknologi listrik, cahaya yang dipancarkan masih cenderung sedikit.
Cahaya dari lampu operasi masih mampu bergerak dan menyebar dengan radiasi
panas yang cukup besar. Light Emiting Diode sebagai sumber cahaya terbaru
menghilangkan masalah radiasi panas yang terjadi dan mengurangi kebutuhan energi.
International Electrotechnical Commision (IEC) membuat sebuah dokumen yang
berisikan persyaratan khusus untuk keselamatan dasar dan kinerja utama dari luminer
bedah dan luminer untuk diagnosis, dimana bertujuan untuk membangun norma-
norma dan pedoman karakteristik cahaya bedah dan pemeriksaan dalam keselamatan
dan keamanan bagi pasien serta menurunkan resiko ketingkat yang kecil ketika
cahaya digunakan sesuai dengan petunjuk kegunaan.

1.2 Batasan Masalah


1. Pencahayaan apa yang digunakan dalam membantu jalannya operasi ?
2. Bagaimana jalannya sebuah lampu operasi ?
3. Kriteria lampu operasi apa yang digunakan ?
1.3 Rumusan Masalah
1. Mahasiswa mampu atau dapat mode penerangan apa yang digunakan dalam
membantu jalannya operasi ?
2. Mahasiswa mampu atau dapat mengetahui jalannya lampu operasi ?
3. Mahasiswa mampu atau dapat mengetahui kriteria lampu operasi ?

1.4 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami sebuah lampu operasi ?
2. Mahasiswa mampu memahami fungsi dari sebuah lampu operasi ?
3. Mahasiswa mampu menjalankan sebuah lampu operasi ?
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Lampu operasi adalah lampu yang digunakan dalam penerangan kegiatan
operasi. Lampu operasi dipasang secara manual dan mobile untuk ruang-ruang tertentu
dan dipasang secara manual, untuk tindakan rawat jalan digunakan system yang mobile.
Lampu operasi ini tidak sama dengan lampu penerangan biasa, lampu operasi
memerlukan reflector khusus yang dapat memfokuskan cahaya sehingga tidak timbul
bayangan dan tepat pada obyek yang akan dioperasi. Oleh karena itu lampu operasi ini
mempunyai lampu khusus yaitu lampu halogen dan yang terbaru lampu operasi
menggunakan LED. Biasanya lampu operasi menggunakan tegangan kecil dan daya
yang besar, contohnya 12Volt/15Watt, 24Volt/150Watt.
Proses operasi dibutuhkan tata ruang dan pencahaan khusus. Operasi besar akan
membutuhkan waktu yang lama dan dokter beserta perawat yang banyak sehingga
membutuhkan  tata pencahayaan yang baik. Maka peran sebuah lampu operasi sangat
penting sehingga dibutuhkan lampu operasi yang handal yang memiliki cahaya yang
terang namun lembut, tidak menyengat, dan tidak memimbulkan panas yang berlebih
serta yang tidak kalah pentingnya adalah lampu operasi yang tidak menimbulkan
bayangan.
Jika keunggulan tersebut tidak dapat dipenuhi maka akan dipastikan keseluruhan
system kerja dari proses operasi akan terganggu. Karena adanya panas dan bayangan
akan membuat para dokter kesulitan dalam menjalankan proses operasi. Maka lampu
operasi haruslah memiliki keunggulan tersebut.
Karena untuk menggunakan system lampu operasi yang menggunakan jenis
lampu halogen membutuhkan daya besar dan berakibat membekaknya anggaran dana
untuk lisrik, maka lampu halogen diganti dengan lampu LED dengan kelebihan lebih
hemat listrik sehingga anggaran untuk listrik bisa diminimalkan.

2.2 Kriteria Lampu Operasi


Lampu operasi tertentu mempunyai criteria khusus yang membedakan dari lampu
yang biasanya. Hal ini karena fungsi dari medis tidak sekedar membantu dokter
mendapat penerangan yang pas, tetapi juga memperhatikan unsur kesehatan pasien.
Karena itu lampu operasi yang baik sangat vital untuk menunjang proses operasi secara
komperensif. Demikian dalam pemilihan lampu operasi sebaiknya harus memperhatikan
unsur-unsur berikut :
1. Cahaya lampu harus cukup terang, terutama untuk operasi bedah yang membutuhkan
alat endoscopy dan mikroskop operasi.
2. Energy yang dihasilkan oleh lampu tidak boleh lebih dari 25.000 microwatt per cm².
3. Menganut peraturan Internasional, lampu operasi harus memiliki temperature warna
yang berbeda dan dikisaran 3.000º-6.700° Kelvin. Namun, semakin rendah panas dari
temperature yang dihasilkan maka lampu operasi semakin baik.
4. Untuk warnanya sendiri sebaiknya lampu operasi memiliki cahaya yang mendekati
putih atau biru. Lampu operasi juga seharusnya mudah dibersihkan serta mudah
diatur posisinya agar menghindari bayangan serta membantu mendapat focus
penyinaran yang sesuai dengan jenis dan ukuran area yang harus dibedah.

2.3 Jenis Lampu Operasi


Pemilihan lampu operasi tidak hanya sebatas dari jenis bohlam dan operating light-
nya, namun yang lebih baik pemilihan jenis lampu operasi berdasarkan cara pemasangan
dan penggunaan yang dalam hal ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Ceiling Operation Lamp
Ceiling Operation Lamp merupakan lampu operasi yang posisinya terpasang
permanen dilangit-langit ruang operasi. Dalam hal ini lampu operasi ini secara
struktur tidak dapat dipindah-pindah lagi, namun pada penggunaanya lampu operasi
ini dapat diatur sedemikian rupa pada sudutnya agar membantu memberi
pencahayaan yang lebih baik dalam proses operasi. Kelebihannya, lampu operasi ini
tidaklah memakan tempat, sehingga tenaga medis memiliki lebih banyak ruang yang
fleksibel untuk bergerak saat penggunaanya. Sedangkan resikonya, cukuplah besar,
terutama saat rumah sakit berasal dari lokasi-lokasi yang rawan gempa.
Dikhawatirkan lampu jatuh dari langit-langit dan melukai seseorang yang sedang
melakukan operasi.
2. Stading Operation Lamp
Stading Operation Lamp merupakan lampu operasi yang posisinya bisa dipindah-
pindahkan sesuai dengan keperluan pemakaiannya. Hal ini karena bagian bawah dari
Stading Operation Lamp terdapat kaki yang dilengkapi dengan roda. Jenis lampu
operasi ini banyak digunakan pada rumah sakit karena lebih fleksibel untuk dipindah-
pindah. Walaupun dengan menggunakan jenis lampu ini, tenaga medis menjadi
cukup terbatasi ruangannya.
2.4 Standart Lampu Operasi
1. Cahaya homogen
Cahaya yang digunakan harus menggunakan cahaya yang baik pada permukaan yang
datar, sempit atau jauh didalam rongga, dimana hal ini akan memudahkan dalam
proses operasi. Meskipun hal ini tidak ada kendala serius yang terjadi, biasanya
kendala yang ada adalah cahaya terhalang oleh kepala atau tangan ahli medis yang
sedang bertugas.
2. Lux
Penerangan sentral yang digunakan harus berada diantara 160.000 dan 400.000 Lux.
Lux merupakan satuan untuk menyatakan jumlah cahaya yang tampak dimana diukur
dengan suatu alat yang bernama luxmeter pada titik tertentu.
3. Diameter bidang cahaya
Diameter bidang cahaya pada sekitar pusat cahaya dimana pencahayaan mencapai
10% dari Ec, ini biasanya diketahui dengan diameter bidang cahaya D10. Diameter
bidang cahaya pada sekitar pusat cahaya berakhir dimana pencahayaan mencapai
50% Ec, ini disebut diameter bidang cahaya D10. Nilai yang dilaporkan adalah rata-
rata dari empat penampung yang berbeda dari pusat cahaya. Diameter D50 minimal
harus 50% dari D10.
4. Penampakan warna
Pada saat membedakan jaringan warna dan rongga yang benar, indeks rendering
warna (Ra) harus antara 85 sampai 100.
5. Kemungkinan cadangan
Ketika terjadi gangguan dari sumber cahaya listrik, cahaya harus dikembalikan dalam
waktu 5 detik dengan intensitas lux sebelumnya setidaknya 50%, akan tetapi tidak
kurang dari 40.000 lux. Dalam waktu 40 detik cahaya harus benar-benar
dikembalikan dalam kecerahan aslinya.
Setiap rumah sakit yang memiliki ruang operasi wajib memiliki lampu operasi
didalamnya. Lampu ini akan memudahkan ahli bedah dalam melakukan operasi. Dimasa
ini lampu operasi merk apapun memiliki komponen yang sama. Komponen-komponen
yang biasanya terdapat dalam lampu operasi yaitu antara lain :
1. Tempat untuk memasang bola lampu atau disebut dengan cup lampu.
2. Tangkai untuk menopang lampu.
3. Reflector, yang berfungsi untuk merefleksikan cahaya dari bola lampu yang
terpasang.
4. Dimmer, berfungsi untuk mengatur kekuatan cahaya untuk memperoleh tingkat
cahaya yang tepat.
5. Pengaturan focus, yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya pada satu area tertentu.
Biasanya komponen ini banyak dipergunakan untuk lampu operasi portable.
Yang paling penting dari semua itu adalah trafo untuk mengatur tegangan listrik yang
akan dipergunakan, dimana biasanya tegangan yang diperlukan sebesar 24Volt. Dan yang
tidak kalah penting adalah saklar yang dipergunakan untuk menyalakan lampu operasi.

2.5 Contoh Lampu Operasi ST-LED60S


Cara kerja dari lampu operasi adalah merubah energy listrik menjadi cahaya oleh
LED. Proses pembentukan cahaya pada LED yaitu mengubah elektron menjadi foton.
Elektron yang dialiri oleh sumber tegangan (Forward Bias) akan mengalami medan
elektromagnetik hingga menimbulkan arus listrik. Arus listrik ini kemudian akan
meng“ON”kan dioda (LED) hingga foton dalam LED akan memancarkan energi dalam
bentuk cahaya LED ( Lizuka,  2008). Berikut gambaran mengenai prinsip kerja dari
LED.
Dalam LED, dapat dipandang sebagai sebuah kristal. Kristal ini terdiri dari lubang
(hole) dan elektron (ion), setiap elektron akan mengisi lubang yang kosong dalam
rekombinasi ini disebabkan oleh hantaran arus listrik dari sumber tegangan (panjar
maju). Ketika elektron telah berekombinasi dengan lubang tadi, menyebabkan elektron
terlepas dari energi ikatnya. Rekombinasi ini menghasilkan energi yang terlepas dari
elektron. Energi yang terlepas inilah digunakan untuk memancarkan foton (rekombinasi
radiaktif), sebagaian lain digunakan untuk memanaskan partikel-partikel kristal
(rekombinasi non-radiaktif). Pancaran cahaya ini merupakan cahaya sebuah LED.
Beberapa karakteristik dari Light Emitting Diode (LED) antara lain :
1. Warna (panjang gelombang) ditentukan oleh band-gap.
2. Intensitas cahaya hasil berbanding lurus dengan arus.
3. Non linieritas tampak pada arus rendah dan tinggi
Pemanasan sendiri (self heating) menurunkan efisiensi pada arus tinggi.
 Spesifikasi Alat

 Keunggulan :
1. Lampu operasi STD-60 disusun dengan teknologi LED dengan pancaran sinar
yang lembut, intensitas iluminan yang tinggi, dan rendinsi warna yang sempurna.
2. Kemampuan cahaya yang efisien dengan watt yang rendah.
3. Life time dari LED lebih dari 20.000 jam lebih lama dengan dari lampu halogen
konvensional.
4. Pengaturan focus dengan handle yang mudah mudah dipegang dan disterilkan
dengan bidang iluminan yang luas dan cahaya yang efisien yang tidak
menimbulkan bayangan.
5. Sebuah modul LED dengan aero dinamik design yang mudah digerakkan dan
dudukan yang kuat untuk pemasangan di atam kamar operasi, minim turbulensi.
6. Terdapat 6 modul LED yang letaknya saling menyilang. Setiap modul LED
terdapat 5 buat LED.
7. Pengaturan intensitas, suhu, dan focus semuanya diatur secara digital.
 Bagian-Bagian Alat

1. Kabinet lampu operasi


Sebagai tempat meletakkan komponen lampu operasi sekaligus sebagai tumpuan
dari lengan lampu yang ditancapkan ke langit-langit kamar operasi.
2. Lengan lampu operasi
Untuk mengarahkan dimana posisi head light sesuai yang dibutuhkan. Ada 2 
lengan yaitu tang bisa berputar 3600(A) dan yang bergerak ke atas dan bawah
dengan membentuk sudut tertentu dimana porosnya ada di ujung lengan yang bisa
berputar 3600 tadi.
3. Modul kontrol
Sebagai tempat untuk mengontrol seberapa besar intensitas dan suhu yang
diinginkan, berbentuk tombol-tombol.
4. Head Light
Sebagai tempat pemasangan modul-modul LED. Berbentuk seperti mangkuk
yang tebalik.
5. Lengan penyangga Head Light
Sebagai poros head light agar bisa digerakan memutar dengan sudut pancar yang
diinginkan.
6. Modul LED
Berisi beberapa LED yang dirangkai menjadi 1 agar mempermudah dalam
disribusi daya serta pengaturan cahayanya. Setiap 1 modul LED terdapat 5 LED.
Menggunakan LED khusus yang menghasilkan cahaya putih terang namun
lembut.
7. LED
Komponen pengubah energy lisrtik menjadi cahaya.
8. Cup LED
Untuk mengarahkan cahaya LED agar semuanya terpantul ke bawah.
9. Filter
Untuk mengurangi panas yang dihasilkan dari proses pengubahan energy listrik
menjadi cahaya.
10. Handle pengatur fokus
Untuk mengarahkan fokus cahaya lampu operasi.

 Blok Diagram Rangkaian

1. AC 110/230 adalah sebagai sumber catu daya utama.


2. Intensitas Regulator adalah sebagai pengatur tegangan yang akan megubah
intensitas cahaya yang akan dihasilkan oleh LED.
3. Trafo adalah sebagai penurun tegangan sesuai batas maksimal tegangan kerja
LED.
4. Rectifier adalah sebagai penyearah arus dari arus AC menjadi DC. Karena LED
bekerja dengan tegangan DC.
5. LED1-LED6 adalah sebagai penghasil cahaya dengan prinsip mengubah energi
listrik menjadi cahaya.
6. Cara kerja blok diagram
Cara kerja dari blok diagram lampu operasi adalah :
Dari sumber daya “AC110/230 V” tegangan akan diatur di “Intensitas Regulator”.
Disini tegangan diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan untuk
membuat perbedaan intensitas cahaya yang akan dihasilkan LED1-6,  setelah
tegangan diatur tegangan yang semula AC akan disearahkan menjadi DC oleh
“Rectifier” karena tegangan yang dibutuhkan LED1-6 adalah DC. Kemudian
tegangan memberikan energy untuk “LED1-6” bekerja sehingga menghasilkan
cahaya. Besar kecilnya intensitas cahaya yang dihasilakan LED1-6 tergantung
dari besarnya tegangan yang dihasilakan oleh intensitas regulator. Semakin besar
tegangan intensitas cahaya yang dihasilkan semakin kuat.

 Pemeliharaan
Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan lampu operasi secara berkala dan
teratur adalah sebagai berikut :
1. Kebersihan lampu operasi.
2. Karena lampu operasi menggunakan mekanik berupa logam, pengaturan harus
dengan lembut jika tidak as dan poros akan cepat longgar dan aus.
3. Periksa pengatur focus penyinaran
4. Periksa kesetabilan posisi lampu operasi
5. Periksa intensitas regulator cahaya mulai minimum hingga maksimum sebelum
pengoperasian.
6. Saat pertama dioperasikan pengatur intensitas lampu operasi harus dalam keadaan
minimum, barulah diatur sesuai kebutuhan secara perlahan-lahan, karena LED
sensitif terhadap perubahan tegangan.
7. Kembalikan posisi lampu operasi ke posisi parkir setelah selesai dioperasikan

 Kerusakan yang Sering Terjadi


1. LED
Karena LED adala komponen penghasil cahaya yang terus menerus dan selain itu
juga terdapat panas. Inilah yang sering membuat LED cepat padam.
2. Trafo
Merupakan komponen yang disipasi panasnya terbesar untuk itu trafo yang sudah
berumur lama sering terbakar karena tidak kuat lagi menehan panas yang
dihasilkan dari proses penurunan tegangan.
3. Pengaturan intensitas
Pengaturan yang terus menerus akan menyebabkan umur dari pengatur intensitas
(potensio) menjadi pendek karena mengalami keausan.
BAB 3
PENUTUP DAN KESIMPULAN

3.1 Penutup
Dari makalah ini diharapkan para mahasiswa mampu mengerti dan memahami tentang
apa itu lampu operasi serta tau akan fungsi dari lampu operasi, juga bisa mengoperasikan
suatu lampu operasi dibidang kesehatan pada suatu rumah sakit. Setiap rumah sakit yang
memiliki ruang operasi wajib memiliki lampu operasi didalamnya. Lampu ini akan
memudahkan ahli bedah dalam melakukan operasi. Dimasa ini lampu operasi merk
apapun memiliki komponen yang sama. Lampu operasi tertentu mempunyai criteria
khusus yang membedakan dari lampu yang biasanya. Hal ini karena fungsi dari medis
tidak sekedar membantu dokter mendapat penerangan yang pas, tetapi juga
memperhatikan unsur kesehatan pasien. Karena itu lampu operasi yang baik sangat vital
untuk menunjang proses operasi secara komperensif.

3.2 Kesimpulan
Lampu operasi adalah lampu yang digunakan dalam penerangan kegiatan operasi.
Lampu operasi dipasang secara manual dan mobile untuk ruang-ruang tertentu dan
dipasang secara manual, untuk tindakan rawat jalan digunakan system yang mobile.
Proses operasi dibutuhkan tata ruang dan pencahaan khusus. Operasi besar akan
membutuhkan waktu yang lama dan dokter beserta perawat yang banyak sehingga
membutuhkan  tata pencahayaan yang baik. Maka peran sebuah lampu operasi sangat
penting sehingga dibutuhkan lampu operasi yang handal yang memiliki cahaya yang
terang namun lembut, tidak menyengat, dan tidak memimbulkan panas yang berlebih
serta yang tidak kalah pentingnya adalah lampu operasi yang tidak menimbulkan
bayangan.
Jika keunggulan tersebut tidak dapat dipenuhi maka akan dipastikan keseluruhan
system kerja dari proses operasi akan terganggu. Karena adanya panas dan bayangan
akan membuat para dokter kesulitan dalam menjalankan proses operasi. Maka lampu
operasi haruslah memiliki keunggulan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

[1.] Fajarahmadfauzi. 2016. “https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2016/11/23/lampu-


operasi/”.
Diakses pada : 24 April 2020
[2.] 2018. “https://pengetahuanelektromedik.blogspot.com/2018/05/lanpu-operasi.html”
Diakses pada : 24 April 2020
[3.] 2020. https://www.medicalogy.com/blog/syarat-lampu-operasi-yang-baik/
Diakses pada : 24 April 2020

Anda mungkin juga menyukai