Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATERNITAS

PEMERIKSAAN FISIK IBU POST PARTUM

Disusun Oleh :

Asep Muhamad Jamil

2B

18061

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIREBON

TAHUN AJARAN 2020/2021

Jl. Walet No.21, Kertawinangun, Kedawung, Cirebon, Jawa Barat 45153


PEMERIKSAAN FISIK IBU NIFAS

A. Pengertian
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara mengetahui gejala atau masalah kesehatan
yang dialami oleh ibu nifas dengan mengumpulkan data objektif dilakukan pemeriksaan
terhadap pasien.

B. Tuj uan
Tujuan pemeriksaan fisik ibu nifas adalah

1. Untuk mengumpulkan data


2. Mengidentifikasi masalah pasien
3. Menilai perubahan status pasien
4. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan yang telah di berikan

C. Peralatan:
1. Stetoschope
2. Spignomanometer
3. Thermometer
4. Jam tangan
5. Reflex hammer
6. Pengukur tinggi badan
7. Timbangan

D. Persiapan pemeriksaan fisik ibu nifas


Ada beberapa hal yang perlu di persiapkan sebelum melakukan pemeriksaan fisik ibu
nifas:
1. Persiapan ruangan. Ruangan disiapkan sebaik mungkin misal dengan memasang
penyekat, mengatur pencahayaan.
2. Persiapan alat baki 1 buah, tensi meter dan stetoskop, termometer,senter, kapas + air
DTT, hand schoen 1 pasang, pincet, bengkok, tempat sampah, larutan clorin 0,5 %.
3. Persiapan pasien sebelum melakukan pemeriksaan beritahu pasien tindakan yang akan
dilakukan, atur posisi untuk mempermudah pemeriksaan, atur pasien seefisien
mungkin.
E. Hal-Hal Yang Perlu di Perhatikan Ibu Pada Masa Post Partum
a) Personal hygiene
Kebersihan diri sangat penting dilakukan pada masa post partum, kondisi ibu pasca
melahirkan sangatlah rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat
penting dilakukan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi.Dan kebersihan
wajib dilakukan pada area tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan yang sangat
penting untuk tetap dijaga (Saleha, 2009).
b) Istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk memulihkan
kembali keadaan fisiknya setelah melahirkan. Keluarga disarankan untuk
memberikan kesempatan kepada ibu untuk beristirahat yang cukup sebagai
persiapan untuk merawat bayi salah satunya pada perawatan tali pusat nanti.
c) Senam nifas
Dilakukan sejak hari pertama melahirkan setiap hari sampai hari kesepuluh, terdiri
dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan
keadaan ibu. Senam nifas membantu untuk memperbaiki sirkulasi darah, dan
memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperkuat otot
panggul dan membantu ibu untuk lebih rileks dan segar pasca melahirkan (Suherni,
2009).

PEMERIKSAAN FISIK

1. Asuhan 2 – 6 Jam Pertama


Semua ibu memerlukan pengamatan yang cermat dan penilaian dalam awal masa
nifas. Sebelum ibu dipulangkan dari klinik atau sebelum meninggalkan rumah sakit.
Proses penatalaksanaan kebidanan digunakan untuk:
a. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
b. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya bagaimana cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman
c. Memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu – bayi
d. Memulai dan mendorong pemberian ASI
1) Pengumpulan Data
Sebelum ibu dipulangkan atau bidan pulang dari rumah ibu, bidan harus
mengumpulkan data untuk memastikan bahwa keadaan ibu sudah stabil.
a. Komponen pemeriksaan psikososial:
- Menanyakan apa yang dirasakan ibu
- Menanyakan keluhan atau hal yang ingin diketahui ibu
- Menanyakan kesiapan peran menjadi ibu
b. Komponen pemeriksaan fisik
- Kesehatan umum ibu
- Tanda-tanda vital
- Fundus Uteri
- Kontraksi
- Lochea
- Kandung kemih

Parameter Penemuan Normal Penemuan Abnormal

Kesehatan -   Letih -   Terlalu letih, lemah


umum

Tanda-tanda -  TD < 140/90mmHg; mungkin-   TD >140/90mmHg


Vital bisa naik dari tingkat disaat-   Suhu tubuh > 380C
para-persalinan 1–3 hari-   Denyut nadi > 100
setelah persalinan
-   Suhu tubuh < 380C
-   Denyut nadi 60 – 100
Fundus Kuat, berkontraksi baik, Lembek, diatas ketinggian
Tidak berada diatas fundus saat masa pasca
ketinggian salin
Lochea Merah kehitaman (lochea Merah terang, bau busuk,
rubra), bau biasa, tidak ada mengeluarkan gumpalan
gumpalan darah atau butir- darah, perdarahan hebat
butir darah beku, jumlah
perdarahan yang ringan atau
hanya sedikit (1 pembalut
dalam 24 jam)
Kandung kemih -   Bisa buang air -   Tidak bisa buang air

Berdasarkan data yang dihimpun, bidan akan bisa memutuskan apakah masa nifas ibu normal
atau abnormal

2. Asuhan 2-6 Hari sampai 2 – 6 Minggu


Kunjungan post partum yang dilakukan 2-6 hari dan 2-6 minggu setelah melahirkan
adalah hampir sama. Tujuan dari kunjungan ini adalah:
a. Memastikan bahwa ibu sedang dalam proses penyembuhan yang aman
b. Memastikan bahwa bayi sudah bisa menyusu tanpa kesulitan dan sudah
bertambah berat badannya
c. Memastikan bahwa ikatan batin antara ibu-bayi sudah terbentuk
d. Memprakarsai penggunaan kontrasepsi
e. Menganjurkan ibu membawa bayinya ke unit kesehatan setempat (posyandu)
untuk ditimbang dan immunisasi.

Pemeriksaan fisik ini dilakukan pada hari ke-2 sampai hari ke-6 dan minggu ke-2
sampai minggu ke-6 pascapersalinan.
1. Melakukan pemeriksaan tanda vital: Tekanan darah ,nadi, suhu dan pernafasan
2. Melakukan pemeriksaan payudara, apakah terdapat benjolan, abces,
pembesaran kelenjer serta keadaan putting susu
3. Melakukan pemeriksaan abdomen
a. Melihat apakah ada luka operasi
b. Lakukan palpasi apakah ada uterus diatas pubis atau tidak
c. Lakukan palpasi untuk mendeteksi masa dan nyeri tekan
d. Lakukan pemeriksaan kandung kemih
4. Melakukan pemeriksaan kaki apakah ada varises, warna kemerahan pada
betis, dan oedem
5. Melakukan pemeriksaan genetalia, lokia dan perineum

SOP
(Hari ke 2-6 dan Minggu ke 2-6)

No Langkah/SOP

1 Menyambut ibu dan memperkenalkan diri

2 Menanyakan apa yang dirasakan ibu

3 Menanyakan mengenai kelahiran:

-  - Siapa yang memberikan asuhan


-  - Dimana ia melahirkan
-  - Komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan setelah kelahiran
-  - Jenis persalinan (spontan, vacum, operasi)
-  - Robekan atau episiotomi
4 Menanyakan apakah ibu mengkonsumsi zat besi

5 Menanyakan apakah ibu mengkonsumsi obat-obatan lain

6 Mengambil riwayat diet:

- Apa yang ia makan

- Berapa sering ia makan

- Apakah sering mengkonsumsi suplemen

- Apakah ia lelah, mengantuk, sakit kepala, kehilangan selera makan, mual dan

Muntah

7 Menanyakan mengenai kelangsungan kehidupan seks ibu:

-  - Kenyamanan fisik
-  - Kenyamanan emosi
8 Menanyakan mengenai penggunaan kontrasepsi

9 Menanyakan mengenai tanda-tanda bahaya:

-  - Kelelahan, atau sulit tidur


-  - Demam
-  - Nyeri atau terasa panas waktu buang air kecil
-  - Sembelit, hemoroid
-  - Sakit kepala terus menerus, nyeri, bengkak
-  - Nyeri abdomen
-  - Cairan vagina yang berbau busuk
-  - Sangat sakit saat payudara disentuh, pembengkakan, puting susu pecah-pecah
-  - Kesulitan dalam menyusui
-  - Kesedihan
-  - Merasa kurang mampu merawat bayi secara memadai
-  - Rabun senja
SOP

(Hari ke 2-6 dan Minggu ke 2-6)

No Langkah/SOP

1 Mengamati tingkat tenaga & emosi ibu selama kunjungan

2 Periksa tekanan darah, suhu tubuh & nadi

3 Jelaskan pada ibu saat melakukan pemeriksaan

4 Mencuci tangan keseluruhan dgn sabun cair serta mengeringkan dengan handuk

5 Melakukan pemeriksaan payudara :

Meminta pasien berbaring dengan lengan kiri di atas kepala. Kemudian palpasi
payudara kiri secara sistematis sampai ketiak, catat adanya massa, benjolan yang
membesar, pembengkakan atau abses.

Ulangi prosedur tersebut untuk lengan kanan

6 Melakukan pemeriksaan abdomen

- Periksa bekas luka operasi, jika ada luka operasi baru

- Menentukan tinggi fundus uteri

- Menentukan kontraksi uterus

- Menentukan kandung kemih

7 Memeriksa kaki untuk :

- Vena varises

- Kemerahan pada betis


-Tulang kering, pergelangan kaki, kaki untuk edema (perhatikan tingkat  edema

piting, jika ada)

8 Mengenakan sarung tangan pemeriksaan yang bersih

9 Membantu klien pada posisi untuk pemeriksaan perineum

10 Menekuk telapak kaki untuk diperiksa nyeri betis (tanda homan)

11 Memberitahukan ibu tentang prosedur tersebut

12 Memeriksa perineum untuk penyembuhan dari laserasi atau penjahitan episiotomi

13 Perhatikan warna, konsistensi & bau dari lochea

14 Memberitahukan ibu mengenai hasil temuan

15 Menaruh sarung tangan dalam larutan chlorin 0,5%

16 Mencuci tangan dengan sabun & air mengalir serta mengeringkan dengan handuk

Referensi

http://eprints.umm.ac.id/42620/3/BAB%20II.pdf
http://syefrinayuwinda.blogspot.com/2012/06/pemeriksaan-fisik-pada-ibu-nifas.html
https://www.scribd.com/doc/90591965/Pemeriksaan-Fisik-Ibu-NifaS

Anda mungkin juga menyukai