Anda di halaman 1dari 44

Gangguan suasana perasaan

PENDAHULUAN
Emosi : suasana perasaan yang dihayati secara sadar,
bersifat kompleks, melibatkan pikiran, persepsi, dan
perilaku individu.

Mood : emosi yang menetap dan telah meresap yang


mewarnai persepsi orang tersebut terhadap dunia
mencakup kedalaman, intensitas, durasi, dan fluktuasi.

Afek : responsivitas emosi pasien saat ini, yang tersirat


dari ekspresi wajah pasien, termasuk jumlah dan kisaran
perilaku ekspresif.
Gangguan Mood
Suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh
hilangnya perasaan kendali, pengalaman subjektif, dan
adanya penderitaan berat. (Kaplan)

Gangguan dengan gejala utama adanya perubahan


suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya ke arah
depresi dengan atau tanpa ansietas yg menyertainya,
atau ke arah elasi (suasana perasaan meningkat).
(PPDGJ III)
Istilah
Episode manik : eforia yang signifikan, ekspansif, atau
iritabilitas disertai gejala tambahan berupa meningkatnya
kepercayaan diri, berkurangnya kebutuhan tidur, banyak
bicara, loncat gagasan, distrakbilitas, meningkatnya agitasi
psikomotor, dan impulsivitas, yang berlangsung paling
sedikit satu minggu.

Dapat ditemukan gejala psikotik  waham dan halusinasi.


Episode hipomanik :
Hampir sama dengan episode manik namun gejalanya
tidak berat, tidak ada gejala psikotik, dan hendaya tidak
berat dengan durasi lebih pendek yaitu beberapa hari.
Episode depresi :
Perasaan sedih atau anhedonia (tidak ada emosi positif)
disertai gejala tambahan berupa, buruknya konsentrasi,
kurangnya tenaga, rendahnya harga diri, rasa bersalah,
ide-ide bunuh diri, gangguan tidur dan berat badan
yang terjadi hampir setiap hari selama dua minggu.
Episode campuran :
Terpenuhinya kriteria untuk episode mania dan depresi
paling sedikit satu minggu. Bisa disertai gejala
psikotik, hendaya fungsi psikososial dan pekerjaan
derajat berat.
Algoritma Diagnosis Dari Gangguan Mood
Gangguan
Depresi
Epidemiologi
 Perempuan > laki-laki  perbedaan hormon,

pengaruh melahirkan, perbedaan stresor


psikososial, dan model perilaku yang dipelajari
tentang ketidakberdayaan.
 Awitan antara 20-50 tahun.

 Tidak memiliki hubungan interpersonal.


Di Indonesia, dari keseluruhan pasien dengan gangguan kejiwaan
sekitar 6% merupakan gangguan depresi (Riskesdas, 2013).
Etiologi Gangguan Depresi
Genetik
Faktor
Norepinefrin
organobiologik

Amin
Serotonin
biogenik
ETIOLOGI Regulasi Dopamin
neuroendokrin
Peristiwa kehidupan dan
stres lingkungan
Faktor
psikososial Faktor
Faktor kepribadian
psikodinamik
DIAGNOSIS BANDING
Gangguan Depresi
TATALAKSANA
Gangguan Depresi
1. Non Farmakologi
Terapi kognitif
I
Terapi
AP Psikoterapi
R interpersonal
Terapi
Terapi perilaku
TE keluarga
FARMAKOLOGI
Gangguan
Depresi
Prognosis
Gangguan Depresi

sis Episode

no Gejala psikotik
og Indikator
Pr psikososial

Komorbiditas
Gangguan
Bipolar
Bipolar I:
Episode berulang depresi atau campuran dan
manik.

Bipolar II:
Episode berulang depresi dan hipomanik.
Epidemiologi
Gangguan Bipolar

 Insidensi didunia (11 negara); 0,6% BD I dan 0,4% BD II.

 Di indonesia, dari keseluruhan pasien dengan gangguan

kejiwaan sekitar 3% merupakan gangguan bipolar.


 Laki-laki = perempuan.

 Rata-rata usia remaja dan dewasa (25 tahun).

 Tidak memiliki hubungan interpersonal.


Etiologi
Gangguan Genetik
Bipolar
Peningkatan kadar
kalsium intraseluler

Penurunan protein
ETIOLOGI
sitoprotektif

Abnormalitas
noradrenergik

Perubahan biokimia di
sistem limbik
DIAGNOSIS BANDING
Gangguan Bipolar
TATALAKSANA
Gangguan Bipolar
1. Non-farmakologi
PI Terapi kognitif
A
Terapi
Psikoterapi
R interpersonal

E Terapi keluarga Terapi perilaku


T
Farmakologi
Rekomendasi obat untuk agitasi akut pada GB
Rekomendasi terapi depresi akut pada GB I
Rekomendasi terapi rumatan pada GB I
Rekomendasi terapi
depresi akut pada GB
II
Rekomendasi terapi rumatan pada GB II
Prognosis
Gangguan Bipolar

sis Episode
Awitan
no
og
Pr Suicide
Komorbidit
as
Gangguan
Mood Menetap

1. Distimia
2. Siklotimia
DISTIMIA

Perasaan tidak adekuat, bersalah, iritabilitas, kehilangan


minat, penarikan diri, dan tidak produktif.

Mood depresi selama kurang lebih 2 tahun  tidak


pernah ada gejala yang memenuhi kriteria episode
depresi berat, manik, atapun hipomanik.
Epidemiologi
Distimia

 6% dari keseluruhan gangguan depresi.

 Laki-laki = perempuan.

 Awitan dini = masa kanak-kanak dewasa.

 Tipe kepribadian ambang.


Etiologi
Distimia

ETIOLO
GI
Faktor
Faktor Teori
psikososia
biologik kognitif
l
Diagnosis Banding
Distimia

Gg. depresif
ringan

Gg. depresif
DD
singkat berulang

Penyalahgunaan
zat
Tatalaksana
Distimia

Non farmakologi:
 Psikoterapi berorientasi tilikan

 Psikoterapi : terapi kognitif, interpersonal, dan perilaku

 Terapi keluarga dan kelompok

Farmakologi:
 SSRI, ex: fluoxetine

 MAOI, ex: selegiline


PROGNOSIS
Distimia

Tidak pernah mencapai pemulihan sempurna  pronosis


baik dengan terapi.

20%  gangguan depresif berat

15%  ganggaun bipolar II

5%  ganggaun bipolar I


SIKLOTIMIA
Gejala ringan dari gangguan bipolar II  tidak pernah memenuhi
kriteria episode depresif berat dan tidak memenihu kriteria
episode manik selama 2 tahun pertama gangguan.

Sebagian besar tidak menyadari bahwa memiliki gangguan


psikiatri.

Sensitif, hiperaktif, dan tergantung mood (seperti anak-anak) 


kesulitan hubungan interpersonal.
Epidemiologi
Siklotimia

 Perempuan > laki-laki.

 Awitan pada usia 15-25 tahun.

 Tipe kepribadian ambang.


Etiologi
Siklotimia

ETIOLOG
I
Faktor
Faktor
psikososia
biologi
l
Diagnosis Banding
Siklotimia

Gg. defisit
perhatian
DD
Gg. bipolar II
Tatalaksana
Siklotimia

Non farmakologi:
 Terapi psikososial

 Terapi keluarga dan kelompok

Farmakologi:
Obat penstabil mood, ex: lithium
PROGNOSIS
Siklotimia

Pasien dengan pertahanan ego dan strategi koping yang


adaptif memiliki hasil yang lebih baik.

2/3 pasien berkembang menjadi gangguan bipolar II.


Daftar Pustaka
1. Marwick,K; Birrel,M., 2013. The Mood (Affective)
Disorders in Crash Course Psychiatry, 4 th Edition.
Edinburgh : Elsevier Ltd. Pp:133-137.
2. Amir N. 2013. Buku ajar psikiatri. Edisi ke 2.
Jakarta: FKUI.
3. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis psikiatri:
ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis. Edisi ke-
7, Jilid 1. Jakarta Binarupa Aksara; 2010.
Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai