Oleh
Maha Realyta Sukma Dewi
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. R
Umur : 3 Tahun
Tanggal lahir : 08 September 2014
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Nama ibu / ayah : Ny. D / Tn. N
Alamat : Dsn Sigung satu Desa Nasol, Kec
Cikoneng, Kab Ciamis
Tgl masuk RS : 31 Agustus 2017
Tgl Keluar RS : 9 September 2017
OS datang ke IGD RSUD Ciamis dengan
Anamnesis IGD keluhan perut membesar dan keras sejak 1 bulan
yang lalu, os mempunyai riwayat Hirschsprung.
VITAL SIGN
• Keadaan umum : sakit sedang
• Kesadaraan : Compos Mentis
Pemeriksaan IGD • Tekanan darah : tidak dilakukan
• Nadi : tidak dilakukan
• Suhu : 36,7 c
• Respirasi : tidak dilakukan
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT
Pasien datang bersama ibu dan ayahnya ke IGD RSUD Ciamis dengan
keluhan perut membesar sejak 3 bulan yang lalu. Ibu pasien mengatakan
pasien rutin melakukan WO (wash out) seminggu sekali agar bisa BAB.
Pasien mengeluh perut terasa kembung, mual (+), muntah (-), demam (-).
RIWAYAT PERJALANAN
PENYAKIT
Menurut ibu pasien, nafsu makan pasien berkurang, pasien tidak bisa
BAB dan memerlukan tindakan WO seminggu sekali, Sejak 3 bulan lalu
perut pasien membesar walaupun sudah di WO dan pasien sering terlihat
lemas.
Menurut ibu pasien, BB (berat bdan) pasien sulit untuk naik, terkadang
kaki pasien sering bengkak dan rambut pasien sulit tumbuh.
Ibu pasien mengatakan, pasien sering berkeringat ketika malam hari (+),
batuk (+) kurang lebih 1 bulan, batuk berdahak (+), dan sesak (-).
Riwayat Penyakit Dahulu
Menurut ibu pasien, sejak lahir hingga usia 2 bulan BAB pasien
hanya 1 kali/3 hari, usia 3-7 bulan BAB 1 kali/7 hari, pada usia 7 bulan – 2
tahun BAB tiap tiga minggu sekali.
Saat usia 2 tahun pasien berobat ke RSUD ciamis dengan keluhan
susah BAB 1 bulan lebih dan di rujuk ke RSHS dengan diagnosa
Hirschsprung. Pada saat lahir ibu pasien mengatakan anaknya tidak BAB,
Setelah 3 hari os dibawa ke bidan lalu dilakukan (colok dubur) kemudian os
BAB.
Riwayat Pengobatan
Pasien pernah di rawat di RSHS Bandung dengan diagnosa Hirschsprung
selama 5 hari dan kontrol rutin selama tiga bulan ke RSHS dan dinyatakan sembuh
oleh dokter di RSHS Bandung.
Riwayat Penyakit Keluarga
TB paru (-), Anggota keluarga dengan berat badan rendah atau kurus (-)
Riwayat Alergi
Tidak ada
Riwayat Habitualis
1. Usia 6-11 bulan os hanya mendapat MPASI berupa biskuit marie yang di
lumatkan oleh air hangat, os tidak pernah minum susu formula sampai
sekarang.
Riwayat Habitualis
3. Usia 1 -3 tahun os hanya mau makan nasi, kecap dan kerupuk. Os sering
mengkonsumsi nasi sangrai karena menurut pengakuan ibunya agar nasi bekas
kemarin tidak dibuang. Jika ibu os memasak sayur os hanya makan nasi
dengan kuah sayurnya saja. Os tidak suka makan buah-buahan. Ibu os
mengaku anaknya tidak suka makan ikan. Os jarang sekali makan daging
merah (daging sapi, daging kambing), ibu os juga mengaku anak dan
keluarganya hanya makan daging ayam jika hari raya idul fitri saja. Os
tidak suka makan telur dan tahu karna di anggap lembek olehnya.
4. Os sangat menyukai jajanan pedas, ciki-cikian, dan mie instan, os sangat sering
mengkonsumsi mie instan, dalam kurun waktu seminggu os makan mie instan
4-5 kali.
5. Os hanya minum susu kental manis jika ayahnya pulang ke rumah (dalam
satu bulan hanya minum susu kental manis 2 kaleng untuk 3 orang anak)
Riwayat Sosial Ekonomi
1. Os merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara, Os tinggal bersama ibu dan 2 orang
kakaknya di Ciamis. Ayah os tinggal di Bandung karena ayah os sudah lama
berjualan kerupuk di Bandung. Ibu os merupakan ibu rumah tangga dan
tidak bekerja.
2. Ayah os mengaku penghasilan berjualan kerupuk < 1.500.000, dan tidak
pernah menentu setiap bulannya.
Riwayat Reproduksi
1. Riwayat Abortus (-)
2. Jumlah persalinan : 3 kali lahir hidup
Riwayat Kelahiran Lahir Ditolong oleh BB lahir
Cukup bulan
normal/spontan Paraji 2700gram
ASI Eksklusif 6
Riwayat Makanan bulan
Imunisasi
Riwayat Imunisasi Lengkap
Tidak Sesuai
Riwayat Pertumbuhan
usia
• Keadaan umum : tampak sakit sedang
• Kesadaraan : compos mentis
• Vital sign
Tekanan darah : tidak dilakukan
Nadi : 105x/menit
Respirasi : 26x/menit
o
Suhu : 36,5 C
BB : 11 kg
TB : 87 cm
Status Generalis
Kepala : Normocephali, rambut kusam (+)
mudah dicabut (+)
muka seperti orang tua (-)
Mata : Konjungtiva Anemis -/-,
Sklera Ikterik -/-,
Refleks Pupil Isokor +/+
Bitot spot (-)
THT : PCH (-), Sekret (-), faring-tonsil hiperemis (-)
Mulut : Oral hygiene cukup baik.
Bibir sianosis (-)
Mukosa bibir kering (+)
Gusi berdarah (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KBG.
Thorax :
Paru-paru
Inspeksi : normochest, dinding dada simetris,
retraksi sela iga (-), iga gambang
(+)
Palpasi : gerakan dinding dada simetris,
• Auskultasi : vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-
Jantung
• Inspeksi : tampak pulsasi iktus cordis
• Palpasi : teraba iktus cordis
• Auskultasi : Bunyi jantung SI-SII gallop (+)
Abdomen :
Inspeksi :Distensi abdomen (+)
massa (-), Crazy pavement dermatosis (+)
Jaringan parut (-)
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-), organomegali (-)
Perkusi : Hypertimpani
Ekstremitas:
Atas
Akral hangat +/+, CRT <2 dtk , atropi (+), Crazy pavement
dermatosis (+), edema (-)
Bawah
Akral hangat +/+, CRT <2 dtk , atropi (+), Crazy pavement
dermatosis (+), edema (+)
Diagnosa : Hirschsprung
Terapi :
IVFD RL 20 tpm /mikro
Ranitidin 2 x 10 mg
Ampicilin 4 x 200 mg
Saran :
BNO
Konsul dr. Suherjati. S, Sp.A
Check Protein total dan albumin
Pemeriksaan Penunjang BNO
Tanggal 03/09/2017
FOTO : BNO
Follow up hari ke - 5
Tgl : 4 september 2017
S: Perut kembung dan buncit (+), mual (+),
dan BAB (-)
O: HR :105 x/m PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
PX
RR : 26 x/m
• KIMIA DARAH
T : 36,5 oC SGOT (ASAT) 35 U/L/37˄0 C P: 10 – 31; L: 10 – 34
Thoraks : B/G Simetris (+), retraksi (-), SGPT (ALAT) 10 U/L/37˄0 C P: 9 – 36; L: 9 – 46
Masa (-), iga gambang (+)
Abdomen : perut besar (+), BU (+), NT (-), • ELEKTROLIT
perkusi hipertimpani(+) Elektrolit Analyzer (paket)
Na. Natrium 139 mmol/L 137 – 147
Ekstremitas : Akral hangat (+), lesi (-), oedem K, Kalium 3,8 mmol/L 3,6 – 5,4
(+) Cl, Clorida 105 mmol/L 94 – 111
Ca, Kalsium 11,1 mmol/L 8,1 – 10,8
Diagnosa : Hirschsprung
Terapi :
1. IVFD RL 20 tpm /mikro
2. Ranitidin 2 x 10 mg
3. Ampicilin 4 x 200 mg
4. Fleet enema 1x1sup
5. Pro wash out
Saran :
1. Konsul bedah
2. Check elektrolit, SGPT & SGOT
Tgl : 5 september 2017
Follow up hari ke - 6
S: Kentut (+) setelah diberikan fleet enema, Terapi :
BAB (+) setelah di WO, Mual (+), Muntah 1. Benutrion 15tpm
(+), Perut terasa kembung (+), nafsu 2. Futrolit 10 tpm
makan menurun (+). 3. Ranitidin 2 x 10 mg
4. Ampicilin 4 x 200 mg
O: HR :107 x/m
5. Fleet enema 1x1/2sup
RR : 24 x/m 6. Curvit Syr 1x5ml
T : 36,2 oC 7. L-Bio 2x1 sachet
Thoraks : B/G Simetris (+), retraksi (-), 8. Zinc Pro 1x5ml
Masa (-), iga gambang (+) Saran :
Abdomen : perut besar (+), BU (+), NT (-), 1. Check DL, LED
distensi (+), LP : 58. 2. Thorax foto
3. Konsul Gizi
Ekstremitas : Akral hangat (+), lesi (-), oedem
(+)
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 10 kg
TB : 87 cm
Kepala : rambut kusam, mudah
dicabut,
Thoraks : iga gambang (+)
Abdomen : Crazy pavement dermatosis (+)
Ektremitas : atropi otot
Marasmik Kwarsiorkor
Marasmik
Kwarsiorkor
Memperkuat Diagnosis TB Paru
ANAMNESIS
perut membesar sejak 3 bulan
yang lalu
perut terasa kembung, mual (+)
Abdomen :
nafsu makan pasien berkurang,
pasien tidak bisa BAB dan Inspeksi :Distensi abdomen
memerlukan tindakan WO (wash (+) massa (-)
out) seminggu sekali Auskultasi : BU (+)
Palpasi : Nyeri tekan (-),
pasien sering terlihat lemas Perkusi : Hipertimpani
(letargis)
BB sulit untuk naik (gagal
tumbuh)
Gagal mengeluarkan mekonium
dalam 24 jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Etiologi
• Belum diketahui
Manifestasi klinis
Tatalaksana operatif
1. Kolostomi
2. Pull through operation
GIZI BURUK
Gizi buruk merupakan salah satu spektrum dari kelainan yang disebut
malnutrisi energi protein
Kwarsiorkor :
Malnutrisi edematosa, adalah keadaan gizi buruk
yang terutama disebabkan oleh kurangnya asupan protein
Merasmus :
Merupakan malnutrisi non edematosa dengan
wasting berat yang di sebabkan terutama oleh kurangnya
asupan energi atau gabungan kurangnya asupan energi
dan asupan protein
Marasmik-kwarsiorkor (apabila menjukan kedua kriteria
diatas)
• Perubahan mental sampai apatis
• Anemia
• Perubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut atau
rontok ( os rambut mudah dicabut dan terjadi perubahan
warna atau kusam)
• Gangguan sistem gastrointestinal
• Pembesaran hati
• Perubahan kulit (dermatosis), ditemukan persisikan kulit dan
crazy pavement dermatosis ( os ditemukan crazy pavement
dermatosis )
• Atropi otot ( ditemukan atropi pada os )
• Edema simetris pada kedua punggung kaki, dapat sampai
seluruh tubuh ( os edema punggung kaki )
• Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus ( os
terlihat sangat kurus )
• Perubahan mental, cengeng
• Kulit kering, dingin dan mengendor, keriput ( os kulit kering )
• Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit berkurang
• Otot atrofi sehingga kontur tulang terlihat jelas ( os atrofi otot )
Marasmik-kwarsiorkor
( terdapat tanda dan gejala maramus dan kwarsiorkor
secara bersamaan)
Kriteria diagnosis
• Terlihat sangat kurus, edema yang simetris, BB/TB < - 3 SD, LLA < 11,5
BB: 10 KG
TB : 87 cm
Interprestasi hasil diagram pertumbuhan menurut WHO
TATA LAKSANA
• FASE INISIAL (stabilisasi dan transisi)
• FASE REHABILITASI
• FASE PEMANTAUAN
TUBERCULOSIS
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit akibat infeksi bakteri
Mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik hingga dapat
mengenai hampir semua organ tubuh.
FAKTOR RESIKO TB
• Faktor resiko infeksi TB: kontak TB (+), daerah endemis,
kemiskinan, lingkungan yang tidak sehat
• Faktor resiko sakit TB: Usia < 5 tahun, malnutrisi,
kondisi imunocompromised (HIV, keganasan,
transplantasi organ, pengobatan imunosupresi) serta
sosio ekonomi rendah dan lingkungan padat
1. Nafsu makan menurun
2. BB sulit naik, menetap, atau malah turun tanpa
sebab yang jelas
3. Demam subfebris
4. Pembesaran kelenjar superfisial di daerah leher,
aksila, inguinal,
5. Batuk kronis >3 minggu
6. Keluhan gastrointestinal : diare persisten yang tidak
sembuh dengan pengobatan baku.
6