Anda di halaman 1dari 219

TUGAS AKHIR

PENGUKUR TEKANAN DARAH (TENSIMETER)


DIGITAL BERBASIS MIKRO ATMEGA8535

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elekro

Oleh :

YANUARIUS BENNY SUGIYARTO


NIM : O35114O35

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010

i
FINAL PROJECT

DIGITAL BLOOD PRESSURE METER


(DIGITAL TENSIMETER)
BASED ON MIKRO ATMEGA8535

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements


To Obtain the Sarjana Teknik Degree
In Electrical Enginering Study Program

By :

YANUARIUS BENNY SUGIYARTO


NIM : O35114O35

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM


SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2010

ii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

MOTTO :

“HIDUP TIDAK AKAN BERJALAN SEPERTI APA

YANG KAMU HARAPKAN TANPA ADANYA DOA

DAN PERJUANGAN”

“RAME ING GAWE SEPI ING PAMRIH”

Skripsi ini kupersembahkan untuk .......

 Yesus Kristus Juru Selamatku yang dengan setia membimbingku

 Bunda Maria yang selalu mendampingi dan memberiku ketabahan

 Bapak dan Ibu yang kuhormati dan kusayangi

 Seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan

 Almamaterku teknik Elektro Universitas Sanata Dharma

vi
INTISARI

Seseorang yang ingin mengukur tekanan darah untuk mengetahui kesehatannya


harus pergi ke klinik kesehatan ataupun pakar kesehatan. Tensimeter yang digunakan
belum menyertakan teknologi didalamnya, sehingga dari keakurasian pengukuran masih
terdapat kesalahan dan hanya pakar kesehatan saja yang dapat melakukan pengukuran.
Maka diperlukan suatu tensimeter yang dapat dimonitor siapa saja, dan dapat digunakan
sehari-hari untuk meminimalisir terjadinya gangguan kesehatan.
Penelitian ini akan meneliti pengukur tekanan darah atau tensimeter digital
berbasis mikrokontroler ATMega8535, dan menggunakan sensor tekanan udara (BPS-
Pressure Sensor) sebagai pendeteksi tekanan darah (pengganti stetoskop). Digunakannya
ATMega8535 karena mikrokontroler ini mudah didapat dan juga sangat murah dari segi
biaya yang dikeluarkann. ADC yang digunakan untuk mengubah tegangan analog ke data
digital sudah berada di dalam mikrokontroler. Besarnya tekanan, baik sistolik maupun
diastolik akan ditampilkan oleh penampil LCD 2x16.
Di dalam penelitian ini penampil pengukuran tekanan darah pada LCD 2x16 sudah
bekerja dan locking sensor mampu menampilkan data-data yang diinginkan dengan benar.
Kesalahan yang terjadi dalam penelitian terletak pada pendeteksian dari lonjakan sistolik
maupun diastolik, dikarenakan rangkaian oscillation signal amplifier tidak bekerja. Untuk
penelitian lebih lanjut disarankan agar dalam mendeteksi lonjakan tekanan sistolik maupun
diastolik tanpa menggunakan rangkaian oscillation signal amplifier, cukup dengan
rangkaian penguat sudah dapat terdeteksi lonjakan tekanan sistolik maupun diastolik.
Kata kunci : Tesimeter Digital, Tekanan Darah, ATMega8535, Sensor Tekanan Udara.

viii
ABSTRACT

Anybody/someone who want to measure their blood pressure in order to know their
health must go to a klinik or a health experts. Tensimeter that used is not includes
technology inside it yet, so the measurement accuracy is not good enough and only the
health experts can do the measurement. That is why we need a tensimeter that can be
monitored by anybody anytime in order to minimize the health problems.

This research is researching blood pressure gauge or digital tensimeter based on


atmega8535 microcontroller that use air pressure sensor as the blood pressure detector.
Atmega 8535 microcontroller is used because it is easy to find and cheap. ADC that is used
to change the analog voltage to digital data is already inside the microcontroller. The
magnitude of pressure, both distolik and sitolik will be displayed by LCD 2x16.

In this research, the display of blood pressure measurement on the LCD 2x16 is
already working and the locking sensor is capable of displays the expected data. The error
in this research is in the detection of both sistolik and distolik bump that caused by the
broken oscillation signal amplifier circuit. For the future research, it is recommended that
in the detection of both distolik and sistolik bump, do not use the oscillation signal
amplifier circuit because the bump has already been able to detect with only the amplifier
circuit.

Keyword : Digital Tensimeter, Blood Pressure, ATMega8535, BPS-Pressure Sensor.

ix
KATA PENGANTAR

Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga tugas akhir ini dengan judul “Pengukur Tekanan Darah (Tensimeter)
Digital Berbasis Mikro ATMega8535” ini dapat terselesaikan.
Selama menulis tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa begitu banyak pihak yang
telah memberikan bantuan dan dorongan dengan caranya masing-masing, sehingga tugas
akhir ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah Bapa di Surga sumber kekuatanku.


2. Kedua orang tua penulis Eustachius Sugiyarto, S.E dan Chatarina Rajilah yang
telah memberikan cinta, kasih sayang, dukungan, doa, kesabaran, dan segala
hal yang tidak ternilai.
3. Adik tersayang penulis Yoanna Rissa, Febri Rentanubun, Edo Rentanubun,
Elsa dan Carel, yang telah dengan setia selalu memberi support kepada penulis
4. Ibu Bernadeta Wuri Harini, S.T.,M.T., selaku dosen pembimbing yang dengan
penuh kesabaran membimbing, memberi saran, dan kritik yang membantu
penulis dalam menyelesaikan tulisan ini.
5. Bapak Martanto, S.T., M.T., selaku dosen penguji saat kolokium yang telah
banyak memberi saran, ide dan juga revisi untuk tugas akhir penulis.
6. Ibu Ir. Th. Prima Ari Setiayani, M.T., dan ibu Wiwien Widyastuti, S.T., M.T.,
selaku dosen penguji saat pendadaran yang telah memberi revisi untuk tugas
akhir penulis.
7. Seluruh dosen teknik elektro dan laboran yang memberikan ilmu dan
pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.
8. Bruder Frans D. Atmadja, S.Pd.,M.Pd., atas doa dan dukungan moral selama
penyelesaian tugas akhir ini.
9. Felix Bareng Basio selaku Kabag Listrik dan Instrumentasi Medis RS
Elisabeth Semarang, atas bantuannya didalam mencarikan perangkat keras
pengukur tekanan darah.

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ............................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................... vii
INTISARI ...................................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 3
1.3. Batasan Masalah ................................................................................. 3
1.4. Metodologi Penelitian .......................................................................... 4
1.5. Sistematika Penulisan ........................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI.......................................... 6
2.1. Dasar Penelitian ................................................................................... 6
2.2. Jantung ................................................................................................. 8
2.3. Tekanan Darah ..................................................................................... 9
2.3.1 Dasar Pengukuran Tekanan Darah .......................................... 10
2.3.2 Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) ......................................... 11
2.3.3 Tekanan Darah Rendah (Hipotensi) ......................................... 11
2.3.4 Tekanan Darah Normal ........................................................... 12
2.4. Stetoskop ............................................................................................. 12
2.5. Sensor Tekanan Udara (BPS-Pressure Sensor) .................................... 13

xii
2.6. Regulator Tegangan ............................................................................. 15
2.6.1 Regulasi Tegangan dengan Regulasi IC .................................. 16
2.7. Mikrokontroler AVR ATMega8535 .................................................... 17
2.7.1 Port I/O (Input/Output) ............................................................ 19
2.7.2 ADC (Analog Digital Converter) ............................................ 19
2.8. Penguat Operasi (OP-Amp) ................................................................. 21
2.9. Intrumentation Amplifier ..................................................................... 22
2.10. Differential Amplifier (Penguat Beda) ................................................ 23
2.11. Oscilattion Signal Amplifier ................................................................ 24
2.12. Rangkaian Penguat .............................................................................. 25
2.13. Rangakaian Pembagi Tegangan ........................................................... 25
2.14. LED (Light Emitting Diode) ................................................................ 27
2.15. LCD (Liquid Crystal Dysplay) ............................................................ 28
BAB III. RANCANGAN PENELITIAN..................................................................... 30
3.1. Diagram Blok Perancangan ................................................................. 31
3.2. Perancangan Perangkat Keras ............................................................. 33
2.3.1 Rangkaian Regulator Tegangan ............................................... 34
2.3.2 Rangkaian Sensor (BPS-Pressure sensor) ................................ 34
2.3.3 Instumentstion Amplifier ......................................................... 35
2.3.4 Oscilattion Signal Amplifier..................................................... 37
2.3.5 Rangkaian Mikrokontroler ATMega 8535 ............................... 38
2.3.5.1 Rangkaian Osilator ..................................................... 38
2.4.5.1 Rangkaian Reset ......................................................... 38
2.3.6 Rangkaian Penampil ................................................................ 39
2.3.7 LED (Light Emitting Diode) .................................................... 41
2.3.8 Buzzer ...................................................................................... 41
2.3.9 Rangkaian Lengkap ................................................................. 42
3.3. Perancangan Perangkat Lunak ............................................................. 43
3.3.1 Program Utama ........................................................................ 43
3.3.2 Routine Baca Nilai Tekanan .................................................... 44
3.4. Penggunaan Pin pada Mikrokontroler ................................................. 47
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 49
4.1. Cara Kerja Tensimeter Digital berbasis Mikro ATMega8535 ............ 49

xiii
4.2. Pengamatan Tensimeter Digital berbasis Mikro ATMega8535 .......... 50
4.2.1 Pengujian Rangkaian Tegulator Tegangan .............................. 50
4.2.2 Pengujian Rangkaian Penurun Tegangan 3 Volt ..................... 51
4.2.3 Pengujian Rangkaian Sensor ................................................... 51
4.2.4 Pengujian Rangkaian Instrumentation Amplifier .................... 52
4.2.5 Pengujian Mikrokontroler ATMega 8535 ................................ 54
4.2.6 Pengujian LCD ........................................................................ 55
4.2.7 Pengujian Sinyal Sistolik dan Diastolik .................................. 56
4.2.8 Pengujian Tampilan Tekanan Darah pada LCD ...................... 58
4.3. Analisa ................................................................................................ 60
4.3.1 Rangkaian Regulator 5 Volt .................................................... 60
4.3.2 Rangkaian Penurun Tegangan
3 Volt dan Rangkaian Sensor .................................................. 61
4.3.3 Instrumentation Amplifier ....................................................... 64
4.3.4 Osilation Signal Amplifier ....................................................... 66
4.3.5 Sistolik dan Diastolik ............................................................... 67
4.3.6 Sub Routine Baca ADC dan Nilai Skala Pengali ADC ........... 68
4.3.7 Perangkat Lunak ...................................................................... 71
4.3.7.1. Inisialisasi ................................................................... 72
4.3.7.2. Tampilan Awal ........................................................... 73
4.3.7.3. Baca Nilai Tekanan .................................................... 74
4.3.7.4. Tampilan Nilai Tekanan pada LCD ............................ 74
4.3.7.5. Baca Lonjakan Tekanan ............................................. 75
4.3.7.6. Tampilan Sistolik dan Diastolik ................................. 76
4.3.7.7. Indikator LED ............................................................. 77
4.3.7.8. Indicator Buzzer ......................................................... 78
4.3.8 Analisa Perangkat Lunak ......................................................... 78
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 80
4.1. Kesimpulan .......................................................................................... 80
4.2. Saran .................................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 82
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Grafik tekanan saat pemompaan hingga pelepasan udara [14] ............... 7
Gambar 2.2. Pembesaran nilai osilasi dari nilai tekanan [14]...................................... 8
Gambar 2.3. Struktur Esterior Jantung......................................................................... 9
Gambar 2.4. Bentuk tensimeter (sphygmomanometer) [12] ....................................... 10
Gambar 2.5. Chestpiece dari Stetoskop ....................................................................... 13
Gambar 2.6. IC sensor tekanan udara (BPS-Pressure 030) [17] ................................. 14
Gambar 2.7. Prinsip Regulasi Tegangan .................................................................... 16
Gambar 2.8. Rangkaian regulasi tegangan dengan IC 78xx [6]. ................................ 17
Gambar 2.9. Konfigurasi pin ATMega8535 [18]......................................................... 18
Gambar 2.10. Register ADMUX ................................................................................... 20
Gambar 2.11. Format Data ADC dengan ADLAR=0 .................................................... 21
Gambar 2.12. Format Data ADC dengan ADLAR=1 .................................................... 21
Gambar 2.13. Simbol Penguat Operasional (Op-Amp) ................................................. 22
Gambar 2.14. Instrumentation Amplifier Circuit [7]. .................................................... 23
Gambar 2.15. Differential Amplifier Circuit [10]. ........................................................ 24
Gambar 2.16. Oscillation Signal Amplifier [14] ........................................................... 24
Gambar 2.17. Rangkaian Penguat Non-inverting .......................................................... 25
Gambar 2.18. Rangkaian Pembagi Tegangan ............................................................... 26
Gambar 2.19. Rangkaian LED [2] ................................................................................. 27
Gambar 2.20. Bentuk LCD 2 x 16 karakter ................................................................... 28
Gambar 2.21. Bagian LCD 2 x 16 karakter [16] ........................................................... 28
Gambar 3.1. Perancangan struktur mekanis “Tensimeter Digital” ............................. 30
Gambar 3.2. Diagram Blok Perancangan Tensimeter Digital ..................................... 31
Gambar 3.3. Rangkaian Regulator Tegangan dengan IC 7805 ................................... 33
Gambar 3.4. Perancangan Rangkaian Sensor .............................................................. 34
Gambar 3.5. Perancangan Rangkaian Instrumentation Amplifier [3] ......................... 35
Gambar 3.6. Perancangan Rangkaian Signal Oscillation [3] ...................................... 37
Gambar 3.7. Perancangan Rangkaian Osilator ATMega8535 .................................... 38
Gambar 3.8. Perancangan Rangkaian Reset ATMega8535 ......................................... 38

xv
Halaman
Gambar 3.9. Perancangan Rangkaian LCD ................................................................. 40
Gambar 3.10. Perancangan Penampilan LCD Proses Pertama ..................................... 40
Gambar 3.11. Perancangan Penampilan LCD Proses Kedua ........................................ 40
Gambar 3.12. Perancangan Rangkaian LED ................................................................. 41
Gambar 3.13. Perancangan Rangkaian Buzzer .............................................................. 42
Gambar 3.14. Perancangan Rangkaian Lengkap Pengukur Tekanan Darah ................. 42
Gambar 3.15. Perancangan Diagram Alir Pengukur
Tekanan Darah Digital Keseluruhan ...................................................... 43
Gambar 3.16. Perancangan Routine Baca Nilai Tekanan ............................................. 47
Gambar 4.1. Mekanik dari tensimeter digital berbasis mikro ATMega8535 .............. 49
Gambar 4.2. Pengujian regulator tegangan ................................................................. 51
Gambar 4.3. Pengujian mikrokontroler ATMega 8535 ............................................... 55
Gambar 4.4. Hasil pengujian LCD .............................................................................. 55
Gambar 4.5. Proses pembacaan sinyal antara 250 mmHg hingga 0 mmHg ............... 57
Gambar 4.6. Lonjakan tekanan sistolik dan diastolik .................................................. 57
Gambar 4.7. Sinyal yang terbaca pada rangkaian osilasi ............................................ 58
Gambar 4.8. Tampilan Alat Ukur saat tekanan sebesar 0 mmHg ............................... 58
Gambar 4.9. Tampilan LCD saat tekanan sebesar 0 mmHg ....................................... 59
Gambar 4.10. Rangkaian regulator tegangan 5 volt dengan IC 7805 ........................... 60

xvi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Level Tekanan Darah Dewasa (usia >18 tahun) ..................................... 12
Tabel 2.2. Karakteristik Sensor Tekanan Udara
(BPS-Pressure Sensor 030) [17]............................................................. 15
Tabel 2.3. Jenis IC dan keluaran tegangan [7] ......................................................... 17
Tabel 2.4. Konfigurasi Pengaturan Port I/O pada ATMega8535 ............................ 19
Tabel 2.5. Pemilihan Mode Tegangan Referensi ADC ........................................... 21
Tabel 3.1. Range tegangan output setelah penguatan .............................................. 36
Tabel 3.2. Koneksi Antara Modul LCD dengan Mikrokontroler ............................ 39
Tabel 3.3. Nilai ADCdc dengan gain sebesar 380 kali ............................................. 34
Tabel 3.3. (Lanjutan) Nilai ADCdc dengan gain sebesar 380 kali ........................... 45
Tabel 3.3. Nilai skala pengali tiap satu kenaikan tekanan ....................................... 46
Tabel 4.1. Range tegangan keluaran sensor ............................................................. 51
Tabel 4.1. (Lanjutan) Range tegangan keluaran sensor ........................................... 52
Tabel 4.2. Range tegangan output setelah penguatan .............................................. 52
Tabel 4.2. (Lanjutan) Range tegangan output setelah penguatan ............................ 53
Tabel 4.3. Tampilan Tekanan Darah pada Alat Ukur dan Tampilan pada LCD ...... 59
Tabel 4.4. Tegangan keluaran regulator tegangan ................................................... 61
Tabel 4.5. Error pada rangkaian penurun tegangan 3 volt ....................................... 61
Tabel 4.6. Tegangan keluaran sensor saat perancangan dan pengujian .................. 62
Tabel 4.7. Pergeseran tegangan keluaran sensor ..................................................... 63
Tabel 4.7. (Lanjutan) Pergeseran tegangan keluaran sensor ................................... 64
Tabel 4.8. Perbandingan Penguatan Antara Perancangan
dengan Pengujian .................................................................................... 64
Tabel 4.8. (Lanjutan) Perbandingan Penguatan Antara Perancangan
dengan Pengujian .................................................................................... 65
Tabel 4.9. Error pada rangkaian oscillation signal amplifier .................................. 67
Tabel 4.10. Nilai ADCdc dengan gain sebesar 380 kali ............................................. 69
Tabel 4.11. Nilai skala pengali tiap satu kenaikan tekanan ....................................... 70
Tabel 4.11. (Lanjutan) Nilai skala pengali tiap satu kenaikan tekanan ..................... 71

xvii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam era globalisasi ini perkembangan dalam dunia elekronika begitu pesat,
misalnya dalam bidang kesehatan. Saat ini telah banyak alat-alat kesehatan baru yang
membuat manusia dapat dengan mudah mengetahui kondisi kesehatan mereka kapanpun
dan di manapun, misalnya dengan menggunakan tensimeter untuk mengecek keadaan
tekanan darah ataupun thermometer untuk mengukur suhu tubuh.
Dengan semakin majunya teknologi di era globalisasi sudah selayaknya apabila
saat ini telah berkembang alat-alat yang lebih canggih dan lebih praktis dengan biaya yang
relatif murah. Sebagai contoh pada peralatan kesehatan, saat ini telah diciptakan sebuah
alat pendeteksi tekanan darah yang biasa dikenal dengan nama tensimeter yang sudah
menggunakan sistem digital.
Tetapi karena mahalnya peralatan tersebut, maka hanya rumah sakit, klinik-klinik
besar, serta orang-orang dengan taraf hidup tinggi yang sangat peduli dengan kesehatannya
yang memiliki peralatan ini. Oleh kerena itu seseorang yang ingin mengetahui kondisi
kesehatan khususnya kadar tekanan darah dilakukan dengan pergi ke pakar kesehatan,
klinik-klinik kesehatan ataupun rumah sakit.
Tensimeter yang lazim digunakan di rumah sakit atau klinik-klinik kesehatan masih
berupa tensimeter analog dan cara kerjanya masih secara manual, yaitu masih
menggunakan jarum / air raksa sebagai pengukur nilai tekanan darah dan stetoskop untuk
mengetahui tekanan atau detak pertama (sistolik) dan detak kedua saat mulai melemah /
menghilang (diastolik). Biasanya hanya dokter, bidan, perawat, atau pakar kesehatan saja
yang dapat mengukur nilai tekanan darah menggunakan tensimeter ini. Pengukuran yang
dilakukan juga masih secara manual dan belum menyertakan teknologi elektronik di
dalamnya, sehingga dari segi kepresisian tensimeter ini belum sempurna, yaitu masih
sering terdapat kesalahan dari pembacaan skala.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan suatu alat untuk
mengecek tekanan darah yang dapat dimonitor, dijalankan dengan mudah oleh setiap
pengguna, dan meminimalisir kesalahan yang terjadi dalam penggunaannya tanpa
mengesampingkan segi biaya yang dikeluarkan. Tipe penggunaan alat yang diperlukan

1
2

adalah tipe penggunaan sehari-hari, dimana permasalahan akan terkena hipertensi dapat
terjadi kapan saja, dan dimana saja dapat segera diketahui dan segera diatasi.
Dari permasalahan yang ada tersebut, maka diperlukan suatu solusi baru agar
seseorang yang ingin mengetahui tekanan darahnya tidak perlu pergi ke klinik kesehatan
atau rumah sakit. Dengan memanfaatkan komponen-komponen yang murah dan mudah
ditemukan seperti di pasaran, maka penulis mengambil tugas akhir ”Pengukur Tekanan
Darah (Tensimeter) Digital berbasis Mikro ATMega8535”.
Tensimeter digital yang akan dibuat menggunakan mikrokontroler ATMega8535.
Mikrokontroler ATMega 8535 merupakan generasi AVR (Alf and Vegard’s Risc
processor) yang memiliki kapabilitas yang sangat maju, dengan biaya ekonomi yang cukup
minimal. Digunakannya ATMega8535 dikarenakan mikrokontroler ini mudah didapat dan
murah dari segi biaya yang dikeluarkan. Selain itu ATMega8535 memiliki fasilitas yang
lengkap yang dapat menunjang penulis dalam pembuatan tensimeter digital berbasis mikro
ATMega8535.
Kontruksi tensimeter digital yang akan dibuat mirip dengan tensimeter pada
umumnya, yaitu menggunakan kantong karet terbungkus kain (cuff), pompa udara, dan
sumbat udara. Pengukuran tekanan darah dilakukan saat bunyi pertama (sistolik) dan saat
bunyi mulai menghilang (diastolik) seiring dengan mulai dikuranginya tekanan udara.
Perbedaan dari perangkat yang akan dibuat dengan tensimeter pada umumnya adalah
sistem penampil nilai pengukuran, dan digunakannya sensor tekanan udara (BPS-Pressure
sensor) sebagai pengganti dari stetoskop.
Secara garis besar data masukan / input dari nilai tekanan darah yang semula masih
dalam bentuk analog dibandingkan dengan skala yang ada diubah menjadi bentuk digital
agar dapat diolah oleh mikrokontroler. Data keluaran dari mikrokontroler yang berupa nilai
tekanan darah sistolik maupun diastolik ditampilkan melalui LCD (Liquid Crystal
Display).
Dari uraian tersebut, permasalahan yang ada di dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana membuat perangkat keras untuk tensimeter digital?
2. Bagaimana membuat program agar perangkat keras berjalan dengan baik?
3. Bagaimana respon sensor pada pendeteksian tekanan darah?
4. Bagaiman menulis atau menampilkan data ke LCD.
3

5. Bagaimana mengkonversi sinyal analog ke digital dengan mikrokontroler


ATmega8535?
6. Bagaimana mikrokontroler ATMega8535 difungsikan sebagai pengendali dari
semua rangkaian dari sistem tensimeter digital?

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan yang akan dicapai dalam perancangan ini adalah dapat membuat perangkat
keras dan perangkat lunak yang berfungsi untuk mengimplementasikan suatu pengukur
tekanan darah seseorang berbasis mikrokontroler ATMega 8535 yang mudah, aman dari
segi penggunaan serta murah dari segi biaya.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi orang lain (pengguna), dengan alat ini secara tidak langsung seseorang
dapat mengetahui kondisi kesehatannya, sehingga apabila kondisi kesehatan
menurun dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan tanpa harus
pergi ke klinik kesehatan ataupun pakar kesehatan yang ada, sehingga
menghemat biaya yang dikeluarkan.
2. Sebagai referensi yang mendukung penelitian selanjutnya berkaitan dengan
aplikasi sensor dan mikrokontroler.

1.3. Batasan Masalah


Agar tidak terjadi perluasan dalam pembahasan laporan tugas akhir, maka
diperlukan adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Proses pengujian yang dilakukan hanya pada nilai tekanan darah.
2. Menggunakan sensor tekanan udara (BPS-Pressure sensor).
3. Catu daya yang digunakan adalah sebesar 9 volt, agar praktis dalam
penggunaannya, sehingga tidak membutuhkan supply dari PLN.
4. Mikrokontroler yang digunakan menggunakan Mikrokontroler AVR
ATmega8535.
5. Waktu penggunan / lifetime , dari alat yang akan dibuat tergantung dari
pengguna. Karena alat ini menggunakan batteri, maka harus diganti saat kinerja
alat semakin melemah.
4

6. Data / hasil pengukuran tekanan darah yang didapat akan ditampilkan melalui
LCD.

1.4. Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari beberapa metodologi,
diantaranya adalah :
1. Mencari informasi dan mempelajari literatur tentang permasalahan yang ada,
cara kerja dan sekaligus cara-cara merencanakan dalam membuat peralatan
tersebut.
2. Penelitian karakter dari sensor tekanan udara (BPS-Pressure sensor).
3. Merancang serta menguji rangkaian sensor tekanan udara (BPS-Pressure
sensor).
4. Perancangan perangkat keras meliputi rangkaian sensor, rangkaian
mikrokontroler, peletakan sensor, dan lain sebagainya.
5. Perancangan perangkat lunak yang meliputi pembacaan sensor, sistem , dan lain
sebagainya.
6. Pengujian dan pengambilan data percobaan dari kinerja sistem secara
keseluruhan, yaitu dengan membandingkan data / hasil pengukuran nilai
tekanan darah dari alat yang akan dibuat oleh penulis dengan data / hasil
pengukuran nilai tekanan darah yang dilakukan oleh pakar kesehatan yang ada
didaerah sekitar penulis.
7. Menganalisa hasil pengujian dan membuat kesimpulan.

1.5. Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan terdiri dari empat bab, disusun sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang yang mendasari topik dari
penelitian ini, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah,
metodologi penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II. DASAR TEORI
Pada bagian dasar teori ini memuat teori – teori yang berhubungan
dengan penelitian atau ulasan – ulasan bidang sejenis sebelumnya.
5

Selain itu juga memuat dasar teori mengenai aplikasi dasar komponen
atau piranti yang akan digunakan. Dasar teori yang dimaksud adalah
dasar teori tentang, jantung dan tekanan darah, pengukuran tekanan
darah baik itu sistolik maupun diastolik, sensor tekanan udara (BPS-
Pressure sensor 030), mikrokontroler AVR ATMega8535, dan semua
hal yang terkait didalam penelitian.

BAB III. RANCANGAN PENELITIAN


Pada bab ini akan dibahas tentang proses pembuatan ”Tensimeter
Digital Berbasis Mikro ATMega8535” baik dari segi perangkat keras
(hardware) maupun perangkat lunak (software), serta bagian-bagian
yang terlibat dalam sistem, dan cara mengimplementasikan dari setiap
bagian tersebut.
BAB IV. RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN
Bab ini berisi jadwal kegiatan perakitan alat hingga pembuatan laporan
hasil pengujian alat.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori atau hal-hal yang mendukung dalam
perancangan serta pembuatan dari alat pendeteksi tekanan darah berbasis mikrokontroler
ATMega8535.
2.1. Dasar Penelitian
Perkembangan teknologi elektronika khususnya digital dan otomatis dibidang
kesehatan saat ini sangat pesat, dimana setiap penggunaan alat dengan metode ini memiliki
keakuratan yang cukup tinggi jika dibandingkan ketika masih menggunakan alat dengan
metode lama yang kebanyakan dalam pengoperasiannya masih manual dan masih belum
menyertakan teknologi elektronik didalamnya sehingga masih banyak terdapat kesalahan
baik dari alat maupun human eror.
Dengan semakin pesatnya teknologi elektronik dibidang kesehatan, sudah banyak
diciptakan alat-alat kesehatan yang sangat bermanfaat bagi manusia. Namun seperti kita
ketahui untuk mendapatkan alat-alat kesehatan dengan kualitas yang baik, harga dari alat-
alat tersebut masih terlalu mahal untuk dijangkau oleh konsumen dengan taraf kehidupan
yang relatif rendah. Sebagai contoh tensimeter digital, alat ini sudah ada di pasaran tetapi
harga yang ditawarkan kepada konsumen relatif tinggi. Permasalahan akan timbul apabila
alat tersebut rusak, dan penggantian komponen yang cukup sulit didapat dipasaran karena
harga komponen yang ditawarkan relatif mahal.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan diatas, maka diperlukan suatu solusi baru
yaitu membuat suatu tensimeter digital dengan memanfaatkan komponen-komponen yang
murah serta mudah ditemukan dipasaran tetapi mempunyai kualitas yang baik. Untuk itu
penulis mengambil tugas akhir dengan judul “Tensimeter Digital Berbasis Mikrokontroler
AVR ATMega8535” dimana komponen-komponen yang diperlukan dalam pembuatan alat
ini murah dan mudah didapat.
Untuk membuat alat pembaca/pengukur tekanan darah (Sphygmomanometer
digital) atau yang biasa dikenal dengan nama tensimeter digital diperlukan sebuah pompa,
sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang dibungkus kain, serta pembaca
tekanan. Konsep dasar dari alat ini sama seperti dengan tensimeter analog/manual pada
umumnya yaitu pertama kali adalah memasang kantong karet yang terbungkus kain/manset

6
7

(cuff) pada lengan atas, kemudian manset dikembangkan dengan cara memompakan udara
kedalamnya hingga mencapai batas tekanan yang ditentukan oleh perancang. Kemudian
sensor tekanan dengan sendirinya akan mengeksekusi harga tekanan yang terukur pada saat
itu juga yang kemudian ditampilkan ke LCD. Kantong karet yang membesar akan menekan
pembuluh darah lengan (Brachial Arthery) hingga aliran darah terhenti sementara. Udara
kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara [14].
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat udara dalam kantong karet
diturunkan, yaitu nilai tekanan yang terukur, kedua denyut yang dihasilkan jantung akibat
tekanan ketika jantung memompa darah (berkontraksi) dan tekanan ketika jantung dalam
fase istirahat. Sinyal-sinyal yang terjadi pada saat jantung mengalami kondisi tersebut
dideteksi dengan rangkaian Oscillation Signal Amplifier, sehingga dihasilkan pulsa logika
satu (high) dan pulsa logika rendah (low) [14 ].
Pulsa-pulsa inilah yang akan digunakan sebagai input bagi mikrokontroler untuk
menentukan tekanan sistolik dan diastolik. Kemudian tekanan sistolik dan diastolik tersebut
akan ditampilkan oleh mikrokontroler ke layar tampilan (LCD). Gambar 2.1 menunjukkan
grafik tegangan keluaran sensor saat dilakukan pemompaan dan pelepasan tekanan udara,
dalam kotak terputus tersebut menunjukkan terjadinya tekanan sistolik maupun diastolik.

Gambar 2.1. Grafik tekanan saat pemompaan hingga pelepasan udara [14]
Pembesaran dari kotak terputus yang berupa nilai tekanan sistolik maupun nilai
diastolik terlihat dalam Gambar 2.2.
8

Gambar 2.2. Pembesaran nilai osilasi dari nilai tekanan [14]

2.2. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari berbagai macam otot. Otot
jantung merupakan jaringan dengan bentuk dan susunannya menyerupai jaringan otot serat
lintang, namun memiliki cara kerja menyerupai otot polos yaitu bekerja di luar kemauan
manusia (dipengaruhi saraf otonom). Jantung berfungsi untuk mengalirkan darah ke
seluruh tubuh. Gambar 2.3 merupakan bagian-bagian yang ada pada jantung manusia.

Gambar 2.3. Struktur Esterior Jantung


Dalam menjalankan fungsinya, jantung dapat mengembang dan menguncup
disebabkan karena rangsangan yang berasal dari saraf otonom. Rangsangan ini diterima
9

oleh jantung pada simpul yang terdapat pada atrium dekstra dekat jalur masuknya vena
cava yang disebut nodus sino atrial. Rangsangan kemudian akan diteruskan ke dinding
atrium dan juga ke bagian septum kordis oleh nodus atrio ventricular. Dari nodus atrio
ventricular ini rangsangan akan melalui annulus fibrosus dan akan terhenti sekitar 0.1
detik. Selanjutnya rangsangan tersebut akan diteruskan ke bagian apeks kordis dan melalui
berkas purkinje disebarkan ke seluruh dinding ventrikel sehingga jantung dapat
berkontraksi.
Dalam kerjanya jantung memiliki tiga periode yaitu:
a. Periode kontraksi/sistolik (periode sistole), yaitu keadaan di mana jantung pada
bagian ventrikel menguncup.
b. Periode dilatasi/diastolik (periode diastole), yaitu keadaan di mana jantung
mengembang.
c. Periode istirahat, yaitu waktu antara periode kontraksi dan dilatasi di mana
jantung berhenti sekitar 0.1 detik.
Kerja jantung dapat diketahui dengan cara memeriksa perjalanan darah dalam
arteri, karena pada dasarnya dinding arteri akan mengembang jika didalamnya terdapat
aliran darah. Gelombang darah ini menimbulkan denyutan pada arteri. Kuncup denyutan
arteri tersebut disebut denyut nadi atau pulse [1].

2.3. Tekanan Darah


Tekanan darah adalah tekanan yang diberikan oleh darah terhadap dinding
pembuluh darah arteri. Tekanan itu diukur dalam satuan millimeter mercury (mmHg) dan
direkam dalam dua angka tekanan, tekanan sistolik (saat jantung berdetak) dan tekanan
diastolik (saat jantung relaksasi). Dengan setiap denyut jantung, darah dipompa keluar dari
jantung ke dalam pembuluh darah, yang membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah
merupakan ukuran tekanan atau gaya di dalam arteri dengan setiap denyut jantung [8].
Tekanan darah sistolik (nilai pertama) adalah jumlah tekanan terhadap dinding
arteri setiap waktu jantung berkontraksi atau menekan darah keluar dari jantung. Tekanan
darah diastolik (nilai kedua) adalah jumlah tekanan di dalam arteri sewaktu jantung
beristirahat, dan di antara denyut jantung. Pencatatan tekanan darah pada manusia tidak
selalu sama. Sebagai contoh sewaktu sedang berolahraga atau merasa gembira, tekanan
darah manusia akan naik. Jika sedang beristirahat, maka tekanan darah pada manusia akan
lebih rendah. Ini merupakan reaksi normal terhadap perubahan dalam aktivitas atau emosi.
10

Usia, obat-obatan, dan perubahan posisi juga dapat mempengaruhi tekanan darah. Tekanan
darah yang normal bagi mereka yang tidak meminum obat tekanan darah seharusnya
kurang dari 120/80 [9].

2.3.1. Dasar Pengukuran Tekanan Darah


Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut sphygmomanometer.
Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah
manset dari karet. Alat ini mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut millimeter
mercury/milimeter air raksa (mmHg). Gambar 2.4 merupakan bentuk mekanik dari dua
buah tensimeter yang sering digunakan pengukur pada umumnya.

Gambar 2.4. Bentuk tensimeter (sphygmomanometer) [12]


Cara pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter (Spygmanometer) adalah
seperti berikut, manset ditaruh mengelilingi lengan atas, dan dipompa dengan sebuah
pompa udara sampai dengan suatu tekanan yang menghalangi aliran darah di arteri utama
(brachial artery) yang berjalan melalui lengan. Lengan kemudian di taruh disamping
badan pada ketinggian dari jantung, dan tekanan dari manset pada lengan dilepaskan secara
berangsur-angsur [10].
Ketika tekanan didalam manset berkurang, pengukur mendengar dengan stetoskop
melalui arteri pada bagian depan dari sikut. Tekanan di mana pengukur pertama kali
mendengar denyutan dari arteri adalah tekanan sistolik (nilai yang diatas). Ketika tekanan
manset berkurang lebih jauh, tekanan pada mana denyutan akhirnya berhenti adalah
tekanan diastolik (nilai yang dibawah) [10].
11

Dari perbandingan nilai tekanan darah antara tekanan darah batas atas (sistolik) dan
tekanan darah bawah (diastolik) tersebut, maka dapat diketahui bahwa seseorang
mempunyai tekanan darah tinggi (hipertensi), tekanan darah rendah (hipotensi), ataupun
tekanan darah normal.

2.3.2. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)


Tekanan darah naik turun sepanjang hari. Tetapi, ketika tekanan darah terus naik
dalam masa tertentu, inilah yang disebut dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Tekanan
darah tinggi (hipertensi) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih tinggi dari batas
tekanan normal. Tekanan darah tinggi berada pada 140mmHg atau lebih untuk sistolik, dan
90 atau lebih untuk diastolik [8]
Tekanan darah tinggi berbahaya karena membuat jantung bekerja terlalu keras, dan
tekanan yang kuat dari aliran darah dapat melukai pembuluh darah arteri, dan organ-organ
seperti jantung, ginjal, otak, dan mata. Tekanan darah tinggi seringkali tidak menunjukkan
tanda atau gejala. Ketika tekanan darah tinggi terjadi, biasanya akan berlangsung seumur
hidup. Jika tidak dikontrol, dapat menyebabkan penyakit jantung dan ginjal, stroke, dan
kebutaan .

2.3.3. Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)


Tekanan darah rendah (Hipotensi) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
lebih rendah dari 90/60 mmhg atau tekanan darah cukup rendah sehingga menyebabkan
gejala-gejala seperti pusing dan pingsan. Sebenarnya tubuh mempunyai mekanisme untuk
menstabilkan tekanan darah, kestabilan tekanan darah ini penting, sebab tekanan harus
cukup tinggi untuk mengantarkan oksigen dan zat makanan ke seluruh sel di tubuh dan
membuang limbah yang dihasilkan [8].
Penyebab terjadinya hipotensi dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu :
a. Curah jantung berkurang, penyebabnya irama jantung abnormal, kerusakan
atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung, emboli pulmoner.
b. Volume darah berkurang, penyebabnya perdarahan hebat, diare, keringat
berlebihan, berkemih berlebihan.
c. Meningkatnya kapasitas pembuluh darah, penyebabnya syok septik,
pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat
kalsium, penghambat ACE).
12

2.3.4. Tekanan Darah Normal


Tekanan darah normal adalah tekanan darah yang berkisar kurang dari 120 mmHg
untuk systolic dan kurang dari 80 mmHg untuk diastolic (bagi dewasa, usia 18 tahun dan
lebih, serta tidak sedang dalam pengobatan tekanan darah tinggi, dan tidak menderita
penyakit serius dalam waktu dekat) [8].
Sebetulnya batas antara tekanan darah normal dan tekanan darah tinggi tidaklah
jelas, sehingga klasifikasi hipertensi dibuat berdasarkan tingkat tingginya tekanan darah
yang mengakibatkan peningkatan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Menurut
WHO, di dalam guidelines terakhir tahun 1999, batas tekanan darah yang masih dianggap
normal adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg
dinyatakan sebagai hipertensi dan di antara nilai tersebut dianggap sebagai tekanan darah
normal dan tekanan darah tinggi (batasan tersebut diperuntukkan bagi individu dewasa
diatas 18 tahun) [8]. Tabel 2.1 merupakan tabel dari level tekanan darah pada orang dewasa
[11].

Tabel 2.1. Level Tekanan Darah Dewasa (usia >18 tahun)


Sistolik Diastolik
Kategori
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120 – 139 80 - 89
Hipertensi ≥140 ≥90
Hipotensi ≤90 ≤60

2.4. Stetoskop
Pengukuran tekanan darah selain menggunakan tensimeter juga membutuhkan
suatu instrumen lain guna mendengarkan dan mendapatkan bunyi dari detak tekanan darah
dari pembuluh arteri. Instrumen yang digunakan di dalam pengukuran tekanan darah pada
umumnya dikenal dengan stetoskop.
Stetoskop adalah sebuah alat akustik medis yang digunakan untuk mendengarkan
suara yang ada di dalam tubuh manusia atau hewan. Stetoskop biasa digunakan untuk
mendengarkan suara detak jantung atau pernapasan. Suara ini digunakan untuk
mendiagnose penyakit tertentu. Stetoskop terbagi atas dua jenis, yaitu stetoskop akustik
dan stetoskop elektronis [13].
13

Stetoskop akustik bekerja dengan cara menyalurkan suara dari chestpieces melalui
selang udara ke telinga pendengar. Chestpiece terdiri dari dua bagian yang dapat
dipergunakan untuk mendengarkan suara dari tubuh manusia, sebuah diafragma dan
sebuah mangkuk berongga (bellpiece). Gambar dari chestpiece terlihat pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Chestpiece dari stetoskop


Bila diafragma ditempatkan di atas tubuh, maka suara dari tubuh akan
menggetarkan diafragma dan gelombang tekanan akustik berjalan melalui selang udara
hingga ke telinga pendengar. Bila mangkuk berongga yang ditempatkan dalam tubuh,
maka getaran dari kulit akan menghasilkan gelombang tekanan akustik yang akan berjalan
melalui selang udara hingga ke telinga pendengar. Mangkuk berongga menghasilkan suara
dengan frekuensi rendah, sedangkan diafragma menghasilkan suara dengan frekuensi yang
lebih tinggi. Permasalahan yang timbul adalah tingkat kekuatan suara yang sangat rendah
[13].
Stetoskop elektronik bekerja dengan cara menguatkan suara yang timbul dari tubuh.
Alat tersebut membutuhkan pengubah suara akustik menjadi sinyal elektronis yang dapat
dikuatkan dan diolah untuk mendapatkan kualitas suara yang lebih baik. Cara yang paling
mudah dan efektif untuk mendeteksi suara dilakukan dengan memasang sebuah mikrofon
di dalam chestpiece. Cara ini bisa mengurangi gangguan derau [13].

2.5. Sensor Tekanan Udara (BPS-PRESSURE SENSOR)


BPS-pressure sensor memberikan solusi yang cukup efektif pada aplikasi tekanan
yang memerlukan performa ketepatan pengukuran tinggi. Selain itu ukuran komponen
yang kecil membuat komponen ini sangat fleksibel dalam penempatannya. Sensor tekanan
14

ini memiliki keakuratan dan kestabilan output terhadap suhu mulai dari 0ºC sampai 50ºC.
Sensor ini juga memiliki kemampuan pembacaan tekanan mulai dari 0 psi sampai 5.8
psi.(1 Psi = 51,7 mmHg) [17]. Bentuk dan pin dari IC sensor tekanan udara (BPS-Pressure
Sensor 030) terlihat pada Gambar 2.6.
Keunggulan sensor tekanan BPS-PRESSURE SENSOR
1. Memiliki ketahanan tinggi.
2. Memiliki performa tinggi.
3. Ukuran yang kecil.
4. Memiliki impedansi tinggi pada alokasi tegangan rendah.
5. Tegangan output yang linier.
Kelemahan sensor tekanan BPS-PRESSURE SENSOR
1. Maksimum pressure sensing 5,8 psi ( 299.86 MmHg).
2. Memerlukan supply daya.
3. Bekerja maksimal terhadap suhu antara 00 sampai 500 celcius.

Gambar 2.6. IC sensor tekanan udara (BPS-Pressure 030) [17]


BPS-Pressure sensor merupakan sensor tekanan udara dimana tegangan output
linier terhadap perubahan tekanan dalam Psi. BPS-Pressure sensor memiliki Impedansi
tinggi pada alokasi tegangan rendah, output linier, ukuran yang kecil, dan fasilitas kalibrasi
yang presisi sehingga memudahkan berhubungan dengan rangkaian luar yang akan
dikontrol. Sensor ini dapat digunakan dengan sumber tegangan negatif dan positif. Sensor
ini memerlukan 1,5 mA dari catu daya. Sensor ini juga dapat beroperasi antara suhu -200
sampai +600C. Tabel 2.2 merupakan karakteristik sensor tekanan udara (BPS-Pressure
Sensor 030).
15

Tabel 2.2. Karakteristik Sensor Tekanan Udara (BPS-Pressure Sensor 030) [17]

2.6. Regulator Tegangan


Prinsip regulasi secara umum adalah pengaturan, selain itu regulasi juga dapat
diartikan dengan suatu besaran yang diatur pada nilai tertentu. Untuk mengatur satu
besaran pada nilai tertentu, maka besaran itu diukur dan dibandingkan dengan satu nilai
standar yang dipakai sebagai referensi. Misal besarnya nilai yang didapat lebih besar dari
besarnya nilai referensi, maka diambil langkah untuk mengurangi besar nilai tersebut. Jika
besar nilai yang didapat lebih kecil dari nilai referensi, maka diusahakan supaya besarnya
nilai tersebut menjadi lebih besar [6].
Regulasi tegangan berfungsi dengan satu tegangan referensi dan satu penguat
differensial seperti terlihat pada Gambar 2.7. Tegangan dari filter rectifier yang belum
teregulasi dipakai sebagai sumber tegangan dari penguat differensial. Rangkaian yang
16

menyediakan tegangan referensi biasanya juga memakai tegangan sumber dari filter
rectifier sebagai sumber daya.

Supply

(belum teregulasi)
+ Penguat

differensial

Umpan Balik

Gambar 2.7. Prinsip Regulasi Tegangan


Regulator tegangan dikatakan baik jika perubahan tegangan keluaran akan kecil
walaupun tegangan sumber berubah jauh. Perbandingan antara perubahan tegangan sumber
dengan perubahan tegangan keluaran disebut line regulation atau regulasi sumber, besaran
regulasi sumber ini menunjukkan seberapa baik riak dari sumber dihilangkan
(diregulasikan) oleh regulator. Besaran lain yang penting untuk catu daya adalah
resistivitas output/keluaran, yaitu berapa jauh tegangan keluaran berubah ketika arus
keluaran berubah.
Penguat pada regulator tegangan dapat bekerja dengan baik dan benar, tegangan
keluaran tidak dapat menjadi sama besar dengan tegangan sumber, tetapi tegangan sumber
harus lebih besar daripada tegangan keluaran. Selisih minimal antara tegangan sumber dan
tegangan keluaran disebut dropout voltage. Fungsi regulator tegangan dikatakan bagus jika
batas kerja dari regulator tegangan tidak terlewati sehingga regulator tegangan tidak rusak
[6]. Ada tiga macam regulator tegangan menurut jenisnya, yaitu:
a. Rangkaian Regulasi Tegangan Sederhana
b. Regulasi Tegangan dengan Op-Amp
c. Regulasi Tegangan dengan Regulasi IC

2.6.1. Regulasi Tegangan dengan Regulasi IC


Karena regulasi tegangan untuk catu daya seringkali dibutuhkan, maka tersedia
berbagai jenis IC yang memenuhi kebutuhan ini. Salah satu IC yang dipakai adalah seri
78xx, dimana xx merupakan tegangan keluaran IC tersebut. Tabel 2.3 merupakan
spesifikasi dari IC 78xx.
17

Tabel 2.3. Jenis IC dan keluaran tegangan [7]


Output Tegangan Minimum V1
Jenis IC
(V) (V)
7805 +5 7,3
7806 +6 8,3
7808 +8 10,5
7810 +10 12,5
7812 +12 14,6
7815 +15 17,7
7818 +18 21,0
7824 +24 27,1

IC 78xx mempunyai tiga kaki seperti terlihat dalam Gambar 2.8, satu untuk Vin,
satu untuk Vout, dan satu untuk Ground. Dalam IC ini juga terdapat rangkaian pelindung
agar di dalam IC tidak terjadi arus yang kuat atau daya yang terlalu tinggi yang membebani
IC tersebut.

Gambar 2.8. Rangkaian regulasi tegangan dengan IC 78xx [6].

2.7. Mikrokontroler AVR ATMega8535


Mikrokontroler yang digunakan untuk penelitian ini adalah AVR ATMega8535 dan
mikrokontroler ini termasuk salah satu jenis dari kelas ATMega [16]. Seri ATMega8535
dipilih karena mikrokontroler ini memiliki beberapa fasilitas yang mampu menunjang
perancangan dan pembuatan tensimeter digital. Fasilitas tersebut diantaranya system
mikroprosesor 8 bit berbasis RISC yang dikemas dalam kode 16 bit, serial I/O sebanyak 32
buah ( Port A, Port B, Port C, Port D ), ADC ( Analog Digital Converter ) internal dengan
fidelitas 10 bit sebanyak 8 channel.
18

Mikrokontroler ATMega 8535 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan


memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan untuk
kerja dan paralelisme. Intruksi-intruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur
tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi yang lain atau berikutnya
sudah diambil (pre-fetched) dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan
instruksi-instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock [3].
Konfigurasi pin ATmega8535 dapat dilihat pada Gambar 2.9, dari gambar tersebut
dapat dijelaskan konfigurasi pin ATmega8535 sebagai berikut :
a. VCC, sebagai pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
b. GND, sebagai pin ground.
c. Port A (PA0..PA7), sebagai pin I/O 8-bit dua arah dan pin masukan analog ke
ADC.
d. Port B (PB0..PB7), sebagai pin I/O 8-bit dua arah dan pin dengan fungsi khusus,
seperti Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.
e. Port C (PC0..PC6), sebagai pin I/O 8-bit dua arah dan pin fungsi khusus seperti
Timer Oscilator, TWI, dan komparator analog.
f. Port D (PD0..PD7), sebagai pin I/O 8-bit dua arah dan pin fungsi khusus seperti
komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.
g. RESET, sebagai pin untuk me-reset mikrokontroler.
h. XTAL1, sebagai input Oscilator.
i. XTAL2, sebagai output Oscilator.
j. AVCC, sebagai pin masukan tegangan ADC.
k. AREF, sebagai pin masukan tegangan referensi ADC.

Gambar 2.9. Konfigurasi pin ATMega8535 [18]


19

2.7.1. Port I/O (Input/Output)


ATMega8535 mempunyai 32 pin I/O dan dikelompokkan menjadi empat buah port
yang bernama PortA, PortB, PortC, dan PortD. Port I/O pada mikrokontroler ATMega8535
dapat berfungsi sebagai masukan atau keluaran, tergantung pada pengaturan yang
digunakan. Untuk mengatur fungsi port I/O sebagai masukan atau keluaran perlu dilakukan
pengaturan pada DDR dan port [3]. Konfigurasi pengaturan portI/O pada ATMega8535
terlihat dalam Tabel 2.4.

Tabel 2.4. Konfigurasi Pengaturan Port I/O pada ATMega8535


DDR bit =1 DDR bit = 0
Port bit =1 Keluaran aktif tinggi Masukan aktif rendah
Port bit =0 Keluaran aktif rendah Masukan aktif tinggi

2.7.2. ADC ( Analog Digital Converter )


Mikrokontroler ATMega8535 memiliki fasilitas Analaog to Digital Converter yang
sudah built-in dalam chip, fitur inilah yang menjadi kelebihan dari ATMega8535 bila
dibandingkan dengan mikrokontroler lainnya. Dengan adanya ADC internal ini kita tidak
akan direpotkan lagi dengan kompleksitas hardware saat membutuhkan proses pengubahan
sinyal dari analog ke digital seperti yang harus dilakukan jika kita memakai komponen IC
ADC eksernal.
ATMega8535 memiliki resolusi ADC 10-bit dengan 8 saluran input dan
mendukung 16 macam penguat beda. ADC ini dapat dikonfigurasi baik sebagai single
ended input maupun differential input dalam mode pengoperasiannya. Selain itu ADC ini
memiliki konfiguarsi pewaktuan, tegangan referensi, mode operasi, dan kemampuan filter
derau yang amat fleksibel sehingga dapat dengan mudah desesuaikan dengan kebutuhan
ADC itu sendiri. Rangkaian internal ini memiliki catu daya tersendiri yaitu pin AVCC,
tegangan dari pin ini harus sama dengan VCC ± 0.3 Volt [3].
Masukan analog ADC tegangan harus lebih besar dari 0 Volt, dan harus lebih kecil
dari tegangan referensi (Vref). Masukan ADC dihubungkan dengan konfigurasi potensio
yang dihubungkan dengan VCC dan GND untuk memperoleh rentang masukan analog
ADC. ADC adalah pengubahan sinyal analog menjadi suatu nilai diskrit, sehingga terdapat
error pada ADC. Error yang terjadi pada ADC ini dikenal oleh banyak orang elektronika
sebagai error kuantisasi [3].
20

Data hasil konversi ADC dirumuskan sebagai berikut :


a. Untuk Konversi tunggal :

= 1024 (2.1)

di mana Vin : tegangan masukan pada pin yang dipilih


Vref : tegangan referensi yang dipilih
1024 : karena reolusi ADC 10 bit, 810 = 1024

b. Untuk penguat beda :

( )
=

di mana :
Vpos : tegangan masukan pada pin positif
Vneg : tegangan masukan pada pin negatif
Gain : faktor penguatan
Vref : tegangan referensi yang dipilih

Register yang perlu di set nilainya adalah ADMUX (ADC Multiplexer Selection IO
Register), ADCSRA (ADC Control and Status Register A), dan SFIOR (Special Function
IO Register). ADMUX merupakan register 8 bit yang berfungsi menentukan referensi
ADC, format data keluaran (output), dan saluran ADC yang digunakan [3]. Register
ADMUX ditunjukkan pada Gambar 2.10.

REFS 0 REFS 1 ADLAR MUX 4 MUX 3 MUX 2 MUX 1 MUX 0

Gambar 2.10.Register ADMUX


Bit penyusunnya dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. REFS [1..0] merupakan bit pengaturan tegangan referensi ADC ATMega 8535.
memiliki nilai awal 00 sehingga referensi tegangna berasal dari pin AREF. Untuk
nilai yang lain dapat dilihat pada tabel 2.5.
21

Tabel 2.5. Pemilihan Mode Tegangan Referensi ADC


REFS [1..0] Mode Tegangan Referensi
00 Berasal dari pin AREF
01 Berasal dari pin AVCC
10 Tidak digunakan
11 Berasal dari tegangan referensi internal

b. ADLAR merupakan bit pemilihan mode data keluaran ADC yang digunakan
untuk menentukan konfigurasi isi dari register ADCH dan ADCL sebagai tempat
menyimpan hasil konversi.

Gambar 2.11.Format Data ADC dengan ADLAR=0

Gambar 2.12.Format Data ADC dengan ADLAR=1


c. MUX [4...0] merupakan bit pemilih saluran pembaca ADC.
Dalam pembacaan hasil konversi ADC, dilakukan pengecekan pada bit ADIF
(ADC Interrupt Flag) pada register ADCSRA. ADIF akan bernilai satu jika
konversi saluran ADC telah selesai dilakukan dan data hasil konversi siap untuk
diambil, demikian pula sebaliknya.

2.8. Penguat Operasional (Op-Amp)


Penguat operasional (operational amplifier) atau sering disingkat dengan Op-Amp,
biasa dikenal sebagai IC, di mana banyak transistor yang digabungkan dalam satu kristal
semikonduktor. Op-Amp merupakan penguat gandeng langsung (direct coupled) dengan
perolehan tinggi yang mempunyai impedansi masukan tinggi dan impedansi keluaran
22

rendah. Istilah operasional menunjukkan bahwa penambahan komponen luar yang sesuai
dapat dikonfigurasikan untuk melakukan berbagai operasi [6].
Masukan op-amp yang berlabel inverting (-) dan non inverting (+) merupakan
masukan beda (difference input). Umumnya sinyal masukan diberikan pada salah satu
masukan. Adapun masukan yang lain digunakan untuk mengendalikan karakteristik
komponen. Penguatan antara keluaran dan masukan inverting adalah negatif sedangkan
pengauatan antara keluaran dan masukan non inverting adalah positif [9].
Penguat operasional mempunyai dua tegangan catu yang berlabel V+ dan V- yang
sama dan berpolaritas berlawanan seperti terlihat pada Gambar 2.13.

Gambar 2.13. Simbol Penguat Operasional (Op-Amp)


Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa op-amp memiliki dua masukan,
perbedaan antara keduanya sebagai berikut :
1. Jika sinyal masukan diumpan ke non inverse atau positif (+) maka keluarannya
sefase dengan masukan.
2. Jika sinyal melalui masukan inverse atau negative (-) maka keluarannya
berbeda fase 1800 atau setengah siklus. Jika sinyalnya positif maka
keluarannya menjadi negatif.
Aplikasi dari penguat operasional diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Penguat inverse (inverting amplifier).
2. Penguat non inverse (non inverting amplifier).
3. Pengikut tegangan (voltage follower).
4. Penguat jumlah (summing amplifier).
5. Penguat beda (difference amplifier).
6. Integrator.
23

2.9. Instrumentation Amplifier


Syarat umum pemrosesan sinyal adalah jika terjadi perbedaan antara dua sinyal
yang masing-masing telah dikuatkan sesuai dengan tingkat level tertentu. Instrumentation
amplifier ini terdiri dari dua rangkaian yaitu rangkaian penguat dan rangkaian beda
(differential amplifier). Fungsi dari penguat beda ini adalah sebagai rangkaian
pengkombinasi sinyal masukan pertama (V1) dan sinyal masukan kedua (V2) yang
keluarannya (output) menjadi satu keluaran (Vo) [7]. Untuk rangkaian Instrumentation
Amplifier terlihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14. Instrumentation Amplifier Circuit [7].


Tegangan keluaran dari Instrumentation Amplifier ditulis dengan persamaan :

Vo = (1+(2R/Rx)) x (V1 – V2) (2.3)

Besarnya penguatan (Av) dirumuskan sebagai berikut :

(Vo/Vi) = Av (2.4)

2.10. Differential Amplifier (Penguat Beda)


Penguat differensial merupakan suatu penguat dimana tegangan keluarannya atau
Vo merupakan hasil selisih antara kedua buah tegangan masukan pada terminal inverting
dan non-invertingnya. Perumusan yang berlaku untuk penguat differensial adalah sebagai
berikut :
24

2
= ( 2 − 1)
1

Gambar rangkaian penguat differensial ditunjukan Gambar 2.15.

Gambar 2.15. Differential Amplifier Circuit [10].

2.11. Oscillation Signal Amplifier


Aplikasi dari Oscillation Signal Amplifier ini menggambarkan suatu konsep dari
pengukuran tekanan darah digital yang menggunakan sensor tekanan yang terpadu dengan
mikrokontroler dan juga LCD (Liquid Crystal Display). Sensor tekanan digunakan sebagai
pembaca nilai tekanan cuff (manset) untuk menetapkan nilai sistolik dan juga diastolik.
Metode pengukuran yang digunakan adalah metode pengukuran dari perubahan amplitudo
tekanan yang terjadi didalam cuff (manset) saat terjadi tekanan sistolik dan diastolik.
Fungsi dari Oscillation Signal Amplifier ini adalah sebagai penguat dan juga sebagai
penyaring osilasi tekanan dari sensor tekanan yang ada [14]. Rangkaian Oscillation Signal
Amplifier terlihat pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16. Oscillation Signal Amplifier [14]


25

Filter RC terdiri dari dua jaringan yang menentukan dua cut-off frequensi, kedua
kutub secara seksama dipilih untuk menjamin bahwa sinyal osilasi tidak terdistorsi atau
hilang. Konsep dari rangkaian ini secara garis besar digunakan untuk mengevaluasi
Freescale sensor tekanan yang digunakan dalam tekanan darah digital. Rangkaian ini juga
dapat pula diubah dengan mudah untuk memberikan tingkat sinyal keluaran yang sesuai.
Perangkat keras ini juga dengan mudah dimodifikasi untuk memberikan analisis yang lebih
baik untuk mendapatkan nilai sistolik dan diastolik [14].

2.12. Rangkaian Penguat


Dengan menggunakan op-amp (operational amplifier) dapat dirangkai sebuah
penguat tegangan, baik itu penguatan positif maupun peguatan negatif tergantung dari
masukannya [5]. Untuk membuat penguatan positif masukan yang digunakan adalah kaki
non-inverting, dengan masukan yang bernilai positif akan mengeluarkan nilai positif pula.
Untuk rangkaian penguat terlihat pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17. Rangkaian Penguat Non-inverting


Tegangan keluaran dari rangkaian penguat non-inverting dirumuskan :

Vo = [ 1 + ( Rf / R ) ] x Vi (2.5)

Dengan persamaan penguatan (AV) dari penguat non-inverting :

Av = (R + Rf) / R
AV = 1 + (Rf / R) (2.6)
26

2.13. Rangkaian Pembagi Tegangan


Suatu sumber tegangan yang ideal tidak pernah dijumpai di dalam praktek, sumber
tegangan yang ideal hanya ada di dalam angan-angan manusia sebagai suatu alat yang
bersifat teoritis. Tidak ada sumber tegangan riil yang dapat menghasilkan arus yang tidak
berhingga beasrnya sebab setiap sumber tegangan riil mempunyai tahanan dalam yang
besarnya tertentu [2]. Tahanan dalam dari suatu sumber tegangan tampak terhubung seri
dengan tahanan beban. Bila tahanan bertambah besar, maka arus beban akan semakin
mengecil. Bila tahanan beban bertambah besar menuju tak terhingga, maka tegangan beban
akan mendekati sumber tegangan yang ideal. Pembuktian tersebut terlihat pada perumusan
sebagai berikut :

VL = IL x RL
IL = (VS/(RS + RL))x RL
VL = Vout

maka :

Vout = (VS/(RS + RL))x RL

atau

Vout = (RL/(RS + RL )x VS (2.7)

Gambar dari rangkaian pembagi tegangan terlihat pada Gambar 2.18 [2],

Gambar 2.18. Rangkaian Pembagi Tegangan


27

Dimana :
VS adalah Sumber Tegangan
RS adalah Tahanan Dalam
RL adalah Tahanan Beban
Vout adalah Tegangan Keluaran

2.14. LED (Light Emiting Diode)


Pada LED dengan bias tegangan maju, electron bebas melintasi sambungan dan
jatuh ke dalam hole. Ketika electron jatuh dari tingkat energi ke rendah, electron akan
mengeluarkan energi. Pada diode biasa, energi yang dikeluarkan dalam bentuk panas.
Tetapi pada LED, energi yang dikeluarkan dalam bentuk sinar. Dengan menggunakan
elemen seperti gallium, arsenic, dan fosfor, pabrik dapat memproduksi LED berwarna
merah, hijau, kuning, biru, oranye, dan inframerah/infrared (tak terlihat) [2].
LED mempunyai penurunan tegangan lazimnya dari 1,5 V sampai dengan 2,5 V
untuk arus di antara 10 mA dan 50 mA. Penurunan tegangan yang tepat tergantung dari
arus LED, warna, kelonggaran, dan lain sebagainya. Kecermelangan LED tergantung dari
arusnya. Idealnya,cara terbaik untuk mengendalikan kecermelangan ialah dengan
menjalankan LED dengan sumber arus. Gambar 2.19 adalah contoh dari suatu rangkaian
LED.

Gambar 2.19. Rangkaian LED [2]


Persamaan untuk menghitung berapa besar nilai arus (I) pada LED adalah sebagai berikut :

I = (VS – VLED)/RS
atau
RS = (VS – VLED)/I (2.8)
28

Dimana : VLED adalah penurunan tegangan LED (Volt)


VS adalah Tegangan Sumber (Volt)
RS adalah Resistor yang tersusun seri dengan LED (Ohm)
I adalah Arus (Ampere)
Makin besar tegangan sumber, makin kecil pula pengaruh VLED, dengan kata lain
VS yang besar menghilangkan pengaruh perubahan tegangan VLED. Biasanya arus pada
LED berada pada 10 mA hingga 50 mA, karena daerah ini memberikan cahaya yang cukup
untuk pemakai.

2.15. LCD (Liquid Crystal Dysplay)


LCD (Liquid Crystal Display) merupakan piranti yang dapat menampilkan
karakter, terbuat dari bahan kristal cair dengan sistem dot matrik. Pada penelitian ini LCD
yang digunakan adalah LCD 2 x 16 karakter seperti Gambar 2.20, artinya terdapat 2 baris
dengan 16 karakter tiap barisnya, maka jumlah keseluruhan terdapat 32 karakter. Setiap
satu karakter terdiri dari 8 baris dan 5 kolom dot.

Gambar 2.20. Bentuk LCD 2 x 16 karakter

Gambar 2.21. Bagian LCD 2 x 16 karakter [16]


29

Jenis LCD yang digunakan pada perancangan adalah LCD Module M1632 produk
dari SEIKO. Berdasarkan Gambar 2.21, konfigurasi pin LCD adalah :
1. VCC; sebagai pin terminal power supply (+5V).
2. GND; sebagai pin terminal ground.
3. DB0 s/d DB7; sebagai pin jalur data yang digunakan untuk menyalurkan data
kode ASCII atau perintah untuk mengatur kerja LCD.
4. RS (register select); sebagai pin yang membedakan jenis data yang dikirim ke
LCD. Jika RS berlogika ‘0’, maka yang dikirim adalah perintah untuk
mengatur kerja LCD. Jika berlogika ‘1’, maka akan dikirim data kode ASCII
yang akan ditampilkan.
5. R/W (read/write); sebagai pin untuk mengaktifkan pengiriman atau
pengambilan data ke atau dari LCD. Jika R/W berlogika ‘0’, maka terjadi
pengiriman data ke LCD. Jika R/W berlogika ‘1’, maka terjadi pengambilan
data dari LCD.
6. E (enable); merupakan sinyal sinkronisasi. Saat E berubah dari logika ‘1’ ke
‘0’, maka data di DB0 s/d DB7 akan diterima atau diambil dari port
mikrokontroler.
30

BAB III
RANCANGAN PENELITIAN

Perancangan awal untuk membuat Tensimeter Digital Berbasis Mikrokontroler


ATMega8535 adalah struktur mekanisnya terlebih dahulu. Perancangan tensimeter digital
ini terdiri dari beberapa komponen-komponen seperti berikut ini :
1. Kantong Udara (cuff).
2. Pompa Udara.
3. Sensor Tekanan Udara.
4. Selang Udara.
5. Sumbat Udara.
6. Baterai.
7. Mikrokontroler ATMega8535.
8. Buzzer.
9. LCD (Liquid Crystal Display).
10. LED (Light Emiter Diode).
11. Tombol Reset dan Power (Saklar).

Gambar 3.1. Perancangan struktur mekanis ”Tensimeter Digital ”


Pada Gambar 3.1 merupakan bentuk miniatur dari perancangan Tensimeter Digital
berbasis Mikrokontroler ATMega8535. Cuff terbuat dari karet yang terbungkus oleh kain

30
31

berbentuk persegi panjang yang dapat dililitkan pada lengan tangan. Pompa terbuat dari
karet yang dapat mengembang dan mengempis sehingga dapat mengisikan udara ke cuff.
Sumbat udara yang dapat diputar berfungsi sebagai kran pengatur dibuang/dilepaskannya
udara dari cuff yang terpompa untuk mendapatkan tekanan/detak nadi sebagai sinyal
masukan sensor. Agar udara dari pompa dapat terhubung ke cuff dan sensor maka
dibutuhkan selang udara. Selang udara ini juga dipilih dari karet karena lentur sehingga
mudah untuk diposisikan sesuai keinginan.
Sumber tegangan berasal dari baterai 9V, dimana dalam penggunaannya baterai ini
banyak terdapat di pasaran, dan juga mudah diganti jika sudah melemah. LED (Light
Emitting Diode) berfungsi sebagai pendeteksi atau peringatan ketika sinyal-sinyal sistolik
maupun diastolik terjadi. LCD digunakan sebagai penampil saat ada sinyal masukan
(adanya nilai tekanan darah). Buzzer berfungsi sebagai indikator bahwa proses pengukuran
tekanan telah selesai. Tombol reset digunakan untuk mereset atau mengembalikan tampilan
tensimeter digital, ke tampilan semula (sebelum adanya pengukuran nilai tekanan darah).
ATMega8535 berfungsi sebagai mikrokontroler dalam perancangan ini.

3.1. Diagram Blok Perancangan


Pada bagian ini akan dibahas secara terperinci mengenai perancangan perangkat
keras pengukur tekanan darah digital. Perancangan alat pada tugas akhir ini berdasar pada
kemudahan dalam pengoperasian serta kemudahan dalam pembacaan alat. Tujuan
utamanya adalah memanfaatkan komponen-komponen elektronik yang cukup mudah
didapat sehingga menjadi alat yang sangat berguna dan bermanfaat.

Gambar 3.2. Diagram Blok Perancangan Tensimeter Digital


Dari Gambar 3.2 diketahui bahwa konsep perancangan Tensimeter Digital berbasis
Mikrokontroler AVR ATMega8535 menggunakan sensor tekanan (BPS-Pressure Sensor),
32

Intrumentation Amplifier, LCD (Liquid Crystal Display), Oscillation Signal Amplifier, dan
Mikrokontroler sebagai perangkat keras dan juga perangkat lunaknya. Secara sederhana
konsep pembuatan alat dapat dijelaskan sebagai berikut. Sistem membaca tekanan dan
mengambil pulsa-pulsa untuk dianalisis dan diartikan sebagai tekanan sistolik dan
diastolik. Perancangan alat menggunakan sensor tekanan BPS-Pressure sensor dengan
batas tekanan maksimal 5,8 psi atau sekitar 320 mmHg. Pada perancangan kali ini dibatasi
nilai tekanan maksimal 250 mmHg dengan nilai toleransi sensor.
Dari Gambar 3.2 juga dapat dijelaskan bahwa masing-masing bagian saling
berinterasi sehingga terbentuk suatu sistem yang lengkap. Adapun prinsip kerja rangkaian
yaitu ketika kantong udara di pompa maka akan timbul tekanan yang disebabkan oleh
udara yang tertekan. Udara yang ada pada kantong udara disalurkan ke sensor sehingga
sensor bereaksi dengan menghasilkan tegangan yang semakin besar seiring dengan
semakin besarnya tekanan yang diterima sensor.
Output tegangan keluaran sensor sangat kecil dan terdapat dua tegangan keluaran
sehingga dibutuhkan suatu rangkaian penguat dan sekaligus rangkaian
differential/rangkaian beda (Instrumentation Amplifier) tujuan digunakan rangkaian beda
adalah untuk mendapatkan satu tegangan keluaran dari sensor. Keluaran dari rangkaian
penguat dan rangkaian beda (Instrumentation Amplifier) ini diteruskan ke dua tujuan
berbeda. Keluaran pertama dari rangkaian penguat dan pembanding ditujukan ke ADC
yang berada dalam mikrokontroler ATMega8535 sedangkan keluaran kedua dari rangkaian
penguat dan pembanding ditujukan ke rangkaian penguat dan penyaring osilasi
(Oscillation Signal Amplifier).
Keluaran yang ditujukan ke ADC bertujuan agar output dari sensor yang berupa
nilai-nilai analog dan telah dikuatkan dirubah menjadi data-data digital yang dimengerti
oleh mikrokontroler. Sedangkan kegunaan rangkaian osillation signal amplifier adalah
sebagai pembangkit tegangan dan penyaring sinyal osilasi yang difungsikan sebagai
interupsi yang memberikan logika high dan low ke salah satu port mikro yang diinginkan.
Data masukan yang diterima mikrokontroler dari ADC diolah lagi oleh
mikrokontroler dan diubah menjadi data-data ascii untuk ditampilkan ke LCD. Nilai
tekanan akan selalu ditampilkan ke LCD dan menunggu terdeteksinya sinyal osilasi.
Ketika sinyal osilasi yang pertama terdeteksi, mikrokontroler memerintahkan agar nilai
tekanan tersebut ditampilkan ke LCD sebagai sinyal sistolik yaitu kondisi dimana jantung
pada posisi memompa. Dan ketika sinyal osilasi kedua terdeteksi, mikrokontroler juga
33

akan memerintahkan agar nilai tekanan pada saat itu ditampilkan ke LCD sebagai sinyal
diastolik yaitu kondisi jantung saat berada dalam posisi istirahat.

3.2. Perancangan Perangkat Keras


3.2.1. Rangkaian Regulator Tegangan
Rangkaian ini berfungsi untuk menstabilkan tegangan baterai 9V menjadi sebesar
5V. Digunakannya baterai 9V karena baterai ini mempunyai nilai tegangan sebesar 9V di
mana suplai yang dibutuhkan oleh seluruh sistem sebesar 5V (kecuali sensor), selain itu
baterai 9V dalam penempatannya tidak membutuhkan ruang yang luas sehingga dapat
meminimalisasi penggunaan ruang didalam sistem.
Karena suplai tegangan menggunakan baterai 9V dan seluruh sistem (kecuali
sensor) menggunakan tegangan masukan sebesar 5V, maka diperlukan suatu penurun
sekaligus penstabil tegangan 5V. Dalam mendesai regulator tegangan ini perancang
mengambil desain yang sudah ada [6][7] dan menggunakan IC 7805, dimana output dari
IC ini sebesar ±5 seperti terlihat dalam Tabel 2.1. Gambar rangkaian regulator tegangan
dengan IC 7805 terlihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3. Rangkaian Regulator Tegangan dengan IC 7805

3.2.2. Rangkaian Sensor (BPS-Pressure 030)


Sensor tekanan udara (BPS-Pressure Sensor) difungsikan sebagai pengganti dari
stetoskop, yaitu sebagai pendeteksi adanya tekanan yang terjadi pada pembuluh darah
manusia. Seperti dijelaskan pada bab 2.4, stetoskop digunakan untuk mendeteksi terjadinya
tekanan lewat suara yang ada di dalam tubuh/aliran darah manusia. Detak dari tekanan
darah akan terdengar keras saat terjadi kontraksi pembuluh darah saat darah mengalir
34

setelah ditahan oleh manset/cuff. Proses inilah yang akan digunakan sebagai landasan
penulis untuk merancang pendeteksi adanya lonjakan tekanan darah dengan sensor tekanan
udara. Data yang digunakan sebagai pendeteksi adanya lonjakan tekanan di dalam darah
adalah perubahan signifikan tegangan keluaran pada sensor tekanan udara (Vo sensor).
Berdasarkan dari data sheet sensor tekanan membutuhkan tegangan masukan
(Vs+) sebesar 3V, sedangkan VCC yang tersedia sebesar 5V. Oleh karena itu dibutuhkan
suatu rangkaian penurun tegangan 3V, sehingga sensor akan aman dan terlindungi dari
tegangan yang berlebihan yang dapat merusak sensor BPS-Pressure tersebut. Pada Gambar
3.4 menunjukkan gambar rangkaian sensor 3V. Dalam perancangan ini R1 ditentukan
sebesar 10 Ω, Vi sebesar 3V. Berdasarkan perumusan [2.7], maka besarnya R2 adalah :

2
= ×
1+ 2
2
3 = ×5
10 + 2
3
2= 10
5−3
3
2= 10
2
2 = 15 Ω

Gambar 3.4. Perancangan Rangkaian Sensor


35

3.2.3. Instrumentation Amplifier


Perancangan rangkaian Instrumentation Amplifier ini terdiri dari dua rangkaian
amplifier yaitu rangkaian penguat dan rangkaian beda tegangan (differential amplifier)
seperti terlihat pada Gambar 3.5. Ditentukan Av = 380 kali, Rx = Rpot, R = 10kΩ dari
persamaan (2.5) dan persamaan (2.6), maka besarnya Rx adalah :

2 10
=
−1
2 10000
=
380 − 1
20000
=
379
= 52,77 ≈ 53 Ω

Gambar 3.5. Perancangan Rangkaian Instrumentation Amplifier [3]


Pada rangkaian penguat dan rangkaian beda tegangan (differential amplifier) ini,
perancang menggunakan IC LM324 dimana IC LM324 memiliki empat op-amp didalam
struktur IC-nya sehingga dapat menghemat komponen dan juga menghemat tempat pada
PCB. Rangkaian penguat ini berfungsi sebagai penguat sinyal analog yang merupakan
tegangan dari sensor yang keluar dari kaki Vout+ dan kaki Vout-. Rangkaian beda
tegangan (differential amplifier) berfungsi sebagai penghasil selisih antara masukan
pertama dan masukan kedua. Range tegangan keluaran dari sensor setelah dikuatkan dapat
dilihat pada tabel 3.1.
36

Tabel 3.1. Range tegangan output setelah penguatan


Tegangan Keluaran Sensor
Tekanan Darah
Sebelum Penguatan Setelah Penguatan 380 kali
(mmHg)
(mV) (V)
0 0,1 0,038
10 0,2 0,076
20 0,3 0,114
30 0,4 0,152
40 0,5 0,190
50 0,6 0,228
60 0,7 0,266
70 0,8 0,304
80 0,9 0,342
90 1 0,380
100 1,1 0,418
110 1,2 0,456
120 1,3 0,494
130 1,4 0,532
140 1,5 0,570
150 1,6 0,608
160 1,7 0,646
170 1,8 0,684
180 1,9 0,722
190 2 0,760
200 2,1 0,798
210 2,2 0,836
220 2,3 0,874
230 2,4 0,912
240 2,5 0,950
250 2,6 0,988
37

Output dari sensor yang telah dikuatkan dan dibedakan, kemudian dibagi menjadi
dua bagian untuk dua tujuan berbeda. Dimana satu bagian digunakan untuk menghitung
nilai tekanan darah yang terjadi dan kemudian ditujukan ke ADC. Sedangkan bagian output
yang lain ditujukan ke rangkaian penguat dan rangkaian oscillation signal amplifier.

3.2.4. Oscillation Signal Amplifier


Rangkaian ini berfungsi sebagai penyaring sinyal osilasi dari keluaran sensor
dimana sinyal-sinyal buruk yang tertangkap akan dihilangkan oleh rangkaian penyaring
osilasi amplitudo. Sinyal-sinyal buruk ini terdeteksi sewaktu kantong udara dipompa yang
disebabkan jantung yang berdetak atau dikarenakan terjadi gesekan. Rangkaian ini juga
digunakan sebagai penangkap sinyal osilasi denyut pada lengan tangan yaitu denyut akibat
tekanan sistolik dan akibat tekanan diastolik sehingga sebagai pemicu agar nilai
pengukuran pada saat itu dapat terekam di layar LCD.
Secara sederhana prinsip dari metode osilasi terletak pada amplitudo tekanan darah
yang berubah pada pembuluh darah yang disebabkan tekanan yang ada. Amplitudo yang
datang tiba-tiba yang disebabkan jantung dalam kondisi memompa inilah yang disebut
dengan tekanan sistolik. Sedangkan nilai dari tekanan diastolik diambil pada saat terjadi
transisi atau perubahan aliran darah yang deras yang disebabkan jantung pada fase
istirahat. Pada perancangan oscilattion signal amplifier ini penulis mengambil rancangan
dari referensi yang sudah ada [14] seperti terlihat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Perancangan Rangkaian Signal Oscillation [3].


38

3.2.5. Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535


Setiap mikrokontroler perlu ditambah beberapa rangkaian tambahan, yaitu
rangkaian osilator dan rangkaian reset [3].

3.2.5.1. Rangkaian Osilator


Setiap mikrokontroler mempunyai fasilitas osilator yang berfungsi untuk
mengendalikan mikrokontroler dengan periode clock. Pengaturannya terletak pada jenis
kristal yang digunakan dan diletakan diantara pin XTAL1 dan pin XTAL2, seperti pada
Gambar 3.7.

Gambar 3.7. Perancangan Rangkaian Osilator ATMega8535

3.2.5.2. Rangkaian Reset


Mikrokontroler dapat direset saat mengeksekusi program. Antara pin reset dengan
VCC diberi sebuah resistor sedangkan antara pin reset dengan ground diberi sebuah
kapasitor hal tersebut untuk menjaga reset dengan keadaan logika tinggi. Jika kapasitor
terisi penuh maka tegangan pada reset menurun dan reset berlogika rendah, proses reset
selesai. Rangkaian reset terlihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Perancangan Rangkaian Reset ATMega8535


39

Tombol yang dipasang paralel dengan kapasitor berfungsi untuk melakukan reset
secara manual pada saat program sedang berlangsung. Saat tombol ditekan maka tejadi
pengosongan kapasitor dan reset berlogika tinggi, sedangkan saat tombol dilepas tegangan
pada reset menjadi nol dan reset berlogika rendah.

3.2.6. Rangkaian Penampil


Rangkaian penampil yang digunakan pada perancangan Tensimeter Digital ini
menggunakan LCD 2x16 karakter. Data yang ditampilkan LCD merupakan nilai - nilai dari
tekanan darah, baik itu sistolik maupun diastolik. Pengiriman data pada perancangan ini
menggunakan bit sebanyak 4-bit. Penggunaan pin LCD dari pin 11 (D4) sampai dengan
pin 14 (D7). Pada mikrokontroler ATMega8535, pin LCD 11 sampai dengan pin LCD 14
terhubung pada Port C.4 sampai Port C.7. Tabel 3.1 dan Gambar 3.9 menunjukkan
rangkaian koneksi antara modul LCD dengan mikrokontroler ATMega8535.

Tabel 3.2. Koneksi Antara Modul LCD dengan Mikrokontroler


Pin LCD Keterangan Pin Mikrokontroler Keterangan
1 GND 11 GND
2 +5V 10 VCC
4 RS 22 Port C.0
5 R/W 23 Port C.1
6 EN 24 Port C.2
11 D4 26 Port C.4
12 D5 27 Port C.5
13 D6 28 Port C.6
14 D7 29 Port C.7
40

Gambar 3.9. Perancangan Rangkaian LCD


Maka pada proses awal, baris pertama (bagian atas) menampilkan TENSIMETER
dan pada baris kedua (bagian bawah) menampilkan DIGITAL. Gambar 3.10 menjelaskan
proses awal dari LCD.

Gambar 3.10. Perancangan Penampilan LCD Proses Pertama


Setelah beberapa detik tampilan pertama akan berubah menjadi tampilan kedua.
Untuk tampilan kedua, baris pertama akan menampilkan TEKANAN= mmHg dan baris
kedua akan menampilkan S/D= / mmHg. Gambar 3.11 menjelaskan perancangan
tampilan kedua.

Gambar 3.11. Perancangan Penampilan LCD Proses Kedua


41

3.2.7. LED (Light Emitting Diode)


Rangkaian LED digunakan sebagai pendeteksi adanya sinyal masukan sistolik dan
sinyal masukan diastolik. Saat terjadi lonjakan tekanan LED akan menyala, LED akan
padam jika tekanan sistolik dan diastolik terdeteksi. Jika terjadi kesalahan dalam arti
terdeteksi sinyal sistolik saja maka LED akan menyala terus hingga tekanan melemah
sampai dengan batas bawah pengukuran. Adapun rangkaian LED ditunjukkan oleh Gambar
3.12.

Gambar 3.12. Perancangan Rangkaian LED


Dengan arus maju LED antara 10mA sampai 20mA, dan didukung kemampuan
mikrokontroler untuk arus sebesar 20mA pada tegangan sebesar 5Volt, serta tegangan
maju LED sekitar 1,2Volt. Berdasar pada perumusan (2.8) maka nilai resistor R1 yang
digunakan sebagai pembatas arus, dapat dihitung sebagai berikut:

Vo _ port  Vd
R1 =
Id
5  1,2
R1 =
20mA
3,8Volt
R1 =
20mA
R1 = 190Ω

3.2.8. Buzzer
Buzzer berfungsi sebagai indikator bahwa proses pengukuran tekanan darah sistolik
dan diastolik telah selesai. Rangkaian perancangan buzzer terlihat pada Gambar 3.13.
42

\
Gambar 3.13. Perancangan Rangkaian Buzzer

3.2.9. Rangkaian Lengkap


Gambar 3.14 merupakan gambar rangkaian lengkap dari perancangan pengukur
tekanan darah (tensimeter) digital berbasis mikro ATMega8535.

Gambar 3.14. Perancangan Rangkaian Lengkap Pengukur Tekanan Darah


43

3.3. Perancangan Perangkat Lunak


3.3.1. Program Utama

Gambar 3.15. Perancangan Diagram Alir Pengukur Tekanan Darah Digital Keseluruhan
Program yang akan dibuat adalah suatu program pengukuran tekanan darah secara
digital menggunakan sensor tekanan udara. Saat terdeteksi lonjakan tekanan pertama kali
didefinisikan sebagai tekanan sistolik, kemudian saat terjadi lonjakan tekanan kedua
didefnisikan sebagai tekanan diastolik. Hasil dari kedua lonjakan tekanan tersebut akan
44

ditampilkan melalui LCD. Gambar 3.15 menunjukkan gambar dari perancangan diagram
alir pengukur tekanan darah digital keseluruhan.

3.3.2. Routine Baca Nilai Tekanan


Dari data yang diperoleh dari pembacaan data (dilampirkan), dapat disimpulkan
bahwa kenaikan sensor setiap 10 mmHg memiliki nilai rata – rata sebesar 0,1mV. Pada
percobaan tegangan keluaran sensor saat batas tekanan yang bernilai 250 mmHg didapat
nilai Vout (tegangan keluaran) sensor adalah sebesar 2,6 mV. Untuk mempermudah
penulis dalam merancang/menghitung nilai ADC (dc) dan berdasar pada teori yang ada
yaitu besarnya masukan analog ADC tegangan harus lebih besar dari 0 Volt dan lebih kecil
dari tegangan referensi [7], maka penulis menggunakan batas atas tegangan keluaran
sensor ini sebagai patokan dalam menentukan nilai Vref. Selain itu penulis juga
menentukan besarnya penguatan (gain) sebesar 380 kali, bit yang digunakan dalam
perancangan ini adalah 10 bit ADC. Dari ketentuan diatas maka besarnya Vref setelah
dikuatkan dengan penguatan 380 kali adalah sebesar 0,988 Volt. Dari ketentuan -
ketentuan diatas, dan dari perumusan (2.1), maka dapat dihitung besar nilai hasil konversi
ADC (dc). Untuk Vin sebesar 0,038 Volt, maka nilai ADC (dc) adalah :

,
( )= 1024 = 39
.

Dari perhitungan yang telah dilakukan, besar ADC (dc) yang lain terlihat di dalam
Tabel 3.2.

Tabel 3.3. Nilai ADCdc dengan gain sebesar 380 kali


Tekanan Darah Input ADC Gain = 380 ADC
(mmHg) (mV) (V) (dc)
0 0,1 0,038 39
10 0,2 0,076 79
20 0,3 0,114 118
30 0,4 0,152 158
40 0,5 0,190 197
50 0,6 0,228 236
45

Tabel 3.3. (Lanjutan) Nilai ADCdc dengan gain sebesar 380 kali
Tekanan Darah Input ADC Gain = 380 ADC
(mmHg) (mV) (V) (dc)
60 0,7 0,266 276
70 0,8 0,304 315
80 0,9 0,342 354
90 1 0,380 394
100 1,1 0,418 433
110 1,2 0,456 473
120 1,3 0,494 512
130 1,4 0,532 551
140 1,5 0,570 591
150 1,6 0,608 630
160 1,7 0,646 670
170 1,8 0,684 709
180 1,9 0,722 748
190 2 0,760 788
200 2,1 0,798 827
210 2,2 0,836 866
220 2,3 0,874 906
230 2,4 0,912 945
240 2,5 0,950 985
250 2,6 0,988 1024

Data Tabel 3.2 dianggap sesuai karena berasal dari pembacaan sensor yang
dilakukan oleh penulis. Dari perhitungan yang telah dilakukan oleh penulis seperti terlihat
dalam Tabel 3.3, besarnya nilai rata – rata kenaikan tekanan adalah sebesar 0,1mV. Oleh
karena itu besarnya skala pengali tiap – tiap kenaikan adalah sama. Besarnya skala pengali
adalah sebagai berikut :

skala pengali = = = 263


, , ,
46

Karena nilai rata – rata kenaikan tekanan besarnya 0,1mV, maka skala pengali yang
digunakan adalah sebesar 263 seperti terlihat dalam Tabel 3.3.

Tabel 3.4. Nilai skala pengali tiap satu kenaikan tekanan


Input ADC Skala
mmHg
(mV) pengali
0 0,1 263
10 0,2 263
20 0,3 263
30 0,4 263
40 0,5 263
50 0,6 263
60 0,7 263
70 0,8 263
80 0,9 263
90 1 263
100 1,1 263
110 1,2 263
120 1,3 263
130 1,4 263
140 1,5 263
150 1,6 263
160 1,7 263
170 1,8 263
180 1,9 263
190 2 263
200 2,1 263
210 2,2 263
220 2,3 263
230 2,4 263
240 2,5 263
250 2,6 263
47

Dari Tabel 3.3 diketahui besarnya skala pengali adalah 263 untuk tiap-tiap nilai
kenaikan yang sama, oleh karena itu perumusan untuk nilai tekanan (mmHg) pada
perancangan Routine Baca Nilai Tekanan adalah sebagai berikut :

mmHg = (Vout – 0,038) x 263

dimana : Vout adalah nilai tegangan keluaran sensor tekanan


0,038 adalah nilai tegangan keluaran saat tekanan sebesar 0 mmHg
263 adalah nilai dari skala pengali

Gambar 3.16 adalah gambar perancangan diagram alir routine baca tekanan
Tensimeter Digital Berbasis mikro ATmega 8535.

Gambar 3.16. Perancangan Routine Baca Nilai Tekanan

3.4. Penggunaan Pin pada Mikrokontroler


Pada mirokontroler ATMega8535 akan digunakan beberapa pin yang akan
digunakan sebagai masukan maupun keluaran. Pin yang akan digunakan adalah sebagai
berikut :
48

a. LCD pada port C dengan konfigurasi sebagai berikut :


Port C.0 : digunakan sebagai RS
Port C.1 : digunakan sebagai R/W
Port C.2 : digunakan sebagai EN
Port C.4 : digunakan sebagai D4
Port C.5 : digunakan sebagai D5
Port C.6 : digunakan sebagai D6
Port C.7 : digunakan sebagai D7
b. LED pada port B dengan konfigurasi sebagai berikut :
Port B.2 : digunakan sebagai masukan LED
c. Buzzer pada port D dengan konfigurasi sebagai berikut :
Port D.5 : digunakan sebagai masukan Buzzer
d. Reset alat pada port D dengan konfigurasi sebagai berikut :
Port D.2 : digunakan sebagai masukan Reset alat.
e. Signal Oscillation pada port D dengan konfigurasi sebagai berikut :
Port D.3 : digunakan sebagai masukan Rangkaian Signal Oscillation alat.
f. ADC pada Port A.0
49

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan juga analisa berdasarkan pada
perancangan sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kehandalan
dari sistem yang telah dibuat berdasarkan perancangan pada bab sebelumnya. Setelah
menentukan piranti input / output dari sistem pengecekan nilai tekanan dan memprogram
mikrokontroler dengan piranti pemrograman, maka dapat disajikan hasilnya dengan
langsung mengaplikasikan melalui hardware yang telah dibuat atau dapat dilihat secara
langsung dari output yang berupa pendeteksian LED dan penampilan hasil pada LCD.
Hasil perancangan perangkat keras dan program perangkat lunak bahasa C dengan
menggunakan software CodeVisionAVR Evaluation V2.04.5b, telah dihasilkan sebuah alat
yang berfungsi untuk melakukan proses pengukuran dan juga menampilkan nilai tekanan
darah. Bentuk keseluruhan yang dihasilkan dari tensimeter digital ini dapat dilihat pada
gambar 4.1.

Gambar 4.1. Bentuk fisik tensimeter digital berbasis mikro ATMega8535

4.1. Cara Kerja Tensimeter Digital Berbasis Mikro ATmega 8535


Pada awal proses kerja dari tensimeter digital ini saat dihidupkan maka LCD akan
menampilkan ”TENSIMETER” pada baris pertama dan menampilkan ”DIGITAL” pada
baris kedua. Setelah beberapa detik tampilan awal LCD tersebut akan berubah menjadi

49
50

”TEKANAN= mmHg” pada baris pertama dan juga akan menampilkan ”S/D = /
mmHg” pada baris kedua. Port LCD yang digunakan pada mikrokontroler ATMega8535
adalah port C.0 sampai dengan port C.7.
Saat kantung udara dipompa maka akan terjadi tekanan yang mengaktifkan sensor
tekanan udara, saat sensor aktif maka timbul tegangan yang dikuatkan oleh rangkaian
penguat tegangan 380 kali. Hasil penguatan tegangan keluaran sensor ditujukan ke pin
ADC dan juga rangkaian osilasi.
Port ADC yang digunakan pada mikrokontroler ATMega8535 adalah port A.0. Di
dalam ADC terjadi proses konversi sinyal analog menjadi sinyal digital agar dapat dibaca
oleh LCD. Hasil dari konversi ADC ini ditampilkan oleh LCD sebagai nilai tekanan
dengan satuan mmHg. Ketika kantung udara mulai dikosongkan maka tampilan LCD pada
baris pertama yaitu ”TEKANAN= mmHg” akan diisi oleh hasil konversi ADC, nilai yang
berada setelah simbol ”sama dengan” akan semakin berkurang yaitu dari 250 mmHg
hingga 0 mmHg.
Saat menurunnya nilai tekanan inilah rangkaian sinyal osilasi bekerja, yaitu
mencari lonjakan tekanan yang akan ditampilkan pada penampil LCD baris kedua ”S/D = /
mmHg”. Ketika terjadi lonjakan pertama, nilai tekanan yang terbaca akan ditampilkan pada
kolom ” S ” atau kolom sistolik. Saat terjadi lonjakan tekanan pertama atau sistolik ini
maka LED akan menyala sebagai detektor bahwa telah didapatkan nilai sistolik. Proses
selanjutnya adalah mencari nilai diastolik saat pompa dikendorkan terus menerus hingga 0
mmHg yang terbaca pada penampil LCD. Saat dikendorkan terus menerus akan terjadi
lonjakan seperti saat mencari nilai sistolik. Lonjakan tekanan yang kedua ini adalah
lonjakan dari tekanan bawah atau diastolik dan ditampilkan oleh LCD pada baris kedua
kolom ” D ” atau kolom diastolik. Seiring diperolehnya nilai diastolik maka LED yang
tadinya menyala akan padam dan juga buzzer akan berbunyi sesaat sebagai tanda bahwa
pengukuran tekanan darah berbasis mikro ATMega 8535 telah selesai atau telah didapatkan
suatu nilai sistolik dan juga diastolik.

4.2. Pengamatan Tensimeter Digital Berbasis Mikro ATmega 8535


4.2.1. Pengujian Rangkaian Regulator
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai keluaran dari rangkaian regulator 5
Volt, apakah sudah sesuai dengan nilai yang diinginkan yaitu sebesar 5 Volt. Proses
pengujian adalah dengan menghubungkan keluaran dari rangkaian pada multimeter untuk
51

mengukur besarnya nilai keluaran IC 7805 setelah melewati capasitor. Skema dari
pengujian rangkaian regulator tegangan 5 Volt dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2. Pengujian Regulator Tegangan


Dari hasil pengujian didapat besarnya nilai yang terbaca pada multimeter digital
adalah sebesar 5,16 Volt.

4.2.2. Pengujian Rangkaian Penurun Tegangan 3 Volt


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai tegangan masukan sensor sebesar 3
volt. Proses pengujian sama dengan pengujian rangkaian regulator yaitu dengan
menghubungkan keluaran dari rangkaian penurun tegangan 3 volt pada multimeter untuk
mengukur besarnya nilai keluaran. Besarnya nilai tegangan keluaran dari rangkaian
penurun tegangan adalah sebesar 3 volt.

4.2.3. Pengujian Rangkaian Sensor


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah sensor yang digunakan masih
dalam keadaan baik. Pengujian ini dilakukan setelah sensor terpasang pada sistem yaitu
dengan cara memberikan tegangan 3 v ke kaki input tegangan sensor dan menghubungkan
kaki ground sensor ke ground. Dengan memberikan tekanan yang berupa udara ke lubang
sensor didapat perubahan tegangan pada kaki output sensor. Dimana perubahan tegangan
output memiliki karakteristik yang sama dengan besarnya tekanan yang diberikan seperti
terlihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Range tegangan keluaran sensor


Tekanan Darah Output Tekanan Darah Output
(mmHg) (mV) (mmHg) (mV)
0 0,6 130 5,6
10 0,8 140 6,0
52

Tabel 4.1. (Lanjutan) Range tegangan keluaran sensor


Tekanan Darah Output Tekanan Darah Output
(mmHg) (mV) (mmHg) (mV)
20 1,2 150 6,4
30 1,6 160 6,8
40 2,0 170 7,2
50 2,4 180 7,6
60 2,8 190 8,0
70 3,2 200 8,4
80 3,6 210 8,8
90 4,0 220 9,2
100 4,4 230 9,6
110 4,8 240 10
120 5,2 250 10,4

Hasil pengujian yang didapat, diketahui perubahan tekanan yang diberikan kepada
sensor berdampak juga terhadap keluaran tegangan yang dikeluarkan yaitu semakin besar
tekanan yang diberikan maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan sensor
sehingga dapat disimpulkan sensor yang digunakan masih dalam kondisi baik.

4.2.4. Pengujian Rangkaian Instrumentation Amplifier


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui berapa besarnya nilai tegangan keluaran
setelah dikuatkan sebesar 380 kali oleh rangkaian penguat instrumentasi. Dari hasil
pengukuran dengan menggunakan multimeter digital didapat besarnya nilai Rpot adalah
sebesar 55 Ω. Tabel 4.2 menunjukkan range dari tegangan output setelah mengalami
penguatan sebesar 380 kali.

Tabel 4.2. Range tegangan output setelah penguatan


Tegangan Keluaran Sensor
Tekanan Darah
Sebelum Penguatan Setelah Penguatan 380 kali
(mmHg)
(mV) (mV)
0 0,6 0
53

Tabel 4.2. (Lanjutan) Range tegangan output setelah penguatan


Tegangan Keluaran Sensor
Tekanan Darah
Sebelum Penguatan Setelah Penguatan 380 kali
(mmHg)
(mV) (mV)
10 0,8 50
20 1,2 120
30 1,6 250
40 2,0 380
50 2,4 540
60 2,8 690
70 3,2 840
80 3,6 0980
90 4,0 1160
100 4,4 1290
110 4,8 1440
120 5,2 1620
130 5,6 1730
140 6,0 1890
150 6,4 2080
160 6,8 2230
170 7,2 2350
180 7,6 2500
190 8,0 2650
200 8,4 2800
210 8,8 2950
220 9,2 3100
230 9,6 3250
240 10 3400
250 10,4 3550

Dari hasil pengujian diketahui bahwa rangkaian penguat instrumentasi ini dapat
berjalan atau mengalami penguatan walaupun penguatan yang terjadi tidak sebesar 380
54

kali. Perubahan yang terjadi pada penguatan dikarenakan adanya perubahan tekanan yang
mempengaruhi besarnya nilai tegangan keluaran sensor tekanan udara.

4.2.5. Pengujian Mikrokontroler ATmega8535


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah mikrokontroler yang digunakan
masih dalam keadaan baik. Pengujian yang dilakukan penulis adalah dengan membuat
program dan mengunduh program tersebut pada mikrokontroler ATMega8535. Untuk
mengetahui apakah mikrokontoler ATMega8535 berjalan dengan benar, maka hasil
penulisan program yang telah dibuat akan ditampilkan pada LCD. Pengujian ini dilakukan
sebelum mikrokontroler terpasang pada sistem. Adapun program untuk menguji apakah
mikrokontroler ATMega8535 berfungsi dengan benar adalah sebagai berikut :

#include <mega8535.h>
#asm
.equ __lcd_port=0x15 ; PORTC
#endasm
#include <lcd.h>
void main(void)
{
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(4,0);
lcd_putsf("TENSIMETER");
lcd_gotoxy(4,1);
lcd_putsf("DIGITAL");
while (1) ;
}

Penerapan dari pembuatan program untuk mengetahui apakah mikrokontroler


ATMega535 berjalan dengan benar pada penampil LCD ditunjukkan oleh gambar 4.3.
55

Gambar 4.3. Pengujian mikrokontroler ATMega8535


Dari hasil pengujian diketahui bahwa mikrokontroler ATMega8535 sudah bekerja
dengan benar karena dapat menampilkan hasil dari program yang dibuat oleh penulis.

4.2.6. Pengujian LCD


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah LCD bekerja dengan baik
ataupun terjadi kesalahan pada LCD yang digunakan dalam pembuatan Tensimeter Digital
Berbasis Mikro ATMega8535. Pengujian dilakukan dengan membuat bahasa pemrograman
sedemikian rupa dengan bahasa C pada mikrokontroler ATMega8535, sehingga layar LCD
2x16 dapat menampilkan “NAMA SAYA” pada baris pertama, dan “DEN BHENY” pada
baris kedua. Gambar 4.4. merupakan hasil dari pengujian LCD (Liquid Crystal Display)
yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui fungsi dari LCD.

Gambar 4.4. Hasil Pengujian LCD (Liquid Crystal Display)


Pemrograman bahasa C untuk “NAMA SAYA” pada baris pertama dan ”DEN
BHENY” pada baris kedua adalah sebagai berikut :

#include <mega8535.h>
#asm
.equ __lcd_port=0x15 ; PORTC
56

#endasm
#include <lcd.h>
void main(void)
{
lcd_init(16);
lcd_gotoxy(4,0);
lcd_putsf("NAMA SAYA");
lcd_gotoxy(4,1);
lcd_putsf("DEN BHENY");
while (1) ;
}

Dari pengujian LCD ini maka dapat disimpulkan bahwa LCD dapat bekerja dengan
baik, karena hasil tampilan sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh penulis yaitu
menampilkan tampilan “NAMA SAYA” pada baris pertama dan “DEN BHENY” pada
baris kedua di LCD.

4.2.7. Pengujian Sinyal Diastolik dan Sistolik


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui dimana letak lonjakan tekanan darah
yang didefinisikan sebagai tekanan sistolik dan diastolik, setelah adanya pemompaan
kantung udara. Pengujian ini dilakukan dengan dua metode, yaitu yang pertama adalah
dengan mencari lonjakan tekanan saat tegangan dari sensor tekanan udara telah dikuatkan
sebesar 380 kali dan yang kedua saat lonjakan tekanan udara sudah melewati rangkaian
osilasi.
Dengan metode mencari lonjakan S/D setelah dikuatkan 380 kali ini proses
pengambilan data adalah lengan kiri dibungkus kantong karet yang terbungkus karet (cuff),
kemudian dipompa hingga mencapai tekanan maksimal yang diinginkan. Setelah mencapai
titik tekanan yang diinginkan sumbat udara dikendorkan secara perlahan-lahan agar Kain
yang dibungkus kain (cuff), menjadi kosong dan darah mengalir menghasilkan detak
jantung saat memompa. Kemudian dengan menggunakan osiloskop diamati apakah ada
lonjakan tekanan dengan membaca kenaikan sinyal yang terjadi pada penampil osiloskop.
Gambar 4.5 merupakan gambar dari penampil osiloskop saat mencari lonjakan tekanan
darah setelah dikuatkan 380 kali.
57

Puncak pemompaan
250 mmHg

Tanpa adanya
pemompaan
0 mmHg

Gambar 4.5. Proses pembacaan sinyal antara 250 mmHg hingga 0 mmHg

Lonjakan sistolik

Lonjakan diastolik

Gambar 4.6. Lonjakan tekanan sistolik dan diastolik


Gambar 4.6 merupakan gambar dari adanya lonjakan tekanan darah yang dianggap
sebagai indikator tekanan sistolik dan diastolik. Dari gambar 4.6 dapat dilihat bahwa setiap
tekanan diturunkan terjadi lonjakan tekanan akibat dari jantung yang berkontraksi
walaupun lonjakan ini sangatlah kecil. Untuk menghilangkan lonjakan yang sangat kecil
ini maka dibutuhkan rangkaian osilasi.
Metode kedua untuk mengetahui adanya lonjakan sistolik dan diastolik ini adalah
dengan mengamati adanya lonjakan sinyal pada rangkaian osilasi, apakah ada lonjakan
58

tekanan sistolik dan diastolik yang terjadi. Gambar 4.7 merupakan gambar dari sinyal yang
terbaca pada osiloskop setelah sinyal disaring oleh rangkaian osilasi.

Sinyal yang terbaca


osiloskop pada
rangkaian osilasi

Gambar 4.7. Sinyal yang terbaca pada rangkaian osilasi


Dari pengamatan seperti ditunjukkan pada gambar 4.7, diketahui bahwa rangkaian
osilasi tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis. Besarnya dc offset yang
terjadi adalah sebesar 50 mV (data pengamatan terlampir).

4.2.8. Pengujian Tampilan Tekanan Darah pada LCD


Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan besarnya error yang terjadi dari
pembacaan nilai tekanan udara saat pengukuran yang ditampilkan melalui rangkaian
penampil LCD dengan pengukuran yang ditampilkan melalui penampil analog (jarum
tensimeter analog). Hasil pengujian tampilan dapat dilihat pada gambar 4.8, dan gambar
4.9, serta hasil pengujian di tabelkan oleh penulis pada tabel 4.3.

Gambar 4.8. Tampilan Alat Ukur saat tekanan sebesar 0 mmHg


59

Gambar 4.9. Tampilan LCD saat tekanan sebesar 0 mmHg

Tabel 4.3. Tampilan Tekanan Darah pada Alat Ukur dan Tampilan pada LCD
Tampilan Tekanan Darah Tampilan Tekanan Darah
No Tensimeter LCD No Tensimeter LCD
(mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg)
1 0 – 20 0 - 20 13 140 140
2 30 30 14 150 150
3 40 40 15 160 160
4 50 50 16 170 170
5 60 60 17 180 180
6 70 70 18 190 190
7 80 80 19 200 200
8 90 90 20 210 210
9 100 100 21 220 220
10 110 110 22 230 230
11 120 120 23 240 240
12 130 130 24 250 250

Dari tabel 4.3 terlihat bahwa tampilan tekanan darah antara alat ukur dengan LCD
sudah sesuai dengan perancangan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penampil nilai
tekanan darah yang ditampilkan pada LCD sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh
penulis, karena sudah sesuai dengan alat ukur tensimeter analog yang digunakan oleh
penulis.
60

4.3. Analisa
Proses analisa “Tensimeter Digital Berbasis Mikro ATMega 8535” dilakukan oleh
penulis dengan membandingan data dari perancangan dengan data yang diambil dari proses
pengujian secara langsung.

4.3.1. Rangkaian Regulator 5 Volt


Rangkaian regulator tegangan 5 volt ini berfungsi sebagai penurun tegangan 9 volt
menjadi 5 volt agar rangkaian yang menggunakan sumber tegangan sebesar 5 volt dapat
bekerja dengan benar. Dari perancangan regulator tegangan pada bab 3, diketahui bahwa
dengan menggunakan IC 7805 keluaran tegangan adalah sebesar 5 volt. Sedangkan pada
pengujian rangkaian regulator tegangan 5 volt diketahui besarnya tegangan keluaran yang
terukur adalah sebesar 5,16 volt. Gambar 4.10 merupakan gambar dari rangkaian regulator
tegangan 5 volt dengan IC 7805.

IC 7805

Gambar 4.10. Rangkaian regulator tegangan 5 volt dengan IC 7805


Dari data yang ada dapat dihitung besarnya galat error yang terjadi dari rangkaian
regulator tegangan ini, besarnya galat error yang terjadi adalah sebagai berikut :

error = hasil pengukuran – hasil perancangan


error = 5,16 – 5
= 0,16

error = x 100%
61

,
error = x 100%
,
= x 100%

= 3,2 %

Tabel 4.4. Tegangan keluaran regulator tegangan


Perancangan Pengukuran Error Error
No
(volt) (volt) (volt) (%)
1 5 5,16 0,16 3,2

Dari perhitungan diatas seperti terlihat pada tabel 4.4, diketahui bahwa besarnya
error yang terjadi adalah sebesar 3,2 %. Karena error yang terjadi kurang dari 10 % maka
dapat disimpulkan bahwa rangkaian regulator tegangan 5 volt dapat berfungsi dengan
benar dan sesuai dengan tegangan yang diharapkan oleh penulis.

4.3.2. Rangkaian Penurun Tegangan 3 Volt dan Rangkaian Sensor


Rangkaian penurun tegangan 5 volt menjadi 3 volt ini berfungsi sebagai rangkaian
yang membuat tegangan dari regulator tegangan 5 volt menjadi 3 volt, sebagai tegangan
masukan sensor agar sensor dapat bekerja. Dari pengujian rangkaian yang dilakukan oleh
penulis didapat besarnya tegangan keluaran rangkaian penurun tegangan 3 volt adalah
sebesar 3 volt. Dari data tersebut diatas maka dapat dicari berapa besarnya error yang
terjadi antara hasil perancangan dengan hasil pengujian rangkaian oleh penulis, adapun
error yang terjadi ditunjukkan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Error pada rangkaian penurun tegangan 3 volt


Perancangan Pengukuran Error Error
No
(volt) (volt) (volt) (%)
1 3 3 0 0

Dari perhitungan diatas diketahui bahwa besarnya error yang terjadi adalah sebesar
0 %. Karena error yang terjadi kurang dari 0% maka dapat disimpulkan bahwa rangkaian
regulator tegangan 5 volt dapat berfungsi dengan benar dan sesuai dengan tegangan yang
diharapkan oleh penulis.
62

Tabel 4.6. Tegangan keluaran sensor saat perancangan dan pengujian


Tegangan Keluaran Sensor
Tekanan Darah
Perancangan Pengujian
(mmHg)
(mV) (mV)
0 0,1 0,4
10 0,2 0,8
20 0,3 1,2
30 0,4 1,6
40 0,5 2,0
50 0,6 2,4
60 0,7 2,8
70 0,8 3,2
80 0,9 3,6
90 1 4,0
100 1,1 4,4
110 1,2 4,8
120 1,3 5,2
130 1,4 5,6
140 1,5 6,0
150 1,6 6,4
160 1,7 6,8
170 1,8 7,2
180 1,9 7,6
190 2 8,0
200 2,1 8,4
210 2,2 8,8
220 2,3 9,2
230 2,4 9,6
240 2,5 10
250 2,6 10,4
63

Dari tabel 4.6 diketahui adanya pergeseran tegangan keluaran sensor antara
tegangan keluaran sensor perancangan dengan tegangan keluaran sensor pengujian.
Pergeseran ini terjadi karena saat pengambilan data perancangan, penulis mengambil data
keluaran sensor tanpa diberi beban (RL). Sedangkan pada tegangan keluaran pengujian
perancang mengambil data dengan sensor sudah terpasang pada sistem. Walaupun terjadi
pergeseran keluaran sensor, kenaikan dari kedua tegangan keluaran sensor ini masih
bersifat linear. Tabel 4.7 menunjukkan data pergeseran tegangan keluaran yang terjadi
pada rangkaian sensor.

Tabel 4.7. Pergeseran tegangan keluaran sensor


Tegangan Keluaran Sensor Pergeseran
Tekanan Darah
Perancangan Pengujian Tegangan Sensor
(mmHg)
(mV) (mV) (mV)
0 0,1 0,4 0,3
10 0,2 0,8 0,6
20 0,3 1,2 0,9
30 0,4 1,6 1,2
40 0,5 2,0 1,5
50 0,6 2,4 1,8
60 0,7 2,8 2,1
70 0,8 3,2 2,4
80 0,9 3,6 2,7
90 1 4,0 3,0
100 1,1 4,4 3,3
110 1,2 4,8 3,6
120 1,3 5,2 3,9
130 1,4 5,6 4,2
140 1,5 6,0 4,5
150 1,6 6,4 4,8
160 1,7 6,8 5,1
170 1,8 7,2 5,4
180 1,9 7,6 5,7
64

Tabel 4.7. (Lanjutan) Pergeseran tegangan keluaran sensor


Tegangan Keluaran Sensor Pergeseran
Tekanan Darah
Perancangan Pengujian Tegangan Sensor
(mmHg)
(mV) (mV) (mV)
190 2 8,0 6,0
200 2,1 8,4 6,3
210 2,2 8,8 6,6
220 2,3 9,2 6,9
230 2,4 9,6 7,2
240 2,5 10 7,5
250 2,6 10,4 7,8

4.3.3. Instrumentation Amplifier


Rangkaian penguat instrumentasi (Instrumentation Amplifier) ini, terdiri dari
rangkaian beda tegangan dan rangkaian penguat 380 kali. Instumentation amplifier ini
berfungsi sebagai penguat tegangan keluaran dari sensor tekanan udara (BPS-Pressure
Sensor). Dengan adanya penguat intrumentasi ini maka tegangan keluaran sensor yang
nilainya sangat kecil akan menjadi lebih kuat atau lebih tinggi nilai tegangan keluarannya.
Selain itu dengan adanya rangkaian penguat ini, lonjakan tekanan yang terjadi akan lebih
mudah untuk diketahui atau terdeteksi walaupun lonjakan itu sangat kecil.
Dalam pengujian perangkat keras rangkaian penguat 380 kali, terjadi perubahan
besarnya nilai penguatan saat perancangan. Perubahan penguatan yang terjadi disebabkan
oleh adanya perubahan tegangan keluaran sensor saat terbebani oleh rangkaian lain seperti
dijelaskan pada sub bab 4.3.2. Adapun perbandingan perubahan dari nilai tegangan
penguatan saat pengujian terlihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8. Perbandingan Penguatan Antara Perancangan dengan Pengujian


Gain = 380 kali
Tekanan Darah
Perancangan Pengujian
(mmHg)
(mV) (mV)
0 38 0
10 76 50
65

Tabel 4.8. (Lanjutan) Perbandingan Penguatan Antara Perancangan dengan Pengujian


Gain = 380 kali
Tekanan Darah
Perancangan Pengujian
(mmHg)
(mV) (mV)
20 114 120
30 152 250
40 190 380
50 228 540
60 266 690
70 304 840
80 342 0980
90 380 1160
100 418 1290
110 456 1440
120 494 1620
130 532 1730
140 570 1890
150 608 2080
160 646 2230
170 684 2350
180 722 2500
190 760 2650
200 798 2800
210 836 2950
220 874 3100
230 912 3250
240 950 3400
250 988 3550

Dari tabel 4.8 terlihat bahwa pada saat pengujian nilai tekanan, saat tekanan sebesar
0 mmHg besarnya nilai tegangan keluaran setelah dikuatkan didapatkan nilai sebesar 0
mV. Perubahan tegangan keluaran yang terjadi pada rangkaian penuat ini disebabkan oleh
66

adanya tegangan saturasi dari Op-Amp. Perubahan tegangan keluaran yang terjadi pada
rangkaian penguat ini akan berpengaruh juga terhadap nilai skala pengali ADC yang akan
dijelaskan pada sub bab 4.3.6.

4.3.4. Oscillation Signal Amplifier


Dari data yang ada pada sub bab 4.2.7 yaitu tentang sinyal sistolik dan diastolik
dapat ditarik kesimpulan, bahwa pada saat terdeteksinya titik sistolik dan diastolik pada
rangkaian penguat tegangan 380 kali terdapat kenaikan tegangan secara tiba-tiba saat
terdapat kontraksi dari jantung saat memompa darah. Sedangkan pada rangkaian signal
osilasi perubahan yang terjadi tidak dapat terdeteksi karena sangat kecil. Tidak
terdeteksinya sinyal sistolik maupun diastolik pada rangkaian osilasi ini dikarenakan
rangkaian osilasi sinyal tidak beroperasi sebagaimana mestinya.
Pada perancangan dc offset yang diambil dari referensi yang ada penulis
menentukan agar dc offset diinginkan adalah sebesar 1,5 volt. Besarnya dc offset ini
digunakan untuk membuat titik stasioner dari denyut jantung agar sinyal sistolik dan
diastolik saja yang akan dibaca oleh mikrokontroler ATMega8535 sebagai data masukan.
Pada pengukuran dc offset didapatkan nilai dc offset sebesar 3.52 volt. Besarnya dc offset
pada pengukuran tidak sesuai dengan perancangan dikarenakan, resistor yang digunakan
dalam pembuatan alat tidak sesuai dengan perancangan. Adapun perhitungan besarnya
nilai dc offset pada rangkaian osillation signal amplifier adalah sebagai berikut :

DC offset(perhitungan) = VCC * R16 / (R16+R15)


= 5 v * 24k / ( 24k+10k) = 3.57 volt

Dari data tersebut diatas maka dapat dicari berapa besarnya error yang terjadi
antara hasil perancangan dengan hasil pengujian rangkaian oleh penulis, adapun error yang
terjadi ditunjukkan pada tabel 4.9.
67

Tabel 4.9. Error pada rangkaian oscillation signal amplifier


Perancangan Perhitungan Pengukuran Error Error
No
(volt) (volt) (volt) (volt) (%)
1 1,5 3,57 - 2,07 138
2 1,5 - 3,52 2,02 134

Dari tabel 4.9 diketahui bahwa besarnya error yang terjadi lebih besar dari 10 %,
yaitu sebesar 136 %. Maka dapat disimpulkan bahwa rangkaian oscillation signal amplifier
ini tidak bekerja sesuai dengan yang diharapkan penulis didalam perancangan rangkaian
oscillation signal amplifier, sehingga berpengaruh terhadap pendeteksian dan letak dari
titik sistolik dan diastolik pengukuran tekanan darah.

4.3.5. Sistolik dan Diastolik


Dari pengujian lonjakan sistolik dan diastolik sesudah melewati rangkaian penguat
instrumentasi (instrumentation amplifier) yang dilakukan oleh penulis menggunakan
osciloskop, dapat disimpulkan bahwa saat melewati rangkaian penguat instrumentasi ini
sudah dapat ditemukan lonjakan tekanan atas (sistolik) dan juga lonjakan tekanan bawah
(diastolik). Tetapi lonjakan yang terjadi masih terpengaruh oleh detak jantung, sehingga
masih terlihat adanya derau dari rangkaian penguat instrumentasi ini seperti terlihat pada
gambar 4.6.
Rangkaian oscillation signal amplifier sebenarnya berfungsi untuk menghilangkan
derau yang ada setelah melewati rangkaian penguat instrumentasi, karena pada rangkaian
oscillation signal amplifier terdapat dc offset sebesar 1,5 volt sebagai stasioner agar
lonjakan sistolik dan diastolik tidak terpengaruh oleh derau yang ada. Selain itu rangkaian
oscillation signal amplifier ini juga berfungsi sebagai pendeteksi lonjakan atas maupun
lonjakan bawah dari tekanan darah. Tegangan keluaran dari intrumentation amplifier dan
juga rangkaian oscillation signal amplifier akan diolah oleh ADC pada mikrokontoler agar
didapatkan nilai sistolik dan diastolik. Dengan membuat program yang didefinisikan oleh
penulis bahwa saat tegangan keluaran dari oscillation signal amplifier kurang dari 1,5 volt
(dc offset) adalah nol (low) dan saat tegangan keluaran dari oscillation signal amplifier
lebih besar atau sama dengan 1,5 volt adalah satu (high), maka akan diketahui dimana letak
sistolik maupun diastolik dari pengukuran tekanan darah. Pengujian rangkaian oscillation
68

signal amplifier ini tidak berjalan sesuai dengan perancangan, sehingga berpengaruh di
dalam menentukan lonjakan sistolik maupun lonjakan diastolik.
Saat dilakukan kedua pengujian tersebut diatas diketahui bahwa tanpa
menggunakan rangkaian oscillation signal amplifier sebenarnya penulis sudah
mendapatkan lonjakan tekanan sistolik maupun diastolik, yaitu saat berada pada rangkaian
instrumentation amplifier. Didalam pengujian penampil tekanan darah pada LCD, saat
pompa dipompa (diberi tekanan) hingga mencapai batas atas pemompaan (250 mmHg),
dan kemudian tekanan dikurangi hingga mencapai batas bawah pemompaan (0 mmHg),
pada penampil LCD terlihat terjadi lonjakan tekanan sistolik maupun diastolik. Hal ini
terlihat dari penampil tekanan darah pada LCD akan stabil beberapa saat setelah
ditemukannya lonjakan tekanan sistolik maupun diastolik.

4.3.6. Sub Routine Baca ADC dan Nilai Skala Pengali ADC
Sub routine baca ADC dan nilai skala pengali ADC pada pengujian mengalami
perubahan dari perancangan sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya pergeseran
perancangan baik itu dari keluaran sensor maupun keluaran rangkaian penguat
intrumentasi. Karena adanya perubahan ini maka penulis menghitung kembali skala ADC
agar pengukur tekanan darah yang dibuat atau didesain penulis dapat mengukur nilai
tekanan darah dan menampilkan nilai tekanan darah pada rangkaian penampil LCD (Liquid
Crystal Display).
Dari data yang diperoleh dengan melakukan pengujian (dilampirkan), diketahui
bahwa kenaikan sensor setiap 10 mmHg memiliki nilai rata – rata sebesar 0,4 mV. Pada
pengujian tegangan keluaran sensor saat batas tekanan yang bernilai 250 mmHg didapat
nilai Vout (tegangan keluaran) sensor adalah sebesar 10,4 mV. Dari pengujian yang
dilakukan didapatkan bahwa tegangan keluaran setelah dikuatkan 380 kali, batas bawah
tekanan (0 mmHg) berada pada nilai tegangan keluaran sebesar 0 mV. Sedangkan untuk
batas atas (250 mmHg) dari nilai tekanan darah adalah sebesar 3550 mV. Besarnya batas
atas tegangan keluaran sensor ini akan dijadikan penulis sebagai nilai dari vref. Dari
ketentuan - ketentuan diatas, dan dari perumusan (2.1), maka dapat dihitung besar nilai
hasil konversi ADC (dc). Untuk Vin sebesar 0 mV (batas bawah), maka nilai ADC (dc)
adalah :

( )= 1024 = 0
69

Dari perhitungan yang telah dilakukan, besar ADC (dc) yang lain terlihat di dalam
Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Nilai ADCdc dengan gain sebesar 380 kali


Tekanan Darah Gain = 380 ADC
(mmHg) (mV) (dc)
0 0 0
10 50 14
20 120 34
30 250 72
40 380 109
50 540 155
60 690 199
70 840 242
80 980 282
90 1160 334
100 1290 372
110 1440 415
120 1620 467
130 1730 499
140 1890 545
150 2080 599
160 2230 643
170 2350 677
180 2500 721
190 2650 764
200 2800 807
210 2950 850
220 3100 894
230 3250 937
240 3400 980
250 3550 1024
70

Dari pengujian yang telah dilakukan oleh penulis seperti terlihat dalam Tabel 4.6,
besarnya nilai rata – rata kenaikan tekanan adalah sebesar 0,4 mV. Oleh karena itu
besarnya skala pengali tiap – tiap kenaikan adalah sama. Besarnya skala pengali adalah
sebagai berikut:

skala pengali = = ≈ 66,7 = 67

Karena nilai rata – rata kenaikan tekanan besarnya 0,4mV, maka skala pengali yang
digunakan adalah sebesar 67 seperti terlihat dalam tabel 4.11.

Tabel 4.11. Nilai skala pengali tiap satu kenaikan tekanan


Skala
mmHg
pengali
0 67
10 67
20 67
30 67
40 67
50 67
60 67
70 67
80 67
90 67
100 67
110 67
120 67
130 67
140 67
150 67
160 67
170 67
180 67
71

Tabel 4.11. (Lanjutan) Nilai skala pengali tiap satu kenaikan tekanan
Skala
mmHg
pengali
190 67
200 67
210 67
220 67
230 67
240 67
250 67

Dari Tabel 4.11 diketahui besarnya skala pengali adalah 67 untuk tiap-tiap nilai
kenaikan yang sama, oleh karena itu perumusan untuk nilai tekanan (mmHg) pada Routine
Baca Nilai Tekanan adalah sebagai berikut :

mmHg = (Vout – 0) x 67
mmHg = Vout x 67

dimana : Vout adalah nilai tegangan keluaran sensor tekanan


0 adalah nilai tegangan keluaran saat tekanan sebesar 0 mmHg
67 adalah nilai dari skala pengali

4.3.7. Perangkat Lunak


Penulisan program perangkat lunak yang dilakukan oleh penulis adalah dengan
menggunakan bahasa C, sedangkan compiler yang digunakan untuk membuat bahasa
pemrograman tersebut adalah CodeVisionAVR Evaluation V2.04.5b (CVAVR
EV2.04.5b). Digunakannya bahasa C dan juga software CVAVR EV2.04.05b, karena
bahasa C sangat mudah untuk dimengerti dan dipahami oleh penulis didalam penulisan
program “Pengukur Tekanan Darah (Tensimeter) Digital berbasis Mikro ATMega8535”.
Compiler CodeVisionAVR merupakan compiler bahasa C untuk AVR. Compiler
ini cukup mudah didalam penggunaannya, juga didukung berbagai fitur yang sangat
membantu dalam pembuatan software untuk pembuatan program. CVAVR ini juga dapat
mengimplementasikan semua bahasa C yang sesuai dengan arsitektur AVR, bahkan
72

terdapat beberapa keunggulan tambahan untuk memenuhi keunggulan spesifik dari AVR.
Selain pustaka standar bahasa C, CVAVR juga mempunyai pustaka tambahan seperti
Alphanumeric LCD Modules, Delays, SPI, dan lain sebagainya. CVAVR juga mempunyai
program generator yang memungkinkan kita membuat program dengan cepat.
Berdasar pada diagram alir pada gambar 3.15, maka uraian dari program “Pengukur
Tekanan Darah (Tensimeter) Digital berbasis Mikro ATmega 8535” adalah sebagai
berikut:

4.3.4.1.Inisialisasi
Blok ini berfungsi sebagai pendefenisian dari mikrokontroler, LCD, dan juga
ADC. Adapun pendefinisian dari mikrokontroler, LCD, ADC adalah sebagai berikut:

; ---------------------------------------------------------------
; INISIALISASI
; ---------------------------------------------------------------

#include <mega8535.h> //preposesor ATMega8535


// Alphanumeric LCD Module functions
#asm
.equ __lcd_port=0x15 //pendefinisian bahwa LCD terhubung port C
#endasm
#include <lcd.h> //menyertakan fungsi pustaka lcd.h
#include <stdio.h> //menyertakan fungsi pustaka stdio.h
#include <delay.h> //menyertakan fungsi pustaka delay.h
#include <math.h> //menyertakan fungsi pustaka math.h

#define ADC_VREF_TYPE 0x00 //definisi tipe ADC yang digunakan yaitu


ADC 10 bit
//pendeklarasian variabel umum
unsigned char buff[33];
void lcd_putint (unsigned int dat)
{
sprintf(buff,"%d",dat);
lcd_puts(buff);
}
void main(void)
{
73

// pendeklarasian variabel dari pengukur


tekanan darah
float adc1; //adc1
float vout; //vout
unsigned int mmHg; //nilai mmHg
unsigned int distolik; //nilai distolik
unsigned int sistolik; //nilai sistolik
unsigned int count; //delay counter sekaligus pengecekan S dan
D
unsigned char n;
unsigned char lonjakan;
unsigned char selesai;

PORTA=0x00; //inisialisasi port A


DDRA=0x00;
PORTB=0x00; //inisialisasi port B
DDRB=0x04;
PORTC=0x00; //inisialisasi port C
DDRC=0x00;
PORTD=0x00; //inisialisasi port D
DDRD=0x20;
ADMUX=ADC_VREF_TYPE; //ADC inisialisasi
ADCSRA=0x85;
SFIOR&=0xEF;

4.3.4.2.Tampilan Awal
Blok ini berfungsi untuk menampilkan tampilan awal (judul) dari pengukur
tekanan darah (tensimeter) digital berbasis ATMega 8535, yaitu “TENSIMETER” pada
baris pertama dan juga “DIGITAL” pada baris kedua LCD (Liquid Crystal Display).

; ---------------------------------------------------------------
; TAMPILAN AWAL
; ---------------------------------------------------------------

{
// LCD module initialization
lcd_init(16);
//tampilan awal LCD
lcd_gotoxy(4,0); //set LCD pada baris pertama kolom keempat
74

lcd_putsf("TENSIMETER"); //tulis “TENSIMETER”


lcd_gotoxy(6,1); //menuju LCD baris kedua kolom keenam
lcd_putsf("DIGITAL"); //tulis “DIGITAL”
delay_ms(1000); //tampilkan judul setelah 1 sekon
lcd_clear(); //bersihkan LCD
}

4.3.4.3.Baca Nilai Tekanan


Pada blok ini berfungsi sebagai pembaca nilai tekanan darah dari pengukur
tekanan darah (tensimeter) digital berbasis ATMega 8535. Pada baca nilai tekanan darah
ini ADC membaca nilai tekanan dari tegangan keluaran setelah penguatan 380 kali.
Adapun program dari baca nilai tekanan adalah sebagai berikut :

; ---------------------------------------------------------------
; BACA NILAI TEKANAN
; ---------------------------------------------------------------

while (mmHg == 0) //tunggu sampai ada masukan ADC

adc1=read_adc(0); // nilai adc1


//ambil nilai adc1 dari hasil baca adc(0)
vout=(adc1*3.55)/1024; //besarnya nilai vout
//vout = nilai adc1 dikalikan 3,55
//3,55 merupakan tegangan puncak nilai
tekanan saat 250mmHg
mmHg= vout *67; //besarnya nilai mmHg
//nilai mmHg adalah hasil vout dikali 67
//nilai 67 merupakan skala pengali hasil
perhitungan
}

4.3.4.4.Tampilan Nilai Tekanan pada LCD


Blok ini berfungsi sebagai penampil nilai tekanan dengan satuan mmHg baris
pertama pada LCD dan penampil nilai sistolik dan diastolik pada baris kedua LCD.
75

; ---------------------------------------------------------------
; TAMPILKAN NILAI TEKANAN KE LCD (mmHg)
; ---------------------------------------------------------------

while (1)
{
n=0;
sistolik =0;
distolik =0;
mmHg =0;
lcd_gotoxy(0,0); //set LCD pada baris pertama kolom kesatu
lcd_putsf("TEKANAN= mmHg"); //tulis “TEKANAN= mmHg” pada LCD
lcd_gotoxy(8,0); //set LCD pada baris pertama kolom
kedelapan
lcd_putint(mmHg); //masukkan nilai dari mmHg pada LCD baris
pertama kolom kedelapan
while (mmHg == 0) //tunggu sampai ada masukan ADC
{
adc1=read_adc(0);
vout=(adc1*3.55)/1024;
mmHg= vout *67;
}

4.3.4.5.Baca Lonjakan Tekanan


Blok ini berfungsi untuk membaca adanya lonjakan tekanan sistolik maupun
diastolik.

; ---------------------------------------------------------------
; ADA LONJAKAN TEKANAN
; ---------------------------------------------------------------

{
lonjakan =0;
while (lonjakan == 0)
{
lcd_gotoxy(0,0); //set LCD pada baris pertama kolom kesatu
lcd_putsf("TEKANAN= mmHg");
lcd_gotoxy(8,0);
76

lcd_putint(mmHg);
count = 700;
while (count != 0)

if (PIND.3 = 1) //bernilai high menandakan adanya lonjakan


//masukan berasal dari port D.3
{
lonjakan =1;
count =0
}
Else
{
lonjakan=0;
}
count = count -1;
adc1=read_adc(0); //pembacaan ADC
vout=(adc1*3.55)/1024;
mmHg= vout *67;
}
}
}
}

4.3.4.6.Tampilan Sistolik dan Diastolik


Blok ini berfungsi untuk menampilkan nilai sistolik maupun diastolik pada LCD,
nilai lonjakan tekanan tersebut dimasukkan pada “S/D = / mmHg”.

; ---------------------------------------------------------------
; TAMPILAN NILAI SISTOLIK DAN DIASTOLIK
; ---------------------------------------------------------------

{
// Place your code here
n=0;
sistolik =0;
distolik =0;
77

mmHg =0;

lcd_gotoxy(0,1); //set LCD pada baris kedua kolom kesatu


lcd_putsf("S/D= / mmHg"); //tulis “S/D= / mmHg” pada LCD baris
kedua kolom kesatu
lcd_gotoxy(4,1); //set LCD pada baris kedua kolom keempat
lcd_putint(sistolik); //masukkan nilai sistolik pada baris kedua
kolom keempat
lcd_gotoxy(8,1); //set LCD pada baris kedua kolom kedelapan
lcd_putint(distolik); //masukkan nilai diastolik pada baris kedua
kolom kedelapan
}

4.3.4.7.Indikator LED
Blok ini berfungsi sebagai pendeteksi ditemukannya tekanan sistolik maupun
diastolik, dengan menyalakan LED dan kemudian mematikan LED saat kedua lonjakan
tekanan tersebut ditemukan. LED akan terus menyala jika hanya salah satu lonjakan
tekanan tersebut ditemukan.

; ---------------------------------------------------------------
; INDIKATOR LED NYALA DAN PADAM
; ---------------------------------------------------------------

}
n=n+1; //increament
if (n == 1) //saat n bernilai 1
{
sistolik = mmHg;
PORTB.2=1; //led pada port B.2 nyala
lcd_gotoxy(4,1); //set LCD pada baris kedua kolom keempat
lcd_putint(sistolik); //masukkan nilai sistolik
}
else if (n == 2)
{
distolik = mmHg;
PORTB.2=0; //led pada port B.2 padam
lcd_gotoxy(8,1);
lcd_putint(distolik);
78

selesai = 1;
}
}

4.3.4.8.Indikator Buzzer
Blok ini berfungsi sebagai indikator bahwa proses pengukur tekanan darah
(tensimeter) digital berbasis mikro ATMega8535 telah selesai, sehingga jika akan
melakukan pengukuran lagi harus mereset alat dari awal.

; ---------------------------------------------------------------
; BUZZER AKTIF SESAAT
; ---------------------------------------------------------------

}
while (PIND.2 == 1) //saat port D.2 aktif
{
PORTD.5 = 1; //buzzer pada port D.5 aktif
delay_ms(30); //delay selama 30 milisekon
PORTD.5 = 0; //buzzer pada port D.5 mati
delay_ms(50);
}
}

4.3.8. Analisa Perangkat Lunak


Dari pengujian diketahui bahwa proses pada blok inisialisasi, blok tampilan awal,
blok baca nilai tekanan, blok tampilan nilai tekanan pada LCD, dapat berjalan sesuai
dengan yang diharapkan oleh penulis. Hal ini didukung oleh adanya penampilan dari nilai-
nilai tekanan darah yang ditampilkan pada LCD (Liquid Crystal Display), seperti terlihat
pada sub bab 4.2.8 mengenai pengujian tampilan tekanan darah pada LCD.
Sedangkan pada blok baca lonjakan tekanan, blok tampilan sistolik dan diastolik,
blok indikator LED, dan blok indikator buzzer, penulis belum mendapatkan hasil seperti
yang penulis inginkan. Dengan kata lain proses pengukuran tekanan darah untuk
mengetahui dimana letak sistolik dan diastolik belumlah didapatkan, dikarenakan terjadi
kesalahan pada rangkaian signal oscillation seperti dijelaskan pada sub bab 4.2.7 mengenai
analisa signal oscillation. Karena rangkaian signal oscillation tidak bekerja maka
79

berpengaruh terhadap nilai tekanan sistolik dan diastolik. Selain itu juga berpengaruh
terhadap indikator yang ada, seperti nyala dan padamnya LED sebagai indikator proses
pembacaan sistolik dan diastolik, bunyi buzzer sebagai indikator bahwa telah didapatkan
nilai pengukuran secara keseluruhan.
80

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil perancangan dan pengamatan pengukur tekanan darah (tensimeter)
digital berbasis mikro ATMega8535 ini dapat disimpulkan :
1. Sensor tekanan bekerja dengan baik saat mendeteksi adanya tekanan darah,
walaupun mengalami pergeseran tegangan keluaran, tetapi pergeseran tegangan
keluaran sensor tersebut masih bersifat linier.
2. Dalam menentukan lonjakan tekanan sistolik dan diastolik menggunakan
rangkaian signal oscillation, penulis belum berhasil mendapatkan titik dari
lonjakan tekanan sistolik dan diastolik dikarenakan rangkaian osilasi sinyal
belum bekerja dengan baik.
3. Proses penampilan nilai tekanan darah pada rangkaian penampil LCD (Liquid
Crystal Display) sudah berjalan dengan baik, hal ini didukung oleh
didapatkannya nilai tekanan yang sesuai dengan alat ukur yang dibandingkan
dengan tampilan tekanan pada LCD.

5.2. Saran
Dengan ketidak sempurnaan di dalam pembuatan alat ini, maka untuk
pengembangan lebih lanjut diperlukan beberapa saran agar alat berjalan lebih baik,
meliputi :
1. Apabila terjadi tekanan akibat dari kerja jantung, maka tekanan tersebut
digunakan sebagai sinyal-sinyal untuk menentukan nilai sistolik dan diastolik.
2. Pendeteksian tekanan sistolik ataupun diastolik dapat dilakukan tanpa
menggunakan rangkaian signal oscillation, cukup menggunakan rangkaian
penguat (instrumentation amplifier). Karena pada rangkaian penguat sudah
terdeteksi adanya lonjakan tekanan sistolik maupun diastolik.
3. Agar mendapatkan nilai sistolik maupun diastolik sebaiknya penguatan lebih
besar dari 380 kali, misalnya 1000 kali. Dikarenakan semakin besar penguatan,

80
81

maka akan lebih mudah terdeteksi adanya perubahan yang terjadi pada
rangkaian sensor tekanan udara.
82

DAFTAR PUSTAKA

[1] Syaifuddin,ds,h, B.Ac., 1997, Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat, Edisi 2,
EGC penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
[2] Malvino, A, Ph.D., 1994, Prinsip Prinsip Dasar Elektronika/penerjemah :
Barmawi, M, Ph.D., Jakarta, Erlangga
[3] Wardhana, L., 2006, Belajar Sendiri Mikrokontroler AVR Seri ATMega8535,
Simulasi, Hardware, dan Aplikasi, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
[4] Bejo, A., 2008, C & AVR Rahasia Kemudahan Bahasa C dalam Mikrokontroler
ATMega8535, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
[5] Stanley, W.D., 1994, Operational Amplifiers With Linear Integrated Circuits, Third
Edition, Macmillan College Publishing Company Inc, New York.
[6] Blocher, R., 2004, Dasar Elektonika, C.V Andi Offset, Yogyakarta.
[7] Boylestad, R.L. Nashelsky. L., Electronic Devices and Circuit Theory, Sixth
Edition, Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
[8] Balai Informasi Teknologi LIPI, 2009, Artikel Hipertensi/Tekanan,
http://www.bit.lipi.go.id/pangan-
kesehatan/documents/artikel_hipertensi/tekanan_darah.pdf
[9] http://www.cardiaccentre.com
[10] http://www.totalkesehatananda.com
[11] http://www.nhlbi.nih.gov
[12] http://www.google.co.id/imglanding?q=gambar%20tensimeter&imgurl
[13] Cardiac Auscultation Essays, http:/www2.umdnj.edu
[14] ------, Data Sheet AN1571, Digital Blood Pressure Meter.
[15] ------, Data Sheet IC 7805.
[16] ------, Data Sheet LCD Hitachi HD44780U.
[17] ------, Data Sheet BPS-Pressure Sensor
[18] ------, Data Sheet ATMega8535, Atmel
[19] ------, Data Sheet LM324
LAMPIRAN

VO (mV)

0.5
1.5
2.5

0
1
2
3

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Grafik Data Percobaan Karakteristik Sensor

110
120
130
140

Tekanan (mmHg)
150
160
170
180
190
200
210
220
230
240
250
 Tabel Nilai Tekanan (mmHg) dengan Tegangan Keluaran Sensor Tekanan (mV)

Besar Tekanan Tegangan Keluaran Sensor


(mmHg) (mV)
0 0.1
10 0.2
20 0.3
30 0.4
40 0.5
50 0.6
60 0.7
70 0.8
80 0.9
90 1
100 1.1
110 1.2
120 1.3
130 1.4
140 1.5
150 1.6
160 1.7
170 1.8
180 1.9
190 2
200 2.1
210 2.2
220 2.3
230 2.4
240 2.5
250 2.6
 Tabel ADCdc dengan Penguatan 380 kali dan Vref sebesar 2,6V

Tekanan Darah Input ADC Penguatan = 380 ADC


(mmHg) (mV) (V) (dc)
0 0,1 0,038 39
10 0,2 0,076 79
20 0,3 0,114 118
30 0,4 0,152 158
40 0,5 0,190 197
50 0,6 0,228 236
60 0,7 0,266 276
70 0,8 0,304 315
80 0,9 0,342 354
90 1 0,380 394
100 1,1 0,418 433
110 1,2 0,456 473
120 1,3 0,494 512
130 1,4 0,532 551
140 1,5 0,570 591
150 1,6 0,608 630
160 1,7 0,646 670
170 1,8 0,684 709
180 1,9 0,722 748
190 2 0,760 788
200 2,1 0,798 827
210 2,2 0,836 866
220 2,3 0,874 906
230 2,4 0,912 945
240 2,5 0,950 985
250 2,6 0,988 1024
 Gambar Perancangan Rangkaian Lengkap
 Tabel ADCdc dengan Penguatan 380 kali dan Vref sebesar 3550mV saat pengujian

Tekanan Darah Gain = 380 ADC


(mmHg) (mV) (dc)
0 0 0
10 50 14
20 120 34
30 250 72
40 380 109
50 540 155
60 690 199
70 840 242
80 980 282
90 1160 334
100 1290 372
110 1440 415
120 1620 467
130 1730 499
140 1890 545
150 2080 599
160 2230 643
170 2350 677
180 2500 721
190 2650 764
200 2800 807
210 2950 850
220 3100 894
230 3250 937
240 3400 980
250 3550 1024
 Data tegangan keluaran sensor saat pengujian

Tekanan Darah Output Tekanan Darah Output


(mmHg) (mV) (mmHg) (mV)
0 0,6 130 5,6
10 0,8 140 6,0
20 1,2 150 6,4
30 1,6 160 6,8
40 2,0 170 7,2
50 2,4 180 7,6
60 2,8 190 8,0
70 3,2 200 8,4
80 3,6 210 8,8
90 4,0 220 9,2
100 4,4 230 9,6
110 4,8 240 10
120 5,2 250 10,4
 Data pengujian Tegangan Keluaran Sensor setelah penguatan 380 kali

Tegangan Keluaran Sensor


Tekanan Darah
Sebelum Penguatan Setelah Penguatan 380 kali
(mmHg)
(mV) (mV)
0 0,6 0
10 0,8 50
20 1,2 120
30 1,6 250
40 2,0 380
50 2,4 540
60 2,8 690
70 3,2 840
80 3,6 0980
90 4,0 1160
100 4,4 1290
110 4,8 1440
120 5,2 1620
130 5,6 1730
140 6,0 1890
150 6,4 2080
160 6,8 2230
170 7,2 2350
180 7,6 2500
190 8,0 2650
200 8,4 2800
210 8,8 2950
220 9,2 3100
230 9,6 3250
240 10 3400
250 10,4 3550
 Data pengujian Sistolik dan Diastolik
 Proses pembacaan sinyal antara 250 mmHg hingga 0 mmHg

 Lonjakan tekanan sistolik dan diastolik


 Sinyal yang terbaca pada rangkaian osilasi
 Program Pengukur Tekanan Darah (Tensimeter) Digital Berbasis Mikro ATMega8535

/*********************************************
This program was produced by the
CodeWizardAVR V1.23.8c Standard
Automatic Program Generator
© Copyright 1998-2003 HP InfoTech s.r.l.
http://www.hpinfotech.ro
e-mail:office@hpinfotech.ro

Project : Pengukur Tekanan Darah (Tensimeter) Digital berbasis Mikro ATMega8535


Version :
Date : 6/17/2010
Author : Benny
Company :
Comments:

Chip type : ATmega8535


Program type : Application
Clock frequency : 4.000000 MHz
Memory model : Small
External SRAM size : 0
Data Stack size : 128
*********************************************/

#include <mega8535.h>

// Alphanumeric LCD Module functions


#asm
.equ __lcd_port=0x15
#endasm
#include <lcd.h>
#include <stdio.h>
#include <delay.h>
#include <math.h>

#define ADC_VREF_TYPE 0x00


// Read the AD conversion result
unsigned int read_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input|ADC_VREF_TYPE;
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
}

// Declare your global variables here


unsigned char buff[33];
void lcd_putint (unsigned int dat)
{
sprintf(buff,"%d",dat);
lcd_puts(buff);
}
void lcd_putfloat (float dat)
{
sprintf(buff,"%f",dat);
lcd_puts(buff);
}
void main(void)
{
// Declare your local variables here
float adc1;
float vout;
unsigned int mmHg; //nilai mmHg
unsigned int distolik; //nilai distolik
unsigned int sistolik; //nilai sistolik
unsigned int count; //delay counter sekaligus pengecekan S dan D
unsigned char n;
unsigned char lonjakan;
unsigned char selesai;

// Input/Output Ports initialization


// Port A initialization
// Func0=In Func1=In Func2=In Func3=In Func4=In Func5=In Func6=In Func7=In
// State0=T State1=T State2=T State3=T State4=T State5=T State6=T State7=T
PORTA=0x00;
DDRA=0x00;

// Port B initialization
// Func0=In Func1=In Func2=Out Func3=In Func4=In Func5=In Func6=In Func7=In
// State0=T State1=T State2=0 State3=T State4=T State5=T State6=T State7=T
PORTB=0x00;
DDRB=0x04;

// Port C initialization
// Func0=In Func1=In Func2=In Func3=In Func4=In Func5=In Func6=In Func7=In
// State0=T State1=T State2=T State3=T State4=T State5=T State6=T State7=T
PORTC=0x00;
DDRC=0x00;

// Port D initialization
// Func0=In Func1=In Func2=In Func3=In Func4=In Func5=Out Func6=In Func7=In
// State0=T State1=T State2=T State3=T State4=T State5=0 State6=T State7=T
PORTD=0x00;
DDRD=0x20;

// Timer/Counter 0 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 0 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC0 output: Disconnected
TCCR0=0x00;
TCNT0=0x00;
OCR0=0x00;

// Timer/Counter 1 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 1 Stopped
// Mode: Normal top=FFFFh
// OC1A output: Discon.
// OC1B output: Discon.
// Noise Canceler: Off
// Input Capture on Falling Edge
TCCR1A=0x00;
TCCR1B=0x00;
TCNT1H=0x00;
TCNT1L=0x00;
OCR1AH=0x00;
OCR1AL=0x00;
OCR1BH=0x00;
OCR1BL=0x00;

// Timer/Counter 2 initialization
// Clock source: System Clock
// Clock value: Timer 2 Stopped
// Mode: Normal top=FFh
// OC2 output: Disconnected
ASSR=0x00;
TCCR2=0x00;
TCNT2=0x00;
OCR2=0x00;

// External Interrupt(s) initialization


// INT0: Off
// INT1: Off
// INT2: Off
GICR|=0x00;
MCUCR=0x00;
MCUCSR=0x00;

// Timer(s)/Counter(s) Interrupt(s) initialization


TIMSK=0x00;

// Analog Comparator initialization


// Analog Comparator: Off
// Analog Comparator Input Capture by Timer/Counter 1: Off
// Analog Comparator Output: Off
ACSR=0x80;
SFIOR=0x00;

// ADC initialization
// ADC Clock frequency: 125.000 kHz
// ADC Voltage Reference: AREF pin
// ADC High Speed Mode: Off
// ADC Auto Trigger Source: None
ADMUX=ADC_VREF_TYPE;
ADCSRA=0x85;
SFIOR&=0xEF;

// LCD module initialization


lcd_init(16);
//tampilan awal LCD
lcd_gotoxy(4,0);
lcd_putsf("TENSIMETER");
lcd_gotoxy(6,1);
lcd_putsf("DIGITAL");
delay_ms(1000); //tampilkan judul 1 s
lcd_clear();

while (1)
{
// Place your code here
n=0;
sistolik =0;
distolik =0;
mmHg =0;

lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("TEKANAN= mmHg");
lcd_gotoxy(8,0);
lcd_putint(mmHg);

lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf("S/D= / mmHg");
lcd_gotoxy(4,1);
lcd_putint(sistolik);
lcd_gotoxy(8,1);
lcd_putint(distolik);

while (mmHg == 0) //tunggu sampai ada masukan ADC


{
adc1=read_adc(0);
vout=(adc1*3.55)/1024;
mmHg= vout *67;
}
selesai =0;
while (selesai == 0)
{
lonjakan =0;
while (lonjakan == 0)
{
lcd_gotoxy(0,0);
lcd_putsf("TEKANAN= mmHg");
lcd_gotoxy(8,0);
lcd_putint(mmHg);

count = 700;
while (count != 0)
{
if (PIND.3 = 1) //bernilai high menandakan adanya lonjakan
{
lonjakan =1;
count =0
}

else
{
lonjakan=0;
}

count = count -1;


adc1=read_adc(0); //pembacaan ADC
vout=(adc1*3.55)/1024;
mmHg= vout *67;
}
}

n=n+1;
if (n == 1)
{
sistolik = mmHg;
PORTB.2=1; //led on
lcd_gotoxy(4,1);
lcd_putint(sistolik);
}
else if (n == 2)
{
distolik = mmHg;
PORTB.2=0; //led off
lcd_gotoxy(8,1);
lcd_putint(distolik);
selesai = 1;
}

}
while (PIND.2 == 1)
{
PORTD.5 = 1;
delay_ms(30);
PORTD.5 = 0;
delay_ms(50);
}
};
}
 Hasil Pengujian Tampilan LCD dibandingkan dengan Alat Ukur

Tampilan Tekanan Darah Tampilan Tekanan Darah


No Tensimeter LCD No Tensimeter LCD
(mmHg) (mmHg) (mmHg) (mmHg)
1 0 – 20 0 - 20 13 140 140
2 30 30 14 150 150
3 40 40 15 160 160
4 50 50 16 170 170
5 60 60 17 180 180
6 70 70 18 190 190
7 80 80 19 200 200
8 90 90 20 210 210
9 100 100 21 220 220
10 110 110 22 230 230
11 120 120 23 240 240
12 130 130 24 250 250
 Data Pergeseran Tegangan Keluaran Sensor

Tegangan Keluaran Sensor Pergeseran


Tekanan Darah
Perancangan Pengujian Tegangan Sensor
(mmHg)
(mV) (mV) (mV)
0 0,1 0,4 0,3
10 0,2 0,8 0,6
20 0,3 1,2 0,9
30 0,4 1,6 1,2
40 0,5 2,0 1,5
50 0,6 2,4 1,8
60 0,7 2,8 2,1
70 0,8 3,2 2,4
80 0,9 3,6 2,7
90 1 4,0 3,0
100 1,1 4,4 3,3
110 1,2 4,8 3,6
120 1,3 5,2 3,9
130 1,4 5,6 4,2
140 1,5 6,0 4,5
150 1,6 6,4 4,8
160 1,7 6,8 5,1
170 1,8 7,2 5,4
180 1,9 7,6 5,7
190 2 8,0 6,0
200 2,1 8,4 6,3
210 2,2 8,8 6,6
220 2,3 9,2 6,9
230 2,4 9,6 7,2
240 2,5 10 7,5
250 2,6 10,4 7,8
 Data Tegangan Keluaran Sensor Setelah Penguatan 380 kali

Tegangan Keluaran Sensor


Tekanan Darah
Sebelum Penguatan Setelah Penguatan 380 kali
(mmHg)
(mV) (V)
0 0,1 0,038
10 0,2 0,076
20 0,3 0,114
30 0,4 0,152
40 0,5 0,190
50 0,6 0,228
60 0,7 0,266
70 0,8 0,304
80 0,9 0,342
90 1 0,380
100 1,1 0,418
110 1,2 0,456
120 1,3 0,494
130 1,4 0,532
140 1,5 0,570
150 1,6 0,608
160 1,7 0,646
170 1,8 0,684
180 1,9 0,722
190 2 0,760
200 2,1 0,798
210 2,2 0,836
220 2,3 0,874
230 2,4 0,912
240 2,5 0,950
250 2,6 0,988
Freescale Semiconductor AN1571
Application Note Rev 1, 05/2005

Digital Blood Pressure Meter


by: C.S. Chua and Siew Mun Hin, Sensor Application Engineering
Singapore, A/P

INTRODUCTION obtained by identifying the region where there is a rapid


This application note describes a Digital Blood Pressure increase then decrease in the amplitude of the pulses
Meter concept which uses an integrated pressure sensor, respectively. Mean arterial pressure (MAP) is located at the
analog signal-conditioning circuitry, microcontroller point of maximum oscillation.
hardware/software and a liquid crystal display. The sensing
system reads the cuff pressure (CP) and extracts the pulses HARDWARE DESCRIPTION AND OPERATION
for analysis and determination of systolic and diastolic The cuff pressure is sensed by Freescale's integrated
pressure. This design uses a 50 kPa integrated pressure pressure X-ducer‰. The output of the sensor is split into two
sensor (Freescale Semiconductor, Inc.P/N: MPXV5050GP) paths for two different purposes. One is used as the cuff
yielding a pressure range of 0 mm Hg to 300 mm Hg. pressure while the other is further processed by a circuit.
Since MPXV5050GP is signal-conditioned by its internal op-
CONCEPT OF OSCILLOMETRIC METHOD amp, the cuff pressure can be directly interfaced with an
This method is employed by the majority of automated non- analog-to-digital (A/D) converter for digitization. The other
invasive devices. A limb and its vasculature are compressed path will filter and amplify the raw CP signal to extract an
by an encircling, inflatable compression cuff. The blood amplified version of the CP oscillations, which are caused by
pressure reading for systolic and diastolic blood pressure the expansion of the subject's arm each time pressure in the
values are read at the parameter identification point. arm increases during cardiac systole.
The simplified measurement principle of the oscillometric The output of the sensor consists of two signals; the
method is a measurement of the amplitude of pressure oscillation signal ( ≈ 1 Hz) riding on the CP signal ( ≤ 0.04 Hz).
change in the cuff as the cuff is inflated from above the systolic Hence, a 2-pole high pass filter is designed to block the CP
pressure. The amplitude suddenly grows larger as the pulse signal before the amplification of the oscillation signal. If the
breaks through the occlusion. This is very close to systolic CP signal is not properly attenuated, the baseline of the
pressure. As the cuff pressure is further reduced, the pulsation oscillation will not be constant and the amplitude of each
increase in amplitude, reaches a maximum and then oscillation will not have the same reference for comparison.
diminishes rapidly. The index of diastolic pressure is taken Figure 1 shows the oscillation signal amplifier together with
where this rapid transition begins. Therefore, the systolic the filter.
blood pressure (SBP) and diastolic blood pressure (DBP) are

+DC Offset
+5.0V
1M
R3

U1a
11

C2
3
+
Vi

0.33 µ 1
Vo

2 LM324N
-
4

R2
150k
R1
1k
33u
C1

Figure 1. Oscillation Signal Amplifier

© Freescale Semiconductor, Inc., 2005. All rights reserved.


The filter consists of two RC networks which determine two two cut-off frequencies can be approximated by the following
cut-off frequencies. These two poles are carefully chosen to equations. Figure 2describes the frequency response of the
ensure that the oscillation signal is not distorted or lost. The filter. This plot does not include the gain of the amplifier.

1
2πR1C1
f
P1 =

1
2πR3C2
f
P2 =

10

-10

-20
Attenuation (dB)

-30 Oscillation Signal (1 Hz)

-40

-50 CP Signal (0.04 Hz)

-60

-70

-80
0.01 0.1 1 10 100

Frequency (Hz)

Figure 2. Filter Frequency

The oscillation signal varies from person to person. In indicate that, the amplification factor of the amplifier is chosen
general, it varies from less than 1 mm Hg to 3 mm Hg. From to be 150 so that the amplified oscillation signal is within the
the transfer function of MPXV5050GP, this will translate to a output limit of the amplifier (5.0 mV to 3.5 V). Figure 3 shows
voltage output of 12 mV to 36 mV signal. Since the filter gives the output from the pressure sensor and Figure 4 illustrates
an attenuation of 10 dB to the 1 Hz signal, the oscillation signal the extracted oscillation signal at the output of the amplifier.
becomes 3.8 mV to 11.4 mV respectively. Experiments

AN1571
Sensors
2 Freescale Semiconductor
3

2.5

2
Vi (Volts)

1.5
Oscillation signal is extracted here
1

0.5

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Time (seconds)

Figure 3. CP Signal at the Output of the Pressure Sensor

3.5
MAP

3
SBP
DBP
2.5

2
Vo (Volts)

1.5

0.5

0
10 15 20 25 30 35
Time (seconds)
Figure 4. Extracted Oscillation Signal at the Output of Amplifier

Referring to the schematic, Figure 5, the MPX5050GP counts is the range of the A/D converter. VRH and VRL are the
pressure sensor is connected to PORT D bit 5 and the output reference voltage inputs to the A/D converter. The resolution
of the amplifier is connected to PORT D bit 6 of the is defined by the following:
microcontroller. This port is an input to the on-chip 8-bit Count = [(VXdcr - VRL)/(VRH - VRL)] x 255
analog-to-digital (A/D) converter. The pressure sensor
provides a signal output to the microprocessor of The count at 0 mm Hg = [(0.2 - 0)/(3.8 - 0)] x 255 ≈ 14
approximately 0.2 Vdc at 0 mm Hg to 4.7 Vdc at 375 mm Hg The count at 300 mm Hg = [(3.8 - 0)/(3.8 - 0)] x 255 ≈ 255
of applied pressure whereas the amplifier provides a signal
Therefore the resolution = 255 - 14 = 241 counts. This
from 0.005 V to 3.5 V. In order to maximize the resolution,
translates to a system that will resolve to 1.24 mm Hg.
separate voltage references should be provided for the A/D
The voltage divider consisting of R5 and R6 is connected to
instead of using the 5 V supply. In this example, the input
the +5 volts powering the system. The output of the pressure
range of the A/D converter is set at approximately 0 Vdc to 3.8
sensor is ratiometric to the voltage applied to it. The pressure
Vdc. This compresses the range of the A/D converter around
sensor and the voltage divider are connected to a common
0 mm Hg to 300 mm Hg to maximize the resolution; 0 to 255

AN1571
Sensors
Freescale Semiconductor 3
supply; this yields a system that is ratiometric. By nature of this instance when the microcontroller encounters certain error
ratiometric system, variations in the voltage of the power due to improper inflation of cuff, a low frequency tone is alarm.
supplied to the system will have no effect on the system In those instance when the measurement is successful, a high
accuracy. frequency pulsation tone will be heard. Hence, different
The liquid crystal display (LCD) is directly driven from I/O musical tone can be produced to differential each condition. In
ports A, B, and C on the microcontroller. The operation of a addition, the LED is used to indicate the presence of a heart
LCD requires that the data and backplane (BP) pins must be beat during the measurement.
driven by an alternating signal. This function is provided by a The microcontroller section of the system requires certain
software routine that toggles the data and backplane at support hardware to allow it to function. The MC34064P-5
approximately a 30 Hz rate. provides an undervoltage sense function which is used to
Other than the LCD, there are two more I/O devices that are reset the microprocessor at system power-up. The 4 MHz
connected to the pulse length converter (PLM) of the crystal provides the external portion of the oscillator function
microcontroller; a buzzer and a light emitting diode (LED). The for clocking the microcontroller and provides a stable base for
buzzer, which connected to the PLMA, can produce two time based functions, for instance calculation of pulse rate.
different frequencies; 122 Hz and 1.953 kHz tones. For

AN1571
Sensors
4 Freescale Semiconductor
Sensors
R10

Freescale Semiconductor
+5.0 V
5.0 V Regulator 10M
MC78L05ACP +5.0 V X1 +5.0 V
3 Input Output 1 4MHz

R9
2

4.7k

C3
C4
GND

C5
1 Reset Input

2
22p
22p

C6

C8
100u

9.0 V Battery
0.33u GND MC34064
100n 3
+5.0 V

16 LCD5657
17 OSC1
OSC2 16 DP1
10 /RESET 18 23
+5.0 V VDD G1 37
19 G4
R5
Buzzer /IRQ 22 36
+5.0 V F1 F4
2 22

R8
100R TCAP1 21 4 35
4.7k + 36R
TCMP1 A1
Pressure Sensor 1 TCMP2 TCAP2 23 A4
MPXV5050GP 20 B1 34
B4

3
RD 50
19 7
R6

52 TDO
15k

Vs 51 SCLK C1 DP C4
1 18 6
Vout D1 D4

LED
20 8
PLMA VRH 17 3 5
GND +5.0 V 21 VRL 7 E1 E4
PLMB

2
49 PC0 PA0 31 28
48 PC1 PA1 30 L
R4 24k 47 PC2/ECLK PA2 29 40
DP L L BP
46 PC3 PA3 28 1
45 PC4 PA4 27 BP
44 PC5 PA5 26 12 2 8
43 PC6 PA6 25 DP2 DP3
+5.0 V 42 PA7 24 27 G2 32

10k
PC7

R0
G3
26 F2 DP E F 31
14 PD0/AN0 PB0 39 F3

R3
25 30

1M
13 PD1/AN1 PB1 38 A2 A3
37

11
12 PD2/AN2 PB2 24 D 1 G A 29
C2 11 PD3/AN3 PB3 36 B2 B3
3 9 PD4/AN4 PB4 35 15 C2 11
34 C B C3
5 PD5/AN5 PB5 14 10
0.33u 1 4 PD6/AN6 PB6 33 D2 D3
LM324N 32 13 9
3 PD7/AN7 PB7 E2 E3
2 330u
C7 MC68HC05B16CFN

4
+5.0 V

R2

150k

Figure 5. Blood Pressure Meter Schematic Drawing


1k

R1
C1
33u

5
AN1571
SOFTWARE DESCRIPTION amplifier. When the subroutine TAKE senses a decrease in
CP for a continuous duration of more than 0.75 seconds, the
Upon system power-up, the user needs to manually pump
microcontroller will then assume that the user is no longer
the cuff pressure to approximately 160 mm Hg or 30 mm Hg
pumping the bulb and starts to analyze the oscillation signal.
above the previous SBP. During the pumping of the inflation
Figure 6 shows zoom-in view of a pulse.
bulb, the microcontroller ignores the signal at the output of the

450 ms
VO (volt)

1.75

Premature Pulse

-8.5 -8.3 -8.1 -7.9 -7.7 -7.5 -7.3 -7.1


Time (second)
Figure 6. Zoom-In View of a Pulse

First of all, the threshold level of a valid pulse is set to be microcontroller for this blood pressure meter design in this
1.75 V to eliminate noise or spike. As soon as the amplitude project.
of a pulse is identified, the microcontroller will ignore the signal • On-chip ROM space: 2 kilobytes
for 450 ms to prevent any false identification due to the • On-chip RAM space: 150 bytes
presence of premature pulse "overshoot" due to oscillation.
• 2-channel A/D converter (min.)
Hence, this algorithm can only detect pulse rate which is less
than 133 beats per minute. Next, the amplitudes of all the • 16-bit free running counter timer
pulses detected are stored in the RAM for further analysis. If • LCD driver
the microcontroller senses a non-typical oscillation envelope • On-chip EEPROM space: 32 bytes
shape, an error message (“Err”) is output to the LCD. The user • Power saving Stop and Wait modes
will have to exhaust all the pressure in the cuff before re-
pumping the CP to the next higher value. The algorithm CONCLUSION
ensures that the user exhausts all the air present in the cuff
before allowing any re-pumping. Otherwise, the venous blood This circuit design concept may be used to evaluate
trapped in the distal arm may affect the next measurement. Freescale pressure sensors used in the digital blood pressure
Therefore, the user has to reduce the pressure in the cuff as meter. This basic circuit may be easily modified to provide
soon as possible in order for the arm to recover. Figure 7 on suitable output signal level. The software may also be easily
the following page is a flowchart for the program that controls modified to provide better analysis of the SBP and DBP of a
the system. person.

SELECTION OF MICROCONTROLLER REFERENCES


Although the microcontroller used in this project is Lucas, Bill (1991). “An Evaluation System for Direct
MC68HC05B16, a smaller ROM version microcontroller can Interface of the MPX5100 Pressure Sensor with a
also be used. The list below shows the requirement of Microprocessor,” Freescale Application Note AN1305.

AN1571
Sensors
6 Freescale Semiconductor
Main Program

Initialization
Clear I/O ports

Display "CAL" and


output a musical tone

Clear all the variables

Take in the amplitude of all the


oscillation signal when the
user has stop pumping

Y Repump?

Calculate the SBP and DBP


and also the pulse rate

Output a high Is there any error


N in the calculation or the Y Display "Err"
frequency
musical tone amplitude envelope
detected?

Display pulse rate. Output a low


Display "SYS" follow by SBP. N N frequency alarm
Display "dlA" follow by DBP.

Exhaust cuff Exhaust cuff


Y Y
before repump before repump

Figure 7. Main Program Flowchart

AN1571
Sensors
Freescale Semiconductor 7
How to Reach Us:
Home Page:
www.freescale.com

E-mail:
support@freescale.com

USA/Europe or Locations Not Listed:


Freescale Semiconductor
Technical Information Center, CH370
1300 N. Alma School Road
Chandler, Arizona 85224
+1-800-521-6274 or +1-480-768-2130
support@freescale.com

Europe, Middle East, and Africa:


Freescale Halbleiter Deutschland GmbH Information in this document is provided solely to enable system and software
Technical Information Center implementers to use Freescale Semiconductor products. There are no express or
Schatzbogen 7 implied copyright licenses granted hereunder to design or fabricate any integrated
81829 Muenchen, Germany circuits or integrated circuits based on the information in this document.
+44 1296 380 456 (English)
+46 8 52200080 (English)
+49 89 92103 559 (German) Freescale Semiconductor reserves the right to make changes without further notice to
+33 1 69 35 48 48 (French) any products herein. Freescale Semiconductor makes no warranty, representation or
support@freescale.com guarantee regarding the suitability of its products for any particular purpose, nor does
Freescale Semiconductor assume any liability arising out of the application or use of any
Japan:
Freescale Semiconductor Japan Ltd. product or circuit, and specifically disclaims any and all liability, including without
Headquarters limitation consequential or incidental damages. “Typical” parameters that may be
ARCO Tower 15F provided in Freescale Semiconductor data sheets and/or specifications can and do vary
1-8-1, Shimo-Meguro, Meguro-ku, in different applications and actual performance may vary over time. All operating
Tokyo 153-0064 parameters, including “Typicals”, must be validated for each customer application by
Japan customer’s technical experts. Freescale Semiconductor does not convey any license
0120 191014 or +81 3 5437 9125 under its patent rights nor the rights of others. Freescale Semiconductor products are
support.japan@freescale.com not designed, intended, or authorized for use as components in systems intended for
Asia/Pacific: surgical implant into the body, or other applications intended to support or sustain life,
Freescale Semiconductor Hong Kong Ltd. or for any other application in which the failure of the Freescale Semiconductor product
Technical Information Center could create a situation where personal injury or death may occur. Should Buyer
2 Dai King Street purchase or use Freescale Semiconductor products for any such unintended or
Tai Po Industrial Estate unauthorized application, Buyer shall indemnify and hold Freescale Semiconductor and
Tai Po, N.T., Hong Kong its officers, employees, subsidiaries, affiliates, and distributors harmless against all
+800 2666 8080 claims, costs, damages, and expenses, and reasonable attorney fees arising out of,
support.asia@freescale.com directly or indirectly, any claim of personal injury or death associated with such
For Literature Requests Only: unintended or unauthorized use, even if such claim alleges that Freescale
Freescale Semiconductor Literature Distribution Center Semiconductor was negligent regarding the design or manufacture of the part.
P.O. Box 5405
Denver, Colorado 80217 Freescale™ and the Freescale logo are trademarks of Freescale Semiconductor, Inc.
1-800-441-2447 or 303-675-2140
Fax: 303-675-2150 All other product or service names are the property of their respective owners.
LDCForFreescaleSemiconductor@hibbertgroup.com © Freescale Semiconductor, Inc. 2005. All rights reserved.

AN1571
Rev. 1
05/2005
www.fairchildsemi.com

KA78XX/KA78XXA
3-Terminal 1A Positive Voltage Regulator

Features Description
• Output Current up to 1A The KA78XX/KA78XXA series of three-terminal positive
• Output Voltages of 5, 6, 8, 9, 10, 12, 15, 18, 24V regulator are available in the TO-220/D-PAK package and
• Thermal Overload Protection with several fixed output voltages, making them useful in a
• Short Circuit Protection wide range of applications. Each type employs internal
• Output Transistor Safe Operating Area Protection current limiting, thermal shut down and safe operating area
protection, making it essentially indestructible. If adequate
heat sinking is provided, they can deliver over 1A output
current. Although designed primarily as fixed voltage
regulators, these devices can be used with external
components to obtain adjustable voltages and currents.

TO-220

1
D-PAK

1
1. Input 2. GND 3. Output

Internal Block Digram

Rev. 1.0.0
©2001 Fairchild Semiconductor Corporation
KA78XX/KA78XXA

Absolute Maximum Ratings


Parameter Symbol Value Unit
Input Voltage (for VO = 5V to 18V) VI 35 V
(for VO = 24V) VI 40 V
°
Thermal Resistance Junction-Cases (TO-220) RθJC 5 C/W
Thermal Resistance Junction-Air (TO-220) RθJA 65 °C/W

°
Operating Temperature Range (KA78XX/A/R) TOPR 0 ~ +125 C
°
Storage Temperature Range TSTG -65 ~ +150 C

Electrical Characteristics (KA7805/KA7805R)


(Refer to test circuit ,0°C < TJ < 125°C, IO = 500mA, VI =10V, CI= 0.33µF, CO=0.1µF, unless otherwise specified)

KA7805
Parameter Symbol Conditions Unit
Min. Typ. Max.
TJ =+25 oC 4.8 5.0 5.2
Output Voltage VO 5.0mA ≤ Io ≤ 1.0A, PO ≤ 15W
V
VI = 7V to 20V 4.75 5.0 5.25
VO = 7V to 25V - 4.0 100
Line Regulation (Note1) Regline TJ=+25 oC mV
VI = 8V to 12V - 1.6 50
IO = 5.0mA to1.5A - 9 100
Load Regulation (Note1) Regload TJ=+25 oC mV
IO =250mA to 750mA - 4 50
Quiescent Current IQ TJ =+25 oC - 5.0 8.0 mA
IO = 5mA to 1.0A - 0.03 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ mA
VI= 7V to 25V - 0.3 1.3
Output Voltage Drift ∆VO/∆T IO= 5mA - -0.8 - mV/ oC
Output Noise Voltage VN f = 10Hz to 100KHz, TA=+25 oC - 42 - µV/VO
f = 120Hz
Ripple Rejection RR 62 73 - dB
VO = 8V to 18V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ =+25 oC - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 15 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI = 35V, TA =+25 oC - 230 - mA
o
Peak Current IPK TJ =+25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in Vo due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

2
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7806/KA7806R)


(Refer to test circuit ,0°C < TJ < 125°C, IO = 500mA, VI =11V, CI= 0.33µF, CO=0.1µF, unless otherwise specified)

KA7806
Parameter Symbol Conditions Unit
Min. Typ. Max.
TJ =+25 oC 5.75 6.0 6.25
Output Voltage VO 5.0mA ≤ IO ≤ 1.0A, PO ≤ 15W
V
VI = 8.0V to 21V 5.7 6.0 6.3
VI = 8V to 25V - 5 120
Line Regulation (Note1) Regline TJ =+25 oC mV
VI = 9V to 13V - 1.5 60
IO =5mA to 1.5A - 9 120
Load Regulation (Note1) Regload TJ =+25 oC mV
IO =250mA to750mA - 3 60
Quiescent Current IQ TJ =+25 oC - 5.0 8.0 mA
IO = 5mA to 1A - - 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ mA
VI = 8V to 25V - - 1.3
mV/
Output Voltage Drift ∆VO/∆T IO = 5mA - -0.8 - o
C
Output Noise Voltage VN f = 10Hz to 100KHz, TA =+25 oC - 45 - µV/Vo
f = 120Hz
Ripple Rejection RR 59 75 - dB
VI = 9V to 19V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ =+25 oC - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 19 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA=+25 oC - 250 - mA
o
Peak Current IPK TJ =+25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

3
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7808/KA7808R)


(Refer to test circuit ,0°C < TJ < 125°C, IO = 500mA, VI =14V, CI= 0.33µF, CO=0.1µF, unless otherwise specified)

KA7808
Parameter Symbol Conditions Unit
Min. Typ. Max.
TJ =+25 oC 7.7 8.0 8.3
Output Voltage VO 5.0mA ≤ IO ≤ 1.0A, PO ≤ 15W
V
VI = 10.5V to 23V 7.6 8.0 8.4
VI = 10.5V to 25V - 5.0 160
Line Regulation (Note1) Regline TJ =+25 oC mV
VI = 11.5V to 17V - 2.0 80
IO = 5.0mA to 1.5A - 10 160
Load Regulation (Note1) Regload TJ =+25 oC IO= 250mA to mV
- 5.0 80
750mA
Quiescent Current IQ TJ =+25 oC - 5.0 8.0 mA
IO = 5mA to 1.0A - 0.05 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ mA
VI = 10.5A to 25V - 0.5 1.0
Output Voltage Drift ∆VO/∆T IO = 5mA - -0.8 - mV/ oC
Output Noise Voltage VN f = 10Hz to 100KHz, TA =+25 C o
- 52 - µV/Vo
Ripple Rejection RR f = 120Hz, VI= 11.5V to 21.5V 56 73 - dB
o
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ=+25 C - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 17 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA =+25 oC - 230 - mA
Peak Current IPK TJ =+25 oC - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

4
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7809/KA7809R)


(Refer to test circuit ,0°C < TJ < 125°C, IO = 500mA, VI =15V, CI= 0.33µF, CO=0.1µF, unless otherwise specified)

KA7809
Parameter Symbol Conditions Unit
Min. Typ. Max.
TJ =+25 oC 8.65 9 9.35
Output Voltage VO 5.0mA≤ IO ≤1.0A, PO ≤15W
V
VI= 11.5V to 24V 8.6 9 9.4
VI = 11.5V to 25V - 6 180
Line Regulation (Note1) Regline TJ=+25 oC mV
VI = 12V to 17V - 2 90
IO = 5mA to 1.5A - 12 180
Load Regulation (Note1) Regload TJ=+25 oC mV
IO = 250mA to 750mA - 4 90
Quiescent Current IQ TJ=+25 oC - 5.0 8.0 mA
IO = 5mA to 1.0A - - 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ mA
VI = 11.5V to 26V - - 1.3
Output Voltage Drift ∆VO/∆T IO = 5mA - -1 - mV/ oC
Output Noise Voltage VN f = 10Hz to 100KHz, TA =+25 oC - 58 - µV/Vo
Ripple Rejection f = 120Hz
RR 56 71 - dB
VI = 13V to 23V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ=+25 oC - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 17 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA =+25 oC - 250 - mA
Peak Current IPK TJ= +25 oC - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

5
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7810)


(Refer to test circuit ,0°C < TJ < 125°C, IO = 500mA, VI =16V, CI= 0.33µF, CO=0.1µF, unless otherwise specified)

KA7810
Parameter Symbol Conditions Unit
Min. Typ. Max.
TJ =+25 oC 9.6 10 10.4
Output Voltage VO 5.0mA ≤ IO ≤ 1.0A, PO ≤ 15W
V
VI = 12.5V to 25V 9.5 10 10.5
VI = 12.5V to 25V - 10 200
Line Regulation (Note1) Regline TJ =+25 oC mV
VI = 13V to 25V - 3 100
IO = 5mA to 1.5A - 12 200
Load Regulation (Note1) Regload TJ =+25 oC mV
IO = 250mA to 750mA - 4 400
Quiescent Current IQ TJ =+25 oC - 5.1 8.0 mA
IO = 5mA to 1.0A - - 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ mA
VI = 12.5V to 29V - - 1.0
Output Voltage Drift ∆VO/∆T IO = 5mA - -1 - mV/ oC
Output Noise Voltage VN f = 10Hz to 100KHz, TA =+25 oC - 58 - µV/Vo
f = 120Hz
Ripple Rejection RR 56 71 - dB
VI = 13V to 23V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ=+25 oC - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 17 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI = 35V, TA =+25 oC - 250 - mA
Peak Current IPK TJ =+25 oC - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

6
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7812/KA7812R)


(Refer to test circuit ,0°C < TJ < 125°C, IO = 500mA, VI =19V, CI= 0.33µF, CO=0.1µF, unless otherwise specified)

KA7812/KA7812R
Parameter Symbol Conditions Unit
Min. Typ. Max.
TJ =+25 oC 11.5 12 12.5
Output Voltage VO 5.0mA ≤ IO≤1.0A, PO≤15W
V
VI = 14.5V to 27V 11.4 12 12.6
VI = 14.5V to 30V - 10 240
Line Regulation (Note1) Regline TJ =+25 oC mV
VI = 16V to 22V - 3.0 120
IO = 5mA to 1.5A - 11 240
Load Regulation (Note1) Regload TJ =+25 oC mV
IO = 250mA to 750mA - 5.0 120
Quiescent Current IQ TJ =+25 oC - 5.1 8.0 mA
IO = 5mA to 1.0A - 0.1 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ mA
VI = 14.5V to 30V - 0.5 1.0
Output Voltage Drift ∆VO/∆T IO = 5mA - -1 - mV/ oC
Output Noise Voltage VN f = 10Hz to 100KHz, TA =+25 oC - 76 - µV/Vo
f = 120Hz
Ripple Rejection RR 55 71 - dB
VI = 15V to 25V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ=+25 oC - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 18 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI = 35V, TA =+25 oC - 230 - mA
Peak Current IPK TJ = +25 oC - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

7
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7815)


(Refer to test circuit ,0°C < TJ < 125°C, IO = 500mA, VI =23V, CI= 0.33µF, CO=0.1µF, unless otherwise specified)

KA7815
Parameter Symbol Conditions Unit
Min. Typ. Max.
TJ =+25 oC 14.4 15 15.6
Output Voltage VO 5.0mA ≤ IO≤1.0A, PO≤15W
V
VI = 17.5V to 30V 14.25 15 15.75
VI = 17.5V to 30V - 11 300
Line Regulation (Note1) Regline TJ =+25 oC mV
VI = 20V to 26V - 3 150
IO = 5mA to 1.5A - 12 300
Load Regulation (Note1) Regload TJ =+25 oC mV
IO = 250mA to 750mA - 4 150
Quiescent Current IQ TJ =+25 oC - 5.2 8.0 mA
IO = 5mA to 1.0A - - 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ mA
VI = 17.5V to 30V - - 1.0
Output Voltage Drift ∆VO/∆T IO = 5mA - -1 - mV/ oC
Output Noise Voltage VN f = 10Hz to 100KHz, TA =+25 oC - 90 - µV/Vo
f = 120Hz
Ripple Rejection RR 54 70 - dB
VI = 18.5V to 28.5V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ=+25 oC - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 19 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI = 35V, TA =+25 oC - 250 - mA
Peak Current IPK TJ =+25 oC - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

8
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7818)


(Refer to test circuit ,0°C < TJ < 125°C, IO = 500mA, VI =27V, CI= 0.33µF, CO=0.1µF, unless otherwise specified)

KA7818
Parameter Symbol Conditions Unit
Min. Typ. Max.
TJ =+25 oC 17.3 18 18.7
Output Voltage VO 5.0mA ≤ IO ≤1.0A, PO ≤15W
V
VI = 21V to 33V 17.1 18 18.9
VI = 21V to 33V - 15 360
Line Regulation (Note1) Regline TJ =+25 oC mV
VI = 24V to 30V - 5 180
IO = 5mA to 1.5A - 15 360
Load Regulation (Note1) Regload TJ =+25 oC mV
IO = 250mA to 750mA - 5.0 180
Quiescent Current IQ TJ =+25 oC - 5.2 8.0 mA
IO = 5mA to 1.0A - - 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ mA
VI = 21V to 33V - - 1
Output Voltage Drift ∆VO/∆T IO = 5mA - -1 - mV/ oC
Output Noise Voltage VN f = 10Hz to 100KHz, TA =+25 oC - 110 - µV/Vo
f = 120Hz
Ripple Rejection RR 53 69 - dB
VI = 22V to 32V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ=+25 oC - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 22 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI = 35V, TA =+25 oC - 250 - mA
Peak Current IPK TJ =+25 oC - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

9
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7824)


(Refer to test circuit ,0°C < TJ < 125°C, IO = 500mA, VI =33V, CI= 0.33µF, CO=0.1µF, unless otherwise specified)

KA7824
Parameter Symbol Conditions Unit
Min. Typ. Max.
TJ =+25 oC 23 24 25
Output Voltage VO 5.0mA ≤ IO ≤ 1.0A, PO ≤ 15W
V
VI = 27V to 38V 22.8 24 25.25
VI = 27V to 38V - 17 480
Line Regulation (Note1) Regline TJ =+25 oC mV
VI = 30V to 36V - 6 240
IO = 5mA to 1.5A - 15 480
Load Regulation (Note1) Regload TJ =+25 oC mV
IO = 250mA to 750mA - 5.0 240
Quiescent Current IQ TJ =+25 oC - 5.2 8.0 mA
IO = 5mA to 1.0A - 0.1 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ mA
VI = 27V to 38V - 0.5 1
mV/
Output Voltage Drift ∆VO/∆T IO = 5mA - -1.5 - o
C
Output Noise Voltage VN f = 10Hz to 100KHz, TA =+25 oC - 60 - µV/Vo
f = 120Hz
Ripple Rejection RR 50 67 - dB
VI = 28V to 38V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ=+25 oC - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 28 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI = 35V, TA=+25 oC - 230 - mA
o
Peak Current IPK TJ =+25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Changes in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

10
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7805A)


(Refer to the test circuits. 0oC < TJ < +125 oC, Io =1A, V I = 10V, C I=0.33µF, C O=0.1µF, unless otherwise speci-
fied)

Parameter Symbol Conditions Min. Typ. Max. Unit


TJ =+25 oC 4.9 5 5.1
Output Voltage VO IO = 5mA to 1A, PO ≤ 15W V
4.8 5 5.2
VI = 7.5V to 20V
VI = 7.5V to 25V
- 5 50
IO = 500mA
Line Regulation (Note1) VI = 8V to 12V - 3 50
Regline mV
VI= 7.3V to 20V - 5 50
TJ =+25 oC
VI= 8V to 12V - 1.5 25
TJ =+25 oC
- 9 100
Load Regulation (Note1) IO = 5mA to 1.5A
Regload mV
IO = 5mA to 1A - 9 100
IO = 250mA to 750mA - 4 50
Quiescent Current IQ TJ =+25 oC - 5.0 6.0 mA
IO = 5mA to 1A - - 0.5
Quiescent Current
∆IQ VI = 8 V to 25V, IO = 500mA - - 0.8 mA
Change
VI = 7.5V to 20V, TJ =+25 oC - - 0.8
Output Voltage Drift ∆V/∆T Io = 5mA - -0.8 - mV/ oC
f = 10Hz to 100KHz
Output Noise Voltage VN - 10 - µV/Vo
TA =+25 oC
f = 120Hz, IO = 500mA
Ripple Rejection RR - 68 - dB
VI = 8V to 18V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ =+25 oC - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 17 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA =+25 oC - 250 - mA
o
Peak Current IPK TJ= +25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Change in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

11
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7806A)


(Refer to the test circuits. 0oC < TJ < +125 oC, Io =1A, V I = 11V, C I=0.33µF, C O=0.1µF, unless otherwise speci-
fied)

Parameter Symbol Conditions Min. Typ. Max. Unit


TJ =+25 oC 5.58 6 6.12
Output Voltage VO IO = 5mA to 1A, PO ≤ 15W V
5.76 6 6.24
VI = 8.6V to 21V
VI= 8.6V to 25V
- 5 60
IO = 500mA
Line Regulation (Note1) VI= 9V to 13V - 3 60
Regline mV
VI= 8.3V to 21V - 5 60
TJ =+25 oC
VI= 9V to 13V - 1.5 30
TJ =+25 oC
- 9 100
Load Regulation (Note1) IO = 5mA to 1.5A
Regload mV
IO = 5mA to 1A - 4 100
IO = 250mA to 750mA - 5.0 50
Quiescent Current IQ TJ =+25 oC - 4.3 6.0 mA
IO = 5mA to 1A - - 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ VI = 9V to 25V, IO = 500mA - - 0.8 mA
VI= 8.5V to 21V, TJ =+25 oC - - 0.8
Output Voltage Drift ∆V/∆T IO = 5mA - -0.8 - mV/ oC
f = 10Hz to 100KHz
Output Noise Voltage VN - 10 - µV/Vo
TA =+25 oC
f = 120Hz, IO = 500mA
Ripple Rejection RR - 65 - dB
VI = 9V to 19V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ =+25 oC - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 17 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA =+25 oC - 250 - mA
o
Peak Current IPK TJ=+25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Change in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

12
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7808A)


(Refer to the test circuits. 0oC < TJ < +125 oC, Io =1A, V I = 14V, C I=0.33µF, C O=0.1µF, unless otherwise speci-
fied)

Parameter Symbol Conditions Min. Typ. Max. Unit


TJ =+25 oC 7.84 8 8.16
Output Voltage VO IO = 5mA to 1A, PO ≤15W V
7.7 8 8.3
VI = 10.6V to 23V
VI= 10.6V to 25V
- 6 80
IO = 500mA
Line Regulation (Note1) VI= 11V to 17V - 3 80
Regline mV
VI= 10.4V to 23V - 6 80
TJ =+25 oC
VI= 11V to 17V - 2 40
TJ =+25 oC
- 12 100
Load Regulation (Note1) IO = 5mA to 1.5A
Regload mV
IO = 5mA to 1A - 12 100
IO = 250mA to 750mA - 5 50
Quiescent Current IQ TJ =+25 oC - 5.0 6.0 mA
IO = 5mA to 1A - - 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ VI = 11V to 25V, IO = 500mA - - 0.8 mA
VI= 10.6V to 23V, TJ =+25 oC - - 0.8
Output Voltage Drift ∆V/∆T IO = 5mA - -0.8 - mV/ oC
f = 10Hz to 100KHz
Output Noise Voltage VN - 10 - µV/Vo
TA =+25 oC
f = 120Hz, IO = 500mA
Ripple Rejection RR - 62 - dB
VI = 11.5V to 21.5V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ =+25 oC - 2 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 18 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA =+25 oC - 250 - mA
o
Peak Current IPK TJ=+25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Change in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

13
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7809A)


(Refer to the test circuits. 0oC < TJ < +125 oC, Io =1A, V I = 15V, C I=0.33µF, C O=0.1µF, unless otherwise speci-
fied)

Parameter Symbol Conditions Min. Typ. Max. Unit


TJ =+25°C 8.82 9.0 9.18
Output Voltage VO IO = 5mA to 1A, PO≤15W V
8.65 9.0 9.35
VI = 11.2V to 24V
VI= 11.7V to 25V
- 6 90
IO = 500mA
Line Regulation (Note1) VI= 12.5V to 19V - 4 45
Regline mV
VI= 11.5V to 24V - 6 90
TJ =+25°C
VI= 12.5V to 19V - 2 45
TJ =+25°C
- 12 100
Load Regulation (Note1) IO = 5mA to 1.0A
Regload mV
IO = 5mA to 1.0A - 12 100
IO = 250mA to 750mA - 5 50
Quiescent Current IQ TJ =+25 °C - 5.0 6.0 mA
°
VI = 11.7V to 25V, TJ=+25 C - - 0.8
Quiescent Current Change ∆IQ VI = 12V to 25V, IO = 500mA - - 0.8 mA
IO = 5mA to 1.0A - - 0.5
Output Voltage Drift ∆V/∆T IO = 5mA - -1.0 - mV/ °C
f = 10Hz to 100KHz
Output Noise Voltage VN - 10 - µV/Vo
TA =+25 °C
f = 120Hz, IO = 500mA
Ripple Rejection RR - 62 - dB
VI = 12V to 22V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ =+25 °C - 2.0 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 17 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA =+25 °C - 250 - mA
°
Peak Current IPK TJ=+25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Change in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

14
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7810A)


(Refer to the test circuits. 0oC < TJ < +125 oC, Io =1A, V I = 16V, C I=0.33µF, C O=0.1µF, unless otherwise speci-
fied)

Parameter Symbol Conditions Min. Typ. Max. Unit


TJ =+25°C 9.8 10 10.2
Output Voltage VO IO = 5mA to 1A, PO ≤ 15W V
9.6 10 10.4
VI =12.8V to 25V
VI= 12.8V to 26V
- 8 100
IO = 500mA
Line Regulation (Note1) VI= 13V to 20V - 4 50
Regline mV
VI= 12.5V to 25V - 8 100
TJ =+25 °C
VI= 13V to 20V - 3 50
TJ =+25 °C
- 12 100
Load Regulation (Note1) IO = 5mA to 1.5A
Regload mV
IO = 5mA to 1.0A - 12 100
IO = 250mA to 750mA - 5 50
Quiescent Current IQ TJ =+25 °C - 5.0 6.0 mA
°
VI = 13V to 26V, TJ=+25 C - - 0.5
Quiescent Current Change ∆IQ VI = 12.8V to 25V, IO = 500mA - - 0.8 mA
IO = 5mA to 1.0A - - 0.5
Output Voltage Drift ∆V/∆T IO = 5mA - -1.0 - mV/ °C
f = 10Hz to 100KHz µV/Vo
Output Noise Voltage VN - 10 -
TA =+25 °C
f = 120Hz, IO = 500mA
Ripple Rejection RR - 62 - dB
VI = 14V to 24V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ =+25°C - 2.0 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 17 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA =+25 °C - 250 - mA
°
Peak Current IPK TJ=+25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Change in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

15
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7812A)


(Refer to the test circuits. 0oC < TJ < +125 oC, Io =1A, V I = 19V, C I=0.33µF, C O=0.1µF, unless otherwise speci-
fied)

Parameter Symbol Conditions Min. Typ. Max. Unit


TJ =+25 °C 11.75 12 12.25
Output Voltage VO IO = 5mA to 1A, PO ≤15W V
11.5 12 12.5
VI = 14.8V to 27V
VI= 14.8V to 30V
- 10 120
IO = 500mA
Line Regulation (Note1) VI= 16V to 22V - 4 120
Regline mV
VI= 14.5V to 27V - 10 120
TJ =+25 °C
VI= 16V to 22V - 3 60
TJ =+25 °C
- 12 100
Load Regulation (Note1) IO = 5mA to 1.5A
Regload mV
IO = 5mA to 1.0A - 12 100
IO = 250mA to 750mA - 5 50
Quiescent Current IQ TJ =+25°C - 5.1 6.0 mA
°
VI = 15V to 30V, TJ=+25 C - 0.8
Quiescent Current Change ∆IQ VI = 14V to 27V, IO = 500mA - 0.8 mA
IO = 5mA to 1.0A - 0.5
Output Voltage Drift ∆V/∆T IO = 5mA - -1.0 - mV/°C
f = 10Hz to 100KHz
Output Noise Voltage VN - 10 - µV/Vo
TA =+25°C
f = 120Hz, IO = 500mA
Ripple Rejection RR - 60 - dB
VI = 14V to 24V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ =+25°C - 2.0 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 18 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA =+25 °C - 250 - mA
°
Peak Current IPK TJ=+25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Change in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

16
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7815A)


(Refer to the test circuits. 0oC < TJ < +125 oC, Io =1A, V I =23V, C I=0.33µF, C O=0.1µF, unless otherwise speci-
fied)

Parameter Symbol Conditions Min. Typ. Max. Unit


TJ =+25 °C 14.7 15 15.3
Output Voltage VO IO = 5mA to 1A, PO ≤15W V
14.4 15 15.6
VI = 17.7V to 30V
VI= 17.9V to 30V
- 10 150
IO = 500mA
Line Regulation (Note1) VI= 20V to 26V - 5 150
Regline mV
VI= 17.5V to 30V - 11 150
TJ =+25°C
VI= 20V to 26V - 3 75
TJ =+25 °C
- 12 100
Load Regulation (Note1) IO = 5mA to 1.5A
Regload mV
IO = 5mA to 1.0A - 12 100
IO = 250mA to 750mA - 5 50
Quiescent Current IQ TJ =+25 °C - 5.2 6.0 mA
°
VI = 17.5V to 30V, TJ =+25 C - - 0.8
Quiescent Current Change ∆IQ VI = 17.5V to 30V, IO = 500mA - - 0.8 mA
IO = 5mA to 1.0A - - 0.5
Output Voltage Drift ∆V/∆T IO = 5mA - -1.0 - mV/°C
f = 10Hz to 100KHz
Output Noise Voltage VN - 10 - µV/Vo
TA =+25 °C
f = 120Hz, IO = 500mA
Ripple Rejection RR - 58 - dB
VI = 18.5V to 28.5V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ =+25 °C - 2.0 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 19 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA =+25 °C - 250 - mA
°
Peak Current IPK TJ=+25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Change in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

17
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7818A)


(Refer to the test circuits. 0oC < TJ < +125 oC, Io =1A, V I = 27V, C I=0.33µF, C O=0.1µF, unless otherwise speci-
fied)

Parameter Symbol Conditions Min. Typ. Max. Unit


TJ =+25 °C 17.64 18 18.36
Output Voltage VO IO = 5mA to 1A, PO ≤15W V
17.3 18 18.7
VI = 21V to 33V
VI= 21V to 33V
- 15 180
IO = 500mA
Line Regulation (Note1) VI= 21V to 33V - 5 180
Regline mV
VI= 20.6V to 33V - 15 180
TJ =+25 °C
VI= 24V to 30V - 5 90
TJ =+25°C
- 15 100
Load Regulation (Note1) IO = 5mA to 1.5A
Regload mV
IO = 5mA to 1.0A - 15 100
IO = 250mA to 750mA - 7 50
Quiescent Current IQ TJ =+25 °C - 5.2 6.0 mA
°
VI = 21V to 33V, TJ=+25 C - - 0.8
Quiescent Current Change ∆IQ VI = 21V to 33V, IO = 500mA - - 0.8 mA
IO = 5mA to 1.0A - - 0.5
Output Voltage Drift ∆V/∆T IO = 5mA - -1.0 - mV/ °C
f = 10Hz to 100KHz µV/Vo
Output Noise Voltage VN - 10 -
TA =+25°C
f = 120Hz, IO = 500mA
Ripple Rejection RR - 57 - dB
VI = 22V to 32V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ =+25°C - 2.0 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 19 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA =+25°C - 250 - mA
°
Peak Current IPK TJ=+25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Change in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

18
KA78XX/KA78XXA

Electrical Characteristics (KA7824A)


(Refer to the test circuits. 0oC < TJ < +125 oC, Io =1A, V I = 33V, C I=0.33µF, C O=0.1µF, unless otherwise speci-
fied)

Parameter Symbol Conditions Min. Typ. Max. Unit


TJ =+25 °C 23.5 24 24.5
Output Voltage VO IO = 5mA to 1A, PO ≤15W V
23 24 25
VI = 27.3V to 38V
VI= 27V to 38V
- 18 240
IO = 500mA
Line Regulation (Note1) VI= 21V to 33V - 6 240
Regline mV
VI= 26.7V to 38V - 18 240
TJ =+25 °C
VI= 30V to 36V - 6 120
TJ =+25 °C
- 15 100
Load Regulation (Note1) IO = 5mA to 1.5A
Regload mV
IO = 5mA to 1.0A - 15 100
IO = 250mA to 750mA - 7 50
Quiescent Current IQ TJ =+25 °C - 5.2 6.0 mA
°
VI = 27.3V to 38V, TJ =+25 C - - 0.8
Quiescent Current Change ∆IQ VI = 27.3V to 38V, IO = 500mA - - 0.8 mA
IO = 5mA to 1.0A - - 0.5
Output Voltage Drift ∆V/∆T IO = 5mA - -1.5 - mV/ °C
f = 10Hz to 100KHz
Output Noise Voltage VN - 10 - µV/Vo
TA = 25 °C
f = 120Hz, IO = 500mA
Ripple Rejection RR - 54 - dB
VI = 28V to 38V
Dropout Voltage VDrop IO = 1A, TJ =+25 °C - 2.0 - V
Output Resistance rO f = 1KHz - 20 - mΩ
Short Circuit Current ISC VI= 35V, TA =+25 °C - 250 - mA
°
Peak Current IPK TJ=+25 C - 2.2 - A

Note:
1. Load and line regulation are specified at constant junction temperature. Change in VO due to heating effects must be taken
into account separately. Pulse testing with low duty is used.

19
KA78XX/KA78XXA

Typical Perfomance Characteristics

Figure 1. Quiescent Current Figure 2. Peak Output Current

Figure 3. Output Voltage Figure 4. Quiescent Current

20
KA78XX/KA78XXA

Typical Applications

Input Output

Figure 5. DC Parameters

Input Output

Figure 6. Load Regulation

Input Output

Figure 7. Ripple Rejection

Input Output

Figure 8. Fixed Output Regulator

21
KA78XX/KA78XXA

Input Output

CI

CO

Figure 9. Constant Current Regulator

Notes:
(1) To specify an output voltage. substitute voltage value for "XX." A common ground is required between the input and the Output
voltage. The input voltage must remain typically 2.0V above the output voltage even during the low point on the input ripple
voltage.
(2) CI is required if regulator is located an appreciable distance from power Supply filter.
(3) CO improves stability and transient response.

Input Output

CI
CO

I RI ≥ 5IQ
VO = VXX(1+R2/R1)+IQR2
Figure 10. Circuit for Increasing Output Voltage

Input Output

CO

CI

IRI ≥5 IQ
VO = VXX(1+R2/R1)+IQR2
Figure 11. Adjustable Output Regulator (7 to 30V)

22
KA78XX/KA78XXA

Input

Output

Figure 12. High Current Voltage Regulator

Input

Output

Figure 13. High Output Current with Short Circuit Protection

Figure 14. Tracking Voltage Regulator

23
KA78XX/KA78XXA

Figure 15. Split Power Supply ( ±15V-1A)

Output

Input

Figure 16. Negative Output Voltage Circuit

Input Output

Figure 17. Switching Regulator

24
KA78XX/KA78XXA

Mechanical Dimensions
Package

TO-220
9.90 ±0.20 4.50 ±0.20
1.30 ±0.10

(8.70)

2.80 ±0.10
(1.70)

+0.10
ø3.60 ±0.10 1.30 –0.05

18.95MAX.
(3.70)

15.90 ±0.20
9.20 ±0.20

(1.46)

(3.00)
(45°
)
(1.00)
13.08 ±0.20

10.08 ±0.30

1.27 ±0.10 1.52 ±0.10

0.80 ±0.10 +0.10


0.50 –0.05 2.40 ±0.20
2.54TYP 2.54TYP
[2.54 ±0.20] [2.54 ±0.20]

10.00 ±0.20

25
KA78XX/KA78XXA

Mechancal Dimensions (Continued)


Package

D-PAK
6.60 ±0.20

0.70 ±0.20
5.34 ±0.30 2.30 ±0.10
(0.50) (4.34) (0.50) 0.50 ±0.10
0.60 ±0.20

6.10 ±0.20

0.91 ±0.10
9.50 ±0.30
2.70 ±0.20

MIN0.55
0.80 ±0.20

0.89 ±0.10
MAX0.96 0.76 ±0.10
0.50 ±0.10

2.30TYP 2.30TYP 1.02 ±0.20


[2.30±0.20] [2.30±0.20] 2.30 ±0.20

6.60 ±0.20
(5.34)
(0.70)
(0.90)
(1.00)

(5.04)
(1.50)
(3.05)
6.10 ±0.20

(2XR0.25)
9.50 ±0.30

2.70 ±0.20

(0.10)

0.76 ±0.10

26
KA78XX/KA78XXA

Ordering Information
Product Number Output Voltage Tolerance Package Operating Temperature
KA7805 / KA7806
KA7808 / KA7809
KA7810 ±4%
KA7812 / KA7815
KA7818 / KA7824
TO-220
KA7805A / KA7806A
KA7808A / KA7809A 0 ~ + 125°C
KA7810A / KA7812A ±2%
KA7815A / KA7818A
KA7824A
KA7805R / KA7806R
KA7808R / KA7809R ±4% D-PAK
KA7812R

27
KA78XX/KA78XXA

DISCLAIMER
FAIRCHILD SEMICONDUCTOR RESERVES THE RIGHT TO MAKE CHANGES WITHOUT FURTHER NOTICE TO ANY
PRODUCTS HEREIN TO IMPROVE RELIABILITY, FUNCTION OR DESIGN. FAIRCHILD DOES NOT ASSUME ANY
LIABILITY ARISING OUT OF THE APPLICATION OR USE OF ANY PRODUCT OR CIRCUIT DESCRIBED HEREIN; NEITHER
DOES IT CONVEY ANY LICENSE UNDER ITS PATENT RIGHTS, NOR THE RIGHTS OF OTHERS.

LIFE SUPPORT POLICY


FAIRCHILD’S PRODUCTS ARE NOT AUTHORIZED FOR USE AS CRITICAL COMPONENTS IN LIFE SUPPORT DEVICES
OR SYSTEMS WITHOUT THE EXPRESS WRITTEN APPROVAL OF THE PRESIDENT OF FAIRCHILD SEMICONDUCTOR
CORPORATION. As used herein:
1. Life support devices or systems are devices or systems 2. A critical component in any component of a life support
which, (a) are intended for surgical implant into the body, device or system whose failure to perform can be
or (b) support or sustain life, and (c) whose failure to reasonably expected to cause the failure of the life support
perform when properly used in accordance with device or system, or to affect its safety or effectiveness.
instructions for use provided in the labeling, can be
reasonably expected to result in a significant injury of the
user.

www.fairchildsemi.com

6/1/01 0.0m 001


Stock#DSxxxxxxxx
 2001 Fairchild Semiconductor Corporation
This datasheet has been downloaded from:

www.DatasheetCatalog.com

Datasheets for electronic components.


HD44780U (LCD-II)
(Dot Matrix Liquid Crystal Display Controller/Driver)

Description
The HD44780U dot-matrix liquid crystal display controller and driver LSI displays alphanumerics,
Japanese kana characters, and symbols. It can be configured to drive a dot-matrix liquid crystal display
under the control of a 4- or 8-bit microprocessor. Since all the functions such as display RAM, character
generator, and liquid crystal driver, required for driving a dot-matrix liquid crystal display are internally
provided on one chip, a minimal system can be interfaced with this controller/driver.

A single HD44780U can display up to one 8-character line or two 8-character lines.

The HD44780U has pin function compatibility with the HD44780S which allows the user to easily
replace an LCD-II with an HD44780U. The HD44780U character generator ROM is extended to generate
208 5 × 8 dot character fonts and 32 5 × 10 dot character fonts for a total of 240 different character fonts.

The low power supply (2.7V to 5.5V) of the HD44780U is suitable for any portable battery-driven
product requiring low power dissipation.

Features
• 5 × 8 and 5 × 10 dot matrix possible
• Low power operation support:
 2.7 to 5.5V
• Wide range of liquid crystal display driver power
 3.0 to 11V
• Liquid crystal drive waveform
 A (One line frequency AC waveform)
• Correspond to high speed MPU bus interface
 2 MHz (when VCC = 5V)
• 4-bit or 8-bit MPU interface enabled
• 80 × 8-bit display RAM (80 characters max.)
• 9,920-bit character generator ROM for a total of 240 character fonts
 208 character fonts (5 × 8 dot)
 32 character fonts (5 × 10 dot)

167
HD44780U
• 64 × 8-bit character generator RAM
 8 character fonts (5 × 8 dot)
 4 character fonts (5 × 10 dot)
• 16-common × 40-segment liquid crystal display driver
• Programmable duty cycles
 1/8 for one line of 5 × 8 dots with cursor
 1/11 for one line of 5 × 10 dots with cursor
 1/16 for two lines of 5 × 8 dots with cursor
• Wide range of instruction functions:
 Display clear, cursor home, display on/off, cursor on/off, display character blink, cursor shift,
display shift
• Pin function compatibility with HD44780S
• Automatic reset circuit that initializes the controller/driver after power on
• Internal oscillator with external resistors
• Low power consumption

Ordering Information
Type No. Package CGROM
HD44780UA00FS FP-80B Japanese standard font
HCD44780UA00 Chip
HD44780UA00TF TFP-80F
HD44780UA02FS FP-80B European standard font
HCD44780UA02 Chip
HD44780UA02TF TFP-80F
HD44780UBxxFS FP-80B Custom font
HCD44780UBxx Chip
HD44780UBxxTF TFP-80F
Note: xx: ROM code No.

168
HD44780U

HD44780U Block Diagram

OSC1 OSC2
CL1
CL2
M
Reset
circuit
Timing
ACL CPG generator

Instruction 7
register (IR) D
8

Display COM1 to
MPU Instruction
data RAM 16-bit Common COM16
RS inter- decoder
(DDRAM) shift signal
R/W face 80 × 8 bits register driver
E

Address 7 SEG1 to
counter 40-bit 40-bit Segment SEG40
8
7 shift latch signal
DB4 to register circuit driver
DB7
7
Input/ 8 Data 8
DB0 to output register
40
DB3 buffer (DR)
8 8 LCD drive
voltage
Busy selector
flag

Character Character
Cursor
generator generator
and
RAM ROM
blink
(CGRAM) (CGROM)
controller
64 bytes 9,920 bits
GND
5 5

Parallel/serial converter
and
attribute circuit

VCC

V1 V2 V3 V4 V5

169
HD44780U

LCD-II Family Comparison


Item HD44780S HD44780U
Power supply voltage 5 V ±10% 2.7 to 5.5 V
Liquid crystal drive 1/4 bias 3.0 to 11.0V 3.0 to 11.0V
voltage VLCD 1/5 bias 4.6 to 11.0V 3.0 to 11.0V
Maximum display digits 16 digits (8 digits × 2 lines) 16 digits (8 digits × 2 lines)
per chip
Display duty cycle 1/8, 1/11, and 1/16 1/8, 1/11, and 1/16
CGROM 7,200 bits 9,920 bits
(160 character fonts for 5 × (208 character fonts for 5 ×
7 dot and 32 character fonts 8 dot and 32 character fonts
for 5 × 10 dot) for 5 × 10 dot)
CGRAM 64 bytes 64 bytes
DDRAM 80 bytes 80 bytes
Segment signals 40 40
Common signals 16 16
Liquid crystal drive waveform A A
Oscillator Clock source External resistor, external External resistor or external
ceramic filter, or external clock
clock
Rf oscillation 270 kHz ±30% 270 kHz ±30%
frequency (frame (59 to 110 Hz for 1/8 and (59 to 110 Hz for 1/8
frequency) 1/16 duty cycles; 43 to 80 and1/16 duty cycles; 43 to
Hz for 1/11 duty cycle) 80 Hz for 1/11 duty cycle)
Rf resistance 91 kΩ ±2% 91 kΩ ±2% (when VCC = 5V)
75 kΩ ±2% (when VCC = 3V)
Instructions Fully compatible within the HD44780S
CPU bus timing 1 MHz 1 MHz (when VCC = 3V)
2 MHz (when VCC = 5V)
Package FP-80 FP-80B
FP-80A TFP-80F

170
HD44780U

HD44780U Pin Arrangement (FP-80B)

SEG23
SEG24
SEG25
SEG26
SEG27
SEG28
SEG29
SEG30
SEG31
SEG32
SEG33
SEG34
SEG35
SEG36
SEG37
SEG38
80
79
78
77
76
75
74
73
72
71
70
69
68
67
66
65
SEG22 1 64 SEG39
SEG21 2 63 SEG40
SEG20 3 62 COM16
SEG19 4 61 COM15
SEG18 5 60 COM14
SEG17 6 59 COM13
SEG16 7 58 COM12
SEG15 8 57 COM11
SEG14 9 56 COM10
SEG13 10 55 COM9
SEG12 11 54 COM8
SEG11 12 FP-80B 53 COM7
SEG10 13 (Top view) 52 COM6
SEG9 14 51 COM5
SEG8 15 50 COM4
SEG7 16 49 COM3
SEG6 17 48 COM2
SEG5 18 47 COM1
SEG4 19 46 DB7
SEG3 20 45 DB6
SEG2 21 44 DB5
SEG1 22 43 DB4
GND 23 42 DB3
OSC1 24 41 DB2
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
OSC2
V1
V2
V3
V4
V5
CL1
CL2

DB0
DB1
VCC
M
D
RS
R/W
E

171
HD44780U

HD44780U Pin Arrangement (TFP-80F)

SEG21
SEG22
SEG23
SEG24
SEG25
SEG26
SEG27
SEG28
SEG29
SEG30
SEG31
SEG32
SEG33
SEG34
SEG35
SEG36
SEG37
SEG38
SEG39
SEG40
80
79
78
77
76
75
74
73
72
71
70
69
68
67
66
65
64
63
62
61
SEG20 1 60 COM16
SEG19 2 59 COM15
SEG18 3 58 COM14
SEG17 4 57 COM13
SEG16 5 56 COM12
SEG15 6 55 COM11
SEG14 7 54 COM10
SEG13 8 53 COM9
SEG12 9 52 COM8
SEG11 10 TFP-80F 51 COM7
SEG10 11 (Top view) 50 COM6
SEG9 12 49 COM5
SEG8 13 48 COM4
SEG7 14 47 COM3
SEG6 15 46 COM2
SEG5 16 45 COM1
SEG4 17 44 DB7
SEG3 18 43 DB6
SEG2 19 42 DB5
SEG1 20 41 DB4
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
GND
OSC1
OSC2
V1
V2
V3
V4
V5
CL1
CL2
VCC
M
D
RS
R/W
E
DB0
DB1
DB2
DB3

172
HD44780U

HD44780U Pad Arrangement

Chip size: 4.90 × 4.90 mm2


Coordinate: Pad center (µm)
Origin: Chip center
Pad size: 114 × 114 µm2

2 1 80 63

Type code

HD44780U

23 42
X

173
HD44780U

HCD44780U Pad Location Coordinates


Coordinate Coordinate
Pad No. Function X (um) Y (um) Pad No. Function X (um) Y (um)
1 SEG22 –2100 2313 41 DB2 2070 –2290
2 SEG21 –2280 2313 42 DB3 2260 –2290
3 SEG20 –2313 2089 43 DB4 2290 –2099
4 SEG19 –2313 1833 44 DB5 2290 –1883
5 SEG18 –2313 1617 45 DB6 2290 –1667
6 SEG17 –2313 1401 46 DB7 2290 –1452
7 SEG16 –2313 1186 47 COM1 2313 –1186
8 SEG15 –2313 970 48 COM2 2313 –970
9 SEG14 –2313 755 49 COM3 2313 –755
10 SEG13 –2313 539 50 COM4 2313 –539
11 SEG12 –2313 323 51 COM5 2313 –323
12 SEG11 –2313 108 52 COM6 2313 –108
13 SEG10 –2313 –108 53 COM7 2313 108
14 SEG9 –2313 –323 54 COM8 2313 323
15 SEG8 –2313 –539 55 COM9 2313 539
16 SEG7 –2313 –755 56 COM10 2313 755
17 SEG6 –2313 –970 57 COM11 2313 970
18 SEG5 –2313 –1186 58 COM12 2313 1186
19 SEG4 –2313 –1401 59 COM13 2313 1401
20 SEG3 –2313 –1617 60 COM14 2313 1617
21 SEG2 –2313 –1833 61 COM15 2313 1833
22 SEG1 –2313 –2073 62 COM16 2313 2095
23 GND –2280 –2290 63 SEG40 2296 2313
24 OSC1 –2080 –2290 64 SEG39 2100 2313
25 OSC2 –1749 –2290 65 SEG38 1617 2313
26 V1 –1550 –2290 66 SEG37 1401 2313
27 V2 –1268 –2290 67 SEG36 1186 2313
28 V3 –941 –2290 68 SEG35 970 2313
29 V4 –623 –2290 69 SEG34 755 2313
30 V5 –304 –2290 70 SEG33 539 2313
31 CL1 –48 –2290 71 SEG32 323 2313
32 CL2 142 –2290 72 SEG31 108 2313
33 VCC 309 –2290 73 SEG30 –108 2313
34 M 475 –2290 74 SEG29 –323 2313
35 D 665 –2290 75 SEG28 –539 2313
36 RS 832 –2290 76 SEG27 –755 2313
37 :
R/ 1022 –2290 77 SEG26 –970 2313
38 E 1204 –2290 78 SEG25 –1186 2313
39 DB0 1454 –2290 79 SEG24 –1401 2313
40 DB1 1684 –2290 80 SEG23 –1617 2313

174
HD44780U

Pin Functions
No. of Device
Signal Lines I/O Interfaced with Function
RS 1 I MPU Selects registers.
0: Instruction register (for write) Busy flag:
address counter (for read)
1: Data register (for write and read)
R/ : 1 I MPU Selects read or write.
0: Write
1: Read
E 1 I MPU Starts data read/write.
DB4 to DB7 4 I/O MPU Four high order bidirectional tristate data bus
pins. Used for data transfer and receive
between the MPU and the HD44780U. DB7 can
be used as a busy flag.
DB0 to DB3 4 I/O MPU Four low order bidirectional tristate data bus
pins. Used for data transfer and receive
between the MPU and the HD44780U.
These pins are not used during 4-bit operation.
CL1 1 O Extension driver Clock to latch serial data D sent to the
extension driver
CL2 1 O Extension driver Clock to shift serial data D
M 1 O Extension driver Switch signal for converting the liquid crystal
drive waveform to AC
D 1 O Extension driver Character pattern data corresponding to each
segment signal
COM1 to COM16 16 O LCD Common signals that are not used are changed
to non-selection waveforms. COM9 to COM16
are non-selection waveforms at 1/8 duty factor
and COM12 to COM16 are non-selection
waveforms at 1/11 duty factor.
SEG1 to SEG40 40 O LCD Segment signals
V1 to V5 5 — Power supply Power supply for LCD drive
VCC –V5 = 11 V (max)
VCC, GND 2 — Power supply VCC: 2.7V to 5.5V, GND: 0V
OSC1, OSC2 2 — Oscillation When crystal oscillation is performed, a resistor
resistor clock must be connected externally. When the pin
input is an external clock, it must be input to
OSC1.

175
HD44780U

Function Description

Registers

The HD44780U has two 8-bit registers, an instruction register (IR) and a data register (DR).

The IR stores instruction codes, such as display clear and cursor shift, and address information for display
data RAM (DDRAM) and character generator RAM (CGRAM). The IR can only be written from the
MPU.

The DR temporarily stores data to be written into DDRAM or CGRAM and temporarily stores data to be
read from DDRAM or CGRAM. Data written into the DR from the MPU is automatically written into
DDRAM or CGRAM by an internal operation. The DR is also used for data storage when reading data
from DDRAM or CGRAM. When address information is written into the IR, data is read and then stored
into the DR from DDRAM or CGRAM by an internal operation. Data transfer between the MPU is then
completed when the MPU reads the DR. After the read, data in DDRAM or CGRAM at the next address
is sent to the DR for the next read from the MPU. By the register selector (RS) signal, these two registers
can be selected (Table 1).

Busy Flag (BF)

When the busy flag is 1, the HD44780U is in the internal operation mode, and the next instruction will
:
not be accepted. When RS = 0 and R/ = 1 (Table 1), the busy flag is output to DB7. The next
instruction must be written after ensuring that the busy flag is 0.

Address Counter (AC)

The address counter (AC) assigns addresses to both DDRAM and CGRAM. When an address of an
instruction is written into the IR, the address information is sent from the IR to the AC. Selection of
either DDRAM or CGRAM is also determined concurrently by the instruction.

After writing into (reading from) DDRAM or CGRAM, the AC is automatically incremented by 1
(decremented by 1). The AC contents are then output to DB0 to DB6 when RS = 0 and R/ = 1 (Table:
1).

Table 1 Register Selection

RS R/ : Operation
0 0 IR write as an internal operation (display clear, etc.)
0 1 Read busy flag (DB7) and address counter (DB0 to DB6)
1 0 DR write as an internal operation (DR to DDRAM or CGRAM)
1 1 DR read as an internal operation (DDRAM or CGRAM to DR)

176
HD44780U

Display Data RAM (DDRAM)

Display data RAM (DDRAM) stores display data represented in 8-bit character codes. Its extended
capacity is 80 × 8 bits, or 80 characters. The area in display data RAM (DDRAM) that is not used for
display can be used as general data RAM. See Figure 1 for the relationships between DDRAM addresses
and positions on the liquid crystal display.

The DDRAM address (ADD) is set in the address counter (AC) as hexadecimal.

• 1-line display (N = 0) (Figure 2)


 When there are fewer than 80 display characters, the display begins at the head position. For
example, if using only the HD44780, 8 characters are displayed. See Figure 3.
When the display shift operation is performed, the DDRAM address shifts. See Figure 3.

High order Low order


bits bits Example: DDRAM address 4E
AC
(hexadecimal) AC6 AC5 AC4 AC3 AC2 AC1 AC0 1 0 0 1 1 1 0

Figure 1 DDRAM Address

Display position
(digit) 1 2 3 4 5 79 80
DDRAM ..................
00 01 02 03 04 4E 4F
address
(hexadecimal)

Figure 2 1-Line Display

Display
position 1 2 3 4 5 6 7 8

DDRAM 00 01 02 03 04 05 06 07
address

For
shift left 01 02 03 04 05 06 07 08

For
shift right 4F 00 01 02 03 04 05 06

Figure 3 1-Line by 8-Character Display Example

177
HD44780U
• 2-line display (N = 1) (Figure 4)
 Case 1: When the number of display characters is less than 40 × 2 lines, the two lines are
displayed from the head. Note that the first line end address and the second line start address are
not consecutive. For example, when just the HD44780 is used, 8 characters × 2 lines are displayed.
See Figure 5.
When display shift operation is performed, the DDRAM address shifts. See Figure 5.

Display
position 1 2 3 4 5 39 40

00 01 02 03 04 .................. 26 27
DDRAM
address ..................
(hexadecimal) 40 41 42 43 44 66 67

Figure 4 2-Line Display

Display
position 1 2 3 4 5 6 7 8

DDRAM 00 01 02 03 04 05 06 07
address
40 41 42 43 44 45 46 47

For 01 02 03 04 05 06 07 08
shift left
41 42 43 44 45 46 47 48

For 27 00 01 02 03 04 05 06
shift right
67 40 41 42 43 44 45 46

Figure 5 2-Line by 8-Character Display Example

178
HD44780U
 Case 2: For a 16-character × 2-line display, the HD44780 can be extended using one 40-output
extension driver. See Figure 6.
When display shift operation is performed, the DDRAM address shifts. See Figure 6.

Display
position 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

DDRAM 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 0A 0B 0C 0D 0E 0F
address
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 4A 4B 4C 4D 4E 4F

HD44780U display Extension driver


display

01 02 03 04 05 06 07 08 09 0A 0B 0C 0D 0E 0F 10
For
shift left
41 42 43 44 45 46 47 48 49 4A 4B 4C 4D 4E 4F 50

For 27 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 0A 0B 0C 0D 0E
shift right
67 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 4A 4B 4C 4D 4E

Figure 6 2-Line by 16-Character Display Example

179
HD44780U

Character Generator ROM (CGROM)

The character generator ROM generates 5 × 8 dot or 5 × 10 dot character patterns from 8-bit character
codes (Table 4). It can generate 208 5 × 8 dot character patterns and 32 5 × 10 dot character patterns.
User-defined character patterns are also available by mask-programmed ROM.

Character Generator RAM (CGRAM)

In the character generator RAM, the user can rewrite character patterns by program. For 5 × 8 dots, eight
character patterns can be written, and for 5 × 10 dots, four character patterns can be written.

Write into DDRAM the character codes at the addresses shown as the left column of Table 4 to show the
character patterns stored in CGRAM.

See Table 5 for the relationship between CGRAM addresses and data and display patterns.

Areas that are not used for display can be used as general data RAM.

Modifying Character Patterns

• Character pattern development procedure

The following operations correspond to the numbers listed in Figure 7:

1. Determine the correspondence between character codes and character patterns.


2. Create a listing indicating the correspondence between EPROM addresses and data.
3. Program the character patterns into the EPROM.
4. Send the EPROM to Hitachi.
5. Computer processing on the EPROM is performed at Hitachi to create a character pattern listing,
which is sent to the user.
6. If there are no problems within the character pattern listing, a trial LSI is created at Hitachi and
samples are sent to the user for evaluation. When it is confirmed by the user that the character
patterns are correctly written, mass production of the LSI proceeds at Hitachi.

180
HD44780U

Hitachi User

Start

Computer Determine
1
processing character patterns

Create character Create EPROM


5 2
pattern listing address data listing

Evaluate Write EPROM 3


character
patterns

EPROM → Hitachi 4
No
OK?
Yes

Art work

M/T

Masking

Trial

Sample

Sample 6
evaluation

No
OK?
Yes
Mass
production

Note: For a description of the numbers used in this figure, refer to the preceding page.

Figure 7 Character Pattern Development Procedure

181
HD44780U
• Programming character patterns
This section explains the correspondence between addresses and data used to program character
patterns in EPROM. The HD44780U character generator ROM can generate 208 5 × 8 dot character
patterns and 32 5 × 10 dot character patterns for a total of 240 different character patterns.
 Character patterns
EPROM address data and character pattern data correspond with each other to form a 5 × 8 or 5 ×
10 dot character pattern (Tables 2 and 3).
Table 2 Example of Correspondence between EPROM Address Data and Character Pattern
(5 × 8 Dots)

EPROM Address Data

LSB
A 1 1A 1 0 A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0 O 4 O3 O2 O1 O0

0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 0 0 1 1 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 1 1 0
0 0 1 1 1 1 0 0 1
0 1 0 0 1 0 0 0 1
0 1 0 1 1 0 0 0 1
0 1 1 0 1 1 1 1 0
0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 Cursor position
1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0 0
Character code Line
position

Notes: 1. EPROM addresses A11 to A4 correspond to a character code.


2. EPROM addresses A3 to A0 specify a line position of the character pattern.
3. EPROM data O4 to O0 correspond to character pattern data.
4. EPROM data O5 to O7 must be specified as 0.
5. A lit display position (black) corresponds to a 1.
6. Line 9 and the following lines must be blanked with 0s for a 5 × 8 dot character fonts.

182
HD44780U
 Handling unused character patterns
1. EPROM data outside the character pattern area: Always input 0s.
2. EPROM data in CGRAM area: Always input 0s. (Input 0s to EPROM addresses 00H to FFH.)
3. EPROM data used when the user does not use any HD44780U character pattern: According to
the user application, handled in one of the two ways listed as follows.
a. When unused character patterns are not programmed: If an unused character code is written
into DDRAM, all its dots are lit. By not programing a character pattern, all of its bits become
lit. (This is due to the EPROM being filled with 1s after it is erased.)
b. When unused character patterns are programmed as 0s: Nothing is displayed even if unused
character codes are written into DDRAM. (This is equivalent to a space.)

Table 3 Example of Correspondence between EPROM Address Data and Character Pattern
(5 × 10 Dots)

EPROM Address Data

LSB
A 1 1A 1 0 A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0 O 4 O3 O2 O1 O0

0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 1 0 1
0 0 1 1 1 0 0 1 1
0 1 0 0 1 0 0 0 1
0 1 0 1 1 0 0 0 1
0 1 1 0 0 1 1 1 1
0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 1 0 0 0 0 1
1 0 1 0 0 0 0 0 0 Cursor position
1 0 1 1 0 0 0 0 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 0 0 0 0
Character code Line
position

Notes: 1. EPROM addresses A11 to A3 correspond to a character code.


2. EPROM addresses A3 to A0 specify a line position of the character pattern.
3. EPROM data O4 to O0 correspond to character pattern data.
4. EPROM data O5 to O7 must be specified as 0.
5. A lit display position (black) corresponds to a 1.
6. Line 11 and the following lines must be blanked with 0s for a 5 × 10 dot character fonts.

183
HD44780U
Table 4 Correspondence between Character Codes and Character Patterns (ROM Code: A00)

Upper 4
Lower Bits 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111
4 Bits
CG
RAM
xxxx0000 (1)

xxxx0001 (2)

xxxx0010 (3)

xxxx0011 (4)

xxxx0100 (5)

xxxx0101 (6)

xxxx0110 (7)

xxxx0111 (8)

xxxx1000 (1)

xxxx1001 (2)

xxxx1010 (3)

xxxx1011 (4)

xxxx1100 (5)

xxxx1101 (6)

xxxx1110 (7)

xxxx1111 (8)

Note: The user can specify any pattern for character-generator RAM.

184
HD44780U
Table 4 Correspondence between Character Codes and Character Patterns (ROM Code: A02)

Upper 4
Lower Bits 0000 0001 0010 0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111
4 Bits
CG
xxxx0000 RAM
(1)

xxxx0001 (2)

xxxx0010 (3)

xxxx0011 (4)

xxxx0100 (5)

xxxx0101 (6)

xxxx0110 (7)

xxxx0111 (8)

xxxx1000 (1)

xxxx1001 (2)

xxxx1010 (3)

xxxx1011 (4)

xxxx1100 (5)

xxxx1101 (6)

xxxx1110 (7)

xxxx1111 (8)

185
HD44780U
Table 5 Relationship between CGRAM Addresses, Character Codes (DDRAM) and Character
Patterns (CGRAM Data)

For 5 × 8 dot character patterns

Character Codes Character Patterns


(DDRAM data) CGRAM Address (CGRAM data)
7 6 5 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 0 7 6 5 4 3 2 1 0
High Low High Low High Low

0 0 0 * * * 1 1 1 1 0
0 0 1 1 0 0 0 1
0 1 0 1 0 0 0 1
Character
0 1 1 1 1 1 1 0 pattern (1)
0 0 0 0 * 0 0 0 0 0 0
1 0 0 1 0 1 0 0
1 0 1 1 0 0 1 0
1 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 * * * 0 0 0 0 0 Cursor position
0 0 0 * * * 1 0 0 0 1
0 0 1 0 1 0 1 0
0 1 0 1 1 1 1 1
Character
0 1 1 0 0 1 0 0
0 0 0 0 * 0 0 1 0 0 1 pattern (2)
1 0 0 1 1 1 1 1
1 0 1 0 0 1 0 0
1 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 * * * 0 0 0 0 0 Cursor position
0 0 0 * * *
0 0 1

0 0 0 0 * 1 1 1 1 1 1
1 0 0
1 0 1
1 1 0
1 1 1 * * *

Notes: 1. Character code bits 0 to 2 correspond to CGRAM address bits 3 to 5 (3 bits: 8 types).
2. CGRAM address bits 0 to 2 designate the character pattern line position. The 8th line is the
cursor position and its display is formed by a logical OR with the cursor.
Maintain the 8th line data, corresponding to the cursor display position, at 0 as the cursor
display.
If the 8th line data is 1, 1 bits will light up the 8th line regardless of the cursor presence.
3. Character pattern row positions correspond to CGRAM data bits 0 to 4 (bit 4 being at the left).
4. As shown Table 5, CGRAM character patterns are selected when character code bits 4 to 7 are
all 0. However, since character code bit 3 has no effect, the R display example above can be
selected by either character code 00H or 08H.
5. 1 for CGRAM data corresponds to display selection and 0 to non-selection.
* Indicates no effect.

186
HD44780U
Table 5 Relationship between CGRAM Addresses, Character Codes (DDRAM) and Character
Patterns (CGRAM Data) (cont)

For 5 × 10 dot character patterns

Character Codes Character Patterns


(DDRAM data) CGRAM Address (CGRAM data)
7 6 5 4 3 2 1 0 5 4 3 2 1 0 7 6 5 4 3 2 1 0
High Low High Low High Low

0 0 0 0 * * * 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 1 0 1 0 1 1 0
0 0 1 1 1 1 0 0 1
0 1 0 0 1 0 0 0 1 Character
0 0 0 0 * 0 0 * 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 pattern
0 1 1 0 1 1 1 1 0
0 1 1 1 1 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 0 0 1 1 0 0 0 0
1 0 1 0 * * * 0 0 0 0 0 Cursor position
1 0 1 1 * * * * * * * *
1 1 0 0
1 1 0 1
1 1 1 0
1 1 1 1 * * * * * * * *
0 0 0 0 * * *
0 0 0 1

0 0 0 0 * 1 1 * 1 1 1 0 0 1
1 0 1 0 * * *
1 0 1 1 * * * * * * * *
1 1 0 0
1 1 0 1
1 1 1 0
1 1 1 1 * * * * * * * *

Notes: 1. Character code bits 1 and 2 correspond to CGRAM address bits 4 and 5 (2 bits: 4 types).
2. CGRAM address bits 0 to 3 designate the character pattern line position. The 11th line is the
cursor position and its display is formed by a logical OR with the cursor.
Maintain the 11th line data corresponding to the cursor display positon at 0 as the cursor
display.
If the 11th line data is “1”, “1” bits will light up the 11th line regardless of the cursor presence.
Since lines 12 to 16 are not used for display, they can be used for general data RAM.
3. Character pattern row positions are the same as 5 × 8 dot character pattern positions.
4. CGRAM character patterns are selected when character code bits 4 to 7 are all 0.
However, since character code bits 0 and 3 have no effect, the P display example above can be
selected by character codes 00H, 01H, 08H, and 09H.
5. 1 for CGRAM data corresponds to display selection and 0 to non-selection.
* Indicates no effect.

187
HD44780U

Timing Generation Circuit

The timing generation circuit generates timing signals for the operation of internal circuits such as
DDRAM, CGROM and CGRAM. RAM read timing for display and internal operation timing by MPU
access are generated separately to avoid interfering with each other. Therefore, when writing data to
DDRAM, for example, there will be no undesirable interferences, such as flickering, in areas other than
the display area.

Liquid Crystal Display Driver Circuit

The liquid crystal display driver circuit consists of 16 common signal drivers and 40 segment signal
drivers. When the character font and number of lines are selected by a program, the required common
signal drivers automatically output drive waveforms, while the other common signal drivers continue to
output non-selection waveforms.

Sending serial data always starts at the display data character pattern corresponding to the last address of
the display data RAM (DDRAM).

Since serial data is latched when the display data character pattern corresponding to the starting address
enters the internal shift register, the HD44780U drives from the head display.

Cursor/Blink Control Circuit

The cursor/blink control circuit generates the cursor or character blinking. The cursor or the blinking will
appear with the digit located at the display data RAM (DDRAM) address set in the address counter (AC).

For example (Figure 8), when the address counter is 08H, the cursor position is displayed at DDRAM
address 08H.

AC6 AC5 AC4 AC3 AC2 AC1 AC0

AC 0 0 0 1 0 0 0

For a 1-line display


Display position 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
DDRAM address
(hexadecimal) 00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 0A

For a 2-line display cursor position

Display position 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

00 01 02 03 04 05 06 07 08 09 0A
DDRAM address
(hexadecimal)
40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 4A

cursor position
Note: The cursor or blinking appears when the address counter (AC) selects the character
generator RAM (CGRAM). However, the cursor and blinking become meaningless.
The cursor or blinking is displayed in the meaningless position when the AC is a CGRAM address.

Figure 8 Cursor/Blink Display Example

188
HD44780U

Interfacing to the MPU


The HD44780U can send data in either two 4-bit operations or one 8-bit operation, thus allowing
interfacing with 4- or 8-bit MPUs.

• For 4-bit interface data, only four bus lines (DB4 to DB7) are used for transfer. Bus lines DB0 to DB3
are disabled. The data transfer between the HD44780U and the MPU is completed after the 4-bit data
has been transferred twice. As for the order of data transfer, the four high order bits (for 8-bit
operation, DB4 to DB7) are transferred before the four low order bits (for 8-bit operation, DB0 to
DB3).
The busy flag must be checked (one instruction) after the 4-bit data has been transferred twice. Two
more 4-bit operations then transfer the busy flag and address counter data.
• For 8-bit interface data, all eight bus lines (DB0 to DB7) are used.

RS

R/W

DB7 IR7 IR3 BF AC3 DR7 DR3

DB6 IR6 IR2 AC6 AC2 DR6 DR2

DB5 IR5 IR1 AC5 AC1 DR5 DR1

DB4 IR4 IR0 AC4 AC0 DR4 DR0

Instruction register (IR) Busy flag (BF) and Data register (DR)
write address counter (AC) read
read

Figure 9 4-Bit Transfer Example

189
HD44780U

Reset Function

Initializing by Internal Reset Circuit

An internal reset circuit automatically initializes the HD44780U when the power is turned on. The
following instructions are executed during the initialization. The busy flag (BF) is kept in the busy state
until the initialization ends (BF = 1). The busy state lasts for 10 ms after VCC rises to 4.5 V.

1. Display clear
2. Function set:
DL = 1; 8-bit interface data
N = 0; 1-line display
F = 0; 5 × 8 dot character font
3. Display on/off control:
D = 0; Display off
C = 0; Cursor off
B = 0; Blinking off
4. Entry mode set:
I/D = 1; Increment by 1
S = 0; No shift

Note: If the electrical characteristics conditions listed under the table Power Supply Conditions Using
Internal Reset Circuit are not met, the internal reset circuit will not operate normally and will fail
to initialize the HD44780U. For such a case, initial-ization must be performed by the MPU as
explained in the section, Initializing by Instruction.

Instructions

Outline

Only the instruction register (IR) and the data register (DR) of the HD44780U can be controlled by the
MPU. Before starting the internal operation of the HD44780U, control information is temporarily stored
into these registers to allow interfacing with various MPUs, which operate at different speeds, or various
peripheral control devices. The internal operation of the HD44780U is determined by signals sent from
the MPU. These signals, which include register selection signal (RS), read/

:
write signal (R/ ), and the data bus (DB0 to DB7), make up the HD44780U instructions (Table 6). There
are four categories of instructions that:

• Designate HD44780U functions, such as display format, data length, etc.


• Set internal RAM addresses
• Perform data transfer with internal RAM
• Perform miscellaneous functions

190
HD44780U
Normally, instructions that perform data transfer with internal RAM are used the most. However, auto-
incrementation by 1 (or auto-decrementation by 1) of internal HD44780U RAM addresses after each data
write can lighten the program load of the MPU. Since the display shift instruction (Table 11) can perform
concurrently with display data write, the user can minimize system development time with maximum
programming efficiency.

When an instruction is being executed for internal operation, no instruction other than the busy
flag/address read instruction can be executed.

Because the busy flag is set to 1 while an instruction is being executed, check it to make sure it is 0
before sending another instruction from the MPU.

Note: Be sure the HD44780U is not in the busy state (BF = 0) before sending an instruction from the
MPU to the HD44780U. If an instruction is sent without checking the busy flag, the time between
the first instruction and next instruction will take much longer than the instruction time itself.
Refer to Table 6 for the list of each instruc-tion execution time.

Table 6 Instructions

Execution Time
Code (max) (when fcp or
Instruction RS R/ : DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 Description fOSC is 270 kHz)
Clear 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Clears entire display and sets
display DDRAM address 0 in address
counter.
Return 0 0 0 0 0 0 0 0 1 — Sets DDRAM address 0 in 1.52 ms
home address counter. Also returns
display from being shifted to
original position. DDRAM
contents remain unchanged.
Entry 0 0 0 0 0 0 0 1 I/D S Sets cursor move direction 37 µs
mode set and specifies display shift.
These operations are
performed during data write
and read.
Display 0 0 0 0 0 0 1 D C B Sets entire display (D) on/off, 37 µs
on/off cursor on/off (C), and blinking
control of cursor position character
(B).
Cursor or 0 0 0 0 0 1 S/C R/L — — Moves cursor and shifts 37 µs
display display without changing
shift DDRAM contents.
Function 0 0 0 0 1 DL N F — — Sets interface data length 37 µs
set (DL), number of display lines
(N), and character font (F).
Set 0 0 0 1 ACG ACG ACG ACG ACG ACG Sets CGRAM address. 37 µs
CGRAM CGRAM data is sent and
address received after this setting.
Set 0 0 1 ADD ADD ADD ADD ADD ADD ADD Sets DDRAM address. 37 µs
DDRAM DDRAM data is sent and
address received after this setting.
Read busy 0 1 BF AC AC AC AC AC AC AC Reads busy flag (BF) 0 µs
flag & indicating internal operation is
address being performed and reads
address counter contents.

191
HD44780U
Table 6 Instructions (cont)

Execution Time
Code (max) (when fcp or
Instruction RS R/ : DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 Description fOSC is 270 kHz)
Write data 1 0 Write data Writes data into DDRAM or 37 µs
to CG or CGRAM. tADD = 4 µs*
DDRAM
Read data 1 1 Read data Reads data from DDRAM or 37 µs
from CG or CGRAM. tADD = 4 µs*
DDRAM
I/D = 1: Increment DDRAM: Display data RAM Execution time
I/D = 0: Decrement CGRAM: Character generator changes when
S = 1: Accompanies display shift RAM frequency changes
S/C = 1: Display shift ACG: CGRAM address Example:
S/C = 0: Cursor move ADD: DDRAM address When fcp or fOSC is
R/L = 1: Shift to the right (corresponds to cursor
250 kHz,
R/L = 0: Shift to the left address) 270
37 µs × = 40 µs
DL = 1: 8 bits, DL = 0: 4 bits AC: Address counter used for 250
N = 1: 2 lines, N = 0: 1 line both DD and CGRAM
F = 1: 5 × 10 dots, F = 0: 5 × 8 dots addresses
BF = 1: Internally operating
BF = 0: Instructions acceptable
Note: — indicates no effect.
* After execution of the CGRAM/DDRAM data write or read instruction, the RAM address counter
is incremented or decremented by 1. The RAM address counter is updated after the busy flag
turns off. In Figure 10, tADD is the time elapsed after the busy flag turns off until the address
counter is updated.

Busy signal Busy state


(DB7 pin)

Address counter
(DB0 to DB6 pins) A A+1

t ADD

Note: t ADD depends on the operation frequency


t ADD = 1.5/(f cp or f OSC ) seconds

Figure 10 Address Counter Update

192
HD44780U

Instruction Description

Clear Display

Clear display writes space code 20H (character pattern for character code 20H must be a blank pattern)
into all DDRAM addresses. It then sets DDRAM address 0 into the address counter, and returns the
display to its original status if it was shifted. In other words, the display disappears and the cursor or
blinking goes to the left edge of the display (in the first line if 2 lines are displayed). It also sets I/D to 1
(increment mode) in entry mode. S of entry mode does not change.

Return Home

Return home sets DDRAM address 0 into the address counter, and returns the display to its original status
if it was shifted. The DDRAM contents do not change.

The cursor or blinking go to the left edge of the display (in the first line if 2 lines are displayed).

Entry Mode Set

I/D: Increments (I/D = 1) or decrements (I/D = 0) the DDRAM address by 1 when a character code is
written into or read from DDRAM.

The cursor or blinking moves to the right when incremented by 1 and to the left when decremented by 1.
The same applies to writing and reading of CGRAM.

S: Shifts the entire display either to the right (I/D = 0) or to the left (I/D = 1) when S is 1. The display
does not shift if S is 0.

If S is 1, it will seem as if the cursor does not move but the display does. The display does not shift when
reading from DDRAM. Also, writing into or reading out from CGRAM does not shift the display.

Display On/Off Control

D: The display is on when D is 1 and off when D is 0. When off, the display data remains in DDRAM,
but can be displayed instantly by setting D to 1.

C: The cursor is displayed when C is 1 and not displayed when C is 0. Even if the cursor disappears, the
function of I/D or other specifications will not change during display data write. The cursor is displayed
using 5 dots in the 8th line for 5 × 8 dot character font selection and in the 11th line for the 5 × 10 dot
character font selection (Figure 13).

B: The character indicated by the cursor blinks when B is 1 (Figure 13). The blinking is displayed as
switching between all blank dots and displayed characters at a speed of 409.6-ms intervals when f cp or fOSC
is 250 kHz. The cursor and blinking can be set to display simultaneously. (The blinking frequency
changes according to fOSC or the reciprocal of fcp. For example, when fcp is 270 kHz, 409.6 × 250/270 =
379.2 ms.)

193
HD44780U

Cursor or Display Shift

Cursor or display shift shifts the cursor position or display to the right or left without writing or reading
display data (Table 7). This function is used to correct or search the display. In a 2-line display, the
cursor moves to the second line when it passes the 40th digit of the first line. Note that the first and
second line displays will shift at the same time.

When the displayed data is shifted repeatedly each line moves only horizontally. The second line display
does not shift into the first line position.

The address counter (AC) contents will not change if the only action performed is a display shift.

Function Set

DL: Sets the interface data length. Data is sent or received in 8-bit lengths (DB7 to DB0) when DL is 1,
and in 4-bit lengths (DB7 to DB4) when DL is 0.When 4-bit length is selected, data must be sent or
received twice.

N: Sets the number of display lines.

F: Sets the character font.

Note: Perform the function at the head of the program before executing any instructions (except for the
read busy flag and address instruction). From this point, the function set instruction cannot be
executed unless the interface data length is changed.

Set CGRAM Address

Set CGRAM address sets the CGRAM address binary AAAAAA into the address counter.

Data is then written to or read from the MPU for CGRAM.

194
HD44780U

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

Clear
Code 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
display

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

Return Code 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Note: * Don’t care.


home

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

Entry
Code 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
mode set

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

Display
Code 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
on/off control

Figure 11

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

Cursor or
Code 0 0 0 0 0 1 S/C R/L * * Note: * Don’t care.
display shift

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

Function set Code 0 0 0 0 0 DL N F * *

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

Set CGRAM 0 0 0 0 A A A A A A
Code
address
Higher Lower
order bit order bit

Figure 12

195
HD44780U

Set DDRAM Address

Set DDRAM address sets the DDRAM address binary AAAAAAA into the address counter.

Data is then written to or read from the MPU for DDRAM.

However, when N is 0 (1-line display), AAAAAAA can be 00H to 4FH. When N is 1 (2-line display),
AAAAAAA can be 00H to 27H for the first line, and 40H to 67H for the second line.

Read Busy Flag and Address

Read busy flag and address reads the busy flag (BF) indicating that the system is now internally operating
on a previously received instruction. If BF is 1, the internal operation is in progress. The next instruction
will not be accepted until BF is reset to 0. Check the BF status before the next write operation. At the
same time, the value of the address counter in binary AAAAAAA is read out. This address counter is
used by both CG and DDRAM addresses, and its value is determined by the previous instruction. The
address contents are the same as for instructions set CGRAM address and set DDRAM address.

Table 7 Shift Function

S/C R/L
0 0 Shifts the cursor position to the left. (AC is decremented by one.)
0 1 Shifts the cursor position to the right. (AC is incremented by one.)
1 0 Shifts the entire display to the left. The cursor follows the display shift.
1 1 Shifts the entire display to the right. The cursor follows the display shift.

Table 8 Function Set

No. of
Display Duty
N F Lines Character Font Factor Remarks
0 0 1 5 × 8 dots 1/8
0 1 1 5 × 10 dots 1/11
1 * 2 5 × 8 dots 1/16 Cannot display two lines for 5 × 10 dot character font
Note: * Indicates don’t care.

196
HD44780U

Cursor

5 × 8 dot 5 × 10 dot Alternating display


character font character font
Cursor display example Blink display example

Figure 13 Cursor and Blinking

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

Set DDRAM Code 0 0 1 A A A A A A A


address
Higher Lower
order bit order bit

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

Read busy flag Code 0 1 BF A A A A A A A


and address
Higher Lower
order bit order bit

Figure 14

197
HD44780U

Write Data to CG or DDRAM

Write data to CG or DDRAM writes 8-bit binary data DDDDDDDD to CG or DDRAM.

To write into CG or DDRAM is determined by the previous specification of the CGRAM or DDRAM
address setting. After a write, the address is automatically incremented or decremented by 1 according to
the entry mode. The entry mode also determines the display shift.

Read Data from CG or DDRAM

Read data from CG or DDRAM reads 8-bit binary data DDDDDDDD from CG or DDRAM.

The previous designation determines whether CG or DDRAM is to be read. Before entering this read
instruction, either CGRAM or DDRAM address set instruction must be executed. If not executed, the first
read data will be invalid. When serially executing read instructions, the next address data is normally
read from the second read. The address set instructions need not be executed just before this read
instruction when shifting the cursor by the cursor shift instruction (when reading out DDRAM). The
operation of the cursor shift instruction is the same as the set DDRAM address instruction.

After a read, the entry mode automatically increases or decreases the address by 1. However, display shift
is not executed regardless of the entry mode.

Note: The address counter (AC) is automatically incremented or decremented by 1 after the write
instructions to CGRAM or DDRAM are executed. The RAM data selected by the AC cannot be
read out at this time even if read instructions are executed. Therefore, to correctly read data,
execute either the address set instruction or cursor shift instruction (only with DDRAM), then just
before reading the desired data, execute the read instruction from the second time the read
instruction is sent.

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

Write data to
Code 1 0 D D D D D D D D
CG or DDRAM
Higher Lower
order bits order bits

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0

Read data from


Code 1 1 D D D D D D D D
CG or DDRAM
Higher Lower
order bits order bits

Figure 15

198
HD44780U

Interfacing the HD44780U

Interface to MPUs

• Interfacing to an 8-bit MPU


See Figure 17 for an example of using a I/O port (for a single-chip microcomputer) as an interface
device.
In this example, P30 to P37 are connected to the data bus DB0 to DB7, and P75 to P77 are connected
:
to E, R/ , and RS, respectively.

RS




 R/W

Internal
operation

DB7

write
Data

Instruction

P30 to P37

P77
P76
P75
Functioning

Busy

Busy flag
check

8
Busy

Busy flag
check

Figure 16 Example of Busy Flag Check Timing Sequence

H8/325

E
RS
R/W

Figure 17 H8/325 Interface (Single-Chip Mode)


check

HD44780U

DB0 to DB7
Not
busy

Busy flag

COM1 to
COM16

SEG1 to
SEG40
16

40
Data

Instruction
write

LCD

199
HD44780U
• Interfacing to a 4-bit MPU
The HD44780U can be connected to the I/O port of a 4-bit MPU. If the I/O port has enough bits, 8-bit
data can be transferred. Otherwise, one data transfer must be made in two operations for 4-bit data. In
this case, the timing sequence becomes somewhat complex. (See Figure 18.)
See Figure 19 for an interface example to the HMCS4019R.
Note that two cycles are needed for the busy flag check as well as for the data transfer. The 4-bit
operation is selected by the program.

RS

R/W


 E

Internal
operation

DB7 IR7 IR3

Instruction
write
Functioning

Busy AC3

Busy flag
check

Note: IR7 , IR3 are the 7th and 3rd bits of the instruction.
AC3 is the 3rd bit of the address counter.

Figure 18 Example of 4-Bit Data Transfer Timing Sequence

HMCS4019R

D15
D14
D13

R10 to R13
4
RS
R/W
E
Not
busy AC3

Busy flag
check

HD44780

DB4 to DB7
COM1 to
COM16

SEG1 to
SEG40
16

40
D7 D3

Instruction
write

LCD

Figure 19 Example of Interface to HMCS4019R

200
HD44780U

Interface to Liquid Crystal Display

Character Font and Number of Lines: The HD44780U can perform two types of displays, 5 × 8 dot
and 5 × 10 dot character fonts, each with a cursor.

Up to two lines are displayed for 5 × 8 dots and one line for 5 × 10 dots. Therefore, a total of three

types of common signals are available (Table 9).

The number of lines and font types can be selected by the program. (See Table 6, Instructions.)

Connection to HD44780 and Liquid Crystal Display: See Figure 20 for the connection examples.

Table 9 Common Signals

Number of Lines Character Font Number of Common Signals Duty Factor


1 5 × 8 dots + cursor 8 1/8
1 5 × 10 dots + cursor 11 1/11
2 5 × 8 dots + cursor 16 1/16

HD44780

COM1

COM8

SEG1

SEG40

Example of a 5 × 8 dot, 8-character × 1-line display (1/4 bias, 1/8 duty cycle)

HD44780

COM1

COM11

SEG1

SEG40

Example of a 5 × 10 dot, 8-character × 1-line display (1/4 bias, 1/11 duty cycle)

Figure 20 Liquid Crystal Display and HD44780 Connections

201
HD44780U
Since five segment signal lines can display one digit, one HD44780U can display up to 8 digits for a 1-
line display and 16 digits for a 2-line display.

The examples in Figure 20 have unused common signal pins, which always output non-selection
waveforms. When the liquid crystal display panel has unused extra scanning lines, connect the extra
scanning lines to these common signal pins to avoid any undesirable effects due to crosstalk during the
floating state (Figure 21).

HD44780

COM1

COM8
COM9

COM16

SEG1

SEG40

Example of a 5 × 8 dot, 8-character × 2-line display (1/5 bias, 1/16 duty cycle)

Figure 20 Liquid Crystal Display and HD44780 Connections (cont)

Cursor

5 × 8 dot 5 × 10 dot Alternating display


character font character font
Cursor display example Blink display example

Figure 21 Using COM9 to Avoid Crosstalk on Unneeded Scanning Line

202
HD44780U
Connection of Changed Matrix Layout: In the preceding examples, the number of lines correspond to
the scanning lines. However, the following display examples (Figure 22) are made possible by altering
the matrix layout of the liquid crystal display panel. In either case, the only change is the layout. The
display characteristics and the number of liquid crystal display characters depend on the number of
common signals or on duty factor. Note that the display data RAM (DDRAM) addresses for 4 characters
× 2 lines and for 16 characters × 1 line are the same as in Figure 20.

Cursor

5 × 8 dot 5 × 10 dot Alternating display


character font character font
Cursor display example Blink display example

Figure 22 Changed Matrix Layout Displays

203
HD44780U

Power Supply for Liquid Crystal Display Drive


Various voltage levels must be applied to pins V1 to V5 of the HD44780U to obtain the liquid crystal
display drive waveforms. The voltages must be changed according to the duty factor (Table 10).

VLCD is the peak value for the liquid crystal display drive waveforms, and resistance dividing provides
voltages V1 to V5 (Figure 23).

Table 10 Duty Factor and Power Supply for Liquid Crystal Display Drive

Duty Factor
1/8, 1/11 1/16
Bias
Power Supply 1/4 1/5
V1 VCC–1/4 VLCD VCC–1/5 VLCD
V2 VCC–1/2 VLCD VCC–2/5 VLCD
V3 VCC–1/2 VLCD VCC–3/5 VLCD
V4 VCC–3/4 VLCD VCC–4/5 VLCD
V5 VCC–VLCD VCC–VLCD

VCC (+5 V) VCC (+5 V)

VCC VCC
R R
V1 V1
R
V2 R V2
VLCD R VLCD
V3 R V3
V4 R
V4
R R
V5 V5

VR VR

–5 V –5 V
1/4 bias 1/5 bias
(1/8, 1/11 duty cycle) (1/16, duty cycle)

Figure 23 Drive Voltage Supply Example

204
HD44780U

Relationship between Oscillation Frequency and Liquid Crystal Display Frame


Frequency
The liquid crystal display frame frequencies of Figure 24 apply only when the oscillation frequency is
270 kHz (one clock pulse of 3.7 µs).

1/8 duty cycle


400 clocks

COM1
1 2 3 4 8 1 2
VCC
V1
V2 (V3)
V4
V5
1 frame

1 frame = 3.7 µs × 400 × 8 = 11850 µs = 11.9 ms


1
Frame frequency = = 84.3 Hz
11.9 ms

1/11 duty cycle


400 clocks

COM1
1 2 3 4 11 1 2
VCC
V1
V2 (V3)
V4
V5
1 frame

1 frame = 3.7 µs × 400 × 11 = 16300 µs = 16.3 ms


1
Frame frequency = = 61.4 Hz
16.3 ms

1/16 duty cycle


200 clocks

COM1
1 2 3 4 16 1 2
VCC
V1
V2
V3
V4
V5

1 frame

1 frame = 3.7 µs × 200 × 16 = 11850 µs = 11.9 ms


1
Frame frequency = = 84.3 Hz
11.9 ms

Figure 24 Frame Frequency

205
HD44780U

Instruction and Display Correspondence


• 8-bit operation, 8-digit × 1-line display with internal reset
Refer to Table 11 for an example of an 8-digit × 1-line display in 8-bit operation. The HD44780U
functions must be set by the function set instruction prior to the display. Since the display data RAM
can store data for 80 characters, as explained before, the RAM can be used for displays such as for
advertising when combined with the display shift operation.
Since the display shift operation changes only the display position with DDRAM contents unchanged,
the first display data entered into DDRAM can be output when the return home operation is
performed.
• 4-bit operation, 8-digit × 1-line display with internal reset
The program must set all functions prior to the 4-bit operation (Table 12). When the power is turned
on, 8-bit operation is automatically selected and the first write is performed as an 8-bit operation.
Since DB0 to DB3 are not connected, a rewrite is then required. However, since one operation is
completed in two accesses for 4-bit operation, a rewrite is needed to set the functions (see Table 12).
Thus, DB4 to DB7 of the function set instruction is written twice.
• 8-bit operation, 8-digit × 2-line display
For a 2-line display, the cursor automatically moves from the first to the second line after the 40th
digit of the first line has been written. Thus, if there are only 8 characters in the first line, the
DDRAM address must be again set after the 8th character is completed. (See Table 13.) Note that the
display shift operation is performed for the first and second lines. In the example of Table 13, the
display shift is performed when the cursor is on the second line. However, if the shift operation is
performed when the cursor is on the first line, both the first and second lines move together. If the
shift is repeated, the display of the second line will not move to the first line. The same display will
only shift within its own line for the number of times the shift is repeated.

Note: When using the internal reset, the electrical characteristics in the Power Supply Conditions Using
Internal Reset Circuit table must be satisfied. If not, the HD44780U must be initialized by
instructions. See the section, Initializing by Instruction.

206
HD44780U
Table 11 8-Bit Operation, 8-Digit × 1-Line Display Example with Internal Reset

Instruction
Step
No. RS R/ : DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 Display Operation
1 Power supply on (the HD44780U is initialized by the internal Initialized. No display.
reset circuit)
2 Function set Sets to 8-bit operation and
0 0 0 0 1 1 0 0 * * selects 1-line display and 5 × 8
dot character font. (Number of
display lines and character fonts
cannot be changed after step
#2.)
3 Display on/off control Turns on display and cursor.
_
0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 Entire display is in space mode
because of initialization.
4 Entry mode set Sets mode to increment the
_
0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 address by one and to shift the
cursor to the right at the time of
write to the DD/CGRAM.
Display is not shifted.
5 Write data to CGRAM/DDRAM Writes H. DDRAM has already
H_
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 been selected by initialization
when the power was turned on.
The cursor is incremented by
one and shifted to the right.
6 Write data to CGRAM/DDRAM Writes I.
HI_
1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
7 · ·
· ·
· ·
· ·
· ·
8 Write data to CGRAM/DDRAM Writes I.
HITACHI_
1 0 0 1 0 0 1 0 0 1
9 Entry mode set Sets mode to shift display at the
HITACHI_
0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 time of write.
10 Write data to CGRAM/DDRAM Writes a space.
ITACHI _
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0

207
HD44780U
Table 11 8-Bit Operation, 8-Digit × 1-Line Display Example with Internal Reset (cont)

Instruction
Step
No. RS R/ : DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 Display Operation
11 Write data to CGRAM/DDRAM Writes M.
1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 Cursor

5 × 8 dot 5 × 10 dot Alternating display


character font character font
Cursor display example Blink display example

12 · ·
· ·
· ·
· ·
· ·
13 Write data to CGRAM/DDRAM Writes O.
MICROKO_
1 0 0 1 0 0 1 1 1 1
14 Cursor or display shift Shifts only the cursor position to
MICROKO
_
0 0 0 0 0 1 0 0 * * the left.
15 Cursor or display shift Shifts only the cursor position to
MICROKO
_
0 0 0 0 0 1 0 0 * * the left.
16 Write data to CGRAM/DDRAM Writes C over K.
ICROCO
_
1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 The display moves to the left.
17 Cursor or display shift Shifts the display and cursor
MICROCO
_
0 0 0 0 0 1 1 1 * * position to the right.
18 Cursor or display shift Shifts the display and cursor
MICROCO_
0 0 0 0 0 1 0 1 * * position to the right.
19 Write data to CGRAM/DDRAM Writes M.
ICROCOM_
1 0 0 1 0 0 1 1 0 1
20 · ·
· ·
· ·
· ·
· ·
21 Return home Returns both display and cursor
HITACHI
_
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 to the original position (address
0).

208
HD44780U
Table 12 4-Bit Operation, 8-Digit × 1-Line Display Example with Internal Reset

Instruction
Step
No. RS R/ : DB7 DB6 DB5 DB4 Display Operation
1 Power supply on (the HD44780U is initialized by the internal Initialized. No display.
reset circuit)
2 Function set Sets to 4-bit operation.
0 0 0 0 1 0 In this case, operation is
handled as 8 bits by initializa-
tion, and only this instruction
completes with one write.
3 Function set Sets 4-bit operation and selects
0 0 0 0 1 0 1-line display and 5 × 8 dot
0 0 0 0 * * character font. 4-bit operation
starts from this step and
resetting is necessary. (Number
of display lines and character
fonts cannot be changed after
step #3.)
4 Display on/off control Turns on display and cursor.
_
0 0 0 0 0 0 Entire display is in space mode
0 0 1 1 1 0 because of initialization.
5 Entry mode set Sets mode to increment the
0 0 0 0 0 0 address by one and to shift the
0 0 0 1 1 0 cursor to the right at the time of
write to the DD/CGRAM.
Display is not shifted.
6 Write data to CGRAM/DDRAM Writes H.
H_
1 0 0 1 0 0 The cursor is incremented by
1 0 1 0 0 0 one and shifts to the right.
Note: The control is the same as for 8-bit operation beyond step #6.

209
HD44780U
Table 13 8-Bit Operation, 8-Digit × 2-Line Display Example with Internal Reset

Instruction
Step
No. RS R/ : DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 Display Operation
1 Power supply on (the HD44780U is initialized by the internal Initialized. No display.
reset circuit)

2 Function set Sets to 8-bit operation and


0 0 0 0 1 1 1 0 * * selects 2-line display and 5 × 8
dot character font.
3 Display on/off control _
Turns on display and cursor. All
0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 display is in space mode
because of initialization.
4 Entry mode set _
Sets mode to increment the
0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 address by one and to shift the
cursor to the right at the time of
write to the DD/CGRAM.
Display is not shifted.
5 Write data to CGRAM/DDRAM H_ Writes H. DDRAM has already
1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 been selected by initialization
when the power was turned on.
The cursor is incremented by
one and shifted to the right.
6 · ·
· ·
· ·
· ·
· ·
7 Write data to CGRAM/DDRAM HITACHI_ Writes I.
1 0 0 1 0 0 1 0 0 1

8 Set DDRAM address HITACHI Sets DDRAM address so that


0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 _ the cursor is positioned at the
head of the second line.

210
HD44780U
Table 13 8-Bit Operation, 8-Digit × 2-Line Display Example with Internal Reset (cont)

Instruction
Step
No. RS R/: DB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 Display Operation
9 Write data to CGRAM/DDRAM HITACHI Writes M.
1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 M_

10 · ·
· ·
· ·
· ·
· ·
11 Write data to CGRAM/DDRAM HITACHI Writes O.
1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 MICROCO_

12 Entry mode set HITACHI Sets mode to shift display at the


0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 MICROCO_ time of write.

13 Write data to CGRAM/DDRAM ITACHI Writes M. Display is shifted to


1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 ICROCOM_ the left. The first and second
lines both shift at the same time.
14 · ·
· ·
· ·
· ·
· ·
15 Return home HITACHI
_ Returns both display and cursor
0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 MICROCOM to the original position (address
0).

211
HD44780U

Initializing by Instruction
If the power supply conditions for correctly operating the internal reset circuit are not met, initialization
by instructions becomes necessary.

Refer to Figures 25 and 26 for the procedures on 8-bit and 4-bit initializations, respectively.

Power on

Wait for more than 15 ms Wait for more than 40 ms


after VCC rises to 4.5 V after VCC rises to 2.7 V

RS R/WDB7 DB6 DB5 DB4 DB3DB2 DB1 DB0 BF cannot be checked before this instruction.
0 0 0 0 1 1 * * * * Function set (Interface is 8 bits long.)

Wait for more than 4.1 ms

RS R/WDB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 BF cannot be checked before this instruction.
0 0 0 0 1 1 * * * * Function set (Interface is 8 bits long.)

Wait for more than 100 µs

RS R/WDB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 BF cannot be checked before this instruction.
0 0 0 0 1 1 * * * * Function set (Interface is 8 bits long.)

BF can be checked after the following instructions.


When BF is not checked, the waiting time between
instructions is longer than the execution instuction
time. (See Table 6.)
Function set (Interface is 8 bits long. Specify the
RS R/WDB7 DB6 DB5 DB4 DB3 DB2 DB1 DB0 number of display lines and character font.)
0 0 0 0 1 1 N F * * The number of display lines and character font
cannot be changed after this point.
0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 Display off
0 0 0 0 0 0 0 1 I/D S Display clear
Entry mode set

Initialization ends

Figure 25 8-Bit Interface

212
HD44780U

Power on

Wait for more than 15 ms Wait for more than 40 ms


after VCC rises to 4.5 V after VCC rises to 2.7 V

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 BF cannot be checked before this instruction.
0 0 0 0 1 1 Function set (Interface is 8 bits long.)

Wait for more than 4.1 ms

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 BF cannot be checked before this instruction.
0 0 0 0 1 1 Function set (Interface is 8 bits long.)

Wait for more than 100 µs

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 BF cannot be checked before this instruction.
0 0 0 0 1 1 Function set (Interface is 8 bits long.)

RS R/W DB7 DB6 DB5 DB4 BF can be checked after the following instructions.
0 0 0 0 1 0 When BF is not checked, the waiting time between
0 0 0 0 1 0 instructions is longer than the execution instuction
time. (See Table 6.)
0 0 N F * *
Function set (Set interface to be 4 bits long.)
0 0 0 0 0 0
Interface is 8 bits in length.
0 0 1 0 0 0
Function set (Interface is 4 bits long. Specify the
0 0 0 0 0 0
number of display lines and character font.)
0 0 0 0 0 1 The number of display lines and character font
0 0 0 0 0 0 cannot be changed after this point.
0 0 0 1 I/D S Display off
Display clear

Initialization ends Entry mode set

Figure 26 4-Bit Interface

213
HD44780U

Absolute Maximum Ratings*


Item Symbol Value Unit Notes
Power supply voltage (1) VCC–GND –0.3 to +7.0 V 1
Power supply voltage (2) VCC–V5 –0.3 to +13.0 V 1, 2
Input voltage Vt –0.3 to VCC +0.3 V 1
Operating temperature Topr –20 to +75 °C
Storage temperature Tstg –55 to +125 °C 4
Note: * If the LSI is used above these absolute maximum ratings, it may become permanently damaged.
Using the LSI within the following electrical characteristic limits is strongly recommended for normal
operation. If these electrical characteristic conditions are also exceeded, the LSI will malfunction
and cause poor reliability.

214
HD44780U

DC Characteristics (VCC = 2.7 to 4.5 V, Ta = –20 to +75°C*3)


Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition Notes*
Input high voltage (1) VIH1 0.7VCC — VCC V 6
(except OSC1)
Input low voltage (1) VIL1 –0.3 — 0.55 V 6
(except OSC1)
Input high voltage (2) VIH2 0.7VCC — VCC V 15
(OSC1)
Input low voltage (2) VIL2 — — 0.2VCC V 15
(OSC1)
Output high voltage (1) VOH1 0.75VCC — — V –IOH = 0.1 mA 7
(DB0–DB7)
Output low voltage (1) VOL1 — — 0.2VCC V IOL = 0.1 mA 7
(DB0–DB7)
Output high voltage (2) VOH2 0.8VCC — — V –IOH = 0.04 mA 8
(except DB0–DB7)
Output low voltage (2) VOL2 — — 0.2VCC V IOL = 0.04 mA 8
(except DB0–DB7)
Driver on resistance RCOM — 2 20 kΩ ±Id = 0.05 mA, 13
(COM) VLCD = 4 V
Driver on resistance RSEG — 2 30 kΩ ±Id = 0.05 mA, 13
(SEG) VLCD = 4 V
Input leakage current ILI –1 — 1 µA VIN = 0 to VCC 9
Pull-up MOS current –Ip 10 50 120 µA VCC = 3 V
(DB0–DB7, RS, R/ ) :
Power supply current ICC — 0.15 0.30 mA Rf oscillation, 10, 14
external clock
VCC = 3 V,
fOSC = 270 kHz
LCD voltage VLCD1 3.0 — 11.0 V VCC–V5, 1/5 bias 16
VLCD2 3.0 — 11.0 V VCC–V5, 1/4 bias 16
Note: * Refer to the Electrical Characteristics Notes section following these tables.

215
HD44780U

AC Characteristics (VCC = 2.7 to 4.5 V, Ta = –20 to +75°C*3)

Clock Characteristics

Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition Note*


External External clock frequency fcp 125 250 350 kHz 11
clock External clock duty Duty 45 50 55 %
operation
External clock rise time trcp — — 0.2 µs
External clock fall time tfcp — — 0.2 µs
Rf Clock oscillation fOSC 190 270 350 kHz Rf = 75 kΩ, 12
oscillation frequency VCC = 3 V
Note: * Refer to the Electrical Characteristics Notes section following these tables.

Bus Timing Characteristics

Write Operation

Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition


Enable cycle time tcycE 1000 — — ns Figure 27
Enable pulse width (high level) PWEH 450 — —
Enable rise/fall time tEr, tEf — — 25
Address set-up time (RS, R/ : to E) tAS 60 — —
Address hold time tAH 20 — —
Data set-up time tDSW 195 — —
Data hold time tH 10 — —

Read Operation

Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition


Enable cycle time tcycE 1000 — — ns Figure 28
Enable pulse width (high level) PWEH 450 — —
Enable rise/fall time tEr, tEf — — 25
Address set-up time (RS, R/ : to E) tAS 60 — —
Address hold time tAH 20 — —
Data delay time tDDR — — 360
Data hold time tDHR 5 — —

216
HD44780U

Interface Timing Characteristics with External Driver


Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition
Clock pulse width High level tCWH 800 — — ns Figure 29
Low level tCWL 800 — —
Clock set-up time tCSU 500 — —
Data set-up time tSU 300 — —
Data hold time tDH 300 — —
M delay time tDM –1000 — 1000
Clock rise/fall time tct — — 200

Power Supply Conditions Using Internal Reset Circuit


Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition
Power supply rise time t rCC 0.1 — 10 ms Figure 30
Power supply off time tOFF 1 — —

217
HD44780U

DC Characteristics (VCC = 4.5 to 5.5 V, Ta = –20 to +75°C*3)


Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition Notes*
Input high voltage (1) VIH1 2.2 — VCC V 6
(except OSC1)
Input low voltage (1) VIL1 –0.3 — 0.6 V 6
(except OSC1)
Input high voltage (2) VIH2 VCC–1.0 — VCC V 15
(OSC1)
Input low voltage (2) VIL2 — — 1.0 V 15
(OSC1)
Output high voltage (1) VOH1 2.4 — — V –IOH = 0.205 mA 7
(DB0–DB7)
Output low voltage (1) VOL1 — — 0.4 V IOL = 1.2 mA 7
(DB0–DB7)
Output high voltage (2) VOH2 0.9 VCC — — V –IOH = 0.04 mA 8
(except DB0–DB7)
Output low voltage (2) VOL2 — — 0.1 VCC V IOL = 0.04 mA 8
(except DB0–DB7)
Driver on resistance RCOM — 2 20 kΩ ±Id = 0.05 mA, 13
(COM) VLCD = 4 V
Driver on resistance RSEG — 2 30 kΩ ±Id = 0.05 mA, 13
(SEG) VLCD = 4 V
Input leakage current ILI –1 — 1 µA VIN = 0 to VCC 9
Pull-up MOS current –Ip 50 125 250 µA VCC = 5 V
(DB0–DB7, RS, R/ ) :
Power supply current ICC — 0.35 0.60 mA Rf oscillation, 10, 14
external clock
VCC = 5 V,
fOSC = 270 kHz
LCD voltage VLCD1 3.0 — 11.0 V VCC–V5, 1/5 bias 16
VLCD2 3.0 — 11.0 V VCC–V5, 1/4 bias 16
Note: * Refer to the Electrical Characteristics Notes section following these tables.

218
HD44780U

AC Characteristics (VCC = 4.5 to 5.5 V, Ta = –20 to +75°C*3)

Clock Characteristics

Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition Notes*


External External clock frequency fcp 125 250 350 kHz 11
clock External clock duty Duty 45 50 55 % 11
operation
External clock rise time trcp — — 0.2 µs 11
External clock fall time tfcp — — 0.2 µs 11
Rf Clock oscillation frequency fOSC 190 270 350 kHz Rf = 91 kΩ 12
oscillation VCC = 5.0 V
Note: * Refer to the Electrical Characteristics Notes section following these tables.

Bus Timing Characteristics

Write Operation

Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition


Enable cycle time tcycE 500 — — ns Figure 27
Enable pulse width (high level) PWEH 230 — —
Enable rise/fall time tEr, tEf — — 20
Address set-up time (RS, R/ : to E) tAS 40 — —
Address hold time tAH 10 — —
Data set-up time tDSW 80 — —
Data hold time tH 10 — —

Read Operation

Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition


Enable cycle time tcycE 500 — — ns Figure 28
Enable pulse width (high level) PWEH 230 — —
Enable rise/fall time tEr, tEf — — 20
Address set-up time (RS, R/ : to E) tAS 40 — —
Address hold time tAH 10 — —
Data delay time tDDR — — 160
Data hold time tDHR 5 — —

219
HD44780U

Interface Timing Characteristics with External Driver


Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition
Clock pulse width High level tCWH 800 — — ns Figure 29
Low level tCWL 800 — —
Clock set-up time tCSU 500 — —
Data set-up time tSU 300 — —
Data hold time tDH 300 — —
M delay time tDM –1000 — 1000
Clock rise/fall time tct — — 100

Power Supply Conditions Using Internal Reset Circuit


Item Symbol Min Typ Max Unit Test Condition
Power supply rise time trCC 0.1 — 10 ms Figure 30
Power supply off time tOFF 1 — —

220
HD44780U

Electrical Characteristics Notes


1. All voltage values are referred to GND = 0 V.

VCC

V1 A = VCC –V5 The conditions of V1 and V5 voltages are for proper


A B = VCC –V1 operation of the LSI and not for the LCD output level.
A ≥ 1.5 V The LCD drive voltage condition for the LCD output
V5 B ≤ 0.25 × A level is specified as LCD voltage VLCD.

2. VCC ≥ V1 ≥ V2 ≥ V3 ≥ V4≥V5 must be maintained.


3. For die products, specified up to 75°C.
4. For die products, specified by the die shipment specification.
5. The following four circuits are I/O pin configurations except for liquid crystal display output.

Input pin Output pin


Pin: E (MOS without pull-up) Pins: RS, R/W (MOS with pull-up) Pins: CL1, CL2, M, D

VCC VCC VCC

PMOS PMOS PMOS PMOS

(pull up MOS)
NMOS NMOS NMOS

I/O Pin
Pins: DB0 –DB7 VCC VCC
(MOS with pull-up) (input circuit)
(pull-up MOS) PMOS PMOS

Input enable

NMOS
VCC

NMOS
PMOS Output enable
Data

NMOS
(output circuit)
(tristate)

221
HD44780U
6. Applies to input pins and I/O pins, excluding the OSC1 pin.
7. Applies to I/O pins.
8. Applies to output pins.
9. Current flowing through pull–up MOSs, excluding output drive MOSs.
10. Input/output current is excluded. When input is at an intermediate level with CMOS, the excessive
current flows through the input circuit to the power supply. To avoid this from happening, the input
level must be fixed high or low.
11. Applies only to external clock operation.

Th Tl

Oscillator OSC1
0.7 VCC
0.5 VCC
Open OSC2 0.3 VCC

t rcp t fcp

Th
Duty = × 100%
Th + Tl

12. Applies only to the internal oscillator operation using oscillation resistor Rf.

R f : 75 k Ω ± 2% (when VCC = 3 V)
OSC1
R f : 91 k Ω ± 2% (when VCC = 5 V)
Rf Since the oscillation frequency varies depending on the OSC1 and
OSC2 pin capacitance, the wiring length to these pins should be minimized.
OSC2

VCC = 5 V VCC = 3 V
500 500

400 400
f OSC (kHz)

f OSC (kHz)

300 300
(270) (270)
max. max.
200 typ. 200
typ.
min. min.
100 100
50 (91)100 150 50 (75) 100 150
R f (k Ω) R f (k Ω)

222
HD44780U
13. RCOM is the resistance between the power supply pins (VCC, V1, V4, V5) and each common signal
pin (COM1 to COM16).
RSEG is the resistance between the power supply pins (VCC, V2, V3, V5) and each segment signal pin
(SEG1 to SEG40).
14. The following graphs show the relationship between operation frequency and current consumption.

VCC = 5 V VCC = 3 V
1.8 1.8
1.6 1.6
1.4 1.4
1.2 1.2
ICC (mA)

ICC (mA)
1.0 max. 1.0
0.8 0.8
0.6 typ.
0.6
max.
0.4 0.4
0.2 typ.
0.2
0.0 0.0
0 100 200 300 400 500 0 100 200 300 400 500

fOSC or fcp (kHz) fOSC or fcp (kHz)

15. Applies to the OSC1 pin.


16. Each COM and SEG output voltage is within ±0.15 V of the LCD voltage (VCC, V1, V2, V3, V4, V5)
when there is no load.

223
HD44780U

Load Circuits

Data Bus DB0 to DB7

VCC = 5 V

For VCC = 4.5 to 5.5 V For VCC = 2.7 to 4.5 V


3.9 k Ω
Test Test
point point

90 pF 11 k Ω IS2074 H
50 pF
diodes

External Driver Control Signals: CL1, CL2, D, M

Test
point

30 pF

224
HD44780U

Timing Characteristics

VIH1 VIH1
RS VIL1 VIL1
tAS tAH

R/W VIL1 VIL1

PWEH tAH

tEf

E VIH1 VIH1
VIL1 VIL1 VIL1
tEr
tDSW tH

VIH1 VIH1
DB0 to DB7 VIL1 Valid data VIL1
tcycE

Figure 27 Write Operation

VIH1 VIH1
RS VIL1 VIL1
tAS tAH

R/W VIH1 VIH1

PWEH tAH

tEf
E VIH1 VIH1
VIL1 VIL1 VIL1
tEr
tDDR tDHR

VOH1 VOH1
DB0 to DB7 VOL1 * Valid data * VOL1
tcycE

Note: * VOL1 is assumed to be 0.8 V at 2 MHz operation.

Figure 28 Read Operation

225
HD44780U

tct
VOH2 VOH2
CL1 VOL2
tCWH
tCWH
tCSU

CL2 VOH2
VOL2
tCSU tCWL
tct

D VOH2
VOL2
tDH

tSU
VOH2
M

t DM

Figure 29 Interface Timing with External Driver

2.7 V/4.5 V*2


VCC

0.2 V 0.2 V 0.2 V

trcc tOFF*1

0.1 ms ≤ trcc ≤ 10 ms tOFF ≥ 1 ms

Notes: 1. tOFF compensates for the power oscillation period caused by momentary power supply
oscillations.
2. Specified at 4.5 V for 5-V operation, and at 2.7 V for 3-V operation.
3. For if 4.5 V is not reached during 5-V operation, the internal reset circuit will not operate
normally.
In this case, the LSI must be initialized by software. (Refer to the Initializing by
Instruction section.)

Figure 30 Internal Power Supply Reset

226

Anda mungkin juga menyukai