Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KESEHATAN

“PENYAKIT INFEKSI”

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. ROSMAWATI
2. SARI YANA MIATI
3. NUR FATIMAH

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS ST.FATIMAH MAMUJU

T.A 2021/2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan yang baik bergantung sebagian pada lingkungan yang aman. Praktisi atau
teknisi yang memantau atau mencegah peniularan infeksi membantu melindungi klien dan
pekerja perawatan kesehatan dari penyakit. Klien dalam lingkungan perawatan kesehatan
beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang menurun terhadap mikroorganisme
infeksius, meninkatnya pejanan terhadap jumlah dan jemis penyakit yang disebakan oleh
mikroorganisme dan prosedur invasive. Dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory klien
dapat terpajan mikroorganisme baru atau berbeda, yang beberapa dari mikroorganisme
tersebut dapat juga resisten terhadap banyak antibiotic. Dengan cara mempraktikan teknik
pencegahan dan pengendalian infeksi, perawat dapat menghindarkan penyebaran
mikroorganisme terhadap klien .

Dalam semua lingkungan, kiien dan keluarganya harus mampu mengenali sumber infeksi
dan mampu melakukan tindakan protektif. Penyuluhan klien nharus termasuk informasi
mengenai infeksi, cara-cara penularan dan pencegahan. Petugas perawatan kesehatan dapat
melindungi diri mereka sendiri dari kontak dengan bahan infeksius atau terpajan pada
penyakit menular dengan memiliki pengetahuan tentang proses infeksi dan perlindungan
barier yang tepat. Penyakit seperti hepatitis B, AIDS, dan tuberkolosis telah menyeababkan
perhatian yang lebih besar pada teknik pengontrolaan infeks.

Setiap tahun diperkirakan 2 juta pasien mengalami infeksi saat dirawat di Rumah Sakit.
Hal ini terjadi karena pasien yang dirawat di Rumah Sakit mempunyai daya tahan tubuh yang
melemah sehingga resistensi terhadap mikroorganisme penyebab penyakit menjadi turun,
adanya peningkatan paparan terhadap berbagai mikroorganisme dan dilakukannya prosedur
invasive terhadap pasien di Rumah Sakit

2
B. RUMUSAN MASALAH

Sesuai latar belakang diatas maka rumusan masalah pada makalah ini adalah tentang
Apa-apa saja Konsep Penyakit Infeksi dan mahasiswa mampu memahami dan melakukan
asuhan keperawatan terhadap pasien infeksi atau yang berisiko infeksi.

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian infeksi
2. Mengetahui tanda dan gejala infeksi
3. Mengetahui pemeriksaan penunjang infeksi
4. Mengetahui asuhan keperawatan pada pasien yang berisiko infeksi

3
BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian
Infeksi adalah invasi tubuh oleh pathogen atau mikroorganisme yang mampu menyebabkan
sakit (Potter&Perry,2005). Infeksi nosocomial adalah infeksi yang diakibatkan oleh pemberian
layanan kesehatan dalam fasilitas perawatan kesehatan.
Infeksi iatrogenic adalah infeksi nosocomial yang diakibatkan oleh prosedur diagnostic atau
tereapeutik. Infeksi nosocomial dapat terjadi secara eksogen atau endogen. Infeksi secara
eksogen didapat dari mikroorganisme eksternal terhadap individu yang bukan merupakan flora
normal, contohnya organisme Salmonella. Infeksi endogen terjadi bila sebagian dari flora normal
dari pasien berubah dan terjadi pertumbuhan berlebihan.contohnya infeksi yang disebabkan
enterokokus, ragi dan streptokokus.
Flora normal adalah mikroorganisme yang ada pada lapisan permukaan dan di dalam kulit,
saliva, mukosa oral dan saluran gastrointestinal yang pada jumlah tertentu tidak akan
menyebabkan sakit tetapi justru turut berperan dalam memelihara kesehatan. Sementara resiko
infeksi adalah mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik (Herdman,T.
Heather, 2012)
Beberapa faktor yang mencetuskan risiko infeksi pada pasien menurut Potter & Perry (2005)
adalah:
1)      Agen
Agen itu penyebab infeksinya, yaitu mikroorganisme yang masuk bisa karena agennya
sendiri atau karena toksin yang dilepas.
2)      Host
Host itu yang terinfeksi, jadi biarpun ada agen, kalau tidak ada yang bisa dikenai, tidak ada
infeksi..Host biasanya orang atau hewan yang sesuai dengan kebutuhan agen untuk bisa
bertahan hidup atau berkembang biak.
3)      Environment (lingkungan)

4
Environment itu lingkungan di sekitar agen dan host, seperti suhu, kelembaban, sinar
matahari, oksige dan sebagainya. Ada agen tertentu yang hanya bisa bertahan atau
menginfeksi pada keadaan lingkungan yang tertentu juga.

B.       Tanda dan Gejala


Tanda dan Gejala yang lazim terjadi, pada infeksi (Smeltzer, 2002) sebagai berikut :
1.      Rubor
Rubor atau kemerahan merupakan hal yang pertama yang terlihat di daerah yang mengalami
peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke
daerah peradangan. Sehingga lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi local dan kapiler
meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebut hyperemia atau kongesti,
menyebabkan warna merah local karena peradangan akut.
2.      Kalor
Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Kalor disebabkan pula
oleh sirkulasi darah yang meningkat. Sebab darah yang memiliki suhu 37 derajat celcius
disalurkan ke permukaan tubuh yang mengalami radang lebih banyak daripada ke daerah normal.
3.      Dolor
Perubahan pH local atau konsentrasi local ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf.
Pengeluaran zat seperti histamine atau bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit
disebabkan pula oleh tekanan meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang.
4.      Tumor
Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh pengiriman
cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial.
5.      Functio Laesa
Merupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum diketahui secara mendalam
mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang.

5
C. Pohon Masalah

D.      Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan infeksi antara lain pemeriksaan
darah lengkap yang meliputi: hemoglobin, leukosit, hematokrit, eritrosit, trombosit, MCH,
MCHV, hitung jenis: basofil, eosinofil, batang segmen, limfosit, dan monosit, kimia klinik:
LED, GDS, dan albumin.
E.       Penatalaksanaan Medis
a.       Aseptic
Tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan
semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau
menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup maupun benda mati
agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.

6
b.      Antiseptic
Upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
c.       Dekontaminasi
Tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman,
terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan. Contohnya adalah meja
pemeriksaan, alat-alat kesehatan dan sarung tangan yang terkontaminasi oleh darah atau cairan
tubuh disaat tindakan dilakukan.
d.      Pencucian
Tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing seperti debu dan
kotoran
e.       Sterilisasi
Tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur, parasite dan virus) termasuk
bakteri endospore dari benda mati
f.       Desinfeksi
Tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua) mikroorganisme penyebab penyakit dari
benda mati. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan merebus atau menggunakan larutan
kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa bakteri
endospore.
F.      Pengkajian Keperawatan
1.      Identitas
Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
alamat, nomor registrasi, dan diagnosa medis.
2.      Riwayat kesehatan
a.       Keluhan utama : Keluhan yang paling dirasakan pasien untuk mencari bantuan
b.      Riwayat kesehatan sekarang: Apa yang dirasakan sekarang
c.       Riwayat penyakit dahulu
Apakah kemungkinan pasien belum pernah sakit seperti ini atau sudah pernah
d.      Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit yang turun temurun atau penyakit tidak menular
3.      Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual

7
Kebutuhan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual meliputi bernapas, makan, minum, eleminasi, gerak dan
aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa aman dan nyaman, sosialisasi dan
komunikasi, prestasi dan produktivitas, pengetahuan, rekreasi dan ibadah.
4.      Pemeriksaan fisik
a.       Keadaan Umum
Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, postur tubuh, warna kulit, turgor kulit,
dan kebersihan diri.
b.      Gejala Kardinal
Gejala cardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
c.       Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
1)      Inspeksi     : kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum,  keadekuatan
sirkulasi sitemik, pola pernapasan, gerakan dinding dada.
2)      Palpasi       : daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau aksila dan jaringan payudara,
sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur kulit, warna, dan pengisian kapiler.
3)      Perkusi      : mengetahui cairan abnormal, udara di paru-paru, atau kerja diafragma.
4)      Auskultasi : bunyi yang tidak normal, bunyi murmur, serta bunyi gesekan, atau suara
napas tambahan.
5.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan infeksi antara lain pemeriksaan
darah lengkap yang meliputi: hemoglobin, leukosit, hematokrit, eritrosit, trombosit, MCH,
MCHV, hitung jenis: basofil, eosinofil, batang segmen, limfosit, dan monosit, kimia klinik:
LED, GDS, dan albumin.
G.    Diagnosa Keperawatan
Resiko infeksi
Definisi: mengalami peningkatan resiko terserang organisme patogenik
Faktor resiko:
           Penyakit kronis
-          Diabetes mellitus
-          Obesitas
           Pengetahuan yang tidak cukup untuk menghindari pemajanan pathogen

8
           Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
-          Gangguan peristaltic
-          Kerusakan intregitas kulit (pemasangan kateter intravena, prosedur invasif)
-          Perubahan sekresi pH
-          Penurunan kerja siliaris
-          Pecah ketuban dini
-          Pecah ketuban lama
-          Merokok
-          Statis cairan tubuh
-          Trauma jaringan (mis., trauma, destruksi jaringan)
           Ketidakadekuatan pertahanan sekunder
-          Penurunan hemoglobin
-          Imunosupresi (mis., imunitas didapat tidak adekuat, agen farmaseutikal termasuk
imunosupresan, steroid, antibody monoclonal, imunomodulator)
-          Leukopenia
-          Suspensi respon inflamasi
           Vaksinasi tidak adekuat
           Pemajanan terhadap pathogen lingkungan yang meningkat
-          Wabah
           Prosedur invasif
           Malnutrisi
H.       Rencana Keperawatan
No Diagnosa Kriteria hasil Intervensi Rasional
1.        Resiko infeksi Setelah diberikan NIC:
berhubungan asuhan keperawatan Infection Control
dengan… selama …..x 24 Infection Protection
jam.resiko infeksi 1.      Instruksikan
berkurang dengan pengunjung untuk 1.    Meminta pengunjung
kriteria hasil mencuci tangan saat mencuci tangan agar tidak
memasuki dan keluar ada mikroorganisme yang
NOC: dari ruangan pasien tertinggal di tangan

9
Infection severity 2.      Gunakan sarung tangan2.    Menggunakan sarung
Risk control: Infection sesuai mandat tangan untuk melindungi
Process 3.      Melakukan terapi tangan dari cairan dan hal
1.      Tidak ada purulent antibiotic lain yang dapat menjadi
sputum 4.      Monitor kerentanan media penularan penyakit
2.      Pembuangan purulent terhadap infeksi 3.     Memberikan obat untuk
3.       Demam 5.      Menyarankan napas mencegah infeksi
4.      Ketidakstabilan suhu dalam dan batuk efektif 4.    Mengawasi kerentanan
5.      Infiltrasi x-ray dada terhadap penyebaran
6.      Kolonisasi kultur infeksi
sputum 5.    Memberi saran melakukan
7.      Mencari informasi napas dalam dan batuk
terbaru mengenai efektif agar secret mudah
kontrol infeksi keluar
8.      Identifikasi faktor
resiko infeksi
9.      Menyatakan resiko
infeksi personal
10.  Identifikasi resiko
infeksi dalam
kehidupan sehari-hari
11.  Identifikasi strategi
proteksi diri dari orang
yang terkena infeksi

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Faktor yang mencetuskan risiko infeksi pada pasien menurut Potter & Perry
(2005) adalah agen sebagai penyebab infeksinya, yaitu mikroorganisme yang masuk bisa
karena agennya sendiri atau karena toksin yang dilepas, Host adalah yang terinfeksi, jadi
biarpun ada agen, kalau tidak ada yang bisa dikenai, tidak ada infeksi. Host biasanya
orang atau hewan yang sesuai dengan kebutuhan agen untuk bisa bertahan hidup atau
berkembang biak, dan environment (lingkungan) itu lingkungan di sekitar agen dan host,
seperti suhu, kelembaban, sinar matahari, oksige dan sebagainya. Ada agen tertentu yang
hanya bisa bertahan atau menginfeksi pada keadaan lingkungan yang tertentu juga.

B. SARAN

Penulis sadar dan mengakuinya, masih banyak kesalahan dan kekurangan


yang harus ditutupi. Oleh karena itu penulis dengan lapang dada menerima kritik
dan saran dari para pembaca guna dan tujuan untuk memperbaiki dan melengkapi
apa yang kurang dalam makalah kami ini.

11

Anda mungkin juga menyukai